Startup Katering Bayi “Grouu” Umumkan Putaran Baru Dipimpin Teja Ventures

Startup katering makanan bayi Grouu mengumumkan perolehan dana segar yang dipimpin oleh Teja Ventures dengan partisipasi dari Arkana Venture dan Javas Capital. Tidak disebutkan dana yang diraih dalam putaran ini.

Grouu akan memanfaatkan dana tersebut untuk perluas lini produk, saluran distribusi dengan membuka fasilitas produksi di Surabaya, dan mulai penetrasi ke jaringan ritel, baik online maupun offline.

Sebelumnya, pada akhir Januari ini, perusahaan mengantongi pendanaan tahap awal senilai $400 ribu dari Selera Kapital, lengan investasi dari Sour Sally Group. Diikuti sejumlah angel investor, seperti Wesley Harjono (Managing Director Plug and Play Indonesia) dan Rama Notowidigdo (Co-founder Sayurbox dan AwanTunai).

Masuknya Grouu ke dalam portofolio Teja Ventures mengukuhkan komitmen VC asal Singapura tersebut sebagai investasi lensa gender (gender lens investing). Teja Ventures melihat besarnya dampak yang diberikan Grouu pada konsumer yang mayoritas adalah perempuan, didukung pula oleh potensi pasar ibu dan anak di Indonesia.

Dalam keterangan resmi, Kepala Investasi untuk Teja Ventures di Indonesia David Soukhasing menyampaikan, pihaknya sudah menjalin hubungan baik dengan para founder Grouu sejak lama. Konsistensi mereka dalam menyajikan makanan berkualitas bagi anak Indonesia sangat selaras dengan misi Teja dalam mendukung perusahaan yang berdampak positif pada pemberdayaan perempuan.

“Serta, mengedepankan visi untuk menekan angka stunting atau gizi buruk di Indonesia. Sehingga, suatu kebanggaan untuk kami bisa mendukung Grouu dalam mengembangkan model bisnis yang juga masuk pada kategori The Future of Food yang kami junjung,” kata Soukhasing, Selasa (13/9).

Co-founder dan CEO Grouu Jessica Marthin mengatakan, perusahaan menerima animo positif sejak berdiri pada dua tahun lalu hingga kini. Pada bulan pertama beroperasi, permintaan setiap hari berada di kisaran belasan hingga puluhan porsi. Tapi di Agustus 2022 lalu, angkanya tembus mencapai ribuan porsi.

“Hal ini tentu menjadi motivasi kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi para orang tuan yang mempercayakan pemenuhan gizi buah hati mereka kepada Grouu. Itu sebabnya kami juga melibatkan nutritionist, food scientist, chef, dan dokter spesialis anak dalam proses pengembangan produk dan menu Grouu,” ujarnya.

Potensi pasar Grouu

Jessica melanjutkan, pada tahun kedua ini, dia menyebutkan Grouu telah mencapai product-market-fit. Berkat itu, pihaknya akan merilis produk katering untuk anak usia satu tahun ke atas bernama Mini Meals yang dijual melalui situs e-commerce. Menu baru tersebut merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memperpanjang nilai umur pelanggan (customer life time).

“Kami akan terus mengembangkan kinerja website sebagai salah satu platform yang mempermudah pelanggan untuk berlangganan, serta dapat diintegrasi dengan layanan lainnya di masa mendatang.”

Awalnya, Grouu menempatkan diri sebagai penyedia makanan pendamping asi (MPASI) untuk bayi usia enam bulan ke atas dengan pemilihan bahan baku berkualitas, memiliki cita rasa, dan kandungan gizi yang lengkap di tiap hidangannya. Di tengah aktivitas yang padat dalam mengurus anak usia dini, kehadiran menu makanan yang praktis, sehat dan bergizi menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh para orang tua masa kini.

Adapun, permasalahan gizi dan kesehatan anak masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia. Data Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2020 menyebutkan bahwa prevalensi stunting (pendek) pada balita Indonesia tercatat sebesar 27,7%, atau 28 dari 100 balita mengalami stunting. Padahal, 1.000 hari pertama kehidupan bayi merupakan usia emas bagi tumbuh kembang anak. Sayangnya, anak-anak yang seharusnya menjadi harapan masa depan bangsa masih banyak yang mengalami masalah gizi di usia dini.

