5 Hal Unik yang Perlu Anda Ketahui Tentang Final Fantasy VII Remake

Panggung Gamescom 2019 minggu lalu dimeriahkan oleh banyak sekali permainan menarik, beberapa sudah diumumkan sebelumnya tapi tak sedikit pula yang baru disingkap di sana. Fans Sony boleh berbangga dengan keberhasilan sejumlah judul eksklusif PS4 dalam meraih penghargaan bergengsi, belum lagi ada rentetan permaian blockbuster yang siap dirilis sebentar lagi, misalnya Death Stranding dan remake Final Fantasy VII.

Square Enix memang tidak melepas trailer baru Final Fantasy VII Remake di Gamescom 2019, namun lewat sesi demo yang dipandu oleh produser Yoshinori Kitase, developer memperkenankan media untuk menyimak secara lebih teliti fitur-fitur anyar di permainan. Via blog resmi, tim PlayStation meng-highlight 11 aspek menarik dari versi remake FFVII, namun ada lima hal yang betul-betul esensial. Ini dia:

  • Pemberontak Avalanche, yaitu grup tempat protagonis Cloud Strife bekerja, memperoleh perombakan. Tiap-tiap anggotanya mendapatkan dialog tambahan dan akan saling bercakap-cakap saat menjalankan operasi infiltrasi. Selain lewat kata-kata, interaksi antar karakter juga diperkuat oleh ekspresi wajah dan bahasa tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk membuat mereka lebih hidup.

FFVII 1

  • Meski penyajian narasi tetap berkiblat pada FFVII versi lawas, Square Enix tak ragu untuk mengubah cara mereka menghidangkannya. Misalnya, sejumlah adegan misi yang Avalanche kerjakan tak lagi ditunjukkan secara langsung, namun dibahas oleh kata atau cerita (contohnya ialah ketika grup memotong pagar buat menyelinap masuk).

FFVII 5

  • Berbekal aset serta perspektif kamera baru, Anda akan dimanjakan oleh pemandangan megah kota Midgar hingga rincian-rincian terkecil: pantulan gedung pencakar langit pada jendela kereta api sampai pita peringatan bahaya yang dipasang pada kabel-kabel terbuka di lokasi konstruksi. Menurut Sony, tiap detail di sana dirancang untuk menyampaikan cerita. (Contoh kecil lain bisa dilihat pada senapan mesin lengan milik Berret. Saat memuntahkan peluru, moncong senjata akan menyala oranye, akan hilang pelan-pelan begitu mulai mendingin).

FFVII 2

  • Square Enix tetap mempertahankan peti harta karun, namun penampilannya kini disesuaikan dengan aspek estetika kota Midgar. Developer tak lupa untuk menyebar peti dan barel Shinra. Silakan dihancurkan dan ada peluang besar Anda akan mendapatkan item-item menarik.

FFVII 4

  • Anda akan menemukan slot atau lubang di sejumlah pakaian dan senjata. Mereka adalah tempat untuk menaruh Materia, yaitu batu-batu mistis warna-warni yang bisa memberikan Anda kekuatan magis. Di versi remake, interaksi dengan Materia tak hanya dibatasi menu, tapi betul-betul interaktif dan warnanya memengaruhi objek tempat ia dipasang.

FFVII 3

Final Fantasy VII Remake rencananya akan dilepas dalam beberapa bagian terpisah. Episode pertama dijadwalkan untuk meluncur pada tanggal 3 Maret 2020. Game digarap secara eksklusif buat console PlayStation 4.

MyRepublic dan PlayStation Bermitra Demi Hidangkan Pengalaman Online Gaming Bebas Lag

Bertolak belakang dari anggapan orang awam, video game bukanlah sumber kekerasan. Mereka yang lama menekuni hobi ini tahu, lag-lah yang membuat gamer jadi emosional. Itulah alasan mengapa produsen hardware terus mengembangkan teknologi untuk menanggulangi kendala koneksi serta mendorong penyedia layanan internet buat menawarkan paket-paket khusus gaming.

MyRepublic merupakan salah satu perusahaan yang menyajikan layanan spesial untuk gamer di Indonesia. Berbekal teknologi fiber, perusahaan internet asal Singapura itu menjanjikan laju internet cepat hingga menyentuh 150Mbps dan tingkat latency super-rendah. Dan di pertengahan minggu ini, MyRepublic menyingkap lagi satu penawaran yang saya rasa sangat atraktif bagi para penikmat video game.

MyRepublic x PlayStation 10

Dalam acara pers yang dilakukan di Jakarta kemarin, MyRepublic mengumumkan kemitraannya dengan Sony Indonesia demi menghadirkan paket bundel internet bersama unit PlayStation 4 beserta keanggotaan PlayStation Plus. Itu berarti, para pelanggan disuguhkan sambungan internet tanpa batas serta akses ke game-game premium gratis. Selain itu, pengguna juga diberikan satu bonus lagi berupa permainan PlayerUnknown’s Battlegrounds secara cuma-cuma.

