T-CASH’s Achievement This Year And Its Transformation in 2018

T-CASH is practically known as inseparable part of Telkomsel. To guarantee all T-CASH services are available to public, T-CASH’s CEO Danu Wicaksana explained T-CASH’s achievement and future plans.

“Today we want to announce the latest information about T-CASH which in the past year has gained active users four times higher focus on two market segments, micro and lifestyle.”

Previously, Wicaksana has mentioned about T-CASH to be an agnostic service. The plan is in 2018’s first quarter, T-CASH will be available for public use.

“By this plan, we expect to be an independent mobile money service and ready to collaborate, not only with other telco operators but also corporate and government,” Wicaksana said.

By being agnostic product, T-CASH target is to gain massive new users outside of Telkomsel users.

Focus on the growth of mobile app users

Since its launching, T-CASH now has 10 million registered users, 60 million annual transactions and claims the 90% users have a good experience using T-CASH.

Of the four user interfaces T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App and Web-Check Out) owned, most users still go with USSD in using T-CASH. Mobile app users are considered insignificant.

It is now become T-CASH’s next focus to change usage perception in the form of sticker and USSD.

“We aware of all Indonesian users, not everyone has compatible smartphone to use T-CASH mobile app, it causes SMS-based USSD is still dominant. However, we eagerly need to encourage mobile app usage in the future,” said Wicaksana.

For T-CASH top up, usually called CICO (Cash-In-Cash-Out), mostly used by users are ATM, modern retail (Indomaret and merchants), Telkomsel Grapari and T-CASH Bang.

“In addition, we begins to receive lots of funding initiated by government, corporate to remittance using T-CASH,” added Wicaksana.

Provide lending to enterprises

With new concept developed over the past year, T-CASH has six framework strategies, among those are focus to airtime, offline merchant payment, online payment, online payment, remittance/P2P transfer, transport and financial services (insurance and lending). All those frameworks will be applied gradually by T-CASH as a solid framework.

“For the remittance, only T-CASH has a real-time process, money transferred to the registered banks and directly received by users,” said Wicaksana.

In terms of transportation, T-CASH plans to have partnership with Blue Bird and Transjakarta as payment service provider. As for the Financial Services segment, which currently under development, it can be used by related parties to see user’s credit scoring.

“We also have worked with BTPN, BNI and BTN in terms of funding allocation in various number to enterprises in Indonesia,” Wicaksana said.

T-CASH’s next target

Beside spinning off from Telkomsel and becoming independent, T-CASH’s next plan is to strengthen the 10 million customer base to 100-120 million in 5 years. In 2019-2020, T-CASH plans to get into scale-up stage, followed by becoming major player until 2021.

T-CASH will compete with other server-based payment service, including those initiated by telco, banking or startups. Example for latter parts are Go-Pay and DANA.

“As a server-based service, T-CASH is expected to be the number one mobile money provider in Indonesia, as well as encourage financial inclusion and cashless society in Indonesia,” Wicaksana ended.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Pencapaian T-CASH dan Rencana Transformasi Menjadi Platform Agnostik Tahun 2018

T-CASH bisa dibilang masih dikenal masyarakat sebagai bagian tak terpisah dari layanan pengguna Telkomsel. Untuk memastikan semua layanan T-CASH bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, hari ini CEO T-CASH Danu Wicaksana menjabarkan pencapaian dan rencana ke depan T-CASH.

“Pada hari ini kami ingin menyampaikan informasi terkini soal T-CASH yang selama satu tahun terakhir telah mengalami peningkatan jumlah active user hingga empat kali lipat dan fokus kepada dua segmentasi pasar, yaitu mikro dan lifestyle.”

Sebelumnya Danu telah mengungkapkan bahwa T-CASH akan menjadi layanan yang agnostik. Rencananya, kuartal pertama tahun 2018, layanan tersebut akan tersedia secara umum.

“Dengan rencana tersebut kami ingin menjadi layanan mobile money yang bersifat independen dan bisa berkolaborasi, bukan hanya dengan operator telekomunikasi lain, namun juga korporasi hingga pemerintah,” kata Danu.

Dengan kehadiran produk yang bersifat agnostik tersebut, target T-CASH adalah mendapatkan pengguna baru dalam jumlah masif di luar pengguna Telkomsel.

