Grab Kini Hadir di Terminal DAMRI Seluruh Indonesia

Perum Damri, Grab, dan OVO sepakat untuk menjalin kerja sama untuk mewujudkan sebuah platform konektivitas tanpa hambatan di seluruh terminal DAMRI. Kerja sama ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi seluruh penumpang yang tiba di terminal DAMRI di seluruh Indonesia. Kerja sama ini memungkinkan penumpang DAMRI dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunjungi titik penjemputan resmi Grab dan langsung memesan layanan transportasi GrabCar maupun GrabBike.

Penandatanganan kerja sama ketiga pihak ini disebut sebagai bentuk komitmen bersama Grab dan OVO untuk tidak hanya menyediakan layanan transportasi yang nyaman, aman dan terjangkau tetapi juga pembayaran non tunai bagi masyarakat khususnya pelanggan DAMRI. Ini akan menjadi terobosan selanjutnya bagi Grab karena sebelumnya mereka juga telah berhasil hadir sebagai transportasi resmi di beberapa bandara.

“Melalui kerja sama strategis dengan Grab (termasuk OVO) kami berharap dapat membuka lebih banyak akses kepada pelanggan dan masyarakat Indonesia jenis transportasi lainnya sebagai bagian dari usaha kami untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang memanfaatkan jasa kami dengan opsi pembayaran yang cepat, mudah serta cashless kepada pelanggan DAMRI,” terang Direktur Komersil dan Pengembangan Usaha Perum DAMRI Tatan Rustandi.

Tatan juga menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja lebih keras untuk menopang sistem transportasi yang ada di seluruh Indonesia. Ia berharap DAMRI bisa jadi contoh yang baik bagi kehadiran layanan pemesanan transportasi berbasis online dan opsi pembayaran cashless di lokasi-lokasi fasilitas umum di Indonesia.

Dari pihak Grab, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyampaikan bahwa kerja sama dengan DAMRI akan memberikan kemudahan akses berbagai jenis transportasi first and last mile yang dapat terintegrasi dan dinikmati oleh pelanggan DAMRI.

“Dengan basis pelanggan kami yang tersebar di 8 negara Asia Tenggara dengan jumlah unduhan aplikasi Grab sebanyak lebih dari 90 juta kali kami melihat kehadiran Grab secara resmi di terminal DAMRI seluruh Indonesia ke depannya dapat mendukung tujuan DAMRI untuk menyediakan kemudahan akses kepada pelanggannya baik masyarakat Indonesia maupun wisatawan asing untuk menikmati layanan mereka dari terminal DAMRI ke tujuan mereka di seluruh kota di Indonesia,” terang Ridzki.

Selain kehadiran berbagai layanan Grab, pelanggan DAMRI yang berada di terminal juga akan dibantu petugas Grab yang berada di sana untuk memesan Grab. Pelanggan Grab juga dapat menukarkan poin GrabRewards untuk mendapatkan tiket DAMRI dengan cara memindai kode kupon.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan PayTren Berikan Dukungan Strategis Bagi Madhang

Madhang tampak serius dalam mengusahakan pertumbuhan layanannya. Meski masih beroperasi di Semarang Madhang dengan gerak cepat meresmikan kerja sama Grab dan PayTren. Grab akan memberikan dukungan layanan pengiriman dengan GrabExpress, sedangkan PayTren disebut akan berperan sebagai saluran penjualan dengan mengintegrasikan infrastruktur keduanya. Ketiganya sepakat berkolaborasi untuk mendorong pembangunan ekonomi partisipasi masyarakat luas sebagai pelaku usaha.

Menanggapi kerja sama ini, Lead Marketing Madhang Kaesang Pangarep menjelaskan bahwa kemitraan dengan Grab akan membawa banyak manfaat dalam hal pembuatan dan pengaktifan penanda lokasi digital untuk setiap tenant aplikasi Madhang. Pengaktifan tersebut bisa dimanfaatkan untuk tenant aplikasi Madhang untuk membantu pelanggan menikmati layanan pesan antar melalui GrabExpress dan beberapa penawaran lainnya.

Sementara itu, kemitraan ini bagi Grab disebut sebagai salah satu perwujudan komitmen Grab dalam materplan Grab for Indonesia untuk mendukung startup yang berfokus pada industri layanan mobile dan teknologi dengan penekanan layanan di kota-kota kecil dan komunitas yang belum merasakan manfaat dari ekonomi digital.

