BoseBuild Speaker Cube Adalah Speaker Bluetooth Unik yang Harus Dirakit Sendiri dari Nol

Perusahaan perangkat audio kenamaan asal Amerika Serikat, Bose, baru-baru ini memperkenalkan inisiatif unik yang ditujukan untuk dunia pendidikan. Berangkat dari konsep “learning by doing“, mereka merasa tergerak untuk memberi kesempatan pada anak-anak untuk belajar mengenai cara kerja sebuah speaker sekaligus pengetahuan dasar di bidang akustika.

Inisiatif tersebut mereka namai BoseBuild, sebuah kategori produk DIY yang secara khusus dirancang untuk kepentingan belajar anak-anak. Produk pertama dari kategori ini adalah Speaker Cube, sebuah speaker Bluetooth sederhana yang harus dirakit sendiri dari nol oleh penggunanya.

Aplikasi pendamping BoseBuild Speaker Cube menyajikan panduan langkah demi langkah yang interaktif / Bose
Aplikasi pendamping BoseBuild Speaker Cube menyajikan panduan langkah demi langkah yang interaktif / Bose

BoseBuild Speaker Cube datang bersama sebuah aplikasi pendamping untuk perangkat iOS yang akan menyajikan panduan langkah demi langkah dalam merakit speaker tersebut. Selagi merakit, anak-anak secara otomatis akan belajar tentang banyak hal, mulai dari bagaimana objek sesimpel magnet dan koil bisa menghasilkan suara, sampai bagaimana sebenarnya speaker bisa mereproduksi musik.

Setiap komponen Speaker Cube sengaja didesain untuk memudahkan proses belajar anak-anak. Papan sirkuitnya telah dilabeli dengan jelas, kabel dan konektornya sengaja dibuat berukuran besar, dan secara keseluruhan materialnya kokoh dan tahan banting.

Anak-anak bisa melakukan kustomisasi warna lampu LED milik BoseBuild Speaker Cube / Bose
Anak-anak bisa melakukan kustomisasi warna lampu LED milik BoseBuild Speaker Cube / Bose

Saat Speaker Cube sudah berhasil dirakit hingga selesai, anak-anak bisa langsung menjajalnya dengan meneruskan musik dari iPhone, iPad atau iPod Touch lewat sambungan Bluetooth. Bose memastikan kualitas suaranya tidak melenceng dari standar perusahaan, namun yang paling penting pada akhirnya adalah anak-anak bisa belajar dengan cara yang menyenangkan sekaligus merasa bangga akan hasil karyanya sendiri.

BoseBuild Speaker Cube saat ini sudah dipasarkan seharga $149. Anda tak perlu repot-repot meminjam mesin waktu dari Doraemon dan kembali menjadi anak-anak untuk bisa menjadi konsumennya; perangkat ini didesain untuk usia 8 tahun ke atas.

Sumber: PR Newswire.

Bukan Sembarang Headset Bluetooth, Here One Dapat Memanipulasi Suara di Sekitar Secara Real-Time

Tahun lalu, sekumpulan ahli audio engineering yang menamai dirinya Doppler Labs memperkenalkan konsep unik bertajuk augmented hearing. Di balik kompleksitas teknisnya, premis yang ditawarkan sebenarnya cukup simpel, memungkinkan pengguna untuk memanipulasi suara di sekitarnya secara real-time.

Buah pemikiran mereka tersebut digodok hingga akhirnya menjadi suatu perangkat bernama Here Active yang sukses menjalani kampanye crowdfunding di Kickstarter. Setahun berselang, mereka sudah siap meluncurkan versi yang lebih sempurna sekaligus lebih canggih.

Bernama Here One, perangkat ini masih mempertahankan segala kelebihan yang ditawarkan Here Active. Utamanya adalah fitur manipulasi suara itu tadi, yang kini semakin dipoles berdasarkan masukan dari banyak pengguna.

