Huawei Singkap Smart Speaker Berdesain Amat Mirip Seperti HomePod

Belum lama ini, Huawei resmi memperkenalkan smartphone flagship terbarunya, Mate 20 Pro. Sekarang coba Anda buka laman resminya, lalu scroll sampai ke bagian “3D Face Unlock”. Kemudian coba Anda buka laman resmi iPhone XS. Seperti yang bisa Anda lihat, keduanya punya cara visualisasi yang sama buat fitur pengenal wajahnya.

Huawei memang termasuk yang paling getol menjadikan Apple sebagai inspirasinya, dan ini tidak berlaku di ranah smartphone saja. Baru-baru ini, mereka menyingkap sebuah smart speaker untuk pasar Tiongkok dengan desain silindris yang luar biasa mirip seperti Apple HomePod, lengkap sampai dua pilihan warnanya.

Ini merupakan smart speaker kedua Huawei setelah Huawei AI Cube yang dirilis di bulan September, yang sebetulnya juga cukup mirip dengan produk lain, yakni Google Home. Menurut laporan Engadget, nama Tionghoa speaker ini kalau diterjemahkan berarti “Huawei AI Speaker”, dan fitur-fitur berbasis artificial intelligence memang menjadi suguhan utamanya.

Huawei AI Speaker

Namun ketimbang menggunakan Alexa seperti AI Cube, AI Speaker mengemas integrasi voice assistant besutan Huawei sendiri yang dijuluki Xiaoyi. Yang menarik adalah, speaker ini mampu mengenali suara dari pengguna yang berbeda (voiceprint recognition). Satu kemampuan yang belum dimiliki HomePod hingga kini.

Untuk menangkap perintah suara dari pengguna, perangkat mengandalkan enam buah mikrofon. Kinerja audionya sendiri ditopang oleh driver 2,25 inci, dengan output daya 10 W dan sepasang passive bass radiator. Dalam pengembangannya, Huawei bekerja sama dengan pabrikan audio asal Denmark, Dynaudio.

Meski mirip, banderol harganya jauh berbeda dari HomePod. Di Tiongkok, Huawei AI Speaker dipasarkan seharga 399 yuan (± Rp 875 ribu) saja. Sayang sejauh ini belum ada informasi apakah Huawei juga berniat memasarkannya di negara lain.

Sumber: Engadget via The Verge.

Anker Luncurkan Proyektor Mini Baru, Smart Speaker dan Charger USB-C Istimewa

Di titik ini, Anker sudah tidak pantas lagi dipandang sebagai produsen power bank semata. Mereka baru saja memperkenalkan tiga produk yang cukup menarik: sebuah proyektor mini, sepasang smart speaker, dan sebuah charger USB-C imut-imut nan perkasa.

Proyektor mini yang dimaksud adalah Nebula Capsule II, suksesor dari proyektor bernama sama yang dirilis tahun lalu. Wujudnya masih mirip minuman kaleng, tapi ukurannya sedikit membesar demi mengusung lebih banyak fitur. Kalau Capsule orisinal berbobot 425 gram, Capsule II menembus 680 gram.

Nebula Capsule II

Fitur-fitur barunya mencakup versi terbaru Android TV, integrasi Google Assistant, dan kemampuan autofocus hasil proyeksi di bawah satu detik. Spesifikasinya turut disempurnakan; resolusinya bukan lagi 480p melainkan 720p, tingkat kecerahannya naik menjadi 200 lumen, dan speaker-nya kini lebih bertenaga dengan output 8 W dan sepasang passive radiator.

Konektivitasnya tak lupa disempurnakan. Selain Wi-Fi dan Bluetooth, Capsule II turut mengemas port HDMI, USB, jack headphone dan dukungan Chromecast. Charging-nya sudah mengandalkan USB-C, dan pengisiannya hanya memerlukan waktu sekitar 2,5 jam.

Saat terisi penuh, Capsule II dapat digunakan sebagai proyektor hingga 3 jam nonstop, atau selama 30 jam sebagai speaker Bluetooth. Anker bakal segera menawarkannya via Kickstarter seharga $400.

SoundCore Model Zero

Produk yang kedua adalah speaker Soundcore Model Zero dan Model Zero+. Bentuknya unik, sepintas mengingatkan saya pada tas jinjing kaum hawa, dengan lubang pada bagian atas yang dapat dijadikan pegangan.

