Update Oculus Home Tingkatkan Performa Sekaligus Kualitas Visual Gear VR

Kabar baik buat pengguna Samsung Gear VR. Dalam beberapa minggu ke depan, Oculus akan meluncurkan versi baru aplikasi Oculus Home yang diklaim dapat meningkatkan performa sekaligus kualitas visual dari VR headset tersebut.

Rahasianya ada pada penerapan runtime system baru Oculus, dimana kapabilitas hardware dapat lebih dimaksimalkan. Oculus Home adalah aplikasi pertama yang mendapatkan jatah teknik optimalisasi baru ini, namun ke depannya developer aplikasi pihak ketiga juga bisa ikut serta.

Lewat Facebook, CTO Oculus, John Carmack memaparkan teknik yang digunakan secara cukup mendetail. Sebagai konsumen, hal yang perlu kita garis bawahi cuma dua: 1) waktu loading bisa dipangkas sampai tiga kali lipat, dan 2) resolusi gambarnya meningkat dua kali lipat.

Oculus mengibaratkan peningkatan resolusi ini seperti lompatan dari standard definition (SD) ke high definition (HD). Sebelum ini, aplikasi kurang bisa mengoptimalkan hardware sehingga akhirnya kualitas visualnya terlihat jelek meskipun ponsel yang terselip di Gear VR punya resolusi layar sebesar 2560 x 1440 pixel.

VR berbasis mobile seperti Gear VR ini memang akan terus terkendala hardware, tidak seperti Oculus Rift atau HTC Vive yang mengandalkan PC dengan kartu grafis kelas dewa. Pun demikian, teknik optimalisasi ini setidaknya bisa sedikit menjamin masa depan Gear VR.

Sumber: Road to VR dan Oculus.

Samsung Gear VR Kini Dibekali Fitur Live Streaming ke Facebook

Lewat fitur Parties dan Rooms, Oculus sejatinya ingin menunjukkan bahwa virtual reality juga bisa mengedepankan aspek sosial. Oculus tentunya tidak mau berhenti sampai di titik itu saja, apalagi mengingat perusahaan yang mengakuisisinya merupakan media sosial terbesar sejagat.

Baru-baru ini, Oculus memperkenalkan fitur live streaming ke Facebook untuk Samsung Gear VR. Fitur ini memungkinkan semua pengguna Gear VR untuk menyiarkan konten apa saja yang sedang ia nikmati ke seluruh temannya di Facebook hanya dengan mengklik satu tombol saja. Lebih jelasnya, tonton saja video di bawah ini.

Selain live streaming, fitur baru lain adalah Oculus Events. Fitur ini dirancang supaya pengguna Gear VR dapat menghadiri eventevent publik dan berinteraksi dengan pengguna lain. Untuk mengakses semua event yang ada, pengguna tinggal membuka tab baru berlabel “Events” di perangkatnya masing-masing.

Event yang disajikan bervariasi dari sekadar game multiplayer atau turnamen, sampai kuis trivia maupun seminar teknologi. Untuk event mendatang, Anda bisa menetapkan reminder sekaligus melihat berapa orang yang juga tertarik mengikuti event tersebut.

Oculus Events / Oculus
Oculus Events / Oculus

Terakhir, Oculus menghadirkan fitur Oculus Voice untuk Rift maupun Gear VR. Sesuai dugaan, fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian atau menavigasikan Oculus Home menggunakan perintah suara.

Fitur ini untuk sementara baru mendukung bahasa Inggris saja. Ke depannya, Oculus berkomitmen untuk terus menambahkan fungsionalitas baru yang lebih kontekstual.

Sumber: Oculus.

Aplikasi Facebook 360 Suguhkan Jutaan Konten Immersive untuk Pengguna Gear VR

Kabar gembira bagi para pemilik headset Samsung Gear VR, Anda sekarang punya cara yang lebih mudah untuk menikmati foto dan video 360 derajat lewat aplikasi Facebook 360 yang belum lama ini diumumkan.

