Usai Smartwatch, Michael Kors Perkenalkan Activity Tracker Super-Stylish

Batas antara fashion dan teknologi kian melebur dengan munculnya perangkat seperti smartwatch dari Michael Kors. Namun rupanya brand yang dikenal kaum perempuan akan tas-tasnya yang glamor tersebut masih belum mau berhenti. Baru-baru ini, mereka mengungkap sebuah activity tracker bernama Access Crosby.

Kasusnya sama seperti activity tracker besutan Kate Spade, aspek yang paling menarik dari Access Crosby tentu saja adalah desainnya; case logamnya berpadu serasi dengan gelang silikon tipis bermotif permata, dan ia juga tahan air hingga kedalaman 30 meter.

Perihal fungsi, Crosby tergolong cukup cerdas. Ia dapat memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan jarak tempuh. Sebuah indikator LED di bagian tengah akan menyala ketika target yang ditetapkan telah tercapai. Crosby juga tak lupa mengusung fitur sleep tracking, plus kemampuan mengontrol aplikasi pemutar musik maupun kamera milik smartphone.

Empat variasi warna Michael Kors Access Crosby / Michael Kors
Empat variasi warna Michael Kors Access Crosby / Michael Kors

Crosby kompatibel dengan perangkat iOS dan Android. Menariknya, data-data yang dikumpulkan juga bisa diintegrasikan dengan sejumlah aplikasi fitness macam Jawbone UP, Apple Health, Google Fit dan Under Armour Record selain aplikasi pendamping dari Michael Kors sendiri. Satu-satunya fungsi umum yang absen adalah dukungan notifikasi.

Michael Kors Access Crosby saat ini telah dipasarkan seharga $95. Terdapat empat variasi warna case dan gelangnya: rose gold-hitam, rose gold-pink, serba hitam dan serba biru. Baterainya tidak perlu di-charge, Crosby memakai baterai kancing standar yang bisa bertahan sekitar 4 bulan sebelum perlu diganti dengan yang baru.

Sumber: Wareable dan Michael Kors.

Bantal Pintar Zeeq Bantu Hilangkan Dengkuran dan Bisa Streaming Musik

Rata-rata manusia menghabiskan sekitar satu per tiga hidupnya untuk beristirahat, dan pastinya berkali-kali Anda sudah mendengar pentingnya tidur bagi kesehatan tubuh. Menakar dari rasio tersebut, kita harus mulai memerhatikan kualitasnya. Problemnya, banyak faktor menghalangi kita memperoleh waktu tidur bermutu, dari mulai karena gaya hidup sampai kondisi tempat tinggal yang berisik.

Sejumlah developer telah lama menggarap perangkat bantal pintar, namun kreasi dari inventor Warrick Bell dan Miguel Marrero dari REM-Fit ini sangat unik karena device memadukan fungsi kesehatan dengan hiburan. Mereka memperkenalkan Zeeq, sebuah bantal cangggih yang mampu menganalisis mutu tidur, membantu hilangkan dengkuran, serta melantunkan musik secara wireless.

Zeeq 1

Mengusung prinsip ala activity tracker, Zeeq merekam segala gerakan (dan aktivitas) saat Anda terlelap, lalu membangunkan Anda di momen yang ideal sehingga Anda tak merasa pusing. Perangkat juga memiliki microphone untuk mendeteksi dengkuran. Ketika suara mencapai level desibel tertentu, Zeeq akan bergetar, mendorong pengguna untuk berganti posisi. Kekuatan vibrasi bisa disesuaikan, dan ia tidak dimaksudkan buat membangunkan user dari tidur nyenyak.

Mendengkur adalah salah satu masalah utama yang merusak mutu tidur, indikasi gejala sleep apnea. Ia mengacaukan pola istirahat dan mengganggu partner tidur Anda, apalagi tingkat kekerasan suaranya berkisar antara 50 sampai 80 desibel. Karena dengkuran tersebut, rata-rata para pasangan hanya bisa terlelap tiga sampai lima jam dalam semalam. Umumnya, mendengkur dialami oleh orang dewasa berumur 30 tahun ke atas, dan semakin tua usianya, jumlahnya jadi kian banyak.