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), angka kelahiran di Indonesia mencapai 4,8 juta pada 2021 dan diprediksi akan melampaui 5 juta pada 2022 ini. Pertumbuhan populasi ini menjadi salah satu faktor utama kepercayaan para investor akan potensi pasar kebutuhan ibu dan anak, serta visi Grouu dalam menghadirkan solusi terintegrasi untuk para orang tua milenial di Indonesia.

Gourmet Baby Food Catering Startup Grouu Bags 6 Billion Rupiah Seed Funding

The gourmet baby food catering startup Grouu announced a $400,000 seed funding (approximately IDR 6 billion) from Selera Kapital, the Sour Sally Group’s investment arm. Several angel investors participated, including Wesley Harjono (Plug and Play Indonesia’s Managing Director) and Rama Notowidigdo (Co-founder of Sayurbox and AwanTunai).

The company will use the fresh money to expand service coverage by opening satellite kitchens in several major cities in Indonesia, as well as diversifying packaged food products.

Grouu positioned its platform as a provider of complementary feeding (MPASI) for infants aged six months and over with the selection of quality raw materials, taste, and complete nutritional ingredients for each dish. Amidst busy activities in taking care of early childhood, the practical, healthy and nutritious baby food is quite essential for today’s parents.

Meanwhile, the children’s malnutrition and health issues is still the Indonesian government’s chore. Based on Indonesian Ministry of Health’s data in 2020, the prevalence of stunting (short) in Indonesian toddlers is recorded at 27.7%, or 28 out of 100 toddlers. In fact, the first 1,000 days of a baby’s life is a golden age for child growth and development. Unfortunately, many children whom hands are holding the nation’s future are still experiencing nutritional problems at an early age.

Grouu’s Co-founder & CEO, Jessica Marthin explained, “We understand that one of the difficulties parents face during their child’s growth is providing varied food choices to support optimal growth and development.

“Grouu is here to be a delicious and healthy complementary food solution to support urban parents amidst their busy lives. Through this funding, we will expand and innovate to reach more parents in Indonesia,” Jessica said in an official statement, Tuesday (1/25).

The founder of Selera Kapital, Donny Pramono, expressed his belief in Grouu’s vision and mission in providing quality food for Indonesian children. In addition, he sees Grouu’s commitment to providing the best service for parents by presenting a meal subscription management platform that makes it easy for parents to schedule food delivery in real time.

“Selera Kapital is ready to support Grouu through synergies with our various portfolios and business units in the food and beverage category,” Donny said. Grouu adds to Selera Kapital’s investment portffolio, there are also ESB (Esensi Solusi Buana), Wahyoo, Yummy Corp, and EVOS Esports.

Grouu has served more than 200,000 servings of complementary foods by 2021. All of its products are made using quality fresh ingredients without preservatives, colorings, flavor enhancers, including salt and sugar. Grouu has obtained a Health Eligibility Certificate from the DKI Jakarta Health Office, therefore, its cleanliness is guaranteed as the right choice of complementary foods for children.

Each menu is prepared by a team of nutritionists, food scientists, and chefs to meet the baby’s daily nutritional needs. Grouu also provides various choices of food textures that is adaptable to the baby’s needs at the developmental age.

Parents can enjoy free shipping every day through a flexible subscription package that is supported by a meal subscription management platform that makes it easy to choose menus, as well as textures easily and in real time, to the convenience of making various changes from the delivery date and address.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Startup Katering Makanan Bayi Grouu Terima Pendanaan Awal 6 Miliar Rupiah

Startup katering makanan bayi Grouu mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal senilai $400 ribu (sekitar 6 miliar Rupiah) dari Selera Kapital, lengan investasi dari Sour Sally Group. Turut andil juga beberapa angel investor, di antaranya Wesley Harjono (Managing Director Plug and Play Indonesia) dan Rama Notowidigdo (Co-founder Sayurbox dan AwanTunai).

Perusahaan akan memanfaatkan dana segar tersebut untuk memperluas cakupan layanan katering dengan membuka satellite kitchen di sejumlah kota besar di Indonesia, serta melakukan diversifikasi produk makanan kemasan.

Grouu menempatkan diri sebagai penyedia makanan pendamping asi (MPASI) untuk bayi usia enam bulan ke atas dengan pemilihan bahan baku berkualitas, memiliki cita rasa, dan kandungan gizi yang lengkap di tiap hidangannya. Di tengah aktivitas yang padat dalam mengurus anak usia dini, kehadiran menu makanan yang praktis, sehat dan bergizi menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh para orang tua masa kini.

