Mouse Gaming Pertama Kingston HyperX Ini Diramu Khusus Buat Penikmat FPS

Produsen spesialis memori komputer asal Amerika, Kingston Technology, meluncurkan brand HyperX di tahun 2002. Awalnya meliputi RAM, flash drive dan SSD berkecepatan tinggi, Kingston memperluas portfolio produk HyperX ke ranah gaming gear semisal headphone dan mouse pad mulai tahun 2014. Dan kini mereka resmi melangkah ke bidang penyediaan mouse.

Kemarin, HyperX mengumumkan mouse khusus gaming pertama mereka, Pulsefire. Dari penjelasan produsen di lembar rilis pers, Pulsefire dirancang buat memenuhi kebutuhan gamer pro dan para penikmat permainan-permainan first-person shooter secara umum. Mouse ini diracik sedemikian rupa agar menyajikan keakuratan dan tingkat konsistensi tinggi. Dan untuk memilikinya, Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam.

HyperX Pulsefire 2

Sekilas, gamer veteran mungkin akan menyangkanya sebagai produk garapan Razer. Hal tersebut bisa dipahami karena wujud Pulsefire mirip seperti DeathAdder Elite. Mouse ini mengusung arahan desain ergonomis, dengan tubuh bagian kiri lebih tinggi, dimaksudkan buat mengisi telapak tangan Anda. Meski demikian, keseimbangan proporsi kiri dan kanannya mendekati versi ambidextrous, di mana scroll wheel dan tombol switch DPI diposisikan tepat di tengah.

HyperX Pulsefire 1

Pulsefire mempunyai tubuh hitam berpermukaan matte halus dan side grip bertekstur sehingga mantap dalam genggaman. Ia ditunjang pencahayaan LED merah pada scroll wheel dan logo HyperX di punggung buat menekankan tema gaming. Tubuhnya berukuran 127,54×41,91x71mm, lalu beratnya didistribusi secara optimal. Tanpa menghitung kabel braided sepanjang 1,8-meternya, Pulsefire hanya berbobot 95-gram. Selain dua tombol utama, switch DPI dan scrollmouse dilengkapi dua thumb button.

HyperX Pulsefire 3

Tim HyperX mengandalkan sensor PixArt PMW3310 di dalam, dikombinasikan bersama switch Omron yang responsif dan tahan hingga 20 juta kali klik. Pulsefire mampu membaca gerakan hingga 120-inci per detik dengan akselerasi 30g dan polling rate 1.000Hz. Lewat sebuah tombol, Anda dapat mengakses empat preset level DPI, tersedia dari 400- sampai 3.200-DPI.

HyperX Pulsefire sempat dipamerkan di acara CES 2017 dan turut memenangkan RedDot Design Award 2017. Sebelum diungkap, produsenn melangsungkan proses uji coba ekstensif dalam lab demi mencari titik temu terbaik antara fitur-fitur yang diperlukan gamer profesional dengan harga.

Pulsefire kabarnya sudah mulai dipasarkan mulai tanggal 24 April kemarin di Amerika Serikat. Harganya tidak semahal produk-produk flagship dari Razer dan SteelSeries, dapat Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar US$ 50. Mouse tidak lupa dibekali garansi selama dua tahun.

Ingin Tunjukkan Supremasinya di Ranah Gaming, Corsair Hadirkan Bermacam-Macam Perangkat High-End

Awalnya hanya dikenal oleh kalangan antusias sebagai produsen memori high-end, nama Corsair Components mulai melambung sejak mereka melangkah ke ranah penyediaan gaming gear. Di Indonesia, kepopularitasan Corsair naik hampir bersamaan dengan brand lain, meskipun konsumen lokal masih lebih mengenal rival-rivalnya – Razer dan Logitech misalnya.

Corsair Press Tour 2017 2

Demi mendongkrak awareness khalayak, Corsair memutuskan untuk ‘mengukuhkan’ keberadaannya secara lebih resmi dengan melangsungkan Press Tour 2017. Acara ini pertama kali dilakukan di Indonesia, dan kabarnya, merupakan pembuka sekaligus benchmark Press Tour selanjutnya yang akan dilangsungkan di negara-negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia dan Thailand.

Corsair Press Tour 2017 7

Corsair Press Tour 2017 11

Di sana, Corsair mengundang para gamer dan media untuk menyimak presentasi produk dan demonstrasi live, serta mencoba langsung perangkat-perangkat high-end racikan mereka. Press Tour 2017 juga menandai kehadiran produk-produk tersebut di tanah air. Tidak tanggung-tanggung, Corsair membawa tiga case baru, keyboard mekanik K95 RGB Platinum dan K55 RGB, mouse Harpoon RGB dan Scimitar Pro RGB, sepasang power supply, serta sebuah PC barebone mungil. Banyak di antara mereka yang baru diluncurkan di CES 2017.

Corsair Press Tour 2017 13

Corsair Press Tour 2017 3

 

Casing

Tiga casing PC baru dari Corsair terdiri dari Crystal Series 570X RGB, 460XRGB, dan Carbide Series 270X. Sebagai bagian dari keluarga Crsytal, 570X dan 460X dibekali kaca anti-gores, mempersilakan kita memamerkan jeroan canggih di dalamnya, lalu dukungan pencahayaan RGB di sana menyempurnakan aspek penampilan rig kebanggaan Anda. Baik 570X dan 460X sudah didesain agar pengelolaan kabel jadi lebih mudah – memastikan komponen-komponennya menonjol dengan kabel-kabel yang ‘tersembunyi’.

Corsair Press Tour 2017 17

Corsair Press Tour 2017 18

Carbide Series 270X turut mengusung fitur manajemen kabel serupa, namun di sana Corsair menitikberatkan desain ramping dengan penampilan eksterior minimalis. Tentu saja ruang di dalamnya sangat lapang. Casing sanggup memuat beberapa buah kipas 120mm, juga memungkinkan Anda meng-upgrade pendingan hingga membubuhkan sistem water-cooling (radiator 360mm di depan dan 240mm di atap).

Corsair Press Tour 2017 20

 

Power supply

Di Press Tour 2017, Corsair mengumumkan ketersediaan power supply seri HX dan TX-M. Mereka berdua dipersenjatai kapasitor asli buatan Jepang. HX menyuguhkan efisiensi kelas Platinum 80 Plus hingga 94 persen, dipadu sistem kabel modular sehingga tidak lagi ada masalah kabel kusut, serta ditunjang oleh kipas raksasa 135mm dengan fitur Zero RPM yang memungkinkannya bekerja sangat hening.

Corsair Press Tour 2017 4

Corsair Press Tour 2017 6

TX-M sendiri menghidangkan tingkat efisiensi Gold 80 Plus, mampu bekerja dengan suhu maksimal hanya 50 derajat Celcius.