MyRepublic x PlayStation 2

 

Pilar MyRepublic x PlayStation

Ada sederet fitur yang dijagokan oleh MyRepublic di program bundling PlayStation 4 ini dan salah satunya adalah teknologi berbasis serat optik (FTTH) yang mampu menghidangkan internet unlimited sejati rendah latency. Di sebuah layanan internet, kecepatan unduh tinggi belum sepenuhnya menjamin rendahnya level latency. Dan dalam sesi game online, keterlambatan input ialah mimpi buruk terbesar para gamer.

MyRepublic x PlayStation 11

Fitur selanjutnya ialah pemanfaatan direct peer dan custom routing. Dengan direct peering, koneksi disalurkan secara langsung tanpa melibatkan pihak ketiga. Custom routing sendiri adalah metode penentuan rute koneksi ke server game di luar negeri yang terdekat dari lokasi Anda. Dengannya, sistem akan melakukan penyesuaian, jadi Anda tidak akan bermain di server Arab Saudi jika server terdekat berada di Singapura.

Keunggulan andalan berikutnya dari bundel MyRepublic x PlayStation ialah deretan benefit istimewa buat gamer. Satu contohnya adalah akses ke sesi-sesi uji coba beta tertutup eksklusif, seperti yang sempat dilangsungkan Activision pada permainan Call of Duty: Black Ops 4.

MyRepublic x PlayStation 1

Di presentasinya, product manager Chandra Setiasa menjelaskan alasan MyRepublic menyediakan paket bersama PlayStation ini. Ia menyampaikan, sekitar 30 persen pelanggan mereka menggunakan internet untuk bermain game dan sebagian besar ingin menikmati permainan di console PlayStation 4. Tapi agar bisa memperoleh pengalaman terbaik, konsumen membutuhkan sambungan yang dapat diandalkan.

MyRepublic x PlayStation 7

Dengan kolaborasi eksklusif ini, baik MyRepublic dan Sony Indonesia berkesempatan menyuguhkan konsumen beragam keuntungan. Kedua perusahaan juga punya keinginan untuk mengekspansi serta meneruskan kerja sama tersebut ke tahun-tahun berikutnya, mungkin hingga PlayStation ‘5’ tersedia nanti.

MyRepublic x PlayStation 6

Bagi CEO MyRepublic Handhianto Suryo Kentjono, peluncuran produk anyar ini merupakan realisasi dari komitmen mereka mendukung perkembangan esports di tanah air. Menurutnya, online gaming tidak akan terwujud tanpa ditopang sambungan internet yang cepat dan stabil. Sang CEO juga mengungkapkan harapannya untuk meluncurkan lebih banyak program menarik di waktu yang akan datang serta menghadirkan inovasi demi meningkatkan kepuasan pelanggan.

 

Mengulik pilihan paket dan keuntungan-keuntungannya

Ada tiga opsi bundel MyRepublic x PlayStation yang bisa Anda pilih:

  • PlayStation 4 Slim 1TB ditambah internet 100Mbps (Nova) selama setahun, dengan harga Rp 702.183 per bulan atau total Rp 8.426.200.
  • PlayStation 4 Slim 1TB dengan internet 150Mbps (Gamer) selama setahun, seharga Rp 804.850 per bulan atau total Rp 9.658.200.
  • PlayStation 4 Slim 1TB plus internet 300Mbps (Supernova) setahun, dijajakan di harga Rp 1.224.850 per bulan atau total Rp 14.698.200.

MyRepublic x PlayStation 4

Sangat menggoda bukan? Tapi kejutannya tidak berhenti sampai di sana. 50 pelanggan terpilih (bukan pelanggan pertama) akan diberikan kesempatan upgrade dari model PS4 Slim ke PlayStation 4 Pro secara gratis. Jika menghitung lebih rinci, dengan memilih salah satu paket di atas, Anda sebetulnya hanya membayarkan internet untuk delapan bulan saja. Kemudian di periode Oktober dan November 2019, 50 pengguna baru akan mendapatkan gamepad DualShock 4 tambahan (biasanya dijual di kisaran harga Rp 750 ribu).

MyRepublic x PlayStation 8

Dan seperti yang sudah saya bahas di atas, pihak Sony juga memberikan kita keanggotaan PlayStation Plus selama 12 bulan ditambah lagi voucher download PUGB. Masing-masing produk ini punya harga Rp 560 ribu dan Rp 360 ribu. Dengan memilih bundel tier Nova dan PS4, Anda dapat menghemat uang lebih dari Rp 3,5 juta. Lalu saat kontrak tersebut berakhir, unit PlayStation 4 itu sudah jadi hak milik Anda.

MyRepublic x PlayStation 12

Saat ini bundel MyRepublic x PlayStation baru bisa dinikmati oleh konsumen yang berada di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Dalam waktu dekat, perusahaan berencana buat memperluas program ke kota-kota lain. Penawaran menarik ini sangat cocok bagi Anda yang belum berkesempatan untuk memiliki PlayStation 4.