Diperkirakan setidaknya sudah ada lebih dari 25 juta foto 360 derajat dan lebih dari 1 juta video 360 derajat yang diunggah ke Facebook. Aplikasi ini pada dasarnya membuka pintu akses ke jutaan konten immersive ini lebar-lebar, tentu saja selama Anda menggunakan Gear VR.

Facebook 360 menyuguhkan empat macam feed: Explore, Following, Saved dan Timeline. Explore, sesuai namanya, berisi konten-konten 360 derajat yang populer di Facebook, baik yang berasal dari media dan organisasi ternama maupun kreator indie. Following di sisi lain menyajikan konten 360 derajat yang diunggah oleh teman-teman Anda beserta Page yang Anda ikuti.

Untuk konten 360 derajat yang Anda simpan dari News Feed, semuanya akan tersaji di tab Saved. Terakhir, Timeline berisikan foto dan video 360 derajat hasil unggahan Anda sendiri.

Anda bisa membubuhkan Like, Reaction maupun membagikan konten ke timeline sendiri dari dalam Facebook 360 / Facebook
Anda bisa membubuhkan Like, Reaction maupun membagikan konten ke timeline sendiri dari dalam Facebook 360 / Facebook

Anda juga dapat membubuhkan Like maupun reaksi lainnya, dan bahkan membagikan konten yang sedang Anda nikmati langsung dari dalam aplikasi Facebook 360 hanya dengan mengarahkan kursor pandangan. Untuk mempercepat video, Anda tinggal mengarahkan pandangan ke bawah dan menahannya di atas tombol Play.

Secara keseluruhan pengalamannya dipastikan optimal, karena kalau dipikir-pikir, Gear VR meminjam teknologi rancangan Oculus, sedangkan Oculus sendiri merupakan anak perusahaan dari Facebook. Kalau Anda mempunyai Gear VR, silakan unduh Facebook 360 secara cuma-cuma langsung dari Oculus Store.

Sumber: Facebook.

Oculus VR dan Samsung Umumkan Controller Untuk Headset Gear VR

Setelah teknologi virtual reality kelas konsumen semakin matang, para produsen dan developer kini memusatkan perhatian mereka untuk menyempurnakan penyajiannya lewat teknologi pendukung, dan menyediakan sistem kendali yang andal merupakan salah satu aspek krusial. Alasannya sederhana: tak seperti konten hiburan lain, VR mengisolasi penggunanya.

Sejauh ini, baru perangkat VR high-end yang mendapatkan dukungan periferal kontrol secara komprehensif. Hal ini mendorong beberapa pengembang untuk turut memberikan alternatif input, satu contohnya adalah Nolo yang kompatibel ke beberapa tipe headset VR berbasis mobile. Namun jika masih Anda menanti solusi kendali ‘resmi’ buat Gear VR kesayangan, Oculus dan Samsung baru saja mengungkap kabar gembira.

Di pembukaan Mobile World Congress 2017, Oculus VR memperkenalkan periferal Controller khusus untuk head-mounted display Samsung Gear VR. Seperti Oculus Touch, Gear VR Controller dirancang buat memudahkan pengguna berinteraksi dengan permainan virtual reality. Pengumuman ini merupakan langkah penting bagi Samsung mengingat ekosistem Gear VR terus berkembang pesat – kini dihuni oleh ratusan game, app, film dan video.

Gear VR Controller mempunyai wujud seperti versi mini dari Oculus Touch minus lingkaran sensor. Penampilannya mungil dan ergonomis, memiliki touchpad melingkar di ujung atas, lalu terdapat tombol home, volume, serta back sehingga navigasi bisa dilakukan tanpa mengganggu faktor ‘immersion‘. Periferal ini memungkinkan Anda melangsungkan manuver seperti menggenggam objek, membidik, serta menembak.

Selain menyingkap Gear VR Controller, Oculus juga menginformasikan akan ada lebih dari 70 aplikasi dan permainan baru yang akan ditunjang oleh controller. Dan di hari perilisannya nanti, app-app Gear VR yang sudah ada juga siap mendukung periferal tersebut (Oculus VR telah membuka pendaftaran akses SDK dan permintaan hardware Gear VR Controller khusus buat developer).

