Tentang ExpandIn dan Dukungan Ekspansi Startup asal Malaysia dan Singapura ke Indonesia

Besarnya potensi pasar Indonesia menjadi salah satu alasan startup asal Malaysia dan Singapura kini makin banyak yang melakukan ekspansi ke Indonesia. Untuk memastikan bahwa bisnis yang dijalankan bakal berjalan sukses dan berkelanjutan, dibutuhkan pengenalan dan pendekatan yang cukup intensif kepada partner lokal hingga target pasar yang diincar.

Dalam hal ini Yacademy bersama dengan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) menggelar kegiatan mentoring hingga networking kepada startup asal Malaysia dan Singapura yang berniat untuk melakukan ekspansi ke Indonesia melalui program ExpandIn (sebelumnya disebut Frequent Flyer Geek Program).

Dari kegiatan tersebut terdapat 4 startup asal Malaysia dan 1 startup asal Singapura yang terdaftar dan telah mengikuti kesempatan untuk bertemu dan networking dengan beberapa rekanan strategis seperti, ICEA (Indonesian Creative Entrepreneur Academy), Plug and Play, Markplus dan Tempo. Selain itu lima startup tersebut juga memiliki kesempatan untuk bertemu dengan dua venture capital yaitu Venturra Capital dan Monk’s Hill Capital Indonesia.

“Dengan mengikuti program ini diharapkan bisa memberikan persiapan hingga pemahaman bisnis kepada startup asal Malaysia dan Singapura tersebut untuk bertemu langsung dengan partner lokal agar bisa segera meluncurkan startupnya di Indonesia,” kata CEO Yacademy Arne Van Looveren.

Sementara itu Kejora Ventures yang juga mendukung kegiatan ini, menyambut baik kedatangan startup asal Malaysia dan Singapura ke Indonesia, agar nantinya startup asal Indonesia pun bisa belajar dari startup asal kedua negara tetangga tersebut, seperti yang diungkapkan oleh VP Investment dan Portfolio Kejora Andreas Surya.

“Lingkup bisnis di Malaysia tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Namun dengan adanya program ini kami bisa mengidentifikasi perbedaan kecil dalam perilaku pengguna, sehingga startup tersebut bisa beradaptasi dengan pengguna di Indonesia.”

Sementara menurut perwakilan dari Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) Paranee Damodaran mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk berbagai bisnis startup mengembangkan hingga memulai usaha yang sukses. Jika diterapkan dengan tepat prosesnya, mampu memberikan pendapatan dan bisnis yang lebih tahan lama di Indonesia.

“Dengan program ExpandIn ini startup asal Malaysia dan Singapura bisa mengerti kebiasaan dan bisa melakukan pendekatan yang tepat saat melancarkan bisnis di Indonesia. Sehingga meminimalkan terjadinya kegagalan saat menjalankan bisnis di Indonesia.”

Lima startup peserta program ExpandIn

Dari kelima startup yang berencana untuk melakukan ekspansi di Indonesia, sebagian besar masih dalam tahap pembelajaran. Sehingga kebanyakan belum memiliki tim lokal secara khusus. Namun demikian lima startup ini sudah membuktikan eksistensinya di negara asal mereka Malaysia dan Singapura. Berikut adalah 5 startup peserta program ExpandIn.

Swingvy, startup asal Malaysia ini memberikan layanan HR Platform kepada perusahaan. Dengan konsep B2B, Swingvy berharap bisa memberikan layanan kepada semua perusahaan dengan konsep gratis di awal. Mengklaim memiliki platform yang komprehensif, Swingvy menargetkan untuk merangkul sebanyak 300 perusahaan di Indonesia dan menempatkan tim lokal.

Getslurp, startup asal Malaysia ini ingin memberikan layanan POS (Point of Sales) untuk restoran. Berbasis komputasi awan, Getslurp juga memberikan analitik hingga kebutuhan lainnya yang relevan untuk restoran.

Evenesis, startup asal Malaysia yang telah berdiri sejak tahun 2010 ini secara resmi telah menempatkan tim di Indonesia sejak Desember 2016 lalu. Platform yang menyediakan Event Management System, memudahkan event organizer hingga pihak lainnya untuk mengadakan acara dari awal hingga proses akhir.

iKargo, layanan B2B asal Malaysia ini, merupakan marketplace logistik untuk skala besar. Dengan platform iKargo, perusahaan yang membutuhkan logistik untuk ekspor dan impor bisa memanfaatkan platform ini dengan mudah.

EuropeanBedding, layanan marketplace asal Singapura yang menyediakan berbagai kasur dan bantal untuk tidur dengan kualitas terbaik asal Eropa. Dengan harga yang tergolong premium, EuropeanBedding ingin menjangkau lebih banyak pasar Indonesia.