Zeeq 2

Beberapa orang dapat cepat terlelap dengan mendengarkan musik, dan developer mengetahui hal tersebut. Itulah alasannya mereka menyematkan fitur streaming REM-Fit Audio yang mendukung iOS Music, Android Music serta Spotify. Kemampuan ini terbilang istimewa karena perangkat bisa menciptakan soundscape: tidak memerlukan headset tapi juga tak mengganggu pasangan Anda.

Seluruh informasi mengenai kualitas tidur dan setting Zeeq disuguhkan melalui aplikasi mobile. Dan meskipun developer menyematkan pernak-pernik canggih serta koneksi wireless di bantal, mereka tidak melupakan aspek kenyamanan. Tim REM-Fit memanfaatkan material memory foam lembut di dalam, dilindungi oleh sarung bantal Tencell.

Tentu saja segala kecanggihan tersebut menuntut harga yang tidak murah. Zeeq dapat Anda pesan lewat situs crowdfunding  Kickstarter seharga mulai dari US$ 180. Proses distribusi pada backer rencananya akan dilakukan di bulan Desember 2016.

Berbekal Sensor Canggih, Wearable Device Sleepman Pastikan Tidur Anda Berkualitas

Buruknya kualitas tidur malam memberikan dampak negatif bagi mood, produktivitas dan kreativitas. Jika gangguan tidur terjadi berlarut-larut, masalah kesehatan kronis akan segera menyerang. Mungkin Anda sudah tahu, insomnia umumnya disebabkan oleh rasa lelah berlebihan dan stres. Hal inilah yang ingin disingkirkan tim Avantechs lewat kreasi baru mereka.

Melalui situs crowdfunding, developer dari Colorado itu memperkenalkan Sleepman, sebuah perangkat wearable activity tracker yang difokuskan pada aspek kesehatan. Ia bukan sekedar smartwatch ataupun smart alarm, Sleepman mengoptimalkan mutu tidur, membangunkan Anda di saat yang tepat, serta menyediakan data lengkap terkait pola tidur. Device juga akan mengingatkan jika kita kehilangan konsentrasi atau tertidur saat berkendara.

Sleepman

Meski perangkat pelacak tidur telah banyak tersedia, Sleepman bekerja dengan metode unik. Device dikenakan layaknya smartwatch, namun ia mampu memonitor aktivitas otak melalui sensor EDA (electro-dermal activity). Sleepman mengumpulkan data sinyal biologis otak via algoritma khusus secara akurat; dapat mengetahui apakah Anda sedang terjaga, bermimpi, tidur ringan, atau benar-benar terlelap.

Keunggulan utama Sleepman adalah kemampuan menentukan waktu sempurna buat membangunkan user. Supaya bisa merasa segar, pada dasarnya Anda harus terjaga di tingkatan tidur yang benar, karena jika tidak, kita malah merasa kaget dan linglung. Teknologi dalam Sleepman terus menerus mengawasi tubuh, dapat mengetahui kapan Anda berada di level tidur paling ringan, lalu membangunkan Anda dalam jeda waktu 20 menit dari alarm.

Sleepman 1

Uniknya lagi, Sleepman juga bisa membantu Anda melakukan power nap – tidur siang singkat buat mengembalikan kesegaran, memori dan kewaspadaan. Ada syarat agar tujuan dari aktivitas ini terpenuhi: durasi tidur siang harus kurang dari 20 menit, dan Anda harus bangun di momen yang benar. Jika sampai masuk ke tahap deep sleep, efeknya malah menyebabkan kita merasa lelah.

Dengan mengamati sinyal badan ketika tidur siang, Sleepman akan segera menyadarkan Anda sebelum ‘terjerumus’ ke level tidur lelap, dan Anda tidak perlu bingung menentukan alarm. Selain itu, device juga bertugas mengurangi insiden di jalan raya akibat pengemudi mengantuk. Jika mendeteksi turunnya konsentrasi tubuh, Sleepman segera menotifikasi user melalui getaran, suara serta cahaya; mengingatkan mereka untuk berhenti dan beristirahat.

Tim Avantech Inc belum lama melangsungkan kampanye pengumpulan dana di Kickstarter. Di sana, Anda bisa membeli versi Early Bird Sleepman seharga hanya US$ 100 (harga retail-nya adalah US$ 250). Produk rencananya mulai didistribusi pada bulan November 2016 nanti.