Rencananya, Oculus VR dan Samsung akan membeberkan informasi lebih lengkap mengenai Gear VR Controller di ajang Game Developer Conference 2017 – juga dilaksanakan minggu ini, di Moscone Center, San Francisco. Jika kebetulan ada di sana, Oculus mengundang Anda untuk mampir di Booth 1014 North Hall, dibuka di tanggal 1 sampai 3 Maret dari jam 14:00 hingga 15:00. Di sana Anda bisa bertemu langsung dengan para co-founder serta tim pencipta konten.

Saat ini terhitung ada 550 lebih aplikasi tersedia di Oculus Store, dan Oculus VR sangat bangga dengan melimpahnya konten library Samsung Gear VR.

Sumber: Oculus.

Bos Facebook Pamerkan Sarung Tangan VR Canggih Karya Tim Oculus Research

Berangkat dari sebuah proyek Kickstarter, Oculus akhirnya diakuisisi oleh Facebook pada bulan Maret 2014 senilai 2,3 miliar dolar. Dampak dari akuisisi Facebook tersebut salah satunya adalah sumber daya dan dana yang sangat melimpah buat Oculus, dan itu mereka buktikan lewat sebuah laboratorium R&D khusus bernama Oculus Research.

Berpusat di kota Redmond, Oculus Research dipimpin oleh Michael Abrash, yang sebelumnya merupakan karyawan Valve Software, yang kita tahu merupakan rival utama Oculus lewat teknologi yang mereka kembangkan untuk VR headset HTC Vive. Michael bersama timnya diberi tanggung jawab untuk menciptakan terobosan-terobosan baru di ranah VR sekaligus AR.

Bos Facebook, Mark Zuckerberg, belum lama ini mengunggah sejumlah foto terkait apa saja yang tim Oculus Research sedang kerjakan. Salah satu yang sangat menarik adalah sebuah prototipe sarung tangan dengan kemampuan hand tracking yang amat responsif sekaligus akurat.

Begitu hebatnya perangkat ini dalam mendeteksi pergerakan tangan sekaligus jari-jari penggunanya, Mark mengatakan bahwa ia bisa mengetik di atas sebuah virtual keyboard atau malah menembakkan proyektil jaring laba-laba layaknya Spiderman, bahkan dengan gerakan yang sama seperti di beberapa filmnya.

Menurut pengamatan UploadVR, sistem tracking yang disandingkan dengan sarung tangan tersebut rupanya bukan garapan Oculus, melainkan kamera-kamera besutan Optitrack yang dikenal mahal. Hal ini bisa menjadi bukti kalau tim Oculus Research benar-benar berkomitmen untuk menyempurnakan teknologi VR dan AR secara menyeluruh, bukan cuma produk-produk keluaran Oculus saja.

Mark Zuckerberg di dalam ruangan super-steril milik Oculus Research / Mark Zuckerberg (Facebook)
Mark Zuckerberg di dalam ruangan super-steril milik Oculus Research / Mark Zuckerberg (Facebook)

Zuckerberg tidak lupa memamerkan sejumlah fasilitas canggih yang dimiliki Oculus Research, salah satunya ruang steril yang dapat memfilter partikel udara yang ukuran seribu kali lebih kecil dari debu (gambar atas). Kemungkinan besar di area inilah Oculus memproduksi komponen optik mereka.

Ruang anechoic kedua Oculus Research sedang dalam tahap pembangunan / Mark Zuckerberg (Facebook)
Ruang anechoic kedua Oculus Research sedang dalam tahap pembangunan / Mark Zuckerberg (Facebook)

Dalam foto lainnya, semakin terbukti kalau VR itu bukan cuma mementingkan aspek visual saja, tetapi juga aural. Di sini bisa kita melihat pembangunan sebuah ruang anechoic (bebas gema) yang akan dimanfaatkan tim Oculus Research untuk bereksperimen dengan suara. Ruangan ini diklaim amat senyap – saking senyapnya, Anda bisa mendengar bunyi detak jantung Anda sendiri ketika berada di dalamnya.

