Laptop HP Spectre X360 2019: Tipis, Cantik, dan Sudah Hadir di Indonesia

Setiap tahunnya, HP selalu meluncurkan laptop flagship tipis yang mereka miliki. Laptop tersebut bernama HP Spectre X360. Setelah memukau tahun lalu dengan desain tipisnya, kali ini HP Spectre X360 hadir kembali dengan desain yang lebih tipis dan memiliki bezel yang lebih kecil pula. Peluncurannya diadakan pada hotel Alila Jakarta pada tanggal 21 November 2019 lalu.

HP Spectre - Launch

HP Spectre x360 terbaru lebih kecil 13% dibanding generasi sebelumnya, dengan rasio screen-to-body sebesar 90%, serta performa yang meningkat. Warna yang tersedia untuk laptop ini adalah Nightfall Black dengan aksen Copper Luxe dan Natural Silver, disertai desain gem-cut yang mesin potong CNC aluminium. Port USB-CTM untuk mengisi baterai ada pada posisi yang dimiringkan untuk pengaturan kabel yang lebih baik.

HP Spectre - Girls

Laptop yang satu ini juga sudah mengikuti inisiasi Project Athena yang digagas oleh Intel, untuk memberikan pengalaman yang lebih baik. Oleh karena itu, HP juga memasangkan Intel Ice Lake Core i7 pada Spectre x360 2019 ini. Otomatis, grafis terintegrasi Intel IRIS sudah terpasang pada laptop tipis ini.

Untuk mendinginkan laptopnya, HP memasangkan sebuah sistem heatpipe dengan dua buah kipas. Selain itu, sebuah graphite sheet juga sudah terpasang, sehingga panasnya tidak akan lepas ke arah bawahnya. Sebuah sistem untuk memasukkan udara juga sudah tersedia pada keyboard-nya. Jadi, seharusnya laptop ini tidak akan mengeluarkan panas yang berlebih.

HP Spectre - USB-C

Mencoba menggunakan laptop yang satu ini memang cukup menyenangkan. Saat melakukan navigasi pada Windows 10 yang sudah terinstal, memang tidak terasa lag sama sekali. Keyboard yang ada juga terasa cukup nyaman untuk dipakai mengetik teks. Sayangnya, saya harus mengujinya lebih mendalam lagi agar mendapatkan feel yang lebih baik.

HP Spectre

HP menjual laptop tipis ini mulai dari harga Rp. 19 jutaan. HP pun juga sudah menunjuk beberapa mitra untuk menjual laptop yang satu ini, baik secara online maupun offline.

Apple Luncurkan MacBook Pro 16 Inci dengan Peningkatan Performa Cukup Drastis

Tanpa ada event khusus, Apple secara diam-diam meluncurkan sebuah MacBook Pro anyar. Bukan sebatas penyegaran spesifikasi, melainkan model baru yang mengemas layar 16 inci. Kehadirannya pun secara otomatis menjadikan MacBook Pro 15 inci terkesan obsolete, dan MacBook Pro 16 inci ini memang sengaja disiapkan sebagai penggantinya.

Kita mulai dari layarnya. Tidak ada yang terlalu istimewa di sini terkecuali ukuran yang lebih luas dengan resolusi 3072 x 1920 pixel, tingkat kecerahan maksimum 500 nit, dan dukungan teknologi True Tone. Bezel-nya menipis cukup signifikan, dan itulah mengapa dimensi perangkatnya tidak berbeda jauh dari MacBook Pro 15 inci.

MacBook Pro 16 inch

Seperti yang sudah bisa ditebak, yang cukup istimewa adalah performanya. Konfigurasi termurahnya mengandalkan prosesor 6-core Intel Core i7, sedangkan konfigurasi termahalnya dengan prosesor 8-core Intel Core i9, semuanya prosesor generasi kesembilan. Kapasitas RAM DDR4 yang bisa dipilih berkisar antara 16 – 64 GB, sedangkan kapasitas SSD-nya antara 512 GB – 8 TB. Ya, 8 terabyte.

Di sektor grafis, konsumen dapat memilih dari konfigurasi yang mengemas GPU AMD Radeon Pro 5300M dengan memory GDDR6 berkapasitas 4 GB, sampai yang mengusung AMD Radeon Pro 5500M dengan memory 8 GB. Menurut Apple, peningkatan performa pada konfigurasi termahalnya bisa mencapai angka 80 persen jika dibandingkan dengan konfigurasi termahal generasi sebelumnya.

Kabar baiknya, Apple tidak sekadar menjejalkan komponen yang lebih mumpuni begitu saja. Mereka turut membenahi sistem pendingin perangkat lewat kipas, heat sink dan ventilasi yang berukuran lebih besar dan lebih efektif membuang panas. Lebih lanjut, baterai yang tertanam tidak kalah masif ukurannya, dengan kapasitas mencapai angka 100 Wh.

MacBook Pro 16 inch

MacBook Pro 16 inci turut membawa pembaruan yang paling dinanti-nanti, yakni seputar keyboard-nya. Sebelum ini, tidak sedikit konsumen MacBook Pro yang mengeluh keyboard-nya tidak nyaman sekaligus mudah rusak, dan penyebabnya tidak lain dari switch baru tipe butterfly yang Apple gunakan.

Problem seputar keyboard dipastikan tidak muncul lagi di sini, sebab Apple kembali memakai mekanisme scissor seperti yang terdapat pada keyboard MacBook versi lama. Selain terbukti lebih reliable, keyboard-nya juga bakal terasa lebih nyaman berkat key travel yang lebih dalam. Juga baru adalah kehadiran tombol “Esc” fisik di samping Touch Bar.

Namun yang paling menarik, MacBook Pro 16 inci dibanderol dengan harga yang sama seperti model 15 incinya, mulai dari $2.399 untuk konfigurasi termurahnya. Saya yakin konsumen yang baru membeli MacBook Pro 15 inci kemarin bakal marah besar.