Fokus ke pertumbuhan pengguna aplikasi mobile

Sejak diluncurkan hingga kini, T-CASH telah memiliki 10 juta pengguna T-CASH yang terdaftar, 60 juta transaksi per tahun (annual), dan mengklaim sebanyak 90% pengguna merasakan pengalaman yang baik saat menggunakan T-CASH.

Dari empat user interface yang dimiliki T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App, dan Web-Check Out), sebagian besar pengguna T-CASH masih memanfaatkan USSD untuk menikmati T-CASH. Jumlah pengguna aplikasi mobile dianggap masih kurang.

Hal tersebut kemudian menjadi fokus T-CASH selanjutnya, yaitu mengubah persepsi penggunaan T-CASH yang kebanyakan menggunakan sticker dan USSD.

“Kami menyadari dari sekian banyak pengguna yang ada di Indonesia tidak semua memiliki smartphone untuk penggunaan aplikasi mobile T-CASH, karena alasan itulah penggunaan USSD melalui SMS masih dominan. Namun ke depannya kami ingin mendorong lebih banyak pengguna untuk memanfaatkan aplikasi mobile,” kata Danu.

Sementara untuk pengisian T-CASH, atau yang dikenal dengan istilah CICO (Cash-in Cash-out), yang paling banyak digunakan adalah pengisian memanfaatkan ATM, ritel modern (Indomaret dan merchant), Grapari Telkomsel, dan Bang T-CASH.

“Selain itu kami juga mulai menerima banyak penyaluran dana yang diinisiasi oleh pemerintah, korporasi, hingga remittance memanfaatkan T-CASH,” kata Danu.

Hadirkan pinjaman (lending) kepada UKM

Dengan konsep baru yang mulai dikembangkan selama satu tahun terakhir, T-CASH memiliki enam strategi framework, di antaranya adalah fokus kepada airtime, offline merchant payment, online payment, remittance/P2P transfer, transportasi dan financial services (asuransi dan pinjaman). Semua kerangka tersebut bakal diterapkan secara bertahap oleh T-CASH sebagai kerangka yang solid.

“Untuk remittance sendiri hanya T-CASH yang memiliki proses secara real time, yaitu uang yang ditransfer melalui T-CASH ke bank-bank yang terdaftar sudah bisa secara langsung diterima oleh pengguna,” kata Danu.

Sementara untuk transportasi, T-CASH memiliki rencana untuk menjalin kerja sama dengan Blue Bird dan TransJakarta sebagai penyedia layanan pembayaran. Sementara untuk segmen Financial Services, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan, bisa dimanfaatkan pihak terkait untuk melihat credit scoring pengguna.

“Kami juga telah bekerja sama dengan bank BTPN, BNI, dan BTN dalam hal pemberian modal dalam jumlah beragam kepada UKM di seluruh Indonesia,” kata Danu.

Target T-CASH selanjutnya

Selain memisahkan diri dengan Telkomsel dan menjadi perusahaan yang independen, rencana T-CASH selanjutnya adalah memperkuat customer base yang saat ini sudah berjumlah 10 juta menjadi 100-120 juta dalam waktu 5 tahun ke depan. Pada tahun 2019-2020 mendatang, T-CASH berencana masuk ke tahap scale-up, dilanjutkan dengan menjadi pemain utama hingga tahun 2021 mendatang.

T-CASH akan bersaing dengan sejumah layanan pembayaran berbasis server lainnya, termasuk yang diinisiasi perusahaan telekomunikasi, perbankan, maupun startup. Yang terakhir ini contohnya seperti Go-Pay dan DANA.

“Sebagai layanan yang berbasis server, T-CASH diharapkan bisa menjadi mobile money provider nomor satu di Indonesia, sekaligus mendorong inklusi finansial dan cashless society di Indonesia,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

Terhubung dengan Skrill, Dompetku Bisa Terima Transfer Uang dari Seluruh Dunia

Indosat Dompetku Pengiriman Uang (DMP) kini terkoneksi dengan jaringan global Skrill. Hal ini memungkinkan pengguna layanan Dompetku untuk dapat menerima kiriman uang dari seluruh belahan dunia secara real-time. Skrill, sebagai bagian dari Paysafe Group, merupakan penerbit e-money resmi pertama di Eropa, dengan sekitar 40 juta nasabah, 180.000 merchant dan telah memproses transaksi senilai hampir 16 miliar Euro per tahun, serta telah beroperasi di lebih dari 200 negara yang melayani lebih dari 40 mata uang.

