Perubahan Kebiasaan Menonton Masyarakat: Jumlah Penonton Olimpiade di TV Turun dan di Aplikasi Naik

Ketika disiarkan di NBC Universal, upacara pembukaan Olimpiade Tokyo hanya ditonton oleh 16,7 juta orang. Dengan ini, jumlah penonton upacara pembukaan Olimpiade Tokyo menjadi yang paling kecil dalam 33 tahun terakhir. Sebagai perbandingan, jumlah penonton Olimpiade Rio De Janeiro 2016 mencapai 26,5 juta dan Olimpiade London 2012 mencapai 40,7 juta. Hal itu berarti, jumlah penonton Olimpiade Tokyo menurun 37% jika dibandingkan dengan Olimpiade Rio dan turun 59% dari jumlah penonton Olimpiade London.

Kabar baiknya, NBC tidak hanya menayangkan acara pembukaan Olimpiade Tokyo di channel televisi mereka, tapi juga di platform mereka yang lain, seperti NBCOlympics.com dan aplikasi NBC Sports. Menariknya, walau jumlah penonton TV turun, jumlah penonton streaming di platform lain justru naik, seperti yang disebutkan oleh Kontan. Jumlah penonton Olimpiade Tokyo di platform streaming NBC naik 76% dari jumlah penonton Olimpiade PyeongChang 2018 dan naik 72% dari jumlah penonton Olimpiade Rio.

Naiknya Jumlah Downloads Aplikasi Olimpiade Tokyo 

Setelah ditunda karena pandemi, Olimpiade Tokyo akhirnya dimulai pada 23 Juli 2021. Meskipun begitu, larangan untuk berkerumun masih berlaku. Alhasil, tidak banyak orang yang bisa menonton pertandingan Olimpiade secara langsung. Hal ini berujung pada meningkatnya jumlah download aplikasi terkait Olimpiade, seperti IOC Olympics dan Peacock. Dalam waktu dua bulan menjelang Olimpiade Tokyo, jumlah downloads dari aplikasi IOC Olympics menunjukkan tren naik. Pada puncaknya, di 25 Juli 2021, aplikasi itu diunduh sebanyak 325 ribu kali dalam sehari.

Besar pertumbuhan jumlah download aplikasi Olimpiade selama 23-25 Juli 2021. | Sumber: App Annie

Menurut data dari App Annie, Tiongkok menjadi negara dengan pertumbuhan jumlah downloads paling besar. Peak downloads dari aplikasi terkait Olimpiade  terjadi pada 23-25 Juli 2021. Ketika itu, total downloads aplikasi Olimpiade di Tiongkok naik 2270% jika dibandingkan dengan jumlah downloads rata-rata pada satu minggu sebelumnya. Korea Selatan menjadi negara dengan pertumbuhan downloads aplikasi Olimpiade Tokyo terbesar kedua, mencapai 1750% dan India di posisi ketiga dengan pertumbuhan 940%.

Selain aplikasi terkait Olimpiade, aplikasi streaming pertandingan Olimpiade Tokyo juga mengalami kenaikan. Di Rusia, aplikasi Олимпиада Токио alias Olimpiade Tokyo, dirilis pada 16 Juli 2021. Pada puncaknya, di 23-25 Juli 2021, total downloads dari aplikasi itu naik 1305% jika dibandingkan dengan jumlah downloads rata-rata harian pada satu minggu setelah aplikasi diluncurkan.

Pertumbuhan download aplikasi Olimpiade di masing-masing negara. | Sumber: App Annie

Di Eropa, jumlah downloads dari aplikasi Eurosport naik 1040% sejak upacara pembukaan Olimpiade Tokyo digelar. Sementara di Jepang, yang menjadi tuan rumah dari Olimpiade Tokyo, aplikasi NHKプラス mengalami pertumbuhan jumlah downloads sebesar 510%. Pada 23-25 Juli 2021, aplikasi itu duduk di peringkat 11 dalam daftar aplikasi dengan jumlah downloads terbanyak . Padahal, 3 hari sebelumnya, aplikasi tersebut ada di peringkat 79.

Game Kasual Tingkatkan Jumlah Downloads

Selain tren terkait total downloads aplikasi Olimpiade Tokyo, App Annie juga membahas tentang tren downloads game dan aplikasi streaming di laporan terbaru mereka. Pada 2021, total belanja mobile gamers diperkirakan akan mencapai US$120 miliar. Angka ini lebih besar 1,5 lipat dari total belanja oleh gamers di platform lain.