Adapun, permasalahan gizi dan kesehatan anak masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia. Data Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2020 menyebutkan bahwa prevalensi stunting (pendek) pada balita Indonesia tercatat sebesar 27,7%, atau 28 dari 100 balita mengalami stunting. Padahal, 1.000 hari pertama kehidupan bayi merupakan usia emas bagi tumbuh kembang anak. Sayangnya, anak-anak yang seharusnya menjadi harapan masa depan bangsa masih banyak yang mengalami masalah gizi di usia dini.

Co-founder & CEO Grouu Jessica Marthin menjelaskan, pihaknya memahami bahwa salah satu kesulitan orang tua pada masa pertumbuhan anak adalah memberikan pilihan makanan yang variatif untuk menunjang tumbuh kembang yang optimal.

“Grouu hadir menjadi solusi MPASI yang lezat dan sehat untuk membantu kebutuhan orang tua urban di tengah kesibukannya. Melalui pendanaan ini, kami akan melakukan ekspansi dan inovasi untuk dapat menjangkau lebih banyak lagi orang tua di Indonesia,” ucap Jessica dalam keterangan resmi, Selasa (25/1).

Pendiri Selera Kapital Donny Pramono mengungkapkan keyakinannya terhadap visi dan misi Grouu dalam menyediakan makanan bermutu untuk anak di Indonesia. Tak hanya itu, pihaknya melihat komitmen Grouu dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk para orang tua dengan menghadirkan meal subscription management platform yang memudahkan para orang tua untuk mengatur jadwal pengiriman makanan secara real time.

“Selera Kapital siap mendukung Grouu melalui sinergi dengan berbagai portofolio maupun unit bisnis kami dalam kategori makanan dan minuman,” kata Donny. Grouu menambah jajaran portofolio investasi di Selera Kapital, sebelumnya ada ESB (Esensi Solusi Buana), Wahyoo, Yummy Corp, dan EVOS Esports.

Grouu telah menyajikan lebih dari 200.000 porsi MPASI pada 2021. Semua produk Grouu dibuat menggunakan bahan segar berkualitas tanpa tambahan pengawet, pewarna, penguat rasa, termasuk garam dan gula. Grouu juga telah mengantongi Sertifikat Laik Sehat dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta sehingga terjamin kebersihannya sebagai pilihan MPASI yang tepat untuk anak.

Setiap menu disusun bersama oleh tim ahli gizi, food scientist, dan koki untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian pada bayi. Grouu juga menyediakan berbagai pilihan tekstur makanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bayi di usia perkembangannya.

Orang tua dapat menikmati pengiriman gratis setiap harinya melalui paket langganan fleksibel yang didukung oleh meal subscription management platform yang memudahkan untuk memilih menu, maupun tekstur dengan mudah dan real time hingga kemudahan dalam melakukan berbagai perubahan mulai dari tanggal dan alamat pengiriman.

Cerita DapurGo, Startup Katering Online di Yogyakarta

Transformasi digital di era pandemi seperti sekarang ini adalah sebuah kewajiban. Teknologi, selain bisa memudahkan juga bisa mengangkat daya saing sebuah bisnis. DapurGo adalah salah satu yang membuktikannya.

Bermula sebagai bisnis katering “konvensional” pada tahun 2018, DapurGo mulai menerapkan teknologi digital untuk pemesanannya. Implementasi tersebut membuat DapurGo kini mampu mengirimkan 2500 kotak makan siang dan malam setiap harinya untuk melayani pelanggan di wilayah Yogyakarta.

DapurGo adalah startup yang digagas oleh Pirli Wahyu dan Eka Setyawati. Dengan pendanaan awal yang didapatkan dari beberapa investor mereka mulai melakukan peningkatan pengalaman pengguna dan penetrasi pasar agar bisa mendapatkan lebih banyak pengguna.

“Kami sadar saat ini sudah banyak kompetitor sehingga peta persaingan di Industri ini cukup ketat. Namun yang membedakan kami dengan yang lainnya adalah affordability dan quality. Karena kami mencoba memberikan makanan terbaik dengna harga yang tetap ekonomis kepada kalangan mahasiswa dan karyawan kantoran. Kami juga berupaya memberikan customer experience yang baik, dengan memilih membangun dapur dan memiliki kuasa penuh terhadap kualitas makanan yang disajikan,” terang Eka.

