The Last of Us 2, Death Stranding dan Ghost of Tsushima Tetap Akan Meluncur di PlayStation 4

Terlepas dari absennya Sony di perhelatan E3 2019, mereka tak bisa melarikan diri dari sorotan publik, terutama setelah perusahaan menyingkap info lebih detail terkait komposisi hardware console next-gen. Di bulan ini, muncul rentetan berita mengenai Sony, dari mulai kemitraan bersama Microsoft, komparasi performa antara PS5 dan PS4 Pro, hingga ke mana produsen akan mengarahkan pengembangan layanan PlayStation Now.

Satu lagi pertanyaan terbesar yang muncul di masa-masa peralihan ini adalah, apakah game-game andalan yang dahulu dipamerkan di E3 – misalnya The Last of Us: Part 2, Death Stranding dan Ghost of Tsushima – akan tiba di PlayStation 4 atau mereka akhirnya disiapkan sebagai launch title ‘PS5’? Gamer dapat bernafas lega sesudah tahu bahwa console generasi selanjutnya dari Sony dibekali fitur backward compatibility, karena dengan begini ada kesempatan bagi pemiliki PS4 untuk menikmati judul-judul anyar itu.

Dan ada kabar gembira lagi buat Anda yang menanti judul-judul di atas. Dari sebuah bocoran yang berisi strategi perusahaan, Sony Interactive Entertainment kembali menegaskan krusialnya peran PlayStation 4. Console current-gen tersebut akan tetap jadi ‘medium penyajian konten penting’ dan ‘platform penghasil pemasukan’ dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Perusahaan juga bilang akan terus meluncurkan permainan-permainan eksklusif di sana.

Bersamaan dengan pernyataan itu, Sony menampilkan box art dari The Last of Us: Part 2, Death Stranding, serta Ghost of Tsushima. Hal ini mengindikasikan bagaimana ketiga permainan eksklusif tersebut tetap akan dilepas di platform current-gen, diperkirakan akan tiba dalam waktu tiga tahun atau lebih cepat. Di acara gathering minggu lalu, lead of PR SIE Singapore Ian Purnomo mendengungkan pendapat senada, bahwa judul-judul ini tetap dijadwalkan untuk mendarat di PS4.

Ketiga game tentu saja juga bisa dimainkan di PlayStation ‘5’. Melihat susunan hardware console anyar itu, game boleh jadi akan berjalan dengan tingkat visual yang lebih baik dan didukung fitur-fitur grafis baru. Di salah satu slide presentasi, Sony menyampaikan, “Kami akan memanfaatkan kapabilitas backward compatibility untuk membantu proses transisi ke next-gen secara lebih cepat dan mulus.”

Di masa peralihan nanti, PlayStation 4 akan berperan sebagai pintu gerbang bagi gamer sebelum mereka merangkul platform next-gen. Banyak orang dan pakar percaya, tahun ini penjualan PS4 berpotensi menebus seratus juta unit. Sony sempat mengungkapkan bahwa dari 96,8 juta unit yang telah terjual, 90 persen pemilik console current-gen sempat mengakses PlayStation Network dalam kurun waktu 12 bulan ke belakang.

Sumber: GamesRadar+.

Layanan PlayStation Now Next-Gen Bisa Dinikmati Tanpa Perlu Memiliki Console

Pengungkapan detail hardware console next-gen Sony yang dilakukan oleh lead system architect Mark Cerny bulan April lalu membuat perhatian khalayak tertuju pada perusaan Jepang itu. Di minggu ini, tersingkap lagi sejumlah informasi terkait PlayStation ‘5’. Yang pertama ialah dari jurnalis Wall Street Journal Takashi Mochizuki terkait aspek performa dan kedua datang dari pertemuan Sony bersama para investor.

Melalui Twitter-nya, Takashi Mochizuki mengunggah satu video yang memperlihatkan perbandingan waktu load antara PlayStation 4 Pro dengan hardware next generation. Di sana, ‘PS5’ mampu membuka game Marvel’s Spider-Man dalam waktu 0,83 detik berkat pemanfaatan SSD, sedangkan PS4 Pro membutuhkan 8,1 detik. Video tersebut mengonfirmasi laporan Wired sebelumnya.