Komitmen dan kecanggihan fasilitas yang dimiliki Oculus Research, tidak ketinggalan juga bergabungnya Hugo Barra sebagai salah satu pimpinan di Oculus, membuat perkembangan ke depan di ranah virtual reality terdengar semakin menarik.

Sumber: UploadVR dan Mark Zuckerberg (Facebook).

Tinggalkan Xiaomi, Hugo Barra Gabung ke Facebook untuk Pimpin Pengembangan VR

Baru tiga hari setelah diberitakan meninggalkan Xiaomi, Hugo Barra sudah mengungkap tempat kerja barunya. Dalam ucapan selamat tinggalnya kemarin, Hugo menyebut ia hendak pulang ke Silicon Valley, dan sekarang kita tahu secara spesifik bahwa yang dimaksud ternyata adalah Menlo Park, alias kota tempat berdiamnya markas utama Facebook.

Kabar ini diberitakan langsung oleh Mark Zuckerberg lewat sebuah post di Facebook. Beliau bilang kalau Hugo Barra akan memimpin semua upaya pengembangan ranah virtual reality yang dilakukan Facebook, termasuk halnya tim Oculus yang diakuisisi Facebook pada tahun 2014 lalu.

Posisi yang bakal diisi Hugo nanti adalah Vice President of Virtual Reality, seperti yang sudah dikonfirmasi oleh yang bersangkutan via Twitter – bisa jadi ini adalah hari-hari terakhir beliau memakai Twitter. Mark juga sempat menyinggung bahwa dia dan Hugo sama-sama sepakat kalau VR dan AR bakal menjadi platform komputasi utama ke depannya.

Hugo Barra sendiri baru akan meninggalkan Xiaomi paling cepat Februari mendatang. Karena masih berada di Tiongkok, pertemuannya dengan Mark Zuckerberg pun berlangsung lewat VR, kemungkinan dengan bantuan fitur Oculus Rooms yang diluncurkan belum lama ini.

Oculus Rift Generasi Berikutnya Dapat Dibekali dengan Teknologi Eye-Tracking

Menggerakkan karakter dalam VR hanya dengan lirikan mata mungkin terdengar seperti potongan adegan dalam film fiksi ilmiah, namun nyatanya ada beberapa startup yang memang mendedikasikan waktunya untuk membuat impian tersebut menjadi kenyataan. Salah satunya adalah The Eye Tribe, dan mereka baru saja diakuisisi oleh Oculus.

Akuisisi ini pun membuat kita berasumsi bahwa Oculus Rift generasi berikutnya akan dibekali oleh teknologi eye-tracking rancangan The Eye Tribe. Meski sejauh ini tidak ada pernyataan resmi dari kedua pihak terkait hal ini, bisa dipastikan ini merupakan salah satu bagian dari visi ke depan mereka.

Tidak berlebihan jika saya berpendapat bahwa masa depan Rift banyak bergantung pada teknologi rancangan The Eye Tribe. Pasalnya, selain eye-tracking, mereka juga mengembangkan teknologi yang dikenal dengan istilah foveated rendering.

Foveated rendering ini memungkinkan perangkat virtual reality untuk me-render grafik secara sempurna hanya pada bagian yang dilihat oleh pengguna. Ini berbeda dari yang diterapkan sekarang, dimana grafik konten harus di-render 360 derajat, yang berujung pada besarnya resource yang dibutuhkan, dimana pengguna Rift wajib memiliki PC berspesifikasi kelas atas.

The Eye Tribe berawal dari sebuah proyek riset di IT University of Copenhagen pada tahun 2009. Tracker yang mereka buat diklaim jauh lebih terjangkau dari perangkat serupa buatan kompetitornya. Ya, terlepas dari canggih dan kompleksnya teknologi yang mereka garap, The Eye Tribe masih punya sejumlah rival di bidang yang mereka tekuni ini.

Salah satunya adalah Eyefluence yang belum lama ini diakuisisi oleh Google. Ini semakin membuktikan betapa besarnya peran teknologi eye-tracking di ranah virtual reality.

Sumber: TechCrunch.