“Kami juga melihat bahwa kerja sama ini juga mendukung usaha kami untuk membawa peluang ekonomi digital kepada kelas ekonomi menengah baik di daerah perkotaan maupun pedesaan di Tanah Air seperti yang telah kami lakukan bagi 2,3 juta mitra pengemudi di Asia Tenggara,” terang Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.

Hal tak jauh beda juga disampaikan Founder PayTren Ustad Yusuf Mansur. PayTren menyambut gembira jalinan kemitraan strategis dengan Madhang. Kesamaan visi kedua menjadi salah satu alasannya.

“Sebagai salah satu pelaku usaha dunia finansial technology, permberdayaan UMKM seperti Madhang memang sudah menjadi core business PayTren dalam pemberdayaan umat. Kami memiliki visi yang sama akan masa depan Indonesia. Dengan jangkauan kemitraan yang dimiliki oleh PayTren sudah nationwide, kami ingin memberdayakan kalangan menengah Indonesia dan membantu mereka memperoleh penghasilan tambahan dengan memanfaatkan ekonomi digital,” terang Ustad Yusuf Mansur.

Kemitraan ini adalah langkah strategis bagi Madhang untuk bisa mengembangkan layanannya. Di usianya yang sekarang Madhang memang butuh banyak “akselerasi” untuk lebih banyak dikenal dan berkembang, dan Madhang mengawalinya dengan langkah yang tepat.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab and Garuda Indonesia Form Strategic Partnership

Today, (12/11), Grab and Garuda Indonesia officially signed an agreement to begin strategic partnership. For users, this partnership will connect both loyalty programs. Previously, a similar partnership has been developed between Grab and Singapore Airlines in this early Oktober.

Garuda Indonesia’s customers can now enjoy Grab Gift voucher for purchasing Garuda Indonesia tickets online. In contrast, Grab Indonesia’s customer will get a chance to be Garuda Miles member and exchange Grab Rewards into Garuda Miles points.

Garuda Miles is a service product for Garuda Indonesia’s loyal customers. It is reportedly to have more than 1.6 million members by 6 levels. Grab Rewards on the other hand is Grab’s loyalty program.

“The partnership is Garuda Indonesia’s continuous project to value its customer, particularly in providing more options to exchange Garuda Miles points. However, for Grab customers, by having Garuda Miles, customer can access partnership services and all airports worldwide. Data mileage can be exchanged into travel usage and other available benefits,” Pahala N. Mansury, Garuda Indonesia’s President Director, said.

Besides customers, the strategic partnership will be used in providing added value for Garuda Indonesia’s employees. Through Grab for Business, employees can now enjoy Grab for daily needs. Grab will also be an on-demand transport partner to maximize Cargo Garuda Indonesia’s door-to-door services.

Ridzki Kramadibrata, Grab Indonesia’s Managing Director, in his statement said, “Grab and Garuda Indonesia have a same commitment to constantly innovate and provide the best and safest travel experience to the customers. Through Grab Rewards loyalty program integration with Garuda Miles, we expect our customers to have meaningful and beneficial journey. We are glad to welcome the strategic partnership and will focus on continuously improving user experience by using our extensive service network.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab dan Garuda Indonesia Jalin Kerja Sama Strategis

Hari ini (11/12) Grab dan Garuda Indonesia resmi menandatangani sebuah nota kesepahaman untuk memulai kerja sama strategis antar perusahaan. Secara umum bagi pengguna, kerja sama ini akan menghubungkan program loyalitas dari kedua perusahaan untuk bisa dinikmati secara bersama. Sebelumnya kerja sama serupa juga telah dilakukan Grab bersama Singapore Airlines pada awal Oktober lalu.

Para pengguna maskapai Garuda Indonesia kini dapat menikmati manfaat voucher GrabGift untuk pembelian tiket Garuda Indonesia secara online. Sebaliknya, pelanggan Grab di Indonesia juga akan memiliki kesempatan untuk menjadi anggota GarudaMiles dan menukarkan akumulasi poin GrabRewards yang dimilikinya dengan GarudaMiles.

GarudaMiles merupakan produk layanan yang diperuntukkan bagi pelanggan setia Garuda Indonesia. Dikabarkan kini telah memiliki jumlah lebih dari 1,6 juta anggota dengan 6 tingkatan keanggotaan. Sedangkan GrabRewards merupakan program loyalti Grab.