Selanjutnya, dokumen Sony IR Day menyingkap ke arah mana perusahaan akan mengembangkan layanan PlayStation Now mereka. Kita tahu, minggu lalu Sony mengonfirmasi kemitraan strategis dengan Microsoft untuk bersiap-siap menghadapi kompetisi dari Google dan Amazon lewat layanan cloud gaming  mereka. Ke depan, sang console maker berencana buat meng-upgrade kapabilitas PlayStation Now.

PlayStation Now ialah layanan cloud gaming berlangganan, yang memungkinkan kita menikmati game-game PS2, PS3 dan PS4 dari unit console PlayStation 4 ataupun PC. Tentu saja buat menggunakannya, ada syarat yang mesti terpenuhi. Pertama, Anda harus memiliki console current-gen Sony, lalu pengguna juga perlu menyiapkan controller berbasis Xinput untuk mengakses permainan dari perangkat non-PlayStation.

Nantinya, syarat-syarat ini akan berubah. Sony menjelaskan bahwa pengalaman penggunaannya akan diperkaya, kemudian kontennya dapat diakses secara seamless kapan pun dan dari mana pun, dengan atau tanpa console PlayStation. Di sini, ‘tanpa console‘ perlu ditekankan karena selama ini jalan masuk ke PS Now cukup terbatas dan mungkin itulah alasan mengapa tak banyak orang memakainya (ada sekitar 700 ribu pelanggan di seluruh dunia). Namun kemudahan akses berpeluang mengubah kondisi tersebut.

Menyediakan kemudahan akses ke konten PlayStation merupakan taktik jitu untuk menangkal desakan dari Google Stadia. Jika nanti sudah tersedia, aspek berikutnya yang perlu Sony perhatikan adalah jangkauan layanan. Karena berbicara soal infrastruktur, Google jauh lebih siap dari mereka. Sony sendiri punya keunggulan di faktor konten, terutama permainan-permainan eksklusif.

Sejauh ini baru Doom Enternal dan Assassin’s Creed Odyssey yang dikonfirmasi akan tersedia di Stadia, tapi Google sendiri telah mendirikan studio first-party Stadia Games and Entertainment yang dipimpin oleh mantan studio head Ubisoft dan EA, Jade Raymond.

Via DigitalTrends.

Sony: Sekarang Adalah Waktu Terbaik Untuk Menikmati PlayStation 4

Menakar faktor harga dan kemudahan pemakaian, console ialah perangkat teroptimal untuk bermain game. Konten-konten di platform ini tidak membingungkan pengguna dengan daftar kebutuhan hardware serta rumitnya proses setup. Dan di Indonesia, PlayStation berkiprah tanpa ada lawan, karena pada dasarnya, baik Xbox One maupun Nintendo Switch belum dirilis resmi di sini.

Beberapa tahun setelah meluncurkan PlayStation 4, satu langkah nyata yang Sony Interactive Entertainment lakukan dalam meningkatkan kualitas layanan mereka (dan menghilangkan kebingungan konsumen) adalah dengan menerapkan sistem garansi baru yang ditandai oleh stiker ‘produk resmi Indonesia’. Sony juga terus menghadirkan console-console edisi spesial di tanah ait, serta melangsungkan berbagai acara offline secara konsisten.

Meneruskan tradisi mereka, Sony kembali melaksanakan aktivitas iftar gathering di bulan puasa tahun ini. Dan dalam acara kecil kemarin, sang console maker Jepang mengumumkan digelarnya program ‘Spesial Ramadan’, berisi promo potongan harga terhadap console, aksesori dan paket bundel. Promo ini dimulai pada tanggal 18 Mei dan berjalan sampai 2 Juni. Selama berlangsung, Anda bisa membeli PS4 Hits Bundle seharga hanya Rp 4,2 juta, serta memiliki PS4 Pro plus DualShock 4 cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 6 juta saja.

PS 3

Sony juga mengungkap agenda roadshow pertamanya di Jakarta Fair 2019. Di acara tahunan terbesar ibu kota itu, mereka akan menyiapkan booth dan mempersilakan pengunjung buat mencicipi sejumlah permainan terpopuler PlayStation 4, dibuka untuk umum dari tanggal 22 Mei sampai 30 Juni. Promo Spesial Ramadan juga bisa dinikmati di sana.