MyRepublic x PlayStation 3

Sambut Musim Gugur 2019, Sony Singkap 4 Varian DualShock 4 Baru

Di antara begitu banyak jenis gamepad, DualShock merupakan salah satu yang paling ikonis karena perangkat ini punya sejarah menarik sekaligus jadi representasi satu brand gaming raksasa. Saat meluncur di tahun 1997, ia disediakan sebagai periferal sekunder bagi mereka yang menginginkan sensasi ‘haptic feedback‘. Tapi pelan-pelan, DualShock dipilih untuk jadi pendamping PlayStation hingga hari ini.

Warna hitam memang lekat dekat DualShock. Meski demikian, sang console maker Jepang terus memperbanyak varian controller sesudah PlayStation 4 tersedia. Sejak enam tahun silam, Sony meluncurkan lebih dari 25 opsi warna DualShock 4, dari mulai Wave Blue, Sunset Orange dan Red Crystal. Dengan begitu banyak variasi, kita dipersilakan untuk menentukan warna yang paling mengekspresikan diri.

Dan walaupun PlayStation 4 sudah memasuki usia senja, Sony tidak ragu untuk terus menghadirkan varian-varian baru DualShock 4. Minggu ini, produsen memperkenalkan empat pilihan warna anyar, yaitu Electric Purple, Red Camouflage, Titanium Blue, dan Rose Gold. Mereka disiapkan buat menyambut musim gugur dan akan dirilis sebentar lagi.

DS4 1

Dari yang saya baca, toko retail di kawasan Amerika Serikat seperti GameStop sudah membuka gerbang pre-order unit-unit DualShock 4 tersebut, tetapi konsumen di Indonesia tentu mesti menunggu kehadirannya di toko-toko resmi, agar produk yang kita dapatkan mempunyai stiker ‘Produk Resmi Indonesia’. Melihat dari pengalaman sebelumnya, saya menduga Sony Indonesia akan menyediakan produk dalam jumlah cukup banyak.

DS4 2

Di blog PlayStation, Sony Interactive Entertainment memberi deskripsi untuk masing-masing warna.

Electric Purple: Warna cerah baru ini menyuguhkan dua tone ungu, membuat logo-logo tombol PlayStation putih di sana terlihat kontras.

Red Camouflage: Warna hitam, merah dan coklat dibubuhkan pada pola kamuflase khas PlayStation, dipadukan bersama teks dan icon perak.

Titanium Blue: Mengombinasikan bagian cover atas metalik dengan teks dan icon biru, lalu dipasangkan pada chassis biru muda di bawah.

Rose Gold: Mengusung finishing emas metalik dengan warna rose yang lembut demi mengedepankan kesan ramping dan canggih.

DS4 3

Jika Anda kebetulan memfavoritkan DualShock 4 Rose Gold, Sony turut menawarkan headset dengan skema warna serupa, dijadwalkan untuk meluncur di bulan November nanti. Performa dan spesifikasinya sendiri tidak berbeda dangan model standar. Sony menjanjikan ‘fitur-fitur audio yang dicintai para pemain’, kemudian mencantumkan logo-logo khas PlayStation di luar dan di dalam.

Keempat unit DualShock 4 akan mulai dipasarkan pada bulan September 2019, dijajakan seharga US$ 65. Di Indonesia, harganya mungkin sedikit lebih mahal dari versi yang sudah beredar. Rose Gold PlayStation Headset sendiri dibanderol di harga US$ 120.

DS4 4

Bos Xbox: Cloud Gaming Tak Bisa Dihindari, Tapi Belum Dapat Menggantikan Console

Secara teori, metode streaming yang diusung cloud gaming memungkinkan orang menikmati permainan kapan pun menggunakan perangkat apapun yang bisa mengakses internet. Inilah penawaran utama layanan-layanan seperti Google Stadia dan Shadow, hingga platform-platform lokal semisal Skyegrid dan gameQoo. Terkait hal ini, seorang petinggi Microsoft mengungkap pandangan menarik.

Sudah cukup lama Microsoft mengumbar agenda penggarapan xCloud. Waktu itu, eksistensinya membuat orang bertanya-tanya apakah xCloud akan jadi bagian dari ekosistem Xbox atau disajikan terpisah. Lewat Xbox Wire di bulan Mei kemarin, Microsoft menyingkap secara lebih rinci bagaimana mereka akan menyajikan xCloud – termasuk kesiapannya menyajikan seluruh game Xbox di tiap generasi.

Berbicara pada GameSpot, bos Xbox Phil Spencer mengakui bagaimana industri gaming bergerak ke solusi cloud dan hal tersebut tidak terelakkan. Namun transisi ke arah itu pada dasarnya dipengaruhi oleh gamer, dan Spencer menekankan bahwa hardware khusus gaming kemungkinan tetap masih dibutuhkan di masa depan. Buat sekarang saja, ada begitu banyak perangkat komputasi, dari mulai smartphone, Surface Hub ataupun Xbox; dan mereka diperlukan untuk menikmati cloud gaming.

Spencer juga mencoba mengklarifikasi satu hal: terlepas dari pengembangan xCloud, Microsoft tidak punya niatan untuk menyediakan console/set-top box khusus streaming. Yang mereka lakukan adalah menggarap home console baru ‘secara tradisional’. Dengan menyiapkan dua solusi berbeda itu, konsumen dipersilakan memilih, apakah mereka ingin mengakses game secara streaming via smartphone atau secara lokal/langsung di console.

