Cuma $20, WyzeCam Adalah Kamera Pengawas dengan Fitur Lengkap dan Cloud Storage Cuma-Cuma

Sekitar empat bulan yang lalu, sebuah produk bernama WyzeCam mencoba mengguncang pasar kamera pengawas. Dikembangkan oleh eks karyawan Amazon, WyzeCam dengan cepat berhasil merebut hati sejumlah media publikasi AS berkat harganya yang murah ($20), tapi di saat yang sama menawarkan fitur yang lengkap beserta penyimpanan berbasis cloud secara cuma-cuma.

Di kisaran harga ini, ekspektasi Anda mungkin tidak jauh-jauh dari produk buatan Tiongkok dengan kualitas pas-pasan. Nyatanya tidak demikian. Dari sejumlah ulasan yang saya baca, nyaris semua memuji kualitas video 1080p dengan sudut pandang seluas 110 derajat yang dihasilkan WyzeCam, dan tentu saja ini bisa ditonton secara live lewat smartphone.

Sejumlah sensor memungkinkan WyzeCam untuk merekam video pendek secara otomatis setiap kali ada suara atau gerakan yang dideteksi. Semuanya disimpan ke dalam microSD yang menancap, sekaligus diunggah ke cloud. Istimewanya, pengguna bisa mengakses semua rekaman yang disimpan di cloud sampai 14 hari yang lalu tanpa dipungut biaya.

Fitur night vision turut tersedia, demikian pula dengan sistem audio dua arah, sehingga WyzeCam bisa dimanfaatkan sebagai intercom. Semuanya dikemas dalam wujud yang simpel sekaligus elegan, dengan bagian dasar magnetik sehingga perangkat dapat ditempatkan di mana saja ada permukaan logam).

Kalau melihat desainnya, ada kemiripan antara WyzeCam dengan salah satu kamera pengawas buatan Xiaomi. Pada kenyataannya, keduanya adalah produk yang identik; Wyze Labs membeli lisensi hardware-nya dari Xiaomi (lalu memodifikasinya tapi mungkin hanya secuil), akan tetapi software-nya murni dari mereka sendiri. Itulah mengapa harganya bisa sangat terjangkau.

WyzeCam

Dalam waktu yang terbilang singkat, Wyze Labs rupanya sudah siap dengan pengganti WyzeCam. Secara fisik WyzeCam v2 nyaris tidak berubah (terkecuali finish-nya yang kini matte dan tidak lagi glossy), akan tetapi sensor gambarnya kini telah diganti dengan yang lebih baik lagi. Kualitas suara yang dihasilkannya pun juga diklaim lebih baik berkat penggunaan amplifier dan chip audio baru.

Namun pembaruan yang terpenting adalah yang berkaitan dengan software. WyzeCam v2 kini dapat menandai orang-orang maupun objek lain yang berseliweran di hadapannya dengan warna yang berbeda. Dengan begitu, pengguna bisa lebih mudah menemukan sesuatu yang janggal saat memantau hasil rekamannya.

Bagian terbaiknya, WyzeCam v2 masih dihargai $20 bagi yang melakukan pre-order (barang siap dikirim pada minggu terakhir bulan Februari ini juga). Jujur saya sangat tertarik, sayangnya tidak ada kerabat di AS yang bisa dititipi dan bakal pulang kampung dalam waktu dekat.

Sumber: Engadget.

Sub Brand Xiaomi, Smartmi Luncurkan 3 Produk Pintar Baru untuk Rumah dan Kendaraan

Smartmi dengan cepat menjadi salah satu brand ternama di Tiongkok ketika berhasil meluncurkan produk unik, Smart Toilet Seat. Di Tiongkok, produk ini diterima dengan baik dan setelahnya berbagai produk dari Smartmi pun terus berdatangan. Bermaksud terus menancapkan tajinya, sub brand Xiaomi ini kembali meluncurkan tiga produk eco-friendly yang dirancang untuk rumah. Mereka adalah Smartmi Heater, Smartmi Humidifier dan Smartmi Car Inverter.

Smartmi Heater dan Smartmi Humidifier terkesan seperti dua elemen yang saling melengkapi. Jika Smartmi Heater menghadirkan kehangatan, sebaliknya Smartmi Humidifier menawarkan kelembapan ketika cuaca memanas. Tak hanya menghadirkan suhu yang tepat bagi ruangan, kedua perangkat juga dilengkapi dengan teknologi untuk membunuh berbagai bakteri.