Peduli Aspek Sosial, Oculus Luncurkan Fitur Parties dan Rooms untuk Gear VR dan Rift

Bertolak belakang dengan pandangan banyak orang, Oculus ingin membuktikan bahwa pengalaman virtual reality juga bisa disisipi aspek sosial. Apa yang ditawarkan sederhananya seperti berikut: meski kita sedang berada di dalam dunia virtual, kita masih tetap saling berinteraksi, dan pengalamannya dibuat semirip mungkin dengan di dunia nyata.

Untuk mewujudkannya, Oculus baru saja meluncurkan dua fitur baru bernama Oculus Parties dan Oculus Rooms. Dirancang di atas platform Oculus, kedua fitur ini pada dasarnya memungkinkan pengguna Gear VR dan Oculus Rift untuk saling menyapa di dunia virtual.

Oculus Parties memungkinkan Anda dan tiga pengguna lainnya untuk tergabung dalam percakapan suara. Yang menarik, percakapan suara ini akan terus berlangsung meski masing-masing tengah berada di aplikasi yang berbeda.

Untuk mengaksesnya, Anda perlu menghubungkan akun Facebook dan Oculus terlebih dulu, kemudian tinggal cari pengguna lain berdasarkan nama asli atau username Oculus-nya. Setelahnya, tinggal klik tab “Party” di Oculus Home, dan pilih dari daftar teman yang sedang online untuk membentuk suatu Party.

Oculus Rooms adalah sebuah ruang virtual dimana Anda sekelompok bisa nongkrong bersama seperti di dunia nyata / Oculus
Oculus Rooms adalah sebuah ruang virtual dimana Anda sekelompok bisa nongkrong bersama seperti di dunia nyata / Oculus

Dari situ Anda sekelompok bisa melanjutkan interaksi ke level yang lebih tinggi dengan Oculus Rooms. Rooms pada dasarnya merupakan sebuah ruang virtual dimana Anda sekelompok bisa menghabiskan waktu bersama.

Oculus bilang fokus mereka adalah menyajikan sejumlah aktivitas sosial yang dapat memberikan kesan seakan-akan Anda sekelompok sedang nongkrong bersama di dunia nyata. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi menonton video bersama, bermain mini game atau langsung masuk ke sejumlah game yang menawarkan mode multiplayer.

Oculus berjanji akan menambahkan lebih banyak aplikasi yang kompatibel dengan fitur Rooms. Untuk sekarang Oculus Parties dan Rooms sudah bisa dinikmati oleh pengguna Gear VR, dan akan menyusul ke Rift tahun depan.

Sumber: Oculus Blog.

VR Headset Bukan Cuma untuk Gaming, Tapi Juga untuk Memantau Janin Secara 3D

Satu lagi bukti bahwa teknologi virtual reality punya manfaat lebih dari sekadar medium hiburan baru. Di sebuah klinik di kota Rio de Janeiro, Brasil, VR headset Oculus Rift tengah digunakan untuk mengamati hasil scan ultrasonografi alias USG.

Namun jangan Anda bayangkan gambar yang diamati tampak kabur dan tidak berbentuk, sebab para ahli di sana telah menggabungkan hasil scan USG dengan MRI guna menciptakan model tiga dimensi dari sebuah janin, yang kemudian bisa dipantau dari segala sudut menggunakan VR headset.

Tentunya ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi para calon ayah dan ibu, akan tetapi ternyata juga ada dampak positifnya dari sisi medis. Utamanya, dokter bisa memprediksi masalah kesehatan yang berpotensi terjadi sejak dini mengingat struktur internal sang janin juga telah dipetakan secara menyeluruh.

Semisal ada problem pada sistem pernafasan sang janin, dokter bisa langsung mengetahuinya dan bersiap untuk melangsungkan operasi sesaat setelah menjalani proses persalinan. Ini jelas jauh lebih efektif ketimbang hanya menebak-nebak dari hasil scan USG biasa dan mengharapkan yang terbaik.