Here One datang bersama aplikasi pendamping untuk membantu pengguna memanipulasi frekuensi suara di sekitarnya / Doppler Labs
Here One datang bersama aplikasi pendamping untuk membantu pengguna memanipulasi frekuensi suara di sekitarnya / Doppler Labs

Penyempurnaannya bisa digambarkan lewat skenario berikut: saat pengguna tengah berada di restoran, mereka dapat ‘menghapus’ frekuensi suara yang berasal dari dentingan gelas dan sendok-garpu, tetapi di saat yang sama mereka masih dapat mendengar suara dentingan gelas ketika bersulang di mejanya sendiri.

Menurut pengakuan Doppler Labs, penyempurnaan ini dimungkinkan berkat hardware baru yang mereka gunakan untuk Here One, mulai dari mikrofon bertipe directional sampai chip DSP (Digital Signal Processor) yang mempunyai kinerja lebih cepat.

Pembaruan lainnya akan terdengar lebih menarik untuk mayoritas konsumen: Here One juga merupakan sebuah headset Bluetooth. Yup, pengguna bisa menggunakannya untuk mendengarkan musik tanpa ada kabel yang menancap ke ponsel, melakukan panggilan telepon, sekaligus berinteraksi dengan Siri dan Google Now.

Akan tetapi yang lebih menarik adalah bagaimana Doppler Labs menerapkan teknologi “Layered Listening” pada Here One. Sederhananya, pengguna Here One bisa mendengarkan musik sekaligus awas terhadap suara di sekitarnya. Fitur ini sangat berguna buat pengguna yang kerap mendengarkan musik selagi bersepeda, dimana mereka bisa langsung ambil tindakan ketika mendengar klakson mobil di belakangnya.

Carrying case milik Here One juga berfungsi sebagai charger / Doppler Labs
Carrying case milik Here One juga berfungsi sebagai charger / Doppler Labs

Menutup semua itu adalah pembaruan pada aplikasi pendamping Here One, dimana pengguna akan menjalani semacam tes pendengaran sehingga perangkat bisa menentukan frekuensi mana yang perlu ditingkatkan, dan mana yang perlu diredam berdasarkan kondisi di sekitar.

Pre-order Here One saat ini sudah dibuka seharga $300, cuma selisih $50 dari pendahulunya. Ia tersedia dalam pilihan warna hitam atau putih.

Sumber: TechCrunch.

Berkat Waves Nx, Semua Headphone Bisa Menyajikan Output 3D Audio

Dimotori oleh kemajuan teknologi virtual reality, 3D audio kini ikut menjadi tren tersendiri. Konsep 3D audio pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk mendengarkan suara dari segala arah; depan, belakang, kiri, kanan, atas bawah. Kalau ini terdengar tidak asing, itu karena Anda mengenalnya dengan istilah surround sound.

Untuk bisa ‘diselimuti’ oleh suara, tentunya Anda memerlukan perangkat khusus yang memang mendukung teknologi 3D audio atau surround. Namun menurut pengembang software audio profesional, Waves Audio, semua headphone bisa menyajikan output 3D audio berkat inovasi terbarunya.

Bernama Waves Nx, ini merupakan perpaduan software dan hardware yang bekerja secara simultan untuk memberikan efek surround 5.1 atau 7.1 yang nyata pada telinga pengguna. Hardware-nya sendiri merupakan sebuah tracker Bluetooth yang bisa dijepitkan pada headband milik headphone, berfungsi untuk memonitor pergerakan kepala pengguna ke segala arah.

Unit head tracker Waves Nx bisa dijepitkan dengan mudah ke headband milik headphone / Waves Audio
Unit head tracker Waves Nx bisa dijepitkan dengan mudah ke headband milik headphone / Waves Audio

Dipadukan dengan aplikasi desktop atau mobile-nya, headphone yang Anda pakai seketika akan disulap menjadi surround sound system. Efek surround ini juga akan terasa meskipun konten yang Anda putar – musik, film atau game – hanya memiliki audio stereo.

Efek surround atau 3D audio yang disajikan Nx akan memberikan kesan bahwa Anda sedang berada dalam ruangan dimana suara tiap-tiap instrumen terdengar dari sudut yang berbeda. Ibaratnya seperti langsung berada di tempat konser, tapi pada kenyataannya Anda masih duduk santai di sofa kediaman sendiri.