PS 4

Seluruh agenda Sony ke depan memang terlihat sangat menarik, namun sejujurnya ada satu pertanyaan yang mungkin mengganjal pikiran banyak orang: layakkah membeli PlayStation 4 ketika ‘PS5’ mulai datang menghampiri? Hal inilah yang saya coba diskusikan bersama Ian Purnomo selaku lead of PR Sony Interactive Entertainment Singapore untuk kawasan Asia Tenggara.

PS 2

 

Pencapaian PlayStation 4

Dalam sambutannya, Ian Purnomo mengungkapkan bahwa terhitung di tanggal 31 Maret 2019, console current-gen Sony telah terjual sebanyak 96,8 juta unit. Pencapaian PlayStation 4 di Indonesia sendiri cukup memuaskan. Bagi Sony, negara ini menyimpan potensi sangat besar, tapi tentu saja ada tantangan yang perusahaan hadapi. Salah satu rintangan terbesar datang dari aspek distribusi, merupakan efek dari luasnya wilayah nusantara serta lokasi kota-kota besar yang berjauhan.

PS 8

Sony sudah lama berupaya menggapai semua kawasan itu dan kini PlayStation 4 jadi lebih mudah diakses berkat bantuan e-commerce dan tersebarnya authorized dealer di berbagai daerah. Lalu lewat program-program roadshow, perusahaan melakukan edukasi terkait game-game PlayStation. Itu alasannya mengapa Sony memutuskan buat berpartisipasi di event Jakarta Fair tahun ini.

 

Kesempatan PS4 bermanuver di periode akhir siklus hidupnya

Di sesi tanya jawab, saya mencoba mencari tahu apakah konfirmasi Sony terhadap eksistensi dari PlayStation ‘5’ membuat orang mempertimbangkan lagi keputusannya untuk membeli PS4 – jika mereka belum memilikinya. Pandangan senada disampaikan oleh seorang kreator konten YouTube. Ia mengaku, banyak pemirsanya yang bertanya apakah sebaiknya mereka menahan diri dan menunggu hingga PS5 dirilis.

PS 6

Ian Purnomo setuju, memang ada rasa penasaran tinggi terhadap console next-gen – apalagi setelah detail hardware-nya beredar. Meski demikian, ia tidak melihat dampak serius bagi minat ataupun penjualan PS4 di pasar lokal. Menurutnya, ada berbagai hal yang membuat PlayStation 4 tetap atraktif di mata konsumen, di antaranya adalah beragam pilihan judul permainan berkualitas serta penawaran bundel-bundel menarik.

PS 5

Dalam diskusi terpisah, Ian Purnomo mengungkapkan bahwa beberapa orang memang menunjukkan keragu-raguan buat membeli, tetapi jika terus menunggu, kapan kita akan mulai bermain? Sang PR lead menganalogikan situasi ini dengan ‘efek iPhone’ yang di-update tiap tahun. Ia berpendapat, teknologi tidak seperti jenjang pendidikan yang memiliki puncak, namun selalu tergantikan. Pola pikir menunda-nunda-lah yang perlu diubah.

PS 1

Jika bermain sekarang, Anda dapat segera menikmat beragam game berkualitas. Dan terutama di Indonesia, mempunyai console game ialah investasi hiburan jangka panjang. Ian memberikan satu contoh: silakan kunjungi Mangga Dua Mall. Bahkan sampai saat ini, PlayStation 3 masih dijual di sana, menunjukkan tingginya minat terhadap perangkat game dedicated seberapa lawas pun produk itu. Dan di daerah luar ibu kota, PlayStation 4 masih berada di tahap awal adopsi.

 

The best time to play is now

Ian Purnomo menegaskan, sekarang adalah waktu terbaik untuk bermain, buat menikmati cerita-cerita terbaik dan bertemu dengan karakter-karakter yang tak terlupakan. Mengenai penggarapan next-gen console, Sony sendiri tidak pernah menekan timnya untuk buru-buru mengembangkan sebuah produk. Hal ini berlaku buat software/game, apalagi hardware. Dan ketika platform telah tersedia, konten menjadi raja.

PS 9

Menanggapi pertanyaan saya soal kemunculan platform-platform game stream, Sony tidak merasa cemas. Di Indonesia, Sony tetap unggul di aspek distribusi game, dan situasi ini tidak akan berubah dalam waktu dekat. Terlepas dari kemudahan akses ke versi digital, konsumen tetap disuguhkan opsi fisik yang sama sekali tidak perlu diunduh. Dan saat saya ingin tahu pendapat Sony soal strategi ‘permainan video sebagai layanan’, Ian mengoreksi istilah ini: “Kebetulan kami masih percaya diri dengan konsep single-player as a service.

