Matthew Collier Kini Pimpin iflix Indonesia

iflix, salah satu layanan video on demand yang tengah berusaha merajai pasar di Indonesia, mengenalkan eksekutif baru. Matthew Collier menjadi Head of iflix Indonesia menggantikan Cam Walker. Matthew, yang dalam portofolionya dikenal baik di dunia komunikasi dan periklanan, akan bekerja di bawah pimpinan Head of Asia yang baru, Jonas Engwall.

Pemilihan Collier didasari pengalaman regionalnya yang luas dalam memimpin bakat lokal dan mengambangkan bisnis baru di pasar berkembang di seluruh Asia, termasuk membangun model bisnis periklanan di Timur Tengah dan Australia. Sebelumnya Collier menempati posisi CEO Y&R Group Indonesia selama tiga tahun.

Co-founder sekaligus Group CEO iflix Mark Britt menyatakan bahwa dirinya yakin Collier dan segenap pengalamannya bisa mengembangkan iflix di seluruh Indonesia.

Matthew Collier, Head of iflix Indonesia yang baru
Matthew Collier, Head of iflix Indonesia yang baru

“Matt [Collier] adalah pemimpin yang luar biasa, dengan rekam jejak yang terbukti mendorong strategi dan pertumbuhan bisnis. Ia akan berperan penting dalam kesuksesan iflix di Indonesia, salah satu wilayah terpenting bagi kami. Saya yakin keahliannya akan sangat berharga seiring kami terus mengembangkan layanan iflix dengan fokus tunggal dalam memberikan pengalaman hiburan terbaik bagi pengguna di seluruh Indonesia,” terang Mark.

Menanggapi posisi barunya Collier menyampaikan kegembiraannya dapat memegang kemudi iflix Indonesia dan memimpin salah satu pasar terbesar dan paling dinamis bagi iflix. Ia optimis iflix berpeluang mendefinisikan ulang pengalaman pengguna bagi jutaan orang Indonesia, terutama dalam pengalaman hiburan dan media di era digital.

“Saya sangat senang dapat bergabung dengan tim iflix yang sangat berbakat dan berdedikasi seiring kami terus membawa bisnis ini menjadi lebih baik lagi,” terang Collier.

Sejauh ini, menurut data internal iflix, layanannya sudah berhasil mendapatkan 1 miliar pengguna untuk 22 negara di seluruh Asia, Timur Tengah dan Afrika. Angka tersebut juga diklaim menjadikan iflix sebagai pemimpin layanan video streaming di pasar berkembang.

Application Information Will Show Up Here

Uber Rilis UberDELIVER di Surabaya

Untuk pertama kalinya Uber meluncurkan layanan UberDELIVER di Indonesia dan kota Surabaya merupakan kota pertama di Indonesia yang menikmatinya. Pengantaran paket menggunakan UberMOTOR secara on-demand ini memberikan pilihan harga yang terjangkau dengan penghitungan biaya berdasarkan jarak dan biaya dasar, dengan biaya minimal Rp. 7.000 per pengiriman. Setelah melakukan sosialisasi selama 1 minggu, UberDELIVER secara resmi diluncurkan

Pemantauan perjalanan barang yang dikirim bisa dilakukan secara real time. In-app chat yang baru-baru ini diluncurkan oleh Uber juga memudahkan pengguna untuk melakukan komunikasi dengan mitra pengemudi.

Kehadiran UberDELIVER di Indonesia terbilang cukup tertinggal dengan pesaing Uber, Grab dan GO-JEK. GrabDelivery dan GO-SEND sudah dinikmati oleh pengguna di hampir semua kota tempat keduanya beroperasi

UberDELIVER disebutkan hadir pertama kali di Ho Chi Minh City, Vietnam, bulan Juli lalu dan Surabaya adalah kota ketiga di dunia yang menikmatinya. Disebutkan UberDELIVER belum memiliki rencana untuk hadir di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia. Saat ini Uber telah tersedia di 34 kota yang tersebar di 7 pulau di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Luncurkan Aplikasi Terpisah untuk Merchant GO-FOOD, Bernama GO-RESTO

GO-JEK mengumumkan peluncuran aplikasi terpisah GO-RESTO, khusus diperuntukkan merchant GO-FOOD yang telah menjadi rekanan resmi. GO-RESTO menjadi aplikasi kedua yang sengaja dipisahkan dari ekosistem GO-JEK, setelah GO-LIFE.