Berkat Update Baru, Pebble Kini Jadi Fitness Tracker yang Lebih Mumpuni

Bulan Desember lalu, Pebble merilis sistem activity dan sleep tracking perdananya yang dijuluki Pebble Health. Keputusan itu tentunya mendapat respon positif dari para konsumen, mengingat Pebble sebelumnya hanya mengandalkan sistem besutan developer pihak ketiga saja.

Selang beberapa bulan, kini Pebble sudah siap meluncurkan update yang membawa sejumlah fitur baru untuk Pebble Health, sekaligus menjadikan smartwatch Pebble sebagai fitness tracker yang lebih mumpuni – paling tidak semakin mendekati reputasi Fitbit.

Aplikasi pendamping Pebble kini punya tab Health baru dengan tampilan komprehensif / Pebble
Aplikasi pendamping Pebble kini punya tab Health baru dengan tampilan komprehensif / Pebble

Berkat update baru ini, pengguna sekarang bisa mendapat gambaran yang lebih lengkap dan jelas terkait aktivitas dan pola tidurnya sehari-hari melalui aplikasi pendamping Pebble di smartphone. Mereka bisa membandingkan aktivitas hari ini dengan yang kemarin, minggu lalu atau bahkan bulan lalu guna mengukur efektivitasnya.

Ringkasan data activity dan sleep tracking harian juga akan dikirim menuju ke smartwatch agar mudah dipantau oleh pengguna, lengkap beserta sejumlah tips yang bermanfaat. Lebih menarik lagi, Pebble Health kini bisa mendeteksi dan memonitor kegiatan berjalan atau berlari secara otomatis tanpa menunggu input pengguna.

Fitur Smart Alarm untuk Pebble Time akan mengidentifikasi fase tidur pengguna dan mengaktifkan alarm yang relevan / Pebble
Fitur Smart Alarm untuk Pebble Time akan mengidentifikasi fase tidur pengguna dan mengaktifkan alarm yang relevan / Pebble

Khusus untuk pengguna Pebble Time, update ini juga menghadirkan fitur Smart Alarm yang akan mencoba mengidentifikasi apakah Anda sedang berada dalam fase deep sleep atau sudah hampir bangun. Seandainya sudah hampir bangun, alarm akan berdering 30 menit lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan agar Anda bisa bangun lebih segar.

Untuk pengguna Pebble yang ingin menikmati fitur-fitur baru ini, silakan update aplikasi pendampingnya di iPhone atau Android ke versi 3.12, selanjutnya update firmware milik smartwatch ke versi 3.12 juga.

Sumber: The Verge dan Pebble Blog.

Garmin Luncurkan Vivomove, Arloji Analog Berkemampuan Activity Tracking

Seiring berjalannya waktu, pabrikan semakin mengerti bahwa tidak semua konsumen menginginkan smartwatch. Sebagian mungkin hanya membutuhkan gelang pintar, sebagian lain belum bisa lepas dari jam tangan tradisional, dan sisanya mungkin mendambakan sebuah arloji premium dengan fitur activity tracking.

Pabrikan asal Perancis, Withings, sebelumnya sudah memulai tren arloji analog berkemampuan activity tracking lewat lini Activité. Namun kini Garmin sudah siap dengan pesaingnya yang dijuluki Vivomove.

Fisik Vivomove sengaja dirancang seelegan mungkin, mengingat ia memang merupakan sebuah jam tangan analog dengan tiga jarum penunjuk waktu. Ia hadir dalam tiga varian: Vivomove Sport, Vivomove Classic dengan strap kulit, dan Vivomove Premium dengan bodi stainless steel dan strap kulit.

Jika dilihat sepintas, Anda mungkin tidak menyadari kalau jam tangan ini menyimpan fitur pintar ala activity tracker pada umumnya. Di antara angka 8 dan 10, terdapat sebuah garis indikator hitam yang akan terisi selagi pengguna menjalani aktivitas dan mendekati target hariannya.

