Grab Hadirkan “Kitchen by GrabFood”, Konsep Food Court Khusus Pengantaran

Grab mengumumkan konsep terbaru untuk mendorong transaksi GrabFood dengan menghadirkan “Kitchen by GrabFood”. Konsep ini seperti layaknya food court yang sengaja dibangun Grab untuk merchant terpilih namun tidak menerima makan di tempat (dine in) maupun take away, tetapi khusus melalui GrabFood.

“Sekarang Grab sudah lebih dari sekadar layanan mengantarkan orang dengan mengedepankan safety, tapi sudah sampai ke layanan yang mendekatkan kami dengan para pengguna. Kitchen by GrabFood ini adalah konsep baru yang memudahkan baik dari sisi merchant, pengguna, dan mitra pengemudi,” terang Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Selasa (18/9).

Ridzki melanjutkan, konsep baru ini hadir karena berdasarkan riset Grab, terjadi kekosongan untuk sisi demand yang tinggi dibandingkan sisi suplai, terutama beberapa kategori makanan di beberapa wilayah. Kekosongan ini akhirnya yang diambil sebagai peluang menjadi Kitchen by GrabFood.

Dari sekian wilayah yang dianalisis Grab, yang mengalami kekosongan suplai yang tertinggi adalah Jakarta Barat. Wilayah ini diambil untuk pilot project untuk dianalisis lebih jauh sebelum akhirnya ekspansi ke kota lainnya. Lokasi tepatnya berada di Jalan Panjang No 77, Kedoya Selatan.

Pengiriman hanya bisa dilakukan sampai radius 7 km dari lokasi dapur. Tujuannya agar durasi pengiriman bisa lebih singkat, juga efisien bagi mitra. Pada akhirnya menguntungkan merchant, pelanggan, dan mitra pengemudi itu sendiri. Waktu operasionalnya setiap hari dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam.

“Biasanya merchant suka kesulitan saat harus ekspansi ke wilayah baru. Banyak yang harus dipertimbangkan. Ini logis terjadi. Kami mau meminimalisir risiko tersebut dengan menyediakan tempat khusus mereka, enggak butuh tempat fisik karena hanya melayani order dari GrabFood sehingga produktivitas bisa tinggi.”

Bagi mitra pengemudim langkah ini memudahkan pengantaran karena lebih dekat dan prosesnya yang tidak terlalu panjang. Sementara bagi pelanggan, mereka bisa memilih berbagai menu favorit di dalam satu lokasi dengan tanpa harus dibebani dengan tambahan ongkos kirim.

Merchant yang dihadirkan dalam Kitchen by GrabFood itu disaring berdasarkan demand dari konsumen di lokasi tersebut. Karena masih berbentuk pilot project, Grab memilih merchant unggulan yang sama sekali tidak memiliki gerai di Jakarta dan sudah memiliki gerai.

Mereka adalah Gudeg Yu Djum (Yogyakarta), Warung Anugrah Bawakaraeng (Makassar), Pondok Sate Pak Heri (Jakarta), Sop Buntut Ibu Samino (Jakarta), Calais Bubble Tea (gerai sudah tersebar di seluruh Indonesia), dan Warung Bhakti (Jakarta). Grab akan terus menambah jumlah merchant untuk menempati lokasi perdana tersebut.

“Untuk lokasi sekarang bisa ditempati lebih dari enam merchant. Namun sekarang baru ada enam merchant yang bergabung. Kami sediakan tempat, peralatan memasak standar bisa langsung dipakai tanpa harus sewa dan platform Grab. Nanti merchant yang sediakan sendiri karyawan dan tambahan lainnya.”

Sebelum ekspansi ke lokasi lainnya, Ridzki mengaku pihaknya akan melihat perkembangan Kitchen by GrabFood terlebih dahulu.

Perkembangan GrabFood sendiri sepanjang kuartal pertama 2018 diklaim telah tumbuh empat kali lipat secara GMV sejak pertama kali hadir di Jakarta pada 2017. Kini GrabFood telah tersedia di 30 kota dan direncanakan bakal menyebar ke seluruh kota di mana layanan GrabBike beroperasi.

