Gaming Headset Audeze Mobius Dapat Menerjemahkan Pergerakan Kepala Menjadi Input Keyboard

Audeze mencoba memperluas lahan bisnisnya ke ranah gaming tahun lalu lewat headset bernama Mobius. Tidak seperti gaming headset lain, Mobius cukup istimewa karena mengusung teknologi 3D audio berbasis head tracking.

Untuk tahun ini, Audeze tengah menyiapkan fitur baru yang sangat menarik buat Mobius. Dijuluki dengan istilah Head Gesture Keybinds, fitur ini pada dasarnya memungkinkan pergerakan kepala pengguna untuk diterjemahkan menjadi input keyboard.

Contoh yang paling sederhana, dalam game first-person shooter (FPS) misalnya, pengguna Mobius dapat memiringkan kepalanya ke kiri atau kanan untuk mengintip dari balik tempat berlindung, menggantikan peran tombol “Q” dan “E” yang biasa dipakai untuk fungsi ini.

Audeze Mobius

Saat bermain game FPS, saya sendiri sering reflek memiringkan kepala ke kiri atau kanan ketika mengintip keberadaan musuh. Fitur ini sejatinya dapat membuat pergerakan kepala semacam itu jadi tidak sia-sia.

Audeze berencana merilis fitur ini bersama dengan sejumlah preset yang spesifik untuk game tertentu. Kendati demikian, pengguna juga bakal dibebaskan untuk melakukan kustomisasi input sendiri sesuai kebutuhannya.

Untuk sekarang, Audeze bilang bahwa fitur ini masih sedang diuji, dan perilisannya dijadwalkan pada awal tahun 2019 ini dalam bentuk update untuk software Audeze HQ di PC.

Sumber: SlashGear.

 

Keyboard dan Mouse Razer Turret untuk Xbox One Resmi Diperkenalkan

Setelah dinanti-nanti, Razer akhirnya resmi memperkenalkan bundel keyboard dan mouse yang mereka rancang secara khusus untuk mendampingi Xbox One. Dijuluki Razer Turret, keduanya merupakan periferal wireless yang dimaksudkan supaya pengguna bisa memakainya dengan nyaman selagi duduk di sofa, apalagi dengan gaya desain lapboard yang dianutnya.

Untuk keyboard-nya, Razer telah melengkapinya dengan switch mekanis yang diklaim tahan sampai 80 juta klik. Yang membuatnya unik adalah kehadiran tombol Xbox sehingga pengguna dapat mengakses dashboard Xbox One kapan saja diperlukan, plus alas mouse yang dapat ditarik keluar dari sisi kanan beserta wrist rest yang cukup lebar.

Razer Turret for Xbox One

Mouse-nya sendiri dirancang mengikuti keunggulan-keunggulan Razer Mamba Wireless, meliputi sensor optik generasi kelima serta switch mekanis dengan ketahanan hingga 50 juta klik. Baik keyboard maupun mouse-nya sama-sama mendukung sistem pencahayaan Chroma dan Xbox Dynamic Lighting.

Ini berarti pengguna Xbox One juga dapat menikmati pengalaman immersive yang sama dengan gamer PC, di mana pencahayaan pada periferal akan ‘bereaksi’ mengikuti jalannya permainan. Tentunya ini hanya berlaku untuk gamegame yang kompatibel saja, akan tetapi Razer mengaku telah bekerja sama dengan banyak developer.

Razer Turret for Xbox One

Di luar itu, Razer Turret sebenarnya tetap bisa digunakan di PC jika perlu. Urusan baterai, keyboard-nya bisa tahan sampai 11 jam dengan lighting aktif (43 jam jika nonaktif), sedangkan mouse-nya sampai 30 jam dengan lighting aktif (50 jam jika nonaktif).

Razer saat ini sudah membuka gerbang pre-order untuk Turret dengan banderol $250, tapi pemasarannya baru akan dimulai pada kuartal pertama tahun depan – bulan Maret kalau berdasarkan informasi di situs Microsoft.

Sumber: Razer.

Beginilah Penampakan Keyboard dan Mouse Xbox One Bikinan Razer

Juni lalu, beredar kabar bahwa Razer tengah menyiapkan pasangan keyboard dan mouse yang dirancang secara spesifik untuk console Xbox. Lalu pada event XO18 yang dihelat Microsoft bulan lalu, Min-Liang Tan selaku CEO Razer sendiri membenarkan kabar tersebut sekaligus menyinggung sedikit mengenai kemitraannya dengan tim Xbox.

