Moladin Rilis Aplikasi untuk Bantu Tata Kelola Dealer Mobil

Moladin Group resmi meluncurkan aplikasi yang memudahkan pemilik dealer mobil untuk beroperasi. Platform ini berfungsi untuk menyederhanakan dan meningkatkan transparansi aktivitas operasional dealer.

Dealer berperan penting untuk menghubungkan pembeli dengan pemberi pinjaman. Namun mereka sering dihadapkan pada isu terkait pencatatan data hingga interaksi dengan berbagai pemangku kepentingan. Selain itu, dealer mobil juga memiliki akses terbatas ke layanan teknologi. Faktor-faktor di atas disebut menghambat pertumbuhan bisnis mereka.

“Hubungan dekat kami dengan dealer selama tujuh tahun terakhir telah memberi kami pemahaman yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi para dealer,” kata CPO Moladin Praz Perkasa.

Aplikasi Moladin Dealer saat ini baru tersedia untuk pengguna perangkat Android. Klaimnya, aplikasi ini telah di telah diunduh sekitar 5.000 dealer.

Adapun, Moladin menyiapkan sejumlah fitur untuk mengatasi tantangan di atas, antara lain pelacakan plafon pinjaman, pelacakan siklus penagihan, pemantauan pinjaman berlangsung maupun yang sudah lewat, pelunasan pinjaman lebih awal, dan akses ke dokumen pasca-pencairan pinjaman

Selain itu, aplikasi Moladin Dealer juga mengotomatisasi sejumlah proses bisnis yang biasanya dilakukan secara manual oleh salesforce. Dengan begitu, mereka bisa fokus menyiapkan inisiatif-inisiatif yang lebih strategis, seperti membangun hubungan dengan dealer.

“Aplikasi Moladin Dealer memberdayakan dealer dengan teknologi dan proses yang efisien, menghemat waktu dan mengurangi ketergantungan pada tugas manual. Kami akan menambahkan lebih banyak fitur untuk lebih menyederhanakan pekerjaan dealer di masa mendatang.”

Platform otomotif cukup terdampak dari situasi makroekonomi. Beberapa pemain car marketplace, seperti Moladin dan OLX Autos melakukan pengurangan karyawan tahun lalu. Kemudian, car marketplace asal India Cars24 angkat kaki dari pasar Indonesia padahal baru beroperasi kurang dari 2 tahun.

Moladin pun masuk ke bisnis pembiayaan untuk memperkuat ekosistem penjualan mobil bekasnya. Kendati demikian, situasi tersebut tampaknya tidak menyurutkan kemunculan pemain baru, salah satunya Galemoru, platform penjualan mobil baru yang diklaim pertama di Indonesia. Platform ini meluncur akhir 2023.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memproyeksikan penjualan mobil di 2024 menembus 1,1 juta unit secara wholesale atau pabrikan ke dealer resmi. Mengutip CNBC Indonesia, penjualan mobil tahun lalu tercatat merosot 4,3% menjadi 1 juta unit dibandingkan tahun sebelumnya. 

Saat ini, penjualan mobil bekas online diisi oleh sejumlah pemain, seperti Carro, Carsome, Carmudi, Moladin, OLX Autos, dan Astra mobbi.

Application Information Will Show Up Here

Moladin Resmikan Lini Bisnis Multifinance untuk Perkuat Ekosistem Mobil Bekas

Moladin Group memperkenalkan anak usaha terbaru PT Moladin Finance Indonesia (MOFI) yang bergerak di bidang pembiayaan. Kehadiran bisnis baru ini diyakini dapat memperkuat ekosistem mobil bekas, lantaran tingginya kebutuhan pembiayaan di industri tersebut.

Dalam konferensi pers yang digelar hari ini (21/6), SVP Lending Moladin Mulyadi Tjung menjelaskan, pihaknya mengambil alih mayoritas saham di PT Pro Car International Finance (Pro Car). Izin berhasil dikantongi dari OJK pada akhir Februari 2023 dan transaksi rampung pada satu bulan kemudian. Tidak disebutkan nominal transaksi ini.

“Jajaran direksi MOFI saat ini masih diduduki oleh direksi lama, namun tidak menutup kemungkinan ada perubahan ke depannya,” terangnya.

Menurutnya, kehadiran MOFI di ekosistem Moladin akan memberikan nilai tambah bagi para penggunanya, tidak hanya konsumen akhir namun juga para agen dan diler rekanan Moladin yang membutuhkan akses pendanaan. Oleh karenanya, ekosistem di Modalin jadi target konsumen pertama untuk perilisan awal MOFI ini.

Pada tahap awal ini, seperti kebanyakan perusahaan pembiayaan lainnya, MOFI fokus pada pemenuhan kebutuhan konsumen, baik untuk produktif melalui pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja, maupun kebutuhan konsumtif melalui pembiayaan multiguna.

“Karena untuk melengkapi ekosistem used car tidak terlepas dari kebutuhan pembiayaan di seluruh supply chain-nya, diler butuh pembiayaan inventory sampai jual ke end user juga butuh pembiayaan. Ada agen juga yang butuh untuk modal kerja, multiguna, yang bisa direfensikan ke MOFI.”

Tantangan

Sebagai pendatang baru di industri pembiayaan, MOFI menyadari realita bahwa pentingnya sumber dana yang murah agar bisa memberikan tenor yang kompetitif di pasar. Sejauh ini, perusahaan masih mengandalkan sumber dana dari ekuitas sendiri yang dikombinasikan dari perbankan lokal dan internasional.

Meskipun begitu, sembari bangun reputasi yang baik, perusahaan mengusung pendekatan teknologi yang kuat untuk bangun pengalaman konsumen yang lebih baik dan efisien.

“Perusahaan baru ubah nama di April, jadi kami masih bayi belum bisa disamakan dengan yang sudah dewasa. Kami masih bangun reputasi, sehingga cost of fund kami memang yang belum terbaik. Jadinya kami mengutamakan persaingan bukan dari suku bunga, target kami bangun fondasi supaya bisa kasih consumer experience yang lebih baik,” kata Mulyadi.