Sumber: Apple.

PhoneBook Bisa Ubah Segala Macam Smartphone Jadi Laptop

Beberapa dekade lalu, mungkin kita akan sulit menjelaskan bahwa di masa depan akan ada perangkat kecil serbaguna yang mampu mengakses informasi dari mana saja, kapan pun kita menginginkannya. Saat ini, alat bernama smartphone tersebut sulit dilepaskan dari kehidupan sehari-hari manusia modern. Kita menggunakannya buat bekerja, berkomunikasi, serta menghibur diri.

Dahulu, banyak orang memprediksi bahwa smartphone dan tablet akan menggantikan peran PC tradisional. Nyatanya, mereka malah saling melengkapi. Saat ini laptop masih jadi perangkat penunjang kegiatan produktif utama, namun di situasi-situasi darurat, banyak pula pengguna yang tak keberatan untuk bekerja dengan smartphone. Dan pengalaman bekerja lewat smartphone bisa jadi lebih praktis berkat bantuan aksesori bernama PhoneBook.

PhoneBook adalah perangkat plug-and-play unik yang mampu mengubah smartphone menjadi notebook berlayar 15,6-inci. PhoneBook berperan sebagai ‘cangkang’ berwujud PC laptop. Untuk menggunakannya, kita hanya perlu menyambungkan ponsel pintar via kabel ke PhoneBook. Segala macam proses pengolahan data dilakukan sepenuhnya oleh CPU di smartphone, jadi performanya bergantung dari jenis ponsel yang Anda miliki.

Tim pengembang menjelaskan bahwa smartphone merupakan perangkat portable yang bertenaga. Dengannya, kita dapat melakukan banyak hal: chatting, browsing hingga bermain game. Meski begitu, jarang sekali orang memanfaatkannya buat mengetik berlembar-lembar laporan atau menonton film berdurasi dua jam lebih. Produktivitas dan pengalaman penggunaan smartphone umumnya dibatasi oleh kecilnya layar dan kurang efisiennya keyboard berbasis touchscreen.

PhoneBook dirancang untuk menampilkan konten di smartphone ke layar yang lebih lebar. Panel berjenis IPS di sana menyuguhkan resolusi full-HD dan bisa membaca sentuhan jari. Dan layaknya laptop, PhoneBook menyuguhkan keyboard full-size lengkap dengan numpad serta touchpad. Perangkat juga memiliki speaker, menyimpan baterai internal (berdaya tahan hingga delapan jam) yang akan men-charge smartphone ketika terkoneksi, serta dibekali port-port fisik penting seperti USB, audio, HDMI, USB type-C – memperkenankan kita menyambungkan mouse.

Tim Anyware menjelaskan bahwa PhoneBook mempunyai banyak keunggulan dibandingkan solusi yang ditawarkan kompetitor, terutama dari sisi kompatibilitas. Contohnya: Samsung DeX hanya mendukung beberapa smartphone saja, sedangkan PhoneBook siap merangkul hampir seluruh perangkat Android dan iOS (termasuk model baru semisal iPhone 11). Perlu dicatat bahwa PhoneBook belum dapat bekerja dengan smartphone ber-SOC MediaTek.

Lewat kampanye crowdfunding di situs Kickstarter, sang produsen asal Shenzhen berhasil mengumpulkan modal berkali-kali lipat dari target awal mereka. PhoneBook rencananya bakal didistribusikan di bulan Desember 2019, diprioritaskan ke para backer. Produk bisa dipesan sekarang seharga mulai dari US$ 170.

Gunakan Intel Core 10th Gen, Dell Gelontorkan Empat Laptop Baru

Beberapa bulan yang lalu, Intel mulai melengkapi prosesor mereka yang termasuk dalam generasi ke 10, yaitu Intel Ice Lake dan Cascade Lake. Keduanya memiliki arsitektur yang berbeda, namun dijadikan dalam satu generasi oleh Intel. Kelas Ice Lake tentu lebih baik dari Cascade Lake dan mengusung proses pabrikasi 10 nm berbanding 14 nm.

Pada akhirnya, laptop yang menggunakan prosesor generasi ke 10 dari Intel ini datang. Kali ini, Dell adalah yang memasukkan laptop-laptop mereka dengan prosesor baru tersebut. Dell juga mengaku bahwa laptop yang mereka luncurkan kali ini masuk dalam verifikasi Project Athena buatan Intel.

Dell XPS Inspiron 10Gen - Launch

Dell mengundang DailySocial dalam sebuah acara peluncuran yang diadakan pada Ballroom Thamrin Nine, Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2019 lalu. Pada acara tersebut Dell meluncurkan laptop dari seri XPS dan Inspiron.

Pada seri XPS, Dell meluncurkan XPS 13 2 in 1 7390 yang menggunakan prosesor Intel Ice Lake, yang pertama digunakan oleh perusahaan asal Amerika ini. Seri ini juga mengusung baterai yang dapat bertahan hingga 10 jam pada layar UHD+. Selain itu, laptop ini juga menggunakan AX1650 dengan cip WiFi 6 dari Intel yang lebih kencang 3x lipat.

Dell XPS Inspiron 10Gen - XPS 13

Dengan menggunakan Intel Core i7 1065G7, laptop ini secara otomatis juga menggunakan IGP Iris Plus dengan 64 EU. Penyimpanannya juga sudah menggunakan SSD NVMe PCIe 3.0 x4 dengan kapasitas hingga 1 TB. Untuk RAM, Dell menggunakan tipe LPDDR4x 3733 MHz dengan kapasitas sampai 32 GB. Harganya sendiri adalah Rp. 39.999.000 untuk 16GB/512GB dan Rp. 44.999.000 32GB/1TB.