Sejauh ini Waves Nx baru bisa dipesan lewat situs crowdfunding Kickstarter seharga $69 selama masa early bird – harga retail-nya diperkirakan berkisar $99. Pada dasarnya ketimbang harus mengucurkan dana lebih banyak untuk membeli headphone berteknologi surround, Anda hanya perlu meminang Waves Nx dan memakainya bersama headphone kesayangan yang sudah Anda percayai sejak lama.

Speaker UE Boom 2 Kini Bisa Dipakai untuk Berkomunikasi dengan Siri dan Google Now

Selain untuk mendengarkan musik, terkadang speaker Bluetooth juga kita gunakan untuk menerima panggilan telepon. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah mikrofon milik speaker tersebut tidak bisa dimanfaatkan untuk hal lain, seperti misalnya berkomunikasi dengan Siri atau Google Now?

Pertanyaan ini sepertinya terngiang-ngiang di pikiran tim Ultimate Ears, hingga akhirnya mereka meluncurkan update yang menghadirkan integrasi Siri dan Google Now pada speaker UE Boom 2 dan UE Megaboom. Berkat update ini, kedua speaker tersebut sekarang bisa kita jadikan sarana berinteraksi dengan asisten virtual.

Cara menggunakannya cukup sederhana: pengguna cukup menekan tombol Bluetooth di panel atas speaker, lalu setelah mendengar bunyi yang sama seperti yang kita dengar ketika mengatakan “OK Google” di ponsel, pengguna tinggal menyampaikan instruksinya.

Menurut Ultimate Ears, apa yang bisa Anda lakukan bersama Siri dan Google Now di ponsel juga bisa Anda terapkan dengan kedua speaker andalannya ini. Hal ini berarti pengguna tak hanya bisa memilih lagu menggunakan suaranya, tetapi juga menanyakan informasi-informasi seperti restoran terdekat dan lain sebagainya.

Sebagai klarifikasi, baik UE Boom 2 maupun UE Megaboom hanya berperan sebagai perantara saja. Komunikasi masih berjalan langsung antara Anda dan asisten virtual di perangkat, dan speaker hanya mengantarkan suara Anda dan sang asisten satu sama lain.

Integrasi Siri dan Google Now ini semakin memperkuat posisi UE Boom 2 dan UE Megaboom sebagai speaker Bluetooth yang bisa dipakai di mana saja. Jadi semisal Anda sedang bermain-main dengan rekan di pantai, Anda tetap bisa memilih lagu atau mengakses sejumlah informasi di ponsel meski ponsel tersebut sedang tersimpan di dalam tas.

Sumber: Engadget dan Ultimate Ears.

Focal Luncurkan Tiga Headphone Premium: Utopia, Elear dan Listen

Pabrikan audio asal Perancis, Focal, sudah sangat berpengalaman di bidang speaker. Namun dalam beberapa tahun terakhir, mereka rupanya juga tertarik mencoba peruntungan di ranah headphone. Debutnya di ranah baru ini cukup sukses, hingga akhirnya Focal dengan berani merilis tiga headphone over-ear baru sekaligus di tahun 2016 ini.

Ketiga headphone tersebut adalah Listen, Elear dan Utopia. Masing-masing ditujukan untuk target pasar yang berbeda: Listen untuk konsumen secara luas, Elear untuk para audiophile, dan Utopia untuk mereka yang mencari headphone terbaik buatan Focal tanpa kompromi sedikit pun.

Focal Utopia

Focal Utopia / Focal
Focal Utopia / Focal

Focal Utopia ini sangatlah istimewa. Merupakan headphone berjenis open-backed, Utopia tersusun dari material yang mewah sekaligus berkualitas. Rangkanya terbuat dari serat karbon, sedangkan bantalan headband dan earpad-nya terbungkus oleh kulit mewah Pittards, membuatnya terkesan elegan sekaligus terasa begitu nyaman.

