Terinspirasi Moto Z, Casing Ini Dapat Mengubah Ponsel Lain Jadi Ponsel Modular

Google resmi ‘membunuh’ Project Ara pada bulan September 2016. Sejak itu, realisasi terdekat smartphone berkonsep modular hanya bisa didapat lewat seri Moto Z, yang mengandalkan aksesori terpisah untuk mengubah ponsel menjadi speaker Bluetooth atau game controller.

Moto Z pada dasarnya menjadi inspirasi sebuah startup bernama Vibes Modular untuk mengeksekusi gagasan serupa buat smartphone lain. Buah pemikiran mereka adalah sistem modular bernama Roxon, yang terdiri dari sejumlah komponen terpisah.

Komponen pertama dan yang paling esensial adalah casing. Casing protektif ini kompatibel dengan banyak model iPhone sekaligus, serta sejumlah model terbaru Samsung Galaxy S. Uniknya, saat menengok ke belakang casing, Anda akan menjumpai lubang berukuran cukup besar.

Lubang ini merupakan ‘rumah’ untuk komponen-komponen selanjutnya. Sejauh ini Vibes sudah menawarkan dua modul yang berbeda, yakni sebuah speaker Bluetooth dan power bank. Keduanya bisa ditancapkan secara bergantian ke belakang casing itu tadi.

Modul speaker-nya mengemas baterai yang bisa bertahan sampai sekitar 12 jam, serta dilengkapi mikrofon dan bodi yang tahan air secara keseluruhan. Modul power bank-nya sendiri diklaim memiliki kapasitas yang cukup untuk mengisi mayoritas smartphone sampai tiga kali berturut-turut, plus dibekali port micro USB seandainya pengguna juga ingin mengisi ulang perangkat lain.

Ke depannya, Vibes berencana merilis modul lain seperti proyektor dan drone (yang pastinya hanya memanfaatkan ponsel sebagai tempat lepas landas dan mendarat saja, bukan membawa terbang ponsel). Namun untuk sekarang, konsumen sudah bisa membeli Roxon seharga $25 untuk casing-nya, plus $115 untuk modul speaker Bluetooth dan $50 untuk power bank.

Sumber: Engadget dan Vibes Modular.

Bocoran Gambar Moto Mod Kamera Instan dan Smart Speaker Beredar

Lini Moto Z bisa dibilang merupakan eksekusi konsep smartphone modular yang cukup menarik. Meski tidak sepenuhnya modular seperti Project Ara, hal ini justru menumbuhkan sifat opsional yang berarti konsumen bebas memilih untuk membeli aksesori pendukung (Moto Mod) yang dibutuhkannya saja.

Sebagian mungkin menginginkan Moto Mod yang dapat menambah kemampuan zoom kamera ponselnya secara signifikan, sebagian lain mungkin hanya mengincar Mod berupa baterai ekstra. Di tempat lain, mungkin ada juga pengguna Moto Z yang bermimpi bisa mengubah ponselnya menjadi kamera instan.

Baru-baru ini, beredar bocoran gambar di Twitter yang menampilkan sepasang Moto Mod baru seperti yang bisa Anda lihat di atas. Tampak jelas branding “Polaroid” pada Mod yang sebelah kanan, diikuti oleh slot horizontal di bawah lubang kamera yang bisa dipastikan merupakan tempat keluarnya hasil cetakan.

Sejauh ini memang belum ada keterangan resmi, namun saya duga Mod ini memiliki cara kerja seperti kamera instan Polaroid Snap, yang memanfaatkan kertas khusus bernama ZINK agar foto dapat dicetak tanpa memerlukan tinta. Indikasi bahwa ini merupakan Mod kamera instan makin diperkuat oleh kehadiran sebuah tombol di sisi kiri bawah, yang hampir bisa dipastikan merupakan tombol shutter.

Lain ceritanya dengan Mod di sebelah kiri, yang sejatinya sempat disinggung oleh Lenovo di ajang Mobile World Congress pada bulan Februari lalu. Label “Amazon Alexa” yang tertera mengindikasikan integrasi asisten virtual pada Mod tersebut, dan saat terpasang Mod ini bakal mengubah peran ponsel menjadi smart speaker mini ala Amazon Echo Dot.