Pada seri Inspiron, ada tiga laptop yang diperkenakan. Yang pertama adalah Inspiron 2 in 1 7391. Laptop ini juga menggunakan pena sebagai stylus untuk menggambar pada layarnya. Berbeda dengan XPS, tipe Inspiron menggunakan Intel Cascade Lake.

Dell XPS Inspiron 10Gen - Inspiron 7000

Untuk Inspiron 2 in 1 7391 menggunakan Intel Core i5 10210U atau i7 10510U. Cascade Lake tidak menggunakan IGP IRIS, namun menggunakan Intel UHD. RAM yang terpasang adalah DDR4 dengan kecepatan 2400 MHz berkapasitas 8 dan 16 GB. Penyimpanannya menggunakan SSD M.2 PCIe  NVMe. Harga jualnya mulai dari Rp. 17.199.000 sampai dengan Rp. 25.999.000.

Yang Selanjutnya adalah Dell Inspiron 5490 dan 5391 yang menggunakan form factor Clamshell. Untuk 5490, prosesor yang dugunakan sama dengan 7391, namun untuk 5391 ada tambahan, yaitu Core i3 10110U. Keduanya juga datang dengan pilihan menggunakan grafis IGP atau NVIDIA GeForce MX250 (5391) dan MX230 (5490).

Dell XPS Inspiron 10Gen - Inspiron 5490

Untuk 5490, Dell menjualnya dari harga Rp. 11.599.000 sampai dengan Rp. 14.999.000. Sedangkan untuk 5391, Dell menjual dari harga Rp. 8.799.000 hingga Rp. 15.399.000.

Saya sempat mencoba mengutak atik XPS 13 2 in 1 7390 pada saat acara peluncuran tersebut. Memang laptop yang satu ini terasa ringan saat diangkat. Sayang memang, belum banyak aplikasi yang diinstal sehingga pengunjung hanya dapat mencoba sebatas Windows 10 saja. Akan tetapi, memang laptop ini terasa responsif.

Dell XPS Inspiron 10Gen - Inspiron 5390

Google Pixelbook Baru Usung Desain yang Lebih Tradisional?

Diperkenalkan pada bulan Oktober 2017, Pixelbook adalah perangkat hybrid tablet/laptop racikan Google yang berjalan di sistem operasi Chrome. Berbeda dari varian Chromebook standar, Pixelbook mengusung spesifikasi lebih canggih serta dibanderol di harga lebih tinggi – di kisaran harga US$ 1.000. Menurut pengamatan ahli, Google sengaja merancangnya sebagai pesaing MacBook Air.

Dua tahun setelah pelepasan Pixelbook, terdengar berita bahwa sang raksasa internet itu berniat untuk meluncurkan penerusnya. Informasi tersebut datang dari 9to5Google berdasarkan laporan beberapa narasumber terpercaya. Menariknya, Pixelbook baru disiapkan bukan hanya sebagai refresh atau pembaruan karena Google memutuskan untuk memanfaatkan penyajian yang lebih tradisional.

Berdasarkan keterangan informan, perangkat tersebut tidak dinamai ‘Pixelbook 2’, melainkan Pixelbook Go. Varian anyar itu dikabarkan tak lagi menggunakan form factor foldable 2-in-1, namun memanfaatkan struktur clamshell ala notebook tradisional. Hilang sudah dukungan engsel putar Pixelbook, keyboard detachable seperti punya Pixel Slate serta kompatibilitas Pixelbook Pen. Tapi meski begitu, Pixelbook Go tetap mengendepankan prinsip ergonomis dan portabilitas.

Dalam acara Google Cloud Next 2019 di bulan April kemarin, perusahaan sempat membahas membahas sedikit soal Pixelbook dan Pixel Slate serta perangkat apa yang akan mereka hadirkan selanjutnya. Google bilang, mereka berencana untuk membekali para pekerja modern dengan suatu produk yang dapat memastikan tercapainya produktivitas maksimal di manapun berada.

Narasumber juga menyampaikan, perancangan Pixelbook Go diprioritaskan pada faktor portabilitas. Penampilannya sengaja dibuat lebih simpel dibanding varian sebelumnya ataupun laptop-laptop yang tersedia di pasar saat ini. Selain itu, kabarnya desainer Google juga melengkapi bagian bawah Pixelbook Go dengan tekstur khusus agar perangkat lebih mudah dipegang. Bobotnya boleh jadi lebih ringan dari Pixelbook generasi pertama karena Go memanfaatkan konstruksi tubuh berbahan logam magnesium.

Menurut 9to5Google, Pixelbook Go ialah versi final dari unit purwarupa Atlas yang sempat dipamerkan di bulan Maret lalu. Selanjutnya, perangkat akan dilengkapi layar sentuh seluas 13,3-inci dengan rasio 16:9 dan pilihan resolusi antara full-HD atau 4K. Di model yang lebih high-end, panel ultra-HD tersebut memanfaatkan teknologi Molecular Display seperti pada Pixel Slate.

Dan seperti Pixel Slate, Pixelbook Go ditawarkan dalam beberapa konfigurasi hardware. Akan ada opsi berprosesor Intel Core m3, i5 sampai i7, dukungan RAM 8GB hingga 16GB, serta penyimpanan seluas 64GB, 128GB atay 256GB. Terdapat pula dua microphone di area depan, webcam 2Mp yang bisa merekam video 1080p 60fps dan konektivitas wireless Wi-Fi serta Bluetooth.

Pengungkapan resmi Pixelbook Go akan dilakukan bulan depan, dalam acara di Kota New York.

HP Elite Dragonfly Adalah Laptop Kelas Bisnis yang Menyamar Sebagai Ultrabook Berpenampilan Modis

Laptop kelas bisnis umumnya jarang yang menggunggulkan aspek estetika. Selama fitur dan spesifikasinya cukup untuk menunjang kebutuhan bekerja, konsumen seharusnya sudah cukup puas. Namun anggapan semacam itu rupanya tidak mencegah HP merancang laptop bisnis yang menawan.