Sebagai smart speaker, keduanya sama-sama mengusung integrasi Google Assistant. Namun tidak seperti kebanyakan smart speaker yang harus dicolokkan ke listrik secara konstan, Zero dan Zero+ dibekali baterai yang tahan sampai 10 jam penggunaan dalam satu kali charge.

Khusus Zero+, ada dukungan Dolby Audio, dan Anker mengklaim output suaranya lebih baik ketimbang saudaranya. Keduanya bakal dipasarkan mulai bulan November masing-masing seharga $200 (Zero) dan $250 (Zero+).

Anker PowerPort Atom PD1

Terakhir, ada charger istimewa bernama Anker PowerPort Atom. Istimewa karena, terlepas dari dimensi mungilnya (41 x 35 x 38 mm, setara charger smartphone pada umumnya), ia sanggup menyajikan output daya sebesar 27 W, sehingga dapat digunakan untuk mengisi ulang laptop kecil seperti MacBook 12 inci.

Rahasianya terletak pada penggunaan material Gallium Nitride (GaN) ketimbang silikon biasa. Charger ini akan dipasarkan mulai akhir November seharga $30. Ke depannya, Anker juga berencana untuk merilis varian lain PowerPort Atom dengan dua port (60 W) dan empat port (dua USB-C, dua USB-A, dengan daya total 100 W).

Sumber: 1, 2, 3.

Sama Cantik Seperti Sebelumnya, Libratone Zipp 2 dan Zipp Mini 2 Kini Dibekali Integrasi Alexa

Alexa dan Google Assistant mungkin adalah dua nama yang paling sering kita dengar saat membicarakan produk audio belakangan ini. Kedua voice assistant itu memang selalu menjadi pilihan pertama pabrikan audio yang ingin ikut meramaikan segmen smart speaker, tidak terkecuali pabrikan asal Denmark, Libratone.

Perusahaan yang dikenal lewat speaker Bluetooth stylish-nya tersebut belum lama ini memperkenalkan smart speaker perdananya. Namun bukan dalam bentuk speaker baru, melainkan upgrade dari speaker Libratone Zipp dan Zipp Mini yang dirilis tiga tahun lalu. Namanya apa lagi kalau bukan Libratone Zipp 2 dan Zipp Mini 2.

Wujud silindris dengan sentuhan minimalis ala Skandinavia miliknya masih dipertahankan dan tidak diutik sama sekali. ‘Baju’ warna-warninya yang bisa dilepas dengan zipper alias ritsleting (demikian asal-usul namanya) juga masih sama dan tetap menjadi salah satu nilai jual utamanya dari segi estetika.

Libratone Zipp 2

Yang baru tentu saja adalah integrasi Amazon Alexa, dan sang asisten itu bisa langsung dipanggil tanpa harus menekan tombol sama sekali berkat kehadiran 6 mikrofon (3 mic pada Zipp Mini 2). Berkat Alexa, hampir semua pengoperasiannya bisa dilakukan via perintah suara, termasuk mengendalikan perangkat smart home yang kompatibel.

Kabar baiknya, Alexa bukan satu-satunya pembaruan yang dibawa. Libratone turut menjanjikan kualitas suara yang lebih baik berkat penggunaan reflektor akustik 360 derajat yang telah disempurnakan. Konektivitasnya juga membaik, kini mendukung AirPlay 2 dan Spotify Connect di samping Wi-Fi dan Bluetooth. Dukungan setup multi-room hingga 10 speaker juga masih tersedia.

Libratone Zipp Mini 2 / Libratone
Libratone Zipp Mini 2 / Libratone

Secara teknis, Zipp 2 mengemas woofer 4 inci, soft dome tweeter 1 inci, dan sepasang low frequency radiator 4 inci. Zipp Mini 2 di sisi lain mengemas woofer 3 inci, soft dome tweeter 1 inci, dan sepasang low frequency radiator 3,5 inci. Semuanya menerima suplai daya dari amplifier Class-D.

Ketahanan baterainya turut mengalami peningkatan menjadi 12 jam dalam satu kali charge. Baik Libratone Zipp 2 maupun Zipp Mini 2 akan dipasarkan mulai bulan Oktober masing-masing seharga 299 euro dan 249 euro.

Sumber: Pocket-lint.

Netgear Orbi Voice Adalah Smart Speaker yang Dapat Memperluas Jangkauan Jaringan Wi-Fi

Agustus lalu, Samsung merilis mesh router yang juga merangkap sebagai smart home hub. Kini giliran Netgear yang memperkenalkan produk serupa, hanya saja bikinan mereka ini merupakan Wi-Fi extender ketimbang router, dan peran sebagai hub-nya malah sudah dikonsolidasikan menjadi smart speaker berintegrasi Alexa.

