Strengthen IoT Line, Telkomsel Launches FleetSight

Telkomsel launches fleet management solution for corporate called FleetSight, part of company’s agenda in providing internet of things (IoT)-based service in Indonesia.

FleetSight is a fleet management solution that synergizes satellite-based telematics devices (including censor) set in vehicles / moving assets. The device is supported by Telkomsel connectivity within over 95% coverage area of 2G and 3G in Indonesia

It is a result of collaboration with Sascar, a tire and mobility company. It becomes the global-scale fleet management solution provider with more than 265 thousands connected to its platform. The extras claimed to be a distinction between FleetSight with any similar solution of other companies.

The solution is expected to help the enterprise in facing any issues related to fleet operations, by minimizing risks regarding vehicle investment through improving fleet’s safety, security and productivity.

“FleetSight is a packet. It is flexible, with tools and connectivity. A managed service default, not to confuse customers. If there is something wrong, we’ll replace it. In case you want to buyback, it’s OK,” Ririek Adriannsyah, Telkomsel’s President Director, said, on Monday (11/27)

Adriansyah believed the fleet management market share is very broad. The number of vehicles (except motorcycle) reached 24 million items last year, 40% are commercial with 6% growth rate per year. Logistics and Transportation cost has reached 24% of total GDP and the highest one in Southeast Asia. It’s the story about fleet management high-demand.

Vertical solution integrated with Telkomsel’s IoT Control Center is an answer to every needs in optimizing productivity and improving safety of existing operation fleet.

FleetSight users targeted by Telkomsel are those businessman engaging in logistics and transportation. There are three clients, namely Astra Daihatsu Motor, Pamapersada Nusantara (PAMA), and Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel).

PAMA will use FleetSight in monitoring truck and operational vehicles to improve safety standard. Given all this, many moving assets engaging and spreading across isolated area. It makes transportation important in running business.

Daihatsu on the other hand, want efficiency for sales and operational vehicles. They already tested FleetSight for operational cars used by expat workers.

“We emphasize on after sales service, where we can monitor the impact of FleetSight usage on client’s business. On how far they get their efficiency,” Marina Kacaribu, Telkomsel IoT’s Vice President, said.

The launch of FleetSight, Kacaribu continued, is a further commitment from Telkomsel to focus on developing IoT-based solution. Previously, Telkomsel has launched IoT solution to target B2C segment, T-Drive, and T-Bike.

Telkomsel Segera Komersialkan Layanan 4G TDD Awal Desember 2017

Operator telekomunikasi Telkomsel menyatakan siap mengomersialkan layanan 4G TDD (Time Division Duplex) pada awal Desember 2017, setelah memeroleh Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) dari Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Surat tersebut berisi pernyataan bahwa Telkomsel telah memenuhi syarat kelaikan operasi untuk penyelenggaraan telekomunikasi di frekuensi 2,3 GHz.

Sebelumnya, Telkomsel telah dinyatakan menjadi pemenang lelang spektrum untuk frekuensi 2,3 GHz yang bernilai Rp1 triliun pada akhir Oktober 2017. Sejak saat itu, Telkomsel gencar melakukan serangkaian aktivitas agar pelanggan dapat merasakan teknologi TDD 2,3 GHz.

“Kami terus gerak pasca pengumuman pemenang lelang spektur untuk frekuensi 2,3 GHz, agar pelanggan dapat merasakan pengalaman mobile broadband Telkomsel yang lebih baik lagi. Penyesuaian izin jaringan bergerak seluler pun sudah selesai dan telah ditetapkan Kominfo,” ujar Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Selasa (28/11).

Dia melanjutkan, untuk sementara teknologi tersebut sudah bisa dirasakan pengguna Telkomsel yang berlokasi di Teras Kota, Tangerang. Berikutnya, secara bertahap akan hadir di Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi mulai awal Desember 2017. Tak hanya itu sebanyak 500 BTS LTE TDD juga akan hadir di Palembang dan Bandung.

Kemudian pada tahun depan, BTS LTE TDD akan hadir di kota-kota lainnya seluruh Indonesia yang memiliki kepadatan akses layanan data yang cukup tinggi.

“Kita agak struggling karena spektrum yang tersedia terbatas sementara jumlah pelanggan data Telkomsel terus bertambah. Ini kalah dengan Singapura, spektrumnya jauh lebih besar dari Indonesia. Kehadiran spektrum baru ini tentu akan buat Telkomsel jadi lebih efisien, misalnya alokasi capex ke depannya.”

