JD.ID Hadirkan Toko Ritel Modern “JDVirtual” di Stasiun Commuter Line

JD.ID menghadirkan layanan baru bagi penggunanya berupa toko ritel modern bernama JDVirtual. JDVirtual saat ini bisa ditemui di stasiun Jakarta Kota, Sudirman, Sudimara, Juanda, Gondangdia, Cikini, Tebet, Pasar Minggu dan Depok Baru.

JDVirtual menjual produk makanan, minuman, dan kebutuhan rumah tangga, persis seperti yang biasa banyak ditemukan di toko ritel. Toko ritel disajikan untuk memudahkan pengguna memilih jenis barang yang dibeli, nantinya barang tersebut akan dikirimkan ke alamat yang tertera pada aplikasi.

Selain menjajaki model baru, upaya ini dilakukan untuk merangkul potensi mobilitas pengguna commuter line yang cukup tinggi di Jakarta.

Berdasarkan data dari PT Kereta Commuter Indonesia di laman resminya, hingga Juni 2018 rata-rata jumlah pengguna KRL di tiap hari kerja mencapai 1 juta orang, dengan rekor jumlah pengguna terbanyak yang dilayani dalam satu hari adalah 1.154.080 pelanggan.

Konsep O2O (Online-to-Offline) sebelumnya juga dijajal JD.ID melalui peluncuran toko futuristis JD.ID X di PIK Avenue awal Agustus lalu. Hanya saja di JD.ID X barang dijual langsung, pembayaran dilakukan melalui aplikasi.

Pembelian menggunakan kode QR

Memanfaatkan teknologi kode QR, JDVirtual menawarkan cara berbelanja modern dengan tetap mengedepankan konsep belanja tanpa batas (borderless) dan non-tunai (cashless). Bagi pengguna aplikasi JD.ID, bisa langsung melakukan pembelian dengan memindai kode produk di JDVirtual. Selanjutnya proses transaksi akan dilakukan di aplikasi JD.ID, termasuk pembayaran.

Target JD.ID dengan JDVirtual ini adalah memberikan pengalaman baru dalam berbelanja bagi para pelanggan setianya. Tidak menutup kemungkinan layanan JDVirtual akan ditambah di beberapa titik strategis layanan transportasi masyarakat seperti di terminal bus dan bandara.

“Pelanggan adalah inspirasi kami dalam menjalankan bisnis di Indonesia. Kami percaya dengan JD.ID Virtual konsep berbelanja yang tak mengenal batas dapat memberikan solusi nyata bagi industri ritel modern sekaligus menjalankan amanah kami untuk memajukan Indonesia,” kata President Director JD.ID, Zhang Li.

Application Information Will Show Up Here

Alibaba dan Guess Demonstrasikan Kemudahan Berbelanja Busana di Toko Retail Masa Depan

Tidak bisa dipungkiri, Alibaba merupakan salah satu yang terdepan dalam mengimplementasikan konsep toko retail masa depan. Raksasa teknologi asal Tiongkok tersebut begitu gencar mempromosikan dan mendemonstrasikan visinya yang bertajuk “New Retail”, dan kolaborasi terbaru mereka bersama brand fashion Guess tidak luput dari konsep tersebut.

Keduanya membuka sebuah toko konsep bernama FashionAI guna mendemonstrasikan kemudahan berbelanja busana di masa depan, yang ditunjang oleh infrastruktur berbasis artificial intelligence. Di dalam toko yang hanya dibuka selama beberapa hari itu, tersembunyi beragam inovasi teknologi yang sangat menarik.

Alibaba FashionAI Concept Store

Yang paling utama adalah kehadiran cermin pintar di sejumlah sudut toko, berfungsi untuk menyuguhkan rekomendasi produk berdasarkan pakaian yang konsumen ambil, sehingga konsumen bisa mendapat gambaran berbagai gaya busana yang cocok. Dalam implementasinya, Alibaba juga memanfaatkan teknologi computer vision dan RFID (radio-frequency identification).

Dari situ konsumen bisa menuju ke ruang ganti untuk mencoba sejumlah pakaian yang hendak dibelinya, akan tetapi mereka tidak perlu membawa apa-apa. Cukup pilih pakaian yang diinginkan dan tambahkan ke keranjang belanja virtual melalui cermin pintar itu tadi, maka pegawai toko akan mengantarkannya ke ruang ganti.