Perangkat bernama Orbi Voice ini merupakan bagian dari sistem mesh networking Netgear Orbi. Ini sekaligus menjadi kelemahan utamanya: ia hanya kompatibel dengan router Orbi, memperluas jaringan mesh Wi-Fi ke sudut-sudut kediaman selagi menunggu instruksi maupun pertanyaan dari pengguna via integrasi Alexa-nya.

Netgear Orbi Voice

Wi-Fi extender sekaligus smart speaker sejatinya merupakan ide yang sangat menjanjikan. Daripada perangkat itu hanya duduk diam di suatu sudut ruangan, bukankah lebih baik apabila ia juga bisa digunakan untuk memutar musik sekaligus membantu pengguna dalam berbagai hal lewat integrasi voice assistant-nya?

Sebagai speaker, Orbi Voice pun terkesan cukup berpotensi. Indikasinya? Coba perhatikan label “Harman Kardon” di salah satu sisinya yang berlapis fabric. Ya, jeroannya merupakan garapan sang pabrikan audio kenamaan, termasuk subwoofer berdiameter 3,5 incinya – ia bahkan dilengkapi sebuah bass port ala speaker premium.

Netgear Orbi Voice

Layanan streaming yang kompatibel pun beragam, mulai dari Spotify, Deezer sampai pusat audiobook Audible, dan itu semua memang bergantung pada platform Alexa yang digunakan. Sekali lagi, Anda tinggal menganggapnya sebagai smart speaker biasa, cuma kebetulan saja ia juga dapat memperluas jangkauan jaringan Wi-Fi.

Di Amerika Serikat, Netgear Orbi Voice akan dipasarkan mulai bulan September ini juga seharga $300. Berhubung kompatibilitasnya terbatas, Netgear juga akan menawarkan bundel Orbi Voice bersama router Orbi RBK50 seharga $430.

Sumber: Engadget.

Berkat Sony SRS-XB501G, Google Assistant Siap Anda Ajak Nongkrong di Samping Kolam Renang

Sony tidak hanya membawa headphone wireless noise cancelling tercanggihnya ke IFA 2018. Mereka rupanya juga memperkenalkan speaker baru dari lini Extra Bass-nya. Yang istimewa, speaker bernama SRS-XB501G ini juga merupakan sebuah smart speaker.

Ya, untuk pertama kalinya, Sony mendatangkan integrasi Google Assistant pada lini party speaker-nya. Dengan begitu, pengguna dapat mengajak Assistant ke tempat yang sebelumnya tidak memungkinkan, semisal di samping kolam renang, sebab XB501G telah mengantongi sertifikasi IP65 (basah-basahan biasa saja, jangan sampai diceburkan).

Sony SRS-XB501G

XB501G dibekali sebuah subwoofer 4,92 inci dan sepasang speaker 1,75 inci yang diposisikan sedemikian rupa demi memperluas distribusi suara. Agar lebih maksimal lagi, speaker juga bisa diletakkan di atas tripod – plus penampilannya bakal kelihatan seperti lampu gantung warna-warni.

Sebagai smart speaker, konektivitas XB501G jauh dari kata mengecewakan. Wi-Fi, NFC dan Bluetooth sudah menjadi standar, demikian pula dukungan Chromecast untuk menyinkronkan beberapa speaker sekaligus. Baterainya diklaim bisa bertahan sampai 16 jam tanpa lampu warna-warni yang menyala, sedangkan charging-nya sudah menggunakan sambungan USB-C. XB501G juga bisa dijadikan power bank dadakan jika perlu.

Sony SRS-XB501G

Rencananya, Sony SRS-XB501G akan dipasarkan mulai bulan Oktober mendatang seharga $300. Sulit rasanya mencari smart speaker yang lebih ‘meriah’ dari ini.

Sumber: PR Newswire.

Bose Luncurkan Smart Speaker dan Smart Soundbar Berintegrasi Alexa

Harman Kardon bukan satu-satunya dedengkot audio yang mengumumkan smart speaker anyar menjelang IFA 2018. Di kubu lain, ada Bose yang tampil all out. Tidak tanggung-tanggung, mereka memperkenalkan tiga smart speaker sekaligus. Dua di antaranya malah masuk kategori soundbar – Bose sepertinya tidak rela membiarkan Sonos berkuasa di segmen ini.