Corsair Press Tour 2017 5

Corsair Press Tour 2017 12

 

Mouse

Ada dua mouse yang Corsair perkenalkan secara resmi di Press Tour 2017, masing-masing disiapkan untuk memperkuat lini berbeda. Harpoon RGB adalah gaming mouse terjangkau yang menyimpan performa tinggi. Tubuhnya dirancang agar mengikuti kontur tangan ditambah side grip karet sehingga nyaman dan mantap ketika dipakai; dan dilengkapi sensor optik 6.000DPI. Corsair mengandalkan switch Omron, kabarnya sanggup membaca 20 juta kali klik.

Corsair Press Tour 2017 14

Satu mouse lagi diramu sebagai jagoan Corsair di level top-end, dan Anda mungkin sudah pernah mendengarnya. Ia adalah Scimitar Pro RGB, mouse spesialis permainan MOBA dan MMO dengan 16.000DPI, yang ternyata juga sangat fleksibel dalam menangani genre lain. Di artikel review DailySocial, saya mengungkapkan kekaguman terhadap aspek fleksibilitas, kenyamanan serta kinerja.

Corsair Press Tour 2017 23

 

Keyboard

Positioning dua keyboard anyar Corsair hampir serupa varian mouse tadi. K55 RGB merupakan keyboard gaming berpencahayaan LED kelas menengah yang didukung fitur macro. Tombol-tombol di sana dapat diprogram lewat Corsair Utility Engine, kemudian periferal ini juga memudahkan Anda mengakses fungsi multimedia (navigasi lagu dan mengatur volume) serta sudah ditopang kapabilitas anti-ghosting.

Corsair Press Tour 2017 15

Corsair Press Tour 2017 16

Jika membutuhkan papan ketik yang lebih canggih lagi, tentu saja Anda bisa berpaling ke keyboard mekanik Corsair K95 RGB Platinum. Di sana Anda dimanjakan oleh komponen-komponen terbaik: switch Cherry MX Brown RGB empuk dengan key travel yang rendah, ditanam dalam kerangka aluminium berpermukaan anodized. Di area kiri K95, Anda dapat menemukan tombol macro tambahan, lalu profile kustomisasinya disimpan di memori on-board 8MB sehingga Anda bisa me-load-nya di PC berbeda.

Corsair Press Tour 2017 19

 

Bulldog 2.0

Tak cuma fokus memuaskan para gamer dan kalangan antusias, Corsair juga punya solusi bagi Anda yang membutuhkan sistem hiburan di ruang keluarga. Sang produsen telah menyiapkan penerus dari PC small-form factor Bulldog, dinamai Bulldog 2.0. Masih mengusung rancangan minimalis yang futuristis, device ini diotaki prosesor Intel Core generasi ke-7, menyimpan motherboard MSI Z270 mini-ITX, power supply Corsair SF600 SFX, dan pendingin berbasis cairan beserta dua kipas 92mm.

Corsair Press Tour 2017 10

 

Harga?

Corsair Press Tour 2017 di Jakarta kemarin menandai tersedianya produk-produk yang mereka presentasikan di atas, masing-masing telah didukung garansi resmi selama dua tahun. Namun dalam berlembar-lembar press release, saya tidak menemukan satupun informasi mengenai harga. Corsair hanya bilang, “Untuk harga terbaru, silakan hubungi tim penjualan atau perwakilan Humas Corsair.”

Corsair Press Tour 2017 1

Corsair Press Tour 2017 9

[Review] Mouse Gaming Corsair Scimitar Pro RGB, Jagonya MOBA dan MMO

Melihat tingginya animo khalayak terhadap game-game kompetitif, tak heran jika perusahaan spesialis aksesori berlomba-lomba menyediakan produk pendukungnya, dan Corsair Scimitar Pro RGB merupakan andalan sang produsen asal Fremont itu di kelas high-end. Dalam menggarapnya, Corsair fokus pada satu hal: mendesain mouse gaming terbaik untuk MMO dan MOBA.

Setidaknya ada tiga hal yang jadi fokus Corsair di Scimitar Pro: memastikannya nyaman saat digunakan dalam sesi gaming intensif, menyajikan kemudahan akses, dan tentu saja, menyuguhkan performa jempolan. Dan dari pengalaman memakainya selama beberapa minggu, saya punya kabar gembira untuk Anda: Scimitar Pro berhasil menunaikan fungsinya dengan sangat baik, meskipun MOBA bukanlah genre favorit saya.

Seperti mayoritas gaming mouse spesialis MOBA, Scimitar Pro mengusung rancangan ergonomis dan dilengkapi belasan tombol shortcut. Namun bagi saya pribadi, keunikan Scimitar Pro terletak pada kemampuannya ‘melayani’ kategori gamer secara lebih luas, bukan hanya para pecinta Dota dan LOL saja. Dan lewat artikel review ini, saya akan menjelaskan alasannya lebih detail.

Design

Sebelum mengulik faktor desain Scimitar Pro RGB lebih jauh, saya ingin sedikit membahas asal namanya. Scimitar adalah pedang melengkung yang digunakan para prajurit Turki Ottoman, Persia, India hingga bangsa-bangsa Arab lain di abad ke-12 sampai ke-16. Pedang ini memiliki satu mata tajam, bobotnya ringan, dan efektif buat melakukan gerakan memotong sehingga scimitar jadi favorit pasukan berkuda. Dan saya melihat elemen-elemen ini ditanamkan Corsair dalam mouse gaming mereka.

Corsair Scimitar Pro 26

Corsair Scimitar Pro 25

Layaknya pedang melengkung itu, Scimitar Pro dirancang secara asimetris, berkiblat pada prinsip ergonomis. Desainnya tampak ‘berisi’, mamanfaatkan beberapa jenis material berbeda sebagai penyusun body-nya. Plastik dengan permukaan rubberized hitam menyelimuti sekitar 80 persen tubuh Scimitar Pro, dipadu layer karet sungguhan berpola segitiga di area depan-kanan. Di sisi kirinya, frame logam berwarna kuning mengitari 12 tombol jempol.

Corsair Scimitar Pro 23

Corsair Scimitar Pro 19

Layout tombol utamanya tak jauh berbeda dari mouse gaming lain. Scroll wheel ditempatkan di antara tombol utama, tepat di dalam celah pemisah, lalu switch DPI berada sejajar dengannya. Tombol DPI tersebut terdiri dari dua bagian, sehingga menyetel sensitivitas yang tepat jauh lebih simpel dibanding mouse yang cuma punya satu switch DPI. Buat mouse feet-nya, Corsair menggunakan bahan teflon, diposisikan secara asimetris di bagian terujung. Di saja Anda juga bisa melihat plat logam melindungi modul sensor optiknya.