Di sisi sebaliknya, hadir garis indikator merah yang akan terisi ketika pengguna sudah terlalu lama duduk diam. Warna merah yang mencolok akan menjadi pengingat yang efektif bagi pengguna untuk terus bergerak demi kebugaran tubuhnya sendiri.

Garmin Vivomove hadir dalam tiga varian: Sport, Classic dan Premium / Garmin
Garmin Vivomove hadir dalam tiga varian: Sport, Classic dan Premium / Garmin

Selain memonitor aktivitas, Vivomove juga siap memonitor pola dan kualitas tidur penggunanya. Semua data yang dikumpulkan akan disinkronisasikan secara otomatis dengan aplikasi Garmin Connect di smartphone untuk dievaluasi lebih lanjut.

Selebihnya, Vivomove menyimpan segala kebaikan yang kita kenal dari jam tangan tradisional, seperti misalnya ketahanan air hingga 50 meter dan daya tahan baterai sampai setahun nonstop, tidak lupa juga desain menawan ala arloji buatan Swiss.

Garmin Vivomove akan dipasarkan seharga $150 untuk varian Sport, $200 untuk varian Classic, dan $300 untuk varian Premium. Mengikuti tren terkini, varian Classic dan Premium-nya juga hadir dalam aksen warna emas dan rose gold. Ia pun juga kompatibel dengan strap arloji standar berukuran 20 mm.

Sumber: Garmin.

Huawei Perkenalkan TalkBand B3, Gelang Pintar Generasi Ketiganya

Bersamaan dengan smartphone flagship P9 dan P9 Plus, Huawei tidak lupa memperkenalkan perangkat gelang pintar generasi ketiganya, TalkBand B3. Ia masih mempertahankan ciri khas yang diusung kedua pendahulunya, yakni bagian tengah yang bisa dilepas dan dijadikan headset Bluetooth.

Headset ini dikunci oleh magnet. Untuk melepasnya, pengguna tinggal menekan tombol di bagian sisi TalkBand. Menurut Huawei, kualitas suaranya kini lebih baik, mampu menghasilkan volume 25 persen lebih keras serta fitur noise cancelling-nya 80 persen lebih efektif.

Layar melengkung merupakan aspek khas lain dari Huawei TalkBand B3. Layar sentuh ini memakai panel PMOLED beresolusi 80 x 128 pixel dan telah mendukung berbagai gesture. Butuh info ramalan cuaca dengan cepat? Semuanya bisa dipantau lewat layar ini.

Huawei TalkBand B3

TalkBand B3 mengusung fitur activity dan sleep tracking yang sederhana, namun bisa berlangsung secara otomatis. Ia akan mendeteksi jenis aktivitas fisik yang dilakukan dengan sendirinya, sedangkan progress-nya bisa dipantau lewat aplikasi pendampingnya yang tersedia di Android maupun iOS.

Semua ini dikemas dalam wujud yang ringkas sekaligus elegan. Ada tiga model strap yang ditawarkan: Active (silikon), Classic (kulit) dan Elite (logam). Kecuali yang varian Classic, sisanya siap Anda ajak berbasah-basahan dengan sertifikasi IP57. Baterainya sendiri bisa bertahan hingga tiga sampai empat hari.

Sejauh ini Huawei belum memaparkan jadwal perilisan TalkBand B3, akan tetapi banderol harga tiap-tiap modelnya adalah sebagai berikut: Active $192, Classic $227 dan Elite $284.

Sumber: PhoneArena dan Huawei.

Garmin Rilis Dua Perangkat Wearable Anyar, Vivofit 3 dan Vivoactive HR

Kemeriahan event Mobile World Congress 2016 di Barcelona dimanfaatkan Garmin untuk memperkenalkan dua perangkat wearable terbarunya: Garmin Vivofit 3 dan Garmin Vivoactive HR. Keduanya merupakan suksesor yang membawa sejumlah peningkatan, baik dari segi fitur maupun estetika.

Garmin Vivofit 3

Garmin Vivofit 3

Sejak generasi pertamanya, Vivofit secara spesifik ditujukan buat konsumen yang sekadar memerlukan fitness tracker sederhana yang bisa diandalkan setiap harinya. Vivofit 3 masih mempertahankan esensi tersebut, namun desainnya kini telah diperbarui sehingga tampak lebih fashionable.