GO-RESTO dinilai menjadi solusi atas masalah yang kerap terjadi di lapangan, untuk mengatasi driver yang terkadang kesulitan untuk menalangi biaya pemesanan makanan. Mengingat proses pembayaran GO-FOOD ke merchant, masih menggunakan uang tunai.

“GO-RESTO sudah proses roll out, kira-kira sudah dipakai 5 ribu merchant. Aplikasi ini menjadi nilai tambah bagi merchant yang sudah menjadi partner resmi kami,” terang Head of Go-Food Nadia Tenggara kepada DailySocial, Kamis (5/9).

Nadia melanjutkan, kehadiran aplikasi GO-RESTO tidak lagi mengharuskan driver untuk menyediakan uang tunai. Lantaran uang pemesanan dari pembeli yang ada di akun GO-PAY driver dapat langsung dialihkan ke akun milik merchant, dengan memasukkan PIN khusus sebagai proses validasi.

Sebelum memesan di restoran, driver dapat mengonfirmasi ulang pesanan kepada pelanggan dan menuju ke restoran yang dituju. Berikutnya, pihak merchant akan memasukkan total pembelanjaan sesuai struk dan nantinya akan muncul PIN validasi dari aplikasi GO-RESTO.

Setelah PIN diterima, maka secara otomatis dana deposit dari GO-PAY driver akan berpindah ke merchant. Hanya saja, driver harus memastikan bahwa mereka memiliki dana deposit yang cukup sebelum transaksi dilakukan.

Jika pembeli membayar dengan uang tunai, maka driver akan menerima uang dari pembeli sebagai pengganti saldo yang terpotong. Jika dengan GO-PAY, saldo milik driver akan langsung terpotong. Ketika mereka telah menyelesaikan order, saldo deposit akan kembali sesuai total transaksi ditambah komisi.

Jika pembeli membayar secara partial, dengan GO-PAY dan tunai, saat driver menyelesaikan order, saldo yang terpotong akan kembali ke deposit ditambah dengan sisa uang tunai dari pembeli.

“Sementara ini layanan yang baru kami sediakan untuk cash management merchant, terima order, memeriksa daftar pemesanan, dan update menu. Ke depannya akan ada pengembangan berikutnya.”

Perkembangan GO-FOOD

Layanan GO-FOOD dibandingkan produk lainnya di GO-JEK menjadi terfavorit, setelah GO-RIDE. Dalam perkembangannya sejak diluncurkan pada April 2015 silam hingga kini telah menjangkau 100 ribu merchant tersebar di 50 kota di seluruh Indonesia.

Dari jumlah merchant tersebut, 35% di antaranya adalah partner resmi sementara sisanya adalah non partner. Kendati jumlah partner masih kecil, bila dilihat berdasarkan total pemesanan GO-FOOD sekitar 60% berasal dari partner resmi.

Sedangkan bila dilihat dari jumlah pengguna GO-FOOD per bulannya, yang melakukan pemesanan mencapai 2,5 kali setiap minggunya. Jumlah pemesanan meningkat hingga 10 kali setiap akhir pekan.

Lokasi restoran terfavorit, kalau melihat di Jakarta saja, terbagi menjadi empat titik di antaranya Palmerah, Semanggi, Setiabudi, dan Tanjung Duren. Adapun jarak rerata pemesanan sekitar 3,93 km, dengan rentang waktu antara 30 – 40 menit.

Application Information Will Show Up Here

Ekspansi Grab Capai Papua, Babak Baru Layanan On-Demand ataukah Persaingan Layanan Pembayaran?

Grab baru saja mengumumkan total ekspansi layanannya di Indonesia yang kini telah mencapai 75 kota. Ekspansinya kali ini berhasil mengukuhkan perluasan layanan Grab dari Aceh hingga Papua. Secara bisnis global, Grab sendiri saat ini sudah memiliki basis di Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Myanmar.