PS 10

Multiplayer memegang peranan besar di layanan PlayStation, namun pengalaman bermainnya tidak selalu konsisten dan sangat dipengaruhi faktor eksternal. Dalam sepuluh menit pertama, mungkin game terasa sangat seru. Tetapi boleh jadi, sensasinya akan memudar. Permainan single-player first-party PlayStation punya karakteristik berbeda. Semua bagian di sana dirancang secara cermat untuk memukau dan mengejutkan pemain (lewat efek sinematik atau twist di cerita), serta memberikan rasa puas dan sensasi pencapaian ketika ditamatkan.

Jadi, sudahkah Anda bermain game hari ini?

Analis: PlayStation 5 Akan Dibanderol $ 500, Dirilis Bulan November 2020

Melihat tanda-tanda yang ada, peralihan dari console current-gen ke generasi selanjutnya akan menjadi momen menarik. Microsoft sudah mulai mengajukan konsep cloud gaming dan ada kemungkinan sistem ini dibubuhkan pada hardware anyar mereka. Sang rival Sony sendiri telah mengungkap sedikit detail spesifikasi dari PlayStation ‘5’ dan rencana buat merangkul fitur backward compatibility.

Namun memang ada banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pertama, seperti apa wujud ‘PS5’? Kedua, kapan produk akan resmi disingkap dan diedarkan jika Sony absen di E3 2019? Dan terakhir, detail hardware mengindikasikan harga retail yang lebih mahal dari PlayStation 4, tapi berapa? Analis Hideki Yasuda dari Ace Research Institute mencoba mengajukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Dilaporkan oleh WinFuture, Hideki Yasuda memprediksi bahwa PlayStation 5 akan dibanderol di harga US$ 500. Angka ini lebih tinggi dari PlayStation 4 ketika melakukan debutnya. Sistem gaming current generation itu awalnya dijajakan senilai US$ 400, kemudian dalam perjalanannya, menurun jadi US$ 300, diterapkan baik pada edisi standar maupun spesial. Kini, US$ 400 adalah angka yang dipatok untuk satu unit PlayStation 4 Pro.

Kenaikan harga boleh jadi disebabkan oleh kehadiran komponen-komponen yang lebih canggih. Mengacu pada keterangan lead system architect Mark Cerny di bulan April kemarin, PlayStation 5 akan dibekali penyimpanan berbasis SSD dan kabarnya bisa menjalankan konten di resolusi 4K serta mendukung fitur ray tracing – berkat dukungan prosesor semi-custom AMD Ryzen 3 7nm serta GPU Radeon Navi.

Melihat dari pengalaman sebelumnya, saya menduga bahkan dengan menjual PS5 di harga US$ 500, Sony tidak memperoleh banyak keuntungan atau mungkin malah merugi. Hal ini boleh dikatakan ‘cukup normal’ di ranah penyajian console. Produsen akan balik modal dan mendapatkan pemasukan beberapa saat setelah momen peluncuran berlalu lewat penjualan game serta layanan berlangganan PlayStation Plus.

Untuk waktu ketersediaan PS5, Yasuda mengestimasi akan jatuh pada bulan November 2020. Waktu tersebut cukup masuk akal, karena memang mendekati periode liburan hari raya/akhir tahun. Penuturan Yasuda cukup senada dengan prediksi analis Michael Pachter dari Wedbush Securities sebelumnya, yang menyatakan bahwa PlayStation 5 tidak akan dirilis hingga tahun 2019 berakhir.

Selain itu, Hideki Yasuda memperkirakan akan ada sekitar enam juta unit PS5 terjual di bulan Maret 2021, dan bertambah lagi 15 juta console lagi di tahun berikutnya. Menurutnya, PlayStation 5 akan kembali berkompetisi dengan produk baru Microsoft, sedangkan layanan gaming on demand seperti Google Stadia kemungkinan belum memberikan perlawanan berarti bagi platform konvensional.

Via BGR.