Sejak pertama berdiri hingga sekarang, DapurGo beroperasi di wilayah Provinsi Yogyakarta dengan pelanggan yang datang dari kalangan mahasiswa, pekerja kantoran, hingga penghuni indekos. Mereka juga memiliki dapur independen yang berada di daerah Godean, Sleman, dan Yogyakarta.

Digitalisasi untuk mudahkan pengguna

Implementasi teknologi di DapurGo paling terlihat dari sisi kehadiran situs web mereka. Di sana dipaparkan informasi seputar menu, customer service, hingga informasi mengenai promo-promo yang sedang berlaku.

Melayani lebih dari 2000 pengguna DapurGo mengandalkan pilihan menu yang berganti setiap minggunya. Sehingga pelanggan yang mengambil pilihan berlangganan tidak bosan dan tetap mendapatkan makanan yang berkualitas. Untuk saat ini, sebagai bisnis katering DapurGo akan berbagi “kue” dengan bisnis makanan lain yang mulai memanfaatkan teknologi dengan mengandalkan layanan pesan antar dari layanan seperti GoFood maupun GrabFood.

DapurGo sendiri memilih menggunakan pengantaran pribadi untuk lebih melakukan efisiensi. Sehingga makanan yang di antar bisa tepat waktu (untuk makan siang dan makan malam) dan kualitas makanan yang diantarkan tetap terjaga.

Sebelumnya, di Yogyakarta untuk pasar katering online atau layanan pesan antar juga ada makandiantar.com. Waktu itu (medio 2014-2015) karena pasar dianggap masih sepi, mereka memutuskan untuk “boyongan” ke Jakarta dengan nama Kulina, dan hingga sekarang masih eksis sebagai salah satu layanan katering online. Selain itu sempat ada nama-nama seperti owl-kitchen (layanan sudah tidak bisa diakses) dan PesanSaja (berubah menjadi layanan COD untuk oleh-oleh).

Pasar makanan dulu dan sekarang tentu berbeda. Budaya yang ditumbuhkan oleh GoFood dan GrabFood tidak bisa dimungkiri menjadi salah satu faktornya. Masyarakat sekarang jadi lebih percaya dan beberapa nyaman dengan membeli makanan via online. Belum lagi integrasi dengan berbagai macam pilihan pembayaran tentu menjadi salah keunggulan dalam bertransaksi.

“Tantangan yang kami hadapi saat ini ialah lokasi dapur kami yang berada di lokasi pemukiman serta agak sedikit jauh dari perkotaan, sehingga setiap harinya kami perlu menghitung dan memprediksi waktu tempuh kurir tiba di lokasi pengantaran tepat waktu agar makanan yang disajikan tetap fresh sehingga enak untuk disantap. Selebihnya masih relatif sama seperti halnya perusahaan rintisan lainnya dalam menjalankan bisnisnya,” lanjut Eka.

Kini dengan pengalamannya dan apa yang telah dicapai selama ini DapurGo berencana untuk melakukan penggalangan dana baru untuk bisa mendukung rencana mereka melakukan penambahan dapur baru di titik strategis di Yogyakarta dan ekspansi ke pasar baru seperti Jakarta, Banten, dan sekitarnya.

Doogether Luncurkan Marketplace Katering Makanan Sehat

Doogether, startup penyedia layanan pemesanan fitness studio dan kelas olahraga mengumumkan layanan baru mereka, Doofood. Layanan ini menyajikan marketplace katering sehat yang memungkinkan pengguna Doogether memesan beragam katering makanan dan minuman sehat yang diresmikan pada 21 Agustus 2019.

Doofood disebut lahir dari aspirasi konsumen mengenai gaya hidup sehat yang tak hanya perlu dijaga dengan olahraga rutin tetapi juga harus didukung dengan asupan yang sehat dan seimbang. Katering makanan yang merupakan bagian dari industri gaya hidup sehat saat ini dinilai telah menarik banyak pinat pengguna.

Dalam pengembangannya Doofood bekerja sama dengan berbagai merchant makanan dan minuman sehat kenamaan seperti Dapurfit, Yellowfit, Leafweel, Flatbelly, dan Lifejuice. Kehadiran Doofood diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat secara umum dan pengguna Doogether untuk menjaga pola hidup sehat.