Layarnya kini mengecil, tapi tidak masalah karena pengguna sekarang bisa mengganti strap-nya dengan gaya yang bermacam-macam. Semua fitur tracking-nya masih tersedia, mulai dari memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar dan fitur sleep tracking secara otomatis.

Namun perubahan yang paling menonjol adalah kehadiran fitur bernama Move IQ. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan Vivofit 3 untuk mengenali berbagai macam aktivitas fisik, termasuk berlari, bersepeda atau berenang, lalu memulai proses tracking dengan sendirinya. Kedengarannya tidak asing? Ya, cara kerjanya memang mirip seperti fitur SmartTrack milik Fitbit.

Atribut penting pendahulunya turut dipertahankan oleh Vivofit 3, yakni daya tahan baterai selama satu tahun penuh. Ia mengemas baterai kancing standar seperti yang biasa dipakai oleh jam tangan, jadi Anda tak perlu dipusingkan dengan charging sama sekali.

Vivofit 3 akan dipasarkan mulai kuartal kedua tahun ini seharga $100. Garmin juga akan menawarkan bundle berisi dua strap ekstra karya desainer ternama seharga $40. Contohnya bisa Anda lihat sendiri pada gambar di atas.

Garmin Vivoactive HR

Garmin Vivoactive HR

Selain Vivofit 3, Garmin turut memperkenalkan suksesor dari smartwatch Vivoactive. Didapuk Vivoactive HR, desainnya kini jauh lebih modis daripada pendahulunya. Layarnya masih menggunakan panel sentuh berwarna yang selalu menyala, serta dapat dibaca dengan mudah meski berada di bawah terik matahari.

Penambahan label “HR” menandakan bahwa smartwatch ini sekarang punya kemampuan memonitor laju jantung pengguna secara konstan. Garmin memakai teknologi rancangannya sendiri, sama seperti yang tersematkan dalam Garmin Forerunner 235. Tidak ketinggalan pula kehadiran barometric altimeter yang memungkinkannya untuk memonitor tingkat elevasi.

Smartwatch ini masih ditenagai oleh software Garmin Connect IQ yang memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengunduh aplikasi maupun watch face ekstra dengan mudah. Bersamaan dengan itu, hadir pula fitur Move IQ seperti yang dimiliki Vivofit 3 tadi.

Soal daya tahan baterai, Garmin mengklaim Vivoactive HR bisa bertahan selama 8 hari meski digunakan untuk memonitor aktivitas maupun laju jantung secara terus-menerus. Hanya saja kalau pengguna turut mengaktifkan fungsi GPS, daya tahan baterainnya akan menurun drastis menjadi 13 jam saja.

Sama seperti Vivofit 3, Vivoactive HR bakal meluncur ke pasaran mulai kuartal kedua tahun ini seharga $250. Konsumen juga bisa membeli strap ekstra dalam berbagai pilihan warna, masing-masing dihargai $30.

Sumber: Garmin 1, 2 via Wareable 1, 2.

Withings Luncurkan Fitness Tracker Baru dan Termometer Pintar

Perusahaan asal Perancis, Withings, tak mau ketinggalan dari para pesaingnya dalam meramaikan panggung CES 2016 dengan sederet fitness tracker baru. Di sana, mereka langsung memperkenalkan dua produk baru sekaligus; satu merupakan fitness tracker berharga terjangkau, sedangkan satunya adalah sebuah termometer pintar.

Fitness tracker anyar itu mereka beri nama Withings Go. Wujudnya begitu minimalis. Ia tak memiliki tombol sama sekali, sedangkan layarnya sendiri memanfaatkan teknologi e-ink yang amat irit daya. Pada layar ini, progress pengguna akan ditampilkan berupa garis-garis yang akan memenuhi layar ketika target harian telah tercapai.

Go dapat dipakai untuk memonitor berbagai aktivitas: jalan kaki, berlari, berenang sampai mendengkur di atas kasur. Karena tak ada tombol apa-apa untuk ditekan, yang perlu pengguna lakukan hanyalah memakainya, dan Go akan mulai memonitor secara otomatis saat aktivitas dimulai. Data-datanya kemudian akan diteruskan menuju aplikasi Withings Health Mate di smartphone.

