Xiaomi Umumkan Laptop Premium Mi Notebook Pro X 15 dengan Panel OLED 3,5K dan Prosesor Intel Core Tiger Lake

Xiaomi telah mengumumkan laptop premium terbarunya, Mi Notebook Pro X 15. Sesuai namanya, perangkat bersistem operasi Windows 10 Home ini mengusung layar 15,6 inci dengan panel Samsung E4 OLED beresolusi 3,5K (3.456×2.160 piksel) yang memberikan kerapatan 261 ppi dan dikelilingi oleh bezel tipis 4.03mm dengan rasio layar-ke-tubuh 91%.

Suguhan layar lebar yang besar ini berkat penggunaan aspek rasio kekinian 16:10 yang menyajikan ruang kerja ekstra, ideal untuk kegiatan content creation. Layarnya juga mampu menghasilkan warna hingga 100% pada color space sRGB dan colour gamut DCI-P3, serta mendukung DC dimming dan punya tingkat kecerahan maksimum 600 nits.

Beralih ke desain, Mi Notebook Pro X 15 mengadopsi konstruksi unibody yang terbuat dari material aluminium alloy 6-series dan dibentuk menggunakan proses Computerised Numerical Control (CNC). Dimensinya terbilang ringkas untuk ukuran laptop 15 inci yakni 348.9×240.2×18.47 mm dengan berat 1,9 kg.

Xiaomi menyematkan keyboard backlit ukuran penuh dengan key travel 1,3 mm, serta dilengkapi sensor ambient light yang memungkinkan sistem secara otomatis menyesuaikan pencahayaan keyboard dan layar sesuai kondisi lingkungan. Namun pengguna juga dapat menyesuaikan backlight keyboard secara manual dalam tiga level berbeda.

Untuk konektivitas nirkabel, Mi Notebook Pro X 15 sudah dibekali WiFi 6 dan Bluetooth 5.2. Sementara, konektivitas kabelnya meliputi dua USB-A 3.2 Gen 2, USB Type-C, Thunderbolt 4, jack headphone 3.5mm, dan port HDMI 2.1. Tak lupa, Xiaomi menanamkan sensor sidik jari di dalam tombol daya untuk membuka kunci laptop dalam satu sentuhan.

Meskipun dimensinya ringkas, Mi Notebook Pro X 15 tidak berkompromi dalam hal performa. Xiaomi mempercayakannya dengan prosesor Tiger Lake Intel Core generasi ke-11 dan berpadu dengan chip grafis Nvidia GeForce RTX 3050 Ti dengan 4GB GDDR6 VRAM.

Performa gahar tersebut didukung baterai 80Whr yang diklaim mampu memutar video hingga 11,5 jam dengan sekali pengisian daya. Serta, memiliki pengisian cepat yang disebut-sebut dapat mengisi baterai dari nol hingga 50 persen dalam waktu 25 menit menggunakan adaptor daya USB Type-C 130W.

Mengenai harga, Mi Notebook Pro X 15 dari Xiaomi dibanderol dengan harga CNY 7.999 atau sekitar Rp17,9 jutaan untuk konfigurasi prosesor Intel Core i5-11300H, RAM LPDDR4x 16GB, dan penyimpanan SSD 512GB. Sedangkan untuk konfigurasi prosesor Intel Core i7-11370H high performance dengan 4 core, 8 thread, dan TDP 35W, serta RAM LPDDR4x 32GB dan penyimpanan SSD 1TB dijual CNY 9.999 atau Rp22,4 jutaan. Saat ini, dua varian Mi Notebook Pro X 15 tersedia di Tiongkok, rincian tentang ketersediaannya secara global belum diumumkan.

Sumber: Gadgets.ndtv.com

Laptop untuk Belajar Anak ASUS BR1100 Resmi, Harga Mulai Rp4.944.000

ASUS akhirnya secara resmi memperkenalkan BR1100, sebuah laptop yang dirancang khusus untuk memenuhi kegiatan belajar anak-anak usia muda. Hadir dengan serangkaian fitur khusus seperti rugged design dan telah dilengkapi berbagai modul pengaman khusus sehingga aman serta nyaman digunakan oleh anak-anak.

Peran laptop sebagai perangkat pendukung kegiatan belajar anak-anak semakin tinggi, apalagi saat ini kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online melalui sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). ASUS BR1100 merupakan salah satu solusi yang kami tawarkan untuk mengatasi kendala dalam kegiatan belajar mengajar di era modern. Dirancang khusus sebagai laptop untuk belajar, ASUS BR1100 hadir dengan desain tangguh dan telah dilengkapi berbagai fitur yang memungkinkan kegiatan belajar dapat dilakukan secara lebih interaktif dan menyenangkan,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

ASUS menghadirkan dua varian laptop BR1100 kali ini. Pertama adalah ASUS BR1100CKA yang hadir dengan desain clamshell dan dibanderol mulai dari Rp4.944.000. Kedua adalah ASUS BR1100FKA dengan harga mulai dari Rp5.749.000 dan memiliki desain convertible yang fleksibel sehingga dapat memaksimalkan interaksi saat anak-anak belajar.