Beralih ke dalam, bernaung sepasang driver 40 mm yang terbuat dari bahan Beryllium murni. Focal menjanjikan kualitas suara yang nyata, netral, jernih namun masih terasa dinamis dengan Utopia. Saat disandingkan dengan amplifier dan DAC kelas atas, respon frekuensinya bisa mencapai angka 5 – 50.000 Hz.

Focal memastikan bahwa Utopia dirancang dan diproduksi langsung di markasnya di Perancis. Kalau Anda masih tidak percaya seistimewa apa headphone ini, coba lirik harganya: $3.999.

Focal Elear

Focal Elear / Focal
Focal Elear / Focal

Sama-sama bertipe open-backed seperti Utopia, Elear menjanjikan kualitas suara yang bisa memenuhi standar seorang audiophile. Kalau Anda punya amplifier dan DAC yang bermutu, respon frekuensi Elear bisa mencapai 5 – 23.000 Hz. Sederhananya, Focal ingin memberikan pengalaman memanjakan telinga seperti yang didapat dengan speaker lewat Utopia dan Elear.

Rangka Elear terbuat dari aluminium utuh, sedangkan bantalan earpad-nya dilapisi bahan microfibre demi meningkatkan kenyamanan sekaligus memangkas bobot headphone secara keseluruhan. Sama seperti Utopia, Elear juga didesain dan diproduksi di Perancis. Harganya sedikit lebih bersahabat, yakni $999.

Focal Listen

Focal Listen / Focal
Focal Listen / Focal

Kalau kedua headphone di atas terlalu mahal buat Anda, Focal masih punya penawaran lain yang jauh lebih terjangkau. Listen adalah headphone berjenis closed-back, dengan driver 40 mm yang terbuat dari bahan Mylar atau titanium, memastikan kualitas akustik yang seimbang, plus dentuman bass yang mantap.

Focal merancang Listen agar tetap nyaman dipakai mendengarkan musik dalam durasi cukup lama. Saat sedang tidak dipakai, salah satu earcup-nya bisa dilipat ke dalam supaya tidak memakan terlalu banyak tempat di dalam tas. Soal harga, Listen bisa didapat seharga $249.

Sumber: The Verge dan Focal.

Speaker Turtle Beach HyperSound Glass Manjakan Telinga Anda Tanpa Mengganggu Meja Sebelah

Di saat konsumen secara umum menginginkan speaker yang bisa mengisi satu ruangan, gamer tidak demikian. Anda boleh berkata egois, tapi gamer umumnya menginginkan semua suara terpusat pada dirinya sehingga sekaligus tidak mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Berkaca pada pandangan seperti itu, pabrikan perangkat audio gaming Turtle Beach tampaknya punya solusi yang menjanjikan. Mereka baru-baru ini mengungkap prototipe speaker unik bernama HyperSound Glass. Kelebihannya? Ia bisa memusatkan output suara ke satu titik, mirip seperti cara kerja senter yang memusatkan pancaran cahaya.

Speaker berjenis directional seperti ini sebenarnya bukanlah barang baru, akan tetapi ini pertama kalinya ada speaker serupa yang terbuat dari kaca transparan, membuatnya ideal ditempatkan di ruang keluarga ataupun di ruang lain di rumah.

Kaca tersebut turut ditemani oleh sejumlah lapisan film transparan yang bertugas mengarahkan gelombang suara ultrasonik, sekaligus memastikan outputnya terdengar jernih di telinga pengguna yang berada tepat di hadapannya.

Suara yang dihasilkan memang masih akan terdengar jika Anda berdiri di sebelahnya. Akan tetapi suaranya jadi terdengar lirih seperti ada selambu yang membungkus. Geser sedikit ke depannya, maka Anda akan mendengar suara dalam volume dan kualitas yang sebenarnya. Anda bisa menyimak video di bawah untuk mendapat gambaran terkait cara kerja speaker ini.

Inovasi Turtle Beach ini membuka peluang pengaplikasian di luar ranah gaming. Teorinya, teknologi ini bisa diintegrasikan pada bermacam perangkat yang mengemas kaca, seperti monitor atau layar head unit mobil. Semuanya tinggal menunggu Turtle Beach menyempurnakan teknologinya dan membuka kesempatan kerja sama dengan banyak pihak.