Dinamai HP Elite Dragonfly, ia merupakan laptop convertible dengan layar yang bisa dilipat 360 derajat. Penampilannya mungkin belum semenawan Spectre x360, tapi tetap sangat berkelas untuk ukuran laptop kelas bisnis. Bukan cuma itu, ia rupanya juga amat portable.

HP Elite Dragonfly

Laptop dengan sasis berbahan magnesium ini memiliki bobot total hanya 990 gram, sedangkan tebal bodinya berkisar 1,61 cm. Ringan pun tidak harus berarti ringkih; Elite Dragonfly diklaim sudah memenuhi pengujian ketahanan berstandar militer. HP bahkan sudah menambatkan kaca Gorilla Glass 5 sebagai pelapis terluar layarnya.

Layarnya sendiri merupakan panel sentuh berukuran 13,3 inci, dengan pilihan resolusi 1080p atau 4K. Yang cukup istimewa, HP juga bakal memasarkan varian yang panel layarnya dilengkapi teknologi Low Power Display racikan Intel, yang disebut hanya memerlukan asupan daya sebesar 1 W, sehingga pada akhirnya baterai perangkat jadi bisa tahan lebih lama.

HP Elite Dragonfly

Benar saja, dipadukan dengan baterai berkapasitas 56,2 Wh, Elite Dragonfly diyakini mampu beroperasi sampai 24,5 jam nonstop dalam sekali pengisian. Angka pastinya tentu saja bergantung pada konfigurasi spesifikasi yang dipilih konsumen, dan baterai 56,2 Wh itu pun juga termasuk salah satu komponen opsional yang HP tawarkan – kapasitas baterai default-nya cuma 38 Wh.

Pilihan prosesor yang tersedia sendiri mencakup Core i3, Core i5, atau Core i7, semuanya prosesor seri U dari generasi ke-8 Intel (Whiskey Lake). RAM LPDDR3 berkapasitas 16 GB turut menemani, demikian pula pilihan SSD berkapasitas dari 128 GB sampai 2 TB.

HP Elite Dragonfly

Urusan konektivitas, Elite Dragonfly tidak mengecewakan terlepas dari wujudnya yang ringkas. Selain satu port USB-A dan HDMI, terdapat sepasang port USB-C (satu di antaranya merupakan port Thunderbolt 3). Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5 merupakan standar, sedangkan modem 4G LTE dijadikan penawaran opsional bagi yang membutuhkan.

Sesuai tradisi HP, laptop ini turut dibekali speaker berlabel Bang & Olufsen. Tepat di ujung kanan bawah keyboard-nya, terdapat sensor sidik jari terintegrasi. Lalu di atas layarnya, ada webcam 720p yang dilengkapi cover fisik, cocok untuk konsumen yang sangat mementingkan privasi.

Pemasaran HP Elite Dragonfly dijadwalkan berlangsung mulai 25 Oktober mendatang. Di Amerika Serikat, harganya dibanderol mulai $1.549 untuk konfigurasi terendahnya.

Sumber: AnandTech.

[Review] MSI P65 Creator 8RF: Laptop Cantik Bertenaga untuk para Kreator!

Bulan Oktober 2018 merupakan ajang Indocomtech 2018 diadakan di Jakarta. Pada saat itu, MSI ikut mengundang saya dalam sebuah acara peluncuran yang terletak di Jakarta Convention Centre. Di sanalah saya pertama kali bertemu dengan sebuah laptop yang menjadi perhatian saya. Nope, bukan laptop gaming yang saya lirik pada saat itu, tetapi sebuah perangkat berwarna putih yang menurut saya memiliki desain cantik.

MSI P65 Creator - Xtra 2

Laptop tersebut adalah MSI P65 Creator. Semejak saat itu, saya mulai meminta produk demonya untuk diuji di Dailysocial.id. Sayangnya, pada saat itu laptop tersebut masih menjadi barang display yang dibawa khusus untuk acara MSI. Pergantian personel pada MSI Indonesia juga membuat saya sulit untuk menghubungi mereka kembali.

Pada akhirnya, saya bisa mendapatkan produk demo dari MSI P65 Creator berkat kerjasama Dailysocial dengan MSI saat datang ke acara Selasa Startup yang selalu kami tayangkan setiap hari Selasa malam. Tentu saja, saya langsung membuka kotak penjualan dari laptop cantik ini.

MSI P65 ternyata memiliki beberapa versi. Versi MSI P65 Creator yang kami dapatkan memiliki kode 8RF. Spesifikasinya adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i7 8750H (6 core 12 thread) 2,2 GHz Turbo 4,1 GHz
GPU NVIDIA GeForce GTX 1070 8 GB GDDR5
RAM 16 GB DDR 4 2666 MHz Single Chanel
Storage SSD Kingston 512 GB
Layar 15,6” 1080p 144 Hz IPS
OS Windows 10
Bobot 1,88 KG
Dimensi 357.7 x 247.7 x 17.9 mm
Baterai 4 Cell Li-Poly 82 Whr

Hasil dari CPU-Z dan GPU-Z adalah sebagai berikut

Walaupun memiliki dimensi yang cukup tipis, seperti yang kita bisa lihat pada tabel spesifikasi, laptop yang satu ini menggunakan discrete graphics card. MSI menggunakan NVIDIA GeForce GTX 1070 yang kencang pada laptop ini. Prosesornya pun juga menggunakan Coffee Lake 8750H yang memiliki 6 inti dengan 12 thread. Kinerjanya dapat kita lihat pada bagian pengujian di bawah.