Informasi jadwal perilisan dan banderol harganya masih belum tersedia. Namun cukup masuk akal apabila Lenovo berencana memasarkan keduanya memasuki musim liburan akhir tahun ini.

Sumber: The Verge.

[Video] Beginilah Penampakan Smartphone RED Hydrogen One

Bulan lalu, RED membuat pengumuman yang cukup mengejutkan: produsen kamera sinema tersebut sedang mengerjakan smartphone perdananya yang diberi nama RED Hydrogen One. RED kala itu hanya menyertakan teaser berupa gambar hasil rendering, tapi sekarang kita bisa mengenalnya lebih dekat berkat video yang diunggah oleh YouTuber teknologi kondang, Marques Brownlee alias MKBHD.

Mungkin dikarenakan antusiasmenya terhadap perkembangan smartphone yang tinggi sekaligus kecintaannya terhadap kamera-kamera besutan RED, Marques diberi kesempatan eksklusif oleh RED untuk melihat prototipe Hydrogen One secara langsung.

Dalam videonya, ia menjelaskan kalau RED memamerkan tiga unit prototipe yang berbeda: 1) unit non-fungsional tapi dengan penampilan persis seperti versi finalnya nanti, 2) unit yang mendemonstrasikan display hologramnya, dan 3) unit yang dipasangi modul kamera eksternal.

RED Hydrogen One diapit oleh iPhone 7 Plus dan OnePlus 5 / MKBHD
RED Hydrogen One diapit oleh iPhone 7 Plus dan OnePlus 5 / MKBHD

Secara estetika, ponsel ini terbilang unik. Utamanya karena kedua sisi sampingnya tidak lurus, melainkan melekuk-lekuk demi memberikan grip yang lebih mantap. Fisiknya secara menyeluruh juga tampak kokoh, terutama berkat panel belakang berbahan Kevlar yang diposisikan di atas dan bawah.

Tidak ada tombol sama sekali di bagian depannya. Tombol power-nya diletakkan di sisi kanan, dan tombol ini juga berfungsi sebagai pemindai sidik jari seperti ponsel besutan Sony. Di bawah tombol itu, terdapat tombol khusus untuk memulai perekaman video. Di sisi kiri, tampak sepasang tombol untuk mengatur volume. Terakhir, di bawah layarnya tertanam sepasang speaker.

Penampakan salah satu modul kamera eksternal untuk RED Hydrogen One / MKBHD
Penampakan salah satu modul kamera eksternal untuk RED Hydrogen One / MKBHD

Dimensi Hydrogen One sendiri terbilang besar, bahkan lebih besar ketimbang iPhone 7 Plus. Kita akhirnya juga bisa mendapat gambaran seperti apa modul kamera eksternal yang tersedia untuk smartphone ini, yang diyakini bakal mendongkrak kapabilitasnya secara drastis, bahkan melampaui kamera mirrorless sekalipun.

Satu-satunya hal yang belum bisa kita lihat adalah display hologramnya. RED sepertinya masih sibuk menyempurnakan teknologi ini, dan untuk sekarang mereka masih belum cukup percaya diri untuk memamerkannya ke publik – atau bisa juga mereka sengaja menyimpannya sebagai kejutan di ajang peluncuran resminya nanti.

Facebook Dirumorkan Sedang Mengerjakan Smartphone Modular

Selain Galaxy Note 7, salah satu kekecewaan terbesar dari dunia teknologi tahun lalu adalah Project Ara. Smartphone modular yang telah dikerjakan Google selama bertahun-tahun itu pada akhirnya harus pensiun tanpa sempat merambah pasar satu kali pun. Mimpi akan sebuah smartphone yang dapat digonta-ganti komponennya bak Lego pun pupus.