Withings Go

Cara memakai Go pun bervariasi. Pengguna bisa menjepitkannya ke saku celana atau ikat pinggang. Go juga bisa dikenakan seperti sebuah jam tangan dengan memanfaatkan casing pelindung yang berbeda. Konsep ini sangat mirip seperti yang ditawarkan perangkat sekelas dari brand lain, yakni Jawbone UP Move dan Misfit Flash.

Secara keseluruhan, Withings Go terdengar amat menarik buat yang tengah mengincar sebuah fitness tracker serba bisa tapi berharga terjangkau. Go dihargai $70 saja, dan akan dipasarkan mulai kuartal pertama tahun ini juga. Oh ya, ia juga tahan air hingga kedalaman 50 meter, dan baterai kancingnya bisa bertahan sampai 8 bulan sebelum perlu diganti baru.

Withings Thermo

Withings Thermo

Saya yakin Anda sudah penasaran dengan yang dimaksud termometer pintar. Namanya Withings Thermo, dan sepertinya ia merupakan termometer paling canggih yang tersedia untuk umum saat ini. Cara menggunakannya pun jauh lebih mudah daripada termometer tradisional.

Untuk memakainya, pengguna hanya perlu menempelkan Thermo ke pelipis, tekan tombolnya, lalu tunggu selama dua detik. Thermo dibekali 16 sensor inframerah yang akan melakukan sebanyak 4.000 pengukuran pada pembuluh arteri, mencari titik terpanas, lalu menampilkan berapa suhunya secara akurat. Sekali lagi, semuanya berlangsung dalam waktu dua detik saja.

Keunikan Thermo tak berhenti sampai di situ saja. Ia juga mengemas koneksi Wi-Fi dan Bluetooth, memungkinkannya untuk meneruskan data menuju aplikasi di smartphone. Di situ Anda dapat memantau analisis sederhana terkait fluktuasi suhu tubuh setiap harinya, yang bisa saja dikaitkan dengan gejala penyakit tertentu yang tiba-tiba muncul.

Lebih lanjut, data ini juga bisa dikombinasikan dengan data yang dikumpulkan perangkat kesehatan lain besutan Withings, yang pada akhirnya dapat memberikan gambaran secara menyeluruh tentang kesehatan penggunanya.

Withings Thermo dibanderol seharga $100, dan juga akan dipasarkan mulai kuartal pertama tahun 2016. Ia ditenagai oleh sepasang baterai AAA sehingga Anda tak perlu repot-repot mengisi ulang baterainya setiap malam.

Sumber: Wareable dan TechCrunch.

Fitbit Perkenalkan Smartwatch Perdananya, Fitbit Blaze

Sebagai salah satu brand yang amat dominan di dunia wearable, Fitbit sejauh ini punya lini produk yang cukup bervariasi. Produk-produknya yang populer mencakup Fitbit Flex, Charge, Charge HR maupun Surge. Tapi keempat perangkat itu hanyalah sebuah gelang, sehingga otomatis konsumen yang menginginkan smartwatch kemungkinan tak akan melirik Fitbit sama sekali.

Untuk itulah Fitbit datang meramaikan event CES 2016 di kota Las Vegas. Di situ mereka memperkenalkan smartwatch perdananya, Fitbit Blaze. Dilihat dari sudut manapun, Blaze memang tampak seperti jam tangan, tapi tentu saja dengan sejumlah fitur pintar ala smartwatch sekaligus fungsi fitness tracking yang lengkap yang membuat nama Fitbit melambung hingga seperti sekarang.

Desain Blaze agak sedikit kaku kalau dibandingkan smartwatch lain. Rangka stainless steel membungkus layar sentuhnya, dan ia secara total memiliki tiga tombol di bagian sisinya. Blaze tahan air, tapi sekedar cipratan air hujan saja, bukan untuk dipakai selagi mandi atau malah saat berenang.

Fitbit Blaze

Sebagai sebuah smartwatch, fiturnya masih kalah lengkap jika dibandingkan dengan smartwatch Android Wear. Utamanya adalah tidak adanya app store untuk mengunduh aplikasi pihak ketiga, serta absennya dukungan perintah suara. Kendati demikian, Blaze masih bisa meneruskan notifikasi panggilan telepon, pesan teks maupun entry kalender, dan ia juga bisa dipakai untuk mengontrol musik pada smartphone.