Model 3D janin pada usia kandungan 27 minggu serta organ-organ internalnya / RSNA
Model 3D janin pada usia kandungan 27 minggu serta organ-organ internalnya / RSNA

Menurut Dr. Heron Werner Jr. sebagai salah satu yang bertanggung jawab atas penerapan teknologi ini, VR headset macam Oculus Rift sanggup menyuguhkan gambar yang jauh lebih tajam dan jernih ketimbang melihat hasil scan USG dan MRI dari layar biasa. Di saat yang sama, detak jantung sang janin pun juga bisa didengarkan dan diamati.

Setelah berhasil mengujinya di Clínica de Diagnóstico por Imagem di Brasil, tim pengembangnya berharap bisa membawa teknologi ini ke lebih banyak kawasan mulai tahun depan. Apapun yang dapat meningkatkan akurasi dari suatu teknik diagnosa merupakan kabar baik buat perkembangan dunia medis; dan bagi para calon orang tua, saya yakin tidak ada yang menolak kesempatan untuk mengenali calon anaknya lebih dini.

Sumber: The Telegraph dan RSNA.

Tak Lama Lagi, PC ‘Terjangkau’ Sanggup Menangani Oculus Rift

Penghalang terbesar bagi headset virtual reality high-end untuk menyentuh pasar mainstream adalah kebutuhan hardware yang tinggi. Saat ini, Anda membutuhkan PC sangat mahal buat menjalankan Rift ataupun Vive. Dan karena alasan itulah, PlayStation VR terlihat sebagai alternatif terbaik, khususnya bagi pemilik console PS4. Tapi hal itu akan berubah sebentar lagi.

Di konferensi Oculus Connect 3, CEO Brendan Iribe mengumumkan sebuah berita mengejutkan terkait standar hardware untuk menjalankan Oculus Rift. Sebelumnya, kita membutuhkan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970 atau AMD Radeon 290, prosesor setara i5-4590 serta RAM 8GB. Jika ditotal, modalnya mencapai US$ 1.000. Namun dengan sebuah teknologi baru, Rift kabarnya dapat beroperasi di sistem seharga kurang lebih separuhnya.

Teknologi ini dinamai Asynchronous Space Warp, sebuah metode yang memungkinkan PC entry-level menangani headset virtual reality. Tanpa membahasnya terlalu teknis, ASW bisa mengurangi latency dan efek bergetar karena turunnya frame rate, serta berfungsi mengelola prioritas akses ke resource di GPU dan memastikan proses pengolahan berjalan serempak.

Salah satu metodenya: jika ASW mendeteksi penurunan frame rate, ia akan memasukkan tiruan frame sebelumnya buat mengisi celah itu sehingga user tidak merasakan tearing atau flickering. Solusi ini dihadirkan di platform Oculus, yang berarti app-app Rift dapat segera memperoleh manfaatnya. Iribe mengklaim teknologi tersebut sanggup menghidangkan 45fps secara stabil, dengan syarat memenuhi daftar komponen di bawah:

  • Prosesor Intel i3-6100 atau AMD FX4350
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 960
  • RAM 8GB
  • Output HDMI 1.3
  • Port USB 3.0 1x dan USB 2.0 (berubah dari dua buah port USB 3.0)
  • Sistem operasi Windows 8

Selain itu, di panggung Oculus Connect 3 Iribe juga mengungkap komputer pre-build ‘VR Ready’ paling terjangkau, yaitu CyberPower PC Gamer Xtreme VR. Buat mentenagainya, produsen berpaling ke AMD, menggunakan chip AMD FX 4350 dan GPU Raderon RX 470. Bundel pembelian sudah termasuk optical drive, hard drive berkapasitas 1TB, RAM 8GB, serta periferal keyboard dan mouse. Gamer Xtreme VR dibanderol di harga sangat miring, hanya US$ 500 saja.

CyberPower PC Gamer Xtreme VR

Lewat langkah ini, PSVR tiba-tiba mendapatkan perlawanan tak terduga dari Oculus Rift. Namun buat sekarang, baik pihak Oculus VR maupun CyberPower belum menginformasikan kapan Gamer XtremeVR tersedia. Semoga saja bersamaan dengan pelepasan Oculus Touch…

Via Polygon & PC Mag. Sumber: Radeon.