Dengan nama Creator, tentu saja MSI tidak memasarkan laptop ini untuk para gamer. MSI sendiri sudah memiliki beberapa laptop gaming lainnya yang memiliki desain yang lebih garang. Tentunya, kinerja dari laptop gaming juga mampu untuk dipakai mengerjakan konten video. Namun, biasanya laptop gaming akan lebih berat dan besar.

Unboxing

Saat membuka paket penjualannya, hanya ditemukan charger dan pouch saja.

MSI P65 Creator - Charger

MSI P65 Creator - Tas Laptop

Desain

Datang dengan boks kayu berlogo naga berwarna putih, MSI P65 Creator memang terlihat sangat mewah. Saat paket penjualannya dibuka, barulah sebuah laptop berwarna putih terlihat di sana. Saat mengeluarkan laptop tersebut, sangat terasa kalau build dari P65 ini sangat kokoh.

MSI P65 Creator - Xtra 2

MSI P65 sepertinya tidak ingin mengikuti bentuk dari perangkat-perangkat tipis yang ada di pasaran. Akan tetapi, dengan ketebalan kurang dari 18 mm, membuatnya terlihat cukup tipis. Dan dengan berat hanya 1,8 kg saja, seharusnya tidak membuat tulang belakang sakit saat membawanya didalam sebuah tas ransel.

MSI P65 Creator - Keyboard

 

Satu hal yang paling saya suka adalah tombol keyboard yang ada pada P65. Dengan dimensi yang lebih tebal dari hampir seluruh laptop yang ada di pasaran, membuat saya dapat mengetik dengan sangat nyaman. Walaupun jarak tekan yang cukup tipis, tidak membuat tingkat kenyamanannya berkurang. Namun hal tersebut bukanlah tanpa cela, saya masih tidak suka dengan penempatan tombol enter yang tersambung dengan tombol “back slash“, membuat sering typo.

Di bagian bawah dari keyboard tersebut terdapat touchpad yang cukup besar. Di bagian kiri atas touchpad tersebut terdapat sensor sidik jari yang dapat diaktifkan melalui Windows Hello. Touchpad ini sendiri juga responsif terhadap gerakan jari dan mendukung beberapa gesture.

MSI P65 Creator - Kiri

Pada bagian kiri laptop ini terdapat port LAN, dua buah USB 3.1, slot 3,5 mm untuk headphone, dan slot 3,5 mm untuk microphone. Pada bagian kanannya terdapat sebuah port USB 3.1, USB-C, Display Port, HDMI, serta port daya untuk mengisi baterai pada P65 Creator.

MSI P65 Creator - Kanan

MSI juga mendesain laptop ini dengan cukup banyak jendela untuk keluar masuknya udara. Hal ini tentu saja dapat mencegah terjadinya penumpukan hawa panas yang disebabkan oleh CPU dan GPU yang kadang tidak bisa ditanggulangi oleh dorongan kipas saja.

Layar yang dimiliki oleh MSI P65 ini berdimensi 15,6 inci yang cocok untuk digunakan dalam melakukan editing gambar dan video. Bingkai dari layarnya juga didesain cukup kecil sehingga menambah keindahan dari desainnya. Dan karena dipasangkan dengan NVIDIA GeForce GTX 1070, layar yang dipasang juga sudah mendukung refresh rate 144Hz.

Pengujian

MSI P65 Prestige menggunakan Intel Coffee Lake i7 8750H dengan prosesor 6 core 12 thread serta Thermal Design Power 45 Watt. Dengan akhiran H, membuat prosesor ini memiliki kemampuan yang mirip dengan CPU untuk desktop. Hal tersebut juga membuat prosesor yang digunakan pada P65 merupakan sebuah monster yang mampu menjalankan aplikasi terberat sekalipun.

Untuk membandingkan seberapa kencangnya prosesor dan kartu grafis yang digunakan pada P65, saya menghadirkan kembali dua prosesor yang kelasnya berada dibawahnya. Hal ini hanya untuk memperlihatkan seberapa tinggi kinerjanya dibandingkan laptop-laptop yang menggunakan prosesor lain.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop. Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata hanya bisa bertahan selama 4 jam 37 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Biasanya orang mencari sebuah laptop berkinerja tinggi untuk melakukan editing kelas berat akan langsung memilih notebook gaming. Sayangnya, laptop yang satu itu berbentuk bulky dan berbobot berat. Hal tersebut yang ingin dipecahkan oleh MSI dengan mengeluarkan P65 Creator yang memang khusus ditujukan untuk para content creator, bukan gamer.

MSI P65 Creator - Ngetik

Kinerja yang dihasilkan oleh laptop yang satu ini sepertinya sudah tidak perlu diragukan lagi. Dengan Intel Core i7-8750H serta menggunakan NVIDIA GeForce GTX 1070, semua software dan game akan berjalan dengan sangat lancar. Apalagi dengan menggunakan SSD. Waktu rendering video juga bakal menjadi lebih cepat walau menggunakan laptop.

Sayang memang, RAM yang digunakan pada laptop ini hanya menggunakan mode single channel. Tentunya, hal tersebut akan mengurangi kinerja optimal dari spesifikasi yang sudah disajikan.

Lalu berapa dengan harganya? MSI menjual P65 Creator dengan harga yang tinggi, yaitu Rp. 35.999.000. Harga ini pun berada di atas kebanyakan laptop gaming yang memiliki spesifikasi yang kurang lebih sama. Oleh karenanya, untuk mereka yang sepertinya tidak memiliki dana 30 juta ke atas, laptop gaming bisa menjadi solusi pembuatan konten Anda.