Dijelaskan lebih jauh, setiap leads pengajuan pinjaman yang masuk dari ekosistem Moladin, akan diolah di internal untuk e-KYC, termasuk pengecekan SLIK dan data skoring alternatif lainnya. Selanjutnya, akan ditinjau ke lapangan untuk verifikasi lanjutan, sebelum pengajuan disetujui.

Credit engine ini dipakai untuk diler dan calon konsumen MOFI. Kami bangun teknologi ini secara efisien karena pakai building blocks. Yang mana, secara prinsip dan service, credit engine ini bisa digunakan untuk dua vertikal bisnis yang berbeda,” tambah Chief Product Office Moladin Praz Perkasa.

Teknologi tersebut, tidak hanya memudahkan dari sisi perusahaan tapi juga konnsumen itu sendiri. Karena proses pengajuannya jadi lebih simpel, hanya membutuhkan kartu tanda penduduk (KTP), surat tanda nomor kendaraan (STNK), dan kartu keluarga (KK). Saat ini, pengajuan pinjaman tersedia melalui dua channel, yakni situs resmi Moladin dan melalui agent Moladin.

“Ke depannya kami masih eksplorasi strategi omnichannel untuk konsumen, mana yang paling mudah untuk hubungi kita. Misalnya dengan AI voice bot bisa telepon kita untuk dapat info dan diproses otomatis, atau chat ke WhatsApp untuk bisa langsung simulasi pinjamannya dan langsung upload dokumen yang dibutuhkan,” tambahnya.

Mengenai pencapaian Moladin, diklaim perusahaan telah mengumpulkan lebih dari 150 ribu agent Moladin dan lebih dari 6 ribu mitra diler. Sementara itu, telah menjalin kemitraan dengan 24 perusahaan pembiayaan.

Pada Februari kemarin pula, perusahaan merumahkan 11% atau sekitar 360 karyawan. Alasannya karena penyesuaian strategi demi mencapai bisnis keberlanjutan dalam jangka panjang.

Aksi akuisisi perusahaan pembiayaan

Sebagai catatan, aksi startup mengakuisisi perusahaan pembiayaan terbilang marak di Indonesia. Ketertarikan ini lantaran karena mereka dapat menyentuh produk pinjaman dan pembiayaan yang lebih komprehensif. Dukungan teknologi dan lisensi yang dikantongi, memungkinkan para startup menawarkan produk pembiayaan dengan pendekatan baru dan ke lebih banyak sektor industri.

Berikut rangkuman perusahaan pembiayaan yang diakuisisi startup:

  1. Atome akuisisi PT Mega Finadana Finance (kini bernama PT Atome Finance Indonesia)
  2. Kredivo akuisisi PT Swarna Niaga Finance (kini bernama PT FinAccel Finance Indonesia)
  3. Traveloka akuisisi PT Malacca Trust Finance (kini bernama PT Caturnusa Sejahtera Finance)
  4. Modalku akuisisi PT Buana Sejahtera Multidana (kini bernama PT Modalku Finansial Indonesia)
  5. Xendit akuisisi PT Globalindo Multi Finance
  6. Honest akuisisi PT Sahabat Finansial Keluarga (kini menjadi PT Honest Financial Technologies
  7. GoTo akuisisi PT Rama Multi Finance (kini bernama PT Multifinance Anak Bangsa)
Application Information Will Show Up Here

Moladin PHK 360 Pegawai, Bisnis Car Marketplace Perlu Penyesuaian

Startup car marketplace Moladin pekan lalu mengumumkan telah merumahkan 11% dari total pegawai yang dimiliki. Sekurangnya 360 karyawan terdampak PHK. Perusahaan berdalih, keputusan sulit ini didasarkan pada upaya menciptakan bisnis kerberlanjutan dalam jangka panjang.

Kendati perusahaan menjamin hak-hak pegawai terdampak akan diberikan sesuai beleid yang ada, keputusan ini tentu menambah catatan kurang baik untuk ekosistem startup digital. Lebih lagi sempat tersiar kabar bahwa pengumuman pemecatan pegawai dilakukan dalam townhall mendadak berdurasi sekitar 5 menit.

Layoff di segmen car marketplace

Di segmen car marketplace, Carsome telah terlebih dulu melakukan aksi serupa. Q4 2022 lalu Carsome juga dikabarkan telah melakukan efisiensi operasional dengan merumahkan 10% dari total pegawainya. PHK tersebut dilakukan bertahap, memberikan dampak kepada unit usahanya di Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Januari 2023 OLX Autos juga pangkas 300 karyawan dan ubah model bisnis utama mereka menjadi B2B dan C2B. Ini dilakukan setelah pada pertengahan 2022 lalu mereka mendapati tren kenaikan bisnis penjualan mobil bekas yang disampaikan di pagelaran GIIAS 2022. Kenaikannya sampai 8%, dengan transaksi penjualan hingga 20 ribu unit per bulan dengan taksiran nilai Rp4 triliun.

Menurut Gakindo, di tahun 2022 penjualan ritel untuk mobil (baru) mencapai 1.013.582 unit. Angka ini naik 17,4% dibandingkan dengan tahun 2021. Mengokohkan kondisi pulih seperti tren penjualan sebelum pandemi.

Di tahun 2023, Gakindo punya target penjualan 975 ribu unit. Ini tidak jauh dari angka yang ditargetkan tahun lalu, yakni 960 ribu unit. Terkesan kurang ambisius, karena pihaknya mencoba realistis melihat kondisi perekonomian di tengah ancaman resesi yang mengakibatkan penurunan daya beli (atau setidaknya stagnan).

Bisnis yang diminati investor

Sebagian besar platform car marketplace saat ini mengusung model bisnis C2B2C. Membeli mobil bekas dari pengguna, lalu melelangkannya ke mitra bisnis (diler) atau menjualnya secara langsung lewat aplikasi digital yang dimiliki. Proses inspeksi yang detail dan keberadaan inspection center yang tersebar di berbagai kota menjadi salah satu proposisi nilai yang ditawarkan. Proses jual-beli yang biasanya rumit dan membutuhkan waktu lama, sekarang menjadi relatif lebih cepat dan transparan.