Tahun lalu, core gamers memberikan kontribusi terbesar dalam hal spending. Dari total belanja mobile gamers, core gamers memberikan kontribusi sebesar 66%. Sementara itu, kasual gamers hanya memberikan kontribusi sebesar 23% dari total belanja mobile gamers, dan casino gamers sebesar 11%. Jika dibandingkan dengan gamers kasual dan pemain game kasino, core gamers juga menghabiskan waktu paling banyak untuk bermain game. Namun, dari segi jumlah downloads, gamers kasual menjadi kontributor terbesar. Dari total downloads pada 2020, sebanyak 78% berasal dari gamers kasual, 20% dari core gamers, dan 2% dari casino gamers.

Dalam laporannya, App Annie membagi mobile game ke dalam 112 subgenre. Dari semua subgenre ittu, subgenre kasual, simulasi, dan sandbox mendapatkan market share paling besar pada 2020. Secara total, pangsa pasar dari ketiga subgenre itu hampir mencapai 7%, naik 1,9% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, kasual, arcade, dan other arcade jadi subgenre dengan pertumbuhan waktu main paling besar. Pada 2020, total hours spent dari ketiga subgenre tersebut mencapai 4,5 miliar jam, naik 300% dari tahun 2019.

Pertumbuhan total hours spent dari masing-masing subgenre pada 2020. | Sumber: App Annie

Pada 2020, salah satu hal yang mendorong para mobile gamers untuk berbelanja dalam game adalah keberadaan events. Secara global, total pemasukan dari events yang didapat oleh industri mobile game mencapai US$53 miliar. Fitur lain yang membuat gamers terdorong untuk menghabiskan uang dalam game adalah fitur kustomisasi dan leaderboards. Total spending berkat fitur kustomisasi mencapai US$47,1 miliar dan total belanja dari fitur leaderboards mencapai US$46,8 miliar.

Fitur events, leaderboards, dan kustomisasi sangat populer di kalangan mobile gamers Amerika Utara dan Eropa. Meskipun begitu, fitur-fitur tersebut justru tidak terlalu populer di kalangan mobile gamers di Asia Pasifik. Misalnya, di Tiongkok, dua fitur yang mendorong jumlah belanja para gamers adalah fitur chat serta klan dan guild. Di Jepang, daily & logins menjadi salah satu fitur dalam game yang bisa mendorong para pemain untuk menghabiskan uang. Dan di Korea Selatan, competitive multiplayer menjadi fitur yang meningkatkan total belanja para gamers.

Kebiasaan Menonton Aplikasi Streaming Video

Selama pandemi, banyak orang yang menjadi lebih sering bermain mobile game. Selain bermain game itu, mereka juga menghabiskan lebih banyak waktu mereka untuk menonton konten di platform streaming. Buktinya, pada 2020, total jam yang dihabiskan orang-orang untuk menonton konten streaming naik 40%.

Di Asia Pasifik, negara yang menghabiskan paling banyak waktu untuk menonton konten streaming adalah Tiongkok, diikuti dengan India dan Indonesia di posisi ketiga. Pada Q4 2020, total jam yang dihabiskan masyarakat Tiongkok untuk menonton aplikasi streaming mencapai 90,82 miliar jam. Sementara di India, total hours spent menonton konten streaming mencapai 47,21 miliar jam, dan di Indonesia 8,33 miliar jam. Secara global, total waktu yang dihabiskan untuk menonton konten streaming adalah 239,1 miliar jam.

Jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menonton aplikasi streaming di Indonesia. | Sumber: App Annie

Dengan Tiongkok sebagai pengecualian, YouTube menjadi aplikasi streaming paling populer di semua negara yang App Annie survei. Selain YouTube, Twitch juga cukup populer. Hal ini menunjukkan, konten esports dan livestreaming kini semakin digemari.

Pada 2020, durasi menonton rata-rata dari pengguna YouTube Indonesia mencapai 25,9 jam setiap bulan, naik dari 21,8 jam per bulan pada 2019. Selain itu, lama waktu yang dihabiskan masyarakat Indonesia untuk menonton konten di YouTube Go juga mengalami kenaikan: dari 12,7 jam per bulan pada 2019 menjadi 15,5 jam per bulan pada 2020. Selain YouTube dan YouTube Go, tiga aplikasi streaming video lain yang populer di Indonesia adalah MX Player, Netflix, dan Viu.

Film Anime Adaptasi dari The Witcher Dapatkan Trailer Perdananya

Petualangan Geralt sebagai The Witcher di dalam dunia game mungkin memang masih belum berlanjut. Namun setidaknya, semesta The Witcher terus berkembang lewat media lain yaitu Netflix.

Setelah sukses dengan musim perdananya, film serial The Witcher yang dibintangi Henry Cavill tersebut memang tengah menunggu musim keduanya yang akan ditayangkan pada 17 Desember 2021 mendatang. Namun Netflix ternyata telah menyiapkan amunisi untuk menyenangkan para fans sembari menunggu.

