Ongki Kurniawan Resmi Jadi Managing Director GrabPay Indonesia

Grab akhirnya meresmikan Ongki Kurniawan, sebelumnya Managing Director LINE Indonesia, sebagai Managing Director GrabPay Indonesia. Penunjukan posisi senior ini dianggap akan membantu GrabPay dalam membangun kemitraan yang kuat di seluruh ekosistem, mempercepat integrasi Kudo dengan Grab, dan melanjutkan perluasan pasar online dan jaringan mitra bisnis kecil Kudo.

Dalam pernyataan resmi, Head of GrabPay Jason Thomson mengatakan bahwa Grab senang dengan kehadiran Ongki untuk mengembangkan GrabPay dan mempercepat inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia. Dengan pengalaman yang dimiliki Ongki mencakup telekomunikasi, pembayaran, media sosial, dan e-commerce, menurutnya akan memperkuat manajemen lokal tim Indonesia.

“Pemahaman mendalam Ongki akan membantu kami dalam mengubah GrabPay menjadi platform pembayaran mobile yang paling relevan dan paling banyak digunakan di Indonesia,” ucapnya, Senin (18/9).

Sebagai bagian tim manajemen Grab, Ongki akan secara langsung berada di bawah Jason. Grab Indonesia sendiri dipimpin Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director.

Ongki juga akan bekerja dengan 150 engineer lokal, berlokasi di kantor pusat R&D Grab di Jakarta, untuk memecahkan solusi yang tepat demi membangun jaringan mitra yang luas untuk membangun solusi pembayaran terbaik bagi konsumen dan UKM Indonesia.

“Visi GrabPay untuk membawa seluruh masyarakat memasuki ekonomi digital, mulai dari kelas menengah hingga bisnis kecil di seluruh Indonesia, adalah salah satu cara untuk membantu mewujudkan target Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” terang Ongki.

Sebelum memimpin operasional LINE di Indonesia, Ongki pernah memangku jabatan di XL Axiata sebagai Chief Digital dan Chief Technology Officer.

Terkait pengembangan GrabPay di Asia Tenggara, Grab mengungkapkan pembaruan program GrabRewards pada awal Agustus 2017 dengan menambah jumlah partner merchant menjadi lebih 150. Mereka juga meluncurkan sistem jenjang loyalitas terbaru yang dirancang untuk memberikan penghargaan lebih baik kepada para pengguna.

Di Singapura, pengembangan fitur GrabPay telah sampai pada fitur transfer dana kepada sesama pengguna dengan nomor telepon atau memindai kode (QR Code). Grab juga berencana untuk memperluas penggunaan GrabPay kepada lebih dari 1.000 merchant dengan menyasar pemain di industri makanan dan minuman (F&B), ritel, dan hiburan sampai akhir tahun ini.

Ongki Kurniawan Hengkang dari LINE Indonesia, Bakal Memegang GrabPay di Indonesia

Managing Director LINE Indonesia, Ongki Kurniawan, disebutkan sudah mengajukan pengunduran dirinya setelah menjabat sejak Juni 2016. Dari informasi yang beredar, Ongki akan memimpin bisnis GrabPay di Indonesia. Kami sendiri belum mendapatkan konfirmasi secara langsung, tapi sebelumnya kami telah memberitakan Grab menggunakan Kudo sebagai kendaraan legal untuk beroperasi sebagai entitas terpisah.

Selama menjabat sebagai pimpinan LINE, Ongki telah mengintegrasikan sistem uang elektronik Mandiri eCash ke dalam produk LINE Pay (menjadi LINE Pay eCash). Sebelum di LINE, Ongki pernah menjadi Chief Digital Services Officer XL Axiata.

GrabPay sebagai sebuah entitas tersendiri

Berbarengan dengan pengumuman akuisisi terhadap Kudo April lalu, Grab juga mengumumkan penunjukan Jason Thompson sebagai Head of GrabPay. Besarnya potensi layanan pembayaran ini membuat Grab tak ragu mengembangkannya menjadi entitas terpisah. Ekspansi tersebut kini hadir di Indonesia.

Pesaingnya, Go-Jek, sudah lebih dulu menjadikan Go-Pay sebagai perusahaan tersendiri, PT Dompet Anak Bangsa, pasca akuisisi terhadap pemegang lisensi e-money MV Commerce.

Yang menjadi tanda tanya berikutnya tentu bagaimana integrasi Kudo dan GrabPay, serta apakah dua pendiri Kudo, Albert Lucius dan Agung Nugroho, masih bertahan di perusahaan.