Pandemi yang membuat transaksi jual-beli mobil bekas meningkat menjadikan setiap pemain car marketplace ingin menjadi pemenang. Salah satunya dengan memanfaatkan duit investor untuk memaksimalkan pertumbuhan dan ekspansi.

Untuk mengoptimalkan momentum tersebut, awal 2022 Moladin berhasil menutup putaran pendanaan seri A, sekaligus mengukuhkan model bisnis baru mereka. Diketahui ketika meluncur, Moladin fokus pada penjualan sepeda motor, pendanaan baru itu menjadi “bahan bakar” perusahaan untuk pivot dan fokus menjadi marketplace produk kendaraan roda empat.

Tak lama berselang, Moladin juga dikabarkan dapat pendanaan seri B $96 juta dari DST Global dan sejumlah investor lainnya. Capaian ini membuat kisaran valuasi perusahaan meningkat hingga $700 juta.

Co-Founder & CEO Moladin Jovin Hoon sempat mengatakan, pasar mobil bekas di Indonesia masih sangat terfragmentasi. Masih banyak pemain di ekosistem seperti agen dan diler yang belum memiliki platform dan sistem kerja yang terstruktur. Tujuan Moladin mendemokratisasi sistem tersebut. Pasca-pivot, ia mengatakan selama 6 bulan Moladin mendapati pertumbuhan bisnis yang eksplosif kendati enggan memberikan kisaran angkanya.

Carsome pun sama, di awal 2022 mereka baru mengumumkan pendanaan seri E senilai Rp4,1 triliun. Untuk meningkatkan bisnisnya, bahkan satu bulan setelahnya mereka melakukan akuisisi atas iCarAsia, yang merupakan induk startup Mobil123 dan Carmudi Indonesia. Ekspansi memang jadi kunci perusahaan perluas ekosistem penjualan mobil bekas di jaringannya.

Bisnis car marketplace perlu penyesuaian

Strategi growth at all cost mulai direvisi, seiring dengan kekhawatiran investor terhadap portofolionya untuk bisa mencapai titik profit. Di sisi lain, ancaman gejolak ekonomi global juga memberikan perhatian tersendiri terhadap industri otomotif.

Di Amerika Serikat, tunggakan cicilan mobil meningkat signifikan pada Desember 2022. Data terbaru Cox Automotive, tunggakan pinjaman lebih dari 2 bulan terakhir di 2022 meningkat 5,3%. Dibanding tahun 2021, lonjakannya 26,7% lebih buruk. Ini menjadi preseden tersendiri, karena berada di level tertinggi sejak krisis keuangan global 15 tahun lalu.

Kendati belum ada data sejenis yang kami temukan untuk konsumen di Indonesia, ada beberapa temuan menarik yang berkaitan dengan konsumen di sini. Menurut survei yang dilakukan oleh Astra pada 2021, sekitar 71% responden mengaku membeli mobil secara kredit.

Sementara itu, data dari OJK mengatakan rasio kredit macet di perusahaan multifinance (perusahaan yang banyak menangani kredit pembelian kendaraan bermotor) ada di level 2,54%. Di sisi lain, jumlah penarikan kendaraan yang diakibatkan gagal bayar rata-rata mencapai 144 unit per bulan.

Kondisi tersebut memaksa setiap bisnis yang bergerak di dalamnya untuk melakukan penyesuaian, setidaknya sampai kondisi ekonomi dipastikan kembali normal dengan daya beli masyarakat yang kian membaik. Bisa saja satu tahun ke depan atau lebih. Perusahaan mengantisipasi dengan melakukan efisiensi di titik-titik yang bisa dilonggarkan, termasuk mungkin dengan mengurangi ekspansi dengan memfokuskan pada konversi transaksi dari persebaran yang sudah ada.

Moladin saat ini mereka sudah memiliki sekitar 10 ribu agen, dengan ratusan warehouse yang tersebar di puluhan kota di Indonesia.

Moladin to Secure Series B Funding Worth of 1.4 Trillion Rupiah

The car marketplace Moladin is reported to have secured a series B funding of $95 million or equivalent to 1.4 trillion Rupiah. Based on the regulator’s data, this round was led by DST Global, with the involvement of Sequoia Capital India, Northstar Group, East Ventures and a number of other investors.

We tried to confirm with Moladin, however, the rep still refuse to comment regarding funding.

The latest funding is estimated to bring Moladin’s valuation to over $700 million — one step closer to a unicorn. Previously, the company had announced series A funding in early 2022 worth $42 million. Sequoia Capital India and Northstar Group are leading this funding.

The startup was founded by Jovin Hoon and Mario Tanamas, it is accelerating its business even faster after pivoting in 2021, from a motorcycle purchasing platform to a used cars marketplace.

In an interview with DailySocial.id last January, Moladin’s CEO, Jovin Hoon said the used car market in Indonesia is still very fragmented and unorganized. There are many players in the ecosystem such as agents, micro dealers, and large dealers with no structured platform and work system. Moladin is here to bridge the gap.

Post-pivot, Jovin said that Moladin has experienced explosive business growth for the past 6 months. This provide founders with confidence to focus their resources on the used car business, with short-term plans to expand the business to other verticals such as financing and other automotive additional services.

Market competition

Car marketplace services is commonly have a C2B2C business model. It provides services of buying used cars from consumers, then auctioning them off to dealer partners and/or reselling them to consumers through the digital platform. They also carry out detailed inspections, allowing consumers to get the most ideal price due to the vehicle’s current.

There are also several players in Indonesia, including Carro, Carsome, and OLX Autos. The first two has reached the unicorn milestone last year, prompting them to make a massive expansion by presenting Experience Centers in various cities in Indonesia to reach more consumers.

Jovin and the Moladin management team are well aware of its position in the market. A series of business models and strategies are prepared. One thing that sets Moladin apart from other car marketplaces is its focus on empowering its network of agents.