Kembali ke speaker-nya sendiri, Turtle Beach HyperSound Glass rencananya bakal didemonstrasikan di hadapan pengunjung E3 2016 pekan depan.

Sumber: Pocket-lint dan PR Newswire.

Jabra Halo Smart Ialah Headset Bluetooth-nya Pebisnis Sekaligus Pencinta Musik

Selama ini kita banyak mengasosiasikan headset Bluetooth dengan kalangan pebisnis yang kerap kelihatan sedang menelepon di mana pun mereka berada. Bagi mereka, aspek terpenting dari headset Bluetooth adalah kejernihan suara vokal yang diterima dan dikirimkan, sehingga kualitas suara untuk musik bisa dinomorduakan.

Akan tetapi pabrikan asal Denmark, Jabra, berpendapat berbeda. Mereka merasa mampu menciptakan sebuah headset Bluetooth yang tidak cuma oke untuk panggilan suara, tapi juga mantap dipakai mendengarkan musik. Dari situ lahirlah Jabra Halo Smart yang bisa mengakomodasi dua kebutuhan berbeda ini.

Desain Halo Smart sedikit berbeda dibanding headset atau earphone Bluetooth lain. Terdapat sebuah neckband yang bisa dikalungkan ke leher, lalu pengguna tinggal menarik kedua earpiece-nya ke telinga. Saat sedang tidak digunakan, sisi belakang kedua earpiece ini bisa menempel via magnet sehingga benar-benar membentuk kalung.

Saat sedang tidak digunakan, kedua earpiece Jabra Halo Smart bisa ditempelkan / Jabra
Saat sedang tidak digunakan, kedua earpiece Jabra Halo Smart bisa ditempelkan / Jabra

Ketika ada panggilan telepon masuk, neckband tersebut akan bergetar dan pengguna bisa menerimanya hanya dengan memisahkan kedua earpiece yang menempel tadi dan memasangkan salah satunya. Tidak hanya itu, bagian yang menyambungkan earpiece dan neckband bisa disentuh untuk memanggil Siri atau Google Now.

Di sela-sela kesibukan, pengguna yang hendak menikmati alunan musik akan dimanjakan oleh driver 10 mm milik Halo Smart, dimana Jabra mengklaim sanggup menyajikan bass yang mantap dan treble yang jernih. Soal baterai, ia bisa beroperasi hingga 17 jam waktu bicara, atau 15 jam nonstop untuk mendengarkan musik dalam satu kali charge.

Singkat cerita, kalau Anda mencari headset Bluetooth yang bisa memenuhi dua kriteria di atas – untuk pebisnis dan pencinta musik – Jabra Halo Smart bisa didapat seharga $80.

Sumber: TechCrunch dan Jabra.

Bose Ungkap Headphone dan Earphone Nirkabel Berteknologi Noise Cancelling

Sudah beberapa tahun Bose memupuk reputasinya sebagai salah satu pabrikan headphone berteknologi noise cancelling terbaik lewat lini QuiteComfort-nya. Namun di pertengahan tahun 2016 ini, Bose rupanya sudah siap membawa prestasi tersebut ke tingkat lebih tinggi lagi dengan memadukan teknologi noise cancelling dan konektivitas nirkabel.

Bose QuietComfort 35 dan QuietControl 30

Sebanyak dua perangkat baru sekaligus mereka perkenalkan, yaitu Bose QuietComfort 35 dan QuietControl 30. QuietComfort 35 merupakan headphone berjenis over-ear dengan kecanggihan teknologi pemblokir suara luar yang sama seperti model-model sebelumnya. Hanya saja, kali ini semua itu disuguhkan tanpa mengandalkan kabel sama sekali.

QuietComfort 35 mengandalkan mikrofon di luar dan di dalam masing-masing earcup-nya untuk menangkap suara ‘pengganggu’ dari luar, lalu dikirimkan ke chip pengolah sinyal khusus yang beroperasi dalam hitungan milidetik. Baterainya bisa bertahan hingga 20 jam nonstop, dan ia telah dipasarkan seharga $350.