Application Information Will Show Up Here

Grab Luncurkan Fitur “Selfie Authentication”, Cegah Peminjaman dan Jual Beli Akun Mitra

Grab masih terus melakukan inovasi untuk melawan kecurangan yang kerap dilakukan oleh oknum pengemudi. Setelah meluncurkan fitur Anti Tuyul pada awal Agustus 2018 lalu, hari ini (13/9) Grab meluncurkan fitur Selfie Authentication.

Fitur teranyar di aplikasi pengemudi itu dibubuhkan untuk memberantas pihak-pihak yang melakukan peminjaman akun, bahkan melakukan jual beli akun secara ilegal. Foto selfie yang diunggah akan menjadi verifikasi keabsahan pemilik akun.

Pihak Grab juga menekankan prinsip KYC (Know Your Customer) secara ketat dalam pendaftaran mitra pengemudi GrabCar. Tujuannya untuk meningkatkan aspek keselamatan penumpang. Caranya dilakukan dengan menemui langsung mitra pengemudi dan melakukan pengecekan dokumen-dokumen identitas (SIM, KTP, STNK dan SKCK).

“Kami juga berkomunikasi secara reguler dengan komunitas mitra pengemudi, termasuk melalui media sosial untuk memastikan bahwa aspirasi mereka kami dengar dan kebijakan perusahaan dimengerti dengan baik oleh seluruh mitra pengemudi,” ujar Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.

Dalam rilisnya Grab turut menyinggung soal aksi unjuk rasa yang diadakan mitranya beberapa waktu lalu. Pihaknya menegaskan bahwa aksi tersebut hanya dilakukan sekelompok kecil pengemudi, tidak mewakili komunitas mitra secara umum. Bahkan banyak yang terindikasi sebagai mitra yang sering melakukan kecurangan.

Saat ini Grab telah beroperasi di 137 kota di Indonesia. Penanganan terkait keluhan dan aspirasi mitra memang menjadi poin penting. Termasuk memastikan mitra dapat menjalankan tugasnya sesuai standar dan bertanggung jawab.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan HappyFresh Resmikan Kehadiran “Online Grocery” GrabFresh di Indonesia

Grab meresmikan kehadiran layanan online grocery GrabFresh, hasil kolaborasinya dengan HappyFresh. Layanan ini memberikan pengalaman berbelanja tanpa repot, dan pengiriman langsung ke depan pintu rumah. Di samping itu, menambahkan penghasilan untuk para mitra GrabExpres yang menjadi kurir pengirim barang.

Layanan ini sudah diumumkan secara pilot sejak Agustus 2018, namun baru diresmikan Grab pada hari ini, Kamis (6/9).

“GrabFresh yang didukung oleh HappyFresh adalah contoh terbaik dari perwujudan konsep GrabPlatform dan merupakan yang pertama dari lebih banyak kemitraan yang tengah dikembangkan. Tujuan utama kami adalah melayani lebih banyak kebutuhan harian yang paling relevan, seraya meningkatkan taraf hidup untuk mitra GrabExpress, mitra pengiriman, dan personal shoppers,” ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Co-Founder dan CTO HappyFresh Fajar Budiprasetyo menambahkan, banyaknya mitra Grab yang dimiliki memungkinkan perusahaan untuk menambah lebih banyak slot pengiriman dan meningkatkan waktu pengiriman. Basis pengguna Grab yang luas di Asia Tenggara jadi nilai tambah bagi HappyFresh untuk tumbuh dan berkembang.

GrabFresh untuk sementara tersedia di Jadetabek, kemudian akan hadir di kota-kota tempat HappyFresh beroperasi, termasuk Bandung dan Surabaya dalam beberapa bulan ke depan. Langkah ini diikuti ketersediaan di Thailand dan Malaysia pada akhir tahun ini.