Sejumlah Rencana Agresif LINE Indonesia Sepanjang Tahun 2017

Aplikasi pesan singkat asal Jepang LINE kembali memperkuat komitmennya untuk menjadi smart portal nomor satu di 2019 mendatang dengan membangun ekosistem digital di Indonesia.

Ada lima pilar yang akan menjadi acuan LINE Indonesia untuk mewujudkan target tersebut sepanjang tahun ini. Mulai dari merekrut talenta lokal, meningkatkan awareness dengan menjangkau pengguna baru ke kota tier 2, mengembangkan inovasi baru, mengakselerasi layanan smart portal, dan bersikap proaktif dalam pengembangan ekonomi kreatif dan digital.

Beberapa langkah nyata yang akan dilakukan LINE adalah menambah fitur layanan LINE Pay, bekerja sama dengan DOKU, penyedia layanan dompet elektronik. Kerja sama ini nanti diarahkan untuk mengakomodasi transaksi belanja online yang ada di LINE Shopping.

Pengguna LINE yang sudah memiliki akun DOKU nantinya akan dapat membayar transaksi ke penjual tanpa harus keluar dari halaman chatting. Terhitung, saat ini sudah ada lebih dari 3 ribu penjual aktif yang menjajakan dagangannya di LINE Shopping. Adapun subscriber LINE Shopping telah mencapai 5,6 juta orang, didominasi oleh perempuan (83%) berdomisili di Jabodetabek (43%) dan berusia di atas 20 tahun.

Untuk LINE Pay e-cash, hasil kerja sama dengan Bank Mandiri akan ada penambahan fitur lainnya. Nantinya LINE Pay e-cash juga dapat mengakomodir pembayaran transaksi untuk LINE Shopping, pembelian sticker dan lainnya. Sementara ini transaksi baru bisa mengakomodir transfer uang, penarikan uang tunai lewat ATM dan minimart, pembelian pulsa telepon dan listrik.

“Untuk payment gateway [DOKU] akan minggu depan [peresmiannya]. Nanti seller tinggal kerja sama dengan payment gateway tersebut sebelum mengakomodir pembayaran secara digital. Kalau dengan LINE Pay e-cash, nanti akan kurang lebih sama, fitur akan ditambah. Sekarang masih tahap integrasi,” ucap Managing Director LINE Indonesia Ongki Kurniawan, Rabu (8/2).

Mengenai langkah LINE Indonesia menjadikan LINE Pay sebagai salah satu sumber monetisasi, ia hanya mengatakan bahwa saat ini belum menuju ke sana. Ongki menjelaskan, bila diibaratkan LINE Pay itu nantinya akan seperti minyak pelumas yang dapat menampung semua transaksi digital dalam platform LINE. Pasalnya untuk menggunakan LINE Pay tidak membutuhkan pembukaan rekening bank, hanya butuh nomor ponsel.

Bahkan pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk membuka kerja sama lainnya dengan pemegang lisensi uang elektronik. Menurut Ongki, dengan banyaknya mitra uang elektronik yang bekerja sama dengan LINE, justru akan makin banyak kemudahan pilihan bagi pengguna LINE.

“Untuk LINE Pay e-cash saat ini masih fokus dengan Bank Mandiri. Kami tidak menutup kemungkinan ber-partner dengan pemegang lisensi e-money lainnya. Sebab LINE itu kan agnostic platform, tinggal provider-nya saja yang adu kreativitas karena semuanya kembali lagi ke user.”

Mematangkan layanan smart portal dan menambah inovasi baru

Infografik LINE Indonesia / LINE Indonesia
Infografik LINE Indonesia / LINE Indonesia

Pada tahun ini LINE juga akan mematangkan beberapa layanan smart portal yang saat ini masih berupa versi beta, di antaranya LINE Today, LINE Academy, dan LINE Jobs. Untuk LINE Jobs, nantinya akan ada penambahan fitur direct apply job, mengisi formulir pendaftara dan memonitor proses pencarian kerja langsung.

Kalau LINE Academy, LINE akan mengadakan tryout untuk ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi, serta memperbanyak live chat dengan para ahli akademis. Tak hanya itu LINE juga akan kembali menyediakan nilai tambah untuk para mitra dan pengguna dengan ragam inovasi dalam berbagai layanannya.

Salah satu caranya dengan memperkuat kemampuan fitur pesan seperti self-destruct timeline status, video group call, dan group polls.

Di bidang pengembangan teknologi, LINE juga akan fokus ke implementasi chat bot untuk memperkuat kemampuan fitur pesan, caranya dengan mengadakan kompetisi LINE Dev Challenge.