“Kerja sama ini merupakan upaya terus-menerus Garuda Indonesia untuk memberikan nilai lebih bagi para pengguna jasanya, khususnya dalam memberikan lebih banyak pilihan untuk menukarkan GarudaMiles yang dimiliki. Sementara itu, bagi pengguna Grab, dengan memiliki GarudaMiles, pemegang kartu dapat mengakses layanan dan kemudahan berbagai mitra, dan bandara di seluruh dunia. Data mileage atau jarak tempuh perjalanan dapat juga ditukar dengan manfaat perjalanan dan benefit lain yang tersedia,” sambut Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N. Mansury.

Selain bagi pengguna, kerja sama strategis ini juga akan dimanfaatkan untuk memberikan nilai tambah bagi karyawan Garuda Indonesia. Melalui program Grab for Business, kini para karyawan dapat memanfaatkan layanan transportasi Grab untuk kebutuhan sehari-hari. Grab juga akan menjadi mitra transportasi on-demand guna memaksimalkan jaringan layanan door-to-door Cargo Garuda Indonesia.

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata dalam sambutannya mengatakan, “Grab dan Garuda Indonesia memiliki komitmen yang sama untuk senantiasa berinovasi dan memberikan pengalaman berkendara terbaik dan aman kepada para pelanggan. Melalui integrasi program loyalitas GrabRewards dengan GarudaMiles, kami berharap dapat menjadikan perjalanan para pelanggan lebih bermakna dan sarat manfaat. Kami menyambut gembira kerja sama strategis ini dan akan fokus untuk pada peningkatan pengalaman pengguna secara berkesinambungan dengan memanfaatkan jaringan layanan kami yang luas.”

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Per 1 Juli Aturan Tarif Baru “Taksi Online” Mulai Berlaku

Juli tahun 2017 menjadi babak baru industri transportasi on-demand di Indonesia. Revisi Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 32 Tahun 2016 menetapkan beberapa peraturan yang berhubungan dengan moda transportasi online roda empat atau banyak disebut dengan istilah “taksi  online”.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah mulai berlakunya tarif batas bawah dan batas atas. Tanggal 1 Juli adalah batas tenggat waktu yang diberikan oleh pemerintah untuk penyesuaian tarif ini.

Dikutip dari CNN Indonesia Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto Iskandar, ketentuan tarif nantinya dihitung berdasarkan jarak per kilometer dan dibedakan berdasarkan wilayah.

Misalnya untuk ketentuan tarif batas bawah wilayah I yang meliputi Sumatera, Jawa dan Bali tarif batas bawahnya adalah Rp3.500 per kilometer, sedangkan tarif batas atas Rp6.000 per km.

Angka tersebut berbeda dengan daerah yang masuk dalam wilayah II. Dalam hal ini Kalimantan, Sulawesi sampai Papua. Tarif batas bawah sedikit lebih tinggi, yakni Rp3.700 per km sedangkan tarif batas atas berada pada angka Rp6.500 per kilometer.

Sementara itu pihak dua layanan yang terkena pengaruh layanan ini, Grab (GrabCar) dan GoJek (GoCar) tampaknya sudah siap dengan penerapan tarif baru ini.

Dikutip dari Detik, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata. Ia mengungkapkan pihaknya siap bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk memastikan regulasi yang ada ditelah diterapkan, sesuai dengan komitmen Grab dalam menaati hukum dan peraturan yang berlaku.

Masih dari sumber yang sama, Senior Vice President Operational GoJek Arno Tse juga mengungkapkan hal senada. Pada intinya pihaknya akan selalu mengikuti apa yang sudah menjadi kebijakan pemerintah dan selalu berkoordinasi dengan kementerian terkait.

Kemudahan akses masih menjadi senjata utama layanan on-demand transportasi

Seperti yang diketahui bersama bahwa layanan on-demand transportasi mulai merebak di Indonesia bukan hanya karena kemudahan akses tapi juga karena terjangkau. Dengan diterapkannya aturan batas bawah dan batas atas ini sedikit banyak akan mempengaruhi harga layanan.

Melihat tren yang ada saat ini tampaknya kemudahan (dari segi akses dan penggunaan aplikasi) akan menjadi keunggulan utama “taksi online” dibanding moda transportasi lainnya. Selama dua tahun belakangan masyarakat sudah mulai terbiasa dengan unsur praktis dan mudah yang ditawarkan oleh penyedia layanan “taksi online“ yang ada.

Grab Indonesia Resmikan Layanan “Carpooling” Sosial GrabHitch Mobil

Aplikasi ride hailing Grab meresmikan layanan carpooling sosial GrabHitch Mobil di Indonesia, setelah terlebih dahulu memperkenalkan GrabHitch Motor pada Oktober 2016 yang lalu.