Mengingat anak-anak sangat aktif, ASUS pun membuat bodi laptop ini lebih tangguh agar aman saat digunakan. ASUS BR1100 telah dilengkapi berbagai modul pengaman khusus, seperti lapisan karet pelindung di sekeliling bodi sehingga dapat meredam benturan dan memastikan komponen penting di ASUS BR1100 tetap terjaga.

Berkat spill-resistant keyboard, laptop ini dapat tetap berfungsi dan terlindungi meski bagian keyboard-nya terkena tumpahan cairan. Selain itu, penggunaan desain komponen yang modular, membuat laptop ini mudah untuk dirawat sehingga ketika terjadi kerusakan proses perbaikan akan lebih cepat.

Ketangguhan ASUS BR1100 dibuktikan dengan mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD-810H). ASUS BR1100 telah dinyatakan lolos untuk setidaknya 22 jenis pengujian ekstrem mulai dari uji penggunaan pada suhu ekstrem hingga uji terhadap benturan dan vibrasi.

Didesain untuk Pembelajaran Jarak Jauh

Laptop yang menjadi perangkat menemani kegiatan pembelajaran jarak jauh tentu harus dilengkapi dengan konektivitas yang lengkap. Untuk itu ASUS BR1100 dilengkapi WiFi 6 yang memiliki kecepatan transfer data serta kualitas konektivitas yang lebih baik sehingga kegiatan pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan tanpa hambatan koneksi.

ASUS BR1100 juga dilengkapi teknologi AI noise cancelling. Teknologi tersebut memungkinkan suara bising yang ada di sekitar pengguna untuk dapat dihilangkan secara otomatis sehingga komunikasi anak dengan guru dapat lebih jelas dan lancar. Kameranya dilengkapi fitur noise reduction, membuat wajah pengguna dapat ditampilkan lebih jelas dan minim noise saat melakukan kegiatan tatap muka secara online.

ASUS BR1100 ini didesain agar dapat menemani anak-anak belajar seharian berkat daya tahan baterai hingga 10 jam. ASUS juga membekali dengan port yang cukup lengkap. Mulai dari USB Type-C, USB Type-A, HDMI, Ethernet, dan 3.5mm audio jack. Desain modularnya memungkinkan ASUS BR1100 dapat di-upgrade dengan mudah. ASUS juga menyediakan opsi upgrade berupa satu tambahan slot M.2 yang dapat menampung SSD berkapasitas hingga 1TB.

Teknologi layar sentuh dengan sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk kategori low blue-light emissions dan dukungan stylus juga dihadirkan khusus untuk varian ASUS BR1100FKA. Kelengkapan stylus ini sifatnya opsinal pada ASUS BR1100FKA dan bisa disimpan di dalam kompartemen pada bodi laptop ini.

ASUS turut menghadirkan BacGuard, teknologi anti bakteri tersebut diaplikasikan pada bagian keyboard yang merupakan bagian paling sering disentuh oleh anak-anak. BacGuard bekerja sebagai lapisan pelindung yang memungkinkan bakteri tidak dapat berkembang biak dan menjaga ASUS BR1100 tetap higienis. BacGuard telah terbukti mampu menekan pertumbuhan bakteri berbahaya seperti E.coli dan Staphylococus aureus pada permukaan keyboard dalam kurun waktu 24 jam dengan tingkat efektivitas hingga 99% dan teruji melalui sertifikasi ISO 22196 serta JIS Z 2801.

MSI Luncurkan Dua Laptop Bisnis Baru, Summit E13 Flip Evo dan Summit E16 Flip

Sungguh menarik melihat perkembangan pasar laptop. Brand yang tadinya berfokus di segmen bisnis kini mendulang sukses di ranah gaming, Lenovo contohnya. Sebaliknya, merek yang akarnya terbentuk di industri gaming justru kini ikut mencicipi peruntungan di ranah laptop bisnis, lihat saja MSI.

MSI sebenarnya sudah memperkenalkan seri laptop bisnisnya sejak tahun lalu, namun untuk tahun 2021 ini, mereka sudah menyiapkan dua model anyar yang cukup menarik, yaitu Summit E13 Flip Evo dan Summit E16 Flip. Keduanya lagi-lagi mempertahankan gaya desain yang minimalis serta elegan, dengan rangka yang terbuat dari bahan aluminium utuh yang dibentuk dengan teknik CNC machining. Satu tebalnya 14,9 mm (E13), satu lagi 16,85 mm (E16).

Seperti yang bisa ditebak dari namanya, Summit E13 Flip Evo hadir membawa layar sentuh IPS 13,4 inci beresolusi FHD+, sedangkan Summit E16 Flip dengan layar sentuh IPS 16 inci beresolusi QHD+. Keduanya sama-sama mengandalkan engsel 360 derajat dan aspect ratio 16:10 yang memiliki porsi vertikal lebih banyak daripada 16:9. MSI turut menyediakan aksesori stylus yang bisa ditempelkan secara magnetis ke bagian samping laptop.

Satu hal yang sangat mencuri perhatian saya adalah perbedaan tampilan keyboard pada kedua model. Bukan sekadar berbeda layout, akan tetapi tampilan font pada tiap-tiap tombol juga berbeda; E13 kelihatan elegan sebagaimana mestinya, sedangkan E16 masih kelihatan mirip seperti milik laptop gaming. Saya curiga hal ini ada kaitannya dengan spesifikasi yang diusung oleh masing-masing model.