“Hidup sehat tidak hanya dengan berolahraga tetapi juga didukung pola makan yang harus dijaga agar seimbang. Dengan adanya Doofood, kesulitan masyarakat untuk menemukan pilihan makanan dan minuman sehat yang dirasa cocok menjadi teratasi karena berabgai pilihan katering sehat sudah tergabung dalam satu marketplace,” jelas CEO Doogether Fauzan Gani.

Selain memungkinkan penggunanya memesan katering makanan dan minuman sehat dengan periode pesanan per batch (selama satu minggu) dari berbagai merchant, Doofood juga menyediakan fitur “Goals”. Fitur ini memungkinkan pengguna mengatur goals yang ingin dicapai selama menjalani gaya hidup sehat lengkap dengan perferensi pilihan makanan dan minuman.

Sebelumnya, pada April 2019 lalu, Doogether mendapatkan pendanaan awal dari Gobi Agung dan didukung Everhaus, Prasetia Dwidharma, dan Cana Asia. Melengkapi pendanaan yang diperoleh sebelumnya dari Erick Thohir dan Alexander Rusli.

Hadirnya Doofood jadi bentuk keseriusan Doogether mengembangkan ekosistem industri gaya hidup sehat. Untuk tahun pertamanya, pihak Doogether menargetkan layanan Doofood untuk bisa mengedukasi pasar yang lebih luas mengenai pola hidup sehat. Berikutnya mereka ingin mengembangkan industri katering makanan dan minuman sehat di Indonesia.

Di Indonesia, segmen katering online saat ini diisi sejumlah pemain, seperti Kulina, Yummy Corp, dan beberapa lainnya. Ada pula startup negeri jiran Dahmakan yang menargetkan segera masuk ke Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

 

Mapaya Develops Online Catering Platform, Available in Medan

The rise the internet era has changed the perspective of Indonesian society, both consumers and businesses.  Technology plays a role in the process, not only about service but also business models. Mapaya is one of the startups trying to combine a catering business with internet technology. They want to provide a platform to order catering online. They’re offering high-quality food at affordable prices.

The company specifically targeting users who demand easy lunch. Mapaya is currently reached more than 2000 users.

“Mapaya concept is an online-based catering platform targeting Medan population with the demand for delicious food at affordable prices yet the quality meets the restaurant standard,” Mapaya’s CEO, William said to DailySocial.

The concept is similar to Kulina in Jakarta. As one of the developing startup in Medan, Mapaya offers some benefit, such as personalized subscription feature, various kinds of menu every day, and easy payment using Ovo and Go-Pay, also free delivery all around Medan.

As a business, Mapaya is supported by angel investor with undisclosed value.

Mapaya is one of many startups with an opportunity to make pitching at Startupfest 2019 Medan. This year, they’re focus to develop a mobile app for Android and iOS platform. They also plan to reach the suburban area and form partnerships with more companies.

The next plan is to increase user growth by approaching the potential users, improving system and service quality, and educate people to optimize lunchtime through its services.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Mapaya Kembangkan Platform Katering Online, Layani Area Medan

Adanya teknologi internet sedikit banyak mengubah cara pandang masyarakat Indonesia, baik itu konsumen maupun bisnis. Teknologi berperan membawa perubahan tidak hanya soal pelayanan namun juga model bisnis. Mapaya adalah salah satu startup yang mencoba menggabungkan bisnis model katering dengan teknologi internet. Mereka mencoba menghadirkan platform untuk pemesanan katering secara online. Yang mereka unggulkan adalah kualitas makanan dan harga yang terjangkau.

Secara spesifik perusahaan menargetkan pengguna yang menginginkan kemudahan dalam mendapatkan makan siang. Kini Mapaya sudah berhasil mendapatkan lebih dari 2000 pelanggan.

“Konsep Mapaya adalah platform katering berbasis online yang ditujukan ke seluruh orang di Medan yang ingin mengkonsumsi makanan enak dengan harga sangat terjangkau tetapi dengan kualitas setara restoran,” terang CEO Mapaya William kepada DailySocial.

Konsep Mapaya tidak jauh berbeda dengan konsep Kulina yang beroperasi di Jakarta. Sebagai salah satu startup Medan yang mencoba berkembang, Mapaya mengandalkan beberapa keunggulan, di antaranya adalah fitur berlangganan dengan bisa dipersonalisasi, menu makanan yang bervariasi tiap harinya, kemudahan pembayaran menggunakan Ovo dan Go-Pay, hingga penawaran gratis pengiriman untuk Medan kota dan sekitarnya.