Alibaba FashionAI Concept Store

Di dalam ruang ganti, konsumen akan kembali disambut oleh sebuah cermin pintar, tapi kali ini tentu saja tanpa ada satu pun kamera. Di situ fungsinya adalah untuk memilih varian warna atau ukuran lain dari pakaian yang dijajal, dan sesaat setelahnya pegawai toko lagi-lagi akan mengantar varian lain sesuai permintaan konsumen.

Bagaimanapun juga, membeli pakaian tetap lebih enak di toko fisik ketimbang online. Inisiatif Alibaba ini sejatinya punya potensi untuk menyelamatkan bisnis retail fashion yang belakangan sering diberitakan terus merosot seiring bertambah banyaknya toko dari berbagai brand yang ditutup.

Sumber: Engadget dan Alizila.

Penerapan Kecerdasan Buatan untuk Sektor Ritel di Indonesia

Kecerdasan buatan (artificial intelligence) menjadi teknologi yang masih terus dieksplorasi di berbagai sektor, tak terkecuali ritel. Penerapannya cukup beragam, dari hulu ke hilir, dari siklus inisiasi produk sampai pelayanan. Namun demikian, jika melihat di Indonesia saat ini penerapan AI untuk ritel belum sampai menghasilkan otomasi atau augmentasi proses yang signifikan.

Sebelum lebih jauh, supaya bisa membayangkan konsep masa depan seperti apa, video berikut memberikan contoh penerapan AI yang lebih riil membantu bisnis ritel tradisional memaksimalkan pelayanan pelanggan:

Sejauh ini sudah ada beberapa studi kasus di sektor ritel yang berhasil mengoptimalkan sistem berbasis AI. Penerapannya umum diintegrasikan ke dalam sistem bisnis yang sudah ada, misalnya menjadi bagian dari aplikasi penjualan atau CRM, dipadukan dengan algoritma platform marketplace untuk pemetaan segmentasi pelanggan, sampai yang baru-baru ini banyak diunggulkan ialah layanan pembayaran.

Seperti layaknya sebuah investasi bisnis pada umumnya, pada akhirnya penerapan teknologi harus mampu diukur pada Return of Investment (ROI) yang akan didapatkan oleh bisnis.

Otomasi layanan pelanggan

DailySocial pernah melakukan sebuah survei bertajuk “Customer Services in Indonesia” pada tahun 2017 yang diikuti sekitar 1018 responden pengguna smartphone. Dalam survei tersebut disimpulkan beberapa hal, pertama ialah konsumen di Indonesia kebanyakan memiliki ketergantungan tinggi terhadap layanan pelanggan, baik untuk memberikan asistensi terhadap layanan yang disuguhkan ataupun menyampaikan komplain.

Survei DailySocial tentang tanggapan pengguna smartphone mengenai chatbot untuk layanan pelanggan
Survei DailySocial tentang tanggapan pengguna smartphone mengenai chatbot untuk layanan pelanggan

Temuan berikutnya, kendati belum banyak yang yakin terhadap manfaat layanan berbasis chatbot, responden mengaku bahwa otomasi layanan pelanggan berbasis chatbot akan memberikan banyak keuntungan, salah satunya terkait kecepatan dalam pelayanan. Di survei yang sama juga disinggung bahwa konsumen cukup merasa terbantu dengan adanya fitur rekomendasi yang diberikan pada sebuah layanan online atau berbasis aplikasi.

Dari penjelasan di atas, ada dua hal yang dapat difasilitasi dengan penerapan teknologi kecerdasan buatan, yakni layanan chatbot dan rekomendasi. Beberapa perusahaan di Indonesia sudah mulai mengimplementasikan secara penuh layanan tersebut. Jika pernah mendengar Vira (layanan chatbot pelanggan BCA), Mita (layanan chatbot pelanggan Mandiri), Shalma (layanan chatbot pelanggan milik Alfamart) dan beberapa lainnya.

Selanjutnya untuk sistem rekomendasi, ada dua mekanisme yang dapat diterapkan. Pertama ialah menanamkan algoritma khusus pada platform penjualan. Misalnya yang sudah banyak diterapkan sistem e-commerce saat ini, mekanismenya seperti ini. Misalnya seseorang tengah mencari barang X, maka ia akan melakukan pencarian. Berlandaskan data profiling yang dimiliki dari histori transaksi dan sebagainya, platform tersebut dapat memberikan rekomendasi produk yang tepat. Ujungnya memberikan konversi penjualan yang lebih baik.