Keduanya memang sama-sama ditenagai oleh prosesor Intel generasi ke-11, akan tetapi cuma E16 saja yang dapat dikonfigurasikan dengan kartu grafis RTX 30 Series, yang tentu saja sangat bisa diandalkan untuk gaming seandainya dibutuhkan. Sebaliknya, E13 cuma memiliki opsi Intel Iris Xe, meski itu pun sudah tergolong cukup kapabel untuk ukuran chip grafis terintegrasi. Baterainya sendiri diklaim tahan sampai sekitar 20 jam pemakaian.

Guna semakin memaksimalkan performanya, MSI tak lupa membekali keduanya dengan SSD PCIe Gen 4. Lalu seandainya membutuhkan kapasitas penyimpanan ekstra, ada slot kartu microSD yang bisa dipekerjakan. Urusan konektivitas, kedua laptop sama-sama mengemas chip Wi-Fi 6E serta port Thunderbolt 4.

Sayangnya sejauh ini MSI masih bungkam soal harga dan ketersediaannya. Selain stylus, MSI nantinya juga akan menawarkan aksesori lain berupa USB-C Docking Station guna menyulap perangkat menjadi semacam workstation dengan konektivitas yang lengkap.

Sumber: SlashGear dan MSI.

Seperti Supercar, Laptop VAIO Z Unggulkan Bodi yang Sepenuhnya Terbuat dari Serat Karbon

Penggunaan material carbon fiber atau serat karbon pada laptop bukanlah barang baru. Namun fakta tersebut tidak mencegah VAIO mengejar pencapaian yang sangat ambisius terkait dua hal itu. Laptop terbaru mereka, VAIO Z, memiliki rangka yang sepenuhnya terbuat dari bahan serat karbon.

Untuk mewujudkannya, tim engineer VAIO harus mengembangkan teknik membengkokkan serat karbon yang sebelumnya hanya bisa dicapai di industri otomotif. Tanpa proses yang kompleks seperti ini, produsen laptop selama ini harus mengandalkan komponen yang terbuat dari plastik atau logam untuk dijadikan penghubung antara panel-panel serat karbon yang digunakan.

Hasilnya bukan cuma desain yang terlihat seamless, melainkan juga struktur yang lebih kokoh selagi menjaga bobot perangkat tetap ringan. Tidak tanggung-tanggung, VAIO mengklaim laptop terbarunya ini bisa selamat meski jatuh dari ketinggian 127 cm. Cukup impresif mengingat bobot VAIO Z secara keseluruhan tidak lebih dari 1,04 kilogram.

Sebagai laptop kelas high-end, tidak mengherankan apabila VAIO Z mengusung spesifikasi yang sangat mumpuni, mulai dari layar 14 inci beresolusi 4K, sampai prosesor terbaru Intel Core i7-11357H pada varian termahalnya. Layarnya ini bisa dibuka sampai rata dengan meja (180°), dan pengguna tidak perlu menahan bagian palm rest untuk membuka atau menutupnya berkat engsel spesial yang VAIO rancang.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM berkapasitas 16 atau 32 GB, SSD PCIe 4.0 dengan besaran maksimum 2 TB, serta baterai yang diklaim bisa tahan hingga sekitar 10 jam pemakaian. Semua itu dikemas dalam bodi setebal 17 mm saja. Meski tipis, VAIO Z rupanya masih punya ruang untuk satu port HDMI dan dua port USB-C (Thunderbolt 4). Itu berarti pengguna dapat menyambungkannya ke tiga monitor 4K sekaligus jika perlu.

Seperti halnya supercar bersasis serat karbon yang harganya tidak masuk akal, banderol harga VAIO Z pun jauh dari kata murah. Di Amerika Serikat, varian terendahnya dijual dengan harga mulai $3.579, setara harga laptop gaming yang mengemas kartu grafis diskret paling high-end. Supercar bukan untuk semua orang, demikian pula laptop ini.

Sumber: Engadget dan Business Wire.

Lenovo Luncurkan Legion Slim 7i, Laptop Gaming dengan GeForce RTX Teringan di Dunia

Lenovo membuka kuartal pertama tahun 2021 dengan meluncurkan sebuah laptop gaming. Laptop yang satu ini ternyata memiliki dimensi yang tipis dan merupakan yang paling ramping dengan membawa kartu grafis GeForce RTX. Lenovo Legion Slim 7i saat ini sudah bisa didapatkan di Indonesia karena sudah diluncurkan semenjak tanggal 5 Februari 2021 pada kanal Youtube resmi dari Lenovo.