Rovo Mudahkan Pemain Bulutangkis dan Tenis Temukan Lawan Bermain

Rovo merupakan sebuah aplikasi yang mencoba menghubungkan pemain olahraga (saat ini baru tenis, tenis meja, squash, dan bulutangkis) menyesuaikan dengan keahlian dan lokasi di mana ia berada. Startup ini didirikan di Singapura pada bulan Juli tahun lalu dan pihaknya mulai mempertimbangkan pasar Indonesia sebagai salah satu basis pangsa pasarnya. Saat ini aplikasi Rovo sudah dapat diunduh di Google Play Store atau App Store.

Salah satu co-founder Rovo, Ritesh Angural, menceritakan kepada DailySocial bahwa salah satu alasan ekspansinya ke Indonesia lantaran permainan ala bulu tangkis dan tenis cukup populer. Selain itu terlihat sebuah pergeseran dalam pola konsumen masyarakat di sini, dalam kaitannya dengan gaya hidup.

“Konsumen Indonesia juga berkembang dan selalu melihat tren yang ada terkait produk gaya hidup modern. Sebenarnya, sebelum diluncurkan di Indonesia, kami mendapat banyak permintaan dari orang Indonesia. Jadi kami lakukan,” ujar Ritesh.

Dari sisi fungsionalitas, Rovo membantu pemain menemukan orang lain di sekitarnya yang sama-sama bermain olahraga yang sama. Tendensi orang mencari rekan ialah untuk sekedar olahraga ataupun latihan. Untuk itu Rovo juga menambahkan kemampuan untuk mengetahui tingkatan keterampilan seseorang tersebut dalam bermain olahraga yang sama.

Bahkan untuk beberapa permainan, misalnya bulu tangkis, Rovo memfasilitasi penemuan rekan untuk bermain dalam tunggal (2 orang) ataupun ganda (4 orang).

“Pendiri Rovo meliputi Danny, Joshua, James dan saya. Kami berempat adalah karyawan awal di RedMart dan memimpin inisiatif utama RedMart di Singapura. Rovo kami jalankan dan kembangkan secara bootstrapping,” ujar Ritesh.

Ide awal pendirian, sebagai pemain tenis, Ritesh kerap kali kesulitan mencari teman ketika hendak berlatih atau bermain. Masalah tersebut ternyata juga menjadi gagasan yang sama oleh rekannya, hanya saja untuk tipe olahraga yang berbeda. Awalnya tidak terpikirkan untuk merealisasikan dalam bentuk startup, namun pada akhirnya mereka tertantang untuk membuat pemecahan terkait masalah tersebut. Sehingga dikembangkanlah Rovo.

Setelah aplikasi diterbitkan, ternyata terjadi pertumbuhan signifikan secara organik. Banyak orang asing yang memulai menggunakan produk tersebut. Dari situ proses bisnis mulai diterapkan. Dari pengembangan aplikasi yang hanya sebagai hobi, kini ditempuh lebih serius.

“Indonesia, seperti yang kita harapkan tumbuh sangat cepat. Singapura saat ini merupakan pasar terbesar kami dalam hal pertandingan dan jumlah permainan yang diatur, namun kami melihat Indonesia akan mengambil alih segera,” tutup Ritesh.

Application Information Will Show Up Here

Innovfest Unbound 2017 Ingin Pertemukan Inovator Digital dengan Korporasi dan Investor Dunia

Innovfest Unbound 2017 merupakan sebuah pagelaran yang mencoba menghubungkan antara brand/korporasi dengan inovator teknologi yang bersifat “disruptive“, dalam hal ini startup digital. Adanya festival yang akan dilaksanakan selama dua hari di Marina Bay Sands Singapura pada 3-4 Mei 2017 ini diharapkan mampu menjembatani antara inovator dan korporasi sehingga terbentuk sinergi yang saling membangun.

Setidaknya ada 4 elemen yang akan dipertemukan dalam acara ini, selain pelaku startup digital dan korporasi, elemen dari pemerintahan dan investor global pun juga akan hadir. Ajang ini turut digadang-gadang sebagai kesempatan bagi invoasi di Asia bertemu dengan rekanan potensial dari seluruh dunia, karena sebanyak 8000 peserta di berbagai kalangan ditargetkan hadir di acara ini.