Arahan gaming on demand sebetulnya merupakan kelanjutan dari strategi baru Microsoft. Sejak beberapa tahun lalu, perusahaan memutuskan agar game Xbox juga bisa dimainkan dari PC ber-Windows 10. Eksklusivitas tampaknya tak lagi jadi prioritas. Spencer menjelaskan bagaimana timnya berupaya buat menghadirkan game di perangkat apapun yang Anda pilih, baik itu PC, Xbox bahkan termasuk produk kompetitor seperti PlayStation.

Sang bos Xbox juga memaparkan singkat kekurangan dan kelebihan dari solusi game stream. Karena mengandalkan koneksi internet, kita tidak mungkin mendapatkan konten 8K 120Hz, namun kualitas xCloud tetap nyaman dan memuaskan. Lalu bahkan jika layanan gaming on demand nantinya dibekali fitur-fitur semisal multiplayer coop dan voice chat, pengalamannya sudah pasti berbeda dari seperti ketika Anda duduk di atas sofa di depan TV.

Tentu saja Phil Spencer sangat percaya diri pada apa yang xCloud bisa sajikan. Layanan ini ditopang oleh data center Azure yang tersebar secara global. Kondisi ini memastikan Microsoft dapat lebih mudah menjangkau konsumen serta mempercepat proses pematangannya.

The Last of Us 2, Death Stranding dan Ghost of Tsushima Tetap Akan Meluncur di PlayStation 4

Terlepas dari absennya Sony di perhelatan E3 2019, mereka tak bisa melarikan diri dari sorotan publik, terutama setelah perusahaan menyingkap info lebih detail terkait komposisi hardware console next-gen. Di bulan ini, muncul rentetan berita mengenai Sony, dari mulai kemitraan bersama Microsoft, komparasi performa antara PS5 dan PS4 Pro, hingga ke mana produsen akan mengarahkan pengembangan layanan PlayStation Now.

Satu lagi pertanyaan terbesar yang muncul di masa-masa peralihan ini adalah, apakah game-game andalan yang dahulu dipamerkan di E3 – misalnya The Last of Us: Part 2, Death Stranding dan Ghost of Tsushima – akan tiba di PlayStation 4 atau mereka akhirnya disiapkan sebagai launch title ‘PS5’? Gamer dapat bernafas lega sesudah tahu bahwa console generasi selanjutnya dari Sony dibekali fitur backward compatibility, karena dengan begini ada kesempatan bagi pemiliki PS4 untuk menikmati judul-judul anyar itu.

Dan ada kabar gembira lagi buat Anda yang menanti judul-judul di atas. Dari sebuah bocoran yang berisi strategi perusahaan, Sony Interactive Entertainment kembali menegaskan krusialnya peran PlayStation 4. Console current-gen tersebut akan tetap jadi ‘medium penyajian konten penting’ dan ‘platform penghasil pemasukan’ dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Perusahaan juga bilang akan terus meluncurkan permainan-permainan eksklusif di sana.

Bersamaan dengan pernyataan itu, Sony menampilkan box art dari The Last of Us: Part 2, Death Stranding, serta Ghost of Tsushima. Hal ini mengindikasikan bagaimana ketiga permainan eksklusif tersebut tetap akan dilepas di platform current-gen, diperkirakan akan tiba dalam waktu tiga tahun atau lebih cepat. Di acara gathering minggu lalu, lead of PR SIE Singapore Ian Purnomo mendengungkan pendapat senada, bahwa judul-judul ini tetap dijadwalkan untuk mendarat di PS4.

Ketiga game tentu saja juga bisa dimainkan di PlayStation ‘5’. Melihat susunan hardware console anyar itu, game boleh jadi akan berjalan dengan tingkat visual yang lebih baik dan didukung fitur-fitur grafis baru. Di salah satu slide presentasi, Sony menyampaikan, “Kami akan memanfaatkan kapabilitas backward compatibility untuk membantu proses transisi ke next-gen secara lebih cepat dan mulus.”

Di masa peralihan nanti, PlayStation 4 akan berperan sebagai pintu gerbang bagi gamer sebelum mereka merangkul platform next-gen. Banyak orang dan pakar percaya, tahun ini penjualan PS4 berpotensi menebus seratus juta unit. Sony sempat mengungkapkan bahwa dari 96,8 juta unit yang telah terjual, 90 persen pemilik console current-gen sempat mengakses PlayStation Network dalam kurun waktu 12 bulan ke belakang.

Sumber: GamesRadar+.

Layanan PlayStation Now Next-Gen Bisa Dinikmati Tanpa Perlu Memiliki Console

Pengungkapan detail hardware console next-gen Sony yang dilakukan oleh lead system architect Mark Cerny bulan April lalu membuat perhatian khalayak tertuju pada perusaan Jepang itu. Di minggu ini, tersingkap lagi sejumlah informasi terkait PlayStation ‘5’. Yang pertama ialah dari jurnalis Wall Street Journal Takashi Mochizuki terkait aspek performa dan kedua datang dari pertemuan Sony bersama para investor.