Corsair Scimitar Pro 18

Corsair Scimitar Pro 8

Sentuhan pencahayaan LED RGB diimplementasikan di hampir seluruh bagian tubuh Scimitar Pro: pada logo Corsair di punggung, scroll wheel, tiga lampu di depan, serta pada 12 tombol di samping. Keempat bagian ini memiliki pewarnaan yang serasi, masing-masing bisa Anda atur lewat software Corsair Utility Engine. Di sana, Anda dapat mengonfigurasi pola dan memilih lebih dari 16 juta warna. Warna LED bisa diatur kecuali pada bagian depan jempol karena berfungsi sebagai indikator DPI – warnanya berubah dari merah, putih, hijau, kuning, dan biru.

Corsair Scimitar Pro 17

Bulky mungkin merupakan kata yang muncul di benak Anda saat pertama kali berjumpa dengan Corsair Scimitar Pro RGB. Mouse ini berdimensi 119,4x77x42,4-milimeter. Meski demikian, bobot mouse ini kembali mereprsentasikan pedang Scimitar, Scimitar Pro terasa ringan di tangan dan sangat mudah diangkat. Beratnya hanya 147-gram. Mouse tersambung ke PC via kabel USB braided sepanjang 1,8m – ketiadaan baterai tampaknya meminimalisir bobot Scimitar Pro.

Corsair Scimitar Pro 27

Corsair Scimitar Pro 14

Build quality

Saya bisa pastikan, Corsair Scimitar Pro RGB memanfaatkan jenis plastik berkualitas tinggi. Saya tidak menemukan zona-zona empuk, tubuhnya kokoh, dan tiap bagiannya terpasang sempurna tanpa menyisakan gap yang mencurigakan. Penampilannya secara keseluruhan memperlihatkan bahwa mouse ini merupakan produk premium untuk para gamer hardcore serta atlet eSport.

Corsair Scimitar Pro 12

Comfort

Seperti yang pernah saya jelaskan di review Asus ROG GX1000, saya lebih memilih mouse model ambidextrous ketimbang desain ergonomis. Dengan postur tangan seperti mencakar, jari dapat menekan tombol secara lebih tanggap. Kendalanya, claw grip menyebabkan jangkauan jari jadi lebih pendek – apalagi telapak tangan saya lebih sering disitirahatkan di mouse pad, dan hanya sedikit area telapak yang menyentuh punggung mouse.

Corsair Scimitar Pro 5

Corsair Scimitar Pro 6

Mengejutkannya, Scimitar Pro ternyata sangat menunjang claw grip. Tubuhnya yang gendut menopang serta mengisi genggaman secara sempurna, lalu 12 tombol mekanik samping turut ditempatkan di area yang mudah diraih jempol. Saya memang tidak memakai semuanya, hanya membubuhkan fungsi shortcut pada beberapa tombol dekat pangkal jari, seperti angka 8, 9, 11 dan 12.

Corsair Scimitar Pro 28

12 tombol tersebut ditaruh dalam empat baris vertikal, jadi masing-masing baris terdiri dari tiga tombol. Tiap tiga tombol di baris itu mempunyai tekstur berbeda, dipadu benjolan jecil di tombol 5, sehingga Anda dapat mudah mengira-ngira posisi jempol tanpa perlu melihat. Jempol saya sendiri tidak kesulitan menjangkau angka 4 sampai 12, tetapi harus menggerakan seluruh tangan supaya bisa menekan 1, 2 dan 3.

Corsair Scimitar Pro 12

Jika bagi Anda lokasi 12 tombol mekanik itu terlalu dekat atau terlalu jauh, Corsair Scimitar Pro menyimpan satu fitur rahasia: tekan tombol di bawah dengan obeng, dan selanjutnya modul bisa digeser (sangat praktis tapi bukan solusi buat saya karena jempol ini lebih pendek dari rata-rata orang).

Corsair Scimitar Pro 9

Elemen favorit saya di Corsair Scimitar Pro RGB ialah lapisan karet bertekstur kasar di bagian kanan mouse. Corsair memposisikannya dengan begitu jitu sehingga secara instingtif saya tahu itu adalah tempat untuk menaruh jari manis. Tak hanya jadi lokasi istirahat, keberadaan jari manis dan kelingking di sana menjaga mouse tetap stabil ketika jempol Anda sibuk menekan tombol-tombol di sisi yang berlawanan. Gerakan menangangkat mouse juga jadi lebih gampang berkat permukaan berteksturnya.

Corsair Scimitar Pro 13

Corsair Scimitar Pro 16

Performance & gaming

Perbedaan utama antara Scimitar Pro dengan Scimitar standar terletak pada penggunaan penggunaan sensor optik 16.000DPI buatan Pixart. Sensitivitasnya dapat dikalibrasi, kemudian semua tombol di sana bisa diprogram ulang. Selain itu, semuanya serupa. Mouse memiliki polling rate yang bisa dipilih, dari 125Hz sampai 1.000Hz, serta mampu menyampaikan informasi dalam waktu hanya 1ms, memastikan pengalaman bermain bebas lag.

Corsair Scimitar Pro 7

Sensor Pixart PMW3367 di sana sangat presisi, memungkinkan Scimitar Pro menangani hampir segala jenis game, termasuk permainan shooter bertempo cepat yang turut menuntut akurasi seperti Titanfall 2. Mouse tersebut juga menemani saya saat menamatkan Resident Evil 7, lalu kehadiran 12 tombol mekanik sangat membantu dalam Conan Exiles. Beberapa momen menegangkan (dan mengagetkan) membuat saya secara refleks mencengkeram mouse lebih erat, tapi gerakan tersebut tidak menyakiti jari.

Corsair Scimitar Pro 22

Saya belum bisa menemukan jenis switch apa yang digunakan di dua tombol utama Scimitar Pro RGB, yang jelas, mereka sangat empuk dan responsif, lalu key travel serta resistensinya juga pas. Thumb button mekaniknya sedikit lebih empuk dari dua tombol tersebut, sehingga jempol Anda tidak mengeluarkan terlalu banyak tenaga. Tapi hati-hati, mereka lebih peka dari penampilannya, jangan sampai Anda salah tekan. Selain itu, saya tak menemukan masalah di scroll wheel-nya – gerakan memutar terasa mantap berkat kehadiran lapisan karet.

Corsair Scimitar Pro 20

Umumnya, saya memakai setting DPI di 3.000 sampai 4.000, dan jarang sekali di atas batasan itu. Biasanya level DPI malah saya turunkan sewaktu menggunakan senapan penembak jitu karena saya tidak mau bidikan malah luput akibat sensitivitas yang berlebihan. Untuk sekarang, 16.000DPI masih tergolong overkill kecuali Anda memanfaatkan monitor 4K lebar untuk bermain game. Di sisi positifnya, 16.000 membuat Scimitar Pro lebih future-proof.