Korporasi yang dipastikan hadir termasuk Google, Microsoft, Facebook, intel, Samsung, Audi, Unversal, P&G, Amazon, dan lain sebagainya. Sedangkan di jajaran investor akan hadir Sequoia, Vertex, Rocket Internet, CGV Capital, Intel Capital dan Unilever Ventures.

demografi peserta

Terdapat beberapa agenda yang akan dihadirkan dalam festival dua hari ini, pertama adalah forum diskusi dengan beragam materi. Beberapa penelis yang akan menyampaikan materi termasuk Co-Founder Eventbrite, Managing Director Spotify, Chief Creative Officer Samsung, VP Media Unilever dan lain sebagainya. Selain itu akan ada forum ekslusif bagi para founder startup dan investor, termasuk di dalamnya acara speed dating dan pitching.

Turut dihadirkan juga startup bazaar bagi para pelaku startup yang ingin memamerkan karyanya. Dan ada pula hackathon dan innovation challenge sebagai perlombaan yang dihelat. Acara ini dihelat oleh NUS Enterprise, sebagai bagian dari National University of Singapore bekerja sama dengan Unbound.

Informasi lebih lanjut dan pendaftaran acara ini dapat melalui situs resminya di https://unbound.live.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Innovfest Unbound 2017 Singapura.

LinkedIn Perkenalkan Data Center Baru di Singapura (Updated)

Situs jejaring profesional LinkedIn hari ini memperkenalkan data center di luar wilayah Amerika Serikat pertamanya. Bertempat di Singapura, data center seluas 23.500 kaki persegi (atau lebih dari 2000 meter persegi) ini merupakan satu dari enam data center yang dimiliki LinkedIn. Sejauh ini LinkedIn telah menggelontorkan dana sebesar SG$80 juta untuk data center mereka yang terbaru ini. Pihak LinkedIn berharap dengan adanya data center baru ini bisa memperkaya pengalaman pengguna LinkedIn yang terus bertumbuh di wilayah Asia Pasifik, termasuk meningkatkan kecepatan akses terhadap layanan LinkedIn.

Dari data internal LinkedIn, sejak Januari 2015 jumlah pengguna mereka di Asia Pasifik bertumbuh lebih dari dua kali lipat sehingga menyentuh angka 85 juta pengguna di akhir 2015 silam. Di Asia Tenggara sendiri jumlah anggota LinkedIn saat ini mencapai 16 juta pengguna dengan Indonesia menyumbang 5 juta lebih pengguna. Di periode yang sama pula pendapatan LinkedIn di Asia Tenggara mengalami peningkatan lebih dari 3 kali lipat.

Data center terbaru di Singapura ini akan dimanfaatkan untuk pengelolaan berbagai akses dan trafik LinkedIn yang berasal dari wilayah Asia Pasifik dan juga akan membantu mengelola satu per tiga trafik LinkedIn secara global.

“Asia Pasifik merupakan wilayah dengan pertumbuhan tercepat, dalam hal jumlah anggota LinkedIn di luar Amerika Serikat. Kami terus berinvestasi untuk memastikan pengguna mendapatkan pengalaman dan pelayanan terbaik, seiring dengan berkembangnya bisnis kami di wilayah ini,” terang Managing Director LinkedIn Asia Pasifik Oliver Legrand.

LinkedIn sejauh ini telah bekerja sama dengan Singapore Economic Development Board (EDB) sebagai upaya untuk menancapkan eksistensinya di wilayah ini melalui Singapura, termasuk salah satunya adalah pembangunan data center. Hal ini dilakukan untuk mendukung visi EDB yang ingin menjadikan Singapura sebagai pusat digital di Asia.

Untuk pasar Indonesia, juru bicara LinkedIn mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu satu tahun terakhir ada peningkatan lebih dari 1 juta pengguna. Selain data center yang baru ini LinkedIn juga memberikan opsi pilihan tampilan berbahasa Indonesia sebagai bentuk peningkatan pelayanan bagi pengguna di Indonesia.

“Kami juga terus berusaha untuk bisa meningkatkan kepuasan pengguna dalam memanfaatkan LinkedIn. Data center di Singapura adalah salah satu bentuk nyata dari usaha tersebut. Selain itu, menyediakan pilihan bagi pengguna untuk dapat mengubah tampilan bahasa di LinkedIn menjadi Bahasa Indonesia, juga menjadi usaha kami demi meningkatkan pelayanan bagi para pengguna di Indonesia,” terang juru bicara LinkedIn.

Update : Keterangan juru bicara LinkedIn mengenai pengguna di Indonesia.

Wedding Startup Bridestory Strikes A Joint-Venture Deal With MediaCorp, Expands To Singapore

Kevin Mintaraga, CEO Bridestory / DailySocial

We just received news that Jakarta-based wedding startup Bridestory just strike a joint-venture deal with Singapore media behemoth, MediaCorp. The joint-venture will be called Bridestory.com.sg, although by the time this article is written it’s still redirected to its original site, Bridestory.com.