“Our agents is our value proposition. They are key and an integral part of our business. By empowering agents through providing the right tools and ecosystem, we can offer customers a highly personalized car transaction experience,” Jovin said.

In addition, technology adoption will also be Moladin’s main focus, in order to digitize business processes as a whole. Some of the things in the roadmap include: (1) speed of transaction and disbursement on the same day; (2) competitive price; (3) good inventory selection; and (4) accessibility, with a strong presence even outside the big cities. Currently, Moladin is available in more than 115 cities throughout Indonesia.

The above model is claimed to be well received by the market. Jovin said that the company has experienced rapid growth from its used car business with transaction volume growing >20x over the last few months. Their digital services are also claimed to have increased the productivity of agents and dealers by >2.5x.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Moladin Dikabarkan Mendapat Pendanaan Seri B Senilai 1,4 Triliun Rupiah

Platform car marketplace Moladin dikabarkan telah membukukan pendanaan seri B senilai $95 juta atau setara 1,4 triliun Rupiah. Berdasarkan data yang telah disetor ke regulator, putaran ini dipimpin DST Global, dengan keterlibatan Sequoia Capital India, Northstar Group, East Ventures, dan sejumlah investor lainnya.

Kami telah mencoba menghubungi pihak Moladin untuk meminta keterangan, namun untuk mereka masih menolak untuk berkomentar terkait pendanaan.

Ditaksirkan pendanaan baru tersebut membawa valuasi Moladin di angka lebih dari $700 juta — selangkah lagi menuju unicorn. Sebelumnya mereka baru mengumumkan pendanaan seri A pada awal tahun 2022 senilai $42 juta. Sequoia Capital India dan Northstar Group memimpin pendanaan tersebut.

Startup yang didirikan Jovin Hoon dan Mario Tanamas tersebut makin kencang mengakselerasi bisnisnya setelah sebelumnya melakukan pivot pada tahun 2021, dari portal pembelian sepeda motor menjadi platform marketplace untuk jual-beli mobil bekas.

Dalam wawancaranya bersama DailySocial.id pada Januari lalu, CEO Moladin Jovin Hoon mengatakan, pasar mobil bekas di Indonesia masih sangat terfragmentasi dan belum terorganisir. Masih banyak pemain di ekosistem seperti agen, diler mikro, dan juga diler besar yang belum memiliki platform dan sistem kerja yang terstruktur. Moladin hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut.

Pasca-pivot, Jovin mengatakan selama 6 bulan terakhir Moladin mendapati pertumbuhan bisnis yang eksplosif. Ini turut memberikan keyakinan tersendiri kepada para founder untuk memfokuskan sumber daya yang dimiliki pada bisnis mobil bekas, dengan rencana jangka pendek untuk memperluas bisnis ke vertikal lain seperti pembiayaan dan layanan tambahan otomotif lainnya.

Kompetisi pasar

Layanan car marketplace umumnya memiliki model bisnis C2B2C. Memberikan pelayanan berupa pembelian mobil bekas dari konsumen, kemudian melelangnya ke mitra diler dan/atau menjualnya kembali kepada konsumen melalui platform digital yang dimiliki. Mereka turut melakukan inspeksi mendetail, memungkinkan konsumen mendapatkan penawaran harga yang paling ideal menyesuaikan kondisi kendaraan yang dimiliki.

Pemainnya pun ada beberapa di Indonesia, tiga di antaranya Carro, Carsome, dan OLX Autos. Dua yang disebutkan pertama telah mencapai tonggak unicorn pada tahun lalu, mendorong mereka untuk melakukan ekspansi besar-besaran menghadirkan Experience Center di berbagai kota di Indonesia untuk menjangkau lebih banyak konsumen.

Jovin dan tim manajemen Moladin sadar betul tentang posisinya di pasar. Sejumlah model bisnis dan strategi di siapkan. Satu yang paling membedakan Moladin dengan car marketplace lainnya adalah fokusnya dalam memberdayakan jaringan agen yang dimiliki.

“Agen kamilah yang membedakan kami. Mereka adalah kunci dan bagian integral dari bisnis kami. Dengan memberdayakan agen melalui penyediaan perangkat dan ekosistem yang tepat, kami dapat menawarkan pengalaman transaksi mobil yang sangat personal kepada pelanggan,” jelas Jovin .

Selain itu, adopsi teknologi juga akan menjadi fokus utama Moladin, guna mendigitalkan proses bisnis secara menyeluruh. Beberapa hal yang ingin ditawarkan di antaranya: (1) kecepatan transaksi dan pencairan di hari yang sama; (2) harga yang kompetitif; (3) pilihan inventaris yang baik; dan (4) aksesibilitas, dengan kehadiran yang kuat bahkan di luar kota-kota besar. Saat ini Moladin telah hadir di lebih dari 115 kota di seluruh Indonesia.

Model di atas diklaim dapat diterima dengan baik oleh pasar. Jovin berujar bahwa perusahaan telah mengalami pertumbuhan pesat dari bisnis mobil bekas dengan volume transaksi tumbuh >20x lipat selama beberapa bulan terakhir. Layanan digital mereka juga diklaim telah meningkatkan produktivitas agen dan diler hingga >2,5x lipat.

Application Information Will Show Up Here

Dari Motor ke Mobil Bekas, CEO Moladin Jelaskan Alasan di Balik Perubahan Fokus Bisnis

Pekan lalu, Moladin secara resmi mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai $42 juta dipimpin Sequoia Capital India dan Northstar Group. Investasi ini akan difokuskan untuk meningkatkan bisnis transaksi mobil, dengan memperluas jaringan cabang dan model bisnis di dalamnya.

DailySocial.id berkesempatan untuk berbincang dengan Co-Founder & CEO Moladin Jovin Hoon, memaparkan tentang alasan perusahaan pivot dari produk motor ke mobil bekas, hingga strategi yang akan mereka andalkan di tengah persaingan ketat bisnis car marketplace.

Sebagai informasi, Jovin baru-baru ini diangkat menjadi CEO Moladin Indonesia. Sebelumnya ia menjabat sebagai COO.