Corsair Scimitar Pro 21

Corsair Scimitar Pro bisa meluncur lebih mulus dari mouse gaming yang saya pakai sehari-hari – yakni MSI Clutch GM40 – di atas mouse mat Roccat Sense Desert Strike 12mm. Performanya tentu saja akan jadi lebih baik lagi jika ia didukung mouse pad premium.

Corsair Scimitar Pro 11

Corsair Scimitar Pro 10

Untuk proses kustomisasi, Anda bisa mengutak-atik semua aspek di mouse lewat aplikasi Corsair Utility Engine. Di sana, Anda dapat memprogram tombol, mengatur efek pencahayaan LED, menentukan DPI di masing-masing level (tersedia lima tingkatan), serta mengkalibrasi keakuratan pointer dan memilih tipe permukaan mouse pad.

Corsair Scimitar Pro 1

Corsair Scimitar Pro 2

Corsair Scimitar Pro 3

Conclusion

Fleksibel, nyaman, dan andal adalah tiga kata yang saya pakai untuk mendeskripsikan kinerja Corsair Scimitar Pro RGB. Saya menyukai hampir semua aspek di sana, dari mulai bobotnya yang ringan sampai desain, meski secara pribadi saya ialah seorang penggmar mouse ambidextrous. Scimitar Pro sudah pasti akan menjadi senjata pamungkas para pecinta permainan MMORPG dan multiplayer online battle arena, serta siap mendukung seandainya mereka ingin menikmati game lain.

Walau demikian, Scimitar Pro tidak saya rekomendasikan seandainya MOBA bukanlah genre favorit Anda. Untuk menunjang game action dan shooter, masih ada pilihan yang lebih pas. Alasannya sederhana: Corsair Scimitar Pro bukanlah produk murah, device ini dibanderol seharga Rp 1,3 juta. Di rentang harga itu, pastikan Anda melakukan investasi secara cermat.

Mouse gamging Corsair Scimitar Pro RGB rencananya baru masuk ke Indonesia bulan depan.

[Review] Mouse Gaming Asus Republic of Gamers GX1000 Eagle Eye

Berbeda dari banyak produsen lain yang baru mulai bermain di bidang penyediaan gaming gear karena meningkatnya permintaan konsumen, Asus telah menekuni bidang itu tak lama setelah mengenalkan brand Republic of Gamers. Dan di lini mouse, ROG GX1000 Eagle Eye merupakan senjata andalan Asus yang diklaim dapat membantu Anda unggul dalam permainan.

Lewat GX1000, Asus menjanjikan banyak hal: sensor laser presisi, performa respons tinggi, serta nyaman digunakan dalam sesi gaming berdurasi lama. Device mengusung desain ambidextrous, dipadu layout tombol yang familier. Pemilihan materialnya juga tidak sembarangan, Asus ingin menunjukkan bahwa perangkat ini merupakan gaming gear premium. Maksud dari kata ‘eagle eye‘ sendiri bisa segera Anda lihat begitu mouse disambungkan ke PC.

ROG GX1000 14

Sebagai penikmat game action dan first-person shooter, saya lebih memilih mouse dengan tubuh simpel dan rancangan simetris ketimbang tipe yang mengedepankan faktor ergonomis. Saya selalu meminimalisir input via mouse kecuali jika betul-betul mendesak, karena hal itu bisa memengaruhi bidikan, apalagi saya biasanya menggunakan setting sensitivitas tinggi. Dan kesederhaan desain juga membuat peluang rusak jadi lebih kecil.

Menakar dari faktor-faktor tersebut, arahan GX1000 boleh dibilang sudah tepat bagi gamer seperti saya. Namun tentu saja kualitas sesungguhnya dari produk ini baru tersingkap setelah sering digunakan. Dan lewat artikel ini, saya akan menjabarkan itu semua kepada Anda.

Packaging

GX1000 dikemas di dalam bungkus yang stylish dengan konten sederhana. Selain unit mouse, Anda bisa menemukan lembar panduan, mouse pad, dan kotak berisi pemberat. Area glossy di samping dan di bawah tombol utama dilapis oleh plastik, mungkin dimaksudkan untuk melindunginya dari baret hingga produk tiba di tangan Anda.

ROG GX1000 19

Design

Seperti yang sempat dibahas di atas, ROG GX1000 Eagle Eye memanfaatkan kiblat desain simetris dan bersudut. Periferal ini akan terlihat serasi saat dijajarkan bersama PC dekstop atau notebook gaming ROG berkat kombinasi pelat aluminium brushed abu-abu di bagian punggung dan tombol, serta chassis plastik dengan permukaan glossy dan matte. Bagian tengah tubuhnya dibuat ramping dan sedikit menjorok ke dalam, mungkin dimaksudkan supaya jari Anda mudah menguncinya.

ROG GX1000 27

ROG GX1000 23

‘Eagle Eye’ mengacu pada dua lampu LED mirip mata elang yang diposisikan di zona bawah-belakang. Saat menyala, lampu akan menyinari mouse mat Anda dengan cahaya bercorak segitiga berkat lapisan plastik berpola. LED bukan sekedar pemanis penampilan, tapi juga berfungsi sebagai indikator profile. Profile bisa diganti secara on-the-fly cukup dengan menekan tombol bulat di bawah mouse (sebelah sensor), dan secara otomatis juga akan mengubah warna-nya – yakni merah, hijau, jingga atau non-aktif.

ROG GX1000 22

ROG GX1000 20

Penempatan tombol GX1000 tak jauh berbeda dari mouse ambidextrous lain: ada dua tombol utama dari aluminium mengapit scroll wheel dan switch DPI. Switch DPI tersebut dibekali lampu indikator, level DPI ditandai garis merah. Material aluminium di sana terpisah jadi tiga bagian, dan salah satunya melapisi punggung mouse. Asus tidak membubuhkan tombol di bagian kanan, melainkan menaruh tiga tombol thumb programmable di sisi kiri.

ROG GX1000 12

ROG GX1000 13

ROG GX1000 mempunyai tubuh selebar 128,5×65,5-milimeter dan berdiri setinggi 43,5-milimeter. Bobotnya sendiri berada di batasan nyaman, sekitar 140-gram. Jika menurut Anda terlalu ringan, silakan tambahkan tablet pemberat dengan membuka panel di bawah (tinggal ditekan). ROG GX1000 bisa memuat lima tablet pemberat, masing-masing berbobot 5-gram.

ROG GX1000 16

ROG GX1000 15

Mouse terkoneksi ke PC lewat kabel braided berbahan nilon USB sepanjang 1,7-meter.

Build quality

Bahan plastik dan aluminium ROG GX1000 terpadu optimal. Struktur mouse terasa kokoh dan tidak ada bagian-bagian empuk. Saat area dekat tombol samping ditekan, sama sekali tidak ada registrasi input (terjadi di ThermalTake Talon yang saya gunakan). Satu kekurangan kecil yang saya lihat ialah adanya gap antara pelat tombol dan lapisan aluminium dengan plastik hitam.