“Layanan Grab di kota-kota terbaru akan senantiasa mengikuti aspek-aspek keselamatan yang telah kami tetapkan, mulai dari kegiatan operasional harian, pelatihan pengemudi hingga fitur-fitur teknologi di mana keselamatan merupakan prioritas bagi Grab. Saat ini jangkauan layanan tersebar di tujuh negara dengan lebih dari 60 juta unduhan,” papar Mediko Azwar, Marketing Director Grab Indonesia.

Aceh-Papua.EDM

Potensi layanan on-demand di luar kota besar

Dengan total ekspansi ini, persaingan pun kini terasa semakin nyata. Lawan bisnisnya GO-JEK kini telah resmi memiliki basis di 50 kota di Indonesia, sedangkan Uber mengklaim telah memiliki kehadiran di 32 kota di Indonesia. Ekspansi ini menjadi penting dilakukan, pasalnya para pemain on-demand tersebut, khususnya GO-JEK dan Grab, tampak mulai “memainkan” model bisnis untuk menciptakan peluang baru. Salah satunya potensi e-money untuk visi layanan end-to-end.

Hal ini bukan tanpa tantangan, karena menariknya mereka akan dihadapkan pada proses manuver adaptasi khususnya di kota-kota kecil. Dua hal yang menjadi tantangan utama, mengonsolidasikan regulasi dan kultur setempat.

Beberapa waktu lalu GO-JEK melakukan ekspansi ke Magelang, Jawa Tengah. Pemerintah setempat melakukan penutupan kantor perwakilan di wilayah tersebut, menyusul protes yang dilakukan oleh para pemain transportasi konvensional.

Terkait penolakan, di kota besar seperti Yogyakarta pun masih ada. Hanya saja kebutuhan masyarakat dengan transportasi berbasis aplikasi yang lebih besar, menjadikan pertimbangan dilakukan secara berimbang. Menyelamatkan transportasi yang sudah ada, sembari tetap membiarkan layanan on-demand beroperasi.

Benarkah e-money akan menjadi tujuan utama?

Dalam sebuah kesempatan, DailySocial pernah melakukan survei terhadap pengguna ponsel pintar dari beberapa wilayah di Indonesia. Survei tersebut menanyakan seputar tanggapan kehadiran layanan on-demand dan faktor apa yang menjadikan mereka menyukai layanan tersebut.

Dari 1024 responden pengguna ponsel pintar di Indonesia, 71,08 persen mengaku pernah menggunakan layanan ojek berbasis aplikasi. Faktor fleksibilitas dan kenyamanan menjadi dua hal yang melandasi mereka untuk nyaman dengan jasa tersebut.

Dari dua faktor tersebut, jika ditelisik lebih dalam salah satu yang membuat mereka merasa lebih fleksibel dan nyaman ialah model satu pintu yang diterapkan. Mulai dari proses pemesanan, pembayaran, hingga penilaian terhadap pengguna semua menyatu dalam satu aplikasi. Ini menjadi proses yang lebih transparan dan terukur daripada apa yang diterapkan sebagai SOP layanan transportasi konvensional.

Dari basis bisnis transportasi, penyedia layanan pun tidak berhenti di sana, namun melakukan “eksploitasi” lebih dari itu, menghadirkan layanan jasa pemesanan dan pengantaran makanan, paket, perbelanjaan, hingga menghubungkan dengan penyedia jasa khusus seperti kebersihan dan kecantikan.

Pola tersebut membawa konsumen dengan ketergantungan di satu buah layanan, all-in-one services app. Semua lebih terukur dan ada jaminan untuk setiap layanan yang diterapkan. Membuat orang terdorong untuk nyaman menggunakan berbagai jenis layanan tersebut.

Saat pola ini terbentuk, sistem e-money bergerak menjadi “pahlawan”. Apalagi sistem poin dan diskon juga terus digencarkan.

22364b4575ee080cf23b5d675b123f6f_Layanan-on-demand-makin-populer-di-kalangan-masyarakat-Indonesia-GO-JEK

Berharap lisensi e-money dari sepak terjang Kudo

Tokopedia dengan TokoCash, Bukalapak dengan BukaDompet, Shopee dengan ShopeePay, hingga layanan PayTren besutan Yusuf Mansur sudah kena “lampu kuning” dari Bank Indonesia. Medium digital mereka telah memutarkan jumlah uang masyarakat yang cukup besar.

