Pergi.com Ingin Digitalkan Industri Travel di Indonesia

Ketika berbincang tentang sepak terjang Faustine Tan, maka di benak yang akan muncul adalah bisnis online travel, dan HotelQuickly. Statusnya memang adalah salah satu co-founder layanan last minute booking yang berbasis di Asia tersebut. Baru-baru ini Faustine melepas posisi Managing Director HotelQuickly untuk Indonesia dan Malaysia. Ia mencoba menghadirkan sebuah layanan baru, masih di kategori travel. Kali ini bersama Kenneth Tanoto (sebagai CEO), Faustine (sebagai CMO) mengembangkan platform Pergi.com.

Sekilas Pergi.com mirip dengan layanan yang disajikan oleh Traveloka ataupun Tiket.com, dua pemain yang tergolong solid di sektor online travel Indonesia. Pergi.com meluncur dan mendapat dukungan dari KLN (KapanLagi Network). Kerja sama tersebut diyakini bakal membantu Pergi.com untuk berkembang luas dari sisi pemasaran digital. Kepada DailySocial, Faustine mengatakan:

“Kami didukung oleh KLN. Online marketing/media iklan/media exposure (layanan KLN) menjadi salah satu expenses terbesar di dunia travel online. Dengan bermitra dengan KLN, mereka memberikan akses untuk semua media channel-nya menjadi salah satu strategi marketing kami.”

Selain itu Pergi.com terlahir dengan aset yang cukup kuat, terutama dari sisi komposisi tim. Di dalamnya terdapat banyak anggota yang telah berpengalaman di dunia travel. Passion di dunia travel yang dimiliki tim ini diyakini turut menjadi “bahan bakar” yang kuat untuk mendorong Pergi.com meroket di pangsa pasar travel Indonesia.

Pergi.com memang masih sangat baru. Saat ini tim di dalamnya masih terus menggali dan mengidentifikasi permasalahan apa saja yang ada di industri travel Indonesia. Pergi.com tak hanya ingin sekedar memberikan solusi  yang sudah umum di pasaran. Mereka ingin menghadirkan solusi yang lebih dari itu.

“Pengalaman saya, tim dan juga partner saya, kami sama-sama pernah terjun di industri travel offline dan online. Kami akan memberikan dan segera menawarkan produk dan solusi baru di dunia travel.”

Saat ini Faustine masih secara pasif sebagai Co-Founder di HotelQuickly. Ia mengaku, bersama HotelQuickly, banyak belajar mengembangkan sebuah produk untuk memberikan solusi kepada traveler yang membutuhkan kamar hotel dengan memberikan produk yang canggih, smooth, cepat dengan penawaran terbaik di wilayah Asia Pasifik. Pengalaman tersebut yang akan turut dituangkan bersama Pergi.com.

“Alasan kenapa saya memilih aktif dan akan mengembangkan Pergi.com, karena saya melihat potensi yang sangat besar di industri travel Indonesia, saya mau fokus di market ini, bukan hanya fokus di produk hotel, tapi di seluruh produk yang berkaitan dengan traveling/ travel journey.”

Pergi.com mencoba mengakomodir bisnis travel secara luas dan kompleks, tidak hanya hotel, karena bagi Faustine hotel hanyalah satu produk dari sekian banyak produk yang ada di dalam sebuah kata “travel”.

Faustine menambahkan travel sendiri artinya luas dan banyak proses di dalamnya untuk mendefinisikan proses traveling itu sendiri. Di sini Pergi.com memiliki visi untuk mendigitalkan industri travel di Indonesia, tidak sekedar penerbangan dan hotel, tapi seluruh aspek dari travel journey.

Perusahaan Pengusung Travelio Terbitkan Surat Utang untuk Serap Pendanaan

PT Horizon Internusa Persada (HIP) selaku pengusung situs Travelio dan aplikasi HelloLio, yang juga merupakan anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), menerbitkan mandatory convertible notes (surat utang) sebesar Rp 21 miliar. Bersamaan dengan itu SSIA menyerap RP 6,75 miliar dari surat utang, yang dikonversi menjadi 799.975 lembar saham HIP.