Media Briefing Legion Slim 7i (2)

“Lenovo Legion selalu memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang bekerja dan aktivitas gaming mereka, baik dari sisi performa yang luar biasa serta desain yang stylish. Lenovo Legion Slim 7i hadir tidak hanya bagi para gamers tetapi juga content creator dan mereka yang bekerja di dunia kreatif yang membutuhkan spesifikasi tertinggi, serta mereka yang membutuhkan mobilitas tinggi. Oleh karena itu, kami memberikan sebuah laptop gaming yang tidak hanya memberikan performa kencang, tetapi juga profil yang tipis dan ringan untuk segala keperluan saat bepergian. Hal ini juga wujud bagian komitmen Lenovo yang selalu menyediakan teknologi yang lebih cerdas bagi seluruh masyarakat di Indonesia—smarter technology for all,” ujar Hendra Wijaya, Gaming Business Development Manager Lenovo Indonesia.

Legion Slim 7i yang hadir di Indonesia memiliki spesifikasi seperti di bawah ini:

  • Hingga Prosesor 8 Core Intel® Core™ i7 10870H series Generasi ke-10
  • Hingga NIVIDA GeForce RTX 2060 dengan Max-Q Design
  • Hingga memori 32GB 3200MHz DDR4
  • Hingga pengimpanan 1TB PCIe SSD
  • Layar 15,6 inci FULL HD IPS, 144Hz, 300nits, 100% sRGB dengan Dolby Vision
  • Legion Coldfront 2.0 dan TrueStrike Keyboard dengan pilihan backlighting RGB
  • Fingerprint reader yang terintegrasi di tombol power
  • Webcam dengan physical shutter
  • Software Lenovo Vantage dan Fn + Q untuk manajemen daya

Legion Slim 7i menggunakan teknologi TrueStrike Keyboard yang diklaim sangat responsif untuk bermain game. Papan ketik ini juga memiliki teknologi soft landing switches dan 1,3mm key travel untuk meningkatkan kenyamanan serta feel tactile. Desain keyboard-nya full sized gaming termasuk anti-ghosting 100%, numpad khusus, tombol panah, dan glass trackpad besar. LEnovo juga memberikan pilihan Corsair iCUE RGB untuk pencahayaan masing-masing tombol.

Legion Slim 7i

Selain laptop gaming, Lenovo juga menghadirkan Lenovo Legion H500 Pro 7.1 Surround Gaming Headset yang diklaim memiliki desain ear cup yang ergonomis. Lalu dua gaming mouse Lenovo Legion M600 RGB Wireless dan M500 RGB yang juga hadir pada acara peluncuran tersebut dan memiliki desain yang dibuat untuk seorang gamer. Untuk keyboard, Lenovo memperkenalkan Lenovo Legion K500 Mechanical serta paket Legion KM300 keyboard dengan M300 RGB mouse untuk kelas gamer yang lebih bawah.

Lenovo Legion Slim 7i dijual mulai dengan harga Rp27.999.000. Legion H500 Pro 7.1 memiliki harga Rp. 1.099.000. Lalu untuk M600 RGB wireless ada pada harga Rp. 999.000. Legion K500 Mechanical keyboard dijual pada harga Rp. 1.199.000. Terakhir, paket KM300 dijual pada harga Rp. 949.000.

Panas?

Lenovo Legion Slim 7i memang memiliki dimensi yang ramping. Namun, dimensi yang ramping kerap menyebabkan sirkulasi udara dan sistem pendingin menjadi lebih kecil pula. Hal tersebut tentu akan menyebabkan panas yang cukup berlebih. Apalagi, didalam laptop ini terdapat sebuah prosesor 10 nm serta GPU NVIDIA RTX yang keduanya memiliki kinerja yang tinggi.

Legion Slim 7i - 3

Hendra mengatakan bahwa walaupun laptop yang satu ini tipis, tidak akan menyebabkan panas yang berlebih. Hal tersebut dikarenakan Coldfront 2.0 didesain untuk meredam panas yang dihasilkan oleh prosesor serta kartu grafis. Hal ini sudah dicoba oleh Hendra sendiri dan mampu menjalankan game dengan nyaman hingga 8 jam. Hendra juga mengatakan bahwa panas yang dia dapatkan pada mode balanced hanya berkisar 70-80 derajat celcius saja.

Laptop ini juga diklaim cukup kuat. Saya juga bertanya apakah Lenovo membekali laptop ini dengan sertifikasi militer yang saat ini masih dirasa perlu agar dapat meyakinkan konsumen bahwa perangkat ini kuat atau tidak. Lenovo tidak memiliki sertifikasi militer tersebut pada Legion Slim 7i ini. Akan tetapi, Hendra meyakinkan bahwa hal tersebut bukan masalah karena laptop ini terbuat dari bahan yang sangat durable.

Lenovo ThinkBook Plus Gen 2 Hadir Membawa Layar E Ink yang Lebih Besar Sekaligus Lebih Tajam

Ajang CES tahun lalu menjadi saksi atas lahirnya laptop unik dari Lenovo yang bernama ThinkBook Plus. Unik karena laptop tersebut mempunyai dua layar; satu di tempat biasanya, satu lagi layar sentuh E Ink pada cover penutupnya.

Di CES 2021, Lenovo sudah menyiapkan penerusnya, yakni ThinkBook Plus Gen 2. Dibandingkan pendahulunya, ThinkBook Plus Gen 2 punya layar E Ink yang lebih besar; dari 10,8 inci menjadi 12 inci, sehingga cuma menyisakan secuil ruang untuk label “ThinkBook” di bagian ujung. Selain lebih besar, layar E Ink-nya juga lebih tajam dengan resolusi 2560 x 1600 pixel.