Nantinya, hasil pengembangan chat bot akan diteruskan untuk mitra LINE yang bakal bergabung di layanan Business Connect. Sementara ini, mitra Business Connect yang sudah mengimplementasikan teknologi chat bot adalah Sale Stock dengan bot-nya bernama Soraya.

Saat ini ada empat merek pengguna Official Account LINE seperti Gojek (book rights), Elevania (search), Sale Stock (customer service), dan Uber (social sharing) yang telah memanfaatkan layanan Business Connect.

Menurut Ongki, sudah ada beberapa rekanan tambahan yang mulai melirik kerja sama Business Connect. Mereka bergerak di perbankan, tiket, penerbangan, dan bioskop.

Sepanjang tahun lalu mitra Official Account LINE mencapai 90 merek, terdiri atas 68 merek lokal dan internasional seperti CGV Blitz, P&G, Baskin & Robins, dan 22 Official Account selebriti Indonesia.

Terhitung jumlah pengguna LINE mencapai lebih dari 90 juta orang, 80% diantaranya adalah pengguna aktif. Presentasenya sekitar 55% adalah pengguna perempuan dan sisanya laki-laki (45%).

Sebelumnya, dari hasil survei yang dilakukan LINE menunjukkan penetrasi LINE sebagai Brand Used Most Often telah meluas 2,8 kali di kota tier 1 termasuk Jakarta di paruh kedua 2016. Jumlah pengguna meningkat pesat di kota Surabaya, Medan dan Makassar dengan rentang usia yang lebih lebar, serta berhasil merambah segmen yang selama ini dikuasai oleh chatting platform lainnya.

LINE Rambah Layanan Portal Kerja Online LINE Jobs

Untuk menjadi smart portal nomor satu di Indonesia, LINE kian agresif merambah berbagai layanan agar memanjakan penggunanya. Layanan terbarunya adalah meluncurkan channel akun LINE Jobs, hasil kerja sama dengan portal kerja online Jobs.id dan HiredToday (sebelumnya CareerBuilder) untuk pengadaan info lowongan kerja.

Dalam LINE Jobs, pengguna yang tertarik dengan lowongan kerja tertentu akan dapat mengklik “apply” dan secara otomatis akan dibawa ke laman situs portal kerja bersangkutan. Selain itu, pengguna akan juga akan mendapat informasi mengenai job fair yang sedang dan akan berlangsung. Sementara ini lokasi job fair baru tersedia di Jakarta.

Managing Director LINE Indonesia Ongki Kurniawan menjelaskan pihaknya tidak hanya menggandeng pihak ketiga untuk mengisi job listing, tetapi juga melakukan kurasi dari tim internal LINE. Jadi, pihak LINE akan membuat daftar info lowongan pekerjaan yang tersebar di berbagai platform media sosial. Kemudian, mereka akan memverifikasi lowongan apakah kredibel dan bukan penipuan dengan menghubungi perusahaan bersangkutan.

“LINE Jobs itu kami inisiasikan agar in line dengan strategi awal LINE sejak tiga tahun lalu yang ingin bergerak sebagai smart portal. Terlihat dari aksi sejak tahun lalu, meluncurkan LINE Today, LINE Shopping, dan lainnya,” ucap Ongki kepada DailySocial.

Tampilan LINE Jobs

Menurut Ongki, alasan pihaknya memilih layanan portal kerja dikarenakan dari layanan portal online yang sudah tersedia kebanyakan lebih menyasar pekerjaan yang sifatnya lebih diperuntukkan untuk level managerial. Info lowongan yang disediakan LINE Jobs sekitar 60% lebih diperuntukkan untuk level awal atau admin dengan persyaratan kelulusan mulai dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

“Info lowongan pekerjaan yang ada di LINE Jobs sekitar 60% diperuntukkan untuk level awal. Makanya, target pengguna LINE Jobs jadi makin luas, sejalan dengan demografi pengguna LINE itu sendiri, makanya kami meluncurkan layanan tersebut.”

Adapun tahun lalu tercatat pengguna aktif LINE di Indonesia mencapai 80% dari 90 juta pengguna terdaftar. Angka ini naik 200% dibandingkan di 2014. Dari segi demografi, didominasi oleh kaum millennial dengan rentang umur 18-32 tahun.

Ke depannya, sambung Ongki, tidak menutup kemungkinan LINE akan membuat portal kerja online sendiri. Akan tetapi, pihaknya akan terus memantau kapabilitas internal LINE itu sendiri apakah mampu untuk mengurasi lowongan pekerjaan secara mandiri.