Ririek pun memastikan, spektrum baru ini tidak semata-mata membuat perusahaan menaikkan tarif data. Menurutnya, kenaikan itu disesuaikan oleh banyak faktor, tapi bukan dari spektrum.

Bila dirinci, alokasi frekuensi yang kini dimiliki Telkomsel sebagai berikut: frekuensi 2,3 GHz dengan lebar pita 30 MHz, frekuensi 2,1 GHz dengan lebar pita 15 MHz, frekuensi 1,8 GHz dengan lebar pita 22,5 MHz, frekuensi 900 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz, dan frekuensi 800 MHz dengan lebar pita 7,5 MHz

Jamin kecepatan konsumsi video

Penjelasan mengenai TDD oleh Vice President Technology and System Telkomsel Indra Mardiatna / Telkomsel
Penjelasan mengenai TDD oleh Vice President Technology and System Telkomsel Indra Mardiatna / Telkomsel

Ririek menuturkan, dampak yang bisa dirasakan pelanggan Telkomsel dari hadirnya spektrum baru ini adalah kecepatan saat video streaming jadi lebih lancar, dari kualitas standar bisa naik jadi kualitas HD. Terlebih, sekitar 70% pelanggan Telkomsel tergolong aktif mengunduh ataupun mengunggah video di perangkat mereka.

“Sehingga enggak ada lagi streaming video yang buffer terus. Experience-nya sama seperti saat naik mobil, yang biasanya naik mobil biasa kini sudah naik super car. Analoginya seperti itu.”

Di sisi lain, pelanggan juga tidak bakal direpotkan untuk penggantian kartu SIM dari 3G jadi 4G. Selama handset yang digunakan sudah didukung dengan frekuensi LTE TDD 2,3 GHz dan berada dalam cakupan layanan LTE TDD 2,3 GHz. Spektrum ini diklaim memberikan layanan throughput downlink yang lebih baik karena besarnya lebar bandwith yang digunakan.

Saat ini, ada sekitar 50 juta handset LTE dalam jaringan Telkomsel, sekitar 85 persen diantaranya sudah support LTE TDD 2,3 GHz. Adapun secara total, ada lebih dari 3 ribu perangkat smartphone yang support layanan ini.

Di seluruh dunia, ada 100 operator telekomunikasi yang sudah memanfaatkan TDD LTE. Teknologi ini juga termasuk dalam peta jalan menuju implementasi 5G.

Perkuat Lini Produk IoT, Telkomsel Hadirkan FleetSight

Operator telekomunikasi Telkomsel meluncurkan solusi fleet management untuk korporasi bernama FleetSight, sekaligus bagian dari agenda perusahaan dalam menghadirkan layanan berbasis internet of things (IoT) di Indonesia.

FleetSight adalah solusi pengelolaan armada yang mensinergikan perangkat telematika berbasis satelit (termasuk sensor) yang dipasangkan dalam aset bergerak/kendaraan. Perangkat tersebut didukung oleh konektivitas Telkomsel yang menjangkau lebih dari 95% wilayah populasi di Indonesia dengan layanan 2G dan 3G.

Produk ini dihadirkan bekerja sama dengan perusahaan ban dan mobilitas yakni Sascar. Perusahaan ini menjadi penyedia solusi fleet management berskala global dengan lebih dari 265 ribu kendaraan yang telah terkoneksi dalam platformnya. Kelebihan tersebut diklaim sebagai pembeda FleetSight dibandingkan solusi sejenis yang dihadirkan perusahaan lainnya.

Solusi ini diharapkan dapat membantu enterprise dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan operasional armada, dengan meminimalkan risiko terkait dengan investasi kendaraan melalui peningkatan keselamatan, keamanan, efisiensi, dan produktivitas armada.

“FleetSight ini sudah satu paket. Sifatnya fleksibel, sudah ada alat dan konektivitasnya. Standarnya managed service, jadi pelanggan tahu beres. Kalau ada yang rusak kita ganti. Tapi kalau mau beli putus tidak masalah,” kata Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Senin (27/11).