Layanan ini menyasar para komuter reguler, seperti kalangan profesional, manajer, eksekutif, dan lainnya sebaga pengemudi yang memiliki kursi ekstra di mobilnya untuk menjemput teman seperjalanan (pemesan) dengan rute yang sama. GrabHitch Mobil baru bisa digunakan pada awal Juni nanti, namun bakal mengaspal di empat kota, yakni Jakarta, Bandung, Malang, dan Surabaya.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengklaim GrabHitch adalah bentuk aksi sosial perusahaan dalam rangka mengurangi jumlah mobil berpenumpang tunggal yang melakukan perjalanan menuju atau dari pusat kota setiap harinya.

Tak hanya itu, Grab ingin mendorong semakin banyak orang untuk bepergian bersama dalam satu kendaraan, sekaligus meningkatkan pengalaman pengguna aplikasi Grab makin mulus.

“Grab berkomitmen untuk senantiasa berinovasi agar dapat membantu memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat Indonesia. [..] Kami tidak melakukan sharing profit [untuk GrabHitch] karena memang tidak ada profit di sini, sekadar mengurangi biaya perjalanan, [GrabHitch] hanya untuk memperluas pemakaian teknologi dari Grab saja,” ujar Ridzki, Rabu (24/5).

[Baca juga: Riset Jana: Grab adalah Aplikasi On-Demand Paling Banyak Dipasang di Indonesia, Go-Jek Paling Aktif Dipakai]

Keempat kota yang dipilih Grab untuk GrabHitch Mobil, menurut laporan dari Global Traffic Scorecard, termasuk kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di Indonesia. Mengutip dari laporan BPS di 2014, ada 3 juta mobil penumpang yang beredar di Jakarta, dengan pertumbuhan sekitar 8,75% per tahun.

“Kami perkenalkan GrabHitch Mobil sebagai tindak lanjut atas kesuksesan dari peluncuran GrabShare dan GrabHitch Motor, serta dipacu oleh kenyataan bahwa smakin banyak masyarakat yang menggunakan layanan carpool.”

Perbedaan antara GrabHitch dan GrabShare

Untuk membandingkan lebih jauh antara layanan GrabShare yang sebelumnya telah hadir, Ridzki menjelaskan bahwa GrabHitch Mobil diinisiasikan oleh pengemudi itu sendiri yang sebelumnya menentukan rute perjalanan regulernya.

Ketika pengemudi sudah membuat rute, maka sistem akan mencari pemesan dengan rute yang kurang lebih sama. Setiap pengemudi dalam seharinya hanya dapat melayani dua perjalanan dengan masing-masing perjalanan dapat menampung maksimal empat kursi.

“Sementara untuk biaya GrabHitch Mobil sebesar Rp1.500 per km. Biaya indikasi ini akan lebih murah hingga 50% dari layanan on demand seperti GrabCar, yang tarifnya sesuai demand pada saat itu.”

Sedangkan dari segi pengemudi GrabHitch adalah pengemudi reguler yang mendaftarkan diri untuk layanan GrabHitch Mobil dalam aplikasi penumpang Grab.

Untuk pemesanannya harus dilakukan secara di muka, antara 15 menit sampai 7 hari sebelum penjemputan. Adapun sistem pembayarannya, Grab menyediakan dua opsi yakni secara tunai atau memanfaatkan GrabPay.

“Dari segi pengemudi juga berbeda. Kalau GrabShare adalah pengemudi profesional GrabCar Ekonomi yang terdaftar untuk mengoperasikan layanan komersial. [..] Pengguna bisa membandingkan sendiri kedua layanan ini. GrabHitch memang lebih murah, namun tidak fleksibel. Sedangkan GrabCar menang dari sisi elastisitasnya.”

Para pengemudi yang tertarik bergabung, mereka hanya perlu mendaftar melalui aplikasi Grab. Caranya mengklik ikon GrabHitch (Nebeng) Mobil, pilih tombol ‘Be a GrabHitch Driver Now’ dan ikuti instruksi yang tertera.

Dokumen yang perlu dilengkapi di antaranya SIM A, KTP, STNK, dan memiliki mobil pribadi dengan asuransi mobil. Pengemudi juga diharuskan berumur minimal 18 tahun dengan pengalaman mengemudi selama 1 tahun.