Dengan terkoneksinya Indosat Dompetku dengan Skrill, pelanggan dapat menggunakan layanan ini untuk pengiriman uang dari seluruh dunia secara online ke Indonesia. Untuk melakukannya, pengirim perlu membuka rekening Skrill dan mengisi saldo menggunakan kartu kredit atau transfer bank, kemudian dikirim ke nomor seluler Indosat, maka penerima akan menerima dananya dalam rekening Dompetku Indosat yang dimiliki.

Prashant Gokarn, Chief New Business and Innovation Officer Indosat Ooredoo, dalam sambutannya mengatakan:

“Dengan bekerja sama dengan salah satu akses pembayaran internasional seperti Skrill, kami dari MFS merasa senang karena kerja sama ini menguntungkan bagi pelanggan Dompetku Indosat Ooredoo dan juga bagi pelanggan Skrill sendiri, karena dengan adanya kerja sama ini memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan transfer uang Internasional dari luar negeri ke Indonesia. Semoga kerja sama ini terus akan berkembang dan membawa produk Remittance yang ditawarkan oleh Indosat Ooredoo akan maju dan meningkat ke tahun-tahun berikutnya.”

Manfaat lain yang bisa dinikmati adalah nasabah yang memiliki dana dalam rekening Skrill dapat mencairkan dana mereka langsung ke dalam rekening Dompetku sehingga langsung bisa digunakan saat itu juga, seperti ditarik tunai di lokasi rekanan Indosat seperti Gerai Indosat Ooredoo, Alfamart, Alfamidi atau dana dapat juga ditransfer ke rekening bank lain di Indonesia yang terdapat dalam jaringan ATM Bersama dengan tarif transfer ATM normal.

Chief Executive Paysafe Digital Wallets Lorenzo Pellegrino mengatakan , “Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan jaringan ponsel terkemuka seperti Indosat Ooredoo untuk membuka akses transfer uang internasional, yang merupakan pendorong utama dalam pertumbuhan finansial dan perekonomian di Indonesia.”

Layanan Mobile Money Asal Inggris Segera Berinvestasi di Indonesia

BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) kembali mengumumkan rencana penerimaan dana investasi. Kali ini Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan ada perusahaan asal Inggris, yang bergerak di bidang layanan mobile money, yang siap menggelontorkan dana $5 juta (atau senilai dengan Rp 65 miliar).

“Direktur perusahaan tersebut telah bertemu dengan perwakilan BKPM di London dan menyampaikan akan melakukan perluasan investasinya di bidang mobile money di Indonesia, sehingga dalam jangka waktu lima tahun ke depan, total nilai investasi akan mencapai sekitar $5 juta,” kata Franky.

Perusahaan tersebut, yang belum disebutkan namanya, kabarnya juga telah mendapatkan Izin Prinsip dari BKPM di awal tahun 2016 ini sebagai usaha telekomunikasi nirkabel dengan nilai investasi $1,14 juta (Rp 15 miliar).

Seperti harapan-harapan dari tiap investasi, dalam wacana ini Franky turut mengharapkan prospek yang positif untuk perkembangan bangsa terutama di sektor IT dan ekonomi digital yang tengah tumbuh. Berdasarkan pemberitaan Detik, kesempatan kali ini juga diusahakan menjadi pemicu untuk investasi-investasi lanjutan dari perusahaan Inggris.

Jika melihat tren yang berkembang, menggarap pasar Asia Tenggara terutama Indonesia merupakan hal yang menggiurkan di ranah digital dewasa ini. Franky sendiri melihat potensinya dan serta merta mendukung dalam aspek birokrasi yang disederhanakan. “Berinvestasi di Indonesia lebih mudah karena proses perizinan lebih cepat,” ungkapnya.

Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM London Nurul Ichwan ikut menyampaikan perannya yang mengiringi proses minat investasi dari pihak yang terlibat, “Saat ini kami menyediakan layanan end to end services kepada investor sehingga perusahaan telekomunikasi tersebut tentu kami harapkan dapat menggunakan services kami untuk mempercepat perluasan investasi mereka.”

