HP Omen X Emperium 65 Adalah TV 4K Raksasa untuk Gamer Sultan

Di ajang CES 2018, Nvidia mengumumkan Big Format Gaming Display (BFGD), konsep TV 4K berukuran masif yang dioptimalkan untuk gaming berkat dukungan refresh rate yang tinggi beserta HDR. Setahun berselang, HP akhirnya merealisasikan proyek ambisius tersebut dalam wujud HP Omen X Emperium 65.

Omen X Emperium mengusung spesifikasi persis seperti standar yang ditetapkan Nvidia: bentang diagonal 65 inci, resolusi 4K, refresh rate 144 Hz, dukungan HDR dengan tingkat kecerahan maksimum 1.000 nit dan rasio kontras 4000:1, serta viewing angle seluas 178 derajat.

Dukungan teknologi G-Sync tak lupa HP sematkan demi menjamin sesi gaming yang mulus. Guna semakin memaksimalkan kualitas visualnya, HP turut melengkapinya dengan 384 zona backlight tipe full direct-array, serta quantum dot untuk memastikan reproduksi warnanya memenuhi 95% spektrum DCI-P3.

HP Omen X Emperium 65

Keistimewaan lain dari Omen X Emperium ada di bagian kakinya. Di situ bisa kita lihat bahwa HP juga telah mengintegrasikan sebuah soundbar. Spesifikasinya pun cukup mumpuni, dengan total output 120 W, tiga amplifier stereo, beserta teknologi Low Frequency Array (LOFAR) yang pada dasarnya bisa menggantikan peran sebuah subwoofer terpisah.

Soundbar ini dapat beroperasi dalam dua mode yang berbeda, satu untuk gaming, satu lagi untuk konsumsi multimedia. Seperti yang kita tahu, Nvidia mengonsepkan BFGD agar mengemas hardware Nvidia Shield terintegrasi, dan itu pun rupanya juga dipenuhi oleh HP.

HP Omen X Emperium 65

Perihal konektivitas, Omen X Emperium juga tidak mengecewakan. Di samping input DisplayPort 1.4, ada tiga input HDMI 2.0b yang mendukung HDMI ARC. Ini berarti satu Omen X Emperium bisa disambungkan ke sebuah PC, dua game console, dan sebuah Blu-ray player. Lebih lanjut, Omen X Emperium turut dilengkapi dengan sepasang port USB 3.0.

Kalau menimbang semua keunggulannya, jangan heran kalau kemudian HP mematok harganya selangit. Omen X Emperium rencananya bakal dipasarkan mulai bulan Februari mendatang, dengan banderol harga mencapai $5.000. Ya, kecuali Anda benar-benar masuk kategori gamer sultan, sebaiknya urungkan saja niat untuk membeli perangkat ini.

Sumber: AnandTech.

Victim Reality Wakili Indonesia ke Ajang PUBG Terbesar di Asia

23 Desember 2018 kemarin, Victim Reality berhasil mendapatkan satu-satunya slot untuk bertanding kembali di ajang kompetitif PUBG terbesar di Asia, NVIDIA GeForce Pacific Cup. Tim ini berhasil lolos setelah menjadi juara kualifikasi Indonesia yang diselenggarakan di berbagai NVIDIA iCafe terpilih yang digelar pada tanggal 24-29 November 2018 untuk babak penyisihan dan 1-2 Desember 2018 untuk babak final.

Babak penyisihan tadi diikuti oleh 300 tim yang menyusut jadi 20 tim di babak final. Victim Reality yang beranggotakan Angga “Raeylk” Maulana, Irham “Vandal9” Fikri, Septianto “BuckyJn0”, dan Alvin “Miseryy” Sahri Ramadhan berhasil mengalahkan tim-tim lain yang mungkin lebih diunggulkan sebelummnya seperti Aerowolf Team 1, 7, dan 8, RRQ, Aura Esports, BOOM ID, The Prime, dan yang lainnya.

Victim Reality sendiri berhasil mendapatkan 1x Chicken Dinner dan 12 kill dalam delapan game berbeda. Atas konsistensi mereka, tim ini pun berhasil mendapatkan poin tertinggi dan memenangkan kualifikasi. “Kami sangat bersyukur atas apa yang kami capai di tahun ini, mengingat tim ini baru berdiri. Kami berharap akan tampil lebih baik lagi di tahun mendatang.” Ungkap Hafiz Rachman, sang manajer PUBG Victim Esports dalam rilis yang kami terima.