Smartmi Heater
Smartmi Heater

Smartmi Heater akan mulai dijual pada tanggal 7 Februari dengan harga di kisaran $43. Sedangkan Smart Humidifier ditawarkan di awal seharga $79.

Smartmi Humidifier
Smartmi Humidifier

Smartmi Car Inverter dirancang untuk mereka yang sering bepergian. Alat ini memastikan pengguna tetap memperoleh pasokan daya 220V dari colokan rokok di mobil yang standarnya watt-nya hanya 12V. Smartmi Car Inverter akan mengubah daya tersebut sehingga Anda bisa mengisi ulang baterai smartphone, tablet, kamera atau laptop sekalipun.

Smartmi Car Inverter
Smartmi Car Inverter

Smartmi Car Inverter mempunyai bentuk colokan yang berbeda di tiap-tiap bagiannya. Salah satu colokan dirancang untuk colokan rokok di mobil, dan di ujung lainnya terdiri dari dua colokan power dan satu buah port USB. Perangkat serbaguna ini dijual seharga $36 mulai tanggal 9 Februari mendatang melalui situs retail JD.com.

Sumber berita Gizmochina dan gambar header Smartmi Humidifier 2017.

Begini Prinsip Smart Home untuk Redefinisi Gaya Hidup Sehat Modern

Ide hunian sehat tak jarang hanya menjadi bahasan di atas kertas. Keinginan untuk menciptakan suasana rumah eco-friendly berlabel smart home seringkali berfokus pada konsep Internet of Things, di mana perangkat yang ada di genggaman penghuni rumah dapat terintegrasi dengan perangkat-perangkat yang mendukung kehidupan berumah tangga, seperti mengendalikan vaccuum cleaner hanya melalui sentuhan di layar smartphone dan menyalakan AC via WiFi.

Pemikiran seperti ini juga bisa jadi didukung oleh pemanfaatan mobile apps yang didasari oleh kesadaran kaum urban tentang gaya hidup sehat, seperti layanan startup yang memungkinkan siapapun pengguna smartphone untuk chatting dengan dokter dan mencari informasi tentang kesehatan mereka—dan juga tindakannya—secara cepat.

Konsep semacam itu terlihat meredefinisi gaya hidup sehat modern, yang mana mungkin saja pola hidup sehat seperti berolahraga dan makan sayur-mayur hijau sudah terpenuhi, sehingga mereka yang mengadopsi kultur ini memilih untuk mendefinisikan ulang dan membuat gaya hidup sehat menjadi naik beberapa level secara kualitas.

Kemajuan itu penting, walaupun kita tetap perlu ingat yang lebih mendasar dari integrasi dari semua teknologi itu adalah apakah konsep smart home sehat yang kamu pikirkan sudah membawa pengalaman yang lebih baik dari sisi kesehatan dan kenyamanan lingkungan sekitar (?).

Mendukung kesehatan tubuh

Pintar sebaiknya juga ditopang dengan gaya hidup yang mendukung kesehatan tubuh. Sudah seharusnya kemajuan teknologi dari smart home mendukung kesehatan penghuni rumah.

Contoh dasar dari pengaplikasian smart home yang berfokus pada kesehatan adalah teknologi AG Clean, sebuah teknologi yang menjamin anti-bakteri lebih kuat sehingga menjaga kebersihan makanan serta minuman dalam lemari es. Konsep ini secara cerdas memungkinkan sebuah lemari pendingin dapat mengurangi aroma tajam yang berasal dari

ikan dan sayur secara signifikan dengan sistem double deodorizing. Panasonic adalah perusahaan teknologi yang sudah mengadopsi teknologi ini, termasuk di dalam mesin cuci rilisannya.

Untuk pendingin di dalam ruangan, Panasonic mengembangkan teknologi nanoe-G pada AC yang dianggap dapat membantu program gaya hidup sehat masyarakat urban di rumah mereka, yang secara jelasnya mampu menonaktifkan bakteri, virus dan jamur hingga 99%, dapat menghilangkan bau yang menempel, serta menjaga kelembaban kulit agar tetap sehat.

Kenyamanan dalam menggunakan teknologi

Yang membuat konsep smart home dapat menjadi nyaman bagi penggunanya adalah gagasan dalam meningkatkan pengalaman dalam menggunakan produk teknologi. Hal ini juga sebenarnya masih berkaitan dengan bahasan sebelumnya mengenai kesehatan.