Kemudian mekanisme kedua, yakni memanfaatkan kanal digital marketing yang saat ini ada. Layanan seperti media sosial sejatinya sangat membantu untuk sistem rekomendasi seperti ini. Mereka menyediakan kemampuan untuk menargetkan iklan produk atau layanan tertentu pada pengguna yang pas. Fungsinya untuk memberikan rekomendasi secara tidak langsung, yang berujung pada konversi penjualan atau kunjungan layanan.

Tentu kita pernah mendapati kejadian, saat sebelumnya melakukan pencarian produk melalui mesin pencari atau platform penjualan tertentu, lalu ketika kita membuka media sosial ataupun situs lain yang memiliki iklan, maka konten iklan yang ditampilkan adalah produk-produk yang dicari tadi.

Sistem pembayaran

Di sini, realisasi Amazon Go menjadi salah satu inovasi bisnis ritel pintar yang mampu memanfaatkan teknologi untuk otomasi sistem pembayaran. Sensor yang dipasangkan memungkinkan melacak barang yang diambil konsumen, lalu secara otomatis memotong saldo di aplikasi.

Di Indonesia, algoritma AI ditanamkan pada sistem pembayaran atau e-commerce untuk mencegah beberapa kemungkinan buruk, yang paling banyak untuk mendeteksi fraud. Jika melihat kasus yang banyak terjadi –misalnya order fiktif di layanan—sangat perlu disiasati dengan sistem otomasi. Di fase awal seperti ini meningkatkan kepercayaan kepada pengguna menjadi poin penting yang layak diperjuangkan.

Namun kecerdasan buatan tidak hanya berhenti di situ saja, banyak skenario lain yang bisa diaplikasikan untuk industri ritel di Indonesia. Bidang lain misalnya logistik untuk membantu penyampaian produk oleh peritel, beberapa inovasi seperti drove delivery banyak mencuat beberapa waktu terakhir. Atau untuk optimasi produksi dengan sistem manufaktur modern, robot-robot yang ada di pabrik didesain semakin pintar dengan berbagai algoritma komputer cerdas.

Fokus Gilkor Tingkatkan Produktivitas Mall dan Ritel Memanfaatkan Data

Di tengah makin maraknya tren belanja online, Gilkor, perusahaan yang menawarkan solusi interaksi dan customer loyalty, fokus membantu mall dan peritel besar untuk menjangkau konsumen dan meningkatkan jumlah pengunjung.

Memanfaatkan inovasi sistem yang disebut ELYS, atau Engagement Loyalty System, Gilkor telah memiliki empat mall sebagai klien. Mereka adalah Pacific Place, PIK Avenue, Mall Of Indonesia dan Grand Galaxy Park.

Kepada DailySocial, CEO Gilkor Sinartus Sosrodjojo mengungkapkan, sistem ELYS Gilkor telah membantu manajemen mal untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dan jumlah pengunjung dengan memonitor apa yang pelanggan inginkan dan bagaimana berinteraksi yang tepat, berdasarkan data pelanggan.

“Platform kami sudah dilengkapi fitur canggih seperti mobile apps, digital voucher dan bahkan ada opsi gamification. Sehingga manajemen mall dan ritel dapat take action mengambil keputusan lebih cepat serta meningkatkan interaksi dengan customer, untuk lebih unggul dalam bersaing.”

Memanfaatkan pengolahan “Little data”

Salah satu cara yang diterapkan oleh Gilkor adalah pengolahan data. Gilkor mendukung perusahaan untuk meningkatkan customer engagement dan RoI (return on investment) melalui pengolahan ‘little data‘, yang merupakan tahapan krusial dalam perjalanan menuju big data dan transformasi untuk era digital.

“Maksudnya little data yaitu data yang sebenarnya cukup mudah dicari atau bahkan sudah ada. Contohnya tidak semua perusahaan mengetahui keinginan atau kesukaan masing-masing segmen pelanggan (segmented customer preference) sehingga sistem Gilkor ini dirancang untuk melakukan hal-hal seperti itu berikut analisisnya,” kata Sinartus.

Sinartus menambahkan, little data ini bisa memaksimalkan terlebih dahulu penggunanya, sebelum sebuah perusahaan melirik proyek big data yang cenderung rumit dengan biaya cukup tinggi.