Bose QuietControl 30 / Bose
Bose QuietControl 30 / Bose

QuietControl 30 di sisi lain merupakan sebuah earphone nirkabel yang juga dibekali teknologi noise cancelling. Yang sedikit berbeda, seperti bisa kita lihat dari namanya, QuietControl 30 memungkinkan penggunanya untuk menyesuaikan seberapa intens kinerja fitur noise cancelling-nya dalam memblokir suara luar. Kalau biasanya kita hanya bisa menyala-matikan fitur ini, tidak demikian dengan QuietControl 30.

Meski berukuran mungil, QuietControl 30 diyakini bisa berfungsi hingga 10 jam pemakaian dalam satu kali charge. Ia rencananya akan dipasarkan mulai bulan September mendatang seharga $300.

Bose SoundSport dan SoundSport Pulse

Bose SoundSport / Bose
Bose SoundSport / Bose

Selain kedua perangkat di atas, Bose turut memperkenalkan dua earphone nirkabel yang didesain secara khusus untuk menemani aktivitas olahraga penggunanya. Bose SoundSport punya rancangan yang tahan air serta keringat, sekaligus nyaman dikenakan di saat sedang berlari sekalipun.

Bose SoundSport Pulse / Bose
Bose SoundSport Pulse / Bose

Di sisi lain, SoundSport Pulse jauh lebih unik karena perangkat ini juga merangkap tugas sebagai fitness tracker. Bose telah menyelipkan sensor laju jantung ke dalamnya. Bose mengklaim tingkat akurasinya tidak kalah dibanding perangkat heart-rate monitor berjenis chest strap.

Keduanya punya daya tahan baterai yang cukup oke; SoundSport 6 jam, sedangkan SoundSport Pulse 5 jam. SoundSport saat ini telah dipasarkan seharga $150, lalu SoundSport Pulse akan menyusul di bulan September seharga $200.

Info produk: Bose Headphone Soundtrue Around-Ear – warna putih. Diskon 21% jadi 1,999.000 rupiah

Sumber: Bose.

Speaker Perdana dari Meizu Punya Desain Seolah-olah Melayang

Konsumen tanah air tentunya sudah tidak asing dengan nama Meizu. Pabrikan asal Tiongkok tersebut mungkin masih kalah populer dibanding Xiaomi, akan tetapi lini smartphone besutannya tidak bisa dianggap enteng, dimana mereka selalu mencoba memadukan desain dan performa yang apik dalam banderol harga terjangkau.

Namun Meizu rupanya sudah siap untuk keluar dari zona nyamannya dan menjajaki kategori produk lain, yaitu audio. Lewat platform crowdfunding Indiegogo, mereka memperkenalkan Gravity, sebuah speaker nirkabel dengan desain yang menawan, sekaligus menjadi produk pertama Meizu yang bakal didistribusikan secara global.

Keunggulan utama Meizu Gravity terletak pada desainnya yang seolah-olah terlihat melayang. Konsep desain bertajuk “Missing Design” ini merupakan buah pemikiran dari desainer ternama asal Jepang, Kosho Tsuboi. Rahasianya terletak pada semacam tonggak penyangga transparan yang terbuat dari akrilik.

Meizu Gravity dibekali layar yang juga tampak seakan-akan sedang melayang / Indiegogo
Meizu Gravity dibekali layar yang juga tampak seakan-akan sedang melayang / Indiegogo

Namun tonggak penyangga ini rupanya masih menyimpan rahasia lain, yakni display yang juga tampak seakan-akan sedang melayang. Efek ini dimungkinkan berkat pemakaian cermin prisma yang memantulkan apa saja yang ditampilkan oleh panel display di bawahnya, yang berada tepat di atas permukaan speaker itu sendiri.

Namun tentunya desain baru sebagian dari cerita sebuah speaker. Guna menyuguhkan kualitas suara yang terbaik, Meizu pun mengajak ahli akustik asal Swedia, Dirac, untuk mendesain jeroan dari Gravity.

