Kejora Ventures Involves in Sorabel Funding

In early May 2019, Sorabel fashion commerce is said to receive Pre Series C from some investors. One of them is Kejora Ventures through its investment arm Kejora-Intervest Growth Fund. Andy Zain as Kejora’s Founder and Managing Partner confirms to DailySocial that their team has involved in Sorabel’s latest funding.

Zain said, the fresh funding is to tighten Sorabel’s cash position. In addition, it’s to intensify promotion of rebranding activities. Sorabel is a new brand since early 2019, a rebranding of Sale Stock.

The team leaks no further detail on this funding. Lingga Madu as the Founder & CEO of Sorabel said, “Rebranding is a complicated and challenging process, therefore, we’ve got enough support from internals and externals. We can only say it includes financial support.”

He also mentioned, the rebranding went well. Starts from internal research, Sorabel’s brand perception indicator has surpassed Sale Stock’s, within three months. Lately, Sorabel took the fifth position in Google Play in Shopping (free) category in Indonesia, with Shopee, Tokopedia, Lazada, and Bukalapak.

“Last year we decided to make a rebranding from Sale Stock to Sorabel, the name reflects consistency on our strategy to become the main destination of fashion lifestyle,” he added.

In order to set the business in the front gate of fashion commerce, some strategies are served. Using a new innovation called “Coba Dulu Baru Bayar”, the courier will wait for 15 minutes for consumer to try on the products. Then, they only have to pay for those fit their size and return the unsuitable ones, without additional cost.

“Many of the customers order two sizes for the same product, and return the ones that didn’t fit,” he said.

In the mid 2017, Sale Stock receives Series B funding from some investors, includes Gobi, Alpha JWC Ventures, Convergence Ventures, KIP, MNC, and SMDV worth of 360 billion Rupiah. In 2018, precisely their third anniversary, they claimed to achieve the break even point (BEP).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Kejora Ventures Konfirmasi Keterlibatan di Pendanaan Sorabel

Awal Mei 2019 lalu, layanan fashion commerce Sorabel dikabarkan telah membukukan pendanaan Pra-Seri C dari sejumlah investor. Salah satu yang terlibat dalam pendanaan tersebut adalah Kejora Ventures melalui instrumen pendanaannya Kejora-Intervest Growth Fund. Founder & Managing Partner Kejora Andy Zain memberikan konfirmasi ke DailySocial bahwa pihaknya berpartisipasi dalam putaran pendanaan terbaru Sorabel ini.

Dalam pernyataannya Andy menuturkan, modal baru yang disuntikkan tersebut akan diperuntukkan untuk memperkuat posisi cash Sorabel. Selain itu dana juga akan digunakan untuk meningkatkan promosi dalam aktivitas rebranding. Sorabel adalah brand baru, berubah awal tahun ini, yang diusung perusahaan yang sebelumnya bernama Sale Stock.

Pihak Sorabel memilih tidak berkomentar terkait pendanaan tersebut. Co-Founder & CEO Sorabel Lingga Madu kepada DailySocial memaparkan, “Proses rebranding tentunya pekerjaan yang sangat besar dan menantang, untuk itu kami mendapatkan dukungan penuh baik dari pihak internal dan eksternal. Kami hanya bisa menjelaskan bahwa salah satu bentuk dukungan yang diberikan tentunya adalah secara finansial.”

Ia turut menerangkan, rebranding yang dilakukan berjalan sangat baik. Dari riset internal yang dilakukan, dalam tiga bulan indikator persepsi brand Sorabel sudah bisa melampaui Sale Stock. Dalam beberapa waktu terakhir, aplikasi Sorabel berada di posisi kelima Google Play kategori Shopping (Free) di Indonesia, bersanding dengan Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak.

“Tahun lalu kami memutuskan untuk melakukan rebranding dari Sale Stock ke Sorabel, nama Sorabel lebih konsisten dengan strategi kami untuk menjadi destinasi utama fashion lifestyle,” ujarnya.

Untuk membuat bisnisnya tetap berada di garda depan dalam fashion commerce, banyak strategi yang terus digencarkan Sorabel. Dengan inovasi “Coba Dulu Baru Bayar”, kurir akan menunggu 15 menit agar konsumen bisa mencoba baju atau sepatu yang dipesan. Selanjutnya konsumen hanya perlu membayar barang yang cocok dan bisa mengembalikan barang yang tidak cocok ke kurir, tanpa biaya tambahan.