Bukan cuma itu, Lenovo rupanya juga telah meningkatkan refresh rate layar E Ink-nya, sekaligus menyempurnakan tampilan antarmukanya. Untuk layar utamanya, ukurannya masih tetap 13,3 inci dan masih menggunakan panel IPS, akan tetapi aspect ratio-nya telah diubah menjadi 16:10, dan resolusinya juga telah ditingkatkan menjadi 2560 x 1600 pixel.

Upgrade lain yang tidak kalah menarik adalah adanya slot khusus untuk menyimpan stylus di sisi kanan laptop. Selebihnya, ThinkBook Plus Gen 2 tentu sudah dibekali spesifikasi yang lebih mumpuni, yang melibatkan prosesor Intel Core i7 generasi ke-11, RAM LPDDR4X 16 GB, dan SSD PCIe Gen 4 berkapasitas 1 TB pada konfigurasi termahalnya.

Secara keseluruhan, ThinkBook Plus Gen 2 punya desain yang lebih sleek ketimbang generasi pertamanya. Dimensinya pun juga lebih ringkas, dengan tebal hanya 13,9 mm dan bobot 1,3 kg. Kendati demikian, Lenovo masih bisa menjejalkan baterai berkapasitas 53 Wh, yang diyakini sanggup bertahan hingga 15 jam pemakaian, atau sampai 24 jam kalau hanya menggunakan layar E Ink-nya saja.

Sayangnya semua penyempurnaan tersebut pada akhirnya berujung pada harga jual yang lebih mahal. Di Amerika Serikat, Lenovo ThinkBook Plus Gen 2 bakal dipasarkan dengan banderol mulai $1.549 pada kuartal pertama tahun ini. Selisihnya cukup lumayan jika dibandingkan dengan ThinkBook Plus generasi pertama yang dihargai mulai $1.199 (Rp23.900.000 di Indonesia).

Sumber: The Verge dan Lenovo.

Razer Book 13 Adalah Laptop Non-Gaming dengan Layar 16:10

Kemunculan Razer Pro Click dan Pro Type beberapa bulan lalu menunjukkan ketertarikan produsen periferal gaming untuk menyasar kalangan konsumen yang lebih luas. Tampaknya ini memang sedang menjadi tren. September lalu misalnya, MSI sempat meluncurkan jajaran laptop bisnis, memperlengkap portofolionya yang sebenarnya sudah mencakup laptop untuk kreator konten.

Razer jelas tidak mau kalah. Hari ini mereka memperkenalkan Razer Book 13, sebuah laptop yang difokuskan untuk menunjang produktivitas. Dilihat sepintas, wujudnya nampak seperti Razer Blade Stealth 13 yang sudah dicat ulang dengan warna lain, tapi pada kenyataannya laptop ini punya beberapa perbedaan yang membuatnya lebih ideal untuk bekerja ketimbang bermain game.

Perbedaan yang paling utama terletak pada layarnya. Razer Book 13 mengemas panel 13,4 inci dengan aspect ratio 16:10, membuatnya sedikit lebih tinggi daripada yang aspect ratio-nya 16:9 – 1920 x 1200 pixel dibanding 1920 x 1080 pixel – sehingga bisa memuat lebih banyak konten dalam satu tampilan.

Di sini lagi-lagi kita bisa melihat bagaimana Razer mengikuti tren terkini, sebab Dell XPS 13 generasi terbaru yang diungkap September lalu juga menggunakan aspect ratio yang sama. Selain full-HD, terdapat juga varian Book 13 yang mengusung layar sentuh beresolusi 4K. Pada varian touchscreen ini, Razer tak lupa menambatkan kaca Gorilla Glass 6, lengkap beserta lapisan anti-reflektif.

Secara fisik, Book 13 juga sedikit lebih ringkas daripada Blade Stealth, dengan dimensi 295,6 x 198,5 x 15,2 mm dan bobot cuma 1,4 kg. Mengapit keyboard-nya adalah sepasang speaker yang mendukung teknologi THX Spatial Audio. Keyboard-nya sendiri sudah dilengkapi pencahayaan RGB, sesuatu yang mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh Razer.

Untuk spesifikasinya, Book 13 ditenagai oleh prosesor Intel generasi ke-11, dengan Core i7-1165G7 pada varian termahalnya. Ketimbang mengandalkan GPU terpisah untuk mengolah grafik, Book 13 memercayakan urusan itu sepenuhnya pada GPU terintegrasi Intel Iris Xe, yang sendirinya jauh lebih perkasa daripada chip grafis bawaan prosesor generasi sebelumnya.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM hingga 16 GB dan SSD sampai 512 GB. Baterainya tercatat punya kapasitas 55 Wh, dan Razer memastikan bahwa Book 13 sudah memenuhi sertifikasi Intel Evo, yang berarti baterainya bisa tahan sampai setidaknya 9 jam pemakaian (untuk varian dengan layar full HD), serta bisa terisi ulang lebih cepat dari biasanya.