Melalui Twitter-nya, Takashi Mochizuki mengunggah satu video yang memperlihatkan perbandingan waktu load antara PlayStation 4 Pro dengan hardware next generation. Di sana, ‘PS5’ mampu membuka game Marvel’s Spider-Man dalam waktu 0,83 detik berkat pemanfaatan SSD, sedangkan PS4 Pro membutuhkan 8,1 detik. Video tersebut mengonfirmasi laporan Wired sebelumnya.

Selanjutnya, dokumen Sony IR Day menyingkap ke arah mana perusahaan akan mengembangkan layanan PlayStation Now mereka. Kita tahu, minggu lalu Sony mengonfirmasi kemitraan strategis dengan Microsoft untuk bersiap-siap menghadapi kompetisi dari Google dan Amazon lewat layanan cloud gaming  mereka. Ke depan, sang console maker berencana buat meng-upgrade kapabilitas PlayStation Now.

PlayStation Now ialah layanan cloud gaming berlangganan, yang memungkinkan kita menikmati game-game PS2, PS3 dan PS4 dari unit console PlayStation 4 ataupun PC. Tentu saja buat menggunakannya, ada syarat yang mesti terpenuhi. Pertama, Anda harus memiliki console current-gen Sony, lalu pengguna juga perlu menyiapkan controller berbasis Xinput untuk mengakses permainan dari perangkat non-PlayStation.

Nantinya, syarat-syarat ini akan berubah. Sony menjelaskan bahwa pengalaman penggunaannya akan diperkaya, kemudian kontennya dapat diakses secara seamless kapan pun dan dari mana pun, dengan atau tanpa console PlayStation. Di sini, ‘tanpa console‘ perlu ditekankan karena selama ini jalan masuk ke PS Now cukup terbatas dan mungkin itulah alasan mengapa tak banyak orang memakainya (ada sekitar 700 ribu pelanggan di seluruh dunia). Namun kemudahan akses berpeluang mengubah kondisi tersebut.

Menyediakan kemudahan akses ke konten PlayStation merupakan taktik jitu untuk menangkal desakan dari Google Stadia. Jika nanti sudah tersedia, aspek berikutnya yang perlu Sony perhatikan adalah jangkauan layanan. Karena berbicara soal infrastruktur, Google jauh lebih siap dari mereka. Sony sendiri punya keunggulan di faktor konten, terutama permainan-permainan eksklusif.

Sejauh ini baru Doom Enternal dan Assassin’s Creed Odyssey yang dikonfirmasi akan tersedia di Stadia, tapi Google sendiri telah mendirikan studio first-party Stadia Games and Entertainment yang dipimpin oleh mantan studio head Ubisoft dan EA, Jade Raymond.

Via DigitalTrends.

Sony Gandeng Microsoft Demi Menyongsong Era Cloud Gaming

Masa-masa transisi ke console next-gen akan sangat menarik karena para pemain lama di ranah ini, terutama Sony dan Microsoft, mendapatkan kompetisi yang tak terduga. Google resmi menyingkap layanan on demand Stadia di GDC 2019, dan sejak awal tahun ini, ada laporan yang menyatakan bahwa e-commerce raksasa Amazon juga tengah mengembangkan platform cloud gaming-nya sendiri.

Sistem cloud sudah lama menjadi bagian dari layanan PlayStation maupun Xbox, namun Sony dan Microsoft mengambil arahan berbeda dalam menyajikannya. Kita tahu, rivalitas antar kedua perusahaan telah berlangsung selama hampir dua dekade, tapi ada sesuatu yang berubah di era naik daunnya gagasan cloud gaming. Minggu lalu, secara mendadak Sony dan Microsoft mengumumkan kerja sama demi mengembangkan dan menyajikan layanan game streaming.

Melalui kemitraan strategis ini, Sony Interactive Entertainment mendapatkan akses ke teknologi cloud Microsoft Azure. Langkah tersebut boleh jadi diambil setelah Sony bersusah payah menggarap sistem game stream-nya selama tujuh tahun. Meski sudah tersedia, minat gamer untuk menggunakan PlayStation Now tidak begitu besar, lalu jangkauannya juga cukup terbatas – hanya tersedia di Amerika, Jepang dan beberapa negara Eropa.

Yang mengejutkan lagi ialah, berdasarkan laporan sejumlah informan, negosiasi antar kedua perusahaan telah dilakukan sejak tahun lalu dan ditangani langsung oleh petinggi Sony di Tokyo tanpa sepengetahuan divisi PlayStation (Sony Interactive Entertainment). Akibatnya, unit gaming mereka juga kaget mendengar berita ini. Kabarnya, para manager harus turun tangan buat menenangkan stafnya dan meyakinkan mereka bahwa rencana pengembangan console next-gen tidak terpengaruh.