Menurut Bank Indonesia, dana kelolaan lebih dari Rp1 miliar harus memiliki legitimasi lisensi. Ini terkait jaminan risiko pengelolaan dana publik. GO-JEK dulu memilih mengakuisisi MV Commerce Indonesia dan memindahkan lisensi ke PT Dompet Anak Bangsa sebagai perusahaan legal di balik layanan GO-PAY.

Pasca akuisisi Kudo, Grab memang dikabarkan terus mendorong untuk mendapatkan lisensi e-money dari Bank Indonesia. Kabar ini kian diperkuat dengan perekrutan Ongky Kurniawan menjadi Managing Director GrabPay Indonesia. Menjadi sebuah indikasi keseriusan Grab mengelola layanan GrabPay di Indonesia. Butuh perjuangan untuk ke arah sana, karena BI tidak mudah merilis lisensi tersebut.

Sejauh ini, selama hampir 5 tahun, baru 26 perusahaan yang mendapatkan lisensi e-money. Perebutan lisensi e-money membuka babak baru antara layanan on-demand dan e-commerce sambil mengakuisisi pasar di Indonesia.

Go-Jek Ingin Ekspansi ke Negara-Negara Asia Tenggara

Tidak mau kalah dengan pesaingnya Grab dan UberGo-Jek berencana melakukan ekspansi ke negara Asia Tenggara. Seperti dilansir Bloomberg, ekspansi tersebut tidak sekedar layanan transportasi, namun juga bagaimana mentransformasi sistem pembayaran, dari yang berbasis tunai ke digital.

“Selama ini posisi kami adalah bertahan [di Indonesia], sudah waktunya kami berkompetisi di negara mereka dan negara lainnya,” kata CEO Go-Jek Nadiem Makarim seperti dikutip dari Bloomberg.

Saat ini layanan Go-Jek sudah hadir di 50 kota di Indonesia, membuktikan eksistensinya merajai layanan transportasi online di Indonesia. Hingga saat ini mereka memiliki lebih dari 300 ribu mitra pengemudi dan telah memiliki sekitar 16-18 juta pengguna aktif.

Meskipun tidak spesifik menyebutkan negara apa saja yang akan disambangi, diperkirakan Filipina, Vietnam dan Thailand, yang memiliki kemiripan infrastruktur dengan Indonesia akan menjadi lahan ekspansi baru Go-Jek.

Dibanding Uber dan Grab, Go-Jek memiliki keunggulan karena melayani berbagai sektor layanan on-demand, termasuk pengantaran makanan, jasa pembersihan, jasa pengantaran obat-obatan, pemindahan barang dalam jumlah besar, dan layanan kecantikan.

“Saya pikir selama ini Go-Jek telah berhasil menemukan solusi sebagai platform yang berfungsi dengan baik di negara berkembang, di mana infrastruktur masih kurang memadai,” kata Nadiem.

Application Information Will Show Up Here

Mengenai Mbakmu dan Peluang Layanan Kebersihan On-Demand di Indonesia

Layanan kebersihan on-demand di Indonesia kini diramaikan dengan kehadiran pemain baru, yaitu Mbakmu (MoBile Aplikasi Kebersihan untuk Mu). Semangat peluncuran Mbakmu adalah mempermudah konsumen dalam kehidupan sehari-hari yang disibukkan pekerjaan mereka.

“Kami ingin membantu mereka [pengguna] supaya lebih dapat berfokus kepada hal-hal yang lebih penting, seperti keluarga dan teman, maupun hal-hal lain yang lebih produktif. Selain itu dengan bertambahnya penghuni apartemen, sehingga kurang memungkinkan untuk menyediakan tempat untuk asisten rumah tangga, kami siap menjawab tantangan ini dengan meluncurkan Mbakmu,” terang Founder Mbakmu Johan Iskandar kepada DailySocial.

Mbakmu sendiri sebenarnya sudah berdiri sejak November 2016, sedangkan soft launching aplikasi dilakukan pada Juli 2017. Aplikasi Mbakmu baru tersedia untuk pengguna Android. Untuk menjalani bisnisnya, Mbakmu masih mengandalkan dana dari kantong sendiri.