Untuk main event nanti, NVIDIA akan menggelar NVIDIA GeForce PUBG Pacific Cup di ChangSha, Hunan, Tiongkok pada tanggal 4-7 Januari 2018. Di babak ini, tim Indonesia akan bertanding melawan tim-tim terkuat dari berbagai negara seperti Vietnam, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Kamboja, dan delapan tim yang lolos dari kualifikasi regional Tiongkok.

Mampukah Victim Esports mengukir prestasi yang membanggakan tanah air di Tiongkok nantinya?

Nodeflux Jadi “Official Global Partner” Nvidia dalam Pengembangan Solusi AI

Tahun 2018 menjadi tahun cukup penting bagi perjalanan bisnis Nodeflux. Setelah berhasil membukukan beberapa pendanaan, Nodeflux mengumumkan telah berhasil menjadi bagian dari program NVIDIA-Metropolis Software Partner Program (Nvidia-MSPP).

Capaian Nodeflux ini tidak hanya memungkinkan mereka memanfaatkan teknologi Nvidia untuk pemrosesan komputasi cerdasnya, tetapi juga mengukuhkan posisi mereka sebagai startup AI berkualitas dan disejajarkan dengan penyedia lainnya dari seluruh dunia.

Nvidia-MSPP sendiri merupakan program pemanfaatan kecerdasan buatan dan deep-learning untuk memberikan solusi inovatif dalam inisiatif kota pintar. Nodeflux menjadi startup pertama asal Indonesia dan tergabung bersama dengan 24 startup AI lainnya dari seluruh dunia.

Menurut tim Nodeflux, teknologi komputasi Nvidia penting untuk sistem mereka, mengingat GPU menjadi komponen penting untuk melakukan inferencing atau analytics function bagi delivery pada layanan Intelligent Video Analytics yang dikembangkan.

“Menjadi official global partner Nvidia tentu sangat berarti bagi kami. Tidak banyak perusahaan yang diterima. Hal ini menunjukkan pengakuan terhadap solusi Nodeflux dari perusahaan global yang merupakan hardware leader di industri AI. Saya berharap agar konsumen Indonesia mengetahui sudah ada karya anak bangsa yang berkualitas global yang dapat mereka gunakan,” terang CEO Nodeflux Meidy Fitranto.

Pihak Nodeflux menjelaskan bahwa ada proses cukup panjang sebelum akhirnya bisa bergabung dalam program Nvidia-MSPP ini. Dimulai ketika Nodeflux tergabung dalam Inception Program (program inkubasi startup yang bergerak di bidang deep-learning) pada tahun 2017. Kemudian dilanjutkan dengan implementasi solusi di beberapa kota menggunakan produk Nvidia.

Di tahun 2018 Nodeflux sudah mengembangkan beberapa solusi inovatif seperti face recognition, license plate recognition, people counting, vehicle counting & classification, hingga solusi untuk smart city. Solusi-solusi tersebut sudah diimplementasikan di beberapa kota di Indonesia.

“Nodeflux sudah implementasi di beberapa Polda di Indonesia, di antaranya Jakarta, Palembang, Jawa Barat, Bali, Jawa Timur dan akan menyusul belasan lainnya. Nodeflux melakukan implementasi integrasi pertama kali di Indonesia untuk face search sistem dengan menggunakan data Dukcapil dalam rangka kerja sama kepolisian dengan Dukcapil. Implementasi percobaan dengan beberapa pemerintah kota dalam mendukung penerapan smart city,” terang Marketing Communication Nodeflux Reny Ajeng ketika dihubungi DailySocial.

Dengan capaian yang mengesankan di tahun 2018, Nodeflux tampaknya akan lebih serius dan fokus di tahun 2019. Tidak banyak yang diceritakan Reny, ia hanya menjelaskan bahwa Nodeflux akan melakukan implementasi yang lebih menyeluruh di Indonesia sekaligus terus mengembangkan produk dan riset yang lebih jauh.

ASUS Luncurkan Laptop dan Desktop Gaming Baru di Akhir 2018

ASUS seperti menggila di akhir tahun 2018 ini. Sudah lebih dari empat kali kami diundang pada acara yang mereka buat di akhir November sampai awal Desember ini. Dan acara yang mereka buat pun belum berhenti. Acara yang kami datangi ini merupakan peluncuran laptop dan desktop yang pernah kami bahas sebelumnya. 