“Banyak dari customer Sorabel yang memesan dua ukuran untuk barang yang sama, lalu mengembalikan langsung ke kurir ukuran yang tidak sesuai,” terang Lingga.

Pada pertengahan 2017, Sale Stock memperoleh pendanaan seri B+ dari sejumlah investor, termasuk Gobi, Alpha JWC Ventures, Convergence Ventures, KIP, MNC, dan SMDV bernilai 360 miliar rupiah. Pada tahun 2018, tepat tiga tahun berdiri, pihaknya mengklaim telah mencapai break even point (BEP).

Application Information Will Show Up Here

Sale Stock Rebranding Into Sorabel

A fashion e-commerce service “Sale Stock” begins the year 2019 by rebranding into “Sorabel”. It was taken on the Sale Stock 5th year operational.

In the official site, the name Sorabel was taken from “Soraya” and “Belle”, it means beauty in French. It’s to strengthen our mission in providing fashion products for the “sista” (nickname for customers, which mostly women).

The renaming is said to be followed by display updates in app and website, including the name and logo on its social media accounts. When you visit salestock.com or salestockindonesia.com, it’ll be redirected to sorabel.com. The same thing applied in Play Store, the app has changed into Sorabel.

DailySocial has tried to contact the Sale Stock team to ask further details about this issue. The team answered that the renaming is still soft-launching. They’re focused on making sure the transition process going well.

The official launch is planned to be held on February 6th, 2019. He mentioned, Sorabel will announce the latest vision under the new name, and innovation strategy amidst the tight competition of e-commerce industry.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Sale Stock Ganti Nama Menjadi Sorabel

Layanan fashion commerce Sale Stock mengawali tahun 2019 dengan melakukan perubahan nama menjadi “Sorabel”. Langkah besar ini diambil memasuki tahun ke-5 operasional Sale Stock.

Dari tulisan di blog resminya, nama Sorabel diambil dari kata “Soraya” dan “Belle”, dalam bahasa Perancis berarti cantik. Hal ini untuk memantapkan misi layanan menghadirkan produk fashion melayani para “sista” (sebutan untuk pelanggannya, mayoritas perempuan).

Turut disampaikan, perubahan nama ini akan segera diikuti pembaruan tampilan website dan aplikasi, termasuk nama dan logo pada akun-akun media sosial yang dimiliki. Saat ini jika mengunjungi situs salestock.com atau salestockindonesia.com, maka akan di-redirect ke sorabel.com. Pun aplikasi di Play Store, sudah berganti menjadi Sorabel.

DailySocial sudah mencoba menghubungi tim Sale Stock untuk menanyakan lebih lanjut seputar hal ini. Tim menyampaikan, bahwa perubahan nama saat ini masih tahap soft-launching. Seluruh tim tengah difokuskan untuk memastikan proses transisi lancar.

Rencananya, akan dilakukan official launch nama baru Sorabel di tanggal 6 Februari 2019 mendatang. Disampaikan pula, di acara tersebut Sorabel akan mengumumkan visi anyarnya di bawah nama baru, serta strategi inovasi di tengah persaingan e-commerce yang makin ketat.

Application Information Will Show Up Here

DStour #55: Berkunjung ke Kantor Sale Stock Yogyakarta

Terletak di Yogyakarta, kantor Sale Stock memiliki ruangan kerja yang luas dilengkapi dengan town hall, meeting room, hingga safety slide yang bisa dimanfaatkan untuk pegawai saat evakuasi gempa dan kondisi darurat lainnya.

DipanduHead of Customer Service Sale Stock Firman Kristian, berikut liputan #DStour selengkapnya.

Tiga Tahun Berdiri, Sale Stock Segera Capai Titik Impas dan Dulang Laba

Platform e-commerce fesyen Sale Stock mengklaim segera mendekati titik impas (break even point/BEP) dan bersiap untuk mendulang laba sejak pertama kali berdiri pada akhir 2014. Kinerja ini ditopang dari pertumbuhan revenue berlipat ganda selama 9 bulan pasca memperoleh pendanaan seri B+ senilai Rp360 miliar pada tahun 2017.

Sayangnya CEO & Co-Founder Sale Stock Lingga Madu enggan membeberkan lebih detail terkait klaimnya tersebut dalam wawancaranya bersama DailySocial. “Kami on track menuju BEP, tapi belum bisa di-disclose kapannya,” ujarnya, Selasa (27/3).