Penggunaan prosesor Intel generasi ke-11 berarti kedua port USB-C yang terdapat pada Book 13 adalah port Thunderbolt 4. Razer pun tak lupa menyertakan port USB-A 3.2 Gen 2, port HDMI 2.0, serta slot kartu microSD. Secara internal, Book 13 hadir membawa dukungan Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.1.

Razer Book 13 saat ini sudah dijual dengan harga mulai $1.200. Varian termahalnya yang mengemas layar sentuh 4K dan prosesor Core i7 tadi dihargai $2.000.

Sumber: Razer.

Laptop untuk Pekerja Kreatif Diperkenalkan Dell: XPS 15 9500 dan XPS 17 9700

Walaupun dalam masa pandemi seperti saat ini, sepertinya tidak mengurungkan niat Dell untuk meluncurkan produk terbaru mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan sebuah acara yang dihelat pada tanggal 28 Oktober 2020. Dell meluncurkan dua buah laptop terbaru mereka, yaitu Dell XPS 15 9500 dan Dell XPS 17 9700 di Indonesia. Acara ini sendiri disiarkan secara langsung melalui platform Zoom.

“Portofolio XPS baru selalu menjadi lini yang paling ditunggu kehadirannya. Semua orang selalu ingin tahu apa saja inovasi terbaru yang kami hadirkan bagi pelanggan kami,” kata Tjipto Suparto, Consumer Country Director, Dell Technologies, Indonesia. “Setiap detil dari laptop XPS 15 dan 17 ini dipertimbangkan dengan seksama, dan hasilnya laptop yang mulus, fungsional, dan sangat stylish.”

Dell XPS 17 [3]

Dell XPS 17 9700 diklaim sebagai laptop dengan layar berdimensi 17 inci terkecil di dunia. Pihak Dell mengatakan bahwa XPS 17 lahir karena keinginan konsumen untuk memiliki laptop dengan dimensi besar dan kinerja yang lebih tinggi, namun tetap memiliki dimensi yang tipis serta portabel. Layarnya memiliki bingkai bernama Infinity Edge yang tipis sehingga dimensinya 34% lebih kecil dibandingkan laptop sejenis.

Dell XPS 17 9700 menggunakan prosesor Intel Core i7 10750H dan GPU NVIDIA GeForce RTX 1650 Ti. Laptop setebal 19,5mm ini bisa memiliki daya hingga 130W, sehingga daya tahan baterainya lebih dari 7 jam pada resolusi UHD+. Baterainya sendiri berkapasitas 97WHr. Dell juga mengembangkan pendinginan tersendiri sehingga panas yang ada didalam case bisa cepat dikeluarkan melalui kisi-kisinya.

Dell XPS 15 9500 baru ini memiliki layar yang lebih lebar dari generasi sebelumnya. Menggunakan layar Infinity Edge, XPS 15 menggunakan rasio 16:10 dan memiliki layar 5% lebih besar dari sebelumnya. XPS 15 juga menggunakan prosesor Intel Core i7 10750H dengan GPU NVIDIA GeForce GTX 1650 Ti.

Dell XPS 15 [2]

Baterai yang ditanamkan pada XPS 15 memiliki kapasitas 86 WHr. Dengan baterai sebesar itu, XPS 15 mampu memainkan video dengan resolusi 4K sampai dengan 10 jam. Pendingin yang digunakan memiliki dua buah kipas dan heat pipe yang diklaim 8% lebih tipis. Ventilasi pembuangan udara panasnya juga dibuat cukup unik, yaitu dibalik engsel dan di bawah laptopnya.

Dell XPS 15 9500 dijual dengan harga mulai dari Rp. 42.999.000 tergantung dengan spesifikasi yang dipilih. Untuk Dell XPS 17 9700 dijual dengan harga mulai dari Rp. 47.999.000. Semuanya sudah menggunakan Windows 10 serta mendapatkan MS Office Home Student 2019.

Upgradable kah?

Saat ini, kendala dari sebuah laptop yang tipis adalah sulitnya melakukan upgrade. Padahal, memperbesar RAM serta penyimpanan seperti SSD selalu dibutuhkan dari waktu ke waktu. Lalu apakah kedua laptop terbaru dari Dell ini bisa ditambahkan RAM dan penyimpanannya?

Dell XPS - Pembicara

Bapak William Hartoyo selaku Product Marketing Manager Dell Indonesia mengatakan bahwa kedua laptop ini bisa di-upgrade. Terdapat dua buah slot RAM didalamnya yang bisa dipasang RAM dengan kapasitas hingga 64 GB. SSD yang ada juga bisa ditambahkan kapasitasnya dengan mudah pada laptop yang satu ini.

Dengan kemudahan upgrade seperti ini, membuat Dell XPS terlihat lebih menarik dari pesaingnya yang belum tentu bisa ditingkatkan lagi kapasitasnya.

Acer Luncurkan Segudang Produk Baru, Tapi Mana Smartphone Gaming Predator?

Melalui sebuah livestream berjudul Next@Acer 2020 yang disiarkan pada tanggal 21 Oktober kemarin, Acer menyingkap sederet perangkat baru yang sangat menarik. Dari lini laptop ConceptD misalnya, selain memperbarui spesifikasi ConceptD 7 dan ConceptD 7 Pro, Acer turut mengungkap PC desktop ConceptD 300 yang sangat mencuri perhatian berkat desainnya yang elegan sekaligus timeless.