Tidak jauh berbeda dengan pemain lainnya, Mbakmu menghadirkan berbagai layanan kebersihan mencakup pembersihan standar mencakup mengepel, menyapu, merapikan ruangan. Area pengerjaannya meliputi ruangan dalam rumah seperti kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi, dan teras.

Terdapat pula layanan khusus yang mencakup pembersihan untuk sofa, matras, gorden, dan karpet dengan peralatan khusus seperti vacuum cleaner untuk menyaring tungau, debu, serta kotoran lainnya.

“Tim cleaner kami persenjatai dengan peralatan lengkap. Yang menonjol adalah kita menyediakan layanan pembersihan khusus atau specialized cleaning dengan alat yang canggih.”

Perusahaan juga menyediakan costumer service yang siap membantu keluhan konsumen, sekaligus sebagai upaya kontrol kualitas. Ada pula sistem rating untuk menjaga kepuasan konsumen.

Mitra Mbakmu merupakan pekerja profesional yang sudah melalui kurasi dengan syarat sudah memiliki pengalaman di bidangnya. Mbakmu juga bermitra dengan tenaga independen. Mereka dapat menerima pekerjaan sesuai jadwalnya.

Saat ini Mbakmu sudah menggandeng lebih dari 300 mitra pekerja terlatih dan sudah berpengalaman dengan lokasi tersebar di Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Gresik.

Ke depannya, Mbakmu berencana untuk ekspansi ke Jabodetabek dan kota besar lainnya, seperti Medan, Bandung, dan Bali.

“Kami akan bermitra dengan investor yang berminat untuk bekerja sama dalam memperluas jaringan Mbakmu,” pungkas Johan.

Application Information Will Show Up Here

Implementasi Lanjutan Big Data, Go-Jek Segera Rilis Prediksi Pemesanan Makanan untuk Mitra Pengemudi

Sebagai bentuk implementasi dari pemanfaatan big data, Go-Jek segera merilis fitur prediksi permintaan pesanan makanan untuk layanan Go-Food. Nantinya mitra pengemudi akan diberitahu oleh sistem Go-Jek lokasi restoran mana saja dalam kurun waktu 30 menit mendatang, akan ramai dipesan pengguna. Rencananya tambahan fitur ini akan siap diterapkan pada satu bulan mendatang.

“Sebulan lagi bakal live. Driver akan dapat notifikasi dalam 30 menit mendatang, lokasi restoran mana yang akan banyak di-order pengguna,” terang Co-Founder & Head of Business Intelligence Go-Jek Kevin Aluwi kepada DailySocial.

[Baca juga: Kevin Aluwi Ceritakan Peran “Business Intelligence” dalam Bisnis GO-JEK]

Pengembangan fitur ini, menurut Kevin, akan sangat berdampak pada upaya perusahaan untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna. Apalagi, di tengah ketatnya persaingan dengan aplikasi ride hailing lainnya di tanah air, mau tak mau harus membuat Go-Jek terus berinovasi dengan cepat.

Kehadiran tim Business Intelligence yang kini dipimpinnya membuat proses pengambilan keputusan tim Go-Jek jadi lebih cepat, tepat sasaran, dan lebih efisien.

Tak hanya digunakan untuk meningkatkan pelayanan ke pengguna, tim Business Intelligence juga menerapkan big data untuk konsumen maupun karyawan Go-Jek itu sendiri. Misalnya, untuk mengetahui performa karyawan Go-Jek telah tersedia survei yang digunakan dalam menilai kualitas diri.

“Ini baru kita kerjain, ini [data science HRD] menarik. Gimana kita ngerti performance karyawan dan tim, serta membangun tim berdasarkan hasil survei yang diklaim pribadi. Ke depannya, kami akan terapkan penilaian lebih detil, bagaimana menilai performa dari data yang diklaim karyawan dibandingkan dengan masukan dari orang lain.”

Adapun pemanfaatan data science untuk konsumen, sambung Kevin, banyak diarahkan untuk kebutuhan tim pemasaran Go-Jek dalam mengakuisisi konsumen baru dengan memberikan voucher gratis. Mengingat, aplikasi sangat erat kaitannya dengan churn rate yang tinggi.

“Kita bisa pakai [data] untuk drive konsumen yang kita lihat rawan untuk churn, kita kasih mereka voucher gratis. Itu ada analisanya [dari data yang kita kumpulkan].”