ROG GX1000 7

Saya pribadi menyukai sistem penutup slot pemberat dengan mekanisme pernya. Melalui metode ini, tidak ada bagian yang perlu ditarik dan memastikannya gampang dibuka tutup.

ROG GX1000 21

Comfort

Sebagai referensi, saya adalah seorang pengguna mouse dengan postur claw atau seperti mencakar. Itu artinya, saya menempelkan sedikit telapak tangan di punggung bawah mouse dan mengandalkan ruas jari paling ujung untuk menekan tombol. Saya sudah lama memakai Razer Diamondback hingga akhirnya harus pindah ke MSI Clutch GM40. Jadi seharusnya proses adaptasi ke ROG GX1000 tidaklah sulit.

ROG GX1000 4

ROG GX1000 3

Kendalanya, body ROG GX1000 yang bersudut memang memengaruhi faktor kenyamanan. Sudut lampu eagle eye-nya terlalu menonjol dan menekan bagian dalam jari kelingking, jadi kurang nyaman seandainya saya mencengkeram mouse secara erat. Kabar gembiranya, dua tombol utama dengan switch OMRON D2FC-F-FN terasa empuk dengan resistensi yang pas dan konsisten. Lalu putaran scroll wheel juga seimbang – tidak kaku, dan tidak pula terlalu bebas.

ROG GX1000 6

ROG GX1000 5

Punggung mouse yang cembung juga menyebabkan jangkauan jari jadi lebih pendek. Jempol saya hanya bisa meraih satu tombol samping secara sempurna (fungsi previous page di Windows), sedangkan tombol di sebelahnya cuma bisa tersentuh ujung jempol. Tombol ketiga di bawahnya sama sekali tidak dapat dicapai dari posisi normal, mengharuskan saya menggerakkan seluruh telapak tangan ke depan. Tapi setidaknya, switch DPI tak sulit dijangkau.

Performance & using experience

Di atas mouse mat Roccat Sense Desert Strike 2mm, ROG GX1000 meluncur lebih mulus dari MSI Clutch GM40 berkat kaki teflon yang tipis dan memanjang. Dari sedikit riset di internet, Asus memanfaatkan sensor AVAGO ADNS-9800, dan karakteristiknya tak jauh berbeda dari mouse bersensor laser lain. Selama menggunakannya, kinerja GX1000 terbilang baik, meskipun saya mendengar beberapa orang mengeluhkan kurang memuaskannya aspek konsistensi akselerasi dari ADNS-9800.

ROG GX1000 17

ROG GX1000 10

Dari pengalaman saya memakainya selama beberapa minggu ini, ROG GX1000 memang terasa sedikit lebih ‘licin’ dibanding GM40 atau ThermalTake Talon, terkadang menggelincir lebih jauh dari perkiraan. Boleh jadi inilah yang dimaksud dengan ketidakkonsistensian sensor tadi. Efeknya terasa ketika saya menggunakan GX1000 untuk menikmati game kompetitif bertempo cepat yang juga menuntut akurasi – seperti Titanfall 2. Beberapa kali, bidikan saya luput 0,5-1cm dari target.

ROG GX1000 9

Problem ini sendiri tidak begitu terekspos di game single-player maupun RPG. ROG GX1000 sanggup menangani Watch Dogs 2, Deus Ex: Mankind Divided, Resident Evil 7 Biohazard, serta Conan Exiles tanpa kendala.

ROG GX1000 28

Via aplikasi companion, Anda dipersilakan mengutak atik kecepatan/sensitivitas mouse serta memprogram ulang fungsi tombolnya. Pengguna juga bisa mengakses advance setting seperti fungsi angle snapping, mengaktifkan light height, menentukan polling rate USB, memindahkan slider DPI ke level tertinggi di 8.200, serta men-setup macro. Jika sudah puas, setting tersebut bisa disimpan ke empat slot profile yang tersedia.

ROG GX1000 1

ROG GX1000 2

ROG GX1000 menyajikan rentang DPI (dots per inch) yang luas, dari 50 sampai 8.200DPI, dibagi dalam empat level (default-nya adalah 800, 1.600, 3.200 dan 5.600). Walaupun terlihat mengesankan, hanya di skenario ekstrem saja 8.200DPI betul-betul berguna. Bagi saya, faktor terpenting adalah presisi dan sayangnya AVAGO 9800 belum bisa dikatakan sempurna. Namun setidaknya, periferal siap menemani Anda menikmati judul-judul permainan yang lebih santai dan casual.

ROG GX1000 25

Verdict

Selain dari pertimbangan pada aspek kenyamanan dan keakuratan, faktor penting yang boleh jadi menghalangi gamer mengadopsi Asus ROG GX1000 terletak pada harganya. Dijual seharga Rp 1,1 juta, memang tidak sulit menemukan produk lebih terjangkau. Namun sebagai salah satu gaming gear flagship Asus, ROG GX1000 menghidangkan build quality jempolan serta luasnya opsi kustomisasi, ditambah fitur macro ekstensif via software companion.

Lalu apakah mouse gaming ini layak dibeli? Sejujurnya, semua bergantung dari apa yang sedang Anda cari. Desainnya memang tidak begitu ergonomis, tapi jika kebetulan Anda merupakan seorang penggemar berat brand Republic of Gamers dan menginginkan periferal yang serasi dengan mesin gaming kebanggaan di rumah, tidak sulit untuk memaklumi kekurang-kekurangan ROG GX1000 tadi.

Sedikit masukan untuk Asus: ROG GX1000 bukanlah produk yang betul-betul baru. Bagaimana jika harganya diturunkan sedikit?

Lewat Racing GM5, Biostar Buktikan Mouse Gaming High-End Tak Harus Dijual Mahal

Bulan September 2016 kemarin menandai langkah perdana Biostar memasuki segmen mouse gaming. Mereka melakukannya dengan sederhana. Bukannya berambisi untuk menembus kelas yang dikuasai nama-nama terkenal seperti Razer dan SteelSeries, perusahaan hardware Taiwan itu mencoba memberikan alternatif lebih terjangkau tanpa mengorbankan mutu dan performa.

Dan di awal bulan Februari ini, Biostar mengumumkan anggota baru keluarga mouse gaming-nya: Racing GM5. Mungkin Anda sudah tahu, branding ‘Racing’ memang telah digunakan di produk motherboard dan mini PC Biostar, namun kabarnya GM5 betul-betul terinspirasi dari konsep balap, bisa dilihat langsung dari desainnya. Sang produsen juga bilang bahwa Racing GM5 adalah mouse tercanggih yang pernah mereka racik.