“Kalau memang kapabilitas internal kami mampu ke depannya, tidak akan menutup kemungkinan [bentuk portal kerja sendiri]. Namun untuk saat ini, masih lebih memungkinkan bagi kami untuk kerja sama dulu dengan pihak portal kerja online.”

Belum jadi langkah monetisasi

Ongki mengaku meski beberapa info lowongan dikurasi dari internal LINE rupanya belum menjadikannya sebagai ladang untuk monetisasi. Saat ini model bisnis LINE Jobs hampir mirip dengan LINE Today. Pihak LINE yang menyediakan layanan dengan mengumpulkan berita-berita dari portal media untuk dimasukkan ke dalam platform LINE.

“Saat ini LINE Jobs belum kami jadikan sebagai langkah monetisasi. Jadinya kami sediakan layanan untuk klien dengan mengumpulkan data agar dapat dimasukkan dan disatukan ke dalam platform LINE, sama seperti apa yang masih kami lakukan untuk LINE Today.”

Sebelum meluncurkan LINE Jobs, LINE Indonesia meluncurkan layanan LINE Academy bekerja sama dengan Ruangguru dan LINE Today dengan menggandeng puluhan portal berita online. Menurut Ongki, layanan ini menjadi upaya LINE untuk membuktikan masih banyak aspek yang belum tergarap dengan baik dan belum proven.

Misalnya untuk segmen teknologi edukasi (edu tech), LINE sengaja mengajak Ruangguru mengingat kedua belah pihak memilik obyektif, visi, dan target pengguna yang sama.

Edutech itu sangat besar potensinya. So far untuk LINE Academy masih bagus, kami ingin masuk ke segmen edutech karena LINE itu penggunanya kebanyakan adalah pelajar, malah memang sudah seharusnya LINE sejak awal masuk ke edutech.”

Tahun ini, LINE Indonesia akan lebih agresif mengembangkan layanan existing dan terbaru lainnya, hanya saja detilnya saat ini masih dirahasiakan perusahaan.

LINE dan Alfamart Jalankan Kolaborasi Pemasaran

Bertujuan untuk menjangkau lebih banyak pengguna menjadikan alasan utama mengapa akhirnya kemitraan strategis antara Line dan Alfamart dilancarkan. Line sebagai layanan messaging yang memiliki user base tinggi di kalangan millennial, menarik berbagai brand untuk mengadakan kemitraan. Hal tersebut juga diungkapkan President Director Alfamart Hans Prawira.

“Selama ini akun Alfamart di Line telah berhasil mengumpulkan subscriber sebanyak 8,8 juta orang, untuk melancarkan engagement yang terpadu kemitraan strategis antara Line dan Alfamart kemudian kami lakukan.”

“Untuk mendapatkan potongan voucher hingga Rp 25 ribu di Alfamart,  konsumen cukup mengunduh aplikasi Line, lalu add akun Alfamart dan secara langsung akan menerima kode voucher yang bisa digunakan saat berbelanja di toko kami,” kata Hans.

 

Misi “Closing the Distance” dari LINE

Managing Director Line Indonesia Ongki Kurniawan

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Managing Director Line Indonesia Ongki Kurniawan yang memberikan sambutan. Selama ini Ongki melihat masifnya pelanggan setia Alfamart, yang kebanyakan ibu rumah tangga, merupakan pasar yang ingin dijangkau LINE.

Untuk memastikan tidak terjadinya redundant terkait akun pengguna Line, validasi dan verifikasi sepenuhnya memanfaatkan nomor smartphone pengguna. Jika pengguna memiliki lebih dari satu akun Line dan ingin melakukan penukaran voucher di satu nomor  smartphone, hal tersebut tidak akan diizinkan.

“Sejak tahun 2013 Line dan Alfamart telah melakukan kolaborasi dengan hasil yang terbilang positif, sesuai dengan misi dari Line yang ingin mendekatkan jarak bukan hanya kepada pengguna tetapi juga kepada brand agar bisa lebih mudah berinteraksi dan melakukan engagement dengan pelanggan,” kata Ongki.

Selama dua tahun beroperasi di Indonesia, pengguna aktif Line naik hingga 200% dan aplikasi Line telah diunduh lebih dari 90 juta pengguna.

Kemitraan yang baru dikenalkan seperti platform e-money LINE Pay e-Cash, yang bekerja sama dengan Bank Mandiri, juga dapat digunakan untuk berbelanja di Alfamart secara cashless.