ASUS ROG Launching

Peluncuran laptop ASUS ROG Zephyrous S, FX 505, FX 705, dan desktop STRIX GL12CX ini dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 2018 lalu yang bertempat di Fairground SCBD. Acara yang diadakan kali ini memang tergolong megah untuk sebuah acara peluncuran. Kali ini, acara peluncuran tersebut melibatkan KOL dan Youtuber, selain media sendiri tentunya.

Spesifikasi yang diberikan untuk semua perangkat  yang diluncurkan kali ini memang sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan semua perangkat yang diluncurkan kali ini memang dikhususkan untuk bermain game.

ASUS Zephyrous S 2

Zephyrous S yang diluncurkan kali ini digadang sebagai laptop gaming dengan GTX1060 paling tipis di dunia. Zephyrous S juga dilengkapi dengan mode pendingin yang canggih sehingga membuatnya tidak kepanasan. Laptop ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp. 32.999.000 oleh ASUS.

ASUS FX 505 dan 705 menggunakan dua prosesor yang berbeda, antara Core i5 8300H atau dengan Core i7 8750H. Laptop ini juga memakai RAM 8 GB DDR4, hard disk 1 TB ditambah 128 GB SSD, dan GPU Nvidia GTX 1050 4GB, GTX 1050Ti 4GB, atau GTX 1060 6GB.

ASUS Fx 505 red

ASUS FX 705 memiliki dimensi layar yang berbeda dengan FX 505, yaitu 17 inci. Asus TUF FX505 dijual mulai dari harga Rp 14,2 jutaan sampai Rp 16,2 jutaan. Asus TUF FX705 dijual mulai dari Rp 17,2 jutaan. Kedua laptop ini sudah tersedia di Indonesia.

ASUS STRIX GL12

ASUS STRIX GL12CX yang diperkenalkan ASUS mungkin merupakan branded desktop pertama dari ASUS yang menggunakan prosesor Intel Core i9 9900K. Hal ini juga berlaku kepada penggunaan GPU karena menggunakan NVIDIA GeForce RTX-2080. Desktop yang dijual dengan harga mulai dari Rp. 12 juta hingga 70 juta ini memang dapat dipilih spesifikasinya sesuai dengan kemampuan pelanggan.

Lagi: Mencoba bermain

FX 505 merupakan sebuah laptop gaming, yang pada peluncuran kali ini, lebih ramah terhadap kantung konsumen. Oleh karena itu, ASUS pun mengadakan sebuah pertandingan kecil-kecilan dengan menggunakan game yang saat ini sudah ternama: Player Unknown Battleground.

ASUS FX 505 705

Kami pun ikut dalam pertandingan ini sembari mencoba kembali game yang cukup berat. Hal ini dikarenakan pada pertemuan sebelumnya, kami “hanya” mencoba bermain CS:GO, Tekken, dan PES 2018 yang tergolong menggunakan daya CPU dan GPU tidak maksimal.

Sekali lagi kami tidak kaget, dengan spesifikasi yang ada membuat permainan menjadi sangat lancar. Lag yang terjadi memang karena adanya koneksi internet yang kurang maksimal pada saat acara berlangsung. Sayangnya, kami tidak diperbolehkan untuk menjatuhkan Asus FX 505 yang terkenal tahan jatuh, seperti video yang pernah kami bagikan sebelumnya.

Mengintip ASUS TUF FX505, Zephyrous S, dan Strix GL12CX

ASUS sebentar lagi bakal meluncurkan tiga perangkat terbarunya yang ditujukan untuk bermain game. Ketiga perangkat itu adalah laptop gaming ASUS TUF FX 505, Zephyrous S, dan Strix GL12CX. Rencananya, ketiganya bakal diperkenalkan secara umum pada bulan Desember 2018 ini.

ASUS Panda

Perangkat pertama yang bakalan menjadi “jagoan” ASUS pada akhir tahun 2018 ini adalah Zephyrous S, sebuah laptop gaming yang memiliki badan yang ramping namun spesifikasinya tinggi. ASUS pun mengklaim bahwa Zephyrous S merupakan laptop dengan GeForce 1060 tertipis di dunia.

ASUS Zephyrous S - Atas

ASUS pun membuat  sistem pendingin Zephyrous S memiliki lebih banyak baling-baling, membuatnya lebih dingin dari seri sebelumnya. Namun, hal unik yang dimiliki oleh laptop ini adalah kemampuannya untuk bisa diisi ulang baterainya dengan menggunakan power bank.