Pengguna Grab bisa memilih lebih dari 30 supermarket besar jaringan yang luas dengan pusat perbelanjaan khusus, seperti Ranch Market, Farmers Market, Lotte Mart, Transmart Carrefour, Super Indo, Grand Lucky, The FoodHall, dan lainnya. GrabFresh memiliki pilihan lebih dari 20 ribu SKU dan akan terus bertambah ke depannya.

Opsi pembayaran yang tersedia, untuk sementara, baru tersedia tunai dan non tunai (kartu kredit dan debit). Ridzki menyampaikan integrasi dengan OVO untuk GrabFresh akan tersedia dalam waktu dekat.

Secara bisnis HappyFresh sudah hadir sejak 2015, menjangkau lebih dari 1 juta keluarga di 10 kota. Pengguna HappyFresh didominasi oleh kaum perempuan berusia 25-35 tahun. Mereka rata-rata sudah bekerja dan berkeluarga. Konsumsi belanja di HappyFresh kebanyakan diperuntukkan buat belanja mingguan.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Tambah Investasi Tiga Triliun Rupiah untuk Startup Lokal

Grab menambah alokasi investasi sebesar Rp3 triliun (US$250 juta) untuk mengembangkan startup Indonesia dalam tiga tahun ke depan melalui program pengembangan Grab Ventures Velocity. Pengumuman ini adalah tahap ketiga dari program Master Plan 2020 “Grab 4 Indonesia” yang sudah diumumkan pada Februari 2017.

“Pengumuman ini adalah tahap ketiga dari bagian program Master Plan 2020. Tahap pertama kami sudah umumkan investasi khusus Indonesia sebesar US$700 juta, yang sekarang tambahan dana baru,” ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, Rabu (29/8).

Dalam kesempatan yang sama, Grab juga meresmikan unit bisnis di bidang investasi di startup Grab Ventures. PMV ini bertujuan untuk membantu startup Indonesia pilihan untuk tumbuh lebih cepat di tingkat nasional dan Asia Tenggara dengan menyediakan dukungan menyeluruh termasuk akses terhadap pasar, mentorship, keahlian teknologi, dan investasi strategis.

Grab Ventures sebenarnya sudah lebih dahulu diumumkan di kantor pusat Grab di Singapura pada Juni 2018. Kehadirannya di Indonesia baru diumumkan pada hari ini. Grab Ventures dipimpin Chris Yeo.

Program perdana yang digelar Grab Ventures adalah Grab Ventures Velocity. Ini semacam program inkubator skala global mencari bibit startup berkualitas untuk masuk ke dalam ekosistem Grab. Vertikal industri yang diincar meliputi mobilitas, makanan, logistik, fintech, dan tantangan lainnya di bidang O2O.

Grab mencari startup yang sedang berkembang lebih lanjut (mature), siap menerima pendanaan seri A hingga ke atas, bukan masih berada di tahap pra seri A. Program pelatihan dilakukan selama 16 minggu bertujuan untuk membantu perusahaan terpilih untuk berkembang lebih cepat dengan dukungan akses terhadap aset, sumber daya, keahlian, termasuk jaringan Grab.

“Sehingga nanti pemain startup tidak hanya jadi juara di lokal di kotanya sendiri saja, tapi bisa ke tahap regional bahkan sampai global.”

Ridzki melanjutkan, pendaftaran peserta startup mulai dibuka pada 10 September 2-18 mendatang. Mereka akan menjalani program pelatihan selama 16 minggu dimulai dari kuartal IV 2018. Lalu akan disaring hingga 3-5 startup yang paling menjanjikan untuk diajak kolaborasi. Menurutnya, sejauh ini sudah lebih dari 200 startup dari regional yang menunjukkan minatnya atas program tersebut.

“Kami membutuhkan kesamaan sinergi dan nilai tambah yang sejalan dengan visi misi Grab.”

Grab dibantu beberapa mitra untuk melancarkan program ini, di antaranya AWS (Amazon Web Service) dan MDI Ventures. AWS menyediakan beragam manfaat bagi startup melalui paket AWS dan technical mentoring terkait keamanan platform, pengembangan startup, dan best practice.