Bangun budaya perusahaan berbasis data

Kevin menuturkan migrasi Go-Jek yang kini menjadi data-driven company merupakan suatu kebutuhan yang perlu dilakukan sebagai perusahaan teknologi. Big data menjadi suatu budaya yang perlu dibangun sejak Go-Jek berdiri. Hal ini dimaksudkan agar ke depannya seluruh karyawan Go-Jek dapat berkomunikasi berdasarkan data, bukan asumsi.

“Mandat pertama dari [tim Business Intelligence] adalah memberikan visibilitas ke seluruh tim apa yang sedang terjadi. Membantu menjawab persoalan yang dihadapi tim Go-Food, operasional, CS, kondisi kita sekarang gimana sih. Mau memastikan karyawan mengerti kondisi organisasi, fungsi mereka, dan ujung-ujungnya lebih dipakai untuk push decision agar bisnis lebih baik.”

Data konsumen yang dikumpulkan tim Business Intelligence pun bermacam-macam, seperti data aktivitas para mitra pengemudi dan pengguna. Contohnya, lokasi penjemputan, drop off-nya, jarak yang ditempuh, dan sebagainya. Seluruh data tersebut kemudian diolah dan dianalisa menjadi bahasa sederhana yang dapat segera ditindaklanjuti.

“Karena ujung-ujungnya driver itu kunci dari bisnis kita. Bisnis kita cuma bisa berpengaruh dengan level service yang tinggi apabila jumlah drivernya banyak. Kuncinya kita harus investasi di akusisi driver, setelah itu demand-nya akan datang. Ini fungsi utama dari hadirnya tim BI,” pungkas Kevin.

Application Information Will Show Up Here

Kevin Aluwi Ceritakan Peran “Business Intelligence” dalam Bisnis GO-JEK

Untuk turus menuai sukses, bisnis harus terus berinovasi. Hal tersebut juga dilakukan oleh startup on-demand lokal tersukses GO-JEK. Salah satu yang kini tengah dikembangkan dan dioptimalkan ialah divisi Business Intelligence untuk mengoptimalkan sistem pengelolaan data di lingkup internal GO-JEK. Seperti diketahui bersama, bahwa data menjadi sangat penting untuk sebuah keputusan bisnis dalam bisnis digital saat ini. Hasil pengelolaan data mampu memberikan proyeksi tepat berdasarkan data historis yang dimiliki.

Dalam diskusi mingguan yang diadakah oleh DailySocial #SelasaStartup, dihadirkan Kevin Aluwi selaku Co-Founder & Head of Business Intelligence GO-JEK sebagai narasumber. Spesial untuk membahas bagaimana GO-JEK memanfaatkan data untuk mengoptimalkan sistem bisnis. Salah satu yang diimplementasikan ialah menerapkan konsep big data, hal ini dilakukan lantaran GO-JEK selalu mendapatkan data dengan velocity yang sangat besar, dan harus mampu dibaca secara cepat dan cermat.

Mengawali implementasi data untuk pelaporan

Sama layaknya improvisasi teknologi pada umumnya, implementasi data di GO-JEK dilakukan secara berangsur. Kala itu data pertumbuhan dan transaksi sangat dibutuhkan untuk bukti pelaporan terhadap investor –terutama di awal fundraising GO-JEK. Selain datanya banyak dan besar, variasinya juga cukup beragam, mulai dari data pengemudi, rekam jejak, jenis makanan yang dibeli dan lain sebagainya.

Kala itu GO-JEK memfokuskan divisi data khusus untuk membuat laporan tersebut. Karena investor membutuhkan laporan mingguan dan bulanan mengenai kinerja dari layanan GO-JEK. Hingga akhirnya Kevin merasa bahwa seharusnya optimasi data ini dapat dimanfaatkan secara lebih mendalam untuk meningkatkan performa bisnis.

Pada akhirnya Business Intelligence mulai menjadi divisi khusus yang fokus pada pengolahan data secara lebih terstruktur. Kini sudah ada tim yang didedikasikan khusus sebagai data science dan data engineer untuk tidak hanya sekedar melaporkan data yang masuk, tapi lebih dari itu. Termasuk untuk memproyeksikan berbagai hal dengan data yang dimiliki.