“Gilkor kemarin ini terbukti sudah mampu bersaing dengan kompetitor regional ternama, dengan mengumpulkan dan menyajikan data dalam bentuk dashboard yang sederhana dan terpadu bagi klien mal dan ritel besar kami,” kata Sinartus.

Di tahun 2018 ini Gilkor memiliki sejumlah target yang ingin dicapai, di antaranya adalah mengimplementasikan sistem tiga sampai empat mall per tahun, melakukan inovasi, dan ingin berkembang sebagai on top of mind sistem bagi shopping mall di Indonesia.

Internet Retailing Expo Indonesia Akan Kembali Digelar

Untuk kali ketiga, Internet Retailing Expo (IRX) Indonesia akan kembali digelar. Tepatnya pada tanggal 24 dan 25 Januari 2018 mendatang bertempat di Pullman Jakarta Central Park. Di tahun depan, IRX Indonesia diharapkan akan menarik lebih dari 2000 pengunjung dengan eksibisi yang lebih beragam. Sekurangnya akan ada 80 penyedia solusi infrastruktur dan inovasi digital yang akan mengisi panggung pameran. Dan lebih dari 100 pembicara akan membahas tentang dinamika ritel online dan bisnis pendukungnya di Indonesia.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa ritel online sedang menjamur di Indonesia. Pasar Indonesia banyak diklaim oleh berbagai penelitian menjadi yang terbesar di wilayah regional. Antisipasi juga dilakukan oleh pemerintah. Untuk menyediakan panduan bagi sektor perekonomian digital, Presiden Joko Widodo baru-baru ini menandatangani roadmap e-commerce, diharapkan akan selesai akhir tahun 2017. Roadmap ini akan membantu mengatur teknologi dan isu-isu terkait seperti logistik, keamanan siber, perpajakan, pengembangan sumber daya manusia, dan perlindungan konsumen.

“Indonesia bersiap untuk mencapai pertumbuhan signifikan dan menjadi pemimpin dalam ritel online, sesuai dengan tren yang ada. Inilah alasan kami menyelenggarakan IRX di Jakarta dan tahun depan dalam event ketiga kami akan membantu para peritel seiring dengan perjalanan mereka dalam membangun strategi-strategi ritel online mereka,” kata Julia Kwan, Portfolio Director Asia, Clarion Events Pte Ltd selaku inisiator IRX Indonesia.

Beberapa pemateri yang akan dihadirkan dalam acara ini termasuk dari petinggi e-commerce Indonesia, kalangan pemerintahan, investor, dan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang ritel. Beberapa di antaranya termasuk CTO Bhinneka, CEO Shopee, CEO Blibli, Head Marketing Lion Wings, Managing Partner Convergence Ventures, CEO PT Sinar Mas Agro, COO Zalora, Presdir Hyundai Mobil Indonesia, dan masih banyak lagi.

Pendaftaran terbuka untuk umum. Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara ini, silakan kunjungi http://www.internetretailingexpo-asia.com/.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Internet Retailing Expo Indonesia

Situs Pencari Kerja “Gawean” Meluncur, Fokus di Bidang F&B, Ritel, dan Perhotelan

Berawal dari pengalaman pribadi sang founder saat studi di Brisbane Australia, startup yang menghadirkan platform untuk pencari kerja di bidang food and beverage (F&B) hadir di Indonesia. Startup lokal bernama Gawean ini fokus kepada pencarian pekerjaan hingga tenaga kerja di restoran, hotel hingga bisnis ritel lainnya. Kepada DailySocial Founder & CEO Gawean Kevin Fami Anggara mengungkapkan, Gawean ingin menjembatani tenaga profesional yang fokus mencari kerja di bidang F&B.

“Pada saat itu saya mengalami masalah finansial sehingga mengharuskan saya untuk mencari pekerjaan part-time untuk mendapatkan uang. Saya print banyak sekali CV dan mendatangi restoran, cafe, dan convenience store di sana untuk melamar pekerjaan, dan itu sangat melelahkan. Dari sekian banyak CV yang saya berikan hanya satu restoran yang menghubungi saya. Dari situlah saya terinspirasi untuk mendirikan Gawean.”