Kolaborasi ini berarti beragam keyboard dan mouse buatan Razer sekarang sudah bisa digunakan dengan Xbox One, meski mungkin pengalamannya kurang ideal untuk skenario couch gaming. Itulah mengapa Razer menyibukkan diri menggarap keyboard dan mouse baru dengan prinsip lapboard.

Gambar di atas adalah gambar resmi keyboard dan mouse Xbox bikinan Razer yang didapat oleh Windows Central di situs Razer. Seperti yang bisa kita lihat, ada semacam nampan yang muncul dari sebelah kanan keyboard, berfungsi sebagai alas mouse ketika pengguna sedang bermain selagi bersantai di atas sofa.

Bukan cuma itu saja, fitur uniknya juga mencakup tombol Xbox terpisah di sebelah kanan bawah. Kalau menilai dari gambarnya, bisa diduga bahwa yang bernaung di balik setiap tombolnya adalah switch mekanis, sedangkan mouse-nya tampak mirip seperti Razer Mamba.

Detail lebih lengkapnya baru akan diungkap di acara peluncuran resminya pada tanggal 8 Januari tahun depan, bertepatan dengan hari pertama event CES di Las Vegas.

Sumber: The Verge.

8BitDo Luncurkan Adaptor Wireless untuk PlayStation Classic

Menurut saya pribadi, reinkarnasi console klasik macam NES, SNES dan PlayStation Classic merupakan peleburan yang tepat antara unsur nostalgia dan kepraktisan sekaligus kenyamanan. Yang kita mainkan pada console tersebut adalah game yang kita gandrungi pada zamannya, tapi di saat yang sama kita tak lagi perlu mencolokkan kaset maupun CD.

Ketiadaan kaset maupun CD baru satu dari nilai kepraktisan yang ditawarkan ketiga console ini. Kalau console aslinya harus disambungkan ke TV via kabel RCA, reinkarnasinya kini mengandalkan HDMI. Yang tadinya harus memakai controller berkabel, sekarang, well ternyata masih berkabel juga.

8BitDo wireless adapter for PlayStation Classic

Inilah yang hendak dijegal oleh 8BitDo, produsen periferal yang terkenal akan komitmennya melayani para pencinta console klasik. Mereka baru saja meluncurkan adaptor wireless untuk PlayStation Classic, sehingga pemiliknya dapat memainkannya menggunakan beragam controller wireless.

Jadi yang kompatibel bukan sebatas controller PS3 dan PS4 DualShock saja, tapi juga controller Bluetooth Xbox, dan bahkan Joy-Con milik Nintendo Switch. Buat saya, mengurangi sedikit kesan retro bukanlah masalah besar apabila kepraktisan dan kenyamanan jadi meningkat drastis.

8BitDo saat ini telah membuka gerbang pre-order untuk adaptor ini. Harganya cukup terjangkau, $20, dan pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai 31 Desember mendatang.

Sumber: The Verge.

Razer BlackWidow Lite Adalah Keyboard Mekanis untuk Bekerja Sekaligus Bermain, Bukan Sebaliknya

Kalau ditanya keyboard mekanis apa yang paling dikenal oleh para gamer, mungkin banyak yang bakal menjawab Razer BlackWidow. Namun seperti yang saya sudah berkali-kali bilang, tidak selamanya keyboard mekanis harus dipakai semata untuk bermain game saja.

Mengetik email, dokumen, maupun kegiatan produktivitas lain bakal sangat terbantu oleh kehadiran keyboard mekanis. Masalahnya, mayoritas keyboard mekanis yang ada di pasaran juga merupakan keyboard gaming, yang sering kali dilengkapi pencahayaan warna-warni yang kelewat norak jika ditempatkan di atas meja kerja.

Razer BlackWidow Lite

Kembali membahas mengenai BlackWidow, Razer baru saja merilis model anyar demi mengatasi problem tadi. Namanya BlackWidow Lite, dan kalau dari penampilannya, ia sama sekali tidak kelihatan seperti keyboard gaming. Utamanya berkat backlight putih sebagai pengganti backlight RGB, yang bisa diatur tingkat kecerahannya atau dimatikan sepenuhnya.