Since its founding in early 2014, Bridestory has 10.000 wedding vendors joining their site, while just over 250k monthly visitors to their site. Founder and CEO, Kevin Mintaraga said in a statement, “MediaCorp’s vast media reach can help Bridestory grasp Singapore wedding market and its surroundings”.

This marks the second big partnership by MediaCorp with an Indonesian startup after the media giant acquired 52% of KapanLagi Network, one of Indonesia’s largest online media company, just a few months ago. Bridestory, founded by Kevin Mintaraga and Emile Etienne, is backed by top-notch VC lineup from Beenos Plaza, East Ventures, Fenox Capital, Midplaza Group, Sovereign Capital, Rocket Internet Group, Skystar Capital and Lippo Digital Ventures.

Here’s a video on Mintaraga sharing how he build a niche marketplace like Bridestory and how to attract funding from investors, on our DScussion video series.

Pagelaran Teknologi Terbaik Di Asia, Echelon 2013, Siap Digelar

Echelon Satellite di Indonesia dan Jepang telah selesai dan sekarang saatnya event utama dimulai. Echelon 2013, salah satu event utama di industri teknologi di Asia akan dimulai tanggal 4-5 Juni 2013 di Singapore Expo Max Atria, Singapura. Akan ada dua hal besar yang diharapkan peserta, konferensi teknologi dan pitch dari startup. Salah satu pembicara keynotenya adalah Dave McClure, pendiri 500startup dari Silicon Valley. Continue reading Pagelaran Teknologi Terbaik Di Asia, Echelon 2013, Siap Digelar

Interview: Success Story of Indonesian-made Flower and Gift Online Delivery Service FlowerAdvisor

There’s not many Indonesian-made e-commerce industry that be able to stretch its market beyond local market and FlowerAdvisor is one of them. Founded in Singapore in 2007, FlowerAdvisor is able to send fresh flowers and gifts in more than 100 countries and bring quite amount of revenues every year (now reach more than US$ 1 million), with most operations now are performed in Jakarta. We’ve been spoken to FlowerAdvisor’s Willy Thomas about this phenomenon and he’s keen to share the success story with us. Here’s the our interview:

Continue reading Interview: Success Story of Indonesian-made Flower and Gift Online Delivery Service FlowerAdvisor

TMG Raises S$1 Million, Plans To Setup Office In Jakarta

Singapore-based gaming company The Mobile Gamer (TMG) closes a series-A financing round of S$1 Million from India’s One97 Communications.

TMG is a mobile social game publisher that licenses and develop localized games and distributed through various networks and operators in the South East Asia. TMG’s CEO, Alvin Yap said to us via email “We’re up to 600K users now and growing really fast. The new investment gives us legs to drive on to a lot more traction in the coming months. It’s exciting times here.”

Continue reading TMG Raises S$1 Million, Plans To Setup Office In Jakarta

Cooliris Launched Latest Version of LiveShare

We talked a little about LiveShare made by Cooliris. A social based application that get a warm welcome in USA—in the middle of June there are 4.2 Million users where at the same time, there are 5 million users in Instagram.

It doesn’t look like any different from other digital based company, Cooliris currently trying to hold as may user as possible in Asia. Cooliris had established an office in Siangapore and collaborate with StarHub as a local partner. It’s only a matter of time until LiveShare start promoting in Indonesia.

Continue reading Cooliris Launched Latest Version of LiveShare

Ekspansi mig33 di Tahun 2011

Seberapa sering Anda pernah mendengar tentang mig33? Kami sudah beberapa kali mengulas tentang mig33, suatu platform yang diam-diam memiliki basis pengguna yang luar biasa besar di Indonesia, tapi sejujurnya Kami belum pernah menggunakannya sama sekali. Apakah sebenarnya yang menarik dari mig33 sehingga memiliki hampir 30 juta pengguna terdaftar di Indonesia — kedua terbesar di sini setelah Facebook? Diluncurkan di tahun 2003, mig33 telah mendapatkan pendanaan dari sejumlah perusahaan investasi, termasuk yang berbasis di Silicon Valley seperti Accel Partners dan Redpoint Ventures.

Kami memperoleh kesempatan berbincang-bincang dengan Kiki Rizki (Indonesia Country Manager) dan Chris Chandler (VP Business Development, via Skype) di kantor mig33 di bilangan Kebon Sirih tentang hal yang menarik yang akan dilakukan oleh mig33 di tahun 2011 ini.

Continue reading Ekspansi mig33 di Tahun 2011