Sebagai sebuah bisnis, Mapaya disokong pendanaan dari angel investor dengan nominal pendanaan yang dirahasiakan.

Mapaya adalah satu dari beberapa startup yang berkesempatan melakukan pitching di ajang Startupfest 2019 Medan. Tahun ini fokusnya adalah menyiapkan aplikasi mobile, baik untuk platform Android maupun iOS. Mereka juga berencana untuk memperluas jangkauan ke pinggiran kota Medan dan menjalin lebih banyak kerja sama dengan perusahaan.

Berikutnya perusahaan berupaya untuk menggenjot pertumbuhan pengguna mereka dengan cara melakukan pendekatan ke calon pelanggan, meningkatkan kualitas sistem dan layanan, dan mengedukasi masyarakat untuk mengoptimalkan jam makan siang melalui layanannya.

Yummy Corp Resmi Akuisisi Berrykitchen, Berambisi Jadi Layanan Katering Online Terbesar

Yummy Corp meresmikan akuisisi pelopor layanan katering online Berrykitchen dengan nilai yang tidak disebutkan. Seluruh tim Berrykitchen telah bergabung ke salah satu unit bisnis Yummy Corp, Yummybox. Aplikasi pun telah dilebur dan bisa diunduh untuk versi Android maupun iOS.

“Tim Berrykitchen menjadi operator untuk divisi Yummybox di bawah Yummy Corp. Dari sisi layanan ada banyak hal yang ditingkatkan baik dari aplikasi kami. Sebab kami ingin pengalaman konsumen yang lebih seamless saat memesan Yummybox,” terang CEO Yummy Corp Mario Suntanu, Rabu (29/5).

Menurutnya, pertimbangan untuk akuisisi Berrykitchen lantaran dalam diskusi antar kedua belah pihak, ternyata memiliki kesamaan visi dan misi. Pangsa pasarnya pun sama dengan Yummybox, menyasar karyawan kantoran yang mulai peduli dengan rasa dan kesehatan dari makanan yang mereka konsumsi.

Dengan akuisisi ini Mario berharap Yummy Corp dapat menjadi pemain terdepan di layanan katering karena kini sudah mencakup semua segmen.

Menurut informasi yang kami terima, Pendiri Berrykitchen Cynthia Tenggara sudah exit dari perusahaan.

“Akuisisi ini merupakan tahap awal kami untuk memperkuat positioning di pasar, serta menghadirkan pengalaman baru bagi para pekerja untuk memperoleh makan siang dengan kualitas dan rasa terbaik.”

Secara total, Yummy Corp memiliki empat lini bisnis usaha, yaitu “Food Service Management” untuk mengelola makanan karyawan secara keseluruhan setiap harinya. Kemudian, “White Label Outlets” untuk layanan outlet maupun kafe yang dapat disesuaikan dengan identitas maupun brand perusahaan masing-masing.

“Yummybox” untuk konsep makan siang praktis setiap hari hingga kebutuhan meeting perusahaan. Terakhir, “Yummy Kitchen” di mana Yummy Corp membangun beberapa brand sendiri maupun kerja sama dengan brand lain untuk menyajikan makanan siap saji dengan pemesanan melalui kanal digital.

Yummy Corp memiliki dua central kitchen untuk mengakomodir semua pesanan, berlokasi di Tangerang dan Jakarta Pusat. Dapur di Jakarta Pusat lebih diarahkan untuk finishing kitchen dan menjadi titik awal pengiriman ke berbagai lokasi konsumen.

Di sana mampu memenuhi pesanan hingga 12 ribu sampai 15 ribu porsi setiap harinya. Adapun saat ini secara keseluruhan Yummy Corp rata-rata pesanan harian diklaim telah tembus di angka 4 ribu sampai 5 ribu porsi. Cakupan layanan Yummy Corp baru tersedia untuk Tangerang dan Jakarta.

Mario menyebut Yummy Corp memiliki lebih dari 50 mitra korporat dengan berbagai kebutuhan, seperti katering untuk event, karyawan, atau mengirimnya ke klien atau konsumen. Beberapa nama di antaranya adalah Unilever dan Wings.