Transaksi afiliasi ini dilakukan untuk membuat HIP mendapatkan pendanaan untuk pengembangan bisnisnya. Saat ini saham HIP dimiliki oleh SSIA 40% (3,2 juta lembar saham). Sisanya dimiliki Lie Hendry Rusly 35%, Furia Agustinus 10%, dan Christina Suriadjaja 15%. Awalnya Travelio beranjak mendirikan bisnis dengan modal dasar Rp 20 miliar. Tampaknya dengan persaingan dan potensi bisnis online travel yang tinggi membuatnya memutuskan untuk menambahkan “amunisi tempur”.

Travelio merupakan salah satu pemain online travel lokal yang memberikan jasa pemesanan hotel dengan fitur tawar-menawar. Empat bulan lalu bersamaan dengan ulang tahunnya yang pertama, Travelio memperluas cakupan layanan, tidak hanya hotel, tapi juga memberikan opsi penyewaan apartemen, villa, guest house, homestay dan kos.

Application Information Will Show Up Here

Bisnis Travel Online Diprediksi Terus Bertumbuh di Asia Tenggara, Indonesia Memimpin Pangsa Pasar

Bisnis online travel di Asia Tenggara diprediksi akan terus meningkat, angka yang didapatkan oleh hasil riset Google dan Temasek akan mencapai $76 miliar pada tahun 2025. Besarnya nilai tersebut turut disampaikan sebagai sebuah kesempatan emas bagi para pemain di sektor tersebut untuk masuk ke wilayah Asia Tenggara.

Di Indonesia sendiri pemain di sektor travel online sudah mulai banyak, kendati masih tampak didominasi oleh Traveloka (yang digadang-gadang sebagai pesaing Go-Jek dalam nilai valuasi startup unicorn) dan juga Tiket.com. Google turut memprediksikan konsumen pengguna layanan online secara umum akan mencapai $200 miliar, yang artinya online travel telah memangkas 38 persen sendiri.

Jika dibandingkan dengan layanan online populer lain, yakni online media (ads, gaming, produk digital lainnya) dan e-commerce, pertumbuhan pangsa pasarnya cukup signifikan jika dibandingkan antara tahun 2015 dan prediksi 2025 mendatang. Grafik berikut ini menggambarkan persentase pertumbuhan tersebut.

Persentase sub sektor industri online travel di Asia Tenggara / Google and Temasek
Persentase sub sektor industri online travel di Asia Tenggara / Google dan Temasek

Menariknya bisnis penerbangan dan hotel menjadi yang paling signifikan diprediksi bertumbuh untuk kategori online travel. Pada tahun 2025, seiring makin akrabnya pengguna dengan layanan booking online, dan makin ramahnya penawaran hotel dan layanan maskapai penerbangan, membuat penetrasi pasarnya turut meningkat besar. Untuk layanan perjalanan sendiri juga turut terdongkrak, hanya saja persentasenya masih jauh. Dari riset yang sama diprediksikan bisnis penerbangan tahun 2025 akan mencapai nilai $40,1 miliar, bisnis perhotelan $36,4 miliar dan layanan perjalanan $13,1 miliar.

Hasil riset yang paling menarik, Indonesia memiliki persentase kenaikan yang paling tinggi di antara negara-negara lainnya.

Pertumbuhan industri online travel di negara-negara Asia Tenggara / Google and Temasek
Pertumbuhan industri online travel di negara-negara Asia Tenggara / Google dan Temasek

Uniknya walaupun potensi tersebut sudah nyata terlihat, jika berbicara tentang aliran dana investasi, oleh venture capital ke startup, ternyata nilainya belum berbanding lurus, jika dibanding dengan aliran dana ke wilayah India atau Tiongkok misalnya. Bahkan saat berbicara tentang persentase secara keseluruhan, termasuk di dalamnya on-demand dan e-commerce yang sedang menjadi tren. Memang, belum banyak startup di sini yang memiliki valuasi di atas $10 juta, gelar Unicorn pun masih mudah dihitung dengan jari.

Selama 10 tahun ke depan, penelitian yang sama turut memprediksikan bahwa investasi di startup Asia Tenggara akan mencapai total nilai $40-50 miliar. Angka tersebut akan mendongkrak transaksi ekonomi online di wilayah Asia Tenggara meningkat hingga $200 miliar pada 2025. Indonesia, Singapura dan Vietnam dinilai sebagai negara-negara yang akan mendominasi angka tersebut.