Panasonic juga mengembangkan teknologi Prime Fresh Freezing, di mana pembekuan makanan hanya mencapai titik sekitar -3°C, sehingga yang membeku hanya permukaan makanannya saja dan nutrisi serta rasanya masih terjaga. Inilah pengalaman yang satu tingkat lebih tinggi bagi kenyamanan penghuni rumah, sekaligus membawa manfaat positif dari aspek kesehatan.

Prime Fresh Freezing juga mampu menjaga tekstur dan mengurangi penyebaran aroma tajam dari makanan.

Atau dalam urusan rumah tangga yang berkaitan dengan kebersihan sandang, kenyamanan juga dapat dirasakan dari teknologi yang juga diterapkan Panasonic dalam mesin cucinya, yakni Active Foam, di mana daya cucinya yang maksimal disinyalir dapat mengangkat kotoran pada pakaian, mempercepat proses pencucian, dan aliran air yang berpadu dengan perputaran deterjen menghasilkan busa yang lembut dan padat.

Jadi, membangun ‘rumah pintar’ itu bukan semata mengenai Internet of Things atau segala sesuatu yang terhubung. Dua hal di atas lebih penting untuk diterapkan terlebih dahulu sebagai dasar dalam membangun smart home, misalnya bisa dimulai dengan menggunakan perangkat rumah tangga yang nyaman dan sehat yang dikembangkan Panasonic. Baru setelahnya, kamu bisa mempersiapkan penerapan smart home di Indonesia yang lebih komprehensif dan terotomasi maksimal.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Panasonic.

Toshiba Symbio Adalah Smart Speaker, Kamera Pengawas dan Smart Home Hub Jadi Satu

Toshiba jelas bukan nama yang asing di segmen perangkat elektronik rumahan. Pabrikan asal Jepang itu sudah sejak lama memproduksi mulai dari TV, AC sampai mesin cuci, akan tetapi di tahun 2018 ini mereka mulai menunjukkan keseriusannya menghadapi ranah smart home.

Filosofi yang mereka bawa cukup menarik. Ketimbang menawarkan beberapa perangkat terpisah, Toshiba mencoba mengemas semuanya menjadi satu. Dari situ lahirlah Symbio, sebuah perangkat yang dideskripsikan sebagai solusi rumah pintar nan multi-fungsi.

Berwujud silinder, Symbio merangkap tugas enam perangkat sekaligus: kamera pengawas, speaker pintar, pusat kendali lisan, intercom, detektor suara pintar dan smart home hub. Toshiba sejatinya ingin menyuguhkan pengalaman yang setara dengan sistem perangkat smart home yang membutuhkan instalasi profesional.

Sebagai kamera pengawas, Symbio siap merekam video 1080p dalam sudut pandang yang luas, meneruskan live stream ke ponsel sekaligus mengirimkan peringatan berdasarkan suara atau gerakan yang dideteksi. Fungsi ini turut dimaksimalkan oleh detektor suara pintar yang bertugas memonitor suara-suara keras, seperti misalnya dari detektor asap lawas, lalu mengirimkan notifikasi ke ponsel.

Toshiba Symbio

Sebagai smart speaker, Symbio siap mengakses konten dari beragam layanan streaming musik sekaligus, lalu menyuguhkannya secara apik berkat bantuan driver rancangan Onkyo. Seperti Amazon Echo, pengguna juga dapat memanggil dan berinteraksi dengan asisten virtual Alexa pada Symbio.

Fungsi intercom kedengarannya sepele, tapi pada prakteknya mampu memberikan medium komunikasi yang praktis antara Symbio dan ponsel. Terakhir, sebagai sebuah hub, Symbio mampu disambungkan dan mengendalikan beragam sensor, lampu pintar maupun perangkat-perangkat smart home lainnya.

Ajang CES 2018 tentu saja bakal menjadi panggung debut Symbio, akan tetapi Toshiba sejauh ini belum mengungkap banderol harga maupun jadwal ketersediaannya. Kita bisa menganggap ini sebagai langkah Toshiba dalam mengantisipasi tren smart speaker, hanya saja kebetulan produk rancangannya juga berfungsi sebagai kamera pengawas dan smart home hub.

Sumber: Business Wire.

Hive View Adalah Kamera Pengawas Modern Berdesain Anggun Sekaligus Portable

Kalau melihat deretan perangkat smart home yang ada di pasaran, desainnya memang terkesan begitu-begitu saja. Namun pada kenyataannya, bukan cuma Anda sebagai konsumen yang beranggapan demikian, para produsen pun sebenarnya juga sama.