Pangsa pasar fleet management itu sendiri menurut Ririek sangat luas. Bila dilihat dari total jumlah kendaraan bermotor (selain sepeda motor) mencapai 24 juta unit pada tahun lalu, dengan 40% di antaranya merupakan kendaraan komersial dan pertumbuhan rerata sebesar 6% per tahunnya. Belum lagi, biaya logistik dan transportasi yang besar mencapai 24% dari total GDP dan menjadi tertinggi di Asia Tenggara, melatar belakangi tingginya permintaan fleet management.

Solusi vertikal yang terintegrasi dengan layanan Telkomsel IoT Control Center menjadi jawaban atas kebutuhan perusahaan dalam mengoptimalkan produktivitas dan meningkatkan keselamatan fleet/armada operasional yang dimiliki.

Sasaran pengguna FleetSight yang dibidik Telkomsel adalah pelaku usaha yang bergerak di bidang logistik dan transportasi. Sudah ada tiga klien yang bergabung, yaitu Astra Daihatsu Motor, Pamapersada Nusantara (PAMA), dan Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel).

PAMA akan memanfaatkan FleetSight untuk monitor truk dan kendaraan operasional untuk meningkatkan standar keamanan. Mengingat, banyak aset bergerak yang beredar di daerah terpencil. Hal demikian membuat transportasi menjadi penting untuk kelancaran bisnis mereka.

Sementara Daihatsu karena mereka ingin efisiensi untuk tenaga sales dan kendaraan operasionalnya. Daihatsu telah melakukan uji coba FleetSight untuk mobil operasional yang dipakai pekerja ekspatnya.

“Kami juga menekankan pada layanan after sales, di mana setelah klien menggunakan FleetSight akan kami pantau bagaimana dampaknya dalam bisnis mereka. Seberapa jauh efisiensi yang bisa mereka dapatkan,” terang Vice President Internet of Things (IoT) Telkomsel Marina Kacaribu.

Peluncuran FleetSight ini, sambung Marina, adalah komitmen lanjutan dari Telkomsel untuk fokus mengembangkan solusi berbasis IoT. Sebelumnya, Telkomsel meluncurkan solusi IoT untuk menyasar segmen B2C yaitu T-Drive dan T-Bike.

Telkomsel’s Long-Term Plan on Digital Transformation

Telkomsel is getting serious for digital transformation as a step of business efficiency and service optimization. In 2021, virtual-shaped assistant digital service “Veronika” is targeted to be available  across platforms to get closer to users. The expansion will be in sync with adding functionality.

Some of the platforms Telkomsel tried to be integrated with Veronika are Direct Messages on Twitter, Whatsapp for Business, and MyTelkomsel app. The Twitter plan will be launched early next year. In addition, there are other platforms will be targeted, such as motion devices with voice-based controls like a smartwatch.

Furthermore, Veronika’s function will take over the role of Grapari outlets as customer service (CS), such as handling customer surveys. CS agents will be shifted to do more productive things, such as cross-selling and upselling Telkomsel products.

Launched four months ago, Veronika has been able to serve top-up balance, check the remaining quota, swap Telkomsel POIN, provide information about MyGrapari location, or other information about Telkomsel service. Recently, Veronica has been added with a new service to handle the re-listing of prepaid cards.

Presented by Telkomsel, Veronika is currently have reached 1.5 million users spread across three platforms, namely Line, Telegram, and Facebook Messenger. In developing Veronika, Telkomsel took Kata.ai as the developer and Accenture as project manager.

For Grapari, the plan is to redesign it as the last place to serve customers. Grapari later will be divided into several modes to adjust the target and customer type. There is thematic, which targets are young people or companies. The other one is for regular users.

Veronika’s presence did not merely threaten Grapari’s presence. As Telkomsel goal is to shift the transaction to online.

The current number of active Grapari is 400 outlets spread across Indonesia. It represents Telkomsel area, so it can not be closed.

“Grapari will be divided into several types, the amount is still, but the size will be minimized. It will be more of self service, and a video call with CS agent. The physical agent will not be there, it will directed to other activity. There is nothing to be worried regarding CS agents that will be inefficient,” explained Telkomsel VP Customer Care Management Andri Wibawanto while attending Digital Summit Indonesia 2017 on Wednesday (11/8).

Other than relying on Veronica virtual assistant and Grapari, Telkomsel will also add digital kiosk machines. The machine will serve the purchase of a new SIM card, upgrade to 4G, pay bills, top-up balance and others. One machine consists of two dispensers that can accommodate 500 card slots each. According to Andri, the machines are spread in 80 points throughout Indonesia.