Keputusan tepat di tengah persaingan yang kuat

Kevin menceritakan, pada pertengahan tahun 2015 ia melihat kebutuhan untuk adanya analisis data produktif dari keseluruhan operasi layanan. Hal tersebut dibutuhkan untuk melihat tren penggunaan layanan, hingga melihat kecenderungan konsumen secara lebih personal terhadap layanan yang digemari.

Namun pada saat itu misi tim engineer masih difokuskan untuk memastikan bahwa aplikasi GO-JEK tidak mengalami crash, demi menjamin operasi bisnisnya lancar. Hal ini dirasa krusial, karena harus berhadapan dengan pesaing yang kuat. Sehingga keandalan benar-benar menjadi fokus setiap anggota tim.

Saat layanan GO-JEK sudah sangat stabil, kini tim engineer mulai menjalankan peran khusus di masing-masing area. Salah satunya tim yang dipimpin Kevin, yakni untuk menjalankan sebuah kegiatan intelijen bisnis untuk memaksimalkan potensi perolehan konsumen dari layanan yang dimiliki GO-JEK. Proses tersebut dimulai dengan mengolah data, memvisualisasikan data, hingga membaca data tersebut menjadi sebuah insight berharga.

Salah satu manfaat dari penerapan business intelligence kini GO-JEK dapat membuat sebaran mitra pengemudi menjadi lebih merata. Hal ini untuk memastikan konsumen dapat dengan cepat mendapatkan pengemudi. Kasus lama, biasanya pengemudi menggerombol di area tertentu saja, akibatnya di area lain sering tidak ada pengemudi terdekat.

Dengan data ini, GO-JEK dapat menyesuaikan policy misalnya di jam-jam rame pada area tertentu, untuk menggiring pengemudi di sana, bisa memberikan bonus khusus untuk mitra yang mengambil pesanan dari area tersebut. Dan masih banyak skenario lain yang bisa dioptimalkan dengan hasil pengelolaan data bisnis.

Siap menerapkan data science di departemen SDM

Selain untuk operasional, data sicence juga mulai diterapkan ke area yang lebih luas, salah satunya pada divisi sumber daya manusia (SDM). Data-data didapat dari statistik performa tim dan hasil evaluasi yang dilakukan. Semua kinerja tim dapat disimpulkan hasilnya dengan sebuah sistem cerdas atas apa yang telah ia kerjakan di dalam lini bisnis, sehingga lebih terukur dan lebih memahami aspek-aspek yang perlu diperkuat.

 

Sebentar Lagi Go-Pay Jadi Alat Pembayaran Digital di Luar Ekosistem Go-Jek

Dalam kesempatan Global Mobile Internet Conference (GMIC) Jakarta 2017 hari ini, (26/9), CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan bakal menghadirkan layanan terbaru dalam fitur andalannya, yaitu Go-Pay. Nadiem mengungkapkan layanan Go-Jek, yang saat ini diklaim sudah memiliki sekitar 16-18 juta pengguna aktif, selanjutnya fitur Go-Pay bakal diterima untuk pembayaran layanan e-commerce.

“Dalam waktu 3-6 bulan ke depan kami memastikan Go-Pay bisa menjadi pilihan pembayaran untuk transaksi belanja online Anda,” kata Nadiem.

Nadiem menambahkan traksi dan antusiasme pengguna saat ini yang akhirnya menciptakan inovasi baru layanan Go-Pay. Tak hanya untuk layanan e-commerce, ke depannya Nadiem juga merencanakan Go-Pay bisa menjadi pilihan pembayaran untuk jalan tol hingga pembayaran permainan di App Store dan Google Play.

“Rencana tersebut sudah menjadi prioritas kami dan ke depannya bakal kami wujudkan untuk mempermudah pembelian dan semua transaksi,” kata Nadiem.

Perkembangan Go-Pay

Meskipun baru berusia satu tahun, kehadiran Go-Pay saat ini diklaim oleh Nadiem mengalami pertumbuhan yang cepat dan paling baik di antara layanan dari Go-Jek Lainnya. Berawal dari sekadar pilihan pembayaran “cashless” untuk pengguna layanan Go-Ride, Go-Food, dan lainnya, kini Go-Pay sudah hadir sebagai pilihan pembayaran digital paling favorit di kalangan pengguna.