Bukan sebatas estetikanya saja, fungsionalitas BlackWidow Lite juga telah dioptimalkan untuk konteks bekerja. Ia dibekali dengan switch Razer Orange yang diklaim nyaris tidak menimbulkan suara ketika ditekan, tapi di saat yang sama masih bisa memberikan sensasi taktil yang begitu sedap dipakai mengetik berlama-lama.

Razer BlackWidow Lite

Tiap-tiap switch ini diyakini tetap oke hingga 80 juta kali klik. Meski difokuskan untuk menunjang produktivitas, BlackWidow Lite tetap tidak lupa terhadap akarnya di sektor gaming; kompatibilitas dengan software Razer Synapse 3 berarti pengguna bebas melakukan kustomisasi secara lengkap, termasuk halnya menetapkan sejumlah tombol macro.

Razer BlackWidow Lite saat ini telah dipasarkan seharga $90. Ia bukan satu-satunya keyboard mekanis yang menawarkan keseimbangan antara keperluan bekerja dan gaming. Sebelumnya sudah ada Corsair K70 Low Profile yang menganut filosofi serupa, meski keyboard tersebut masih kental sekali aura gaming-nya, serta dihargai jauh lebih mahal.

Sumber: Razer.

Keyboard Mekanis Terbaru Corsair Punya Tombol dan Switch Lebih Tipis dari Biasanya

Keyboard mekanis hampir selalu diasosiasikan dengan keyboard gaming. Namun pada kenyataannya banyak juga yang menggunakannya untuk mengetik secara rutin, termasuk saya sendiri. Bagi orang-orang seperti saya, Corsair punya penawaran baru yang cukup menarik.

Mereka belum lama ini mengumumkan Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile. Keunggulannya dibandingkan K70 standar bisa dilihat dari namanya. Embel-embel “Low Profile” menandakan bahwa ia mengemas tombol-tombol yang lebih tipis dari biasanya. Otomatis tebalnya secara keseluruhan menyusut dari 40 mm pada versi standarnya menjadi 29 mm saja.

K70 Low Profile (kiri) vs. K70 standar (kanan) / Corsair
K70 Low Profile (kiri) vs. K70 standar (kanan) / Corsair

Namun yang menipis rupanya bukan cuma tombolnya saja, melainkan juga tiap-tiap switch mekanis yang ada di baliknya. Alhasil, pengguna tidak perlu menekan terlalu dalam pada K70 Low Profile, dan Corsair percaya ini bisa membantu pengguna jadi tidak cepat lelah saat mengetik atau bermain.

Switch-nya sendiri ditawarkan dalam dua varian: Cherry MX Low Profile RGB Speed dengan actuation 1 mm, dan Cherry MX Low Profile RGB Red dengan actuation 1,2 mm yang linear pada model RapidFire. Sayang sekali tidak ada varian yang bersifat tactile (Brown atau Blue), yang menurut saya pribadi paling pas untuk mengetik.

Berhubung switch-nya lebih tipis, jaraknya dengan LED backlight di bawahnya jadi makin dekat. Dampaknya, pencahayaan RGB pada K70 Low Profile diklaim lebih terang, dan tentu saja pengguna masih dapat mengatur pola beserta efeknya melalui software Corsair iCUE.

Corsair K70 RGB MK.2 Low Profile

Rangka aluminium khas seri K70 tetap hadir, namun sedikit direvisi di sini demi mengakomodasi tombol dan switch yang lebih tipis. Corsair bilang bahwa desain baru ini dapat membantu mengurangi beban tekanan pada telapak dan pergelangan tangan pengguna.

Selebihnya, K70 Low Profile menawarkan fitur-fitur pemanis yang sama seperti versi standarnya, yang mencakup tombol multimedia, kenop volume, dan palm rest bertekstur yang dapat dilepas-pasang. Tombol WASD dan QWERDF cadangan yang memiliki warna dan tekstur berbeda juga tersedia buat yang gemar bermain game FPS maupun MOBA.

Baik K70 Low Profile maupun K70 Low Profile RapidFire saat ini sudah dipasarkan seharga $170.

Sumber: Corsair.