Bintang utamanya adalah Bose Home Speaker 500, yang diklaim sebagai smart speaker dengan soundstage paling luas yang ada di pasaran saat ini. Di dalam tubuh aluminium silindrisnya bernaung sepasang driver yang diposisikan saling membelakangi. Tujuannya demi menyuguhkan separasi instrumen yang sempurna, dan Bose pun percaya diri konsumen tak memerlukan sampai dua unit speaker untuk bisa menikmati konfigurasi stereo yang sebenarnya macam yang ditawarkan pabrikan lain.

Bose Home Speaker 500

Salah satu sisi speaker ini dihuni oleh sebuah layar berwarna. Layar ini bukanlah touchscreen, melainkan berfungsi untuk menampilkan cover album musik yang tengah diputar. Untuk mengoperasikan speaker ini, terdapat sederet tombol di permukaan atasnya, termasuk sejumlah tombol yang dapat diprogram sesuai kebutuhan, dan tentu saja Anda juga bisa langsung menginstruksikan Alexa secara lisan.

Interaksi pengguna dengan Alexa ini dipastikan selalu mulus berkat penggunaan total delapan mikrofon sekaligus. Mikrofonnya pun bukan sembarangan, melainkan yang mewarisi teknologi yang digunakan pada lini headphone Bose, yang memang juara dalam hal noise cancelling. Selain Wi-Fi, konektivitasnya juga mencakup Bluetooth, dan semua ini rupanya juga tersedia pada kedua soundbar-nya.

Bose Soundbar 700 / Bose
Bose Soundbar 700 / Bose

Soundbar yang pertama, Bose Soundbar 700, memiliki dimensi 98 x 11 x 5,7 cm, dengan bobot sekitar 4,8 kilogram. Ia bongsor, tapi itu justru bisa menjadi indikasi positif akan kualitas suaranya. Estetikanya pun begitu menawan, dengan grille logam yang mengelilingi seluruh sisinya, diikuti sebilah tempered glass pada permukaan atasnya.

Tampang elegan yang sama juga bakal konsumen dapatkan pada soundbar yang kedua, yakni Bose Soundbar 500 yang lebih ringkas di angka 80 x 10 x 4,5 cm, dengan bobot 3,2 kg – plus memiliki sentuhan matte. Hampir semua fitur yang dimiliki kakaknya juga tersedia di sini, terkecuali teknologi Bose PhaseGuides, yang dirancang untuk menyebarkan distribusi suara secara lebih optimal sehingga menumbuhkan kesan soundstage yang lebih luas lagi.

Bose Soundbar 500 / Bose
Bose Soundbar 500 / Bose

Ketiga produk ini bakal Bose pasarkan mulai bulan Oktober mendatang. Home Speaker 500 dihargai $400, sedangkan Soundbar 700 dan Soundbar 500 masing-masing dihargai $800 dan $550. Catatan penting yang terakhir: Bose bilang bahwa ke depannya mereka juga bakal menyematkan integrasi voice assistant lain di samping Alexa – sekali lagi, langkahnya mirip seperti yang diambil Sonos.

Sumber: VentureBeat dan Bose.

Harman Kardon Citation 500 Janjikan Kualitas Suara Premium dan Integrasi Google Assistant

Dari sekian banyak pabrikan yang bermain di segmen smart speaker, Harman Kardon adalah salah satu yang paling produktif. Sejauh ini mereka sudah punya dua smart speaker untuk dua platform yang berbeda, yakni Invoke untuk Cortana dan Allure untuk Alexa. Mana yang mengemas integrasi Google Assistant? Well, itulah alasan artikel ini eksis.

Menjelang ajang IFA 2018, Harman Kardon memperkenalkan smart speaker anyar bernama Citation 500. Seperti yang saya bilang, yang menjadi ‘nyawanya’ adalah Google Assistant, dan kebetulan desainnya cukup mirip seperti Google Home Max – bahkan pilihan warnanya pun juga ada dua, yakni abu-abu atau hitam.

Sekeliling sasisnya dibalut oleh bahan wol yang terkesan premium, sedangkan permukaan atasnya yang minimalis hanya dihuni oleh panel sentuh LCD yang berwarna. Berhubung ada integrasi Google Assistant, pengguna tentu bisa mengoperasikannya dengan perintah suara di samping memakai panel sentuh tersebut.