Perangkat kedua adalah ASUS Strix GL12CX yang merupakan sebuah desktop gaming. Tidak tanggung-tanggung, ASUS pun menyematkan prosesor kencang dari Intel dengan Core i9-9900K dan mendukung overclocking. Graphics Card yang digunakan adalah NVIDIA dengan seri sampai RTX 2080.

ASUS STRIX GL12CX

GL12CX pun dibalut dengan casing dengan desain dari ASUS sendiri. Casing menawan dari ASUS ini dipersenjatai dengan warna warni LED yang cantik. ASUS juga tidak lupa menempatkan bay untuk SSD agar dapat dicopot kapan pun diinginkan.

ASUS TUF FX505

Perangkat terakhir adalah laptop ASUS TUF Gaming FX505. Laptop gaming yang satu ini diklaim oleh ASUS memiliki ketahanan yang kuat karena memiliki sertifikasi militer. Pada saat acara perkenalan berlangsung, Panda Pan selaku ROG Global Technical and Marketing beberapa kali membanting laptop yang satu ini. Yang paling ekstrim, beliau membanting laptop tersebut ke lantai dan ternyata tetap menyala!

ASUS TUF Gaming FX505 juga memiliki desain yang cukup unik. ASUS menaruh semua port dan slot expansion seperti USB dan LAN pada bagian sebelah kiri dari laptopnya. Hal tersebut menghindari para pengguna terganggu saat bermain dengan menggunakan mouse.

ASUS akan meluncurkan ketiga perangkat ini pada bulan Desember 2018 ini. Tentunya, harga jual dari ketiganya juga bakal diumumkan pada peluncurannya. Oleh karena itu, yuk kita tunggu saja kehadirannya.

Nvidia Gunakan AI Untuk Ciptakan Versi Digital dari Dunia Nyata

Dukungan kecerdasan buatan ialah salah satu fitur yang Nvidia tawarkan di GeForce RTX. Di lini kartu grafis anyar itu, sang perusahaan memperkenalkan DLSS, yaiu sebuah fitur ala anti-aliasing yang memanfaatkan deep learning untuk ‘melatih’ GPU sehingga visual tampil lebih tajam serta bekerja dua kali lebih cepat dibanding produk-produk generasi sebelumnya.

Tapi jauh sebelum resmi memperkenalkan GeForce RTX, Nvidia sudah lama mengeksplorasi penerapan artificial intelligence di berbagai ranah. Dan di acara Neural Information Processing Conference di Montreal, sang produsen asal Santa Clara itu mendemonstrasikan kemampuan AI mereka dalam me-render lingkungan dan objek-objek sintetis secara realistis dan detail, cuma berbekal rekaman video.

Di presentasi, Bryan Catanzaro selaku vice president dari Nvidia Applied Deep Learning menjelaskan bahwa yang mereka perlihatkan ini adalah teknik baru rendering menggunakan neural networks (jaringan saraf). Lewat eksperimen tersebut, para peneliti Nvidia ingin mencari tahu bagaimana cara mengimplementasikan AI untuk membuat grafis komputer lebih baik, dan jalan keluarnya adalah memakai video sesungguhnya sebagai acuan.

nvidia-ai-scene-rendering-720x720

Dalam mengerjakan misi mereka, Nvidia membangun sistem yang bisa mentransformasi video menjadi ‘versi render digital’. Sistem mereka itu mampu memahami rincian informasi di dunia nyata, dan dari sana, ditambahkanlah detail tekstur dan pencahayaan. Nvidia memanfaatkan machine learning untuk menganalisis video serta teknik computer vision buat melabelkan objek-objek serta karakteristiknya.

Itu berarti, kecerdasan buatan dapat mengenal tata ruang perkotaan serta memahami bahwa objek-objek di sana terdiri dari pohon, mobil, serta bangunan. Teknologi ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari riset yang pernah dilangsungkan – misalnya oleh University of California di Berkeley.

Sebelumnya, para peneliti berhasil me-render grafis secara real-time dengan menggunakan GPU Tensor Core; namun dalam konferensi tersebut, Nvidia mencoba memperlihatkan kapabilitas dari kartu Titan V mereka.