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek, Grab, dan Uber Paparkan Tiga Poin Keberatan Soal Revisi PM Nomor 32/2016

Sebagai jawaban dari keputusan pemerintah untuk melakukan revisi Peraturan Menteri Perhubungan (PM) Nomor 32/2016, ketiga perusahaan transportasi berbasis aplikasi Go-Jek, Grab, dan Uber meresponnya dengan memberikan sikap keberatan dan meminta untuk menangguhkan penerapan aturan dengan masa tenggang sembilan bulan sejak diterapkan pada 1 April 2017.

Ketiga pihak sepakat untuk menuangkan sikapnya tersebut ke dalam sebuah surat pernyataan bersama yang telah ditandatangani pada hari ini, Jumat (17/3). Dalam surat tersebut, tertera tanda tangan dari Andre Soelistyo (President Go-Jek), Ridzki Kramadibrata (Managing Director Grab), dan Mike Brown (Regional General Manager APAC Uber) yang ditujukan untuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Dalam konferensi pers yang digelar Grab, Ridzki mengungkapkan pada dasarnya ketiga perusahaan menyambut baik revisi PM Nomor 32/2016. Meskipun demikian, mereka menilai ada tiga poin yang dinilai berpotensi tidak berpihak pada kepentingan konsumen, masyarakat, dan ratusan ribu mitra pengemudi.

“Revisi mestinya mengakomodasi layanan yang inovatif, namun poin-poin perubahan yang diumumkan sangat bernuansa proteksionis dan membuka jalan untuk membawa seluruh industri transportasi kembali ke cara-cara lama yang sudah ketinggalan zaman. Kita semua sebagai bagian dari masyarakat akan sangat dirugikan dalam jangka panjang,” ucapnya, Jumat (17/3).

Ridzki melanjutkan, “Kami memohon pemerintah untuk menunda revisi dan melihat lebih bijak lagi implikasi dari aturan tersebut. Guna memastikan proses transisi yang baik dan lancar, kami meminta masa tenggang sembilan bulan sejak revisi efektif diberlakukan.”

Adapun tiga poin yang dititikberatkan oleh ketiga perusahaan tersebut. Pertama, mengenai penerapan tarif atas dan tarif bawah. Mereka percaya bahwa mekanisme penerapan tarif yang fleksibel dan berdasarkan pada kebutuhan pasar adalah pendekatan yang paling efisien.

Poin kedua, terkait kuota kendaraan. Mereka khawatir atas usulan penetapan kuota kendaraan untuk transportasi publik yang akan berdampak pada terbatasnya akses masyarakat dalam menikmati layanan seperti Grab.

“Kami percaya bahwa kuota jumlah kendaraan, baik pengguna aplikasi mobilitas maupun konvensional tidak perlu dibatasi karena berpotensi menghadirkan iklim bisnis yang tidak kompetitif. Kami percaya jumlah kendaraan baik yang memanfaatkan aplikasi maupun konvensional akan ditentukan oleh permintaan dan kebutuhan konsumen.”

Poin terakhir, terkait kewajiban kendaraan terdaftar atas nama badan hukum/koperasi. Poin ini menjadi kekhawatiran terbesar dari ketiga perusahaan. Mereka menolak sepenuhnya karena kewajiban ini mengharuskan mitra pengemudi untuk mengalihkan kepemilikan kendaraan kepada badan hukum.

Hal ini dinilai sama saja dengan merampas hasil kerja keras mitra pengemudi yang memiliki mobil sendiri dengan cara mencicil dan menyerahkan asetnya tersebut kepada pihak koperasi.

“Kami sangat keberatan terkait poin terakhir karena hampir 80% mitra pengemudi Grab mencicil mobilnya sendiri. Hal ini juga bertentangan dengan prinsip koperasi itu sendiri dan prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan.”

Poin dukungan

Selain tiga poin keberatan di atas, ketiga perusahaan sebenarnya menyepakati rencana peraturan tanda uji berkala kendaraan bermotor (KIR) dengan pemberian pelat berembos. Hal ini dinilai upaya yang baik untuk memastikan kenyamanan mitra pengemudi dan konsumen saat berkendara.

Hanya saja, mereka meminta pemerintah untuk memberikan dukungan berupa penyediaan fasilitas uji KIR yang dapat mengakomodir para mitra pengemudi. Mulai dari penyediaan antrean khusus bagi para mitra pengemudi untuk memudahkan dan mempercepat proses pengurusan uji KIR dan fasilitas uji KIR bekerja sama dengan Agen Pemegang Merek (APM) atau pihak swasta.