Application Information Will Show Up Here

Ongki Kurniawan: LINE akan Menjadi Smart Portal Nomor Satu di Indonesia Tahun 2019

Pada Juni 2016, LINE Corp, perusahaan penyedia layanan messaging asal Jepang, mengumumkan Ongki Kurniawan untuk menjabat sebagai Managing Director LINE Indonesia. Nama Ongki Kurniawan sudah tidak asing bagi industri teknologi. Ia sempat lama bekerja di XL Axiata dan posisi terakhir yang ia jabat adalah Director/Chief Digital Services Office (CSDO).

Dengan hadirnya Ongki dan segudang pengalamannya dari kantor lama, banyak agenda yang disiapkan LINE untuk meraih target sebagai smart portal nomor satu di Indonesia.

DailySocial berkesempatan untuk wawancara khusus dengan Ongky. Berikut ini petikannya:

Bisa diceritakan mengapa LINE baru memiliki Managing Director (MD) untuk Indonesia?

Biasanya bila suatu korporasi asing masuk ke negara baru, mereka akan mengirim orang dalam bentuk tim ukuran kecil sekitar 2-3 orang. Itu yang LINE lakukan saat masuk ke Indonesia pada 2013. Kemudian, sekitar 1,5 tahun yang lalu, sudah ada MD yang ditempatkan, namun asalnya dari Korea Selatan. Belum orang lokal.

Nah, seiring dengan membesarnya bisnis LINE di Indonesia, jadi terpikirkan bahwa mereka perlu orang lokal untuk bisa meng-handle segala urusan. Mulai dari pengembangan bisnis, konten, hingga bertemu dan berinteraksi dengan klien lokal, perlu dilakukan oleh orang lokal karena dinilai lebih memiliki kemampuan dan tahu karakteristik pasar.

Sebenarnya saya sudah menjadi MD sejak empat bulan lalu. Namun, berhubung pada saat itu LINE Jepang sedang memproses pencatatan saham di Bursa Saham New York dan Tokyo, jadi tertunda pengumumannya baru bisa sekarang.

Lalu bagaimana dengan rencana kerja setelah Anda terpilih menjadi MD?

Kini dengan adanya orang lokal yang memimpin, diharapkan bisnis LINE terus menunjukkan eksistensinya di tanah air. Pada intinya, agar LINE bisa menjadi smart portal nomor 1 di Indonesia, kami ingin menguatkan basis utama LINE sebagai aplikasi messaging.

Saat ini, LINE terhitung sudah memiliki fitur messaging yang cukup lengkap, ada voice call, video call, grup, dan kini ada fitur add people nearby. Kami perlu berinovasi lagi untuk mengembangkan lebih banyak fitur messaging karena tingkat persaingan aplikasi segmen ini di Indonesia cukup ketat. Makanya kami perlu diferensiasi dengan rutin melakukan inovasi.

Kemudian, LINE juga sudah mengembangkan fitur layanan, seperti Line Official Account, Line Shopping, Line Business Connect, Line@, Line Webtoon, Line Games, dan Line Today. Keseluruhan layanan ini menjadi pilar pendukung Line untuk menjadi smart portal. Visi utama yang hendak kami tuju, tidak hanya menjembatani para pengguna untuk saling terhubung, tetapi juga memberikan akses kepada ragam informasi dan layanan dimanapun dan kapanpun.

Sederhananya, pengguna hanya tinggal mengakses aplikasi LINE untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Mulai dari membaca berita, pembayaran, berbisnis, berbelanja, hingga naik transportasi bisa dilakukan lewat LINE.

Lalu bagaimana dengan tantangan yang akan LINE hadapi ke depannya?

Tantangan yang utama adalah belum meratanya seluruh infrastruktur pendukung, seperti layanan 3G dan smartphone. Padahal ini adalah fondasi dasar yang harus dimiliki sebelum menjadi pengguna LINE. Namun, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisinya sudah lebih membaik.

Kami banyak didukung oleh produsen perangkat, kini harga smartphone sudah jauh lebih murah. Akan tetapi, kami tidak bisa jadi pihak yang menunggu bola saja. Harus ada strategi menjemput bola.

Sudah ada dalam roadmap kami dalam enam bulan mendatang ada rencana strategis yang akan dilakukan. Konsep intinya adalah ketika orang membeli smartphone pertama mereka, aplikasi messaging yang akan digunakan adalah Line. Namun saya belum bisa mengungkapkan lebih detil lagi, tunggu tanggal mainnya.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana mengedukasi masyarakat Indonesia bahwa banyak kegunaan yang bisa didapat dari LINE selain tempat untuk membeli sticker, ada fitur lainnya yang bisa dilakukan seperti berbelanja dan memesan ojek. Masih banyak orang yang belum terbiasa dengan hal itu.