Memutuskan untuk fokus ke mobil bekas

Didirikan tahun 2017 oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas, awal mulanya fokus Moladin menjembatani kebutuhan masyarakat untuk membeli motor. Namun demikian, sejak tahun 2021 lalu mereka mengalihkan fokus untuk sepenuhnya ke segmen jual-beli mobil bekas. Bahkan jika mengunjungi situs Moladin, saat ini sudah tidak ada lagi opsi “Motor” di menu yang tersedia.

“Pasar mobil bekas di Indonesia sangat terfragmentasi dan belum terorganisir, dengan banyak pemain seperti agen, diler mikro, dan juga diler besar. Selama pandemi, terjadi disrupsi di rantai pasokan yang mengakibatkan penurunan transaksi mobil, yang berimbas pada performa industri otomotif. Hal ini berdampak pada berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem otomotif, khususnya para agen, diler mikro, dan konsumen,” jelas Jovin.

Perubahan fokus bisnis tersebut membuahkan hasil. Jovin mengatakan selama 6 bulan terakhir Moladin mendapati pertumbuhan bisnis yang eksplosif. Ini turut memberikan keyakinan tersendiri kepada para founder untuk memfokuskan sumber daya yang dimiliki pada bisnis mobil bekas, dengan rencana jangka pendek untuk memperluas bisnis ke vertikal lain seperti pembiayaan dan layanan tambahan otomotif lainnya.

“Meskipun demikian, kami tidak menutup kemungkinan untuk masuk kembali ke segmen sepeda motor jika kami memutuskan untuk memperluas penawaran kami dalam ekosistem otomotif,” ujar Jovin.

Proposisi nilai Moladin

Tiga layanan utama Moladin

Kendati pemain digital yang mendemokratisasi pasar jual-beli mobil bekas secara kuantitas tidak banyak, namun beberapa startup yang saat ini bermain di pasar lokal telah memiliki dukungan kuat dari masing-masing investor. Sebut saja Carsome yang baru-baru ini menutup pendanaan seri E dan membawa valuasi perusahaan di angka $1,7 miliar — meskipun bukan terlahir di Indonesia, mereka memiliki kehadiran yang cukup kuat di sini. Pun demikian Carro yang tahun lalu juga baru menjadi unicorn.

Moladin sadar betul akan kondisi ini, untuk itu sejumlah model bisnis dan strategi di siapkan. Hal paling signifikan yang dirasa membedakan dengan car marketplace lainnya, Moladin fokus memberdayakan jaringan agen yang dimiliki.

“Agen kamilah yang membedakan kami. Mereka adalah kunci dan bagian integral dari bisnis kami. Dengan memberdayakan agen melalui penyediaan perangkat dan ekosistem yang tepat, kami dapat menawarkan pengalaman transaksi mobil yang sangat personal kepada pelanggan,” jelas Jovin .

Selain itu, adopsi teknologi juga akan menjadi fokus utama Moladin, guna mendigitalkan proses bisnis secara menyeluruh. Beberapa hal yang ingin ditawarkan di antaranya: (1) kecepatan transaksi dan pencairan di hari yang sama; (2) harga yang kompetitif; (3) pilihan inventaris yang baik; dan (4) aksesibilitas, dengan kehadiran yang kuat bahkan di luar kota-kota besar. Saat ini Moladin telah hadir di lebih dari 115 kota di seluruh Indonesia.

Model bisnis Moladin

Untuk tujuan jangka panjang Moladin, Jovin menjelaskan bahwa mereka ingin membangun sebuah one-stop-shop untuk semua kebutuhan otomotif, ditujukan kepada semua pemain di pasar. “Ketika orang berpikir tentang otomotif, kami ingin mereka tertuju pada Moladin. Dalam hal perjalanan pengguna secara keseluruhan, kami adalah platform omnichannel,” imbuhnya.

Untuk menggunakan layanan Moladin, setiap pelanggan (konsumen/diler) yang ingin bertransaksi mobil dapat melakukannya secara online (melalui aplikasi/situs web) atau offline (dengan menghubungi agen di lapangan). Penjual akan selalu menginginkan pencairan pembayaran yang cepat dan harga terbaik.

“Penjual biasanya menginginkan pencairan pembayaran yang cepat dan harga terbaik. Dengan layanan dipersonalisasi yang ditawarkan melalui agen kami dan kenyamanan transaksi dari aplikasi, Moladin dapat melakukan inspeksi dengan cepat, menyetujui harga layak dengan cepat, dan menawarkan kepada penjual pencairan dana pada hari yang sama setelah transaksi selesai,” jelasnya.

Sementara untuk pembeli, Moladin berupaya menyuguhkan pilihan inventaris yang lengkap. Melalui agen, pembeli dapat mendiskusikan kebutuhannya secara personal. Atau jika dibutuhkan, pembeli bisa juga datang ke warehouse terdekat untuk melihat produk yang tengah dijual.

“Setelah penutupan transaksi, kami dapat menawarkan opsi pembiayaan dan layanan tambahan lainnya kepada pelanggan kami melalui kemitraan yang kami miliki dengan perusahaan multi-financing terkemuka di Indonesia. Karena besarnya volume bisnis, melalui kami, perusahaan multi-financing dapat menawarkan kepada pelanggan kami tingkat pembiayaan yang paling kompetitif dengan persetujuan pinjaman dalam waktu yang singkat,” imbuh Jovin.

Pendekatan yang dilakukan Moladin dengan membangun semangat kewirausahaan dari jaringan agen dan diler, untuk menciptakan platform otomotif digital lengkap (full stack) dan memberikan pelatihan, bantuan, dan dukungan terbaik.

Dengan itu, Jovin mengatakan bahwa perusahaan telah melihat pertumbuhan pesat dari bisnis mobil bekas dengan volume transaksi tumbuh >20x lipat selama beberapa bulan terakhir. Platform Moladin juga dikatakan telah meningkatkan produktivitas agen dan diler hingga >2,5x lipat.