Lebih lanjut Lingga menjelaskan, secara mendasar perusahaan dibangun dengan misi ingin melayani 1 miliar pengguna, untuk itu strateginya harus sejalan namun sehat. Perusahaan tidak bisa selamanya menerapkan strategi pemasaran dengan bakar uang demi menarik transaksi, perlu memikirkan bagaimana bisnis yang berkelanjutan hingga masa mendatang.

Alhasil kiblat yang dianut Sale Stock adalah perusahaan seperti Unilever, PnG, dan Coca Cola yang tetap bisa hidup selama puluhan tahun dengan mengandalkan keuntungan yang diperoleh saja. Sebagai langkah awal, ini dibuktikan lewat pencapaian gross margin yang dinilai setara dengan perusahaan fesyen e-commerce terbuka di skala internasional seperti Boohoo, Asos, dan Zalando.

“Dari inventory, Sale Stock hanya jual barang sendiri. Kita bisa potong inefficiency, lalu mengalokasikan sebagian besar saving ke konsumen dan sisanya untuk bangun fondasi biar perusahaan bisa lebih besar.”

Maka dari itu, sambungnya, Sale Stock bukan tergolong startup e-commerce yang rajin mencari pendanaan baru tiap tahunnya. Pendanaan terakhir yang diumumkan perusahaan adalah seri B+ sebesar Rp360 miliar yang dipimpin oleh Gobi Partners dan Golden Equator Capital, kemudian diikuti MNC Media Investment, SMDV, Convergence Ventures, Kip, dan Alpha JWC Ventures.

“Uang yang kita raise kemarin, cukup untuk sampai BEP. Ketika sudah BEP, itu enak. Kita mau hidup dari operasional saja bisa, kalau mau tumbuh lebih cepat atau ekspansi regional bisa raise fund lagi. Banyak sekali opsi setelah kita bisa BEP dan BEP itu membuktikan bahwa bisnis kita ini solid dan bisnis beneran.”

Model bisnis utama Sale Stock adalah B2C, tanpa ada B2B sama sekali, menyediakan akses fesyen wanita –juga pria– yang berkualitas dengan harga terjangkau. Barang yang dijual dalam platform adalah hasil produksi pabrikan sendiri bekerja sama menjangkau para penjahit UKM tersebar di berbagai lokasi.

Hasil produksi disimpan dalam gudang Sale Stock yang berlokasi di Cawang, kemudian dikirim dengan menggunakan jasa pihak ketiga. Kanal penjualan yang dimanfaatkan Sale Stock adalah multi-platform, di antaranya aplikasi mobile, situs web, LINE, WhatsApp, BBM Channel, dan Instagram yang sudah didukung dengan bantuan chatbot “Soraya”.

Soraya adalah customer service Sale Stock tersedia selama 24 jam. Lewat chatbot ini, pengguna dapat meminta rekomendasi produk sesuai selera dan mengakomodasi hingga pembayarannya.

Strategi meyakinkan konsumen baru

Kendati Sale Stock adalah bisnis yang bergerak secara penuh di teknologi, namun perusahaan menyediakan layanan dengan proses pembayaran di tempat (COD) dinamai “Coba Dulu Baru Bayar (CDBB)”. Tujuannya ingin mendongkrak pengguna baru yang sebelumnya ragu belanja baju di situs online karena takut tidak sesuai ketika pesanan tiba.

Di layanan ini, pengguna dipersilakan untuk mencoba baju selama 15 menit setelah kurir tiba di lokasi perjanjian. Pengguna dapat mengembalikan produk pada saat itu juga bila tidak suka dan hanya membayar produk yang disukai apabila metode pembayaran yang dipilih adalah COD.

Pilot layanan ini dimulai sejak September 2017 untuk wilayah Jabodetabek. Dari sana, pihak Sale Stock mendapat banyak pembelajaran dan akhirnya mantap untuk memperluas layanan ini hingga 250 kota di seluruh Indonesia hingga mencakup Maluku, Papua, Kalimantan, NTT, NTB, dan Bali.

“Kami memutuskan untuk jadikan CDBB sebagai layanan permanen, bukan periodik yang hanya ada secara berkala saja.”

Layanan ini, menurut Lingga, memang syarat dengan berbagai inefisiensi karena potensi barang kembali (retur) cukup tinggi, terlebih layanannya sudah nasionalkan. Namun kekhawatiran tersebut bisa diatasi lantaran produk Sale Stock mengusung jaminan 100% tampilan asli karena perusahaanlah yang desain dan produksi sendiri. Ukurannya pun seragam sesuai patokan, tidak berbeda antar produk.