Fitur penilaian dan rating pencari kerja

Untuk memastikan CV dari kandidat terlihat baik dan profesional, Gawean melakukan standardisasi CV dari para pelamar kerja. Hal ini dilakukan oleh Gawean, karena masih banyak dari para pelamar kerja terutama di bidang F&B yang tidak tahu membuat CV yg baik dan benar.

“Terkadang banyak informasi yang tidak penting yang dicantumkan di CV dan itu merupakan salah satu keluhan dari beberapa tempat kerja yang sudah menjadi partner kita,” kata Kevin.

Sementara dari sisi perusahaan, setelah membuat profil di situs Gawean, perusahaan bisa membuka lowongan pekerjaan secara langsung. Perusahaan juga bisa melihat CV dari kandidat yang diinginkan melalui rating atau nilai tertinggi yang sudah tercantum dalam CV kandidat. Hanya dengan satu klik perusahaan bisa memilih kandidat dengan nilai tertinggi dan melanjutkan sampai ke tahap wawancara.

Perusahaan juga bisa membuat profil yang terdaftar di Gawean, sehingga para pelamar kerja dapat mengetahui seperti apa kultur kerja dan kisaran gaji di tempat kerja di perusahaan.

“Yang membedakan Gawean dengan layanan serupa lainnya adalah kami mempunyai fitur GPA (Gawean Point Average) yang memberikan penilaian ke setiap pencari kerja, sehingga pemilik usaha tidak usah repot lagi menyortir CV para kandidat secara konvensional,” kata Kevin.

Masih dalam versi Beta, saat ini situs Gawean sudah bisa diakses, dan Gawean telah memiliki sekitar 90 pencari kerja dan 4 perusahaan yang sudah terdaftar di Gawean yang masih dalam tahap beta testing.

Rencana fundraising dan target Gawean

Selain menambah jumlah pengguna dan perusahaan untuk bergabung di Gawean, target dari Gawean selanjutnya adalah melakukan penggalangan dana untuk tahap Seed. Diharapkan melalui platform Gawean bisa membantu pencari kerja menemukan pekerjaan yang tepat sekaligus mengurangi jumlah pengangguran dan kesenjangan sosial di Indonesia.

“Kami sangat berharap dapat membantu pencari kerja mempertemukan mereka dengan pekerjaan yang sesuai dengan mereka dan membantu pemilik usaha mendapatkan pekerja yang kompeten,” tutup Kevin.

HP ElitePOS G1 Buat Pelanggan Jadi Nyaman dan Betah Berbelanja di Toko Anda

Kemudahan akses ke situs-situs eCommerce mengubah cara konsumen berbelanja. Dengannya, mereka bisa mudah mencari barang yang diinginkan, membandingkan dan menemukan harga terbaik, lalu melakukan transaksi melalui metode favorit. Hal tersebut diyakini menggerus keberadaan toko ‘brick and mortar‘ tradisional. Namun menurut HP, toko retail tak akan pergi ke mana-mana.

Presiden direktur HP Indonesia David Tan menjelaskan bahwa meski eCommerce sedang menjamur, penjualan akan jauh lebih optimal jika pedagang tetap memanfaatkan seluruh channel penjualan yang ada, baik online dan offline. Transaksi online memang mudah, tetapi lewat offline-lah para penjual bisa memberikan pengalaman belanja interaktif. Itulah alasannya Hewlett-Packard menghadirkan HP ElitePOS G1 Retail System di Indonesia.

HP 1

HP ElitePOS G1 adalah sebuah sistem interaktif dengan penyajian modular, dirancang buat menggantikan terminal-terminal point-of-sale standar berukuran besar. Desainnya simpel dan fleksibel, hanya terdiri dari bagian layar dan stand berbentuk tabung; kemudian display-nya dapat diputar dan diarahkan ke user. HP juga mengerti akan ada banyak faktor tak terduga yang dihadapi ElitePOS G1 dalam pengoperasiannya sehari-hari, dan untuk meminimalkan peluang kerusakan, produsen merancang agar tubuhnya anti-tumpahan air.

HP 2

Hewlett-Packard turut membekali ElitePOS G1 dengan sejumlah aksesori esensial, di antaranya ada ElitePOS Serial Thermal Printer serta 2D Barcode Scanner. Serial Thermal Printer memiliki wujud balok, berfungsi untuk mencetak tanda terima atau kupon; lalu 2D Barcode Scanner tentu saja berguna buat memindai barcode atau QR code. Produsen kabarnya juga menyediakan printer terintegrasi opsional, tersambung ke tubuh ElitePOS G1, sehingga lebih menghemat tempat.