Lalu di segmen Chromebook, Acer memperkenalkan Chromebook Spin 513 yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 7c. Juga menarik adalah kolaborasi perdana antara Acer dan Porsche Design, yakni sebuah laptop premium dengan desain yang terinspirasi mobil sport, lengkap beserta sejumlah aksesori yang tak kalah mewah.

Beralih ke sektor gaming, tidak tanggung-tanggung, Acer meluncurkan enam monitor gaming baru sekaligus, termasuk salah satunya yang benar-benar dirancang secara spesifik agar tidak mudah membuat mata lelah, yang sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Eyesafe.

Acer juga membahas lebih jauh mengenai Planet9, sebuah platform esports yang mereka perkenalkan pertama kali pada bulan September lalu. Satu bagian paling menarik dari Planet9 adalah SigridWave, sebuah sistem penerjemah berbasis AI yang diciptakan untuk menjembatani komunikasi antar gamer tanpa harus terbendung perbedaan bahasa.

Sejauh ini sudah mendukung bahasa Inggris dan Mandarin, SigridWave dilatih agar benar-benar memahami terminologi gaming. Jadi ketimbang menerjemahkan kata “camper” sebagai “orang yang sedang berkemah”, SigridWave tahu yang dimaksud adalah “pemain yang berdiam di satu posisi dan menunggu musuh datang”.

AcerPure Cool / Acer
AcerPure Cool / Acer

Dalam kesempatan yang sama, Acer bahkan turut memperkenalkan lini produk baru bernama AcerPure yang berfokus di bidang lifestyle. Produk pertama dari lini tersebut adalah AcerPure Cool, kombinasi antara pembersih sekaligus penyejuk udara yang sangat relevan terhadap situasi pandemi.

Bersama sejumlah media lain, saya berkesempatan untuk mewawancarai lima eksekutif dari Acer guna menanyakan mengenai sejumlah hal terkait produk-produk baru Acer tadi. Kelima eksekutif tersebut adalah:

  • Tiffany Huang – Co-COO dan President of Corporate Marketing, Business Planning and Operations
  • Andrew Chuang – General Manager of Esports Service and Rugged Computing
  • Andrew Hou – President of Pan-Asia Pacific Operations
  • James K Lin – General Manager of Notebook Products Business
  • Jerry Kao – Co-COO and President of IT Products

Tanpa berlama-lama, pembicaraan kami langsung mengarah ke AcerPure, cukup wajar mengingat ini merupakan bidang baru yang belum pernah Acer geluti sebelumnya. Tiffany sendiri membenarkan bahwa ini merupakan upaya Acer untuk memperluas lineup produk mereka di luar bisnis utamanya, dan pembersih udara dipilih berkat relevansinya terhadap situasi pandemi.

Namun yang menarik adalah, seperti yang dijelaskan oleh James, Acer sebenarnya sudah mulai menggarap kategori ini sejak tahun lalu, tapi kala itu fokusnya hanya untuk ranah komersial. Barulah di awal 2020 ini, Acer melihat adanya peluang lini produk baru AcerPure ini untuk segmen konsumen umum.

Ke depannya dipastikan bakal ada kategori produk lainnya, tapi untuk sekarang, prioritas Acer adalah AcerPure Cool itu tadi. Kabar baiknya, Acer sudah berencana untuk menghadirkannya ke Indonesia mulai awal tahun 2021.

Saya sendiri lebih tertarik dengan sektor gaming, dan pertanyaan pertama yang saya lontarkan adalah, “Kapan Acer bakal membuat smartphone gaming Predator?” Tiffany pun tertawa, lalu lanjut menjelaskan bahwa mereka selalu terbuka terhadap peluang. Beliau bahkan sempat menyinggung sendiri terkait kegagalan Acer di industri smartphone beberapa tahun lalu, dan yang saya tangkap, itu bukan berarti Acer sudah menyerah.

Kalau tren smartphone gaming terus ramai ke depannya, bukan tidak mungkin kita akan melihat penawaran serupa dari Acer. Pun demikian, supaya tidak ada kesalahpahaman, Jerry menambahkan bahwa untuk sekarang Acer belum punya keinginan sama sekali soal itu.

Lalu ketika mulai membahas esports, saya langsung menanyakan tentang teknologi penerjemah berbasis AI SigridWave itu tadi. Jujur saya penasaran apakah Acer berniat untuk melisensikannya ke platform lain, atau mungkin ke layanan seperti Discord atau TeamSpeak. Andrew Chuang dengan tegas menjawab tidak, setidaknya untuk sekarang.

Terkait monetisasi Planet9, Andrew menjabarkan bahwa ke depannya mereka bakal mengeksplorasi sejumlah cara. Bisa dengan memberikan coaching, iklan, atau berjualan in-game item. Opsi lain yang tak kalah menarik adalah, Planet9 sebagai pusat data profil pemain-pemain profesional, yang kemudian mungkin bisa dijual ke para stakeholder esports.