“Kami sudah buat perhitungan [untuk layanan CDBB] bila retur terjadi. Namun dari pembelajaran ini, kami buat riset internal dengan menanyakan kepada responden. Hasilnya adalah sebanyak 74% dari mereka menyebut pertama kali belanja online itu lewat Sale Stock. Ini buat kami jadi optimis.”

Diklaim Sale Stock telah menerima 400 ribu konsumen yang memanfaatkan layanan tersebut di seluruh Indonesia. Secara total, hingga kini Sale Stock telah mengirimkan lebih dari 4 juta pesanan dengan total SKU sekitar 150 ribu barang.

Kantor Sale Stock berada di enam titik dengan tiga lokasi, di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta dengan total karyawan sekitar 700 orang yang keseluruhannya adalah talenta lokal. Aplikasi untuk versi Android saja telah diunduh lebih dari 5 juta kali.

Application Information Will Show Up Here

Memprediksi Tren Bisnis “Fashion Commerce” di Indonesia

Bersama dengan produk elektronik, barang-barang fashion memiliki tempat istimewa bagi mereka penggemar belanja online. Hal tersebut dibuktikan dengan makin banyaknya layanan fashion commerce lokal dan asing yang merambah tanah air. Pembuatan barang-barang merk sendiri, atau yang lebih kenal sebagai private label, dan pendekatan skema O2O (online-to-offline) disebut menjadi kunci mendominasi pasar ini.

Jika awalnya fokus utama layanan fashion commerce adalah menyediakan pilihan produk beragam dari merchant, seiring dengan perubahan pola konsumsi pelanggan dan makin maraknya kehadiran toko online yang memanfaatkan media sosial, secara perlahan layanan fashion commerce mulai beradaptasi dan mulai menghadirkan inovasi baru.

Private label dan pengalaman offline

Didominasi pembeli dari kalangan perempuan, layanan fashion commerce mulai menghadirkan private label dengan desain dan produksi yang dimonitor langsung oleh tim internal.

Mulai dari skema O2O (online-to-offline) dengan mendirikan toko permanen di mall hingga menggelar berbagai kegiatan pop up store, dari sisi pertumbuhan,

Layanan fashion commerce yang mampu menerapkan skema O2O (online-to-offline), misalnya pop up store atau mendirikan toko permanen, disebut memiliki peluang untuk mendapatkan data yang lebih kaya berdasarkan interaksi langsung dengan pelanggan.

“Skema O2O di dunia fashion commerce sudah mulai terlihat menunjukkan peluang yang positif. Saya melihat sekarang dan ke depannya, skema ini bakal banyak diterapkan oleh layanan fashion commerce di Indonesia,” kata Pemerhati e-commerce dan CEO Adsvokat Daniel Tumiwa kepada DailySocial.

Kegiatan offline disebut mampu memberikan efek seimbang untuk pertumbuhan bisnis. Hal tersebut sudah diterapkan Berrybenka dengan kegiatan pop up store dan mendirikan toko permanen. Demikian juga dengan Muslimarket yang memanfaatkan brand Suqma.

Kehadiran toko fisik dianggap mampu memecahkan masalah seperti kepuasan pelanggan untuk menyentuh dan mencoba langsung produk yang ingin mereka beli.

Berbeda dengan Berrybenka, Sale Stock memberikan alternatif baru dengan opsi mencoba langsung melalui fitur “Coba Dulu Baru Bayar”. Pembeli diberikan waktu untuk mencoba, jika puas barang bisa langsung diambil, namun jika tidak puas saat itu juga bisa dititipkan ke kurir untuk ditukar atau dikembalikan.

Seorang pelanggan Sale Stock, sebut saja Ani, mengungkapkan cara ini ampuh memberikan pilihan baru ke pelanggan saat membeli produk fesyen favorit.

Konsolidasi dan akuisisi

Awal bulan ini, layanan agregator fesyen Lyke mengumumkan penutupan layanan dan mengalihkan seluruh karyawannya ke layanan e-commerce  Tiongkok Jollychic. Jollychic pertama kali hadir di Tiongkok pada 2014 dan mulai mengembangkan sayap ke Indonesia tahun lalu.

Kepada DailySocial, CEO Lyke Bastian Purrer mengungkapkan, penjualan Lyke kepada Jollychic dilakukan demi membangun layanan e-commerce yang lebih besar dengan melakukan sinergi antar dua perusahaan. Diklaim layanan ini sempat memiliki 1,6 juta pengguna, bermitra dengan 300 toko, dan memiliki 150 ribu pilihan produk.