Minggu lalu, BKPM turut mewartakan niatan dari perusahaan perakit ponsel asal Amerika Serikat dengan nilai $18 juta (Rp 240 Miliar), dan perusahaan penyedia konten hiburan asal Malaysia dengan nilai $10 juta (Rp 130 Miliar).

Ranah e-commerce Indonesia memang merupakan magnet bagi pelaku usaha yang berburu potongan kue dari market share tersebut. Tidak heran jika industri yang bersinggungan seperti vendor perangkat ponsel, dan solusi pembayaran online turut menaruh minat mengiringi roda bisnis nasional.

Telkomsel Berikan Inovasi Baru untuk TCash

Telkomsel TCash segera mendapat beberapa inovasi baru. Telkomsel bekerja sama dengan anak perusahaan Wirecard, PT Prima Vista Solusi, dan PT Finnet Indonesia (Finnet) untuk menyempurnakan teknologi NFC yang ada di TCash. Secara spesifik Wirecard akan memberikan kemampuan NFC point-of-sale yang terintegrasi dengan front-end sistem merchant yang akan semakin memudahkan pengguna dalam melakukan pembayaran. Continue reading Telkomsel Berikan Inovasi Baru untuk TCash

Sony Bantu Indosat Sediakan SIM untuk Transaksi E-Money

Indosat dan Sony Felica klaim sediakan SIM untuk e-money yang pertama di Indonesia / Shutterstock

Sony tampaknya sedang gencar menjajaki Indonesia sebagai pasar baru mereka. Setelah minggu lalu menjalin kerja sama dengan Telkom untuk urusan smart card dengan teknologi NFC, kini mereka juga bermitra dengan Indosat memberdayakan smartphone untuk peruntukkan e-money memanfaatkan teknologi FeliCa.

Continue reading Sony Bantu Indosat Sediakan SIM untuk Transaksi E-Money

Dukung Gerakan Nasional Non-Tunai, Telkomsel Luncurkan T-Cash Tap

IMG_1243

Sebagai operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkomsel menganggap serius layanan mobile money mereka yang bernama T-Cash Tap. Hari ini (15/10), pihaknya secara resmi kembali meluncurkan produk tersebut dengan disematkan teknologi dan inovasi untuk membantu lapisan masyarakat memiliki akses sistem keuangan secara lebih luas.

Continue reading Dukung Gerakan Nasional Non-Tunai, Telkomsel Luncurkan T-Cash Tap

Dompet Elektronik Smartfren Uangku Targetkan Miliki Seratus Ribu Pengguna Aktif Tahun Ini

Uangku ini menjadi layanan dompet elektronik paling inovatif di Indonesia / DailySocial

Senada dengan BBM Money yang berusaha meningkatkan kemampuan layanannya, Uangku yang diusung Smartfren tidak mau kalah. Mulai dibangkitkan kembali sejak sembilan bulan yang lalu, baru-baru ini Uangku memperbarui tampilan dengan dukungan pembaruan di App Store dan Google Play setiap dua minggu sekali.

Continue reading Dompet Elektronik Smartfren Uangku Targetkan Miliki Seratus Ribu Pengguna Aktif Tahun Ini

Perspektif Fiserv Tentang Kondisi Mobile Money di Indonesia

Fiserv merupakan salah satu layanan teknologi keuangan terbesar di dunia yang mulai berekspansi ke pasar Indonesia. Dalam sebuah kesempatan, kami berhasil mewawancarai Sunil Sanchdev, Managing Director for International Payments GroupFiserv, dan Andrew Parker, Sales Director for Digital Channel in Asia Pacific Fiserv, untuk berbicara mengenai kondisi mobile money di Indonesia dan tantangan yang harus dihadapi ke depannya. Continue reading Perspektif Fiserv Tentang Kondisi Mobile Money di Indonesia

Fiserv’s Perspective on Mobile Money in Indonesia

Sunil and Andrew

Fiserv is one of the world biggest financial technology (fintech) service provider that currently looking to expand its business in Indonesia. We had a chance to speak with Sunil Sachdev, Fiserv’s Managing Director for International Payments Group, and Andrew Parker, Fiserv’s Sales Director for Digital Channels in Asia Pacific, about mobile money condition in Indonesia and what is the challenge that needs to be overcame.

Continue reading Fiserv’s Perspective on Mobile Money in Indonesia