Lihat saja Centrica, perusahaan asal Inggris yang bertanggung jawab atas brand perangkat smart home Hive. Demi menciptakan sebuah kamera pengawas yang bisa tampil stand out di antara pesaing-pesaingnya, Centrica memutuskan untuk menggandeng Yves Behar, maestro desain yang karya-karyanya sudah tidak asing lagi di dunia teknologi.

Hive View

Kolaborasinya melahirkan Hive View, yang bisa dibilang merupakan kamera pengawas teranggun saat ini. Tak hanya apik secara estetika, desain Hive View juga amat fungsional: modul kameranya bisa Anda lepas dari dudukannya yang berbasis magnet, lalu Anda tempatkan di mana saja di dalam rumah.

Modul kamera Hive View ini tampak seperti versi elegan dari Polaroid Cube atau GoPro Hero5 Session, dengan wujud kubus dan panjang sisi 56 mm. Di dalamnya tersimpan unit baterai yang bisa membantunya beroperasi selama sekitar 1 jam saat dilepas dari dudukannya.

Hive View

Berbekal motion detector, Hive View akan langsung merekam sesaat setelah mendeteksi gerakan atau suara, lalu mengirim notifikasi ke ponsel pemiliknya. Kalau perlu, live stream dalam resolusi 1080p dan sudut pandang seluas 130 derajat pun juga dimungkinkan, dan pengguna bebas melihat riwayat rekaman selama 24 jam ke belakang – bisa diperpanjang dengan membayar biaya berlangganan.

Dari kacamata sederhana, Hive View tidak lebih dari sekadar kamera pengawas modern berdesain premium. Konsumen yang tertarik bisa meminangnya dalam bentuk bundel bersama sejumlah perangkat smart home lain besutan Hive seharga $350.

Sumber: Digital Trends.

Tren AI Makin Gencar, LG Sematkan Google Assistant ke Semua TV OLED dan Super UHD-nya Tahun Ini

Tahun 2018 ini, LG memutuskan untuk menggunakan branding baru buat lini perangkat elektronik rumahannya. Dijuluki “ThinQ”, penamaan ini sejatinya menegaskan peran besar artificial intelligence (AI) pada masing-masing perangkat. Sebelumnya, LG sudah mengungkap sebuah smart speaker berbekal integrasi Google Assistant, dan kini lini TV-nya turut mendapat perlakuan serupa.

Spesifiknya semua TV OLED dan Super UHD yang bakal dirilis LG tahun ini, yang akan mengusung integrasi asisten virtual besutan Google tersebut. Namun yang lebih menarik, LG rupanya juga masih akan menyematkan AI rancangannya sendiri.

Anda mungkin bertanya, untuk apa ada dua asisten virtual di sebuah TV? Skenario yang LG gambarkan adalah sebagai berikut: AI buatannya dipercaya untuk menjalankan tugas-tugas yang spesifik dan kontekstual, seperti ketika pengguna hendak mencari soundtrack dari film yang sedang ditontonnya; sedangkan Google Assistant untuk mengontrol perangkat smart home di luar ekosistem LG.

Dengan begitu, lini TV OLED dan Super UHD LG tahun ini pada dasarnya bisa menjadi pusat kendali untuk hampir seluruh perangkat pintar yang ada di kediaman pengguna. Di sisi lain, semua TV OLED LG tahun ini juga bakal mengemas prosesor baru yang diklaim mampu menawarkan noise reduction yang lebih baik sekaligus mendukung konten dengan frame rate tinggi (120 fps).

Bertambah giatnya pabrikan mengintegrasikan AI ke dalam perangkat buatannya sudah diprediksi oleh banyak pengamat sebagai salah satu tren teknologi di tahun 2018 ini. TV merupakan objek yang tepat jika melihat posisinya sebagai penghuni salah satu ruangan utama di rumah, dan ini yang menjadikannya ideal sebagai pusat kontrol perangkat smart home.

Sumber: The Verge dan LG.

Xiaomi Umumkan Smart Speaker Mungil Berbekal Integrasi Alexa

Beberapa hari yang lalu saya sempat membaca sebuah artikel mengenai nama anak yang sebaiknya dihindari di tahun 2018 ini. Salah satu yang termasuk dalam daftar adalah “Alexa”, dengan alasan bahwa nama itu bakal banyak dikaitkan dengan asisten virtual besutan Amazon, yang semakin hari semakin eksis di banyak perangkat.