“Ada catatan untuk fasilitas uji KIR dari sisi pemerintah harus jelas. Sejauh ini, pemerintah daerah yang sudah jelas untuk proses KIR baru DKI Jakarta. Di luar itu, masih banyak pertanyaan bagaimana prosesnya dan biayanya juga bervariasi.”

Ketiga perusahaan juga sepakat untuk bersedia membuka akses dashboard yang bisa diakses oleh pemerintah untuk memantau operasional pelayanan angkutan dalam pengawasan dan pembinaan operasional. Ridzki bilang mengenai poin ini ketiga perusahaan memiliki prasangka yang baik kepada pemerintah untuk pelaksanaannya karena tujuannya baik.

Poin lainnya mengenai penggunaan kendaraan roda empat dengan kapasitas silinder mesin minimal 1.000 cc. Menurutnya, pemberlakuan ini dapat membuat semakin terbukanya peluang untuk mitra pengemudi yang ingin bergabung.

GrabShare Resmi Hadir di Indonesia

Menghadirkan konsep berbagi, Grab yang merupakan platform pemesanan kendaraan melalui aplikasi hari ini meresmikan GrabShare, layanan carpool untuk pengguna di kawasan Jabodetabek. Layanan terbaru ini merupakan pilihan terbaru untuk pengguna yang ingin mendapatkan harga lebih murah, kesempatan untuk berbagi kendaraan dengan pengguna lainnya yang memiliki tujuan yang searah.

Indonesia merupakan negara ke empat yang disambangi Grab untuk layanan GrabShare. Sebelumnya GrabShare diklaim telah memberikan kontribusi untuk Singapura, Malaysia, dan Filipina.

“Belajar dari pengalaman tiga negara sebelumnya, kami pastikan GrabShare Indonesia memiliki algoritma yang tepat dan pastinya mumpuni untuk pengguna Grab di Indonesia,” kata Managing Director Grab Indonesia Ridzky Kramadibrata.

Algoritma GrabShare

Algoritma yang disebutkan Ridzky adalah kemampuan setiap kendaraan untuk memberikan layanan kepada pengguna sesuai dengan jarak terdekat, waktu dan kondisi yang ada, rute perjalanan yang saling berkaitan, suplai mitra pengemudi dan mengurutkan lokasi penjemputan dan pengantaran menyesuaikan dengan kondisi lalu lintas terkini.

Diklaim tidak ada lagi kesalahan jika ada pengguna yang menggunakan layanan GrabShare di pinggir jalan tol atau jalan raya yang sulit untuk disinggahi oleh mitra pengemudi.

“Kita juga pastikan semua pemesanan hanya boleh digunakan untuk dua pemesanan saja dan empat penumpang dalam satu perjalanan tersebut selama tujuan sama,” kata Ridzky.

Hal tersebut diklaim yang membedakan layanan dari GrabShare dengan layanan carpool serupa dari kompetitor. Uber sendiri telah meluncurkan UberPool di Indonesia sejak pertengahan tahun lalu.

Grab Indonesia menegaskan sebelum GrabShare dihadirkan, telah dilakukan riset, survei, dan pengumpulan data dengan memanfaatkan machine learning.

“Sejak bulan Januari kami telah melakukan uji coba kepada pelanggan demi mendapatkan behavior yang tepat untuk semua pengguna di Indonesia,” kata Ridzky.

Selain harga yang lebih murah dari layanan GrabCar, dengan potongan tarif hingga 50%, GrabShare menjamin maksimal dua titik pemberhentian serta pemesanan instant untuk pengguna.

“Jika nantinya GrabShare hanya mendapatkan satu penumpang saja mitra pengemudi pun wajib untuk mengantarkan penumpang tersebut sampai tujuan, karena waktu tunggu yang kami berikan hanya 3 menit untuk semua penumpang,” kata Ridzky.

Untuk meminimalisir kerugian untuk mitra, Grab Indonesia akan memberikan insentif kepada mitra pengemudi.

Edukasi kepada mitra pengemudi dan layanan pelanggan 24 Jam

Untuk memastikan layanan terbaru ini sudah siap di kalangan mitra pengemudi, secara agresif Grab Indonesia telah melakukan sosialiasi dan edukasi kepada mitra pengemudi terpilih. Hal tersebut dipastikan agar mitra pengemudi telah mengetahui dan siap dengan layanan yang ada. Sementara pemilihan mitra pengemudi untuk GrabShare saat ini fokus ke mitra yang memiliki rating dan performa yang baik.