Sementara MDI Ventures memberikan keahlian lokal dan akses kepada jaringan mentor mereka. CVC yang dikelola Telkom Group ini memiliki jaringan di Singapura dan Silicon Valley.

Perkembangan Grab setahun terakhir

Setahun setelah Master Plan 2020 “Grab 4 Indonesia” diumumkan ke publik, dalam perjalanannya Grab aktif berinovasi demi mewujudkan misinya sebagai everyday app.

Ada tiga fokus utama yang disasar dari program ini, penciptaan lapangan pekerjaan teknologi, investasi di technopreneurship, dan meningkatkan inklusi keuangan.

Pada tahap pertama, Grab menyiapkan dana sebesar Rp10 triliun (US$ 700 juta) untuk pemberdayaan talenta teknologi lokal melalui pembentukan pusat R&D di Jakarta. Kantor tersebut telah mempekerjakan lebih dari 150 engineer lokal.

Grab juga merealisasikan investasi ke perusahaan teknologi yang mendorong inklusi keuangan dan memperluas akses terhadap pembayaran mobile dan layanan keuangan. Akuisisi Kudo dan kemitraan dengan OVO adalah hasil nyata komitmen tersebut.

Diklaim kini jaringan Kudo telah berkembang tiga kali lipat. Saat ini ada lebih dari 1,4 juta agen di 500 kota. Mereka disebut berhasil merekrut lebih dari 700 ribu mitra pengemudi, sementara pendapatan agen naik di atas 60%.

Adapun dengan OVO, kedua perusahaan dapat membawa manfaat dari pembayaran non kas kepada lebih dari 60 juta pengguna. OVO diharapkan dapat perluas layanannya ke 100 ribu UKM pada akhir tahun ini.

Berikutnya adalah langkah tahap kedua yang diumumkan pada Mei 2017. Grab mengumumkan komitmen untuk meningkatkan pendapatan 5 juta pengusaha mikro melalui teknologi pada akhir 2018. Langkah tersebut dilakukan bersama dengan para mitra pengemudi, jaringan agen, mitra pengiriman makanan dan kurir ekspres.

Kerja sama yang dilakukan Grab dengan berbagai mitra diklaim mendongkrak kinerja perusahaan. Layanan GrabFood disebut tumbuh 4 kali lipat secara GMV pada kuartal I 2018

Layanan ini sudah hadir di 30 kota di seluruh Indonesia, padahal sebelumnya baru ada di Jakarta pada Januari 2017. Ridzki menargetkan GrabFood dapat hadir di seluruh kota yang memiliki operasional GrabBike sampai akhir tahun ini.

Lebih lanjut, GrabExpress diklaim tumbuh 3 kali lipat di periode yang sama. Grab telah hadir 137 kota, merata dari Sabang sampai Merauke.

Grab menyatakan akan terus berinvestasi dan bermitra dengan beberapa startup di Indonesia, termasuk OVO, Happy Fresh, dan Madhang (yang salah satu pengusungnya adalah Kaesang Pangarep).

Application Information Will Show Up Here

Grab Luncurkan Fitur “Anti Tuyul” untuk Blokir Mitra yang Menggunakan “Fake GPS”

Grab hari ini meluncurkan fitur “Anti Tuyul” yang disematkan secara native di aplikasi mitra pengemudi. Fitur tersebut merupakan tindak lanjut dari kampanye “Grab Lawan Opik!” (Opik akronim dari Order Fiktif) di awal tahun 2018 lalu. Adanya fitur ini di Grab terbaru akan memblokir secara otomatis mitra pengemudi yang menggunakan aplikasi “fake GPS” di perangkatnya.

Sebelumnya kecurangan dengan GPS palsu tersebut banyak dilakukan oleh para mitra pengemudi nakal demi mendapatkan pemesanan atau menjalankan tugasnya secara fiktif. Efeknya pada penurunan kualitas terhadap pelayanan kepada para pengguna layanan. Dengan adanya Anti Tuyul, mitra harus memastikan ponselnya sama sekali tidak terpasang aplikasi fake GPS.