Netflix akhirnya menunjukkan trailer dari film animasi adaptasi berjudul The Witcher: Nightmare of the Wolf yang akan dirilis pada 23 Agustus mendatang. Film animasi ini disutradari oleh Kwang Il Han, diproduksi oleh Lauren Schmidt Hissrich, dan ditulis oleh Beau DeMayo.

Untuk masalah kualitas, animasi ini tidak perlu diragukan karena produksinya akan ditangani oleh Studio Mirr yang tentu sudah terbukti lewat animasi seperti The Legend of Korra, Voltron: Legendary Defender, Mortal Kombat Legends: Scorpion’s Revenge, dan tentunya yang terakhir adalah Dota: Dragon’s Blood.

Menjadi bagian dari dunia The Witcher, film animasi ini akan mengambil masa sebelum era Geralt menjadi seorang Witcher. Lebih tepatnya animasi ini akan mengikuti kisah dari mentor sekaligus ayah angkat dari Geralt yaitu Vesemir.

image credit: Netflix

Vesemir diceritakan menjadi seorang witcher yang masih muda dan membunuh monster demi koin. Namun hal tersebut berubah ketika monster baru yang aneh mulai meneror. Apalagi kerajaan tempatnya tinggalnya juga dipenuhi dengan intrik politik yang membuat Vesemir harus berpetualang dan memaksanya untuk menghadapi iblis dari masa lalunya.

Film animasi The Witcher: Nightmare of the Wolf juga memiliki banyak pemeran terkenal seperti Theo James yang bermain di film Divergent sebagai Vesemir. Selain itu, ada juga Lara Pulver yang sebelumnya mengisi suara Mirana di serial Dota: Dragon’s Blood sebagai Tetra, Graham McTavish sebagai Deglan, dan Mary McDonnell sebagai Lady Zerbst.

Dalam trailer breakdown yang bisa dilihat di atas, Lauren Schmidt Hissrich yang bertindak sebagai showrunner juga menjelaskan bahwa film animasi ini akan punya pendekatan yang berbeda ketimbang film serinya.

Pasalnya, Geralt digambarkan sebagai pribadi yang serius atas pekerjaannya, tujuannya, dan bagaimana dirinya melindungi Ciri. Namun Vesemir akan jauh berbeda. Terlihat dari trailernya, Vesemir lebih santai dan humoris dari Geralt.

Netflix memang nampaknya kian kencang menggarap pasar gamer. Sebelumnya, mereka juga dilaporkan akan menyuguhkan layanan game streaming dan menyasar pasar mobile.

Sah! Ekspansi Netflix ke Industri Game Sasar Platform Mobile

Rencana platform streaming film Netflix untuk terjun ke pasar video game sudah mendapatkan konfirmasinya lewat laporan pada pemilik saham di kuartal kedua. Dan kelihatannya platform mobile akan menjadi target utama dari ekspansi besar perusahaan ini sejak memulai layanan streaming pada 2007 dan membuat acara originalnya pada 2012.

Menurut laporan dari CNET, pihak eksekutif dari Netflix mengatakan bahwa semua perangkat yang telah mendukung aplikasi Netflix berpotensi menjadi platform game mereka. Hal ini berarti platform potensialnya sangat luas mulai dari mobile, PC, smart TV, dan bahkan termasuk konsol game seperti PlayStation dan Xbox.

“Ada peluang besar untuk terus menghadirkan dan mengembangkan kemampuan teknis untuk meningkatkan kualitas pengalaman game yang dapat kami berikan di berbagai perangkat,” ungkap chief operating dan product officer Netflix, Greg Peters.

Image credit: Dead by Daylight

Meskipun tidak diungkapkan secara resmi, namun pengembangan game Netflix ini masih berada di tahap awal dari proses yang akan memakan waktu hingga bertahun-tahun. Namun Netflix berencana untuk bereksperimen dengan franchise-franchise milik mereka yang telah ada.

Tujuannya agar para fans dapat menyelami lebih dalam cerita dan karakter dari acara favoritnya. Meskipun begitu, Netflix tetap menargetkan untuk membuat game original mereka sendiri yang juga berpotensi balik untuk mendapatkan spin-off sebagai film ataupun serialnya.

Berita baiknya adalah meskipun Netflix mengembangkan game-nya dari nol, namun Netflix menjamin bahwa mereka tidak akan memberikan biaya tambahan untuk mengakses game mereka nanti.

Image credit: Netflix

“Kami adalah perusahaan dengan satu produk dan semua produk di dalamnya telah berada di ‘semua-dalam-satu’ langganan,” ungkap co-CEO Reed Hastings.

Nantinya layanan Netflix games dikatakan tidak akan memiliki iklan, tidak akan memiliki pembelian tambahan (IAP) di dalam game-nya, dan para pelanggan tidak perlu membeli game-nya secara terpisah. Karena game-game tersebut akan menjadi konten di dalam Netflix layaknya film, serial, acara TV, dll.