Hasilnya, Gravity ditenagai oleh sepasang driver berukuran 1,25 inci, masing-masing disokong oleh passive radiator berdaya 20 watt untuk memantapkan dentuman bass yang dihasilkannya. Respon frekuensinya berada di kisaran 70 – 20.000 Hz, cukup optimal untuk menghantarkan musik yang dinamis.

Meizu Gravity dibekali Bluetooth dan Wi-Fi, tapi juga bisa men-stream musik tanpa perlu tersambung smartphone / Indiegogo
Meizu Gravity dibekali Bluetooth dan Wi-Fi, tapi juga bisa men-stream musik tanpa perlu tersambung smartphone / Indiegogo

Nilai jual ketiga dari Gravity adalah konektivitasnya. Bluetooth, DLNA maupun AirPlay telah tersedia. Namun yang lebih menarik lagi adalah kemampuannya menyambung ke jaringan Wi-Fi dan langsung men-stream musik dari Spotify, SoundCloud, TuneIn dan lain sebagainya, tanpa perlu disambungkan ke smartphone terlebih dulu.

Gravity saat ini sudah bisa dipesan di Indiegogo seharga $199, lebih murah $50 dari harga retail-nya. Bagi para audiophile yang juga mementingkan aspek estetika, speaker ini tentunya akan sangat menarik perhatian.

Sumber: Android Authority.

Feniks Essence Berambisi Menjadi Speaker Komputer Terbaik Sejagat

Bagi sebagian besar orang, speaker komputer termasuk kategori perangkat ‘yang penting ada’. Memang benar mayoritas pengguna tidak terlalu mementingkan kualitas speaker komputernya, padahal mungkin sehari-harinya tanpa disadari mereka menghabiskan banyak waktu mendengarkan musik di komputer selagi mengerjakan sesuatu.

Melihat kenyataan seperti ini, sebuah perusahaan asal Swiss bernama Feniks Audio merasa tergerak untuk menciptakan sebuah speaker komputer yang berkualitas. Ambisi mereka tidak berhenti sampai di situ saja, mereka bahkan ingin menciptakan speaker komputer terbaik yang pernah ada.

Dari situ lahirlah Essence, sepasang speaker berpenampilan minimalis dengan performa akustik yang luar biasa. Guna mewujudkan misinya, Essence mengandalkan chip pengolah suaranya sendiri, sebuah DAC 24-bit / 96 kHz yang didesain oleh ahli audio Gordon Rankin, berdasarkan rancangan perangkat ESS Sabre DAC yang cukup populer di kalangan pencinta audio.

Ketika tersambung ke PC atau Mac via USB, secara otomatis sound card milik perangkat akan dihiraukan dan digantikan oleh DAC milik Essence. Masing-masing unitnya dibekali coaxial driver berukuran 4,5 inci, serta ditenagai oleh amplifier berdaya 50 watt per channel.

Essence mengemas konektivitas yang cukup lengkap, terkecuali konektivitas nirkabel / Feniks Audio
Essence mengemas konektivitas yang cukup lengkap, terkecuali konektivitas nirkabel / Feniks Audio

Selain komponen yang berkualitas, Essence juga unggul dalam hal desain akustik. Di balik bodinya yang ringkas, proses desainnya terbilang kompleks, melibatkan panel bodi aluminium, baut stainless steel dan tekanan tinggi. Namun sebagai hasilnya, Essence pun bebas resonansi, tidak seperti speaker lain yang berbodi plastik.

Bagi yang penasaran, Feniks Essence sama sekali tak dilengkapi konektivitas nirkabel. Pengembangnya percaya bahwa input TOSLINK, RCA maupun 3,5 mm yang semuanya tertanam di belakang masih jauh lebih superior ketimbang Wi-Fi atau Bluetooth. Kualitas suara adalah yang terpenting buat Feniks Audio.

Tentunya speaker sekelas ini harus ditebus dengan harga yang cukup tinggi, namun Feniks Audio memastikan bahwa harganya masih jauh di bawah kisaran harga perangkat audio high-end biasanya. Di Kickstarter, Feniks Essence bisa didapat seharga 1.299 Swiss Franc, atau sekitar Rp 18 juta, sudah termasuk biaya pengiriman internasional.

Sumber: Digital Trends.