“Semua ini hanya bisa dicapai melalui pemberdayaan. Dengan menyediakan perangkat dan pelatihan yang tepat kepada agen kami, mereka dapat memanfaatkan platform digital Moladin dan menjadi wirausahawan mikro. Sebagai hasil dari peningkatan penjualan, agen-agen ini juga dapat memperoleh lebih banyak komisi, bekerja untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan membuat kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri,” terang Jovin.

Tantangan dalam jual-beli mobil bekas

Jovin juga menyoroti tantangan yang selama ini masih banyak dihadapi dalam transaksi jual-beli mobil bekas. Pertama, di sisi penjual, biasanya karena terdesak dan tidak mendapatkan jalur yang sesuai, mereka harus mendapati harga jual yang sangat rendah karena tidak memiliki daya tawar. Pun demikian bagi pembeli, saat harus mengunjungi dari gudang ke gudang, mereka mendapati pilihan mobil dan pembiayaan yang terbatas.

Kedua, karena fragmentasi pasar, agen dan diler  mikro juga menghadapi masalah yang sama yaitu persediaan dan seleksi persediaan yang terbatas. Banyak dari pedagang mikro ini juga tidak dapat mengakses pembiayaan. Hal ini membuat sangat menantang bagi mereka untuk menjalankan bisnis mereka dengan tepat. Semua pain points ini bahkan lebih diperparah selama pandemi, dan pasar mobil bekas mengalami pukulan besar.

“Tantangan-tantangan ini memberi Moladin kesempatan untuk masuk dan membuat perbedaan. Kami dapat mengaktifkan jaringan agen yang ada dan memberdayakan mereka dengan menyediakan perangkat dan sistem pendukung (misalnya layanan digital, kumpulan inventaris) untuk memungkinkan mereka mengembangkan bisnis mereka,” kata Jovin.

Jovin menambahkan, “Hasil dari upaya kami dapat dilihat dengan jelas melalui agen yang bertransaksi mobil melalui Moladin lebih banyak sekarang daripada sebelumnya (produktivitas telah meningkat setidaknya 2,5x). Penelitian di lapangan juga menunjukkan bahwa kami sekarang adalah satu-satunya pemasok inventaris ke sebagian besar diler mikro. Upaya kami juga telah membantu membuka akses terhadap kumpulan pasokan mobil bekas yang lebih besar.”

Fokus bisnis di tahun 2022

Jajarin tim Moladin / Moladin
Jajarin tim Moladin / Moladin

Setelah pendanaan ini, ekspansi besar-besaran akan menjadi fokus Moladin sepanjang satu tahun ke depan. Mereka menargetkan bisa hadir di 175 kota dengan 250 cabang dan warehouse. “Kami akan lebih meningkatkan proses bisnis dan mengoptimalkan layanan digital untuk meningkatkan pengalaman pengguna agen dan pelanggan kami, membuat transaksi dan pencairan pembayaran lebih aman, lebih cepat, dan jauh lebih lancar,” ujarnya.

“Keberhasilan agen-agen kami akan selalu menjadi area fokus utama, dan kami akan terus berinvestasi dalam agen kami dan pengembangan mereka. Kami percaya bahwa pengalaman agen yang lebih baik pada akhirnya akan menjadi pengalaman pelanggan yang lebih baik. Misi kami adalah menjadi katalis positif dalam mobilitas fisik dan sosial semua orang yang terlibat di dalamnya,” tutup Jovin.

Application Information Will Show Up Here

Moladin Reportedly Secured Series A Funding, Listed as Centaur with 3.3 Trilllion Rupiah Valuation

Moladin reportedly secured series A funding worth of $42 million or equivalent to 601.5 billion Rupiah. Based on regulators’ data, Sequoia Capital India and Northstar Group are leading this round. Also participated some previous investors, including East Ventures and Global Founder Capital. With the additional fresh funds, the company’s valuation is said to reach $231 million or equivalent to 3.3 trillion Rupiah.

In fact, this fundraising has been rumored since mid 2021. Moladin officially announced the latest round in January 2020.

Was founded in 2017, Molaldin is led by Jovin Hoon and Mario Tanamas. The platform aims to cater the purchasing of new and used motorcycles. To date, they are shifting focus to the used cars business. In fact, the “Motor” (Bike) menu is already vanished.

Moladin’s penetration brough a new crowd to the car marketplace competition, which recently taken the public’s attention. It is known that the two neighbor platforms Carro and Carsome have reached the unicorn status – both have a fairly strong business base in Indonesia. Prior to this, there is also BeliMobilGue which was rebranded into OLX Autos.

Potential market

In the first half of 2021, OLX Autos confirmed the business transactions on its platform had surpassed $1 billion globally. The company alone has started operating since January 2020. According to the company research, the positive trend for used car industry remains after the Covid-19 pandemic hits the country. Even during the pandemic, the general demand for used car products still increase by 15-20%.

It is likewise to the data compiled by Carro. Until Q3 2021, they observe an 11x increase in transactions. For its business units in Indonesia, 45.87% of transactions are proceed online with most users come from Greater Jakarta.

To date, used car sales services are centralized in the offline business. Moladin, Carro and other services are trying to democratize the process. Not only listing, the infrastructure also provide financing. The business model applied is comprehensive through C2B2C – buying cars from users, then selling them either to dealers using an auction system or directly to consumers through the website.

Moladin’s journey

Since its  launching, Moladin has been backed with seed funding from East Ventures and some other investors. The initial service is two-wheeler sales for users in the Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo, and Semarang areas. Then, the $1.2 funding was focused on regional expansion and strengthening business partnerships with dealers and leasing companies in various regions.

Back then, until mid-2018, the motorcycle business still found very attractive traction. Moladin claims to experience sales growth of 20-30% per month with a total transaction value of more than $1 million.

In 2019, Moladin also claimed to have succeeded in doubling the GMV from the previous year. They managed to add 8000 used motorcycle listings in its system, including 8 times growth in app usage. Moladin also introduced new products such as auto mortgage loans to facilitate users with options to buy motorcycle.

In early January 2020, East Ventures led another funding for Moladin in the pre-series A round. Funding is to be focused on strengthening business and expansion to fixed its position in the industry.