Proyeksi investasi startup negara-negara Asia Tenggara / Google and Temasek
Proyeksi investasi startup negara-negara Asia Tenggara / Google dan Temasek

Mister Aladin Siap Klaim Tahta Raja E-commerce Travel Indonesia

Silakan sebut nama-nama pemain di industri e-commerce yang menyasar segmen travel. Ya, nama-nama besar tersebut ingin digeser Mister Aladin, sebuah platform online untuk memenuhi segala kebutuhan perjalanan Anda. CEO Mister Aladin Teddy Pun dengan tenang nan meyakinkan berujar bahwa pihaknya memiliki cukup dana untuk mencapai target tersebut.

Jalan panjang menuju titel market leader

Mister Aladin adalah situs pemesanan hotel yang harapannya bisa menjadi acuan bagi para traveler dalam mempersiapkan perjalanan liburan mereka dan menjadi situs lokal yang memberikan harga hotel terbaik di sekitar 10.000 hotel dari Indonesia dan luar negeri. Jumlah hotel ini ditargetkan mampu bertambah 1000 hingga 1500 hotel baru tiap bulannya.

Ditemui siang tadi (27/11) dalam acara peluncuran Mister Aladin, Teddy memperkenalkan layanannya dengan analogi seperti asisten pribadi. Mister Aladin dapat dihubungi kapan saja melalui telepon, e-mail, pesan instan (WhatsApp), atau live chat, perihal kebutuhan perjalanan para Aladiners (sapaan pengguna Mister Aladin).

“Kami tidak bisa menjabarkan dengan detil investasi dana yang kami miliki. Yang jelas, marketing budget Mister Aladin sangat besar. Hingga enam bulan ke depan, kami akan secara agresif untuk menggelontorkan dana tersebut untuk memperoleh brand awareness,” katanya. Mister Aladin sendiri berdiri di bawah naungan MNC Media Investments.

PegiPegi dan Travelio merupakan beberapa kompetitor langsung yang akan segera merasakan hangatnya persaingan di vertikal ini. Traveloka juga dianggap Teddy sebagai kompetitor terbesarnya, namun meski begitu Ia tak ingin disejajarkan dengan Traveloka karena pihaknya belum fokus ke penjualan tiket transportasi.

“Saat ini kami fokus di penginapan. Produk barunya nanti akan berbentuk aktivitas atau tur yang sepenuhnya terkustomisasi berdasarkan kebutuhan pengguna,” tambahnya.

Tiga komponen utama bisnis menurut Teddy Pun

Ada tiga komponen menurut Teddy yang mampu mendorong percepatan bisnis, terutama di industri ini, yakni produk, teknologi, dan advertising.

Produk dan layanan Mister Aladin sendiri dinyatakan telah disempurnakan untuk memberikan pengalaman baru melakukan perjalan yang terkustomisasi para konsumennya.

Dari sisi teknologi, Teddy percaya bahwa platform-nya telah memiliki standar terbaik dan keamanan pembayaran yang terjamin. Ia juga menggandeng Veritrans yang menjadi alternatif payment gateway selain kartu kredit, pembayaran langsung (Mandiri ClickPay, CIMB Clicks, KlikBCA, dan sebagainya), juga bank transfer.

Poin terakhir menjadi sangat menarik, karena Teddy cukup optimis dengan mengandalkan marketing budget dalam jumlah yang besar untuk beriklan mampu menjadikan MisterAladin sebagai pemimpin pasar. Ia menyebutkan akan melakukan pemasaran secara digital maupun konvensional secara agresif.

Apakah dengan dana yang besar cukup untuk bisa menjadi market leader? Teddy menjawab, “Ya. Tentu saja.”

“Industri online travel Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar. Kami telah merencanakan strategi pemasaran 360-derajat yang agresif untuk menembus pasar dan memperluas bisnis kami menjadi online travel terkemuka di Indonesia,” imbuhnya.