Bagaimana perhatian LINE Jepang terhadap pasar Indonesia?

Pada tahun ini, total pengguna aktif LINE di Indonesia mencapai 80% dari 90 juta orang, naik 200% dibandingkan 2014. Sebagian besar pengguna LINE di Indonesia adalah kaum millenial berumur 18-32 tahun. Jumlah itu membuat Indonesia menempati posisi keempat dari 230 negara lainnya. Secara global pengguna aktif LINE berjumlah lebih dari 220 juta orang.

Dengan total penduduk Indonesia sekitar 250 juta, sekitar 40% di antaranya adalah kaum millenial. Ini adalah sasaran utama kami, apabila sekian persen dari total millenial bisa kami tarik jadi pengguna akan banyak keuntungan yang bisa dirasakan.

Kantor pusat LINE sangat menaruh perhatian terhadap pasar Indonesia. Mereka pun memberikan komitmennya untuk melancarkan segala rencana bisnis yang akan kami lakukan ke depannya dengan mengucurkan dana hasil dari IPO kemarin. Bagi mereka, asalkan rencana bisnis yang kami ajukan ke mereka mempunyai feasibility dan scalability yang jelas, pasti akan dibantu.

Apakah LINE sudah memulai monetisasi bisnis?

Monetisasi sudah mulai, namun itu baru sebatas untuk penjualan sticker saja. Saat ini fokus kami masih memperbesar jumlah pengguna dan mengembangkan fitur messaging sebagai basis utama aplikasi. Sebenarnya ada banyak potensi dari layanan kami yang bisa dimonetisasi, seperti Line Business Contact dan Line@.

Sementara ini layanan Line Business Contact baru kami lakukan dengan Go-Jek, Elevania, dan Sale Stock. Kami sudah buat pricelist-nya bila ada perusahaan lain yang berminat. Bahkan, di Thailand sudah ada kerja sama dengan Wall’s. Jadinya, pengguna LINE yang ingin membeli es krim tinggal menghubungi Line dan petugas Wall’s akan datang ke tempat pemesanan.

Kami ingin menggandeng partner bisnis sebanyak-banyak agar LINE bisa mendominasi pasar Indonesia. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mengantri ingin kerja sama dengan kami, semakin bervariasi segmen bisnis yang bisa ditawarkan, turut menguntungkan semua pihak.

Kami perkirakan pada 2019 nanti sudah bisa melakukan monetisasi tapi masih partial, belum seluruhnya. Kami melihat persaingan aplikasi messaging di Indonesia sangat ketat bahkan hingga 2019 mendatang.

Tidak seperti LiNE di Jepang, Thailand, dan Taiwan. Di sana, LINE sudah cukup dominan pasarnya. LINE Jepang sudah bisa melakukan monetisasi tiga tahun setelah berdiri di 2011.

Application Information Will Show Up Here

Ongki Kurniawan Mengundurkan Diri dari XL Axiata

PT XL Abiata Tbk (XL) hari ini resmi mengumumkan pengunduran diri Ongki Kurniawan sebagai Direktur / Chief Digital Service Officer (CDSO). Menurut rilis yang kami diterima, Ongki mengundurkan diri dengan alasan pribadi. Ongki telah berkarier profesional bersama XL selama rentang 7 tahun.

Pertama kali masuk XL, Ongki disibukkan dengan jabatan sebagai Corporate Strategy and Business Development. Kemudian sempat juga menjadi SPV Services Management dan membawakan prestasi Asia Pacific’s Best Contact Center untuk XL. Sejak menjabat sebagai Director/Chief Service Management Officer (CTO/CIO) per tahun 2011 lalu Ongki juga sempat meraih prestasi Indonesia’s Most Innovative CIO 2014. Dan terakhir, hingga hari ini, Ongki menjabat sebagai Director/Chief Digital Services Officer (CDSO) di XL.

Presiden Direktur XL Dian Siswarini menanggapi permohonan pengunduran diri Ongki mengatakan:

“Pergantian direksi dan manajemen adalah suatu hal yang wajar di dunia bisnis yang mengedepankan profesionalisme. Kami mengucapkan terima kasih kepada beliau atas kontribusi selama ini bagi XL.”

Untuk selanjutnya tugas Direktur/Chief Digital Service akan diambil alih Dian Siswarini, sementara seluruh kegiatan operasional sehari-hari tetap dilaksanakan oleh Senior Leaders di Digital Services.