Fitur baru Yummybox

Sejak peleburan Berrykitchen, perusahaan banyak melakukan pengembangan fitur dalam aplikasi untuk menarik banyak konsumen. Seperti Food Playlist, untuk permudah konsumen tidak terlalu pusing memilih makanan setiap hari. Dengan sekali pesan, fitur ini akan menyediakan menu makan siang untuk lima hari atau 10 hari kerja.

Di samping itu, Food Playlist dapat dipilih sesuai kebutuhan pelanggan. Terdapat pilihan menu budget, premium, healthy, internasional maupun pilihan food playlist spesial tema tertentu seperti Ramadan dan Ulang Tahun Jakarta. Harga makanan yang dijual bervariasi mulai dari Rp25 ribu sampai Rp50 ribu per porsi.

Fitur lainnya adalah Skip untuk memudahkan konsumen dengan mobilitas tinggi. Jika mereka mendadak harus meeting keluar kantor, cukup mengaktifkan fitur ini sebelum pukul 10 pagi di hari pengantaran. Maka Yummybox tidak akan mengantarkan makan siang mereka agar tidak terbuang sia-sia.

Terdapat pula fitur Cancel untuk membatalkan pesanan pada ketentuan yang sama dengan Skip. Uang konsumen akan dikembalikan secara penuh oleh Yummybox.

“Yummybox sangat memperhatikan pengalaman pelanggan dari setiap sisi, sejak order, proses memasak hingga pengantaran, bahkan kami memiliki tim R&D sendiri untuk memastikan menu makanan yang hadir tiap harinya selalu bervariasi,” tambah Marketing Director Yummybox Raetedy Refanatha.

Yummybox sudah hadir sejak awal 2017. Yummy Corp adalah mitra strategis Ismaya Group, brand gaya hidup F&B terkemuka dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di industri kuliner Indonesia.

Sementara Berrykitchen telah beroperasi sejak 2012. Telah melayani ratusan ribu pelanggan yang sebagian besar adalah kalangan pekerja profesional di Jabodetabek. Berrykitchen menerima investasi Seri A dari Sovereign’s Capital di 2015.

Application Information Will Show Up Here

Katering Online Homade Manfaatkan Mitra Masyarakat, Siapkan Makanan “Ready to Cook”

Besarnya potensi bisnis kuliner juga dimanfaatkan sejumlah startup untuk mengembangkan berbagai layanan. Layanan yang dilirik startup adalah katering online berbahan ready to cook dengan memanfaatkan mitra masyarakat umum. Startup yang mencoba menyasar layanan tersebut adalah Homade.

Didirikan pada tahun 2017 lalu, Homade sudah menjual rata-rata lebih dari 7 ribu order per bulannya. Layanan ini sudah tersedia di Jakarta, Bekasi, dan Pekalongan dengan mitra ibu-ibu rumah tangga yang berjumlah lebih dari 300 orang. Kepada DailySocial, CEO dan Founder Homade Munsi Liano mengungkapkan, Homade dibangun dengan konsep sociopreneur. Homade mengklaim tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga menyejahterakan masyarakat.

“Homade bergerak di dalam industri makanan (katering) yang memiliki standar kesehatan, rasa, kualitas yang tinggi, namun harganya sangat terjangkau. Homade menghilangkan biaya terbesar dalam bisnis kuliner, yaitu tempat dapur dan koki masak.”

Cara kerja Homade

Untuk memastikan produk yang dimiliki memiliki kualitas dan harga yang terbaik, Homade menerapkan tiga langkah saat menyiapkan produk makanannya, diawali dengan pre-preparation. Pada tahapan ini, tim menyiapkan bahan makanan dan bumbu dalam bentuk RTC (Ready to Cook) dengan panduan rasa, kualitas, dan kebersihan yang tinggi.

Proses berikutnya adalah food assembly. Di proses ini tim produksi menyimpan bahan RTC, mengontrol kualitas makanan yang sudah siap kemas, dan mengemas makanan siap jadi ke konsumen.

Ibu-ibu rumah tangga yang sudah dapat info order akan mengambil bahan RTC dan mengolahnya menjadi makanan di dapur pribadi mereka yang sudah diawasi dan dikontrol tim Homade sesuai standar yang dipilih.

Home chef lalu mengantarkan makanan yang telah dimasak kembali ke lokasi food assembly. Di sana dilakukan pengujian makanan, mengambil sample makanan untuk diperiksa, menjamin kebersihan makanan yang dikemas, dan memastikan aman dan bebas dari debu sebelum semua paket dikirim kepada konsumen.