Sejumlah Informan Bilang, Xbox Next-Gen Lebih Canggih Dibanding PlayStation 5

Pengumuman Project Scarlett oleh Phil Spencer di E3 2018 menandai dimulainya babak baru persaingan console game generasi selanjutnya. Setelah momen itu, muncul beberapa kali update tambahan mengenai sistem anyar milik Microsoft. Sang rival sendiri sudah mengonfirmasi pengembangan PlayStation ‘5’ di bulan Oktober 2018 dan men-tease  spesifikasi hardware-nya minggu lalu.

Berbekal teknologi persembahan AMD, PS5 (belum jadi nama resmi) menjanjikan fitur ray tracing ala PC ber-GPU Nvidia RTX serta kapabilitas menangani konten di resolusi 8K. Meskipun belum diketahui apakah 4K di sana bersifat native atau via upscale, klaim tersebut memang terdengar mengagumkan sekaligus ambisius. Namun yang membuat rivalitas antara Sony dan Microsoft jadi tambah menarik adalah, sejumlah narasumber menyampaikan bahwa Xbox versi baru bahkan lebih canggih dari PlayStation 5.

Informasi tersebut disampaikan oleh head editor Seasoned Gaming Ainsley Bowden via Twitter-nya berdasarkan pengakuan beberapa narasumber. Menurut Bowden, laporan ini bisa dipercaya karena para informan telah beberapa kali berhasil membuktikan keakuratan data mereka. Buat sekarang, belum diketahui jelas apa yang membuat Scarlett/Anaconda lebih canggih dibanding PlayStation 5 – apakah dilihat dari sisi performa atau kelengkapan fitur.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, kita tahu kesuksesan console tidak hanya ditentukan oleh hardware. Konten eksklusif bermutu adalah salah satu alasan utama mengapa orang memutuskan buat membeli. Dilihat dari perspektif ini, PlayStation 4 masih lebih unggul dari Xbox One. Tetapi console current-gen Microsoft itu punya satu fitur yang tak dimiliki rivalnya: backward compatibility. Kapabilitas ini rencananya baru akan dihadirkan di PS5.

Di bulan Februari kemarin, tersingkap kabar yang menyatakan bahwa Project Scarlett akan tersaji dalam lebih dari satu varian hardware. Seperti Xbox One S dan X, konsumen nantinya dipersilakan untuk memilih model standar atau tipe ‘superior’. Yang unik di sini ialah, walaupun kita tahu masa senja sistem current-gen telah tiba, Microsoft masih punya agenda buat memperluas keluarga Xbox One dengan penyediaan versi All-Digital bulan depan.

Namun ketika Sony telah mengungkap secara resmi komponen-kompenen penopang PlayStation 4 (di antaranya pemakaian CPU dan GPU semi-custom berbasis Ryzen 3 serta Radeon Navi, plus penyimpanan SSD), Microsoft malah belum mengabarkan detail hardware Xbox anyar. Ada dugaan kuat sang produsen turut mengandalkan teknologi AMD, sehingga dari segi arsitektur, kedua perangkat tak begitu berbeda. Menurut Phil Spencer, ada dua target utama yang coba dihidangkan oleh Xbox baru: peningkatan frame rate dan pemangkasan waktu loading.

Dengan absennya Sony di E3 2019, perhatian khalayak kini tertuju pada Microsoft, yang menjanjikan ‘pertunjukan besar‘ di pameran gaming raksasa tahunan itu. Ada kemungkinan besar mereka akan mengumumkan segala informasi terkait Scarlett di sana. Dan saya pribadi penasaran di mana perusahaan akan menempatkan layanan gaming on demand yang tengah mereka godok, apakah akan berdiri sendiri atau mengusung branding Xbox?

Via Push Square

Segala Detail yang Sudah Dikonfirmasi Sony Terkait PlayStation ‘5’

Membuntuti deretan panjang bocoran info dan rumor mengenai hardware gaming generasi selanjutnya, Sony membenarkan dilakukannya pengembangan PlayStation ‘5’ di awal kuartal terakhir 2018. Lima bulan sebelumnya, Sony ketahuan mengutak-atik teknologi AMD, mengindikasikan pemakaian komponen-komponen buatan perusahaan semikonduktor Amerika itu di perangkat anyar mereka.