Saya yakin masih banyak yang berharap ada pihak lain yang berniat melanjutkan apa yang tim Project Ara mulai. Well, kandidatnya bisa jadi adalah Facebook. Dilaporkan oleh Business Insider, Facebook belum lama ini mendaftarkan paten atas teknologi yang dideskripsikan sebagai “modular electromechanical device” yang dapat dijejali speaker, mikrofon, layar sentuh, GPS sekaligus berfungsi sebagai ponsel.

Sketsa desain perangkat modular yang terdapat pada paten yang didaftarkan Facebook Building 8 / Business Insider
Sketsa desain perangkat modular yang terdapat pada paten yang didaftarkan Facebook Building 8 / Business Insider

Paten tersebut didaftarkan oleh divisi R&D Facebook, Building 8. Di sinilah letak kemenarikannya: Building 8 dipimpin oleh Regina Dugan, sosok yang sebelumnya memimpin Advanced Technology and Projects (ATAP) di Google, yang tidak lain merupakan tim yang bertanggung jawab atas pengembangan Project Ara. Sejumlah anggota kunci tim Project Ara pun kini juga ikut ‘diembat’ oleh Building 8.

Lebih lanjut, empat anggota tim yang namanya tercantum dalam pendaftaran paten ini sebelumnya bekerja untuk startup bernama Nascent Objects. Nascent yang bekerja di bidang pembuatan prototipe perangkat modular menggunakan metode 3D printing ini diakuisisi oleh Facebook pada September tahun lalu.

Tentu saja ini semua baru sebatas spekulasi, benang merah atas beberapa fakta menarik yang ada. Sejauh ini belum ada yang berani memastikan kalau perangkat modular ini adalah smartphone, sebab deskripsi yang tercantum dalam paten juga menyebut smart speaker (ala Amazon Echo) sebagai salah satu kategori produk yang berpotensi.

Sumber: Business Insider.

RED Sedang Kerjakan Smartphone Perdananya yang Dibekali Display Hologram dan Desain Semi-modular

RED, produsen kamera sinema yang menjadi kepercayaan studio-studio Hollywood baru saja membuat pengumuman yang mengejutkan: mereka sedang sibuk mengerjakan smartphone perdananya. Dijuluki RED Hydrogen One, ia bukan sembarang smartphone, tapi yang memiliki display hologram.

Jadi, selain menyuguhkan konten 2D, 3D, AR sekaligus VR, layar 5,7 inci milik perangkat ini juga dapat menampilkan gambar hologram yang bisa dilihat tanpa memerlukan kacamata khusus. Rahasianya ada pada penerapan nanotechnology yang memungkinkan layar untuk bisa menampilkan satu demi satu jenis konten di atas secara seamless.

Pendiri RED, Jim Jannard, menegaskan bahwa teknologi display yang mereka pakai jauh berbeda dari yang selama ini pernah konsumen temui, contohnya pada perangkat macam Amazon 3D Fire dan LG Optimus. Mendeskripsikannya sangat sulit kecuali Anda sudah mencobanya langsung, demikian kelakar Jim yang juga merupakan founder Oakley ini.

Selain display hologram, perangkat nantinya juga bakal datang bersama algoritma khusus untuk mengonversikan konten audio stereo menjadi surround. RED begitu percaya diri bahwa hasilnya akan terdengar signifikan sampai-sampai mereka bilang kalau ini saja sebenarnya sudah cukup dijadikan alasan untuk meminangnya.

Detail selebihnya masih samar-samar. Tidak ada rincian spesifikasi terkecuali kehadiran port USB-C, slot microSD dan sistem operasi Android. Meski datang dari produsen kamera sinema, kamera Hydrogen One tidak akan bisa menghasilkan foto atau video kualitas sinema. Ini bukan saya yang bilang, tapi sang pendiri perusahaan sendiri.

Sebagai gantinya, Hydrogen One akan mengadopsi desain semi-modular, dengan sejumlah pin konektor di bagian belakang yang sepintas terdengar mirip seperti cara kerja seri Moto Z. Pengguna nantinya bisa memasangkan modul yang diklaim sanggup meningkatkan kualitas kameranya jauh di atas kamera lain terkecuali buatan RED sendiri.