Harman Kardon Citation 500

Mengontrol perangkat smart home yang kompatibel juga dapat dilakukan bersama speaker ini. Pada dasarnya apa yang dapat Google Assistant lakukan di smart speaker lain, juga dapat dilakukan di sini. Namun tentu saja sebagai Harman Kardon, kualitas suara selalu mendapat perhatian khusus, dan di sini Citation 500 mengandalkan speaker stereo berdaya 200 watt, dengan dukungan resolusi maksimum 24-bit/96kHz.

Ini juga yang menjadi alasan Harman Kardon Citation 500 dibanderol di atas rata-rata: $600. Harga tersebut menjadikannya salah satu smart speaker Google Assistant yang paling mahal – saya bilang salah satu karena masih ada Beosound 1 dan Beosound 2 dari Bang & Olufsen yang harganya berada di kisaran $2.000.

Sumber: The Verge.

Bang & Olufsen Sulap Dua Speaker Mahalnya Jadi Smart Speaker

Popularitas smart speaker berhasil mengubah perspektif konsumen terhadap sebuah pengeras suara. Kalau dulu yang menjadi prioritas utama adalah kualitas suara, sekarang speaker dituntut untuk mengusung integrasi voice assistant, dan secara tak sadar konsumen pun telah menomorduakan performa sehingga muncul anggapan baru bahwa kualitas audio smart speaker biasa-biasa saja.

Produk-produk seperti Apple HomePod atau Google Home Max sebenarnya bisa mematahkan anggapan tersebut, sebab mayoritas reviewer setuju kalau suaranya bagus. Masalahnya, kedua smart speaker itu tidak dibuat oleh pabrikan yang benar-benar berpengalaman di industri audio, jadi wajar apabila masih banyak yang meragukannya.

Lain halnya dengan Bang & Olufsen. Nyaris semua orang tahu kalau perusahaan asal Denmark ini merupakan salah satu pemain lama di dunia, dan produk keluarannya hampir selalu memuaskan untuk urusan kualitas suara. B&O tidak mau reputasi mentereng itu pudar hanya karena mereka ikut meramaikan pasar smart speaker. Maka dari itu, mereka telah menyiapkan produk yang istimewa.

Beosound 1 / Bang & Olufsen
Beosound 1 / Bang & Olufsen

B&O memperkenalkan dua smart speaker sekaligus, yakni Beosound 1 dan Beosound 2. Kalau namanya terdengar familier, itu karena keduanya sudah dipasarkan sejak tahun 2016. Yang dirilis baru-baru ini pada dasarnya cuma upgrade minor terhadap Beosound 1 dan Beosound 2, dengan satu penambahan fitur baru untuk menyulapnya menjadi speaker yang cocok di era voice assistant.

Apalagi kalau bukan integrasi Google Assistant. Fitur ini memungkinkan Beosound 1 dan Beosound 2 untuk dikendalikan via perintah suara, plus menjawab pertanyaan dari penggunanya. Namun berhubung hardware-nya sama persis seperti yang diluncurkan di tahun 2016, kualitas suaranya pun dijamin di atas rata-rata smart speaker yang ada di pasaran.

Beosound 2 / Bang & Olufsen
Beosound 2 / Bang & Olufsen

Di samping itu, masih ada pembaruan lain dalam wujud deretan tombol di ujung atas speaker, di mana sebelumnya bagian tersebut kosong. Konektivitasnya pun cukup oke, mencakup dukungan Chromecast, Spotify Connect, maupun AirPlay 2 yang dirilis belum lama ini.

Soal perbedaan di antara keduanya, Beosound 1 dibekali baterai rechargeable agar sedikit lebih portable, sedangkan Beosound 2 yang lebih besar dan bertenaga cuma bisa dicolokkan ke listrik. Upgrade versi pintarnya kini sudah dipasarkan masing-masing seharga $1.750 dan $2.250.

Sumber: Digital Trends.

Samsung Galaxy Home Bakal Ramaikan Pasar Smart Speaker

Reputasi Bixby boleh kalah dari Alexa, Google Assistant maupun Siri, akan tetapi hal itu tidak mencegah Samsung memperluas integrasi asisten virtual-nya ke banyak perangkat sekaligus; mulai dari Galaxy Note 9 (tentu saja), sampai ke TV dan kulkas. Namun tahun lalu beredar rumor bahwa Samsung sedang menyiapkan ‘rumah’ yang proper buat Bixby, yakni sebuah smart speaker, dan kabar itu rupanya tidak meleset.

Pada acara peluncuran Note 9, Samsung turut mengumumkan perangkat bernama Galaxy Home. Dari namanya sudah bisa ditebak kalau perangkat ini siap menantang smart speaker lain macam Apple HomePod dan Google Home Max, dan tentu saja Bixby telah ditunjuk menjadi ‘nyawanya’.