HP 12

Tim HP tentu tak lupa mendemonstrasikan satu skenario pemakaian ElitePOS G1, misalnya di kedai kopi: pilih menu makanan yang Anda inginkan, dan di sana Anda dapat segera melihat total harganya. Selanjutnya, kupon akan dicetak di printer. Berikan kupon tersebut pada barista sembari lakukan pembayaran. Frans Adiredja selaku market development manager HP menyampaikan bahwa fakta unik dari pemanfaatan sistem POS ialah konsumen cenderung belanja lebih banyak.

HP 20

Berdasarkan laporan tim analis InReality sendiri, sebanyak 69 persen konsumen merasa terdorong untuk belanja secara langsung jika diberikan akses ke alat bantu digital – misalnya display atau metode-metode interaktif lain. Bagi HP, hal itu merupakan bukti bahwa penjualan harus ‘lebih melibatkan pelanggan’ dan teknologi sudah seharusnya menjadi ‘perpanjangan tangan’ suatu brand.

HP 6

Di luar fungsi checkout belanja, tingginya fleksibilitas ElitePOS G1 memastikannya bisa dimanfaatkan sebagai papan nama interaktif, daftar hadir karyawan, hingga jadi metode check-in self-service. HP menawarkan tiga model ElitePOS G1 berbeda, diotaki prosesor Intel Celeron 3965U, i3-7100U atau i5-7300U. Tersedia opsi OS Windows 10 Pro, Windows 10 IoT Enterprise, SUSE Linux Enterprise serta DOS.

HP 7

HP ElitePOS G1 kabarnya akan mulai dipasarkan bulan depan. Full system dijajakan seharga Rp 20 jutaan, sedangkan base unit-nya saja dibanderol mulai dari Rp 12 juta.

Authentic Guards Tawarkan Solusi untuk Perangi Barang Bajakan

Dua tahun belakangan semakin banyak startup yang muncul dengan ide-ide baru. Mulai dari yang ditargetkan kepada masyarakat secara langsung atau ditujukan untuk membantu pebisnis lainnya dalam memaksimalkan bisnis yang mereka jalankan.

Salah satu startup yang muncul dengan ide membantu pebisnis dan masyarakat sekaligus adalah Authentic Guards. Mereka hadir menawarkan sebuah teknologi yang bisa memproteksi masyarakat dari barang palsu dan membantu pebisnis memastikan bisnis mereka tidak terganggu dengan hadirnya barang-barang palsu.

Authentic Guards dengan penuh keyakinan hadir sebagai sebuah layanan yang memberikan sebuah solusi anti pembajakan. Authentic Guards juga menjanjikan sebuah alat analisis untuk membantu klien bisnis mereka memantau produk-produk yang ditawarkan.

Di sisi lain, bagi masyarakat yang menggunakan aplikasi Authentic Guards, selain menawarkan kemampuan validasi produk, mereka juga akan disajikan dengan informasi berharga seputar brand, produsen atau distributor, termasuk promo dan info-info lainnya.

“Kami memberikan informasi lengkap tentang produsen atau distributor di mana hal ini akan memudahkan konsumen melakukan interaksi apabila ada hal-hal yang sifatnya complaint dan product knowledge. Konsumen juga akan mendapatkan informasi menarik seputar brands, seperti promo diskon, info produk dan penawaran menarik lainnya,” papar CEO Authentic Guards Muqsith Ahmadi.

Berpeluang untuk diterapkan di banyak industri

Muqsith sebagai salah seorang Sales Director perusahaan teknologi paham betul bahwa pembajakan atau pemalsuan bisa sangat merugikan konsumen dan perusahaan. Ini sebabnya bersama dengan rekannya, Mochamad Ryan Januar Akbar, yang seorang praktisi bisnis dan produsen menangkap peluang di sektor validasi produk ini.

Bicara mengenai peluang, solusi yang ditawarkan Authentic Guards memiliki peluang untuk diterapkan di banyak jenis barang. Seperti fashion, obat-obatan, spare-part motor, dokumen, dan banyak lainnya selama benda atau produknya berbentuk fisik.