Bahkan pabrikan seperti Xiaomi pun baru-baru ini memutuskan untuk mengadopsi Alexa pada perangkatnya. Perangkat yang dimaksud adalah Yeelight Voice Assistant, yang secara fisik tampak sangat mirip seperti Amazon Echo Dot.

Ini bukanlah smart speaker pertama Xiaomi, namun yang pertama membawa integrasi Alexa, di samping asisten virtual besutan Xiaomi sendiri untuk model yang bakal dipasarkan secara khusus di Tiongkok. Xiaomi melihat efektivitas perannya sebagai pusat kendali perangkat smart home – untuk sekarang baru lini lampu pintar Yeelight, namun ke depannya Xiaomi menjanjikan kompatibilitas yang lebih luas.

Xiaomi Yeelight Voice Assistant

Dalam sasis mungilnya, terdapat speaker tunggal berdaya 2 watt dan enam buah mikrofon, yang dapat merespon perintah suara pengguna selama masih berada dalam radius lima meter. Perangkat diotaki prosesor quad-core dan RAM 256 MB, plus penyimpanan internal juga sebesar 256 MB. Konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth LE tentu saja tidak terlewatkan.

Xiaomi berencana memasarkan smart speaker mungil ini mulai akhir Januari di Tiongkok, dengan banderol 199 yuan (± 410 ribu), atau setara Amazon Echo Dot. Sayang jadwal pemasaran versi globalnya masih belum diungkap.

Sumber: XDA dan MIUI.

Cuma $129, Bel Pintu Ini Mengemas Kamera Pengawas, Motion Detector dan Komunikasi Dua Arah

September lalu, Nest memperkenalkan tiga perangkat smart home baru dengan fokus pada aspek keamanan. Salah satu yang paling menarik adalah Nest Hello, yang meleburkan bel pintu dan kamera pengawas ke dalam satu paket berwujud ringkas. Masalahnya cuma satu: harganya $229, dan deretan produk serupa dari pabrikan lain pun juga tidak jauh berbeda harganya – malah ada yang lebih mahal.

Beruntung ada satu pengecualian, yakni perangkat bernama Blink Video Doorbell berikut ini. Meski rencananya baru akan dipasarkan mulai 2018 – Nest Hello juga mulai kuartal pertama 2018 – banderol harganya cukup menggiurkan: $129, atau $99 untuk pelanggan Blink yang sudah mempunyai modul syncing-nya.

Blink Video Doorbell

Terlepas dari harganya yang jauh di bawah kompetitor, Blink Video Doorbell tergolong kaya fitur; mulai dari video beresolusi HD sekaligus live view, night vision berbasis inframerah, kemampuan mendeteksi gerakan, komunikasi audio dua arah, serta baterai yang diklaim tahan sampai dua tahun.

Fisik perangkat juga diyakini tahan terhadap cuaca yang ekstrem. Sebagai pemanis, rekaman kameranya juga akan disimpan di cloud tanpa dipungut biaya tambahan, meski tentu saja ada batasnya (biasanya hanya untuk beberapa hari atau minggu saja).

Blink Video Doorbell

Di atas kertas, apa yang bisa dilakukan oleh Nest Hello sejatinya juga bisa disajikan oleh Blink Video Doorbell dalam hampir separuh harganya, terkecuali mungkin dukungan HDR dan sudut pandang kamera seluas 160 derajat. Sayang jadwal perilisan pastinya belum diketahui sampai sekarang, namun tidak menutup kemungkinan Blink bakal mengungkapnya di ajang CES 2018 bulan depan.

Sumber: The Verge.

Gandeng Sonos, Ikea Ingin Ciptakan Produk Rumahan Baru dengan Fokus pada Suara dan Musik

Sebagai salah satu produsen sekaligus pemilik jaringan retail mebel terbesar di dunia, tidak mengejutkan apabila Ikea punya visi besar atas ranah smart home. Sejumlah konsep rumah pintar telah mereka pamerkan, mulai dari dapur futuristis sampai meja yang bisa menyerap energi panas untuk mengisi baterai smartphone.

Selain konsep-konsep tersebut, Ikea pada kenyataannya juga sudah menjalankan inisiatifnya sendiri yang bertajuk Ikea Home Smart sejak tahun 2015 lalu. Langkah yang pertama adalah mengintegrasikan Qi wireless charger ke sejumlah furniture buatannya. Kemudian langkah yang kedua dilancarkan dalam bentuk lini lampu pintar Trådfri.