Samsung Galaxy Home

Desainnya kelihatan simpel, tapi mungkin bukan untuk semua orang. Beberapa bahkan bilang bentuknya mirip kaldron atau panci besar yang biasanya digunakan oleh penyihir jahat di film-film kartun. Tiga buah kaki di bagian dasarnya mengindikasikan kalau ia tak harus diletakkan di atas meja. Sekujur tubuhnya mulus, dan seluruh tombol kontrolnya diposisikan di atas.

Di dalam ‘gentong’ berlapis fabric itu bernaung enam buah speaker dan sebuah subwoofer, plus delapan mikrofon far-field. Samsung menjanjikan kualitas suara yang superior dibandingkan produk kompetitor, dan pernyataan itu diperkuat oleh campur tangan AKG dalam proses pengembangan komponen audionya. Seperti yang kita tahu, AKG adalah anak perusahaan Harman, dan Harman sendiri sudah diakuisisi oleh Samsung.

Samsung Galaxy Home

Kualitas suara yang superior ini krusial kalau mempertimbangkan segala kekurangan Bixby (jika dibandingkan dengan asisten virtual lain). Kasusnya kurang lebih sama seperti Apple HomePod, yang dipuji banyak reviewer perihal kualitas suaranya, sehingga kekurangan Siri jadi bisa sedikit tertutupi.

Soal layanan streaming musik, Samsung rupanya memutuskan untuk menggandeng rajanya, yaitu Spotify. Tebakan saya, konsumen Galaxy Home nanti bakal mendapatkan akses Spotify Premium gratis selama beberapa waktu.

Samsung Galaxy Home

Selebihnya masih belum banyak detail mengenai Samsung Galaxy Home karena ini memang bukanlah peluncuran resminya. Samsung berjanji untuk membeberkan lebih banyak pada ajang konferensi developer mereka pada awal bulan November mendatang.

Sumber: The Verge dan CNET.

Replika HAL 9000 dari Film Legendaris Ini Datang Membawa Integrasi Amazon Alexa

Tidak terasa sudah setengah abad berlalu semenjak Stanley Kubrick menyuguhkan visinya akan peradaban masa depan lewat film “2001: A Space Odyssey”. Meski dibuat di tahun 1968, film tersebut pada dasarnya bisa menggambarkan era asisten virtual yang kita rasakan sekarang, meski mungkin masih terkesan kelewat ekstrem untuk standar 2018 sekalipun.

Menginjak usia yang ke–50, 2001: A Space Odyssey sudah semestinya diperingati dengan cara yang istimewa. Salah satu upaya spesial datang dari Master Replicas Group, yang mengembangkan replika sentient computer HAL 9000 secara mendetail. Dimensinya pun sama persis karena yang menjadi rujukan adalah blueprint asli dari pihak produser film.

HAL 9000 Bluetooth Speaker Edition / Master Replicas Group
HAL 9000 Bluetooth Speaker Edition / Master Replicas Group

Replikanya datang dalam dua versi. Yang pertama adalah HAL 9000 Bluetooth Speaker Edition, sebuah speaker Bluetooth yang dilengkapi sebuah dudukan meja, persis seperti salah satu console yang terdapat pada film. Desainnya juga sangat mirip, lengkap sampai ke lensa cembung berisikan LED merah yang di film digambarkan sebagai mata dari sang sentient computer.

Versi yang kedua jauh lebih istimewa sekaligus lebih terbatas: HAL 9000 with Command Console. Di sini unit speaker berbentuk balok tadi datang bersama sebuah dudukan besar yang dapat dipasangkan ke tembok. Sisi kiri dudukannya dihuni layar 10,1 inci beresolusi HD, diikuti oleh 10 tombol pengoperasian di bawahnya, lagi-lagi mengacu pada desain console HAL 9000 yang ada di film.

HAL 9000 with Command Console

Versi Command Console ini juga mengemas integrasi Amazon Alexa, sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengannya seperti di film. Kendalanya, versi ini hanya akan diproduksi sebanyak 2.001 unit saja, mengacu pada judul film legendaris itu tadi.

Bagi yang tertarik, replika HAL 9000 ini dapat dipesan melalui situs crowdfunding Indiegogo. Untuk sekarang, versi Bluetooth Speaker Edition dihargai paling murah $419, sedangkan versi Command Console dihargai $889. Harga ritel keduanya dipatok $600 dan $1.200.

Sumber: The Verge.