“Kami pastikan proses penyaringan untuk mitra GrabShare adalah yang terbaik berdasarkan rating dan performa dari pengemudi untuk menjamin keamanan dari pengguna,” kata Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar.

Grab Indonesia juga memberikan asuransi kecelakaan pribadi dari Grab Group kepada pengguna yang memanfaatkan layanan GrabShare dan mitra pengemudi. Saat ini GrabShare sudah bisa digunakan dengan pilihan pembayaran yang beragam, mulai dari GrabPay, uang tunai, kartu kredit, kartu debit, dan Mandiri e-cash.

“Pada dasarnya jika ada dua pengguna yang memesan dengan tujuan yang sama bisa dengan mudah menikmati layanan GrabShare dengan harga yang jauh lebih murah dari layanan GrabCar,” kata Mediko.

Untuk memastikan mitra pengemudi, pengguna mendapatkan informasi yang jelas, Grab Indonesia juga menyediakan layanan pelanggan selama 24 jam.

“Dengan teknologi terbaru yang dihadirkan oleh Grab Indonesia, diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan mobil untuk mengatasi kemacetan terutama di kota Jakarta,” tutup Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

Mantan Kapolri Badrodin Haiti Konfirmasi Tak Jadi Menjabat Komisaris Utama Grab Indonesia

Setelah sebelumnya diumumkan melalui rilis resmi Grab Indonesia, tentang bergabungnya mantan Kapolri Jendral Badrodin Haiti, akhirnya yang bersangkutan memberikan klarifikasi. Ada dua hal yang disampaikan, pertama bahwa belum terjadi kesepakatan antara Badrodin dengan Grab Indonesia secara resmi (hitam di atas putih) untuk penunjukannya sebagai komisaris utama perusahaan dan baru sebatas diskusi. Yang kedua Badrodin mengatakan ia tidak jadi menjabat komisaris utama Grab Indonesia.

Alasan yang disampaikan Badrodin terkait etika. Pasalnya terlebih dulu ia telah dipercaya menjadi komisaris utama di salah satu perusahaan pengembang Waskita Karya. Kendati tidak ada aturan yang menyatakan bahwa seseorang tidak boleh menjabat komisaris utama di dua perusahaan, namun bagi Badrodin hal tersebut kurang tepat dilakukan.

Sebelumnya dalam rilis resmi Grab Indonesia, seperti yang diungkapkan Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director, hadirnya mantan Kapolri di tubuh perusahaannya akan memantau dan menjaga tata kelola serta kelangsungan jangka panjang perusahaan melalui peran pengawasan terhadap kinerja dewan direksi. Pemilihan Badrodin dilatarbelakangi pengalaman yang luas dalam bekerja bersama pemangku kepentingan, untuk menyelaraskan kepentingan yang beragam.

Perekrutan tokoh berpengaruh untuk mengakselerasi bisnis tidak hanya dilakukan oleh Grab. Uber sebagai pesaingnya juga melakukan pendekatan yang sama sejak awal popularitasnya mencuat. Kala itu salah satu mantan adivsor presiden Obama direkrut menjadi salah satu penanggung jawab perusahaan untuk komunikasi hukum dan politik. Strategi seperti ini dilakukan –sedikit bisa dikorelasikan–untuk menekan gejolak sosial yang terjadi dalam lingkup kerja perusahaan transportasi on-demand tersebut.

Kendati sudah sangat jarang terdengar, isu penolakan terhadap layanan transportasi berbasis aplikasi pernah terdengar. Di Indonesia bahkan pernah menjadi isu yang serius. Melibatkan komponen besar dalam dunia politik bisa jadi memberikan arahan yang tepat untuk meluruskan laju atau koordinasi bisnis sejalan dengan ketentuan (regulasi) yang berlaku.

Penunjukan Mantan Kapolri dan Manuver Grab di Industri Transportasi Indonesia

Grab hari ini mengumumkan hadirnya mantan Kapolri Badrodin Haiti sebagai komisaris utama Grab Indonesia. Dengan peran barunya ini, Kapolri periode 2015-2016 tersebut akan memantau dan menjaga tata kelola serta kelangsungan jangka panjang perusahaan melalui peran pengawasan terhadap kinerja dewan direksi. Managing Director Ridzki Kramadibrata menyampaikan, bahwa pemilihan Badrodin dilatarbelakangi pengalaman yang luas dalam bekerja bersama pemangku kepentingan, untuk menyelaraskan kepentingan yang beragam.