Teknologi yang ditawarkan Authentic Guards merupakan sebuah aplikasi yang bisa membaca sebuah kode unik yang berupa QR Code dan ditempel melalui stiker hologram. Di dalam kode tersebut sendiri nantinya akan berisikan lima hingga enam digit alfanumerik yang dihasilkan dari algoritma Authentic Guards yang bisa digunakan untuk memvalidasi barang-barang, apakah palsu atau asli.

Authentic Guards merupakan salah satu startup dari 8 startup yang berhasil mendapat pendanaan awal dari program Indigo yang diprakarsai oleh Telkom. Dengan dana tersebut Muqsith menjelaskan pihaknya akan menjalankan sejumlah strategi, di antaranya hiring talenta dan menyempurnakan layanan yang ada.

“Untuk hasil pendanaan awal kita fokuskan untuk produk development, hiring new employees sama operations. Untuk produk kita lagi kembangkan analytic platform untuk brand dan juga pengembangan aplikasi iOS. Kalau employees kita akan ekspansi ke Jogja, Surabaya dan Medan. Untuk Sekarang baru Jakarta dan Bandung,” jelas Muqsith.

Di tahun ini, tahun pertama Authentic Guards Muqsith menjelaskan bahwa pihaknya masih berupaya mengenalkan solusi yang mereka tawarkan, baik kepada para klien produsen atau konsumen biasa. Tak tanggung-tanggung, di penghujung tahun ini selain mendapat penerimaan yang baik Muqsith berharap bisa membuka kantor cabang di Singapura dan Vietnam.

“Kita lagi tahap final seleksi sama program accelerator di Vietnam. Kalau jadi kita akan ekspansi ke Ho Chi Minh Vietnam,” pungkas Muqsith.

Application Information Will Show Up Here

Internet Retailing Expo Indonesia Suguhkan Pagelaran Akbar Bagi Pebisnis Ritel

Internet Retailing Expo (IRX) Indonesia merupakan sebuah pagelaran akbar bagi bisnis marketplace, multi-channel retailer dan online retailer untuk saling bertemu dengan supplier dan belajar melalui berbagai sesi berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dari para pelaku dan pakar industri terkait. IRX Indonesia ajak diselenggarakan pada 18-19 Januari 2017 di Pullman Jakarta Central Park. Setidaknya akan menghadirkan 80 pembicara terbaik di masing-masing bidang, 1500 retailer dan diikuti oleh lebih dari 2000 peserta.

Para pemateri akan berbagi sesi konferensi, workshop dan klinik yang diselenggarakan, dengan beberapa tema besar di antaranya Connected Store of the Future, Payments & Security, Insight & Experience, Digital Sales & Marketing, Digital Merchandising, dan Multichannel Operations & Fulfilment. Di luar sesi konferensi, Expo akan dimeriahkan dengan pameran yang akan diikuti oleh penyedia solusi terkemuka di bidang infrastruktur dan inovator digital, penyedia layanan digital payment dan masih banyak lagi.

Secara garis besar kegiatan konferensi dibagi menjadi 6 track, berikut daftarnya:

  • The Connected Store of the Future; sesi ini akan menyoroti teknologi, terobosan dan strategi dalam mendorong transformasi penjualan/toko digital. Sesi bagi retailer yang ingin mendapatkan berbagai wawasan tentang cara pembeli terhubung ke sebuah platform online dan perilakunya dalam platform tersebut. CEO Go-Jek, Business Director L’Oreal Paris Indonesia dan beberapa lainnya akan mengisi sesi ini.
  • Payments & Security; membahas tentang kemampuan dan efektivitas dari sistem pembayaran modern, dan peluang apa saja yang dapat diraih oleh retailer untuk menumbuhkan skala dan profitabilitasnya. Beberapa pakar dari Telkom dan praktisi lainnya akan mengisi sesi ini.
  • Insght and Experience; sesi ini akan mengeksplorasi praktik terbaik untuk menjembatani kesenjangan antara dunia fisik dan digital untuk pengalaman pelanggan yang mengesankan. Pemateri dari Damn! I Love Indonesia dan beberapa pelaku e-commerce lainnya akan mengisi sesi ini.
  • Multichannel Operations and Fulfilment; Cari tahu bagaimana retailer dapat mengelola tantangan operasional untuk memastikan pengiriman secara cepat dan efisien. Pemateri dari Ralali, PT MAP Active akan meramaikan sesi ini.
  • Digital Sales & Marketing; bagaimana membangun budaya customer-centric dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih menarik dengan pemasaran digital.
  • Digital Merchandising; membuka strategi dalam memenangkan bisnis baru dengan memfokuskan pada konversi pelanggan dan meningkatkan penjualan online. Pemateri dari Blibli, Bobobobo dan beberapa lainnya akan mengisi panggung di sesi ini.