Dan di bulan April ini, Sony Interactive Entertainment akhirnya memutuskaan untuk menyingkap detail lebih lanjut mengenai console next-gen mereka. Dalam wawancara eksklusif bersama Wired, lead system architect Mark Cerny menyingkap rincian hardware ‘PS5’, sejumlah fitur serta kemampuannya dalam menjalankan konten. Perlu diketahui bahwa ‘PlayStation 5’ masih belum menjadi nama resmi produk ini (walaupun kemungkinan Sony akan meneruskan tradisi mereka).

Membenarkan kabar yang telah beredar, PlayStation 5 akan diotaki prosesor AMD. Chip tersebut merupakan pengembangan lebih jauh dari Ryzen generasi ketiga, menyimpan delapan buah core dan mengusung arsitektur 7-nanometer Zen 2. GPU-nya sendiri memanfaatkan variasi custom AMD Radeon Navi, yang kabarnya mendukung ray tracing dan kemampuan menangani konten di resolusi 8K.

Beberapa hal ingin saya tekankan: Pertama, kita belum tahu apakah 8K yang dimaksud di sana diterapkan pada video game atau cuma video; native seperti Xbox One X menangani 4K atau upscale ala PS4 Pro. Lalu meskipun penyediaan hardware ditangani sepenuhnya oleh AMD, kita tampaknya perlu mengapresiasi Nvidia yang sukses melambungkan ray tracing sebagai standar grafis baru, dan membuatnya diadopsi di PS5.

Melengkapi prosesor dan unit pengolah grafis, Sony berencana untuk turut membekali console baru itu dengan penyimpanan berbasis SSD. Kehadirannya tentu mempersingkat durasi loading permainan. Di sesi demo yang dipandu Cerny, waktu fast-travel Marvel’s Spider-Man yang berlangsung selama 15 detik di PlayStation 4 Pro berkurang jadi 0,8-detik di PS5 ‘versi non-retail‘.

Fitur paling esensial dari PlayStation 5 ialah backward compatibility ala Xbox One berkat pemanfaatan arsitektur yang mirip PS4. Belum ada konfirmasi resmi dari Sony, tetapi tanpa tanggal rilis pasti, judul-judul semisal Death Stranding, Ghost of Tsushima dan The Last of Us Part 2 kemungkinan akan disediakan di console current– serta next-gen sekaligus (dugaan yang sudah saya ungkapkan sebelumnya). Langkah ini dianggap efektif untuk memperpanjang siklus hidup PlayStation 4.

Dan terlepas dari kian populernya metode distribusi konten secara digital, Sony tampaknya memutuskan untuk tetap mempertahankan optical disc drive. Selain memberikan opsi bagi pengguna, keberadaan hardware ini memang cukup esensial dalam mendukung fitur backward compatibility. Dan perlu Anda ketahui bahwa perangkat juga masih mendukung periferal PlayStation VR.

Sesuai perkiraan analis, Mark Cerny membenarkan bahwa Sony tidak akan meluncurkan PlayStation 5 secara buru-buru di tahun 2019. Informasi mengenai harganya sendiri tersingkap secara terpisah melalui Twitter milik Peter Rubin dari Wired. Ada peluang, produk dijajakan di angka yang lebih tinggi dari PlayStation 4. Sony berjanji untuk memastikan harganya tetap kompetitif.

Sony ‘Ketahuan’ Mengutak-Atik Teknologi AMD, Apakah Dalam Rangka Pengembangan PlayStation 5?

Di Corporate Strategy Meeting kemarin, Sony mengabarkan bahwa PlayStation 4 telah memasuki tahap akhir siklus hidupnya. Hal ini memang belum tentu menandai bahwa sang console maker Jepang akan mengumumkan penerusnya dalam waktu dekat, tapi kehadiran console next-gen tidak terelakkan, dan suatu saat nanti kita harus rela berpamitan dengan PS4.

Rumor soal kehadiran PlayStation ‘5’ sudah terdengar cukup lama, bahkan kita sempat mendengar pemakaian CPU Zen 8-core dan GPU berbasis arsitektur Navi. Kali ini, petunjuk lain terkuak oleh Phoronix. Situs ini mendapati seorang programer Sony mengutak-atik teknologi AMD Ryzen dengan mencoba memodifikasi dukungan microarchitecture Zen di compiler stack LLVM – yaitu komponen penting dari tool yang digunakan dalam pengembangan PlayStation 4.