Sedikit penjelasan bagi Anda yang masih awam terhadap konsep cloud gaming (disebut juga layanan game streaming atau on demand): cloud gaming memungkinkan kita menikmati permainan video dari perangkat apapun (misalnya smartphone atau PC low-end) yang memiliki akses internet memadai. Seluruh proses pengolahan data dilakukan di sisi server, maka dari itu platform ini tidak menuntut spesifikasi hardware tinggi.

Satu hal yang menjadi rintangan terbesar bagi platform game streaming ialah aspek dukungan infrastruktur internet. Idealnya, permainan harus berjalan lancar di setting grafis ‘memuaskan’ (resolusi 1080p dan 60fps adalah standar paling rendah) serta mampu merespons input layaknya dimainkan dari console atau PC. Rangkuman lengkap dari status cloud gaming saat ini bisa Anda simak di sini.

Memang perlu waktu cukup lama bagi layanan game stream untuk benar-benar matang, namun melihat kondisi sekarang, ke sanalah tren gaming bergerak. Dari perspektif kesiapan dalam menyongsongnya, Sony sejujurnya terlihat tertinggal. Microsoft sendiri berada di posisi yang cukup aman mengingat mereka ialah penyedia layanan cloud terbesar kedua di dunia.

Sumber Bloomberg.

Sony: Sekarang Adalah Waktu Terbaik Untuk Menikmati PlayStation 4

Menakar faktor harga dan kemudahan pemakaian, console ialah perangkat teroptimal untuk bermain game. Konten-konten di platform ini tidak membingungkan pengguna dengan daftar kebutuhan hardware serta rumitnya proses setup. Dan di Indonesia, PlayStation berkiprah tanpa ada lawan, karena pada dasarnya, baik Xbox One maupun Nintendo Switch belum dirilis resmi di sini.

Beberapa tahun setelah meluncurkan PlayStation 4, satu langkah nyata yang Sony Interactive Entertainment lakukan dalam meningkatkan kualitas layanan mereka (dan menghilangkan kebingungan konsumen) adalah dengan menerapkan sistem garansi baru yang ditandai oleh stiker ‘produk resmi Indonesia’. Sony juga terus menghadirkan console-console edisi spesial di tanah ait, serta melangsungkan berbagai acara offline secara konsisten.

Meneruskan tradisi mereka, Sony kembali melaksanakan aktivitas iftar gathering di bulan puasa tahun ini. Dan dalam acara kecil kemarin, sang console maker Jepang mengumumkan digelarnya program ‘Spesial Ramadan’, berisi promo potongan harga terhadap console, aksesori dan paket bundel. Promo ini dimulai pada tanggal 18 Mei dan berjalan sampai 2 Juni. Selama berlangsung, Anda bisa membeli PS4 Hits Bundle seharga hanya Rp 4,2 juta, serta memiliki PS4 Pro plus DualShock 4 cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 6 juta saja.

PS 3

Sony juga mengungkap agenda roadshow pertamanya di Jakarta Fair 2019. Di acara tahunan terbesar ibu kota itu, mereka akan menyiapkan booth dan mempersilakan pengunjung buat mencicipi sejumlah permainan terpopuler PlayStation 4, dibuka untuk umum dari tanggal 22 Mei sampai 30 Juni. Promo Spesial Ramadan juga bisa dinikmati di sana.

PS 4

Seluruh agenda Sony ke depan memang terlihat sangat menarik, namun sejujurnya ada satu pertanyaan yang mungkin mengganjal pikiran banyak orang: layakkah membeli PlayStation 4 ketika ‘PS5’ mulai datang menghampiri? Hal inilah yang saya coba diskusikan bersama Ian Purnomo selaku lead of PR Sony Interactive Entertainment Singapore untuk kawasan Asia Tenggara.

PS 2

 

Pencapaian PlayStation 4

Dalam sambutannya, Ian Purnomo mengungkapkan bahwa terhitung di tanggal 31 Maret 2019, console current-gen Sony telah terjual sebanyak 96,8 juta unit. Pencapaian PlayStation 4 di Indonesia sendiri cukup memuaskan. Bagi Sony, negara ini menyimpan potensi sangat besar, tapi tentu saja ada tantangan yang perusahaan hadapi. Salah satu rintangan terbesar datang dari aspek distribusi, merupakan efek dari luasnya wilayah nusantara serta lokasi kota-kota besar yang berjauhan.

PS 8

Sony sudah lama berupaya menggapai semua kawasan itu dan kini PlayStation 4 jadi lebih mudah diakses berkat bantuan e-commerce dan tersebarnya authorized dealer di berbagai daerah. Lalu lewat program-program roadshow, perusahaan melakukan edukasi terkait game-game PlayStation. Itu alasannya mengapa Sony memutuskan buat berpartisipasi di event Jakarta Fair tahun ini.

 

Kesempatan PS4 bermanuver di periode akhir siklus hidupnya

Di sesi tanya jawab, saya mencoba mencari tahu apakah konfirmasi Sony terhadap eksistensi dari PlayStation ‘5’ membuat orang mempertimbangkan lagi keputusannya untuk membeli PS4 – jika mereka belum memilikinya. Pandangan senada disampaikan oleh seorang kreator konten YouTube. Ia mengaku, banyak pemirsanya yang bertanya apakah sebaiknya mereka menahan diri dan menunggu hingga PS5 dirilis.