Salah satu “peninggalan” Ongki yang yang saat ini sedang gencar dipromosikan XL adalah program Xmart City dan layanan INFINET broadband 4G/LTE untuk UKM. Inovasi produk ini pun dilandasi dari profesional Ongki di bidang pengembangan wilayah dan dibuktikan pada perolehan reward Global 1st Prize Winner Urban Improvement pada akhir tahun 2014 lalu.

XL Luncurkan INFINET, Layanan Broadband Berbasis 4G/LTE yang Menyasar UMKM

XL Axiata kembali menghadirkan sebuah produk yang menyasar sektor Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM). Layanan yang diperkenalkan dengan nama XL INFINET ini merupakan layanan broadband 4G/LTE yang dipaketkan dengan domain, website, email korporat, dan beragam aplikasi untuk keperluan bisnis.

Chief Digital Service Office XL Ongki Kurniawan dalam keterangan persnya mengatakan layanan INFINET ini merupakan salah satu bentuk komitmen XL untuk dapat membantu kebutuhan para pelaku bisnis UKM dalam mengembangkan bisnisnya melalui ketersediaan akses internet mobile bekercepatan tinggi (4G/LTE) dengan kuota yang melimpah.

“Akses Internet cepat mobile yang dapat digunakan secara bersama-sama di kantor atau di suatu lokasi tertentu dan disertai dengan kuota yang besar, dan harga terjangkau tentunya sangat dibutuhkan para pelaku bisnis UMKM, karena dapat meningkatkan efisiensi bisnis yang dilakukan. Dan dengan efisiensi pula, maka bisnisnya bisa lebih berpeluang untuk semakin berkembang,” terang Ongki.

Ongki lebih lanjut juga menjelaskan bahwa INFINET ini merupakan solusi yang melengkapi solusi yang khusus dipersiapkan untuk UKM yang sebelumnya sudah dibangun melalu platform Digibiz. Untuk tahap awal XL akan mencoba untuk memperkenalkan layanan INFINET ini secara terbatas dan membuka pemesanan (pre-order). Ongki juga yakin bahwa INFINET ini akan mendapatkan respon positif dari pelaku bisnis.

Selain paket internet broadband 4G/LTE layanan ini juga dipaketkan dengan layanan penunjang bisnis lainnya seperti domain, website, email korporat dan aplikasi bisnis lainnya.

“Jadi, dengan membeli layanan ini, pelanggan akan mendapatkan paket solusi yang di dalamnya sudah termasuk mendapatkan domain di internet, website yang didesain sesuai kebutuhan usaha pelanggan, juga email perusahaan dan aplikasi bisnis yang diperlukan,” ungkap Ongki.

Dukungan ATSI untuk OTT Nasional di Tahap Awal akan Fokus pada Awareness

Pencarian ATSI untuk menemukan OTT yang akan dibimbing sebagai OTT nasional telah usai. Kemarin (17/3) Qlue, Catfiz, dan Sebangsa dikukuhkan sebagai tiga OTT nasional yang terpilih untuk dibina oleh ATSI. Di tahap awalnya program yang rencananya akan berjalan satu tahun ini, ATSI akan fokus untuk bantu meningkatkan awareness masyarakat terhadap OTT Nasional yang terpilih.

ATSI sebelumnya memang telah berikrar untuk membimbing tiga startup nasional pada tahun 2016 ini. Tujuan utamanya adalah untuk “membesarkan” ketiga startup tersebut agar mampu bersaing di ranah global. Syarat yang harus dipenuhi saat itu adalah bergerak di media sosial, saham atau pendanaannya 100 persen lokal, tidak berafiliasi dengan operator manapun, dan memiliki 100.000-500.000 pengguna. Program ini, direncanakan ATSI untuk berjalan paling lama satu tahun.

Chief Digital Service Officer XL Ongki Kurniawan yang bertanggung jawab dalam proses seleksi mengatakan, “Proses seleksi kami memang ketat. […] Harapannya, para OTT ini memang sustainable, jangan sampai kami support namun dua atau tiga bulan setelahnya malah sudah mati.”

“Kita juga coba gali bentuk dukungan yang dibutuhkan seperti apa. Di tahap awal ini, […] yang paling penting itu lebih ke awareness. […] Bentuknya [dukungan anggota ATSI] dalam SMS blast ke pelanggan, memanfaatkan inventory produk kami, dan juga kanal-kanal komunikasi yang dimiliki operator [dalam materi promosi logo, link, banner sesuai dengan program masing-masing operator ]. […] Kalau sudah siap, kami bantu juga lewat carrier billing,” tambah Ongki.