Menurut Nvidia, metode ini berpotensi membantu pengembangan di bermacam-macam bidang, dari mulai gaming, otomotif, arsitektur, robotik sampai virtual reality. Neural network bisa menciptakan suatu pemandangan/adegan berdasarkan lokasi sesungguhnya, dan kemampuan ini dapat diterapkan di ranah hiburan ataupun produktif.

Contohnya di bidang pengembangan game. Berbekal teknologi tersebut, developer bisa mudah me-remaster pada judul-judul permainan lawas – cukup dengan melakukan rendering ulang, kemudian tinggal menambahkan tekstur high-definition. Selain itu, proses pembuatan atau penambahan level juga menjadi jauh lebih sederhana.

Via Digital Trends & Nvidia.

Nvidia Luncurkan Titan RTX, Lebih Cocok untuk Pengembangan AI daripada Gaming

Nvidia resmi memperkenalkan keluarga GPU GeForce RTX pada bulan Agustus lalu, dengan RTX 2080 Ti yang menduduki kasta teratasnya. Posisinya sekarang sudah digusur oleh Titan RTX, akan tetapi tidak seperti Titan X Pascal sebelumnya, Titan RTX lebih ditujukan untuk pengembangan AI ketimbang gaming.

Alhasil, Titan RTX lebih mirip Titan V yang dirilis menjelang penghujung tahun lalu. Meski demikian, kinerja real-time ray tracing yang superior membuat Titan RTX masih punya tempat di kalangan gamer sultan.

Sultan? Ya, sebab banderolnya mencapai angka $2.500. Harga itu dua kali lipat lebih mahal ketimbang RTX 2080 Ti, padahal performa gaming-nya cuma sekitar 10 – 20% lebih kencang. Ini dikarenakan Titan RTX mengemas 72 Turing RT core dan 4.608 CUDA core, sedikit lebih banyak daripada RTX 2080 Ti yang ‘cuma’ dibekali 68 Turing RT core dan 4.352 CUDA core.

Yang meningkat drastis adalah kapasitas memory-nya: 24 GB GDDR6, atau lebih dari dua kali kapasitas memory RTX 2080 Ti. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa ia lebih ditujukan buat pengembangan AI, sebab memory yang lebih besar memang lebih kapabel untuk menjalankan simulasi-simulasi yang lebih intensif.

Andai semua itu masih kurang, dua unit RTX juga bisa dipasangkan demi mewujudkan kapasitas memory dua kali lebih besar dan bandwith hingga 100 GB/s. Sekali lagi, skenario ini luar biasa berlebihan untuk gaming, tapi lebih masuk akal untuk para peneliti dan developer yang membutuhkan performa deep learning tanpa kompromi.

Sumber: Nvidia.

ASUS Luncurkan Vivobook S430, Sebuah Laptop Mainstream Kencang Berwarna Warni

Setelah meluncurkan laptop versi premium mereka, Zenbook 15 UX580, ternyata ASUS tidak melupakan mereka yang ada pada kelas mainstream. Tidak hanya satu, namun dua jenis yang saat ini ditawarkan kepada para konsumen mereka. Acara peluncuran ini diadakan pada tanggal 22 November 2018 lalu dan bertempat di Ballroom hotel Pullman Central Park Jakarta.

ASUS Vivobook S430 - Launch

ASUS mengeluarkan Vivobook S430 dan S330 dengan warna warni yang seharusnya membuat orang tidak bosan saat memilikinya. Berbeda dengan desain model sebelumnya, Vivobook S kali ini mengusung desain yang sama dengan Zenbook 15 UX580, yaitu dengan ergolift. Teknologi ini memanfaatkan bagian bawah dari layar untuk mengangkat bagian bawah dari laptop sehingga terdapat ruang untuk mendinginkan perangkat tersebut.

ASUS Vivobook S430 - Kiri

Untuk spesifikasi dari kedua laptop, dapat dilihat seperti berikut ini:

S430 Core i5 S430 Core i7 S330
Prosesor Intel Core i5 8250U Intel Core i7 8550U Intel Core i3 8130U
GPU NVIDIA GeForce MX150 NVIDIA GeForce MX150 Intel UHD 620
RAM 8 GB 8 GB 4 GB
Storage 256 GB SSD + 1 TB HDD 256 GB SSD + 1 TB HDD 256 GB SSD
Layar 14 inci 1080p 14 inci 1080p 13 inci 1080p
OS Windows 10 Windows 10 Windows 10
Harga Rp. 12.799.000 Rp. 15.099.000 Rp. 8.599.000

ASUS Vivobook S430 - Feat

Kedua laptop dari ASUS ini hadir dalam lima pilihan warna, yaitu Firmament Green, Starry Grey-Red, Silver Blue-Yellow, Gun Metal, dan Icicle Gold. ASUS pun membanggakan bobot ringan 1,4 kg dan ketebalan yang hanya 18mm. Hal ini bakal membuat punggung aman dari rasa sakit saat dibawa kemana saja.