Sparks

  • Kinerja tinggi
  • Build keseluruhan laptop kokoh
  • Desain cantik
  • Cukup ringan
  • Layar 144 Hz
  • Keyboard nyaman digunakan
  • Paket penjualan kotak kayu

Slacks

  • Mahal
  • Single Channel
  • SSD hanya 512 GB

Lenovo Upgrade Legion Dengan Hardware Baru, Sediakan Pula Opsi yang Lebih Terjangkau

Perubahan karakter konsumen ialah faktor pendorong utama evolusi produk elektronik. Hal ini terjadi di hampir semua segmen, termasuk kategori yang dianggap niche seperti laptop gaming. Berbeda dari beberapa tahun lalu, sejumlah versi anyar dari perangkat berperforma tinggi itu kini punya penampilan lebih sederhana agar lebih mudah diterima pula oleh khalayak non-gamer.

Pandangan inilah yang mencetus konsep ‘Stylish on the outside, savage on the inside‘ di lini Lenovo Legion. Moto tersebut mungkin sudah sering Anda dengar dan terus dipegang oleh sang produsen hingga hari ini. Di tanggal 9 September 2019 kemarin, Lenovo mengumumkan update hardware dari perangkat Legion yang telah beredar sembari menyediakan varian mainstream jika Anda membutuhkan perangkat gaming di harga lebih terjangkau.

Legion 18

Lenovo menjelaskan bahwa banyak konsumennya yang menggunakan Legion tak hanya untuk bersenang-senang, tapi juga sebagai alat pendukung kegiatan produktif. Para gamer sekaligus profesional itu menyukai Legion karena menawarkan desain ramping dan elegan, tanpa mengorbankan faktor kinerja serta performa. Lenovo pun menyadari, Para ‘gamer Legion’ umumnya lebih mengutamakan kesederhanaan pemakaian. Mereka ingin bisa segera bermain tanpa perlu mengutak-atik setting terlebih dulu.

Legion 16

Ada empat model laptop ‘berkemampuan gaming‘ yang Lenovo presentasikan di acara pers kemarin, dan tiga menjadi primadonanya. Mereka adalah Legion Y740, Y540 dan IdeaPad L340 Gaming (serta Legion Y7000 edisi spesial). Selain itu beberapa periferal juga memeriahkan momen peluncuran notebook, yaitu monitor ultra-premium Legion Y44w dan Legion Y25f-10.

Legion 1

 

Legion Y740

Legion Y740 merupakan notebook gaming paling high-end yang Lenovo miliki di Indonesia. Produk ini telah dipasarkan sejak bulan Mei kemarin, dan kini perusahaan memutuskan untuk memperbaruinya dengan prosesor Intel Core i7 generasi kesembilan. Selain itu, Lenovo tak lupa menyematkan sejumlah fitur pendukung hiburan seperti Dolby Atmos dan Sound Radar. Dan menguliknya lebih jauh, saya juga menemukan kejutan menyenangkan yang uniknya tak banyak Lenovo bahas.

Legion 12

Versi refresh dari Y740 mempunyai wujud identik bertema industrial seperti model sebelumnya. Lenovo menempatkan engsel layar di atas chassis, memungkinkannya diretangkan sejauh 180 derajat, kemudian menaruh port-port fisik di sisi belakang laptop. Anda tetap dihidangkan sistem pencahayaan LED RGB baik pada keyboard, pada logo ‘Y’ Legion di punggung, serta di bagian dalam grille heat sink. Semuanya bisa dikustomisasi via software Corsair iCUE.

Legion 14

Selain Intel Core i7 9th-Gen, Lenovo membekali Y740 dengan kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2060, RAM DDR4 2666MHz sampai 32GB, serta penyimpanan berbasis SSD PCIe NVMe sampai 1TB. Namun bagian paling menarik dari laptop terletak pada layar 15,6-inci 1080p berteknologi G-Sync 144Hz di sana. Akhirnya, Lenovo Indonesia tidak malu-malu lagi untuk bilang bahwa panel tersebut telah mengusung teknologi high dynamic range persembahan Dolby Vision.

 

Legion Y540

Meski sama-sama menyuguhkan layar berukuran 15,6-inci di resolusi full-HD, Legion Y540 disiapkan sebagai opsi yang lebih terjangkau dari Y740 – khususnya di Indonesia. Laptop mempunyai arahan desain serupa dari model high-end tersebut, termasuk pemanfaatan engsel di atas chassis dan penempatan port di sisi belakang. Bedanya, di sana tak ada pencahayaan RGB dan komposisi hardware-nya pun tak semutakhir Y740.

Legion 8

Walaupun begitu, tetap ada rentetan upgrade dan fitur anyar yang Lenovo implementasikan di sana. Dibanding tipe Y530, Y540 17 persen lebih ramping, 28 persen lebih ringan, dan 10 persen lebih hening. Lalu bagian keyboard-nya turut mendapat perhatian khusus: menyajikan key travel 1,7mm dengan sensasi tactile dan memiliki jarak antar keycap 4mm demi meminimalkan peluang salah ketik. Keyboard sanggup merespons input di kecepatan kurang dari 1-milidetik dan dibekali kapabilitas anti-ghosting.

Legion 5

Di dalam, kita akan menemukan prosesor Intel Core 9th-Gen, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1650, RAM 16GB dan penyimpanan SSD 512GB. Untuk mendinginkan komponen-komponen di dalam, Lenovo memanfaatkan solusi Legion Coldfront yang mengandalkan sistem kipas ganda.

 

IdeaPad L340 Gaming

Ketika Legion dirancang sebagai ‘notebook gaming pendukung produktivitas’, IdeaPad L340 Gaming punya konsep yang berkebalikan. Sejatinya, ia adalah laptop mainstream yang bisa pula menangani gaming jika Anda menginginkannya. IdeaPad L340 juga menghidangkan layar kelas IPS seluas 15,6-inci – tapi tidak secanggih Y540 apalagi Y740. Refresh rate-nya masih 60Hz dan color gamut-nya hanya 45 persen NTSC.