Sementara itu Menkominfo Rudiantara menyarankan untuk memberikan zero ratting access atau akses gratis layanan data pada OTT nasional yang terpilih karena menurut Rudiantara, faktor kemudahan adalah hal utama yang harus ditonjolkan dari OTT Nasional bila ingin berkompetisi dengan OTT asing.

“Saya lihat dukungan yang diberikan belum nendang. Bisa gak operator berikan akses gratis bagi pelanggan yang mau install tiga aplikasi lokal itu. Hitungan saya, kalau mau dapat 20 juta hingga 30 juta pengguna perlu subsidi Rp 3,2 miliar untuk biaya akses. Tapi dampaknya besar, pelanggan bisa dapatkan kemudahan dan pengalaman. […] Pelan-pelan kita beralih ke lokal, masa asing terus,” ujar Rudiantara.

XL Resmikan Program XmartCities di NTB

PT XL Axiata Tbk (XL)  melanjutkan program XmartCities di wilayah Indonesia. Kali ini XL bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meresmikan empat layanan digital baru yang diterapkan di NTB. Empat layanan tersebut meliputi pemesanan pemakaman, pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan XL Tunai, konten video dakwah bagi para ulama lokal, dan media komunikasi bagi panti asuhan.

Keempat program tersebut diresmikan langsung oleh Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Madji bersama dengan Direktur Digital Services XL Ongki Kurniawan Kamis (11/2).

Dalam rilis yang kami terima, Ongki mengatakan:

“Keempat layanan digital yang kini bisa mulai dimanfaatkan oleh masyarakat ini akan mengantar Provinsi NTB menjadi salah satu provinsi yang terdepan dalam memanfaatkan solusi digital dalam mengatasi problem sosial masyarakat, termasuk dalam menerapkan e-goverment. XL akan berusaha membantu pengembangan kerja sama ini di masa mendatang. XL mendukung program IBP (Internet Broadband Plan) & Smart City yang dicanangkan pemerintah, dengan memfasilitasi masyarakat Lombok dan sekitarnya untuk mendapatkan kemudahan terhadap informasi religi dan sosial,  melalui solusi digital dan jaringan 4G LTE XL.”

Layanan pertama yang termasuk dalam program XmartCities ini adalah layanan pemesanan makam. Layanan ini memungkinkan masyarakat setempat untuk memilih lokasi makan berdasarkan daerah, mengetahui lokasi makam sesuai statusnya,memilih dan memesan makam secara langsung, mengetahui status pemesanan dan mencari lokasi makam berdasarkan nama jenazah baik melalui aplikasi atau pun situs yang telah disediakan.

Layanan pemesanan makam tersebut bisa dinikmati oleh mereka yang berada di wilayah Karang Medain dan Bintaro, Kabupaten Lombok Barat di Demong Jempong dan Pemate, Lombok Tengah di Sengkerang dan Leneng Puah Raya, Lombok Timur di Selong dan Jero Waru, dan Lombok Utara di Nang Sebali Tanjung dan Karang Baru Pemenang.

Layanan selanjutnya adalah dakwah daring. Layanan ini memungkinkan para ulama untuk bisa menyebarkan materi dakwah secara daring dengan menggunakan format video. Saat ini tercatat ada tujuh ulama yang akan secara rutin mengisi konten dakwah di layanan ini, mereka adalah TGH Muh Khairi, KH Zainuddin Sulaiman, TGH Husain Basri, TGH Safwan Hakim, KH Zainudin Sulaiman, TGH Muharror Mahfuz, dan Ustad Satriawan Lc.

Solusi digital selanjutnya yang dibawa XmartCities di NTB adalah implementasi pembangunan situs untuk panti asuhan. Dengan adanya situs panti asuhan ini diharapkan bisa memudahkan proses sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai kondisi dan kebutuhan setiap panti asuhan dan memudahkan penyaluran donasi. Dalam proses pembangunan situs panti asuhan ini XL mendapat dukungan teknis dari STIMIK Bumigora, Mataram.

Solusi terakhir yang diusung XmartCities ke Mataram, NTB adalah penggunaan XL Tunai untuk membayar paja kendaraan bermotor. Kerja sama penggunaan XL Tunai ini sudah disahkan awal Juni 2015 silam. Diharapkan melalui program ini XL Tunai bisa menjawab kebutuhan Pemerintah Provinsi NTB untuk meningkatkan tingkat pembayaran pajak, sekaligus mempermudah masyarakat untuk melakukan pembayaran. Ini sekaligus yang pertama di Indonesia untuk model kerja sama layanan seperti ini.