TourBox Ibarat Game Controller-nya Para Ilustrator Digital

Mengedit foto di komputer sebenarnya hanya memerlukan mouse, akan tetapi kehadiran alat bantu macam Loupedeck sangatlah membantu ketika kegiatan tersebut sudah menjadi suatu rutinitas. Loupedeck, bagi yang tidak tahu, bisa diibaratkan sebagai audio mixer, tapi untuk mengoperasikan Adobe Lightroom – dan kini Adobe Premiere Pro CC juga.

Sekarang, muncul produk lain berkonsep serupa, tapi dengan eksekusi yang agak berbeda. Namanya TourBox, dan kalau melihat wujudnya, ia bisa diibaratkan sebagai game controller, tapi untuk para ilustrator digital.

TourBox kompatibel dengan Adobe Photoshop, PaintTool SAI maupun Lightroom – dukungan terhadap software lain sudah direncanakan oleh pengembangnya. Deretan kenop dan tombolnya dapat diprogram sesuai kebutuhan, sehingga pada akhirnya bisa menggantikan peran keyboard shortcut sepenuhnya.

TourBox

Layout TourBox begitu unik, akan tetapi didasari oleh pemikiran posisi yang logis. Kemiripannya dengan sebuah gamepad tampak betul dari tombol D-pad empat arahnya, dan secara default tombol ini bisa dipakai untuk berganti tool.

TourBox dimaksudkan untuk digunakan dengan satu tangan selagi tangan lainnya mengoperasikan mouse atau stylus di atas tablet grafis. Di Photoshop misalnya, pengguna dapat memanfaatkan TourBox untuk mengontrol parameter brush (flow, size, opacity, hardness) tanpa harus melepaskan stylus dari satu tangannya.

TourBox memiliki dimensi yang ringkas (117 x 110 x 30 mm) dengan sasis dari material ABS, sehingga bobotnya pun cukup ringan di angka 386 gram. Ia hanya membutuhkan sambungan USB untuk berfungsi, dan ia kompatibel baik dengan perangkat Windows maupun macOS.

Seperti Loupedeck, TourBox bukanlah perangkat yang wajib dimiliki, akan tetapi kehadirannya bisa sangat membantu efektivitas para pekerja desain. Perangkat ini sekarang tengah ditawarkan lewat kampanye crowdfunding di Kickstarter dengan harga paling murah $89 (40% lebih murah dari estimasi harga ritelnya).

 

Razer Ramaikan IFA 2018 dengan Headset, Keyboard, dan Mouse Wireless Gaming Baru

Ajang tahunan IFA memang tidak pernah menjadi junjungan produsen perangkat gaming, akan tetapi hal itu tidak mencegah Razer memperkenalkan trio periferal gaming terbarunya: headset Razer Kraken Tournament Edition, keyboard Razer BlackWidow Elite, dan mouse Razer Mamba Wireless.

Berhubung ketiganya bukan produk yang benar-benar baru, saya akan berfokus membahas pembaruan atau penyempurnaan yang diusung masing-masing dibandingkan pendahulunya.

Razer Kraken Tournament Edition

Razer Kraken Tournament Edition

Headset berwarna hijau mencolok ini diklaim sebagai yang pertama mengemas teknologi THX Spatial Audio, yang mampu menyimulasikan suara 360 derajat dengan akurasi yang terjamin guna meningkatkan kesadaran pemain, khususnya pada gamegame kompetitif. Performanya sendiri ditunjang oleh sepasang driver 50 mm, dengan intensitas bass yang dapat disesuaikan melalui controller USB.

Di sektor kenyamanan, Razer telah membenamkan gel pendingin di balik bantalan memory foam Kraken agar pemain tetap nyaman dalam durasi yang lama. Juga unik adalah ceruk kecil di dalam bantalan (tidak kelihatan dari luar) yang berfungsi untuk menyangga kacamata sehingga bagian pelipis mata pemain tidak cepat lelah.

Lebih nyaman, lebih customizable, dan lebih jago soal positional audio, Razer Kraken Tournament Edition akan dipasarkan seharga $100 mulai bulan September ini juga.

Razer BlackWidow Elite

Razer BlackWidow Elite

Sejak meluncur pertama kali di tahun 2010, desain Razer BlackWidow baru berubah cukup drastis tahun lalu. Untuk model Elite ini, Razer telah menambahkan tiga tombol media di ujung kanan atas, lengkap beserta sebuah kenop multi-fungsi yang dapat diprogram sesuai kebutuhan; bisa untuk menyesuaikan volume, tingkat kecerahan layar, maupun untuk fungsi-fungsi dalam game.