Biostar Racing GM5 mengusung tubuh ambidextrous, artinya dapat digunakan di tangan kanan ataupun kiri. Mouse dirancang untuk penggunaan tipe claw grip (postur tangan seperti mencakar) dengan area tengah yang ramping. Pendekatan desain ini memberikan kendali penuh dan kestabilan tinggi pada gamer. Lalu layout tombolnya sendiri cukup familer: selain dua tombol utama, ada switch DPI di depan scroll wheel, lalu ada dua tombol lagi di sisi kanan dan kiri.

Biostar Racing GM5 2

Mouse memanfaatkan tubuh ‘ala serat karbon’ dengan rimensi 125×67,2×37,5mm dan bobot 130g. Bagian sampingnya dilapisi karet bertekstur untuk memastikan GM5 tak gampang terlepas dari genggaman tangan saat Anda sedang seru ber-gaming. Dan melengkapi sisi penampilannya, Biostar membubuhkan pencahayaan LED di sisi bawah kiri dan kanan (plus lampu indikator), scroll, dan juga logo Racing di punggung.

Jantung dari performa Biostar Racing GM5 adalah sensor optik PMW, menyajikan pilihan DPI berbeda: dari mulai 50 (jika Anda membutuhkan tracking presisi) 800, 1600, 2400 hingga 7200 – dapat diubah langsung dengan tombol atau lewat software. Mouse gaming tersebut mampu melacak gerakan hingga kecepatan 150-inci per detik, dan sensornya sanggup membaca 8.000 gambar per detik. Sebagai ‘kakinya’, produsen menggunakan bahan teflon.

Biostar Racing GM5 1

Untuk memastikan GM5 bisa dipakai dalam waktu lama, Biostar mengusung switch Omron Micro – tombolnya tahan hingga 50 juta kali klik. Mouse tersambung ke komputer via kabel USB braided sepanjang 1,8-meter, kompatibel dengan PC ber-OS Windows 10, 8, 7, ataupun platform lawas semisal XP dan Win 2000.

Biostar Racing GM5 sudah mulai dipasarkan, dapat Anda miliki dengan mengeluarkan uang US$ 40 saja. Di masa promo ini, bundel pembelian produk juga disertai kode gift World of Tanks.

Sajikan Kecanggihan Dalam Desain Simpel, Logitech Singkap Mouse Gaming G203 Prodigy

Gaming seringkali mengancam isi dompet, tapi gamer tetap tak boleh berkompromi dalam memilih aksesori. Logitech sudah lama jadi tempat berpaling karena produk mereka dipercaya menawarkan titik temu antara harga dan performa. Untuk mouse baru mereka, perusahaan asal Swiss itu menitikberatkan faktor kenyamanan serta keleluasaan kustomisasi.

Ingin kembali menegaskan bahwa performa tinggi tak harus selalu menuntut banyak uang, Logitech memulai manuvernya di tahun 2017 dengan memperkenalkan mouse gaming G203 Prodigy, anggota baru dari lini G Prodigy. Melihat keseluruhan paketnya, sang produsen tampak mencoba menawarkan kelengkapan fitur dalam penyajian simpel yang jadi favorit gamer.

G203 Prodigy mewariskan arahan desain mouse gaming populer G100S, dengan rancangan ambidextrous dan layout yang sama-sama sederhana. Tentu saja tim desainer membubuhkan beragam pembaruan, baik pada aspek ketahanan, kinerja, serta memodifikasinya agar lebih nyaman. Terdapat tombol switch DPI di dekat scroll wheel, lalu Logitech menambahkan dua tombol lagi di sisi kiri mouse.

Logitech memastikan G203 Prodigy dapat meregistrasi 1.000 laporan per detik ke PC, delapan kali lebih cepat dari mouse standar. Dengan begini, input kendali berupa gerakan ataupun klik segera direspons secara instan, dan Anda tidak merasakan keterlambatan sedikit pun di layar. Tak hanya itu, Logitech juga meramu kedua tombol utama agar empuk, responsif dan menjaga sensasinya tetap konsisten.

Mouse gaming ini memanfaatkan sensor optik jenis baru dengan rentang DPI dari 200 sampai 6.000. Sensor tersebut diklaim sangat akurat dalam melacak gerakan, didesain di Amerika dan diproduksi di Swiss demi ‘menyuguhkan kendali yang lebih baik’, menyulap mouse jadi ekstensi dari tangan Anda. Meskipun G203 Prodigy ditawarkan di harga bersahabat, Logitech menjamin tidak ada kompromi pada build quality. Tiap unitnya lulus uji coba intensif di laboratorium R&D mereka.

Produk ini bisa segera digunakan begitu ia dikeluarkan dari bungkus tanpa proses instalasi. Alternatifnya, pengguna dapat melakukan konfigurasi dengan Logitech Gaming Software, di mana Anda bisa memilih warna dan menentukan level kecerahan LED (ada 16,8 juta warna) serta mengustomisasi fungsi seluruh tombolnya. Buat mengubah DPI, kita tinggal menekan sebuah tombol, dan pilihan itu disimpan dalam memori onboard sehingga setup tidak berubah walaupun G203 Prodigy disambungkan ke PC berbeda.

Mouse gaming Logitech G203 Prodigy kabarnya akan mulai dipasarkan di bulan Januari 2017 ini, dijajakan di harga US$ 50.

Sumber: Logitech.

Ini Dia Sejumlah Kejutan Menarik yang MSI Singkap di CES 2017

Meski segmen notebook dan komponen gaming merupakan santapan utama MSI, sang produsen asal Taiwan itu sudah lama ‘bermain-main’ dengan gaming gear. Keyboard, mouse, atau bahkan mouse mat berlogo naga seringkali menemani device-device mereka saat dipamerkan di banyak event. Tapi CES 2017 menandai sebuah transisi di ranah aksesori gaming MSI.

Jika dulu Anda tanya mengenai status dari gaming gear-nya, MSI mungkin hanya menjawab bahwa perangkat-perangkat tersebut hanyalah pelengkap, disertakan sebagai bonus pembelian produk utama seperti laptop atau PC. Menariknya, aksesori menjadi salah satu bagian dari presentasi Micro-Star International di Consumer Electronics Show tahun ini – di sana mereka mengungkap keyboard, headphone, mouse baru dan docking gaming unik.

Keyboard gaming MSI Vigor GK80

Meracik keyboard mekanik bukan lagi hal baru bagi MSI. Di website resmi, setidaknya ada lima tipe yang bisa konsumen pilih. Dan di CES 2017, mereka memperpanjang portfolio produk papan ketik lewat pengumuman Vigor GK80. Info mengenainya memang masih sangat minim, namun MSI memperbolehkan para tamu menjajalnya unit demonya secara langsung.

CES MSI Accessories 8

CES MSI Accessories 9

Layaknya GK601 dan seri CK, MSI mengusung layout tradisional ber-tuts lengkap. Pencahayaan LED RGB-nya terintegrasi dengan Mystic Light, sehingga warna-warni dan pola bisa diselaraskan dengan efek di PC atau bahkan merespons ketika karakter Anda terkena tembakan di game. Dari sesi hands-on, cahaya backlight-nya sangat cerah sehingga perubahan pattern (misalnya pola seperti ombak) tampak jelas.