Untuk langkah yang ketiga, Ikea tampaknya ingin menghasilkan dampak yang cukup besar. Perusahaan asal Swedia itu pun memutuskan untuk menggandeng Sonos, ahli audio asal Amerika Serikat sekaligus yang memelopori tren teknologi multi-room.

Mengapa Sonos dan mengapa fokusnya adalah audio? Karena Ikea percaya bahwa musik adalah salah satu faktor untuk menciptakan suasana yang nyaman di rumah. Kolaborasi ini bertujuan untuk memudahkan konsumen memutar musik di mana saja di kediamannya, tanpa mengganggu jalannya aktivitas sehari-hari.

Pertemuan perdana tim Ikea dan Sonos / Ikea
Pertemuan perdana tim Ikea dan Sonos / Ikea

Detail mengenai kemitraan ini masih sangat minim. Sejauh ini apa yang keduanya bakal lakukan baru sebatas spekulasi. Ikea hanya bilang bahwa mereka dan Sonos ingin menciptakan produk yang benar-benar didesain berdasarkan bagaimana kebiasaan konsumen mendengarkan musik bersama-sama di rumah.

Imajinasi liar saya membayangkan bagaimana keahlian desain mebel Ikea bisa dikawinkan dengan teknologi audio dari Sonos. Mungkin sebuah rak TV yang juga berfungsi sebagai soundbar? Sonos sendiri sudah punya speaker yang berfungsi sebagai dudukan TV, jadi saya kira hal seperti ini bukanlah tidak mungkin.

Dalam video promosinya, frasa-frasa seperti “sound for children“, “sound for living” dan “sound for home” bisa menjadi indikasi bahwa suara secara umum juga bakal menjadi fokus di samping musik. Realisasinya seperti apa masih belum ada yang tahu, tapi Ikea bilang bahwa hasil kolaborasinya dengan Sonos ini bakal meluncur ke publik mulai tahun 2019.

Sumber: Ikea.

Samsung Ciptakan Robot Pembersih Debu Bertema Star Wars

Saya yakin Anda tidak pernah membayangkan produk semacam ini bisa eksis: robot penghisap debu alias vacuum cleaner berwajah Darth Vader. Namun semua itu sejatinya mungkin terjadi saat kita mulai mendekati perilisan film Star Wars baru di penghujung tahun nanti.

Adalah Samsung yang berjasa merealisasikan fantasi para penggemar Star Wars yang mengimpikan sang Dark Jedi untuk membersihkan lantai kediamannya ini. Tidak cuma Darth Vader, Samsung juga menghadirkan varian lain dengan penampilan putih-hitam ala Stormtrooper.

Samsung PowerBot VR7000 Star Wars

Pada dasarnya vacuum cleaner robotik edisi khusus Star Wars ini memiliki fitur yang sama persis seperti Samsung PowerBot VR7000. Perangkat dilengkapi sensor untuk mendeteksi berbagai rintangan selama ia menjalankan tugasnya, dan ketika berada di ujung ruangan, fitur Edge Clean Master akan otomatis aktif untuk membersihkan area tersebut.

Terkait fungsi paling utamanya, yakni menghisap debu di atas permukaan datar, VR7000 juga dapat mendeteksi jenis permukaan (karpet atau kayu misalnya) secara otomatis, lalu menyesuaikan daya hisap yang optimal dengan sendirinya. Kombinasi sensor dan kamera memungkinkan perangkat untuk membuat pemetaan digital atas rumah pengguna dan menentukan rute pembersihan yang paling efisien.

Samsung PowerBot VR7000 Star Wars

Khusus varian Darth Vader, tersedia konektivitas Wi-Fi dan remote control khusus. Juga eksklusif untuk varian Darth Vader adalah suara bernafas yang sangat ikonik dari sang tokoh antagonis yang akan terdengar ketika perangkat dinyalakan. Sejumlah efek suara unik lain juga tersedia, termasuk pada varian Stormtrooper.

Samsung bilang kalau mereka bekerja sama langsung dengan para fans dalam mengembangkan PowerBot VR7000 Star Wars, mulai dari tahap perencanaan, desain, produksi, pemasaran sampai distribusi. Varian Stormtrooper dibanderol $699, sedangkan varian Darth Vader $799 karena mengemas Wi-Fi. Pemasarannya akan dimulai pada 5 November, sayang baru di AS saja.

Sumber: Samsung dan The Verge.