Masih seputar kontrol, semua tombolnya kini dapat diprogram sesuai keinginan, sehingga tombol macro ekstra yang biasanya ada di sisi kiri jadi bisa dihilangkan. Razer pun tak lupa menambahkan memory internal pada keyboard (pertama kalinya pada seri BlackWidow) supaya pemain bisa menyimpan sampai lima profil konfigurasi (dipadukan dengan cloud storage).

Razer BlackWidow Elite sekali lagi menggunakan switch mekanis buatan Razer sendiri, dengan pilihan jenis berwarna hijau, oranye dan kuning, yang semuanya diklaim tahan sampai 80 juta klik. Keyboard ini sudah dipasarkan seharga $170.

Razer Mamba Wireless

Razer Mamba Wireless

Untuk Mamba Wireless, tampangnya memang masih sama, akan tetapi Razer menerapkan pembaruan pada dua aspek terpenting dari sebuah mouse wireless, yakni akurasi dan ketahanan baterai. Soal akurasi ini, Razer telah menyematkan sensor optik generasi kelimanya yang memiliki resolusi 16.000 DPI.

Perihal baterai, Razer mengklaim Mamba Wireless bisa dipakai sampai 50 jam sebelum perlu diisi ulang, dan ini tanpa berkompromi dengan stabilitas koneksinya. Beralih ke kepraktisan, Mamba Wireless dilengkapi total 7 tombol yang dapat diprogram beserta memory internal untuk menyimpan hingga lima profil konfigurasi.

Tentu saja Razer Mamba Wireless telah menggunakan switch mekanis yang dipercaya tahan sampai 50 juta klik. Bagian sampingnya juga telah disempurnakan agar terasa lebih nyaman dalam cengkeraman. Pemasarannya akan berlangsung mulai bulan September ini juga, dengan banderol $100.

Sumber: Razer.

Microsoft Benamkan Sejumlah Teknologi Unik ke Dalam Surface Mobile Mouse

Untuk melengkapi lineup perangkat Surface mereka, Microsoft telah memperkenalkan sejumlah aksesori pendukung kerja, dari mulai stylus buat menggambar dan menulis secara alami di layar, mouse ergonomis, hingga kenop multi-guna untuk membantu navigasi. Dan bersamaan dengan pengumuman Surface Go kemarin, Microsoft juga meyingkap Surface Mobile Mouse.

Lewat website-nya, Microsoft mendeskripsikan Surface Mobile Mouse sebagai aksesori kendali yang ringan dan portable, memungkinkan pengguna berinteraksi dengan berbagai macam konten digital secara ringkas. Mouse ini mengusung sejumlah pembaruan, baik pada aspek desain hingga bagian dalam, dan produsen menjanjikannya bisa beroperasi di hampir semua permukaan.

Mobile Mouse 4

Surface Mobile Mouse punya penampilan yang bertolak belakang dari Surface Precision Mouse. Wujud aksesori ini menyerupai roti lapis, bertubuh kotak dengan ujung membundar. Body-nya cukup tipis (hanya berdiri setinggi 25,65-milimeter) sehingga mudah diselipkan dalam tas, namun Microsoft tetap menjamin kenyamanan pemakaiannya. Bagian scroll wheel juga mendapatkan perhatian besar. Microsoft ingin agar roda bisa berputar mulus dengan sedikit tarikan jari tanpa mengorbankan keakuratan.

Mobile Mouse 5

Kombinasi dari tubuh simpel simetris yang tipis dan scroll wheel metalik memberikan Surface Mobile Mouse kesan modern. Microsoft juga memastikan agar variasi warnanya serasi dengan aksesori Signature Type Covers buat Surface Go dan Pro, serta Surface Pen – yakni abu-abu, biru, dan coklat.

Mobile Mouse 1

Di dalam, Microsoft mengandalkan sebuah teknologi bernama BlueTrack racikan mereka sendiri. Sistem sensor tersebut memanfaatkan cahaya biru sebagai metode untuk melacak permukaan tempat mouse diposisikan. Dibanding LED merah yang biasa ditemukan di mouse lain, cahaya biru punya level kontras lebih tinggi. Cara kerjanya hampir mirip penggunaan ultraviolet buat menerangi area gerak dan mengekspos detail-detail yang tak tampak di kondisi cahaya normal.