“Penggunaan fake GPS ini tidak hanya merugikan pelanggan karena harus menunggu lebih lama sebab posisi pengemudi lebih jauh dari apa yang tertera, tapi juga merugikan mitra pengemudi yang bekerja keras secara jujur tanpa kecurangan. Peluncuran fitur Anti Tuyul ini menegaskan komitmen Grab untuk memastikan mitra mendapatkan penghasilan yang adil dan menyediakan platform transportasi yang aman,” ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Acara peluncuran fitur baru tersebut juga dibarengi peresmian Grab Driver Center (GDC) di Tangerang. Upaya ini melanjutkan inisiatif GDC yang sebelumnya sudah diresmikan di Jakarta dan Bogor. GDC ditujukan sebagai pusat pelayanan bagi mitra pengemudi, termasuk konsultasi terhadap isu operasional yang dihadapi. Di GDC juga akan dilakukan pelatihan bagi para mitra pengemudi.

“Kehadiran GDC diharapkan dapat membantu para mitra pengemudi GrabCar yang tinggal dan bekerja di Tangerang dan Banten untuk mendapatkan akses pelayanan atas segala pertanyaan dan keluhan mereka dengan lebih mudah tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke Jakarta,” sambung Ridzki.

Informasi terkini, Grab telah menjalankan operasional di 135 kota di Indonesia. Dengan total operasional di 225 kota di seluruh Asia Tenggara. Awal Juli lalu Grab juga baru saja meluncurkan GrabPlatform sebagai bagian dari strategi platform terbuka untuk menciptakan “superapp di Asia Tenggara  dengan menambahkan beragam layanan harian di satu aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

Grab Partners with MRT Jakarta to Follow GO-JEK’s Step

Grab announces a partnership with MRT Jakarta. First, it includes several strategic plans, related to the usage of GrabPay e-money (supported by OVO platform) as the payment method. Second, related to the connectivity (first mile – last mile) for MRT Jakarta and Grab passengers. Third, the proof of concept creation for mobile payment integration to make all in one platform.

Ridzki Kramadibrata, Grab Indonesia’s Managing Director, said the partnership is a first step to create an integrated transportation system. They expect this partnership can strengthen Grab’s role in providing transportation modes in Jakarta.

Adrian Suherman, President Director of OVO, said he thinks Grab’s involvement helps to boost OVO’s position as the payment platform. Integration with transportation service is considered as an important use-cases for OVO to expand user’s reach.

A similar partnership has been performed by GO-JEK last month. With the same objective, through its own mobile payment, GO-JEK wants to be the alternative facility for MRT Jakarta ticketing. In addition to ticketing, it also offers Non Farebox Business concept.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Susul GO-JEK, Grab Jalin Kemitraan dengan MRT Jakarta

Grab hari ini (08/6) meresmikan kerja sama dengan MRT Jakarta. Kerja sama tersebut meliputi beberapa hal strategis, pertama terkait dengan pemanfaatan uang elektronik GrabPay (didukung platform OVO) sebagai moda pembayaran tiket. Kedua, terkait dengan konektivitas first mile – last mile bagi pelanggan MRT Jakarta dan Grab. Dan yang ketiga, penyusunan proof of concept bersama untuk mengintegrasikan mobile payment untuk membentuk platform pembayaran yang menyeluruh.

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, menyampaikan bahwa kolaborasi ini sebagai langkah awal untuk terciptanya sistem transportasi terintegrasi. Pihaknya berharap dengan kerja sama ini akan turut menguatkan peran Grab dalam penyediaan moda transportasi di wilayah Jakarta.

Di lain sisi Suherman selaku Presiden Direktur OVO turut berpartisipasi dalam kerja sama ini. Menurutnya dengan keterlibatan Grab turut mengukuhkan posisi OVO sebagai platform pembayaran. Integrasi dengan layanan transportasi dinilai menjadi use-cases penting bagi aplikasi OVO untuk makin memperluas cakupan pengguna.