Mengingat bahwa console current-gen Sony itu tidak menggunakan prosesor Ryzen, kemungkinan besar langkah ini merupakan bentuk dari pengembangan sistem PlayStation selanjutnya. Individu yang dimaksud adalah Simon Pilgrim, seorang principal programmer di Sony Computer Entertainment Europe. Dalam beberapa minggu terakhir, ia mengakses github LLVM yang berkaitan dengan arsitektur ‘znver1‘, yakni codename dari prosesor Ryzen generasi pertama.

Informasi di LinkedIn milik Simon Pilgrim menunjukkan bahwa sang programmer ialah orang yang terlibat dalam penggarapan sejumlah hardware PlayStation. Selain itu, berdasarkan bagian credit di permainan Tearaway serta DriveClub, Pilgrim adalah staf Sony Advanced Technology Group.

image (2)

Ayo coba kita satukan pentunjuk-pentunjuk tadi: penyedia platform diketahui mencoba menyempurnakan/memodifikasi bagian penting dari toolchain developer untuk prosesor jenis baru yang tidak digunakan di produk mereka. Hal ini boleh jadi membuktikan bahwa benar Ryzen akan menjadi komponen utama di penerus console PlayStation 4.

Anda mungkin penasaran, mengapa Sony memilih Ryzen generasi pertama jika PlayStation 5 diestimasi meluncur di tahun 2020 atau 2021, ketika generasi keduanya sudah tersedia? Menurut pengamatan Richard Leadbetter dari Digital Foundry, dalam pengembangan console, produsen harus fokus memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia karena ada banyak proses kustomisasi yang perlu dilakukan.

Dan ketika revisi Ryzen tiba (misalnya bersamaan dengan waktu console anyar Sony dilepas), AMD mungkin malah memfokuskan perhatian mereka pada versi desktop dan server, bukan desain terintegrasi yang akhirnya menjadi APU.

Saya tidak bisa menerka strategi Sony terlalu jauh dalam penggarapan PlayStation ‘next‘. Namun peluang untuk menggabungkan CPU Ryzen x86 dengan teknologi grafis Radeon dalam chip tunggal, apalagi dipasok oleh satu perusahaan akan memberikan mereka banyak keuntungan; baik dari aspek ongkos, kemudahan pengambangan, serta dukungan fitur cross-platform.

Analis: Tidak Akan Ada PlayStation 5 Sampai Tahun 2020

Terlepas dari kemudahan pemakaiannya, siklus hidup yang terbatas dan tak adanya kesempatan untuk meng-upgrade hardware adalah kelemahan terbesar console dibanding PC. Kehadiran PlayStation 4 Pro dan Xbox One X memang memperpanjang umurnya, tapi kehadiran dua versi baru console generasi kedelapan itu tidak bisa menghentikan hal yang tak terelakkan.

Minggu lalu, website  SemiAccurate mengklaim bahwa mereka berhasil memperoleh detail mengenai sistem game Sony selanjutnya. Kabarnya, sang penulis telah mendapatkan info soal susunan hardware serta memprediksi kapan tepatnya sang console maker Jepang itu meluncurkannya: boleh jadi di musim liburan 2018 atau awal 2019. Console anyar itu dikatakan diramu untuk menangani konten VR lebih baik dari pendahulunya.

Namun analis Michael Pachter dari Wedbush Securities punya pendapat berbeda. Menurutnya, kemungkinan Sony akan melepas PlayStation ‘5’ di waktu dekat sangatlah kecil. Berdasarkan perhitungannya, hanya ada peluang 25 persen bagi sang perusahaan melepas hardware baru itu di 2019. Persentasenya meningkat jadi 75 persen di tahun 2020. Meski begitu, Pachter tidak bilang bahwa kita tak akan kedatangan PS5 di tahun ini.

Selama dua generasi console, Sony memanfaatkan ajang E3 sebagai tempat penyingkapan platform permainan baru mereka. Tapi kurang dari dua bulan menjelang E3 2018, belum ada rumor ataupun laporan yang betul-betul meyakinkan terkait eksistensi PlayStation 5. Kemungkinan lainnya: Sony berhasil menjaga rahasia pengembangannya. Saya hanya penasaran seperti apa perasaan mereka yang baru membeli PS4 Pro saat mendengar produsen tengah mengembangkan console next-gen.