Meskipun inovatif, langkah berani dari Netflix ini sebenarnya dianggap beresiko. Seperti yang diungkapkan oleh analis telekomunikasi Paolo Pescatore, Netflix harus mendedikasikan sumber daya yang signifikan termasuk waktu dan investasi tanpa jaminan keberhasilan.

Featured Image: Photo by Elise Amendola on Associated Press

Netflix Umumkan 2 Serial Animasi dari Franchise Far Cry

Keberhasilan beberapa franchise game dalam membawa game mereka menjadi serial animasi kelihatannya juga membuat Ubisoft ingin mengikuti langkah yang sama.

Tidak tanggung-tanggung, Ubisoft langsung mempersiapkan dua serial animasi bersama Netflix dari salah satu franchise andalan mereka yaitu Far Cry.

Serial animasi pertama merupakan adaptasi dari dunia bertema cyberpunk milik Far Cry yaitu Far Cry 3: Blood Dragon. Animasi tersebut berjudul Captain Laserhawk: A Blood Dragon Remix.

Meskipun belum ada banyak detail mengenai plotnya, namun dikabarkan bahwa animasi original ini akan menampilkan alter-ego dari karakter milik Ubisoft yang dikemas sebagai penghormatan terhadap film dan animasi di awal 80-an.

Untungnya kita mendapat sedikit bocoran mengenai seberapa panjang animasi Captain Laserhawk: A Blood Dragon Remix ini nantinya lewat cuitan dari sang Kreator dan Produser Eksekutif, Adi Shankar.

Cerita dari serial animasi dikabarkan akan berating dewasa dan akan memiliki 6 episode. Ceritanya akan berlatar di dunia distopia cyberpunk di tahun 1992. Serta animasinya akan dikerjakan oleh Studio animasi asal Paris, Bobbypils.

Teaser perdana dari Captain Laserhawk: A Blood Dragon Remix juga telah diluncurkan pada akhir gelaran acara Netflix Geeked Week. Dalam teaser tersebut diperlihatkan beberapa adegan dari serial animasinya yang memiliki style vapor-wave ala animasi & game tahun 80-an.

Mulai dari aksi sang karakter utama yang mampu mengubah tangannya menjadi blaster seperti Megaman hingga ke balapan mobil terbang lengkap dengan HUD bergaya retronya.

Selain Captain Laserhawk yang lebih mengarah ke spin-off, Netflix juga mengumumkan serial animasi berjudul “Far Cry” yang kelihatannya akan lebih mendekati ke cerita utama dari franchise game ini.

Sayangnya, masih belum ada detail apapun mengenai serial animasi Far Cry ini. Selain Far Cry, Ubisoft dan Netflix juga berkolaborasi untuk mengerjakan animasi adaptasi franchise game mereka yang lain yaitu Splinter Cell dan Assassin’s Creed.

Baru Tahu dengan Netflix? Yuk Coba Kenali Lebih Dalam

Bagi Anda pecinta film, nama Netflix tentu sudah tidak asing lagi bukan? Pada artikel kali ini, kita akan membahas apa itu Netflix, bagaimana sejarah Netflix, bagaimana cara mendaftar Netflix, dan paket apa saja yang tersedia di Netflix.

Continue reading Baru Tahu dengan Netflix? Yuk Coba Kenali Lebih Dalam

Netflix Dynasty Warriors Dapatkan Tanggal Tayangnya

Dynasty Warrior mungkin menjadi salah satu game perang yang unik sejak pertama kali muncul di era PlayStation. Gamer di seluruh dunia kelihatannya tidak akan menduga bahwa seri game ini akhirnya mendapatkan film adaptasinya.

Apalagi meskipun filmnya telah diumumkan, para fans masih harus menunggu 5 tahun hingga akhirnya ditayangkan pada tahun ini. Filmnya sendiri sudah dirilis secara terbatas di Hong Kong dan Tiongkok pada bulan April lalu.

Berita baiknya, penonton di luar Tiongkok akan segera bisa ikut menikmati film ini melalui platform Netflix pada 1 Juli mendatang. Sayangnya pihak Netflix tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai region mana saja yang bisa menonton film ini nantinya.

Netflix mengumumkan datangnya Dynasty Warrior ini lewat trailer yang diunggah di kanal YouTube-nya. Trailer-nya menunjukkan aksi-aksi hack and slash yang tentunya menjadi ciri khas dari game buatan Koei Tecmo ini.

Karakter-karakter ikonik seperti Lu Bu, Guan Yu, Cao Cao, dan bahkan Dong Zhuo juga tampil di dalam film mendekati dengan bagaimana mereka ditampilkan dalam game-nya. Dan tidak hanya sekedar mirip secara tampilan, karakter-karakter ini juga akan membawa jurus-jurus yang ada di dalam game-nya ke dalam film ini.

Game yang didasarkan dari novel klasik The Romance of the Three Kingdoms ini memang punya keunikan terutama dalam pertarungannya yang membuat karakter yang kamu mainkan punya kekuatan Musou untuk meratakan berpuluh-puluh prajurit hanya dalam sekali serangan.

Sang sutradara, Roy Hin Yeing Chow, terbilang cukup berani untuk memasukkan konsep video game ini ke dalam sebuah film adaptasi live-action. Film adaptasi video game memang masih belum memiliki formula tepatnya yang pada akhirnya membuka kemungkinan gaya sinematografi apapun untuk diterapkan.

Franchise Dynasty Warriors sendiri merupakan salah satu seri game terlaris dari Koei Tecmo. Sampai dengan Februari 2020, seri Dynasty Warriors sudah terjual lebih dari 21 juta unit. Spinoff dari seri Dynasty Warriors juga bermunculan, seperti Hyrule Warriors: Age of Calamity yang terjual 3,7 juta copy dalam 5 bulan.

Anime League of Legends, Arcane, Diumumkan dan akan Ditayangkan di Netflix

Video game kelihatannya mulai mendapat tempat nyamannya di serial TV. Alih-alih langsung membawanya ke layar lebar dengan segala keterbatasan durasinya yang membuat ceritanya terkadang amburadul. Banyak video game kini lebih memilih membawa franchise game-nya menuju serial TV.

Apalagi dengan adanya platform streaming seperti Netflix, franchise game jadi punya ruang gerak dan eksplorasi lebih dalam menyuguhkan cerita. Apalagi dengan kesuksesan adaptasi seperti The Witcher, Castlevania, dan yang terbaru adalah Dota 2 tidak mengejutkan bila Riot Games membawa franchise terbesarnya dengan treatment yang sama.

Setelah beberapa waktu lalu beberapa kali digoda, akhirnya para fans League of Legends (LoL) mendapatkan pengumuman resmi sekaligus teaser perdana dari seri animasi yang akan berjudul Arcane.

Dalam video yang hanya berdurasi 19 detik tersebut, diperlihatkan bahwa serial animasi ini akan berpusat pada cerita origin konflik antara karakter ikonik game-nya yaitu Jinx dan Vi, dalam teaser yang berupa potongan-potongan adegan tersebut juga ditunjukkan karakter baru misterius yang mungkin juga akan menjadi bagian dari konflik ceritanya.

Selain karakter-karakter ikonik dari dalam game-nya, ada kemungkinan besar kita juga akan diberikan cerita backstory dari perseturuan dua kota kembar Runeterra, yaitu Piltover dan Zaun yang juga terlihat muncul di teaser-nya.

Film seri animasi League of Legends: Arcane ini diproduseri langsung oleh Riot Games, yang bekerja sama dengan Fortiche Production. Keduanya memang telah berkolaborasi sejak lama untuk beberapa video sinematik dan juga video musik untuk LoL.

Mengenai perilisannya, Netflix hanya memberikan informasi bahwa serial animasi ini akan dilepas pada musim gugur mendatang. Kemungkinan besar nantinya akan ada trailer penuh yang menunjukkan lebih banyak tentang ceritanya dan juga tanggal pasti perilisannya.

Aplikasi Lionsgate Play Resmi Meluncur di Indonesia, Tawarkan Konten Premium Hollywood dan Bollywood

Setelah sebelumnya mengumumkan kemitraan strategis, aplikasi video streaming Lionsgate Play hari ini (21/4) meresmikan kehadirannya di Indonesia. Mereka menawarkan beragam konten khas Hollywood yang dimiliki oleh Lionsgate Studio dan Starz, juga konten Bollywood ternama dan sajian orisinal mereka. Sebelum di Indonesia, akhir tahun 2020 lalu Lionsngate Play telah resmi meluncur di India.

Dalam acara temu media, President & Chief Executive Officer STARZ Jeffrey A. Hirsch menyebutkan, besarnya jumlah populasi di Indonesia, koneksi teknologi, dan penetrasi internet yang sudah cukup baik, menjadi alasan ideal bagi mereka sehingga memutuskan untuk menjajakan produknya di sini. Ia juga menegaskan, di Indonesia saat ini hanya ada sekitar 2-4 platform yang juga menawarkan layanan serupa [ditinjau dari konten salah satunya], sehingga masih banyak ruang untuk tumbuh di Indonesia.

Di fase awalnya, mereka masih fokus pada konten Hollywood dan Bollywood saja. Namun ke depannya Lionsgate Play juga berencana untuk menambah konten asal Indonesia. Menurut Managing Director SEA & Networks Rohit Jain, saat pandemi menjadi waktu yang tepat bagi Lionsgate Play untuk berinvestasi kepada konten dan fokus kepada pengalaman pengguna. Untuk itu ke depannya akan ditambah lagi konten menarik untuk pengguna premium Lionsgate Play.

“Sebelumnya kami telah meluncurkan layanan ini di India dan mendapatkan respons yang baik dari pasar. Kami juga telah menemukan blue print atau model bisnis yang tepat saat muncul pertama kali di India. Terutama untuk emerging market di Asia, dengan demikian model tersebut bisa direplikasi di pasar lainnya,” kata Rohit.

Untuk mendukung teknologi yang diterapkan di platform, Lionsgate saat ini telah memiliki Tech Developement Center di dua negara yaitu di Denver Amerika Serikat dan di Timur Tengah. Dengan demikian diharapkan mereka bisa memberikan pengalaman pengguna yang terbaik, didukung dengan tampilan UI/UX yang seasmless dan kemudahan mengakses aplikasi.

Menjalin kemitraan strategis

Dalam acara peluncuran Lionsgate Play Indonesia, turut dihadirkan juga tim lokal yang nantinya bertanggung jawab untuk mengelola Lionsgate Play di Indonesia. Mereka di antaranya adalah Guntur Siboro (Country Manager Indonesia), Karina Mahadi (Content Manager), dan Gene Tamesis Jr (SVP Bizdev & Partnerships).

Untuk mendukung pertumbuhan pengguna Lionsgate Play di Indonesia, telah dijalin kemitraan strategis. Mulai dari dengan operator telekomunikasi seperti Telkomsel hingga Indihome. Untuk memudahkan pilihan pembayaran, Lionsgate Play Indonesia juga telah bermitra dengan Gopay, ShopeePay, hingga Doku.

“Tentunya kami juga menawarkan pilihan pembayaran umum lainnya seperti kartu kredit, kartu debit hingga pembayaran melalui billing carrier (potong pulsa). Sesuai dengan esensi perusahaan, kami akan terus menambah kemitraan dengan pihak yang relevan,” kata Guntur.

Meskipun saat ini paket bundling hingga promosi masih tersedia untuk pengguna Telkomsel, namun ke depannya Lionsgate Play juga akan menambah kemitraan dengan operator telekomunikasi lainnya di Indonesia.

Layanan Lionsgate Play menyediakan dua model berlangganan untuk mengakses aplikasi yaitu Rp35.000 per bulan dan Rp179.000 selama setahun. Pilihan harga ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada konsumen Indonesia untuk menikmati hiburan global terbaik dengan harga terjangkau dan kenyamanan mereka.

“Tujuan dari kemitraan ini tentunya adalah berguna bagi kedua belah pihak. Bagi mitra mereka bisa mendapatkan konten beragam dari kami dan tentunya pilihan yang ideal bagi pelanggan mereka,” imbuh Guntur.

Peluang Lionsgate Play di Indonesia

Berbeda dengan pemain lainnya yang lebih dulu telah hadir di Indonesia seperti Disney+Hotstar, pendekatan yang dilakukan oleh mereka adalah secara langsung menawarkan konten orisinal yang beragam asal sineas Indonesia. Netflix sendiri makin agresif menjalin kemitraan strategis dengan sineas lokal, yang tujuannya untuk menambah konten orisinal asal Indonesia.

Namun bagi Lionsgate Play yang selama ini sudah dikenal memiliki konten film asal Hollywood berkualitas yang telah berhasil mendapatkan berbagai penghargaan piala Oscar hingga Golden Globes, diyakini bisa menjadi pemancing bagi pengguna di Indonesia untuk menjadi pelanggan Lionsgate Play.

Selain konten dari perpustakaan milik Lionsgate Studio dan Starz, Lionsgate Play juga telah mengakuisisi konten dari beberapa perusahaan entertainment di mancanegara, seperti dari BBC, Studio Canal dan Summit. Lionsgate Play di Indonesia menargetkan bisa menjangkau jutaan pengguna baru yang mendaftarkan diri menjadi pengguna Lionsgate Play.

“Saat ini Lionsgate telah memiliki sekitar 28 juta pengguna di lebih dari 56 negara. Dengan konten terkurasi tersebut kami berharap bisa memberikan pilihan baru kepada pengguna yang ingin menikmati konten premium,” kata Jeffrey.

Application Information Will Show Up Here

Epic Games Store Bakal Tawarkan 3 Game Gratis, Pemasukan Timi Studio Milik Tencent Tembus US$10 Miliar

Pada minggu lalu, Epic Games mengungkap bahwa mereka akan menawarkan tiga game gratis selama sepekan, yaitu pada 15-22 April 2021. Sementara Atari mengumumkan bahwa mereka akan membagi perusahaan menjadi dua divisi, yaitu divisi gaming dan divisi blockchain. Selain itu, Play Ventures mengumumkan, mereka telah berhasil mengumpulkan dana sebesar US$135 juta untuk diinvestasikan pada startup game. Di Tanah Air, IGAMERWORLD membuka cabang ketiga mereka di Jakarta.