Pengalaman Hands-on

Sama seperti kebanyakan laptop buatan ASUS, Vivobook pun dibuat dengan bahan plastik polikarbonat. Hal ini dibuat oleh ASUS dengan cukup kokoh, sehingga setiap ketukan yang kami buat pada badan ASUS ini tidak terasa seperti kosong atau kopong.

ASUS Vivobook S330

Vivobook S430 juga dilengkapi dengan touchpad yang juga terpasang dengan sensor sidik jari. Fitur ini bisa digunakan untuk mengahalau tangan jahil pada saat dioperasikan. Keyboard yang dimiliki juga cukup nyaman digunakan dengan palmrest yang cukup lebar.

Dengan pendekatan yang cukup ‘segar’ untuk kelas mainstream, laptop ini menjadi menarik untuk dijajal. Menurut rencana kami akan bisa mencoba lebih dalam fitur dan fasilitas yang ada di laptop ini. Tunggu saja review-nya di Dailysocial.id.

MSI Luncurkan Empat Laptop di Indocomtech 2018

Selain memiliki produk motherboard dan graphics card, MSI juga memiliki jajaran laptop yang juga mereka andalkan dalam menjual produknya. Uniknya, laptop yang diperkenalkan kali ini juga memiliki pangsa pasar yang berbeda. Peluncurannya sendiri dilakukan pada Hall A Indocomtech 2018 di Jakarta Convention Center pada tanggal 31 Oktober 2018.

MSI Laptop - Launch

Yang pertama diperkenalkan adalah MSI PS42 dari seri Prestige. Laptop ini dipasarkan untuk mereka yang mengedepankan gaya dan tampilan elegan. Oleh karena itu, MSI membuatnya hanya memiliki bobot 1.19kg saja. Laptop ini menggunakan Intel Core i7 atau i5 Generasi ke 8. Graphics card yang digunakan pun NVIDIA MX150 sampai GTX 1050. Harganya mulai dari Rp. 12.999.000.

MSI Laptop - P42

Laptop kedua adalah MSI P65 Creator yang ditujukan untuk pelaku industri kreatif, seperti fotografer, desainer, atau animator 3D. Dengan ukuran 17,9 mm, laptop ini memiliki bobot sekitar 1,88 kg saja. MSI juga membuat laptop ini lebih dingin dengan Cooler Boost Trinity. Prosesor yang digunakan adalah Intel Core i7 generasi ke 8 dengan NVIDIA GeForce GTX1060 atau 1070. Harga resmi MSI P65 Creator dimulai dari Rp30.999.000.

MSI P65 Creator

Laptop berikutnya adalah laptop gaming dengan nama GE75 Raider. Laptop yang satu ini memiliki layar 17″ dengan refresh rate 144Hz 3ms yang dapat menampilkan GSync dari GeForce GTX 1070 atau 1060. Untuk menjaga suhunya, teknologi Cooler Boost 5 terpasang pada laptop gaming ini. Harga resmi laptop MSI GE75 Raider mulai dari Rp26.999.000.

MSI Laptop GE75

Terakhir adalah laptop workstation dengan nama MSI WE63. Sesuai dengan peruntukkannya, WE63 pun juga sudah lolos sertifikasi dari ISV. Oleh karenanya, laptop ini sudah optimal untuk menjalankan beberapa aplikasi dari AutoDesk, Dassault Systems, Adobe, dan lainnya. Laptop ini ditenagai dengan prosesor Intel Core i7 Generasi ke-8 grafis Quadro P2000 dan P1000. Harga resmi dari laptop MSI WE63 dimulai dari Rp23.999.000.

MSI Laptop - WE65

Saat kami mencoba laptop MSI P42 dari seri Prestige, kami cukup terkesan dengan desain yang dimilikinya. Dengan badan yang kokoh, membuat laptop yang satu ini sepertinya tidak akan cepat rusak saat terbentur pada bagian atasnya. Selain itu, laptop yang satu ini juga sangat responsif saat digunakan.