CES MSI Accessories 11

CES MSI Accessories 12

Struktur tubuh keyboard mekanik ini dilindungi bingkai aluminium yang kuat untuk menjaga sirkuti-sirkuit penting di dalam. Lalu di sisi kenyamanan, MSI melengkapi Vigor GK80 dengan palm rest bertekstur matte detachable. Kemudian, sang produsen kembali memanfaatkan switch Cherry MX Red yang ringan serta responsif.

Mouse gaming MSI Clutch GM70

Yang membuat Clutch GM70 berbeda dari mouse MSI lainnya adalah pendekatan modular tanpa menyebabkannya jadi terlalu ‘radikal’ seperti Mad Catz RAT Pro. Sisi samping kiri, kanan dan punggung dari Clutch bisa dibongkar-pasang (tersambung via magnet) sehingga Anda dapat mengubahnya jadi mouse ambidextrous ataupun ergonomis. Selanjutnya, MSI membubuhkan LED RGB (Mystic Light tentu saja) di area bawah dua tombol depan serta logo naga di bagian punggungnya.

CES MSI Accessories 1

CES MSI Accessories 2

Layout-nya terasa familier. Selain dua tombol utama, Clutch GM70 mempunyai satu clickable scroll-wheel, satu tombol (dua pemicu) untuk mengubah DPI, serta dua tombol di masing-masing sisi kiri dan kanan. Terdapat switch di bagian bawah mouse untuk mengubah mode pemakaian – buat orang normal ataupun kidal – dan tersambung ke PC secara wireless dipadu locked cable.

CES MSI Accessories 3

Headset gaming Immerse GH70

MSI memang punya hubungan erat dengan SteelSeries. Tim spesialis gaming gear asal Denmark itu dipercaya oleh sang produsen Taiwan buat meracik bagian keyboard di notebook gaming-nya – bahkan SteelSeries pun sempat menyiapkan headphone dengan branding MSI Gaming G Series eksklusif. Immerse GH70 sendiri seolah-olah mengikuti arahan desain dari headset laris SteelSeries, Siberia V2.

CES MSI Accessories 4

Tentu saja Immerse GH70 punya sejumlah perbedaan dari V2. Sebagian struktur tubuh dan headband-nya tersusun atas material aluminium brushed, lalu kepala Anda disangga oleh bantalan bertali fleksibel. Ear cup berlapis kulit sintetisnya cukup besar untuk menutup seluruh daun telinga, kemudian MSI menambatkan microphone berleher lentur di ear cup kiri.

CES MSI Accessories 5

CES MSI Accessories 6

Info spesifikasi GH70 masih misterius, MSI hanya bilang ia sanggup menghidangkan audio beresolusi tinggi di channel 7.1, siap menunjang fitur itu di notebook-notebook high-end mereka.

CES MSI Accessories 7

MSI GUS

Salah satu kejutan paling menarik yang MSI singkap di CES 2017, GUS atau Graphics Upgrade System ialah pelengkap yang bisa mengubah mini PC Anda menjadi device gaming mumpuni lewat solusi docking. Walaupun bukan metode baru, kehadiran konektivitas Thunderbolt 3 mengubah semuanya. Berkat sambungan tersebut ke komputer, Anda memperoleh sambungan data secepat 40Gbps.

CES MSI Accessories 13

CES MSI Accessories 14

GUS memiliki desain ala balok asimetris dengan tubuh berwarna hitam merah khas MSI. Ada jendela di sisi kiri agar GPU bisa dipamerkan. Oh, berbicara kartu grafis, docking ini kompatibel ke model high-end berukuran besar, contohnya Nvidia GeForce GTX 1080. Selain itu, produsen turut membekali GUS dengan dua USB 3.0 di belakang, satu USB type-C di belakang, serta sebuah USB 3.0 berfitur Quick Charging di depan, kemudian tenaganya dipasok oleh unit power supply internal 500W 80 Plus.

CES MSI Accessories 15

Harga dan waktu ketersediaan masing-masing produk bisa Anda lihat di bawah:

  • Keyboard MSI Vigor GK80: US$ 170 – Q1 2017
  • Mouse MSI Clutch GM70: US$ 110 – Q1 2017
  • Headphone MSI Immerse GH70: US$ 110 – Q1 2017
  • MSI GUS Thunderbolt 3: TBA

Roccat Ungkap Keyboard Gaming Analog dan Mouse Wireless yang Amat Responsif

Produsen gaming peripheral asal Jerman, Roccat, baru-baru ini meluncurkan sepasang senjata barunya untuk tahun 2017, bertepatan dengan event CES. Keduanya adalah Isku+ Force FX dan Leadr.

Roccat Isku+ Force FX bukan sembarang keyboard. Sepintas ia memang kelihatan seperti keyboard biasa, tapi inovasi sebenarnya tersembunyi di dalam tombol Q, W, E, A, S dan D. Keenam tombol tersebut istimewa karena sensitif terhadap tekanan, dimana cara kerjanya mirip seperti stik analog milik controller PS atau Xbox.

Dengan keyboard semacam ini, pemain pada dasarnya dapat mengatur kecepatan gerakan karakternya berdasarkan seberapa kuat ia menekan salah satu dari keenam tombol tersebut. Kontrol pun jadi lebih presisi, dan opsi kustomisasi jadi lebih melimpah.

Roccat sebenarnya bukan yang pertama kali datang dengan konsep keyboard analog semacam ini. Sebelumnya, sebuah startup asal Belanda bernama Wooting sudah membuka pre-order untuk keyboard serupa, meski garapan mereka tersebut punya switch mekanik; buatan Roccat ini merupakan keyboard membran, sehingga pastinya harganya bisa lebih terjangkau, tepatnya $100 saja.

Roccat Leadr / Roccat
Roccat Leadr / Roccat

Roccat Leadr di sisi lain merupakan sebuah mouse wireless yang tidak kalah istimewa. Ia mengemas sensor optik baru bernama Owl-Eye, yang tidak hanya memiliki DPI maksimum 12.000, tetapi juga diklaim tanpa latency. Artinya, sama sekali tidak ada jeda saat Anda menggerakkan mouse dengan gerakan kursor di layar.

Efeknya mungkin tidak akan terlalu terasa bagi semua orang, tapi bagi yang tergolong gamer kelas hardcore, mereka akan sangat mengapresiasi akurasi dan respon cepat dari Leadr, yang dampaknya akan terasa signifikan pada gamegame bertempo cepat seperti Titanfall 2 misalnya.