PS 6

Ian Purnomo setuju, memang ada rasa penasaran tinggi terhadap console next-gen – apalagi setelah detail hardware-nya beredar. Meski demikian, ia tidak melihat dampak serius bagi minat ataupun penjualan PS4 di pasar lokal. Menurutnya, ada berbagai hal yang membuat PlayStation 4 tetap atraktif di mata konsumen, di antaranya adalah beragam pilihan judul permainan berkualitas serta penawaran bundel-bundel menarik.

PS 5

Dalam diskusi terpisah, Ian Purnomo mengungkapkan bahwa beberapa orang memang menunjukkan keragu-raguan buat membeli, tetapi jika terus menunggu, kapan kita akan mulai bermain? Sang PR lead menganalogikan situasi ini dengan ‘efek iPhone’ yang di-update tiap tahun. Ia berpendapat, teknologi tidak seperti jenjang pendidikan yang memiliki puncak, namun selalu tergantikan. Pola pikir menunda-nunda-lah yang perlu diubah.

PS 1

Jika bermain sekarang, Anda dapat segera menikmat beragam game berkualitas. Dan terutama di Indonesia, mempunyai console game ialah investasi hiburan jangka panjang. Ian memberikan satu contoh: silakan kunjungi Mangga Dua Mall. Bahkan sampai saat ini, PlayStation 3 masih dijual di sana, menunjukkan tingginya minat terhadap perangkat game dedicated seberapa lawas pun produk itu. Dan di daerah luar ibu kota, PlayStation 4 masih berada di tahap awal adopsi.

 

The best time to play is now

Ian Purnomo menegaskan, sekarang adalah waktu terbaik untuk bermain, buat menikmati cerita-cerita terbaik dan bertemu dengan karakter-karakter yang tak terlupakan. Mengenai penggarapan next-gen console, Sony sendiri tidak pernah menekan timnya untuk buru-buru mengembangkan sebuah produk. Hal ini berlaku buat software/game, apalagi hardware. Dan ketika platform telah tersedia, konten menjadi raja.

PS 9

Menanggapi pertanyaan saya soal kemunculan platform-platform game stream, Sony tidak merasa cemas. Di Indonesia, Sony tetap unggul di aspek distribusi game, dan situasi ini tidak akan berubah dalam waktu dekat. Terlepas dari kemudahan akses ke versi digital, konsumen tetap disuguhkan opsi fisik yang sama sekali tidak perlu diunduh. Dan saat saya ingin tahu pendapat Sony soal strategi ‘permainan video sebagai layanan’, Ian mengoreksi istilah ini: “Kebetulan kami masih percaya diri dengan konsep single-player as a service.

PS 10

Multiplayer memegang peranan besar di layanan PlayStation, namun pengalaman bermainnya tidak selalu konsisten dan sangat dipengaruhi faktor eksternal. Dalam sepuluh menit pertama, mungkin game terasa sangat seru. Tetapi boleh jadi, sensasinya akan memudar. Permainan single-player first-party PlayStation punya karakteristik berbeda. Semua bagian di sana dirancang secara cermat untuk memukau dan mengejutkan pemain (lewat efek sinematik atau twist di cerita), serta memberikan rasa puas dan sensasi pencapaian ketika ditamatkan.

Jadi, sudahkah Anda bermain game hari ini?

Analis: PlayStation 5 Akan Dibanderol $ 500, Dirilis Bulan November 2020

Melihat tanda-tanda yang ada, peralihan dari console current-gen ke generasi selanjutnya akan menjadi momen menarik. Microsoft sudah mulai mengajukan konsep cloud gaming dan ada kemungkinan sistem ini dibubuhkan pada hardware anyar mereka. Sang rival Sony sendiri telah mengungkap sedikit detail spesifikasi dari PlayStation ‘5’ dan rencana buat merangkul fitur backward compatibility.

Namun memang ada banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pertama, seperti apa wujud ‘PS5’? Kedua, kapan produk akan resmi disingkap dan diedarkan jika Sony absen di E3 2019? Dan terakhir, detail hardware mengindikasikan harga retail yang lebih mahal dari PlayStation 4, tapi berapa? Analis Hideki Yasuda dari Ace Research Institute mencoba mengajukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Dilaporkan oleh WinFuture, Hideki Yasuda memprediksi bahwa PlayStation 5 akan dibanderol di harga US$ 500. Angka ini lebih tinggi dari PlayStation 4 ketika melakukan debutnya. Sistem gaming current generation itu awalnya dijajakan senilai US$ 400, kemudian dalam perjalanannya, menurun jadi US$ 300, diterapkan baik pada edisi standar maupun spesial. Kini, US$ 400 adalah angka yang dipatok untuk satu unit PlayStation 4 Pro.

Kenaikan harga boleh jadi disebabkan oleh kehadiran komponen-komponen yang lebih canggih. Mengacu pada keterangan lead system architect Mark Cerny di bulan April kemarin, PlayStation 5 akan dibekali penyimpanan berbasis SSD dan kabarnya bisa menjalankan konten di resolusi 4K serta mendukung fitur ray tracing – berkat dukungan prosesor semi-custom AMD Ryzen 3 7nm serta GPU Radeon Navi.