“Saya percaya pasar fesyen online di Indonesia masih besar peluangnya. Dengan kolaborasi bersama Jollychic saya yakin kita bisa mengatasi semua tantangan yang ada. Sejauh ini masih banyak orang yang melakukan pembelian fesyen secara offline atau melalui media sosial dengan rendahnya penetrasi layanan e-commerce di Indonesia,” kata Bastian.

Untuk melancarkan ekspansinya, marketplace fesyen Muslim Hijup juga telah mengakuisisi Haute-Elan, platform marketplace modest fashion terbesar di Inggris Raya. Pasca akuisisi ini, mereka meluncurkan Hijup UK Limited yang menjadi langkah pertama Hijup go global.

Konsolidasi, merger, dan akuisisi antar layanan fashion commerce, disebutkan Daniel, bakal banyak terjadi ke depannya, terutama bagi layanan fesyen yang skalanya kecil hingga menengah ke atas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis, ekspansi, sekaligus menyokong pendanaan dan melancarkan strategi pemasaran yang memiliki peranan penting di sektor ini.

“Contohnya adalah Sale Stock, yang sejak pendanaan terakhir fokus kepada kegiatan pemasaran dengan promosi di televisi secara masif. Hal tersebut membuktikan, branding masih menjadi langkah strategis yang dilakukan oleh layanan fashion commerce,” kata Daniel.

Sale Stock Hadirkan Layanan “Fitting” di Rumah

Sale Stock, startup mobile commerce khusus fesyen, meluncurkan inovasi terbaru “Coba di Rumah” sebagai salah satu cara meningkatkan pengalaman berbelanja. Layanan ini diklaim sebagai pertama kalinya hadir di Asia Tenggara.

Lewat layanan “Coba di Rumah”, pembeli dapat memesan produk dan mencobanya atau fitting ketika kurir datang mengantarkannya. Untuk menikmati pengalaman ini, pembeli hanya memerlukan proses belanja online seperti biasa dengan menggunakan metode pembayaran yang sudah disediakan, misalnya metode pembayaran di rumah (COD).

Ketika paket sampai, kurir akan mempersilakan pembeli untuk mencoba baju yang sudah mereka beli. Apabila mereka suka, dapat langsung membayar produk apabila metode yang dipilih adalah COD. Bila tidak suka, dapat langsung mengembalikan pada saat itu juga. Layanan ini tidak dipungut biaya tambahan.

“Kami berharap lewat layanan ini, para perempuan di Indonesia tidak lagi merasa cemas atau khawatir ketika berbelanja online. Setiap pembelian yang sudah dilakukan, ketika sampai dapat dicoba terlebih dahulu dan dapat dikembalikan saat itu juga,” terang CEO dan Co-Founder Sale Stock Indonesia Lingga Madu dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial.

Sale Stock Hadirkan Layanan "Fitting" di Rumah / Sale Stock
Sale Stock Hadirkan Layanan “Fitting” di Rumah / Sale Stock

Untuk sementara, layanan “Coba di Rumah” baru dapat dinikmati konsumen yang berlokasi di Jabodetabek. Nantinya layanan akan digulirkan secara nasional.

Sebelum meluncurkan inovasi ini, Sale Stock melakukan kemitraan dengan BBM untuk layanan berbelanja lewat antar muka percakapan channel BBM memanfaatkan fitur BBM Chat API. Inovasi ini memungkinkan pelaku bisnis dan pemilik merek melakukan interaksi dua arah dengan pelanggan.

Sale Stock juga baru mendapatkan kucuran investasi seri B+ dari Meranti ASEAN Growth Fund oleh Gobi Partners senilai US$27 juta (setara dengan 360 miliar Rupiah).

Application Information Will Show Up Here

Sale Stock Raih Pendanaan Seri B+ Senilai 360 Miliar Rupiah

Salah satu sektor startup digital di tanah air yang tengah berkembang cukup jauh adalah bisnis e-commerce. Kabar terbaru adalah pendanaan yang didapat Sale Stock pasca masuk dalam jajaran startup di Meranti ASEAN Growth Fund oleh Gobi Partners.

Dalam rilis yang kami terima, Sale Stock menjadi startup e-commerce pertama yang masuk di jajaran portofolio Meranti ASEAN Growth Fund. Pendanaan kali ini merupakan pendanaan Series B+ bagi Sale Stock. Selain Gobi ada venture capital lain seperti Alpha JWC Ventures, Convergence Ventures, KIP, MNC, dan SMDV.