Sebagai bonus, Leadr datang bersama sebuah charging dock yang ergonomis – Anda juga bisa mengisi ulang baterainya dengan cara tradisional, yakni menyambungkan kabel USB dan memakai mouse selagi charging berlangsung. Sayang sejauh ini Leadr belum punya jadwal rilis maupun banderol harga resmi.

Sumber: MSPowerUser dan Engadget.

Biostar Upgrade Mouse Gaming Mereka, Tetap Tawarkan Harga Paling Ekonomis

Harga kompetitif merupakan arahan yang diambil Biostar saat produsen motherboard Taiwan itu memutuskan untuk turut masuk ke kancah persaingan gaming gear. Mereka sudah memperkenalkan dua periferal pendukung gaming, yakni mouse super-murah dan keyboard mekanik yang ditawarkan di harga sangat miring. Namun Biostar masih punya kejutan lain buat Anda.

Di pertengahan bulan Desember kemarin, Biostar mengumumkan mouse gaming kedua mereka, diracik sebagai versi upgrade dari AM2, dinamai Racing AM3. Perusahaan Taiwan itu menjelaskan, produk ini sengaja didesain buat gamer yang menginginkan mouse berperforma dan dengan tingkat presisi tinggi. Biostar mengadopsi sejumlah teknologi high-end dan menyajikannya secara terjangkau agar lebih banyak orang bisa menikmatinya.

“Dengan semakin banyaknya gamer mencari performa dan kelengkapan fitur, harga mouse gaming yang bertambah mahal jadi rintangan bagi mereka untuk menikmati permainan secara sempurna,” kata Biostar secara tertulis. “Kami ingin mengubah hal itu melalui produk ideal di harga masuk akal tanpa mengorbankan kualitas ataupun kelengkapan fitur.”

BioStar Racing AM3 1

Seperti AM2, AM3 mengusung arahan desain ambidextrous – dibuat simetris sehingga dapat dipakai di tangan kanan dan kiri. Mouse diramu untuk tipe menggunaan claw-grip (postur tangan mencakar) dengan dimensi 122x67x34mm dan berat hanya 149g, menjanjikan kenyamanan dan kelincahan gerakan dalam sesi gaming yang lama. Penyajiannya cukup familier: ada dua tombol utama, scroll wheel, tombol switch DPI, dan ada dua tombol lagi di sisi kiri.

Racing AM3 memanfaatkan jenis permukaan glossy sehingga mudah dibersihkan, tersambung ke PC via kabel nilon non-tangle dengan clip anti-tarikan, kemudian Biostar tak lupa membubuhkan ‘kaki’ teflon di sisi bawahnya agar mouse bergerak secara mulus baik di permukaan mouse mat keras ataupun lembut. Dan dari gambar yang Biostar tampilkan di press release, AM3 juga mempunyai pencahayaan LED; di bagian samping, punggung dan logo bintang.

Jantung dari performa AM3 adalah sensor PMW 3320, mampu membaca 5.300 frame rate per detik dan melacak kecepatan sampai 80ips (instructions per second), serta menyuguhkan keakuratan hingga 5.000DPI. Cukup dengan menekan tombol, Anda bisa menentukan levelnya secara real-time: 800, 1.200, 2.400 atau 5.000. Buat tombol-tombol di sana, Biostar mengandalkan switch Huano, diklaim memiliki daya tahan sampai 10 juta kali klik.

Biostar belum bilang kapan Racing AM3 dirilis (juga belum dipamerkan di situs resmi mereka), hanya menginformasikan bahwa produk ini dibanderol di harga cuma US$ 16.

Corsair Siapkan Sepasang Keyboard dan Mouse Ekonomis Untuk Gamer FPS

Ekspansi Corsair ke segmen gaming dilakukan kurang lebih dua tahun lalu dengan menyediakan beragam gear penunjang hobi ini; dari mulai keyboard, mouse, headset, sampai ‘PC rasa console‘. Hanya dalam waktu singkat, namanya melesat jadi salah satu brand terkemuka di ranah itu. Dan minggu lalu, Corsair ungkap sepasang produk anyar yang ditujukan buat pecinta game shooter.

Cukup berbeda dari mayoritas gaming gear kreasi Corsair lainnya, mouse Harpoon RGB dan keyboard K55 RGB ditawarkan di harga yang terjangkau tanpa mengorbankan performa maupun penampilan. Seperti namanya, kedua produk dibekali sistem backlight programmable.

K55 RGB Gaming Keyboard

Dua aspek andalan dari K55 RGB ialah kustomisasi dan keleluasaan kendali. Ia memang tidak mengusung switch mekanik, tapi tetap menjanjikan kenyamanan penggunaan di sesi gaming berdurasi lama, dibantu wrist rest detachable berlapis karet yang lembut. Keyboard ini mempunyai tiga zona backlight RGB – Anda bisa memilih pola pencahayaan atau sekedar menggunakan opsi statis.

Corsair K55 RGB

K55 menyajikan fitur anti-ghosting multi-key dan tuts tidak berisik saat jari Anda menari di atasnya. Di area kiri, ada enam tombol macro yang bisa dikonfigurasi ‘on-the-fly‘ tanpa memerlukan software tambahan; lalu di kanan atas terdapat tombol kendali volume dan multimedia. Corsair tak lupa membubuhkan mode Windows Key Lock untuk mematikan fungsi tombol Windows demi meminimalisir gangguan ketika Anda sedang serius bermain.

Corsair K55 RGB 2

Dijual seharga US$ 50 dan tersedia mulai tanggal 22 November nanti, K55 tersambung ke PC via port USB, kompatibel dengan OS Windows 10, 8, 7 serta Vista.

Harpoon RGB Gaming Mouse

Kenyamanan dan durabilitas merupakan janji Corsair. Harpoon RGB memanfaatkan rancangan ergonomis, didesain agar pas d tangan serta mendukung berbagai gaya cengkraman. Tekstur halus di bagian punggungnya dimaksudkan agar mouse tidak mudah tergelincir dari genggaman Anda, lalu produsen turut melapisi side grip dengan karet agar tidak gampang jatuh sewaktu Anda mengangkatnya.

Corsair Harpoon RGB 1

Harpoon RGB memiliki bobot yang ringan, dibekali sensor optik 6000DPI sehingga mampu melacak gerakan di kecepatan tinggi dan mendeteksinya secara presisi, dipadu polling rate 1000Hz demi menyuguhkan pengalaman bebas lag. Selanjutnya, enam tombol dan lampu LED RGB di sana dapat dikustomisasi. Corsair menjelaskan, Harpoon RGB memang sengaja diramu untuk mendukung permainan-permainan ber-genre first-person shooter.

Corsair Harpoon RGB 2

Sama seperti keyboard K55, Harpoon RGB terkoneksi ke PC lewat kabel USB, kompatibel ke Windows 10, 8, 7 dan Vista. Anda bisa membelinya cukup dengan mengeluarkan uang US$ 30.