Hydrogen One nantinya juga bakal mendapat tempat dalam ekosistem kamera RED, sebab ia dirancang untuk bisa digunakan sebagai display eksternal sekaligus kendali jarak jauh untuk seri kamera RED Scarlet, Epic dan Weapon – bagi yang cukup beruntung memilikinya.

Semua terobosan ini harus ditebus dengan harga yang mahal, sama kasusnya seperti hampir semua kamera besutan RED. Ada dua versi yang ditawarkan: Aluminium seharga $1.195 dan Titanium seharga $1.595. Perangkat dijadwalkan bakal masuk ke pasaran mulai kuartal pertama 2018, tapi jumlahnya bakal sangat terbatas karena memproduksi display-nya tidak mudah.

Sumber: SlashGear dan RED.

Jagokan Kamera yang Lebih Canggih dan Fleksibilitas Mod, Motorola Moto Z2 Play Tiba di Asia Tenggara

Sejak Google menghentikan pengembangan Project Ara, smartphone berkonsep modular sejati masih belum sampai di tangan kita. Namun lewat Moto Z dan Moto Z Play, Motorola menawarkan satu titik tengah antara penyajian handset tradisional yang andal dan simpel dengan kemudahan bongkar pasang aksesori – sang produsen menamainya Moto Mod.

Gagasan unik tersebut tampaknya diterima konsumen dengan antusias. Apalagi, Motorola juga sempat berjanji untuk memastikan Moto Mods dan smartphone tetap kompatibel hingga tiga tahun ke depan. Hal itu turut mengindikasikan peluncuran produk generasi keduanya tak terelakkan. Dan di bulan lalu, mungkin Anda sudah mendengar kabar yang menyatakan Moto Z2 Play akan dilepas pada awal Juli ini.

Moto Z2 Play 25

Tanpa membuang-buang banyak waktu, Motorola resmi membawa Moto Z2 Play ke Asia Tenggara lewat konferensi pers yang diadakan di kota Bangkok. Moto Z2 Play diklaim sebagai realisasi dari komitmen sang produsen dalam menyajikan inovasi, sekaligus menyajikan berbagai perbaikan dari varian sebelumnya. Peluncuran smartphone turut dimeriahkan oleh pengenalan beberapa Moto Mods anyar – sebagian merupakan upgrade, tapi ada juga tipe baru.

Moto Z2 Play 16

Melihat dari sisi penampilan, Moto Z2 Play memang tersaji lebih elok dibanding kakaknya, Moto Z Play. Pertama, level kerampingan Z2 Play kian mendekati Moto Z, hanya setebal 6-milimeter. Kemudian, bobotnya pun menyusut jadi hanya 145-gram.

Arahan desainya sendiri masih sama seperti varian awal. Sisi atas dan bawahnya sedikit membundar tanpa ada area bersudut; lalu Moto Z2 Play kembali mengusung layar Super AMOLED 5,5-inci 1080p – tapi rasio display ke body-nya jadi lebih besar, yakni 70,1 persen.

Moto Z2 Play 2

Menariknya lagi, Motorola merombak sistem tiga tombol navigasi kapasitif standar, menyederhanakannya jadi satu tombol saja. Hasilnya? Semua fungsi tersebut dimampatkan ke tombol utama (kali ini wujudnya persegi panjang) yang turut menyimpan sensor pemindai sidik jari. Anda tinggal men-swipe ke kiri untuk menggunakan fungsi back, ke kanan buat mengakses recent app, tap di tombol tengah untuk kembali ke home, lalu tekan lebih lama untuk mengunci smartphone.

Moto Z2 Play 15

Bermaksud memastikan smartphone lebih tahan terhadap elemen eksternal yang berpotensi merusak, produsen menerapkan teknologi nano-coating pada permukaan Moto Z2 Play. Selain memberikan pertahanan dari percikan air, coating tersebut juga membuat teksturnya lembut di tangan. Tentu saja perlu kita ingat, device tidak dirancang buat tercemplung ke dalam air.