Atari Kini Punya Divisi Gaming dan Blockchain

Atari kini terbagi menjadi dua divisi. Divisi Atari Gaming akan fokus pada game, sementara divisi Atari Blockchain akan berurusan dengan blockchain. Fred Chesnais, mantan CEO Atari, akan menjadi pemimpin dari divisi blockchain. Posisi CEO Atari Gaming akan diduduki oleh Wade Rosen, yang sebelum ini menjabat sebagai acting chairman. Divisi blockchain Atari kini sedang mengembangkan cryptocurrency Atari Token serta blockchain games. Divisi ini mungkin akan menjadi perusahaan mandiri di masa depan, menurut laporan VentureBeat.

IGAMERWORLD Buka Kantor Cabang di Jakarta

Pada 8 April 2021, IGAMERWORLD membuka toko cabang ketiga mereka di Jakarta. Untuk lebih tepatnya, di Komplek Harco Mangga Dua Ruko Blok N19, Jl. Mangga Dua Raya No. 11, Jakarta Pusat. IGAMERWORLD didirikan oleh Bayu Nugroho dan Tommy Switanto pada 2010. Ketika itu, visi mereka dalah untuk membuat gaming store yang lengkap dengan barang-barang berkualitas.

Acara pembukaan toko cabang ketiga dari IGAMERWORLD.
Acara pembukaan toko cabang ketiga dari IGAMERWORLD.

Pada awalnya, IGAMERWORLD fokus untuk menjual produk gaming secara online via forum-forum komunitas game. Pada 2012, mereka membuka toko offline di Surabaya dan di Bekasi. Sekarang, IGAMERWORLD membuka toko offline ketiga. Pembukaan toko di Jakarta dihadiri oleh beberapa influencers ternama, seperti Clausie, Gaby Wijaya, dan Edelyn.

Bandai Namco Rilis Pac-Man 99, Versi Battle Royale dari Pac-Man

Bandai Namco memperkenalkan Pac-Man 99 pada 6 April 2021. Satu hari setelahnya, game itu diluncurkan. Pac-Man 99 menggabungkan unsur battle royale ke game klasik Pac-Man. Dalam game ini, akan ada 99 pemain yang bermain Pac-Man. Mereka akan bersaing hingga hanya satu pemain tersisa. Anda bisa memainkan game itu secara gratis jika Anda berlangganan Nintendo Switch Online. Tahun lalu, Bandai Namco telah bereksperimen dengan Pac-Man ber-genre battle royale. Ketika itu, mereka meluncurkan game Pac-Man Mega Tunnel Battle, yang mendukung 64 pemain, lapor VentureBeat.

Pemasukan Timi Studios Capai US$10 Miliar

Pada 2020, pemasukan Timi Studios, developer dari Call of Duty Mobile, dikabarkan mencapai US$10 miliar, menurut laporan Reuters. Dengan begitu, Timi Studios, yang ada di bawah Tencent, menjadi developer terbesar di dunia. Beberapa minggu lalu, Tencent merilis laporan keuangan tahunan mereka. Mereka mendapatkan US$23,8 miliar dari game online. Para narasumber Reuters mengungkap, Timi memberikan kontribusi sebesar 40% dari total pemasukan game Tencent.

Honor of Kings alias Arnea of Valor jadi salah satu game buatan Timi Studio.
Honor of Kings alias Arnea of Valor jadi salah satu game buatan Timi Studios.

Didirikan pada 2008, Timi pada awalnya dikenal dengan nama Jade Studio. Selain Call of Duty Mobile, Timi juga membuat Honor of Kings alias Arena of Valor. Pada akhir tahun lalu, Honor of Kings berhasil mendapatkan pengguna aktif harian sebanyak 100 juta orang. Tak hanya itu, game tersebut juga masuk dalam daftar lima game mobile dengan pemasukan US$1 miliar pada 2020, menurut laporan GamesIndustry.

Play Ventures Kumpulkan US$135 Juta untuk Ditanamkan ke Startup Gamea

Play Ventures berhasil mengumpulkan dana sebesar US$135 juta untuk diinvestasikan ke startup game. Play Ventures Fund II memiliki nilai yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dana investasi yang disiapkan oleh Play Venture sebelum ini, yang hanya mencapai US$40 juta. Secara total, Play Ventures telah menyediakan dana investasi untuk developer game sebesar US$175 juta. Sejak Desember 2018, Play Ventures telah menanamkan investasi di 24 perusahaan game yang berasal dari 10 negara.