Travelio Luncurkan Dua Aplikasi Android Sekaligus

CEO Travelio Hendry Rusli / Travelio

Setelah lima bulan beroperasi, Travelio akhirnya merilis aplikasi mobile berbasis Android. Klaim sepuluh ribu pengguna, pihaknya menelurkan dua aplikasi sekaligus yang dipercaya bisa mendongkrak layanannya. Kedua aplikasi yang bernama “Travelio” dan “HelloLio” diperkenalkan oleh CEO Travelio Hendry Rusli kemarin malam (29/7).

Continue reading Travelio Luncurkan Dua Aplikasi Android Sekaligus

Pikavia Sediakan Fitur “Custom Trip” Bagi Perusahaan

shutterstock_147047612

Pertengahan bulan lalu (15/5) Pikavia, marketplace jual beli paket wisata online meluncurkan fitur barunya custom trip. Dengan hadirnya fitur ini Pikavia, startup asal Bandung ini menyasar pasar bisnis sebab custom trip tidak hanya dirancang untuk poerorangan tetapi perusahaan yang ingin menggelar outing bagi seluruh stafnya. Pengguna hanya perlu mengisi kebutuhan trip dan budgetnya, dan Pikavia membuka tender bagi 400 tour agent yang tersebar di 26 provinsi.

Continue reading Pikavia Sediakan Fitur “Custom Trip” Bagi Perusahaan

DScussion #17: Faustine Tan on Building A Startup in Online Travel Segment (Episode 2)

Building a startup in online travel industry, as in other industries, requires full preparation and strategy. We must understand about our target market and consumers, including by entering communities. HotelQuickly Indonesia and Malaysia’s Co-Founder and Managing Director Faustine Tan shared her tips on how to run a business in the industry. Continue reading DScussion #17: Faustine Tan on Building A Startup in Online Travel Segment (Episode 2)

Hulaa Ramaikan Segmen Travel Online Indonesia

Hulaa Berikan Kemudahan Untuk Travel / Shutterstock

Dengan lebih dari 17.000 pulau, industri pariwisata Indonesia memiliki potensi yang besar. Pemerintah pun menyiapkan dana yang tak sedikit untuk mempromosikan turisme di Indonesia. Hulaa hadir mencoba menjawab kebutuhan masyarakat dalam bepergian dengan kemudahan reservasi tiket pesawat dan (dalam waktu dekat) pemesanan kamar hotel. Meskipun masih berada dalam fase beta, Hulaa berencana meluncurkan aplikasi mobile untuk platform Android dan iOS tahun ini.

Continue reading Hulaa Ramaikan Segmen Travel Online Indonesia

DScussion #9: Gaery Undarsa Soal Persaingan, Pertumbuhan, dan Membangun Bisnis yang Berkelanjutan di Segmen Travel Online

Co-Founder dan Managing Director Tiket.com Gaery Undarsa / DScussion

Co-Founder dan Managing Director Tiket.com Gaery Undarsa mengakui bahwa bisnis online travel merupakan bisnis yang menggiurkan dan banyak kompetitor. Meskipun begitu, hal tersebut justru yang membangun bisnis ini menjadi lebih cepat matang. Dalam DScussion kali ini, Gaery berbicara soal persaingan sekaligus membangun bisnis yang sustainable dengan memikirkan pertumbuhan yang sejalan dengan revenue.

Continue reading DScussion #9: Gaery Undarsa Soal Persaingan, Pertumbuhan, dan Membangun Bisnis yang Berkelanjutan di Segmen Travel Online

Sumartok: Pengalaman Kegagalan Eksekusi Flamingo Jadi Pelajaran Besar Menjalankan Tripvisto

Layanan Marketplace Paket Perjalanan Tripvisto / Tripvisto

Enam bulan lalu, marketplace online untuk aktivitas perjalanan dan wisata Tripvisto yang baru digawangi tiga orang Co-Founder mengumumkan perolehan tahap awalnya. Sekarang Tripvisto telah memiliki tujuh orang pegawai, dengan fokus perusahaan untuk mengembangkan tim ke customer service dan engineering sebagai core business Tripvisto. CEO Tripvisto Sumartok, yang sebelum pernah mendirikan layanan serupa Flamingo, mengatakan kesalahan eksekusi yang terdahulu menjadi pelajaran besar saat menjalankan Tripvisto.

Continue reading Sumartok: Pengalaman Kegagalan Eksekusi Flamingo Jadi Pelajaran Besar Menjalankan Tripvisto