Ada satu hal yang cukup kurang nyaman saat dicoba, yaitu tombol keyboard yang cukup besar, namun harus ditekan lebih dalam. Saat mengetik, kami beberapa kali menekan tombol namun ternyata tidak tertekan. Mungkin pengguna harus membiasakan terlebih dahulu atau memang kami yang harus melakukan pengujian lebih mendalam pada laptop yang satu ini.

Lenovo Hadirkan Empat Laptop Workstation Baru dengan NVIDIA Quadro

Perangkat untuk bekerja memang kerap menggunakan komputer desktop atau laptop biasa yang mungkin mampu menjalankan software yang ada. Akan tetapi, untuk banyak kondisi, hal tersebut akan lebih baik lagi jika menggunakan sebuah workstation. Oleh karena itu, Lenovo pun mengajak DailySocial untuk berkumpul dan berbincang di kantornya pada tanggal 24 Oktober 2018 di Wisma BNI 46.

Lenovo ThinkPad Azis

Lenovo memperkenalkan empat laptop workstation terbaru mereka untuk tahun 2018 ini, yaitu Lenovo Thinkpad P1, P52, P52s, dan P72. Uniknya, keempat laptop tersebut menggunakan NVIDIA Quadro sebagai discrete GPU-nya. Hal tersebut bertujuan agar pada developer game, terutama untuk virtual reality dapat dengan nyaman menggunakan ke empat laptop tersebut.

Selain menggunakan NVIDIA Quadro, spesifikasi yang digunakan juga berbeda dengan kebanyakan laptop workstation yang ada di pasaran. Selain P52s yang menggunakan CPU Intel Core i7 Generasi ke 8, tiga model lainnya justru menggunakan prosesor untuk server, yaitu Intel Xeon.

Lenovo ThinkPad P1

Ke empat laptop yang diperlihatkan kali ini juga telah memiliki sertifikasi militer. Hal itu menyebabkan laptop workstation dari Lenovo ini tidak akan cepat rusak seiring dengan waktu. Lenovo mengatakan bahwa laptop mereka dijamin tahan terhadap panas, lembab, debu, jamur, dan lain sebagainya.

Lenovo juga memperkenalkan software baru yang dinamakan Lenovo Performance Tuner. Aplikasi yang satu ini akan membuat kinerja laptop lebih baik lagi saat melakukan multitasking. Lenovo memperagakan saat melakukan rendering 3D dan sekaligus melakukan benchmarking. Saat aplikasi tidak dinyalakan, rendering pun berhenti. Saat dinyalakan, ternyata benchmarking dan rendering dapat berjalan dengan baik.

Lenovo ThinkPad P52

Terakhir, Lenovo mengatakan bahwa mereka telah didukung oleh ISV atau Independent Software Vendor. Hal ini membuat Lenovo sudah tersertifikasi lebih dari 50 jenis software yang bisa secara optimal dijalankan pada workstation ini.

Lenovo pun mengatakan bahwa laptop bisnis ini sudah dapat dipesan langsung ke Lenovo. Mereka juga berjanji bakal mengeluarkan sebuah laptop terakhir di tahun 2018. Mari kita tunggu saja kehadirannya.

Lenovo ThinkPad P52s

Apa bedanya?

Mungkin banyak yang mengatakan bahwa menggunakan laptop biasa juga bisa menjalankan software-software yang sering digunakan untuk para developer. Memang pernyataan itu benar. Setiap laptop bakal bisa menjalankan software apa pun asal spesifikasinya mumpuni. Lalu apa yang membedakan laptop biasa dan workstation?

Azis Wonosari, Technical Manager Lenovo Indonesia, mengatakan bahwa ada bedanya antara laptop biasa dan workstation. Beliau mengatakan bahwa setiap workstation yang mereka jual sudah memiliki sertifikasi dari ISV. Hal tersebut membuat workstation mereka sudah pasti berjalan secara optimal saat menjalankan software tertentu.

Lenovo ThinkPad P72

Laptop biasa tidak akan memiliki sertifikasi tersebut. Walaupun bisa menjalankan software-software untuk developer, tetapi akan kurang optimal. Hal tersebutlah yang ingin ditonjolkan dari perangkat Thinkpad ini jika dibandingkan dengan laptop biasa.