Berdasarkan laporan SemiAccurate, PlayStation 5 akan kembali diotaki APU AMD, kali berisi CPU Zen 8-core dan GPU berbasis arsitektur Navi. Selain itu, Sony dirumorkan telah mengirimkan unit development kit console ini ke sejumlah developer game. SemiAccurate juga menyebutkan bahwa sistem ini dioptimalkan buat VR, boleh jadi kompatibel dengan unit PSVR yang ada sebelumnya.

Belakang, momentum penjualan PlayStation 4 memang menurun tipis, namun saya memperkirakan angkanya akan kembali naik saat game-game blockbuster eksklusif seperti The Last of Us Part II, Death Stranding, Ghost of Tsushima, serta Days Gone dirilis. Tak ada alasan kuat bagi Sony untuk buru-buru melepas penerus current-gen console-nya.

Menakar dari umur PS3, sistem last-gen tersebut mempunyai siklus hidup selama kurang lebih tujuh tahun (hingga PlayStation 4 meluncur). PS4 sendiri lahir di tahun 2013, itu artinya baru akan menyamai umur PlayStation 3 di 2020.

Via Metro.co.uk. Sumber: WCCFTech.

[Rumor] PlayStation ‘5’ dan Xbox ‘Two’ Hadir Lebih Cepat Dari Dugaan Kita?

Masalah terbesar yang ada pada penyajian hardware home console adalah ketiadaan fitur upgrade. Dengan begitu cepatnya laju perkembangan teknologi grafis seperti sekarang, kekurangan ini akan selalu menghantui platform current-gen. Jika generasi terdahulu saja hanya mampu bertahan 6-8 tahun, siklus hidup PlayStation 4 dan Xbox One diprediksi lebih singkat lagi.

Berkenaan dengannya, Christopher Morris dari Value Walk percaya bahwa penerus PS4 dan Xbox One diperkirakan meluncur lebih cepat dari dugaan kita. Selain perhitungan kasar di atas, teknologi console diprediksi akan ketinggalan zaman di tahun 2020, ‘memaksa’ baik Sony dan Microsoft buat melakukan pengumuman hardware baru lebih dini sebelum waktu itu tiba. Dan petunjuk kuat berikutnya datang dari sang penyedia chip sendiri.

Setelah sukses menopang platform game current-gen dengan system-on-chip ber-mikroarsitektur Jaguar, AMD belum lama mengungkap agenda untuk merilis APU (accelerated processing unit) anyar yang sanggup menyuguhkan performa lima kali lebih tinggi dibanding varian saat ini. Rencananya, proses penyediaan akan dilaksanakan pada tahun 2018 ke para produsen console – menjadi aspek esensial dari PlayStation ‘5’ dan Xbox ‘Two’.

Tentu saja tidak ada jaminan bagi Sony dan Micrsoft untuk kembali menggandeng AMD, namun kenaikan kinerja lima kali sangatlah menggoda. WCCF Tech juga menjelaskan bagaimana virtual reality merupakan fokus AMD selanjutnya, apalagi dengan pengembangan LiquidVR yang diintegrasikan bersama API Mantle. Seandainya proses pengerjaan berjalan lancar, arsitektur Graphics Core Next bisa mentenagai headset VR di 2018, memastikan APU AMD jadi pilihan terbaik bagi pencipta console.

Dari perhitungan kasar, kita butuh sekitar tiga kali kekuatan hardware PlayStation 4 (dan lebih buat Xbox One) untuk menopang Oculus Rift secara optimal di resolusi 2160×1200 90fps. Selain VR yang kian mantap, tidak salah jika kita berharap resolusi 4K akhirnya menjadi standard platform next-gen. Dahulu sempat ada teori yang menyatakan bahwa Xbox One dan PlayStation 4 sanggup membawa pengguna ke sana, namun prakteknya ternyata bertolak belakang.

Lewat chip baru AMD, backward compatibility akan lebih mudah disajikan. Karena console game modern telah pindah ke arsitektur x86, dan kemungkinan besar tetap mengusungnya, hal tersebut memastikan permainan-permainan PS4 dan Xbox One tetap dapat dinikmati di platform anyar.

Satu lagi: Sony dikabarkan sempat membuka lowongan pekerjaan di Sony Computer Entertainment of America, dan banyak orang berasumsi ini ada kaitannya dengan pengembangan PlayStation 5.