Bagi para pelaku startup dan pelajar juga akan ada beberapa sesi yang bisa diikuti, mulai dari Small Medium Business Seminar, CEO Panel Discussion, E-Commerce Clinic, E-Comemrce University hingga sesi Startup Innovation.

Dan jika Anda ingin mengetahui tentang tren multi-channel terkini dan praktik terbaik dalam memaksimalkan peluang digital di Indonesia, maka acara ini menjadi pilihan terbaik. Selain itu di beberapa sesi (termasuk pameran) akan memperlihatkan pemanfaatan teknologi terkini seperti Virtual Reality, inovasi startup di bidang fintech dan optimasi layanan cloud.

Info lebih lanjut dan registrasi acara Internet Retailing Expo Indonesia bisa mengunjungi http://www.internetretailingexpo-asia.com.


Disclosure: DailySocial adalah media partner acara Internet Retailing Expo  Indonesia 2017.

Robot Bernama Tally Ini Menjaga Stok Barang di Toko Tetap Tersedia

Sudah lama toko retail mengandalkan sistem IT untuk mengawasi stok barang mereka. Metode ini memuaskan dilihat dari perspektif perusahaan, namun beda halnya dengan kendala yang ditemui sehari-hari oleh pengelola toko. Kesalahan dan ketidakakuratan data pasokan berdampak negatif pada profit. Secara global, dalam setahun total kerugiannya mencapai ratusan miliar dolar.

Demi menyingkirkan masalah tersebut, sistem IT harus diracik lebih terperinci. Dan bagi satu tim asal Silicon Valley bernama Simbe Robotics, teknologi robotik merupakan salah satu jalan keluar paling optimal. Mereka memperkenalkan Tally, sebuah ‘solusi otomatis untuk mengaudit serta menganalisis rak penjualan pertama di dunia’. Deskripsi gamblangnya, ia diciptakan buat mengerjakan tugas yang paling membosankan dan repetitif.

Wujud Tally menyerupai robot telepresence, berdiri setinggi hampir satu meter (tepatnya 96cm), dengan bagian bawah melebar. Penampilan rampingnya mempermudah Tally ‘berpatroli’ di lorong-lorong toko, menjaga rak tetap terisi, mengawasi barang-barang yang mulai menipis, salah penempatan, ataupun salah harga. Langkah-langkahnya meliputi merekam, melaporkan serta memeriksa ketersediaan berdasarkan planogram.

Lewat Tally, Simbe menjanjikan proses yang murah, lebih sering, jauh lebih cepat, ditambah level akurasi hampir mendekati sempurna. Ia dilengkapi dengan sensor pendeteksi lingkungan dan pembaca lokasi barang, mampu kembali ke stasiun charge secara otomatis ketika baterai mulai menipis. Tally turut didukung platform dan API cloud, sehingga kita dimudahkan mengakses informasi detail mengenai toko.

Tally 02

Dari sana, Anda mendapatkan basis data buat menghitung performa penjualan, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta menghemat biaya operasional. Dan hebatnya lagi, Tally tidak memerlukan perubahan infrastruktur pada toko.

Brad Bogolea selaku CEO Simbe menjelaskan via Business Wire, “Dalam industri retail, pengalaman berbelanja sangatlah penting. Jika sebuah produk tidak tersedia saat sedang dibutuhkan, pedagang telah kehilangan kesempatan dan mengecewakan konsumennya. Tally membantu retailer mengadapi tantangan-tantangan itu melalui diagnosis yang cepat dan akurat, serta membebaskan staf agar mereka bisa fokus melayani pelanggan.”

Buat sekarang, Tally sedang berada dalam periode uji coba di sejumlah toko Amerika Utara. Ia dapat diintegrasikan ke sistem teknologi informasi yang sudah ada, dibangun dengan memanfaatkan platform open source Robot Operating System. Info soal harga dan waktu rilis bisa ditanyakan langsung ke tim Simbe lewat email [email protected].

Sumber: Simbe Robotics.