Melihat dari pengalaman sebelumnya, saya menduga bahkan dengan menjual PS5 di harga US$ 500, Sony tidak memperoleh banyak keuntungan atau mungkin malah merugi. Hal ini boleh dikatakan ‘cukup normal’ di ranah penyajian console. Produsen akan balik modal dan mendapatkan pemasukan beberapa saat setelah momen peluncuran berlalu lewat penjualan game serta layanan berlangganan PlayStation Plus.

Untuk waktu ketersediaan PS5, Yasuda mengestimasi akan jatuh pada bulan November 2020. Waktu tersebut cukup masuk akal, karena memang mendekati periode liburan hari raya/akhir tahun. Penuturan Yasuda cukup senada dengan prediksi analis Michael Pachter dari Wedbush Securities sebelumnya, yang menyatakan bahwa PlayStation 5 tidak akan dirilis hingga tahun 2019 berakhir.

Selain itu, Hideki Yasuda memperkirakan akan ada sekitar enam juta unit PS5 terjual di bulan Maret 2021, dan bertambah lagi 15 juta console lagi di tahun berikutnya. Menurutnya, PlayStation 5 akan kembali berkompetisi dengan produk baru Microsoft, sedangkan layanan gaming on demand seperti Google Stadia kemungkinan belum memberikan perlawanan berarti bagi platform konvensional.

Via BGR.

Analis: 20 Juta Gamer PC Akan Beralih ke Console di Tahun 2022

Persaingan antar fans sudah ada dari sejak lahirnya video game. Setelah era keemasan Atari, Nintendo dan Sega usai, kini rivalitas panas terjadi berlangsung antara konsumen setia Sony dan Microsoft. Fitur, hardware, serta konten biasanya yang paling sering dibahas dalam perdebatan itu. Tapi mereka yang paham aspek teknis setuju, PC merupakan platform gaming paling superior di antara semunya.

Bahkan ketika lihat dari satu layanan saja, Anda bisa menakar sendiri besarnya jumlah penikmat game PC: ada 47 juta pengguna aktif mengakses Steam setiap harinya. Data Statista sendiri menyebutkan ada 1,22 miliar gamer PC di tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat jadi 1,4 miliar di 2021. Uniknya, Jon Peddie Research melaporkan prediksi yang sangat berbeda. Menurut mereka, akan ada sekitar 20 juta pemain di PC beralih ke console dalam periode tiga tahun ke depan.

Jon Peddie menjelaskan bahwa pergeseran ini memiliki korelasi dengan penurunan pasar komputer personal. Satu pendorong dari migrasi tersebut adalah minimnya inovasi, kemudian produsen kini juga lebih lambat dalam memperkenalkan barang-barang baru. Menurut analis, perpindahan terbesar dilakukan oleh pengguna PC ‘low end‘ yang umumnya mempunyai sistem seharga US$ 1.000 ke bawah. Transisi didorong oleh meningkatnya kualitas panel TV, bertambah canggihnya teknologi semikonduktor di console, serta ketersediaan game-game eksklusif di sana.

JPR.

Menariknya, JPR sempat melihat kenaikan pembelian produk PC entry-level hingga kelas menengah dengan maksud digunakan sebagai mesin gaming. Namun menurut tim analis, hal tersebut tidak memberi dampak besar pada peningkatan volume. Dalam lima tahun ke depan, JPR memprediksi ada ratusan juta gamer PC berpindah ke ranah ‘TV gaming‘, dan sebagian dari mereka memilih untuk memanfaatkan layanan on demand. Saat itu, kondisi pasar jauh berbeda dari sekarang dan Hukum Moore akan kehilangan signifikansinya karena pencipta prosesor tidak bisa lagi menyusutkan ukuran transistor tiap 24 bulan.

Lalu apakah ini merupakan sebuah senja bagi industri PC gaming?

Tentu tidak jika Anda melihat dari perspektif yang lebih luas. Microsoft yang baru saja dinobatkan sebagai perusahaan satu triliun dolar mengungkapkan komitmennya untuk fokus di segmen gaming di PC lewat Windows 10. Dan dalam survei di Game Developers Conference 2017, 53 persen dari 4.500 developer yang berpartisipasi mengonfirmasi tengah mengembangkan permainan untuk PC. Persentase game console tampak lebih kecil, yaitu 27 persen di PS4, 23 persen di Xbox One, dan 3 persen untuk Switch.

Dan berbicara soal teknologi semikonduktor serta transistor, kita tahu Sony telah mengonfimasi penggunaan chip Ryzen 3 dan Radeon Navi di PlayStation ‘5’. Keadaan tersebut memperlihatkan kian miripnya arsitektur console dengan PC, memastikan pengembangan game multi-platform dan proses porting jadi lebih mudah. Dan jangan heran jika PS5 tersedia nanti, prosesor 12- atau 16-core akan menjadi kian merakyat…

Via Digital Trends.