Acer Chromebook Spin 513 / Acer
Acer Chromebook Spin 513 / Acer

Terakhir, kami juga sempat berbicara banyak mengenai Chromebook. Dalam penjelasannya, Andrew Hou memaparkan satu fakta yang sangat menarik: sampai kuartal ketiga kemarin, penjualan Chromebook yang dicatatkan Acer di Indonesia naik sebesar 2.601%. Ya, saya bukan salah ketik, tapi memang angka penjualannya naik 26 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Rupanya, peningkatan sangat drastis ini datang dari keberhasilan Acer memenangkan sejumlah tender pendidikan dari pemerintah, dan hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain seperti Jepang atau Filipina. Di Indonesia sendiri, Acer sekarang memimpin pangsa pasar Chromebook dengan 80%.

Oh ya, saya juga sempat meminta pendapat Acer mengenai tren laptop foldable. Soal itu, James menjelaskan bahwa Acer sebenarnya sudah mengeksplorasi laptop foldable selama beberapa tahun, namun mereka masih belum menemukan cara terbaik untuk menyajikan user experience yang paling optimal dari form factor tersebut.

Kalau melihat obsesi Acer terhadap laptop yang tipis dan ringan, sekaligus yang terkadang punya desain tidak umum, saya yakin di pusat R&D-nya sudah ada beberapa prototipe laptop foldable. Namun kalau bicara soal user experience, tentu saja kita juga harus menyinggung soal Microsoft sebagai penyedia sistem operasinya, dan sejauh ini mereka memang belum punya versi Windows 10 yang benar-benar matang untuk perangkat foldable.

Huawei Luncurkan Versi Baru MateBook X dan MateBook 14

Pandemi COVID-19 tidak mencegah Huawei menggelar konferensi developer tahunannya. Huawei tentu sudah menyiapkan banyak agenda untuk acara yang dihelat pada tanggal 10 – 12 September itu, dan salah satunya adalah memperkenalkan dua laptop baru, yakni MateBook X dan MateBook 14.

Sesuai dugaan, MateBook X merupakan versi lebih terjangkau dari MateBook X Pro yang sudah Huawei boyong ke Indonesia sejak Mei lalu. Desain keduanya kelihatan mirip, akan tetapi bodi MateBook X ternyata lebih tipis lagi di angka 13,6 mm, dan bobotnya yang berada di kisaran 1 kg juga berbeda cukup signifikan dari MateBook X Pro.

Huawei MateBook X

Ukuran layar sentuh MateBook X sedikit lebih kecil di angka 13 inci, akan tetapi resolusinya sama tingginya di 3000 x 2000 pixel. Bezel yang mengitari layarnya kelihatan sangat tipis, dan Huawei kembali menempatkan webcam-nya di balik salah satu tombol keyboard (yang otomatis akan tersembunyi saat sedang tidak dipakai), plus sensor sidik jari di tombol power-nya.

Masih seputar desain, trackpad MateBook X juga sudah di-upgrade. Ukurannya jauh lebih besar daripada yang terdapat di versi lamanya, dan trackpad ini juga sudah sepenuhnya mengandalkan haptic feedback seperti trackpad Force Touch milik Apple MacBook. Huawei pun tidak lupa menanamkan chip NFC di balik trackpad milik MateBook X.

Urusan performa, konfigurasi termahal MateBook X mengandalkan prosesor Intel Core i7-10510U, RAM 16 GB, dan SSD 512 GB. Prosesornya ini sama persis dengan yang tertanam di MateBook X Pro, dan Huawei juga menawarkan konfigurasi lain yang mengandalkan prosesor Core i5. Satu perbedaan terbesar terkait performanya adalah, MateBook X tidak punya kartu grafis terpisah, sedangkan MateBook X Pro punya.

Melengkapi spesifikasinya adalah baterai berkapasitas 42 Wh, dan charging-nya bisa mengandalkan salah satu dari dua port USB-C yang dimilikinya. Rencananya, Huawei MateBook X akan dipasarkan mulai bulan Oktober dengan harga 1.599 euro untuk varian Core i5, atau 1.799 euro untuk varian Core i7.

Huawei MateBook 14

MateBook 14 di sisi lain hadir sebagai alternatif yang mengusung prosesor AMD. Varian termahalnya datang membawa prosesor Ryzen 7 4800H, RAM 16 GB, dan SSD 512 GB, sedangkan varian bawahnya ditenagai oleh prosesor Ryzen 5 4600H. Semuanya tanpa imbuhan kartu grafis terpisah.

Sesuai namanya, MateBook 14 mengemas layar sentuh 14 inci dengan resolusi 2160 x 1440 pixel. Bodinya sedikit lebih tebal (15,9 mm) dan lebih berat (1,49 kg), akan tetapi kapasitas baterainya juga lebih besar (56 Wh), dan sambungannya pun lebih lengkap; ada dua port USB-A dan HDMI 2.0 di samping port USB-C.

MateBook 14 kabarnya juga akan mulai dijual pada bulan Oktober. Konfigurasi termurahnya dihargai mulai 849 euro, sedangkan yang paling mahal yang menggunakan Ryzen 7 4800H dibanderol 1.049 euro. Sejauh ini belum ada keterangan apakah kedua laptop ini juga bakal masuk ke pasar Indonesia.

Sumber: The Verge dan GSM Arena.