Di putaran kali ini Sale Stock disebut mendapatkan pendanaan sebesar $27 juta atau setara dengan 360 miliar rupiah. Angka yang cukup besar untuk berbuat banyak memenangi persaingan bisnis e-commerce di Indonesia.

Menanggapi pendanaan kali ini salah satu co-founder Sale Stock Lingga Madu mengungkapkan keseriusan Sale Stock dalam menghadapi pasar e-commerce di Indonesia.

“Penyuntikan modal baru ini akan digunakan untuk memperkuat posisi kita sebagai pemimpin pasar di Indonesia dan mencoba mendapatkan keuntungan di dalam waktu dekat.”

Rencana untuk bisa menghasilkan profit ini juga diamini oleh President Sale Stock Jeffrey Yuwono. Dikutip dari e27 Jeffrey menuturkan salah satu tujuan utama mereka adalah menjadi startup yang profitable di Indonesia.

“Tujuan pertama kami adalah menjadi profitable di Indonesia, yang kami rencanakan untuk tahun depan. Dan setelah itu kami akan berpikir tentang ekspansi regional,” ujarnya.

Di sisi lain Lingga secara tersirat juga menyebutkan bahwa pihaknya mengundang orang-orang yang memiliki kemampuan teknologi dan big data untuk bergabung dengan Sale Stock. Pernyataan tersebut menggambarkan rencana besar Sale Stock yang berusaha memperkuat jajaran teknologinya untuk bersaing di pasar Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

BBM dan Sale Stock Luncurkan Kemudahan “Conversation-Based Shopping”

Sale Stock dan BBM menyediakan layanan berbelanja melalui antar muka percakapan channel BBM. Kolaborasi ini merupakan yang pertama bagi BBM bekerja sama dengan layanan e-commerce menggunakan fitur baru, BBM Chat API. Fitur ini memungkinkan pelaku bisnis dan brand melakukan interaksi dua arah dengan pelanggan.

BBM di Indonesia termasuk salah satu aplikasi chatting populer. Langkah Sale Stock ini merupakan bagian penting dalam usaha mereka menjangkau lebih banyak konsumen saat persaingan di sektor mobile marketplace, khususnya di sektor fesyen, semakin ketat. Kemudahan berbelanja melalui chat memungkinkan pelanggan untuk menerima tanggapan langsung dalam 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu.

Untuk pembayaran transaksi melalui kanal BBM Chat ini, pengguna dimudahkan dengan berbagai macam pilihan pembayaran, mulai dari transfer bank, pembayaran di gerai Indomaret, hingga COD untuk 2400 daerah di Indonesia dengan jaminan uang kembali dalam 30 hari. Pelanggan bisa menambahkan channel PIN BBM C00158214 untuk bisa menggunakan fitur ini.

CEO Sale Stock Indonesia Lingga Madu berkomentar, “Kami sangat bersemangat dapat berkolaborasi dengan BBM, yang memungkinkan Sista (sebutan untuk pelanggan kami) untuk berbincang-bincang dan memesan produk di BBM Channel kami. Kami ingin memberikan akses pada Sista yang memiliki keterbatasan kuota internet dan tidak dapat mengakses Web atau mengunduh aplikasi.”

/;Ini akan mendorong mereka untuk mencoba belanja online melalui platform yang sudah mereka kenal dan yang memungkinkan mereka untuk mengajukan pertanyaan guna menghapus keraguan mereka. Melalui kerja sama dengan BBM, kami menyediakan saluran tambahan bagi para Sista untuk mendapatkan gaya favorit dengan cepat, aman, kapan pun dan di mana pun,” lanjutnya.

CEO Creative Media Works (yang kini mengelola BBM secara global) Mattew Talbot menanggapi positif kerja sama ini, terutama dalam mendukung transformasi BBM dari sekedar aplikasi chatting menjadi sebuah platform multifungsi.

“Kemitraan dengan Sale Stock ini merupakan momentum penting dalam perjalanan kami mengubah BBM dari sekadar alat real-time chatting antara dua orang menjadi sebuah platform mobile yang canggih, di mana orang dapat berinteraksi dengan pelanggan dan mendorong pembelian. Karena orang lebih banyak menghabiskan waktu di ponsel untuk mengakses aplikasi pesan, kami melihat semakin banyak brand dan perusahaan mencoba untuk terhubung dengan target pasar mereka melalui aplikasi seperti BBM,” papar Talbot.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here