“Go-Jek memiliki layanan yang pada akhirnya bisa diperluas menjadi layanan yang lebih, mengedepankan yang paling mudah untuk pengguna. Go-Pay hadir menjawab semua kesulitan yang kerap dialami oleh pengguna setiap harinya,” kata Nadiem.

Khusus untuk Go-Food, Go-Jek sedang tahap implementasi Go-Resto yang menyederhanakan proses pemesanan makanan. Nantinya setiap mitra restoran memiliki akun Go-Pay, sehingga pembayaran dari konsumen (melalui Go-Pay) bisa langsung masuk ke rekening restoran. Mitra pengemudi tak perlu repot “menalangi” pesanan yang masuk dan benar-benar hanya menjadi sarana logistik yang mengantarkan makanan dari restoran/warung ke konsumen.

“Saat ini Go-Food telah memiliki sekitar 75 ribu restoran, jumlah ini terbilang cukup fantastis untuk layanan baru dan ternyata telah menjadi favorit dari pengguna,” kata Nadiem.


Disclosure: DailySocial adalah media partner GMIC Jakarta 2017

Application Information Will Show Up Here

Kabar Ojesy “Ojek Syari” di Tengah Persaingan Layanan On-Demand yang Ketat

Kurang lebih tahun 2015, layanan on-demand mulai menjadi fenomenal di kalangan masyarakat, khususnya untuk moda transportasi. Di awal hype-nya di Indonesia, beberapa pemain muncul –tidak hanya yang sekarang mendominasi, yakni GO-JEK, Grab dan Uber—melainkan juga pemain niche seperti BlueJek, LadyJek hingga Ojesy. Di antara pemain niche tersebut Ojesy menjadi yang bertahan sampai saat ini, di tengah persaingan yang “tidak masuk akal” lagi.

Ojesy di bawah naungan PT Ojek Syar’i Indonesia kini menawarkan jasa transportasi untuk mengantar dan menjemput anak-anak ke sekolah. Dengan paket berlangganan pada periode tertentu, model bisnis ini jalan, walaupun tidak sesignifikan model yang menyasar market lebih umum. Kepada DailySocial, CMO Ojesy Reza Zaimir menjelaskan bahwa fokus saat ini dan ke depannya terus menerapkan model bayar sekali untuk satu bulan antar jemput anak sekolah. Karena dinilai langkah tersebut yang mampu membedakan Ojesy sebagai layanan on-demand di Indonesia.

Sistem pembayaran saat ini juga terbatas –di tengah para pemain yang mulai memaksimalkan potensi e-wallet. Pengguna dapat membayar deposit di Ojesy melalui transfer antar bank. Kendati tergolong menjadi cara lama, namun dinilai cukup sesuai dengan pangsa pasar yang ditargetkan.

”Model bisnis kita akan lebih aman dan nyaman bagi para konsumen, terutama bagi kalangan ibu-ibu yang tidak mau anaknya datang terlambat ke sekolah. Karena dalam transportasi menggunakan Ojesy ini, kita sudah memiliki jadwal kapan anak dijemput atau diantar pulang.” jelas Reza.

Rencananya Ojesy yang akan terus menambah driver di seluruh area kota di Indonesia. Seiring dengan banyaknya minat orang tua yang tingkat kepercayaan lebih besar terhadap layanan shuttle service anak sekolah dari Ojesy.

“Alasan kami fokus dengan layanan ini, karena target konsumen kami adalah seluruh anak sekolah di Indonesia. Dengan begitu orang tua yang menitipkan anaknya akan terbantu dengan layanan antar jemput ini,” imbuh Reza.

Setelah berjalan cukup lama dengan bootstrapping, belum lama ini pihaknya mendapatkan pendanaan awal dari sebuah investor dan inkubator swasta. Tidak disebutkan secara eksplisit tentang pemberi dana tersebut.

“Walaupun budget kami masih tahap seed funding, dengan adanya digital marketing yang baik menjadikan saya yakin Ojesy dapat menjadi layanan transportasi jangka panjang yang dominan untuk antar jemput anak sekolah. Karena kami melihat juga kebutuhan orang tua dalam menitipkan anak terhadap pengemudi Ojesy sangat besar,” tutup Reza.

Application Information Will Show Up Here