Tidak mengejutkan dari Fitbit, yang membuat Blaze istimewa justru adalah fungsi fitness tracking-nya. Mulai dari yang super simpel seperti memonitor jumlah langkah kaki atau pola tidur, sampai yang lebih kompleks seperti aktivitas berlari dan bersepeda. Blaze juga punya sensor laju jantung dan GPS, memungkinkan pengguna untuk memantau rute, kecepatan maupun durasi selagi beraktivitas.

Terlepas dari itu, cukup menarik untuk melihat Fitbit yang akhirnya ikut menembus pasar smartwatch. Blaze dijajakan seharga $200 saja, menjadikannya alternatif yang lebih terjangkau dari smartwatch Android Wear atau malah Apple Watch.

Sumber: Gizmag.

Misfit Umumkan Dua Produk Baru, Misfit Specter dan Misfit Ray

Menghadapi persaingan di ranah perangkat activity tracker yang terus memanas, Misfit memanfaatkan panggung CES 2016 untuk memperkenalkan dua produk baru yang bernama Misfit Specter dan Misfit Ray. Keduanya sama-sama merupakan activity tracker, tapi wujudnya benar-benar berbeda satu sama lain.

Misfit Specter pada dasarnya merupakan sebuah earphone nirkabel berbasis Bluetooth. Ini merupakan pertama kalinya Misfit menggarap perangkat audio. Maka dari itu, mereka pun meminta bantuan 1More, sebuah produsen headphone kategori high-end asal Tiongkok. Agar semakin lengkap, teknologi noise-cancelling pun tak lupa disematkan.

Di saat yang sama, Specter juga merupakan sebuah activity tracker. Sensor-sensor macam accelerometer ditanamkan ke dalam unit dasarnya yang berwujud persegi. Unit ini bisa pengguna jepitkan di kerah baju misalnya, kemudian ia akan memonitor jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar maupun jarak tempuh.

Misfit Specter

Misfit turut melengkapi Specter dengan fungsi sleep tracking. Ia dibekali baterai dengan daya tahan sekitar 8 – 10 jam. Memang terdengar boros untuk ukuran activity tracker, tapi harus kita ingat bahwa ia juga merupakan sebuah earphone nirkabel, dan angka tersebut sudah tergolong lumayan.

Namun yang tak kalah menarik adalah kompatibilitas Specter dengan aplikasi Misfit Link. Tombol yang ada pada unit dasarnya bisa diprogram sesuai kebutuhan, termasuk untuk mengontrol perangkat smart home macam bohlam Philips Hue berkat integrasi IFTTT – sama seperti yang ditawarkan oleh Misfit Shine 2.

Misfit Ray

Di sisi lain, Misfit Ray merupakan activity tracker sekaligus sleep tracker dengan bentuk yang lebih tradisional. Tak seperti Shine yang menyerupai arloji, Ray kelihatan seperti gelang. Bagian atasnya merupakan rangka aluminium berwujud silinder yang mengemas seluruh komponen elektronik yang dibutuhkan, seperti misalnya accelerometer 3-axis.

Keunggulan utama Ray sebenarnya terletak pada desainnya yang amat minimalis tersebut. Berwujud tabung dengan diameter 12 mm dan panjang 38 mm, ia sebenarnya bisa Anda pakai bersama strap model apa saja, atau malah dijadikan liontin kalau memang berkenan. Sentuh permukaan atasnya, maka lampu LED akan menyala sesuai dengan pencapaian target harian pengguna.

Ray juga tak perlu di-charge. Ia memakai baterai kancing standar yang hanya perlu diganti sekitar 6 bulan sekali. Ia pun juga tahan air, siap Anda ajak menyelam hingga kedalaman 50 meter seandainya berkenan.

Soal harga dan ketersediaan, Specter baru akan dipasarkan pada musim semi tahun ini dengan banderol di bawah $200. Untuk Ray, Misfit bakal menjajakannya dalam dua model: model pertama dengan strap karet seharga $100 dan model kedua dengan strap kulit seharga $120.

Sumber: SlashGear dan Misfit Blog.