Expected on all digital plans, transactions from digital channels in Telkomsel will reach 70% compared to 30% of  traditional channels in 2021. Nowadays, traditional channels is still dominating at 85% , and the rest is occupied by online channel.

Digital Transformation Impact

According to Andri, the digital application will target three pillars. It includes improving services from Telkomsel to customers, decreasing the cost, and increasing revenue.

He took an example, traditional channels cost more than digital. Telkomsel can reduce loads by 60-70 percent when developing digital channels. With this efficiency, companies can offer better programs to customers.

“Our cross-sell and upsell will get better. It surely getting better for increasing revenue. This is what we can get from the digital transformation,” said Andri.


Original article is written in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Telkomsel Hadirkan GraPARI Virtual dengan Teknologi Besutan Kata.ai

Telkomsel secara resmi meluncurkan GraPARI Virtual yang disediakan untuk menjawab dan menanggapi permintaan informasi seputar produk dan layanan miliknya. Sistem ini dikembangkan bersama dengan Accenture, dan kini dapat sudah bisa diakses pelanggan melalui berbagai macam platform chatbot seperti LINE, Facebook Messenger, dan Telegram. Dengan peluncuran ini Telkomsel mengukuhkan diri sebagai operator seluler pertama di Indonesia yang mengadopsi layanan asisten virtual.

Lebih jauh, GraPARI Virtual Telkomsel ini merupakan sebuah layanan pelayanan pelanggan di ranah digital yang dikembangkan dengan menggabungkan sisi artificial Intelligence, customer analytics dan interaksi manusia untuk menghasilkan pengalaman terbaik dari sebuah pelayanan pelanggan. Asisten virtual yang diberi nama Veronika juga akan hadir setiap waktu, 7×24 jam untuk melayani pelanggan Telkomsel.

Di balik asisten virtual Veronika ternyata ada teknologi yang menjadi spesialisasi Kata.ai, startup yang digawangi oleh Irzan Raditya. Menanggapi kerja sama yang terjalin dengan Telkomsel Irzan mengatakan:

“Sebagai layanan chatbot pertama dan terdepan di industri telekomunikasi Indonesia dan Asia Tenggara, besar harapan kami bahwa manfaat teknologi artificial intelligence dari Kata.ai tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi proses penanganan pelanggan, namun secara signifikan juga berpengaruh positif terhadap revenue dari penjualan dan pemasaran berbagai produk-produk Telkomsel.”

Menanggapi peluncuran ini Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengatakan, “Kami terus melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan layanan di ranah digital untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dalam berinteraksi dengan kami. Dengan adanya GraPARI Virtual Telkomsel, kami berharap permintaan informasi seputar produk dan layanan Telkomsel dapat direspon dengan lebih cepat dan tepat.”

Ada pun informasi yang bisa dilayani melalui GraPARI Virtual Telkomsel antara lain informasi GraPARI terdekat, cara updgrade ke 4G, informasi plakat aktif dan berlangganan, informasi tagihan, informasi PIN T-Care dan informasi PUK. Selain itu GraPARI Virtual Telkomsel juga memungkinkan pelanggan bisa mendapatkan beberapa pelayanan untuk berlangganan paket, pembelian pulsa, membayar tagihan, dan melakukan pertukaran poin.

“Saat ini pelanggan memiliki mobilitas yang tinggi dan gaya hidup digital mendorong kami untuk memberikan solusi yang cepat dan tepat terhadap kebutuhan layanan yang mereka gunakan. Hadirnya GraPARI Virtual ke genggaman pelanggan layaknya memberikan mereka akses 24 jam untuk mengunjungi GraPARI Telkomsel,” jelas Ririek lebih lanjut.

Chatbot atau asisten virtual memang menjadi salah satu inovasi lanjutan di sisi pelayanan pengguna. Kehadirannya dan respons cepatnya diharapkan bisa memberikan pengalaman pengguna. Namun, di sisi lainnya kualitas jawaban juga menjadi pertimbangan.

BTPN dan Telkomsel Kerja Sama Integrasikan BTPN Wow! dan TCASH

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) bekerja sama dengan Telkomsel melakukan integrasi antara layanan uang elektronik Telkomsel, yang dikenal dengan TCASH, dengan rekening tabungan BTPN, BTPN Wow!. Layanan ini diluncurkan hari ini, Senin (18/4) di Bogor, Jawa Barat.

Dengan mengusung visi untuk mendukung gerakan nasional non-tunai dan demi percepatan keuangan inklusif layanan ini akan memberikan kemudahan dalam transaksi dan menabung menggunakan mobile, terutama bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan lembaga keuangan formal atau yang sering disebut dengan unbanked segment.

Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengungkapkan dengan kerja sama dengan Telkomsel dan dengan adanya integrasi layanan keduanya pihaknya meyakini akan mampu meningkatkan jumlah masyarakat yang belum tertentu jasa layanan keaungan formal untuk masuk ke dalam sistem perbankan.

Hal senada juga diungkapkan pihak Telkomsel. Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah mengungkapkan bahwa kerja sama BTPN dengan Telkomsel TCASH ini merupakan salah satu perwujudan Telkomsel dalam menciptakan ekosistem layanan keuangan mobile yang terintegrasi.

“Kolaborasi antara Telkomsel TCASH dengan BTPN Wow! merupakan salah satu perwujudan visi Telkomsel dalam menciptakan ekosistem layanan keuangan mobile yang terintegrasi dengan tujuan untuk turut mengakselerasi keuangan inklusif bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut dapat terwujud dengan memanfaatkan sebaran pengguna layanan telepon seluler Telkomsel di penjuru Indonesia untuk mendorong penyediaan akses layanan keuangan, menggabungkan layanan uang elektronik dengan layanan laku pandai,” ujar Ririek.

Beberapa fitur yang bisa dinikmati pengguna dari kolaborasi BTPN dengan Telkomsel ini antara lain, uang elektronik, pembayaran mobile, dan rekening tabungan yang aman dengan bunga bulanan tanpa dikenai biaya administrasi dan saldo minimum. Tak hanya itu, fitur seamless registration yang tersedia di layanan ini memungkinkan pelanggan mendapatkan layanan finansial dengan harga yang rendah.

Fitur seamless transfer juga diklaim akan mampu memberikan kemudahan untuk pengguna dalam hal mengatur dana yang disimpan dalam bentuk TCASH atau pun disimpan dalam rekening BTPN Wow!.

Application Information Will Show Up Here

Layanan 4G LTE Telkomsel Berlabuh di Kota Batam

Wajar jika semua pihak begitu bersemangat mengantisipasi 4G LTE. Di persepektif konsumen awam, ia menyuguhkan akses data yang lebih lancar. Dengan ketiadaan hambatan, total konsumsi jadi lebih banyak, dan hal tersebut menguntungkan para operator. Pada periode penyempurnaan LTE di Indonesia ini, penyedia layanan sekarang fokus pada kualitas serta jangkauan network. Continue reading Layanan 4G LTE Telkomsel Berlabuh di Kota Batam

Balon Udara Project Loon Mengudara di Langit Indonesia Tahun 2016

Pendiri Google dan President Alphabet Inc. Sergey Brin, Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah, CEO XL Axiata Dian Siswarini, CEO Indosat Alexander Rusli, dan VP Project Loon Mike Cassidy di sela-sela penandatanganan MoU Project Loon di kantor Google X / XL Axiata

Meskipun menuai pro dan kontra karena dianggap akan melakukan bypass konektivitas dan berisiko mengingat proyek tersebut masih dalam tahap pengembangan (riset), kesepakatan antara Alphabet Inc. (pemilik Project Loon) dengan pemerintah Indonesia dan tiga operator utama Indonesia telah dilakukan di kantor Google X, Mountain View, Rabu (28/10/2015). Tercakup dalam kesepakatan itu adalah uji coba balon udara Loon di wilayah Indonesia mulai 2016.

“Ini adalah keputusan strategis. Setidaknya, bagi para operator telekomunikasi di Indonesia harus menjadi bagian dari ini, paling tidak mengetahui aspek teknisnya,” ujar Menkominfo Rudiantara, seperti dilaporkan Kompas di lokasi acara peresmian kesepakatan Indonesia dan Alphabet.

Secara komprehensif nantinya Project Loon di Indonesia akan menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Indonesia yang sebelumnya belum mendapatkan akses internet serta infrastruktur telekomunikasi, misalnya di  kawasan Timur Indonesia.

Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 100 juta orang penduduk yang masih belum terhubung dengan Internet. Hal inilah yang kemudian dicoba dikurangi dengan uji coba Project Loon di Indonesia.

Project Loon dalam skala yang besar adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Sebelumnya Project Loon telah dilakukan di Australia dengan menggandeng operator seluler Telstra dengan memanfaatkan frekuensi LTE untuk disebarkan kepada pengguna melalui konektivitas Wi-Fi. Kemitraan seperti ini diharapkan bisa terwujud bersama tiga operator besar di Indonesia yaitu XL Axiata, Telkomsel dan Indosat.

Project Loon merupakan program yang digagas oleh Google (sekarang dalam payung Alphabet Inc.) dengan mengusung teknologi untuk menyebarkan koneksi Internet di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau koneksi kabel maupun sinyal operator selular. Loon menggunakan balon udara bertenaga matahari yang akan mengudara di ketinggian sekitar 20 km di atas permukaan laut dan berfungsi layaknya menara pemancar jaringan 4G/LTE yang luas. Metode ini diharapkan dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur jaringan di medan sulit, seperti hutan dan pegunungan.

Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Alphabet, pemerintah Indonesia, dan tiga operator utama di Indonesia, pemerintah Indonesia melalui Kominfo berharap dapat menghadirkan internet keseluruh pelosok wilayah Indonesia. Seperti apa nantinya aspek komersial kerja sama ini ke depannya masih dalam proses perencanaan Kominfo.

Turut hadir dalam acara tersebut Pendiri Google dan President Alphabet Inc Sergey Brin dan Vice President Project Loon Mike Cassidy. Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani, ditambah perwakilan tiga operator utama di Indonesia, yaitu Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah, CEO XL Axiata Dian Siswarini, dan CEO Indosat Alexander Rusli.

Komitmen operator seluler Indonesia

projectloon_indonesia

Uji coba Project Loon direncanakan akan dilaksanakan tahun 2016 dan pelaksanaan komersialisasi akan memakan waktu 2-3 tahun. XL sendiri dalam rilis persnya akan terus melakukan evaluasi terhadap potensial pasar dari penyediaan layanan Project Loon ini. Ke depannya XL akan melanjutkan diskusi lebih lanjut pihak Google. untuk mempelajari proyek uji coba lebih dalam, baik secara teknis maupun komersial. Teknologi yang ditawarkan disebutkan akan lebih sesuai untuk diterapkan di luar Jawa dengan banyak area masih belum terlayani Internet secara maksimal oleh semua operator.

“Akses informasi menjadi salah satu kunci kemajuan di era digital saat ini. Karena itu, layanan Internet yang memadai menjadi kebutuhan urgen bagi kita untuk bisa mempercepat pembangunan dan perekonomian di daerah-daerah terpencil.  XL melihat kesempatan untuk bisa mengatasi hambatan geografis wilayah Indonesia melalui Project Loon. Untuk itu kami menyambut baik kerjasama untuk uji coba ini,” ungkap CEO XL Dian Siswarini.

CEO Indosat Alexander Rusli menambahkan, “Kami sangat senang mendukung upaya Pemerintah dalam menyediakan koneksi digital dan internet melalui kerja sama ini. Indosat senantiasa berkomitmen menyediakan koneksi digital demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat sampai ke daerah terpencil. Kami juga telah memodenisasi jaringan kami untuk melayani masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengakses jaringan.”

“Telkomsel melihat Project Loon sebagai salah satu inovasi teknologi terkini yang dapat bermanfaat untuk memperluas penyebaran Internet di daerah-daerah yang sulit terjangkau dan memiliki kerapatan penduduk (densitas) yang rendah. Hal ini diharapkan dapat melengkapi jaringan Telkomsel yang saat ini sudah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia, sehingga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang dapat menikmati layanan mobile broadband yang berkualitas,” tutup Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah.

Layanan 4G/LTE Telkomsel Hadir di Makassar

Makassar kini bisa menikmati layanan 4G LTE Telkomsel / Telkomsel

Telkomsel ikut meresmikan layanan komersial 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz. Kota pertama yang mendapat layanan ini adalah Makassar. Selain ingin memberikan pengalaman kualitas mobile broadband yang baik bagi pelanggannya, pemilihan Makassar sebagai kota pertama yang menikmati komersialisasi 4G LTE di frekuensi 1800 MHz ini juga merupakan bentuk dukungan Telkomsel terhadap program Pitalebar yang dicanangkan pemerintah dan program “Makassar Sombere dan Smart City”.

Continue reading Layanan 4G/LTE Telkomsel Hadir di Makassar