Mobile Mouse 3

Selain itu, Surface Mobile Mouse juga mempersilakan Anda untuk mengustomisasi sendiri resolusi X/Y, mengonfigurasi tombol scroll wheel dan kecepatan putarnya, serta menukar fungsi tombol kanan dan kini – sangat berguna bagi user yang kidal. Mouse ini mengambil tenaga dari dua buah baterai AAA. Konsumsi dayanya dijanjikan sangat efisien, mencapai 12 bulan dalam pemakaian standar.

Surface Mobile Mouse dibanderol di harga yang cukup masuk akal, yakni US$ 35. Produk ini akan mulai dipasarkan mulai tanggal 2 Agustus nanti. Selain itu, Microsoft juga menawarkan aksesori Surface lain secara terpisah, misalnya Signature Type Cover untuk Surface Go seharga US$ 130.

Sumber: Microsoft.

Four Seasons Ialah Penyempurna Lofree, Keyboard Mekanis Wireless Bergaya ‘Retro’

Terlepas dari naik daunnya penggunaan keyboard mekanis di kalangan gamer mulai beberapa tahun ke belakang, periferal ketik jenis ini sudah lama ada – salah satu yang paling ikonis adalah IBM Model M tahun 1984. Saat ini, sejumlah varian gaming bahkan kembali mengusung penampilan bulky ala produk lawas, dan konsumen sepertinya tidak terlalu keberatan.

Tentu saja keyboard mekanis juga tersedia dalam wujud yang lebih ringkas. Anda dapat memilih keyboard tenkeyless atau tipe ’60 persen’. Namun jika menginginkan model yang lebih elegan agar serasi di ruang kerja minimalis Anda, produk baru dari Lofree ini bisa jadi pilihan. Setelah memperkenalkan papan ketik bergaya retro di bulan Maret silam, sang produsen periferal itu menyingkap varian generasi keduanya: Four Seasons.

Four Seasons 3

Sekilas, Four Seasons hampir tidak mempunyai perbedaan dari papan ketik Lofree generasi pertama. Ia masih mengusung tubuh mungil dengan ujung membulat, dipadu tombol-tombol bundar, sehingga penampilannya terlihat seperti versi futuristis dari mesin ketik. Di sana, Anda dipersilakan mengatur tingkat kecerahan LED-nya. Tim penciptanya mengaku, rancangan periferal itu berkiblat pada keyboard Apple Mac.

Four Seasons 4

Tapi jika dilihat lebih teliti, mungkin Anda bisa menemukan sejumlah modifikasi yang tim Lofree bubuhkan di keyboard anyarnya. Beberapa perubahan terpenting di sana meliputi relokasi tombol ‘Q’ ke area kanan bawah tombol ‘1’ sehingga layout-nya lebih familier buat mayoritas pengguna; lalu produsen juga memperluas ukuran tombol Caps Lock kiri dan Backspace – kini memakan dua slot tuts dan lebih mudah diraih.

Four Seasons 5

Tombol-tombol berukuran besar seperti spasi, Enter, Backspace dan Caps Lock dibekali satu switch mekanis saja. Hal ini dipercaya membuat resistensinya lebih kecil demi meminimalkan rasa lelah di jari. Produsen kembali memanfaatkan switch Gateron biru. Berdasarkan komentar mereka yang berpengalaman, switch ini lebih mulus dan ringan dibanding Cherry MX Blue, dengan profile non-linier yang menghidangkan sensasi clicky.

Four Seasons 6

Four Seasons turut dilengkapi beragam fitur yang ada di keyboard Lofree generasi pertama. Periferal ini kompatibel ke perangkat Windows, Mac, iOS dan Android cukup dengan menggeser switch di samping; lalu dapat tersambung ke tiga device sekaligus. Four Seasons juga mendukung mode wireless ataupun wired, serta menyimpan baterai internal yang bisa diisi ulang melalui port microUSB.

Dengan mengusun nama ‘Four Seasons’, produsen tak lupa menyiapkan empat pilihan warna body yang terinspirasi dari empat musim: putih, biru pastel, abu-abu dan hitam. Four Seasons sudah dapat dipesan di Indie Gogo seharga mulai dari US$ 74. Produk rencananya akan didistribusikan pada bulan Maret 2018.