Until in 2021, Moladin started to shift from motorcycle to used cars. We had sent inquiries about business developments and funding confirmation, however, Moladin is yet to accept interviews from the media in the near future.

It will be interesting to wait for Moladin’s next strategy with this new business model. Moreover, the company will directly compete with such powerful players.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Dikabarkan Dapat Pendanaan Seri A, Moladin Capai Tonggak “Centaur” dengan Valuasi 3,3 Triliun Rupiah

Moladin dikabarkan telah mendapatkan pendanaan seri A senilai $42 juta atau setara 601,5 miliar Rupiah. Menurut data yang diinputkan ke regulator, Sequoia Capital India dan Northstar Group terlibat memimpin pendanaan ini. Diikuti sejumlah investor sebelumnya termasuk East Ventures dan Global Founder Capital. Dengan dana segar yang didapat, diklaim valuasi perusahaan telah mencapai $231 juta atau setara 3,3 triliun Rupiah.

Kabar soal penggalangan dana ini sebenarnya sudah terendus sejak pertengahan tahun 2021 lalu. Adapun putaran terakhir secara resmi diumumkan Moladin pada Januari 2020 dalam pra-seri A.

Didirikan sejak 2017, Molaldin dinakhodai oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas. Awalnya platform tersebut didirikan untuk menjembatani kebutuhan pembelian motor baru da bekas. Hanya saja kini mereka sudah mengalihkan fokus ke jual-beli mobil bekas. Bahkan sudah tidak ada menu “Motor” lagi di situs mereka.

Masuknya Moladin ke bisnis ini semakin menambah peta persaingan car marketplace yang beberapa waktu terakhir menyita perhatian publik. Diketahui sebelumnya dua platform dari negeri tetangga Carro dan Carsome telah mencapai tonggak unicorn – keduanya juga memiliki basis bisnis yang cukup kuat di Indonesia. Sebelumnya juga ada BeliMobilGue yang kini menjadi OLX Autos.

Pasar yang besar

Pada paruh pertama 2021, OLX Autos menyampaikan capaian transaksi mobil bekas di platformnya telah melampaui $1 miliar secara global. OLX Autos sendiri mulai beroperasi sejak Januari 2020. Menurut riset yang dilakukan perusahaan, dampak Covid-19 juga masih memberikan tren positif pada industri jual-beli mobil bekas di Indonesia. Bahkan selama pandemi, permintaan secara umum untuk produk mobil bekas masih bisa naik 15-20%.

Pun demikian data yang disampaikan Carro. Sampai Q3 2021, mereka mendapati peningkatan transaksi 11x lipat. Untuk unit bisnisnya di Indonesia, 45,87% transaksi dilakukan secara online dengan pengguna dari Jabodetabek menjadi penyumbang utama penjualan.

Selama ini layanan penjualan mobil bekas memang masih tersentralisasi pada bisnis offline. Layanan Moladin, Carro, dan lainnya mencoba mendemokratisasi proses tersebut. Tidak hanya menyediakan layanan listing, infrastruktur mereka juga meliputi pembiayaan. Model bisnis yang diterapkan juga menyeluruh melalui C2B2C – membeli mobil dari pengguna, lalu menjualnya baik ke diler dengan sistem lelang maupun secara langsung ke konsumen melalui situs.

Perjalanan Moladin

Sejak meluncur, Moladin mendapatkan dukungan pendanaan awal dari East Ventures dan sejumlah investor lainnya. Layanan awal mereka pembelian motor untuk pengguna yang tinggal di area Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Semarang. Pendanaan $1,2 yang kala itu didapat juga difokuskan untuk perluasan wilayah dan memperkuat aspek kemitraan bisnis dengan diler dan perusahaan leasing di berbagai daerah.

Kala itu, sampai pertengahan 2018, bisnis penjualan motor masih mendapati traksi yang sangat menarik. Moladin mengklaim mengalami pertumbuhan penjualan 20-30% per bulannya dengan total nilai transaksi lebih dari $1 juta.

Di tahun 2019, Moladin juga menyampaikan berhasil menggandakan GMV dari tahun sebelumnya. Mereka berhasil menambahkan 8000 listing sepeda motor bekas di sistem mereka, termasuk 8 kali lipat pertumbuhan penggunaan aplikasi. Moladin juga memperkenalkan produk baru seperti auto mortgage loan untuk memudahkan pengguna yang membutuhkan pilihan dalam mendapatkan sepeda motor mereka.

Lalu pada awal Januari 2020 East Ventures kembali memimpin pendanaan untuk Moladin di putaran pra-seri A. Pendanaan masih difokuskan untuk memperkuat posisinya di industri dengan penguatan bisnis dan ekspansi.

Sampai pada akhirnya di tahun 20121, Moladin mulai beralih dari produk motor ke mobil bekas. Kami sempat mengirimkan inquiry untuk menanyakan soal perkembangan bisnis dan konfirmasi pendanaan, namun demikian pihak Moladin untuk waktu dekat ini masih belum bersedia menerima wawancara dari media.

Menjadi menarik untuk ditunggu rancangan strategi berikutnya Moladin dengan model bisnis baru yang ditekuni. Terlebih ia langsung akan berhadapan dengan pemain-pemain yang notabenenya sudah memiliki power yang besar.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures Reportedly Leads Moladin’s Series A Funding

The automotive marketplace startup Moladin reportedly secured series A funding led by the previous investors, East Ventures. According to DailySocial’s source, this round’s nominal combined with the previous one has reached $4.5 million (approximately 65 billion Rupiah). The last round was announced in January 2020.

DailySocial tried to confirm with related parties, however, there is no feedback until this news was published.

In the latest round, participate also the previous round’s investor, CyberAgent Capital, also some angel investors from Singapore entered the ranks of shareholders.

Moladin is led by Jovin Hoon and Mario Tanamas since November 2017. In the beginning, the platform focused on selling new motorcycles, and recently expanding its services to used motorcycles and new cars. The company works closely with dealers and leasing agencies to facilitate the purchasing process. The dealership locations are available across Greater Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta and Semarang.