“Kemudian food assembly melakukan perakitan dan pengemasan makanan dengan standar yang tinggi sebelum dikirim ke pelanggan. Ini adalah tahapan terakhir kami,” kata Musni.

Perluasan wilayah layanan

Disinggung tentang apa yang membedakan layanan Homade dengan layanan serupa yang sudah banyak tersedia di Jakarta (Berrykitchen, Gorry Gourmet, Kulina), Musni menegaskan Homade memberikan harga yang terjangkau dan ideal untuk berbagai kalangan, baikkalangan menengah ke bawah maupun perusahaan yang membutuhkan layanan katering makanan dalam jumlah besar.

“Dengan harga tersebut pelanggan sudah bisa mendapatkan menu lengkap yang bisa dipesan menggunakan aplikasi Homade,” kata Musni.

Terkait strategi monetisasi, Homade mendapatkan keuntungan dari penjualan makanan dengan net profit 12% di tahun 2018. Melihat perkembangan yang ada, tahun depan Homade akan menerapkan 23% komisi dari mitra. Masih fokus ke pengembangan produk, Homade menjadi salah satu startup yang masuk dalam program GnB Accelerator batch keempat.

“Rencana kami sampai Juni 2019 adalah membuka 35 cabang di 5 kota besar dengan target penjualan kami mencapai 40 ribu order per bulannya,” tutup Musni.

Application Information Will Show Up Here

Rencana Berrykitchen: Raih Pendanaan Baru untuk Perluas Wilayah Layanan

Layanan katering online Berrykitchen saat ini telah memiliki aplikasi mobile versi Android dan iOS. Startup yang didirikan CEO Cynthia Tenggara dan COO Ivan De Putra ini sengaja meluncurkan aplikasi mobile untuk memberikan user experience terbaik kepada pengguna. Kepada DailySocial, Cynthia mengungkapkan rencana untuk merilis aplikasi mobile sudah lama dikembangkan.

“Untuk aplikasi mobile versi Android telah kita luncurkan sejak bulan Juli 2016 sementara versi iOS sejak bulan September 2016. Saya melihat aplikasi mobile mampu memberikan pengalaman dan tampilan yang jelas dan menarik untuk pengguna melakukan pemesanan.”

Layanan katering yang mengedepankan sajian menu sehat ini telah memiliki sekitar 40 ribu active user dan mengklaim aplikasi mobile telah diunduh oleh 8 – 10 ribu orang. Tidak berbeda jauh dengan versi desktop dan mobile site, aplikasi mobile ini diharapkan bisa menjadi aplikasi yang digunakan setiap hari oleh pengguna.

Menyajikan menu diet ketogenic

Selain meluncurkan aplikasi mobile, tanggal 15 Maret 2017 mendatang, Berrykitchen bakal menghadirkan pilihan menu baru yang saat ini sedang tren di kalangan masyarakat ibukota, yaitu diet ketogenik.

“Setelah melakukan perbincangan dengan chef Edwin [Lau], akhirnya pertengahan bulan Maret nanti kami sepakat untuk menghadirkan menu baru untuk pengguna yang saat ini sudah mulai menjalani diet ketogenik,” kata Cynthia.

Selain 16 menu bento yang sudah ada, rencananya Berrykitchen juga bakal meluncurkan 5 menu baru dalam waktu dekat. Berrykitchen tengah menjajaki peluang untuk memperluas wilayah layanan.

“Demi memberikan layanan terbaik untuk pelanggan, kami masih fokus di Jakarta, namun rencana perluasan wilayah tersebut tentunya ada” kata Cynthia.

Berencana melakukan penggalangan dana

Saat ini Berrykitchen telah memiliki dapur utama yang terletak di kawasan Jakarta Barat. Agar bisa memiliki dapur di beberapa wilayah di Jakarta dan perluasan cakupan wilayah ke Tangerang, saat ini Berrykitchen sedang bersiap untuk melakukan penggalangan dana.

“Kami masih memiliki beberapa rencana di antaranya adalah memiliki dapur yang terletak di beberapa spot strategis di Jakarta dan tentunya perluasan wilayah layanan untuk wilayah yang terdekat, yaitu Tangerang,” tutup Cynthia.

Application Information Will Show Up Here