Kerja sama serupa sebenarnya juga sudah dilakukan oleh GO-JEK sejak sebulan lalu. Tujuannya sama, melalui platform mobile payment yang dimiliki, GO-JEK ingin memfasilitasi pilihan alternatif pembayaran tiket MRT Jakarta. Selain untuk penjualan tiket, GO-JEK juga menawarkan konsep Non Farebox Business.

Application Information Will Show Up Here

Grab Financial Resmi Diluncurkan di Indonesia, Bagian Inisiatif Pasca Akuisisi Bisnis Uber di Asia Tenggara

Grab Indonesia merilis pengumuman resmi seputar langkah selanjutnya yang akan dilakukan pasca akuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara per 26 Maret lalu. Secara umum akan dilakukan penguatan layanan yang telah ada memanfaatkan aset yang sebelumnya dimiliki Uber. Satu hal yang baru ialah peresmian program Grab Financial di Indonesia.

Grab Financial merupakan program ekonomi digital yang mencakup mobile payment, micro-financing, asuransi, dan layanan keuangan lainnya. Fitur teranyar Grab Indonesia ini menargetkan penciptaan peluang pendapatan bagi 100 juta wirausaha mikro di Indonesia hingga 2020 kelak. Di Singapura, Grab Financial sebenarnya sudah diluncurkan sejak pertengahan Maret lalu.

Head of GrabPay Jason Thompson dalam sebuah kesempatan menyampaikan bahwa visi utama Grab Financial memperluas inklusi keuangan bagi masyarakat di Asia Tenggara, khususnya untuk unbankable society.

Di sisi fitur ada beberapa model yang coba disuguhkan dalam Grab Financial. Pertama adalah layanan pembayaran, untuk membantu masyarakat melakukan pembayaran berbagai kebutuhan. Kedua ialah program reward and loyalty yang didesain agar menciptakan konsumen loyal di layanan finansial tersebut. Sistem keagenan diaplikasikan dalam distribusi layanan Grab Financial.

Untuk operasional bisnis di Indonesia, Grab Financial tetap memanfaatkan kemitraan strategis bersama anak usaha Lippo Group, dalam hal ini OVOm karena adanya kebutuhan penggunaan lisensi e-money dari Bank Indonesia yang belum bisa didapat Grab atau mitra bisnis lainnya.

Selain itu kemitraan yang dimiliki bersama Kudo dan PayTren diharapkan dapat mendukung persebaran (agen) layanan GrabFinancial. Untuk mendukung pembiayaan, secara khusus Grab Financial Services Asia juga telah menggandeng perusahaan asal Jepang Credit Saison. Untuk layanan asuransi, Grab telah bermitra dengan perusahaan asuransi Chubb.

“Dalam jangka panjang, kami memiliki ambisi yang lebih besar lagi. Grab akan menjadi mobile platform online to offline (O2O) nomor satu. Bagi masyarakat Indonesia, kami hadir di sini untuk ikut mengatasi berbagai tantangan terbesar, seperti kemacetan, inklusi keuangan, dan peningkatan penghasilan keluarga,” ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Untuk terus menumbuhkan pelayanan Grab Financial, perluasan layanan akan terus digenjot, termasuk memanfaatkan 75% dari seluruh mitra pengemudi Uber di Indonesia yang telah bergabung ke Grab.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan Go-Jek Diminta Jadi Perusahaan Transportasi

Polemik transportasi online di Indonesia tak kunjung selesai. Jika kali pertama booming di Indonesia mereka didemo pengemudi taksi konvensional, kini mereka didemo mitra pengemudi sendiri. Salah satu tuntutannya adalah untuk menaikkan tarif transportasi ojek online yang dinilai terlalu rendah (Rp.1.600 per km). Dari demo dan mediasi yang berlangsung beberapa waktu lalu, pemerintah meminta Grab dan Go-Jek terdaftar sebagai perusahaan transportasi.