Legion 10

Spesifikasi hardware-nya pun berada di level menengah. Laptop diotaki prosesor Intel Core i5 generasi kesembilan, RAM 8GB, penyimpanan berupa SSD 512GB, serta kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050 yang memperkenankannya menjalankan permainan-permainan esports populer di PC. Fitur-fitur seperti Dolby Audio tetap ada di sana, dan Lewat software Lenovo Vantage, Anda dipersilakan mengubah mode kipas: quick ketika ingin ber-gaming dan quiet saat mau kembali bekerja.

 

Harga dan ketersediaan

Ketiga model laptop anyar ini sudah hadir resmi di tanah air, bisa Anda beli di situs Lenovo.com atau lewat mitra resmi. PPerlu diketahui bahwa tipe Legion Y7000 cuma tersedia di Lenovo Exclusive Store. Ini dia harga dari masing-masing varian:

  • Legion Y740 – mulai Rp 28,25 juta
  • Legion Y540 – mulai Rp 14,5 juta
  • IdeaPad L340 Gaming – mulai Rp 11 juta
  • Legion Y7000 – mulai Rp 14,5 juta

Legion 17

Asus Luncurkan Deretan Laptop Kelas Bisnis Anyar di Bawah Nama ExpertBook

AsusPro ialah seri perangkat komersial yang Asus rancang untuk memenuhi standar bisnis. Jangkauan produknya sangat luas, mencakup PC desktop, all-in-one, komputer mini, laptop hingga periferal seperti proyektor. Ada tiga prinsip yang produsen asal Taiwan itu kedepankan dalam meracik AsusPro, yaitu kualitas, reliabilitas dan fleksibilitas demi mendukung produktivitas. Dan demi inovasi, mereka juga tak segan buat melakukan perombakan.

Minggu ini, Asus mengumumkan sebuah perubahan yang mereka terapkan pada lini AsusPro. Ke depannya, produk-produk tersebut diperkenalkan sebagai Expert Series – dan model laptopnya dinamai ExpertBook. Varian ini tampaknya dirancang sebagai ekspansi konsep AsusPro dengan mengedepankan aspek desain. Di acara peluncuran Expert Series, Asus mengangkat tema Business in Sytle.

EB 21

Asus menjelaskan, ketepatan dan kecepatan memang jadi bagian krusial dari perangkat penunjang kerja. Namun seiring dengan terjadinya transformasi di lingkungan kantor, para profesional mulai dituntut untuk bisa bekerja secara fleksibel – termasuk di tempat umum. Itu artinya mereka bukan cuma memerlukan PC-PC berperforma tinggi dan berdesain ringkas, penampilan yang atraktif juga jadi faktor pertimbangan penting.

Ada lima model laptop bisnis yang Asus pamerkan kemarin, empat ialah varian ExpertBook (beberapa masih mengusung branding AsusPro) dan satu lagi merupakan Chromebook. Mereka adalah ExpertBook P3540, ExpertBook P5440, ExpertBook P1440, dan ExpertBook B9940.

EB 19

Produk-produk bisnis tersebut kabarnya telah lulus uji coba standar militer dengan sertifikasi MIL-STD 810G, demi memastikan notebook punya daya tahan tinggi terhadap benturan dan guncangan, serta insiden-insiden tak sengaja lainnya.

 

Akses dan keamanan

Bukan notebook profesional namanya jika tidak ditopang oleh fitur keamanan berlapis. Pertama, ExpertBook memiliki sistem proteksi yang berfungsi untuk menonaktifkan port-port fisik serta fasilitas I/O lain agar laptop terlindung dari upaya pencurian data atau infeksi virus akibat kelalaian saat transfer file. Kedua, produsen turut mencantumkan deretak teknologi esensial seperti Microsoft Trusted Platform Module dan Intel vPro.

EB 20

Di sana, Asus menyediakan fitur ‘pusat kendali’ yang memperkenankan admin IT memantau langsung seluruh perangkat Expert Series (bukan cuma ExpertBook) di perusahaannya. Selain itu, sang produsen tidak melupakan layanan purna jual. Mayoritas anggota keluarga Expert Series didukung oleh garansi ‘kelas bisnis’ yang durasinya melampaui periode garansi standar, mencapai tiga tahun. Jasa after-sales tak cuma mencakup hardware, tapi software serta solusi.

 

ExpertBook P3540

Laptop ini dideskripsikan sebagai tipe padat dan ‘berstamina tinggi’. Desainnya cukup konvensional, memanfaatkan struktur clamshell dengan bingkai layar yang cukup tipis di sisi kanan dan kirinya. Karena tvolume ubuhnya tidak terlalu kecils, Asus bisa membubuhkan rangkaian konektivitas penting, dari mulai USB, LAN, USB type-C, slot kartu SD, port VGA, serta tak lupa pemindai sidik cari di dekat touchpad buat memudahkan log-in.

ExPertBook P3540 menyajikan layar seluas 15,6-inci FHD anti-glare, dan di dalamnya, ia menyimpan prosesor Intel Core generasi kedelapan (ada opsi i3-8146U, i5-8266U, dan i7-8666U), kartu grafis discrete Nvidia GeForce MX110, penyimpanan berbasis hard drive sampai 1TB, dan memori RAM DDR4 hingga 20GB.

 

ExpertBook P5540

Ada tiga hal yang jadi andalan ExpertBook P5440, yaitu sistem penyimpanan ganda, baterai tahan lama (sampai 10 jam) dan bobot yang ringan (hanya 1,23-kilogram). Notebook menyuguhkan layar 14-inci 1080p dengan tingkat kecerahan 300-nits dan engesel putar 180 derajat sehingga panel bisa disejajarkan chassis, lalu pengalaman bekerja di situasi temaram jadi lebih nyaman berkat adanya sistem backlight pada keyboard.

Pernak-pernik konektivitasnya hampir serupa P3540, termasuk sensor fingerprint, minus port VGA. Berbicara hardware, spesifikasi ExpertBook P5540 sedikit berada di bawah saudaranya itu. Asus hanya menyediakan model berprosesor Intel Core i5-8265U 1,65GHz, GPU terintegrasi Intel Graphics 630 dan memori RAM DDR4 4GB. Keunggulannya, laptop dilengkapi SSD PCIe M.2 ganda.

 

ExpertBook P1440

P1440 merupakan varian ExpertBook yang paling terjangkau, namun Asus tidak mengorbankan faktor fleksibilitasnya. Laptop dengan layar 14-inci 1366x768p ini tetap ditunjang port-port penting: tiga buah USB 3.0, satu USB 2.0, HDMI, LAN serta ada pula konektivitas nirkabel berupa Wi-Fi 802.11ac dan Bluetooth 4.1. P1440 juga mempunyai sensor sidik jari, tapi penyajiannya swipe – bukan touch. Laptop diotaki prosesor Intel Core i5-8250U, serta didukung RAM 4GB, penyimpanan HDD 1TB dan GPU integrated Intel UHD Graphics 620.

Dua hal perlu digarisbawahi: Tampaknya tersedia opsi model dengan kartu grafis discrete Nvidia, lalu (mungkin karena diprioritaskan pada keterjangkauan harga) P1440 hanya dilindungi garansi selama dua tahun.

 

ExpertBook B9440

Secara personal, B9440 ialah laptop ExpertBook paling atraktif. Tubuhnya sangat ramping, dan karena penggunaan bezel yang tipis, Asus bisa memampatkan layar 14-inci 1920x1080p 300-nits di tubuh dengan form-factor 13-inci. Yang unik dari desain B9440 adalah, saat panel dibuka, area bawah layar akan mengangkat bagian belakang chassis – membuatnya miring. Hal ini dimaksudkan agar posisi tangan dan jari lebih nyaman ketika Anda mengetik.

ExpertBook B9440 memiliki susunan hardware yang cukup mumpuni, walaupun sejauh ini tidak ada pilihan prosesor Intel i7. Di dalam, Anda akan menemukan CPU Intel Core i5-8265U, GPU UHD Graphics 620, RAM DDR4 16GB, serta medium penyimpanan berbasis SSD M.2 PCIe NVMe seluas 512GB. Untuk konektivitas fisik, Asus mencantumkan port USB type-C Gen-1 dan type-C Gen-2 di sisi pinggirnya.

EB 18

Mengingat mereka semua adalah produk enterprise/komersial, pihak Asus tidak menyingkap detail harga dari masing-masing laptop, namun mereka telah mengonfirmasi bahwa semua ExpertBook sudah tersedia di Indonesia.

Vaio SX12 Adalah Laptop Mungil Dengan Konektivitas Terlengkap

Ketika laptop ultra-thin mainstream tak lagi cukup kuat untuk mendukung kerja, para profesional mulai beralih ke perangkat gaming. Kondisi ini mendorong produsen memodifikasi rupa produknya agar tampil lebih netral serta tidak mencolok. Tapi seperti apapun kinerja hardware laptop tipis tersebut, desain minimalis membuat aspek konektivitas jadi terbatas. Kendala inilah yang ingin Vaio berikan solusinya.

Sempat absen cukup lama dari ranah penyediaan PC, Vaio akhirnya kembali dan secara agresif mulai menyediakan produk-produknya untuk kalangan berbeda. Dan jika Anda membutuhkan perangkat olah data super-portable dan bertenaga, namun tanpa ada kompromi pada kelengkapan koneksi fisik, produsen PC asal Jepang ini telah menyiapkan SX12, yaitu laptop mungil dengan port terlengkap saat ini.

Vaio SX12 2

Mungkin bisa Anda terka dari namanya, SX12 ialah notebook berlayar 12-inci (lebih spesifiknya 12,5-inci full-HD). Dengan display yang tak begitu besar, volume SX12 juga tidak memakan banyak ruang. Laptop memiliki rasio panjang dan lebar 287,8×203,3mm, ketebalan 18mm (mencapai 15,7mm di area tertipis) dan berat cuma 902-gram. Desain seperti ini memudahkan kita untuk menenteng serta memasukkannya dalam tas.

Vaio SX12 1

Menariknya, tubuh SX12 yang kecil tidak menghentikan Vaio untuk membubuhkan papan ketik full-size tanpa numerical pad. Ketika mayoritas laptop sejenis mempunyai jarak keycap (dari titik tengah tombol ke tombol di sebelahnya) hanya 16,95mm, SX12 punya radius antar-tuts 19mm. Berkat jarak yang lebih lapang, kegiatan mengetik jadi lebih nyaman dan presisi, lalu persentase kesalahan juga jadi lebih kecil.

Vaio SX12 4

Vaio juga tidak sembarangan dalam memilih material. Konstruksi SX12 mengusung kombinasi aluminium dan serat karbon demi memastikan laptop punya daya tahan tinggi terhadap benturan tak disengaja. Bahan-bahan tersebut juga memungkinkan SX12 bisa tampil elegan, ditonjolkan dengan finishing brushed di bagian punggung serta chassis.

Vaio SX12 3

Sempat saya singgung sebelumnya, aspek paling istimewa dari SX12 terletak pada konektivitasnya. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya, Anda bisa menemukan tiga buah port USB, USB type-C, HDMI, slot pembaca kartu SD, audio 3,5mm, port LAN, bahkan termasuk port ‘legacy‘ VGA. Selain itu, terdapat pula sensor pemindai sidik jari sebagai sarana pengaman sekaligus untuk memudahkan akses.

Vaio SX12 sudah mulai dipasarkan di kawasan Amerika Serikat. Sang produsen mematoknya di harga mulai dari US$ 1.200 dan menawarkan empat pilihan warna, yaitu abu-abu metalik gelap, versi cerahnya, pink, serta biru gelap dengan sedikit kombinasi emas pada bagian belakang dan logo.

Via PCGamer.