“Seiring dengan evolusi yang terjadi di sektor teknologi dalam platform pemesanan kendaraan di Indonesia, Pak Badrodin akan memandu dan memastikan Grab Indonesia berkontribusi secara konstruktif terhadap pelaksanaan dari sejumlah kebijakan transportasi dan aturan keselamatan yang baru,” ujar Ridzki.

Seperti diketahui dalam berbagai pemberitaan populer beberapa waktu belakang, bahwa penolakan terhadap layanan ride-hiling, masalah terkait dengan kontrak mitra kerja, upah dan sebagainya sering muncul ke permukaan. Tak hanya terjadi pada Grab, tapi juga pemain lain seperti Go-Jek atau Uber. Dan masalah tersebut tentu akan selalu dihubungkan kepada regulasi. Seperti layaknya sebuah sistem komputer, “back-end” dalam bisnis diperlukan sebagai salah satu strategi, menjadi konsultan dalam menyelaraskan tujuan bisnis dengan kebijakan yang berlaku.

“Saya sangat senang bergabung dengan Grab Indonesia, sebuah organisasi yang berpegang teguh pada misinya dengan rekam jejak yang telah terbukti dalam meningkatkan taraf hidup di Indonesia dan memberikan solusi atas permasalahan lokal. Nilai-nilai tersebut sejalan dengan nilai-nilai yang juga saya pegang teguh, dan saya akan memastikan bahwa Grab akan terus menjadi panutan sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas dan citizenship. Saya juga akan menggunakan pengalaman saya bekerja di sejumlah daerah di Indonesia untuk memberi masukan sejalan dengan kegiatan ekspansi Grab di Indonesia,” kata Badrodin Haiti.

Tentang manuver Grab di Indonesia

Di Indonesia, dengan brand awalnya GrabTaxi, meluncur pada pertengahan tahun 2014. Sesuai namanya, pada fase awal kehadiran mereka berfokus pada layanan pemesanan taksi (mobil) untuk warga Jakarta. Setahun setelahnya layanan GrabBike meluncur menantang pemain lokal yang waktu itu sudah ada Go-Jek. Persaingan pun mulai memanas, saat terjadi perekrutan besar-besaran pengemudi di ibukota. Kini keduanya fokus melakukan ekspansi ke berbagai wilayah di Indonesia. Kini Grab memiliki 580.000 mitra pengemudi aktif dalam jaringannya dan telah diunduh di 30 juta perangkat.

Ekosistem pengguna sendiri telah berhasil terbentuk, sehingga perusahaan mulai menggencarkan fokus bisnis lain. Beberapa improvisasi layanan turut dihadirkan, belum lama ini Grab menghadirkan layanan loyalitas pelanggan yang disebut dengan GrabReward, sebuah sistem poin yang akan diberikan kepada setiap transaksi yang dilakukan oleh konsumen. Sebelumnya juga ada layanan “nebeng” GrabHitch dan GrabChat untuk komunikasi antara mitra pengemudi dengan pelanggannya.

Kendati demikian, salah satu yang paling digencarkan tahun ini ialah pemanfaatan GrabPay, sebuah layanan e-money yang didedikasikan untuk melakukan transaksi layanan Grab. Hal serupa turut dilakukan pesaingnya Go-Jek kepada ekosistem pelanggan yang sudah dimiliki.

Inovasi ride hailing di Indonesia, penolakan kian sirna

Permasalahan tentang penolakan nyaris berhasil diselesaikan, walaupun di daerah masih ada beberapa kejadian kecil berbuah dari penolakan layanan, namun sudah tidak semasif dulu. Transportasi adalah kebutuhan setiap orang, sehingga banyak yang berkepentingan untuk menjadi yang terdepan dalam memenuhi kebutuhan ini. Inovasi selalu akan menjadi pemimpin dari segala kemajuan yang ada, akan tetapi ada satu hal yang harus turut diimbangi, yakni kultur.

Pendekatan kultural ini meliputi banyak aspek, mulai dari edukasi masyarakat, penataan regulasi hingga bagaimana bisnis memberikan value kepada bangsa secara keseluruhan. Dengan potensi besar, dibuktikan dengan Grab bervaluasi $1.43 miliar dan Go-Jek menjadi unicorn pertama di Indonesia), bisnis transportasi menjadi ladang sekaligus medan perang yang masih akan terus memanas, seiring dengan makin sadarnya pemain konvensional untuk beralih ke digital.