Demo yang dilakukan para driver ojek online atau juga Aliansi Nasional Driver Online (Aliando) beberapa waktu lalu secara umum menuntut kenaikan tarif untuk meningkatkan kesejahteraan para pengemui ojek online. Di dalamnya ada beberapa poin seperti revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 dan juga meminta Go-Jek dan Grab untuk menjadi perusahaan transportasi. Harga dan kesejahteraan adalah dua poin yang disoroti.

Sekretaris Jendral Kemenhub Sugihardjo, seperti dikutip dari Kontan, menyampaikan bahwa ada dua alasan mengapa kajian perubahaan dari aplikator dan menjadi perusahaan transportasi dipilih sebagai jalan tengah permasalahan. Pertama ia menilai bahwa layanan on-demand tersebut merupakan pemberi upah para pengemudi.

Kedua, terkait dengan operasional, pengemudi tidak bisa menentukan penumpang yang dipilih atau dengan kata lain penumpang ditentukan oleh aplikator. Hal ini menegaskan Go-Jek dan Grab tidak lagi bisa disebut sebagai aplikator tetapi sebagai perusahaan transportasi berbasis aplikasi.

Secara terpisah terpisah, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan keputusan untuk meminta Go-Jek dan Grab menjadi perusahaan transportasi diambil atas wewenang dua menteri terkait, yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

“Tadi sudah bersepakat, aplikator itu dijadikan perusahaan jasa angkutan, di samping [juga sebagai] aplikator,” kata Moeldoko, Rabu 28 Maret silam seperti dikutip dari Tempo.

Uber baru saja menarik diri dan “menyerahkan” operasionalnya di Asia Tenggara di Grab. Kondisi ini secara langsung berdampak pada persaingan di Indonesia. Dengan persaingan mengerucut ke dua kubu, Grab dan Go-Jek, persaingan siapa yang bakal merebut kue terbesar bakal semakin ketat.

Saat ini persaingan keduanya tidak hanya soal transportasi perorangan, tetapi juga pengantaran makanan, pengantaran barang, dan jasa finansial.

Menanggapi hal ini Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyampaikan bahwa penambahan status Grab menjadi perusahaan transportasi masih dalam tahap kajian. Persoalan tarif pun ditentukan secara internal.

“Pendapatan [pengemudi] tak hanya berdasarkan tarif, ada juga volume, yang menentukan adalah unsur penumpang, pengemudi, dan kompetisi,” terang Ridzki.

 

 

Grab is Now Available at All DAMRI Stations

Damri, Grab, and OVO have agreed to create a connectivity platform in all DAMRI stations. This partnership is to accommodate all passengers in ordering GrabCar or GrabBike directly by visiting the official pick-up point at all DAMRI stations throughout Indonesia.

The signing between the three companies is OVO and Grab’s commitment to providing not only affordable, safe, and convenient transportation solution, but also cashless payment for DAMRI customers in particular. It will be Grab’s next breakthrough after becoming the official transport at several airports.

“Over this strategic partnership with Grab [OVO included] we expect to broaden access towards different kinds of transport for DAMRI customers and public as part of our effort to provide faster, easier service and cashless payment,” Tatan Rustandi, DAMRI’s Director of Commercial and Business Development, explained.

He also added that the company will make an effort to support the existing transportation system in Indonesia. He expects DAMRI to be a good example for online-based transportation and cashless payment at Indonesia’s public facility.

Grab Indonesia’s Managing Director Ridzki Kramadibrata said the partnership with DAMRI will provide access to various kinds of first and last mile transportations for DAMRI customers.

“With customer base in eight Southeast Asia’s countries and has been downloaded over 90 million times, we notice the Grab’s presence in DAMRI stations will be able to support DAMRI’s purpose in providing easier access to its customers, either local or overseas tourists,” he explained.

In addition, Grab will also help the customers to book a trip through their agents. Grab members can also exchange GrabReward points to get DAMRI pass by scanning voucher code.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian