Cerita Inovasi dan Tantangan Platform SaaS HR

Platform manajemen sumber daya manusia (Human Resources / HR) di Indonesia bukan hal baru. Gadjian, Talenta, Jojonomic, Catapa, KaryaOne, dan Benemica adalah contoh sederet nama yang menawarkan solusi untuk perusahaan atau organisasi dalam mengelola karyawan. Solusinya bukan hanya urusan pendataan, tetapi juga integrasi dan mobilitas. Dari sanalah lahir inovasi dan kolaborasi–dua hal krusial bagi startup untuk bisa mempertahankan eksistensinya.

Gadjian dan Catapa berkenan membagikan pengalaman mereka sepanjang tahun 2019 kepada DailySocial. Bagi keduanya, memenuhi kebutuhan pasar masih menjadi hal yang utama, sembari terus mengeksplorasi teknologi terkini yang bisa diimplementasi.

Co-founder dan CEO Gadjian Afia Fitriati menceritakan, tahun 2019 merupakan tahun yang penuh akan tantangan sekaligus juga capaian. Bagi Afia dan tim, Pasar HR adalah pasar berbasis kepercayaan dan di tahun ini mereka berhasil mendapatkannya.

“Di 2 tahun awal kami beroperasi, sebagai pemain baru kami belum mendapatkan kepercayaan itu. Tapi di 2019, kami mulai dikenal sehingga mulai banyak brandbrand besar bahkan BUMN menggunakan aplikasi-aplikasi kami untuk mengelola HR,” cerita Afia.

Sementara bagi Catapa, selain tim dan produk yang semakin matang tahun ini, Catapa resmi memiliki call center dan juga berhasil menggelar Catapa Talk, sebuah ajang yang banyak memberikan masukan bagi tim Catapa untuk lebih baik ke depannya.

“Di tahun 2019 kami establish call center di 150150 guna terus meningkatkan layanan kepada customer Catapa. Dan untuk pertama kalinya di tahun 2019, Catapa mengadakan Catapa Talk yang mengundang para praktisi HR terpilih. Feedback-nya sangat baik. Kami berencana untuk mengadakan Catapa Talk selanjutnya di 2020,” terang CEO Catapa Stefanie Suanita.

Tantangan yang dihadapi

Solusi HR yang ditawarkan Gadjian dan Catapa dari awal menyasar bermacam-macam jenis organisasi. Hal yang wajib dijaga dari solusi-solusi yang ada adalah performa yang tetap stabil dan pengalaman yang membantu atau memudahkan. Belum lagi kompleksitas layanan yang ada.

Bagi Catapa, dua hal penting yang masih menjadi tantangan adalah mengedukasi pasar dan menghadapi keengganan berubah. Tradisi yang sudah lama terjaga mau tidak mau harus diperbarui dengan teknologi. Catapa yang sejak awal mencoba memperkenalkan HRIS (Human Resource Intelligent System) berusaha keras untuk mengedukasi pasar pentingnya pengelolaan HR mumpuni.

“Oleh karena itu, ada setiap kesempatan public talk atau pun pitching, Catapa berusaha menyampaikan pesan pentingnya peran HR di dalam suatu perusahaan dan dengan dukungan HRIS yang tepat perusahaan akan bergerak semakin dekat dengan tujuan perusahaan,” terang Stefanie.

Sementara bagi Gadjian, yang sudah lebih dulu berada di industri, konsistensi menjadi hal yang cukup krusial. Dalam hal ini yang menjadi fokus utama adalah menjaga layanan tersedia dan berkeja dengan baik ketika pengguna membutuhkan.

“Tantangan yang kami hadapi adalah memastikan produk dan layanan kami terus berjalan dengan baik demi menjaga kepercayaan customer. Produk-produk kami cukup kompleks dan digunakan secara rutin oleh customer sehingga tantangan ini terkadang tidak mudah. Contohnya saja aplikasi absensi kami, Hadirr, yang digunakan oleh puluhan ribu karyawan minimal dua kali sehari setiap hari, atau Gadjian yang tiap bulan diakses untuk mengelola gaji. Sedikit saja ada kesalahan, pasti customer complain,” terang Afia.

Catapa HRIS

Inovasi: Benefide dan Claudia

Baik Gadjian maupun Catapa belum selesai dengan inovasi. Kedua masih fokus pada fitur atau layanan terbaru yang disiapkan untuk memanjakan pengguna masing-masing.

Gadjian, di akhir 2019 ini memberkenalkan Benefide, sebuah platform yang akan melengkapi ekosistem layanan Gadjian yang sebelumnya diisi layanan manajemen karyawan Gadjian dan manajemen absensi Hadirr.

Di akhir 2019 kami baru saja meluncurkan inovasi terbaru kami, yaitu platform benefit karyawan Benefide. Selama ini, fokus kami lebih melayani manajemen dan bagian HR dalam manajemen SDM dengan Gadjian dan Hadirr. Dengan Benefide, kami memperluas cakupan layanan kami, bukan saja melayani perusahaan, tapi juga melayani karyawan dengan paket benefit yang lebih baik agar lebih produktif dan betah bekerja,” terang Afia.

Inovasi juga terus jadi strategi Catapa. Terbaru mereka memperkenalkan Claudia, sebuah chatbot yang bisa berperan sebagai sekretaris pribadi bagi setiap orang di perusahaan. Karena bisa membantu karyawan dalam mengajukan cuti, menyetujui permintaan cuti, dan lainnya. Ini merupakan salah satu fitur terbaru hasil dari implementasi teknologi AI.

“Selain Claudia, akan ada penawaran menarik dari partner Catapa bagi perusahaan dan karyawan yang menggunakan Catapa seperti karyawan dapat membeli asuransi perjalanan dengan harga yang lebih terjangkau,” jelas Stefanie.

Telefast Jadi Startup Teranyar yang Memilih IPO Sebagai Jalur Pendanaan

Satu lagi perusahaan digital melantai ke bursa saham. Kali ini pelakunya adalah PT Telefast Indonesia Tbk (TFIN) yang merupakan anak perusahaan PT MCash Integrasi Tbk (MCAS).

Telefast menjadi startup berikutnya yang melakukan listing ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Startup yang bertindak sebagai penyedia solusi pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia ini merupakan startup ketiga dari grup Kresna Graha Investama.

Direktur Utama Telefast Jody Hedrian menyebut pihaknya menargetkan mendapat menawarkan 414.666.500 saham baru atau setara dengan 25 persen modal yang disetorkan. Adapun harga saham yang ditawarkan dalam initial public offering (IPO) nanti sekitar Rp170-Rp210 per saham.

Telefast sendiri memiliki sejumlah produk dan layanan digital berupa aplikasi layanan karyawan HRKU, perusahaan outsourcing Emitama Wahana Mandiri (EWM), dan aplikasi rekrutmen karyawan Bilik Kerja. Di samping itu, Telefast masih mempertahankan bisnis awal mereka sebagai agen penjualan produk telekomunikasi untuk kebutuhan outlet pulsa.

Bisnis pengelolaan SDM ini terbilang baru untuk Telefast. Mereka mengakuisisi Bilik Kerja pada Desember 2018, mengoperasikan HRKU pada Maret 2019, dan mengakuisisi EWM pada April 2019. Kendati demikian, Jody meyakini produknya lebih praktis bagi konsumen karena layanan mereka yang saling berkaitan dan terintegrasi. Ia mengklaim hal itu tak dimiliki oleh pesaing mereka yang menurutnya memiliki layanan yang terpisah.

“Tidak semua HR company punya solusi terintegrasi seperti kita. Solusi terintegrasi ini pun bisa kita berikan secara penuh atau apa yang mereka butuhkan saja,” ujar Jody dalam paparan publik Telefast.

Menurut Jody langkah IPO yang mereka ambil bukan untuk mengumpulkan modal semata. Ada sejumlah keuntungan yang ia sebut lebih membantu ketimbang lewat jalur pendanaan lain.

Jody mengatakan salah satu keuntungan yang dapat dipetik dari IPO adalah pengawasan regulator. Ia meyakini pengawasan yang ketat dari regulator justru akan membantu pengeolaan perusahaan agar lebih tertib dan teratur.

“Di satu sisi kita juga mendapatkan guideline, bagaimana mengelola perusahaan secara baik dan benar,” imbuh Jody.

Total dana yang ingin direngkuh Telefast lewat IPO ini berkisar Rp70,5 miliar – Rp87 miliar. Dari total tersebut, Telefast berencana memakai sekitar 70 persen untuk modal kerja, 25 persen untuk belanja modal, dan 5 persen untuk investasi SDM mereka. Modal kerja itu dipecah untuk membiayai bisnis mereka di bidang pengelolaan SDM dan distribusi voucher pulsa.

Dalam struktur perusahaan, MCash menguasai 58,58 persen saham Telefast, Diva 7,56 persen, dan Telefast Investama Indonesia 33,84 persen.

Adapun linimasa rencana IPO Telefast dimulai dari book building period sejak 21 Agustus – 28 Agustus dan resmi listing di BEI pada 16 September 2019.

Gadjian Luncurkan Aplikasi Mobile GadjianKu

Gadjian, yang selama ini dikenal sebagai startup penggajian dan pengelolaan SDM, meluncurkan aplikasi mobile yang diberi nama GadjianKu. Aplikasi ini disebut telah dirancang khusus untuk membantu para pemilik usaha dan praktisi SDM dalam mengelola karyawan milenial.

Pihak Gadjian menerangkan, aplikasi ini merupakan penyempurnaan dari dasbor karyawan Gadjian yang sebelumnya hanya bisa diakses melalui browser. Pengguna GadjianKu akan mendapatkan fitur unduh slip gaji pengajuan dan persetujuan cuti, memantau catatan kehadiran, dan memperbarui data pribadi.

GadjianKu juga dilengkapi dengan fitur seperti media sosial yang memungkinkan karyawan mengirim emoji dan ucapan kepada rekan kerja pada hari ulang tahun atau ketika cuti sakit. Pendekatan sosial inilah yang disebut sebagai pembeda GadjianKu dibanding aplikasi sejenis lainnya.

CEO Gadjian Afia Fitriati menyampaikan bahwa aplikasi GadjianKu ini disesuaikan dengan gaya hidup tenaga kerja milenial yang populasinya terus tumbuh. Mengutip data Biro Statistik Indonesia 1 dari 5 orang penduduk Indonesia yang total berjumlah 265 juta merupakan kelompok milenial. Dunia kerja pun harus menyesuaikan cara mereka dalam menjalankan bisnisnya.

Tampilan aplikasi Gadjianku
Tampilan aplikasi Gadjianku

“Tenaga kerja milenial di Indonesia sudah terbiasa menjalankan kegiatan mereka sehari-hari secara digital, mulai dari memesan transportasi hingga memesan makanan. Jadi rasanya janggal jika mereka masih harus menggunakan sistem administrasi personalia yang masih analog dan kurang fleksibel di tempat kerja. Jika kita mengubah hal tersebut, pastinya perubahan ini akan meningkatkan moral karyawan berpengaruh pada produktivitas bisnis secara keseluruhan,” imbuh Afia.

Afia lebih jauh menjelaskan bahwa Gadjian memiliki misi untuk membantu usaha berkembang di Indonesia dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Sejauh ini mereka telah melayani lebih dari 2000 perusahaan dan berhasil mengamankan pendanaan dari Golden Gate Ventures, Maloekoe Ventures, dan beberapa investor lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Manajemen SDM “GreatDay HR” Rilis Layanan Pinjaman dan Asuransi untuk Karyawan

GreatDay HR, aplikasi SaaS manajemen SDM, merilis layanan finansial “Benefit” mulai dari pinjaman bank, lending, dan asuransi untuk karyawan. Layanan tersebut hadir berkat kemitraan yang dijalin pada tahap awal dengan Bank Permata, KoinWorks, Mercer Marsh Benefit, dan Jagain.com.

Founder dan CEO GreatDay HR Gordon Enns menjelaskan, keterlibatan karyawan telah menjadi perhatian dan tantangan besar bagi tim SDM di seluruh wilayah. Akses layanan finansial yang terbatas menjadi faktor penghambat kesejahteraan dan kesehatan karyawan. Karyawan mungkin membutuhkan pinjaman untuk alasan pendidikan, kebutuhan medis darurat, dan sebagainya.

Namun, karena keterbatasan perusahaan dalam mendukung karyawannya akhirnya banyak yang beralih ke pemberi pinjaman dengan suku bunga yang tinggi. Atau sumber pinjaman lain yang malah menyebabkan tekanan besar bagi mereka. Hal yang sama terjadi pada akses asuransi yang terbatas diperoleh karyawan, menimbulkan asumsi tingkat risiko dan stres yang tidak terkendali.

Menurut survei dari Gallup Worldwide, dari 73 ribu karyawan hanya 8% karyawan di seluruh Indonesia memiliki keterlibatan, komitmen, dan motivasi yang kuat dalam melaksanakan pekerjaan mereka. 92% lainnya hanya melihat pekerjaan sebagai sebuah rutinitas yang dilakukan berulang setiap harinya.

“Karena adanya hubungan yang semakin kuat antara kinerja dan produktivitas karyawan, keterlibatan, dan pemberdayaan karyawan jadi alasan utama yang mendorong strategi pengembangan fitur Benefit untuk bisnis saat ini,” terang Enns dalam keterangan resmi.

Fitur Benefit ini memberi solusi kepada karyawan yang mendaftarkan diri dalam perencanaan pinjaman atau pun asuransi melalui aplikasi GreatDay HR tanpa dikenakan biaya tambahan. Karyawan tidak perlu lagi mengunjungi bank atau kantor asuransi di sela-sela waktu kerjanya untuk mengajukan aplikasinya.

Untuk mengajukan fasilitas pinjaman, karyawan hanya perlu mengajukan permintaan nilai dana yang diinginkan. Lalu memilih opsi penyedia layanan mana yang ingin digunakan dan terakhir, mengisi data yang diperlukan.

Apabila ingin mengajukan asuransi, sementara ini karyawan baru bisa memilih dua produk yakni asuransi properti dan kendaraan. Mengikuti kebijakan yang ada, karyawan hanya perlu mengisi beberapa data terkait properti atau kendaraan yang dimiliki. Kemudian pilih asuransi yang diinginkan seperti asuransi untuk gempa, bencana alam, atau lainnya. Terakhir, mengisi data diri serta melampirkan foto terkait data tersebut.

“Fitur ini memberikan keuntungan berlimpah dengan murahnya proses pendaftaran sebagai hasil kerja sama langsung antara GreatDay HR dengan penyedia layanan, tanpa perlu adanya perantara.”

Enns memandang kemitraan dengan Mercer Marsh Benefit memiliki peranan penting untuk para pengguna GreatDay HR. Lantaran perusahaan ini telah berpengalaman lebih dari 100 tahun sebagai penyedia jasa konsultasi yang ahli mengenai produk benefits yang semakin kompleks. Kliennya telah tersebar di lebih dari 150 negara.

“Ke depannya kami akan secara aktif menambahkan fitur dan integrasi dalam aplikasi dengan penyedia layanan terbaik untuk membantu memenuhi dukungan perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan secara efisien,” pungkasnya.

Aplikasi GreatDay HR mengakomodasi fitur karyawan untuk pengajuan reimburse, melaporkan kehadiran atau cuti, penggajian, pelaporan PPh 21, pengurusan BPJS, dan penjadwalan kerja.

Disamping itu, aplikasi ini juga menerapkan konsep media sossial untuk dukung komunikasi dengan antar tim perusahaan. Ada “Like” untuk poin penilaian profil karyawan terbaik dan ada reward yang diberikan perusahaan atas kontribusi mereka.

Fitur layanan finansial menjadi hal yang ditekankan GreatDay HR agar dapat memberikan nilai lebih kepada para pengguna. Aplikasi menghubungkan pengguna dengan berbagai pemain di industri jasa keuangan seperti multi finance, asuransi, investasi, bank, wallet, dan online payment.

Enns menyebutkan GreatDay HR pertama kali dirilis sejak awal tahun 2018, telah memiliki 120 pengguna dari kalangan UKM dengan total 140 ribu karyawan. Aplikasi secara harian dikunjungi hingga 80 ribu kali oleh para karyawan. Pengguna tersebar di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Sleekr to Enter Fintech Service

Sleekr, a cloud-based HR and Accounting SaaS platform, plans for expansion to new areas and explore fintech-related products. It is to be ready by next year, in order to realize the triple growth development.

Suwandi Soh, Sleekr’s CEO, said the fintech-based product launching invites fintech partners. Later, users can get loans or invest their paycheck in mutual funds through corporate partnerships with fintech companies.

“Next, we want to partner with the current fintech company to make additional value for our customers,” he said on Thu (11/8).

The product is currently in development. Previously, through Talenta, a startup acquired by Sleekr this year, users can get loans from the fintech company.

Another thing to be involved in insurance for employees. HR admin can get insurance in groups for efficiency and the card is available in digital.

Suwandi Soh said all of this product developments will be added to Sleekr‘s two main products, HR and Accounting platforms. However, they target SMEs for users.

“The opportunity for collaboration is great. Indeed, this is just a first step in Indonesia, therefore, we offer basic products, such as HR and Accounting. It still requires awareness.”

In an effort to increase public awareness to Sleekr, Soh is all set to build new office in Medan and Surabaya next year. It is expected to increase digital product adoption rate for corporate partners.

Sleekr basic services, such as HR service, can be implemented with Rp20 thousand per person. There’s no additional fee for the company, such as the server.

“Our biggest partner has four thousand employees. It’s cheaper for them to buy this than to build a system because we basically designed this to support SMEs.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Sleekr Siap Rambah Layanan Fintech

Sleekr, platform SaaS HR dan Akuntansi berbasis cloud, merencanakan ekspansi wilayah baru dan rambah produk yang berhubungan dengan fintech. Seluruh rencana ini siap dilakukan pada tahun depan, demi merealisasikan pertumbuhan sebesar tiga kali lipat.

CEO Sleekr Suwandi Soh menuturkan, peluncuran produk berbasis fintech ini mengajak mitra fintech. Nantinya pengguna bisa melakukan pinjaman atau menginvestasikan potongan gaji mereka di instrumen reksa dana lewat kemitraan perusahaan dengan perusahaan fintech.

“Ke depannya kami ingin bekerja sama dengan perusahaan fintech yang ada untuk memberi nilai tambah ke pengguna kami,” ucap Suwandi, Kamis (8/11).

Menurutnya, saat ini produk tersebut masih dalam tahap pengembangan. Sebelumnya melalui Talenta, startup yang diakusisi Sleekr tahun ini, pengguna bisa melakukan pinjaman ke perusahaan fintech.

Kemampuan lainnya yang diharapkan hadir adalah pembelian asuransi untuk karyawan. Admin HR dapat membeli asuransi secara kumpulan, sehingga akan lebih efisien dan kartu dapat berbentuk digital.

Seluruh pengembangan produk ini, menurut Suwandi, akan ditambahkan ke dalam dua produk utama Sleekr yakni platform HR dan Accounting. Namun sasaran pengguna yang ingin dibidik adalah kalangan UKM.

“Peluang kolaborasi ini besar. Memang di Indonesia ini masih tahap awal jadi kita tawarkan produk standarnya terlebih dahulu seperti HR dan Accounting. Sebab ini masih butuh awareness.”

Guna meningkatkan awareness masyarakat terhadap layanan Sleekr, Suwandi siap membuka kantor baru di Medan dan Surabaya pada tahun depan. Keberadaan kantor tersebut diharapkan dapat membuat tingkat adopsi produk digital untuk mitra perusahaan meningkat.

Disebutkan untuk mengadopsi layanan standar Sleekr, misalnya layanan HR, perusahaan hanya membutuhkan biaya sebesar Rp20 ribu per kepala setiap bulannya. Tidak ada biaya tambahan yang harus dibayarkan perusahaan, semisal server.

“Mitra perusahaan kami yang terbesar punya karyawan empat ribu orang. Bagi mereka lebih murah beli ini daripada bangun sistem sebab pada dasarnya kami desain ini untuk dukung UKM.”

Application Information Will Show Up Here

Layanan SaaS Sleekr Resmi Akuisisi Talenta

Layanan SaaS HR dan Akuntansi Sleekr mengumumkan telah mengakuisisi layanan SaaS HR Talenta. Seluruh pegawai Talenta akan bergabung menjadi pegawai Sleekr, sementara Founder dan CEO Joshua Kevin akan memimpin divisi Marketing dan New Business Sleekr. Meskipun detail akuisisinya belum bisa disebutkan, secara entitas Talenta kini berada di bawah PT Mid Solusi Nusantara.

Kepada DailySocial Joshua mengatakan, meskipun Talenta dan Sleekr berkompetisi di irisan yang sama, mereka memiliki visi yang sama dan sadar bahwa mereka memiliki lebih banyak kesamaan ketimbang perbedaan. Untuk itu Joshua dan CEO Sleekr Suwandi Soh memutuskan untuk mengejar mimpi secara bersama.

Fokus produk HR Talenta dan Sleekr adalah perusahaan dengan karyawan antara 20-5000 orang. Kombinasi konsumen Sleekr dan Talenta secara total kini mencapai 100 ribu pengguna aktif. Langkah strategis ini disebut tidak akan memberi perbedaan bagi layanan yang diberikan untuk konsumennya.

Joshua mengatakan, “Saya pribadi percaya [segmen] SaaS adalah long game [membutuhkan waktu lama], bukan sebentar, dan [bergantung pada] VC mungkin saja bukan rute terbaik [untuk mencapai visi] di regional ketika pasar B2C masih menjadi yang utama. Saya percaya Sleekr dan investor pendukungnya memiliki visi 10-20 tahun ke depan dan Talenta bisa menjadi bagian di dalamnya.”

Menurut Joshua, Talenta membutuhkan seorang CEO, atau C-level yang berpengalaman. “Suwandi dan timnya memiliki pengalaman puluhan tahun, sesuai yang saya belum miliki.”

Suwandi dan Joshua memastikan seluruh anggota tim Talenta diserap Sleekr. Suwandi mengatakan, “Software HR, khususnya payroll di Indonesia, sangat sulit untuk ditembus, baik dari sisi produk maupun implementasi. Kami sangat bersemangat menyambut 90 anggota tim Talenta sebagai bagian tim kami. Pengalaman, skill, dan know-how yang dimiliki bakal memberikan dorongan yang besar [untuk perkembangan bisnis].”

Disebutkan mereka kini memiliki 80 anggota tim Product dan Engineering yang tersebar di Jakarta, Bandung, dan Bangalore. Menurut riset Odin, pasar layanan cloud untuk UKM di Indonesia tahun ini bakal mencapai Rp33 triliun (atau $2,7 miliar).

Ke depannya Joshua memastikan penggabungan perusahaan ini bakal mengakselerasi fokus pengembangan platform HR dan workplace. Suwandi menambahkan, “Inovasi yang kami eksplorasi termasuk analitik prediktif untuk HR, compliance assurance, HR bot dan AI, dan meningkatkan mobilitas admin HR.”

Integrasikan Layanan, Gadjian dan UrbanHire Berharap Bantu Kinerja HRD Perusahaan

Gadjian, startup yang memberikan layanan aplikasi penggajian dan administrasi sumber daya manusia (SDM), mengumumkan kerja sama dengan platform pencari kerja UrbanHire dalam bentuk integrasi sistem. Integrasi ini memungkinkan perusahaan-perusahaan yang melakukan rekrutmen melalui UrbanHire memindahkan data karyawan yang telah direkrut ke platform Gadjian sehingga memudahkan administrasi SDM.

Kolaborasi Gadjian dan UrbanHire mengupayakan kemudahan pemindahan data personalia. Mekanisme integrasi data karyawan yang direkrut bisa langsung tersinkronisasi dengan sistem Gadjian dan administrasinya bisa dikelola secara otomatis, mulai dari penghitungan penggajian, absensi, BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan, PPH 21, hingga pengelolaan cuti.

Gadjian - Urbanhire

Sinergi yang dilakukan keduanya dilatarbelakangi visi yang sama untuk membantu perusahaan-perusahaan Indonesia mengatasi bottleneck administrasi Sumber Daya Manusia sehingga bisa beroperasi dengan lebih efisien dan produktif.

Gadjian yang memiliki layanan pengelolaan sumber daya manusia dan UrbanHire yang fokus pada perekrutan karyawan dianggap memiliki irisan yang sama. Diharapkan integrasi ini bisa memberikan manfaat dan kemudahan bagi perusahaan pengguna kedua layanan tersebut.

“UrbanHire memiliki visi untuk memudahkan Perusahaan memiliki proses rekrutmen yang efektif dan efisien dari awal hingga akhir. Integrasi dengan aplikasi Gadjian memungkinkan perusahaan untuk melanjutkan proses setelah rekrutmen dan melakukan pengiriman data karyawan baru ke dalam sistem Gadjian secara otomatis dengan satu klik,” terang Co-Founder dan CEO UrbanHire Benson Kawengian.

Bentuk integrasi

Sementara Co-founder dan CEO Gadjian Afia Fitriati cukup yakin integrasi dengan UrbanHire bisa memberikan dampak positif bagi pengusaha dan praktisi HRD (Human Resource Development) dalam mengelola karyawan.

“Gadjian selalu berupaya untuk mempermudah pekerjaan para entrepreneur dan praktisi HRD. Karenanya, kami menyambut baik kolaborasi dengan UrbanHire yang akan mempermudah para pengguna Gadjian melakukan salah satu fungsi kunci departemen SDM, yaitu rekrutmen,” terangnya.

Rayakan Hari Jadi Pertama, Platform SDM Gadjian Luncurkan Aplikasi Absensi Hadirr

Startup pengelolaan sumber daya manusia (SDM) Gadjian meluncurkan layanan terbarunya yakni Hadirr, sebuah aplikasi absensi berbasis mobile. Langkah ini sekaligus dalam rangka merayakan hari jadi Gadjian yang pertama.

Hadirr adalah aplikasi berbasis komputasi awan untuk mengatasi perusahaan dalam memonitor karyawan yang bekerja di luar kantor. Karyawan dapat absen kehadiran kerjanya di berbagai lokasi yang telah disetujui oleh atasan atau admin HRD melalui ponsel mereka.

Aplikasi ini memberikan kemudahan kepada HRD untuk mengelola secara langsung jam lembur dan klaim uang jalan (reimbursement). Diharapkan seluruh fitur tersebut dapat memudahkan pengelolaan karyawan di perusahaan yang memiliki banyak kantor cabang, karyawan dengan mobilitas tinggi, atau bekerja jarak jauh (remote).

“Pencatatan dan pengelolaan absensi menjadi masalah pelik bagi banyak perusahaan dengan karyawan yang tersebar di berbagai tempat. Jika dikelola secara manual, pencatatan absensi memakan banyak waktu dan rentan human error. Ini dapat merugikan perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Untuk menjawab masalah itu, kami meluncurkan aplikasi Hadirr,” terang Co-Founder dan CEO Gadjian Afia R Afriati, Selasa (23/5).

Afia mengklaim sebelum diresmikan, Hadirr telah diujicobakan pada beberapa perusahaan, salah satunya di perusahaan penyedia jasa dengan total karyawan sekitar 10 ribu orang. Secara keseluruhan, dia mengklaim bahwa aplikasi ini mendapat respons yang cukup baik di kalangan perusahaan.

“Respons dari pengguna cukup baik, bahkan bakal digunakan oleh perusahaan dengan total karyawan 10 ribu orang. Padahal awalnya kami menargetkan Hadirr ini untuk perusahaan dengan jumlah karyawan di bawah 150 orang. Kami akan set ulang angka target untuk Hadirr.”

Sementara ini, aplikasi Hadirr sudah bisa diunduh untuk pengguna Android. Adapun untuk pengguna iOS akan menyusul dalam waktu dekat.

Kinerja dan target Gadjian

Co-Founder dan CEO Gadjian Afia R Afriati dan GM SME Product Marketing Telkomsel Wahid Kusumadji / DailySocial
Co-Founder dan CEO Gadjian Afia R Afriati dan GM SME Product Marketing Telkomsel Wahid Kusumadji / DailySocial

Untuk Gadjian sendiri, sejauh ini sudah digunakan oleh 150 perusahaan dengan rerata jumlah karyawan sekitar 4 sampai 100 orang. Perusahaan tersebut kebanyakan bergerak di industri telekomunikasi, konsultan, kuliner, hingga perbankan.

Mereka memanfaatkan fitur yang disediakan Gadjian untuk kebutuhan gaji, PPH 21, dan iuran BPJS.

“Ketiga fitur tersebut adalah terfavorit yang digunakan perusahaan karena ketiganya yang paling repot dan menyita waktu.

Demi menjangkau lebih banyak pengguna, perusahaan kini menggandeng Telkomsel sebagai mitra untuk program Instant Office. Lewat kemitraan ini, Telkomsel menawarkan paket bundling konektivitas internet sekaligus aplikasi inti pengelolaan bisnis.

Kemitraan ini tidak bersifat eksklusif, malah dalam waktu dekat pihak Gadjian akan meresmikan kemitraan lainnya dengan perusahaan operator telekomunikasi lainnya.

“Telkomsel memiliki komitmen yang tinggi untuk memberdayakan UKM yang masih offline bisa tersentuh dengan layanan bersifat online. Dari kemitraan ini diharapkan bisa memberi nilai lebih untuk 159 juta pelanggan kami, sebab segmen UKM memiliki potensi yang besar terhadap perekonomian negara,” ucap GM SME Product Marketing Telkomsel Wahid Kusumadji.

Afia menargetkan, lewat kemitraan bersama Telkomsel dan kemitraan yang akan segera diresmikan lainnya dapat merealisasikan pertumbuhan keseluruhan bisnis Gadjian hingga 10 kali lipat pada 2018 mendatang.

Application Information Will Show Up Here

Platform SaaS Sleekr Luncurkan Produk Terbaru Sleekr HR 3.0

Hari ini platform bisnis berbasis teknologi komputasi awan Sleekr meluncurkan inovasi terbaru untuk desktop, mobile site dan aplikasi mobile. Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2015 ini masih menargetkan kalangan UMKM dan startup dengan berbagai fitur dan kemudahan yang ditawarkan. Saat acara temu media hari ini, Co-founder dan CEO Sleekr Suwandi Soh menegaskan inovasi terbaru dari Sleekr bakal membantu pihak HR atau personalia hingga akunting untuk melakukan pekerjaan.