“Perusahaan-perusahaan game ini, walau mereka masih kecil, telah memberikan dampak besar,” kata Harri Manninen, Founding Partner, Play Ventures, lapor GamesBeat. “Kami yakin, ke depan, mereka akan membuat sesuatu yang menarik dan akan memperkaya portofolio kami. Kami percaya, tim developer game terbaik bisa muncul dari mana saja. Kami berencana untuk terus berinvestasi pada developer game muda dan startup layanan gaming. Kami juga akan melakukan ekspansi ke negara-negara yang menarik minat kami, seperti India dan Amerika Latin.”

Epic Games Tawarkan 3 Game Gratis

Epic Games mengungkap, mereka akan menawarkan tiga game PC gratis, yaitu The First Tree, Deponia: The Complete Journey, dan The Pillars of Earth. Ketiga game ini akan ditawarkan secara gratis selama satu minggu, dimulai pada 15 April sampai 22 April 2021, menurut laporan ComicBook.

Epic game gratis
The First Tree akan menjadi salah satu game yang Epic tawarkan secara gratis.

The First Tree merupakan game indie yang diluncurkan pada 2017. Di game itu, Anda akan bermain sebagai seekor rubah yang bisa menjelajah di sebuah open world. Sementara Deponia merupakan game adventure dari Daedalic Entertainment yang dikenal berkat ceritanya yang lucu. Terakir, The Pillars of Earth juga merupakan game adventure buatan Daedali. Game yang didasarkan pada novel dengan judul yang sama ini mengambil setting waktu di Inggris pada abad ke-12.

Sony Pictures Entertainment Jalin Kontrak dengan Netflix

Sony Pictures Entertainment baru saja menandatangani kontrak dengan Netflix. Dengan ini, film-film buatan Sony Pictures akan tersedia secara eksklusif di Netflix setelah masa tayang film-film tersebut di bioskop selesai. Kontrak ini mencakup film Uncharted yang baru akan ditayangkan di bioskop pada Juli 2021, Morbius, Where the Crawdad Sing, dan Bullet Train. Semua film itu akan tersedia di Netflix pada 2022. Tak hanya itu, sekuel dari Spider-Man: Into the Spider-Verse dan beberapa film Sony yang melibatkan karakter Marvel, termasuk Venom dan Spider-Man, juga akan bisa ditonton di Netflix, menurut laporang GamesIndustry.

Anime Dota 2: Dragon’s Blood Naikkan Pick Rate Dragon Knight di Dota 2

Anime Dota 2: Dragon’s Blood yang di awal Maret 2021 lalu merilis trailer resminya sudah dirilis di Netflix dari tanggal 25 Maret 2021 kemarin. Meski Valve berharap dapat mengundang pemain baru dengan merilis anime Dota 2 (yang belum terbukti efektivitasnya), satu hal yang pasti anime Dota 2 membuat banyak pemain memilih memainkan Dragon Knight sekarang.

Image credit: DotaBuff
Grafik pick rate Dragon Knight. Image credit: DotaBuff

Dragon Knight (atau Davion) adalah tokoh utama dari Dota 2: Dragon Blood dan karakter ini juga merupakan salah satu hero yang bisa Anda mainkan di game-nya. Melihat data dari DotaBuff, peningkatan pick rate tersebut terjadi sejak tanggal 24 Maret 2021. Pick rate Dragon Knight yang tadinya hanya 7.23% jadi 9.20%.

Uniknya meski pick rate-nya meningkat dan dimain oleh para pemain yang lebih terpengaruh karena anime-nya (bukan karena memang menguasai hero ini), win rate Dragon Knight belum turun sampai 51%.

Image credit: SteamDB
Grafik jumlah pemain Dota 2. Image credit: SteamDB

Sayangnya, harapan Valve untuk bisa menarik pemain baru justru tidak terjadi. Menurut data dari SteamDB, jumlah pemain terbanyak (peak players) di Dota 2 tidak banyak bergerak dalam sebulan terakhir. Padahal, peningkatan pemain ini terjadi setelah Netflix merilis serial The Witcher.

Grafik jumlah pemain The Witcher 3. Image credit: SteamDB
Grafik jumlah pemain The Witcher 3. Image credit: SteamDB

Dragon Blood’s sendiri merupakan anime buatan Studio Mir dari Korea Selatan yang juga membuat animasi The Witcher: Nightmare of the Wolf, Voltron: Legendary Defender, LEGO Elves: Secret of Elvendale, Guardians of the Galaxy: Origins, dan yang lainnya.

Sedangkan untuk respon anime ini, Dragon’s Blood Season 1 mendapatkan skor yang sangat baik dari Audience Score di Rotten Tomatoes dengan nilai 93%. Meski begitu, kritikus/media sepertinya tidak memiliki pandangan yang sama karena serial ini hanya mendapatkan skor 67%.

Jika Anda belum menonton anime tersebut, Anda bisa menontonnya di tautan ini.