The company also provides cash fund services for consumers, in partnership with leasing companies, for loans starting from Rp3 million with a motorcycle’s license collateral from 2012, and up to Rp20 million with a car’s license issued from 2004.

“Since 2018, Moladin has managed to proceed transactions over IDR 290 billion. We also have 8 thousand Moladin agents work across major cities to help increase sales,” Jovin said as quoted from Kompas.com.

Automotive Industry

The year 2020 is a challenging period for many sectors, including the automotive industry. This is reflected in data released by the Association of Indonesian Automotive Industries (Gaikindo), wholesale car sales (sales from factories to dealers) decreased by 48.35% YOY, while retail car sales decreased by 44.55%.

Furthermore, conditions began to improve this year, marked by total national car sales rising 33.5% to 393,469 units in the first semester of 2021. Same condition applies in motorcycle sales. Quoting from the Indonesian Motorcycle Industry Association (AISI), more than 2.45 million units of motorcycles were shipped to the market.

Compared to the same period in the previous year, motorcycle sales were only 1.88 million units. Motorcycle sales contributors came from automatic scooters (86.61%), motorbikes (6.95%), and sport motorbikes (6.24%).

In terms of startup, this automotive marketplace vertical involved many players. Those are OLX Autos, Carro, Carsome, Garasi.id, Otoasia, Mobil123, Carmudi, Rajamobil, Oto.com, and many more.

Vehicle marketplace ecosystem / MomentumWorks

In the (C2B) purchasing and (B2C) selling used cars segment, Carro competes directly with Carsome — both are regional players who also have business bases in Indonesia and a number of countries.

The business model is quite similar, for C2B they buy consumer cars instantly by conducting thorough inspections. The company provides checkpoints at strategic locations — purchase requests can be made via the website. The cars purchased are then sold to car dealer owners for re-marketing.

As for the B2C model, the cars that were successfully purchased and inspected were re-sold through their digital platform. The value proposition lies in the result of inspection, considering that the goods being sold are used. They also work with financial institutions to peddle credit schemes.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

East Ventures Dikabarkan Pimpin Pendanaan Seri A Moladin

Startup marketplace otomotif Moladin dikabarkan mengantongi pendanaan seri A yang dipimpin investor di tahap sebelumnya, yakni East Ventures. Menurut informasi yang diperoleh DailySocial, nominal dana dalam putaran ini bila digabung dengan putaran sebelumnya mencapai $4,5 juta (sekitar 65 miliar Rupiah). Putaran terakhir yang diumumkan perusahaan terjadi pada Januari 2020.

DailySocial mencoba mengonfirmasi ke pihak terkait, namun hingga berita ini diturunkan belum ada informasi yang diberikan.

Dalam putaran teranyar ini, investor dari putaran sebelumnya CyberAgent Capital juga ikut berpartisipasi, serta sejumlah angel investor dari Singapura turut meramaikan jajaran shareholder.

Moladin dinakhodai oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas sejak November 2017. Awalnya platform tersebut fokus pada platform pembelian motor baru, kini memperluas layanannya motor bekas dan mobil baru yang diluncurkan pada tahun ini. Perusahaan bekerja sama dengan dealer dan lembaga leasing untuk memudahkan proses pembelian. Lokasi dealer disebutkan tersebar di Jabodetabek, Bandung, Solo, Yogyakarta, dan Semarang.

Perusahaan juga menyediakan layanan dana tunai untuk konsumen, bermitra dengan perusahaan leasing, untuk pinjaman mulai dari Rp3 juta dengan jaminan BPKB motor untuk tahun keluaran mulai 2012, hingga Rp20 juta dengan jaminan BPKB mobil tahun keluaran mulai 2004.

“Sejak 2018, Moladin sudah berhasil membuat transaksi lebih dari Rp290 miliar. Kami juga memiliki 8 ribu agen Moladin yang tersebar di berbagai kota besar untuk membantu meningkatkan penjualan,” kata Jovin dikutip dari Kompas.com.

Industri otomotif

Tahun 2020 merupakan periode yang penuh tantangan bagi banyak sektor, termasuk industri otomotif. Hal ini tercermin dari data yang dikeluarkan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil wholesale (penjualan dari pabrik ke dealer) turun 48,35% secara YOY, sedangkan penjualan mobil ritel turun 44,55%.

Kemudian kondisi mulai membaik pada tahun ini, ditandai dengan total penjualan mobil nasional naik 33,5% menjadi 393.469 unit pada semester I 2021. Nasib yang sama juga terjadi di penjualan motor. Mengutip dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), lebih dari 2,45 juta unit sepeda motor dikirim ke pasar.

Dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, penjualan motor hanya sebanyak 1,88 juta unit. Kontributor penjualan motor datang dari motor jenis skuter matik (86,61%), motor bebek (6,95%), dan motor sport (6,24%).

Di ranah startup, vertikal marketplace otomotif ini dihuni banyak pemain. Mereka adalah OLX Autos, Carro, Carsome, Garasi.id, Otoasia, Mobil123, Carmudi, Rajamobil, Oto.com, dan masih banyak lagi.

Gambaran ekosistem platform penjualan kendaraan / MomentumWorks

Di segmen pembelian (C2B) dan penjualan (B2C) mobil bekas, Carro berkompetisi langsung dengan Carsome — keduanya sama-sama pemain regional yang juga memiliki basis bisnis di Indonesia dan sejumlah negara.

Model bisnisnya nyaris mirip, untuk C2B mereka membeli mobil konsumen secara instan dengan melakukan inspeksi menyeluruh. Perusahaan menyediakan titik-titik pemeriksaan di lokasi strategis — adapun permintaan pembelian bisa dilakukan melalui situs web. Mobil yang dibeli selanjutnya dijual kepada para pemilik dealer mobil untuk kembali dipasarkan.

Sementara untuk model B2C, mobil yang berhasil dibeli dan diinspeksi kembali dijual melalui platform digital yang mereka miliki. Nilai unik yang coba dihadirkan adalah hasil inspeksi, mengingat barang yang dijual adalah bekas. Mereka juga bekerja sama dengan lembaga finansial untuk menjajakan skema kredit.