“Kami mencatat selama ini pihak HR dan akunting menghabiskan waktunya hinga 40% hanya untuk mengurusi pajak, administrasi, gaji hingga klaim dari pegawai, dengan fitur terbaru dari Sleekr kami ingin memangkas semua kesulitan tersebut,” kata Suwandi.

Saat ini Sleekr telah memiliki sekitar 10 ribu pengguna aktif di Sleekr HR dan 5 ribu pengguna aktif di Sleekr Accounting. Masing-masing platform tersebut sudah tersedia di desktop dan mobile site. Untuk Sleekr Accounting, aplikasi mobile platform Android sudah tersedia. Untuk Sleekr HR, aplikasi mobile Android dan iOS-nya akan diluncurkan akhir Febuari 2017 mendatang.

“Kini semakin banyak perusahaan yang merasakan sulitnya mengelola dan memperoleh data yang terus berkembang, hal ini berdampak pada timbulnya kesalahan perusahaan yang dapat memberikan kerugian. Untuk itulah Sleekr hadir membantu perusahaan menghindari kesalahan tersebut,” kata Suwandi.

Sebelumnya Sleekr mengakuisisi Kiper Cloud Accounting untuk meningkatkan portofolio produk yang dimiliki. Sleekr sendiri awalnya merupakan pengembang layanan SaaS (Software as a Service) untuk manajemen human resources (HR) sedangkan Kiper pengembang layanan SaaS untuk manajemen akuntansi bisnis. Bersatunya Kiper ke Sleekr turut membawa rebranding produk akuntansi Kiper menjadi Sleekr Accounting.

Fitur lengkap dan terintegrasi secara online

Co-founder dan CEO Sleekr Suwandi Soh

Secara keseluruhan Sleekr menawarkan dua opsi untuk membantu sistem administrasi perusahaan, diantaranya adalah Sleekr HR, yang bisa digunakan perusahaan untuk mengelola pekerjaan administrasi seperti manajemen absensi, cuti, klaim dan reimbursement, perhitungan gaji hingga perpajakan dan BPJS.

Sementara Sleekr Accounting mencoba untuk membantu perusahaan untuk memantau performa perusahaan secara mudah dan real time. Platform ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan pembukuan, pemantauan transaksi jual beli, hingga menghitung rasio dan memperoleh keuangan secara otomatis.

“Kami rencananya akan melakukan integrasi dengan instansi terkait seperti dirjen pajak hingga bank untuk memudahkan perusahaan melakukan kegiatan rutin hingga proses keuangan secara online melalui sistem dari Sleekr,” kata Suwandi.

Sesuai dengan visi dan misi dari Sleekr yaitu memberikan kemudahan untuk perusahaan terutama bagian HR dan akunting melakukan pekerjaan dengan memanfaatkan sistem dari Sleekr yang berbasis teknologi komputasi awan dan dirancang khusus untuk perusahaan modern.

“Saat ini sudah banyak startup seperti Asmaraku, Midtrans, IDN Times, Uangteman, hingga Sale Stock yang telah menggunakan teknologi dari Sleekr. Kami juga menyediakan bantuan untuk perusahaan yang sebelumnya telah menggunakan software HR berbeda untuk migrasi ke Sleekr tanpa mengurangi data yang telah dimiliki,” kata Suwandi.

Strategi monetisasi Sleekr

Perusahaan yang menggunakan Sleekr HR dan Sleekr Accounting akan dikenakan biaya yang berbeda.

“Untuk Sleekr HR biaya yang kami tetapkan bergantung pada besarnya perusahaan, karena sistem pembayarannya adalah per karyawan. Sedangkan untuk Sleekr Accounting, biaya yang ditetapkan dapat disesuaikan dengan fitur yang dibutuhkan perusahaan,” kata Suwandi.

Sementara untuk pengguna umum yang bekerja secara freelance atau perusahaan yang belum mendaftarkan diri menggunakan sistem Sleekr, bisa memanfaatkan versi demo trial dalam batas waktu yang ditentukan.

“Kami telah merancang model bisnis yang terjangkau bagi perusahaan, bahkan yang masih berskala kecil atau mikro hingga perusahaan besar termasuk perusahaan terbuka,” kata Suwandi.

Sejak berdiri pada tahun 2015 lalu, Sleekr tidak bergantung pada investasi dari venture capital atau angel investor. Selain self-funding, Sleekr masih memanfaatkan kucuran dana dari korporasi dan hingga kini belum berniat untuk melakukan penggalangan dana.

Application Information Will Show Up Here