Moto Z2 Play 21

Moto Z2 Play 13

Seperti Moto Z dan Moto Z Play, smartphone anyar ini memanfaatkan connector di bagian bawah punggung untuk tersambung ke Moto Mods. Modul lensa kameranya menonjol keluar, bisa Anda ‘amankan’ dengan memasangkan modul-modul aksesori, misanya SoundBoost atau BatteryMod.

Moto Z2 Play 19

Moto Z2 Play 22

Dalam presentasinya, senior director Danny Adamopoulos memamerkan bundel fitur yang Motorola namai ‘Moto Experience’ – disiapkan untuk menyederhakan proses pemakaian handset. Misalnya, dengan Moto Display, Anda bisa mengecek dan merespons notifikasi tanpa perlu meng-unlock device. Lalu Moto Voice disiapkan sebagai asisten personal build-in, dapat membantu Anda membalas pesan teks tanpa mengetik. Selanjutnya, ada Moto Actions yang memungkinkan kita mengaktifkan fungsi di smartphone lewat gesture – misalnya menyalakan flashlight dengan mengguncangkannya dua kali.

Moto Z2 Play 20

Moto Z2 Play 23

Ranah fotografi juga merupakan elemen yang memperoleh banyak pembaruan. Hilang sudah sensor 16-megapixel f/2.0 ‘standar’. Smartphone kini menghidangkan setup kamera Dual Pixel 12-megapixel dengan aperture f/1,7. Dibantu fitur phase detection dan laser autofocus, kabarnya hasil foto akan jadi lebih cerah dan tajam walaupun penjepretan dilakukan di kondisi kurang cahaya. Autofocus di ruang temaram mampu menjangkau jarak hingga 5-meter, tiga kali lebih jauh dari kapabilitas kamera di smartphone lain.

Moto Z2 Play 12

Moto Z2 Play 24

Untuk selfie, Motorola mengandalkan kamera depan 5-megapixel f/2.0 yang dibantu dua flash. Ketika kamera belakangnya mampu merekam video HD di 120fps hingga 4K di 30fps, kamera depannya hanya dapat mengabadikan video full-HD.

Moto Z2 Play 9

Moto Z2 Play dipersenjatai varian baru system-on-chip kelas high-end Qualcomm, Snapdragon 626. Spesifikasinya hampir sama seperti Snapdragon 625, namun prosesor octa-core Cortex-A53 di sana mencapai kecepatan 2,2GHz. Ada dua konfigurasi memori – yakni RAM 3GB/ROM 32GB atau RAM 4GB/ROM 64GB. Semoga saja, tipe yang masuk ke Indonesia nanti adalah versi dengan penyimpanan paling besar.

Moto Z2 Play 14

Moto Z2 Play 11

Motorola memang memangkas ‘kapasitas’ baterai di Z2 Playjadi 3.000mAh (dari 3.150mAh). Tetapi jangan cemas waktu penggunaannya jadi berkurang. Tim Motorola bilang, baterai non-removable tersebut dapat menjaga handset tetap menyala hingga 30 jam dalam pemakaian normal. Lalu berkat teknologi TurboPower, Anda bisa memperoleh battery life berdurasi delapan jam cuma dengan men-charge selama 15 menit.

Moto Z2 Play 18

Uniknya lagi, Moto Z2 Play punya sistem yang memungkinkannya mengonsumsi baterai pada Moto Mods terlebih dulu sebelum menggunakan baterai di handset. Jadi sewaktu Moto Mods dilepas karena dayanya mulai menipis, baterai smartphone Anda tidak terpengaruh.

Moto Z2 Play 5

Berbicara soal Moto Mods, Motorola memperkenalkan sejumlah varian baru dari modul sebelumnya. Ada JBL SoundBoost 2 (menyimpan baterai build-in 10 jam dan dibekali coating tahan cipratan air), Moto Turbopower Pack (mendongkrak kecepatan charge dan menambah kapasitas baterai), serta deretan Moto Style Shell anyar (dari bahan kayu ebony, nilon, sampai pola-pola bunga).

Moto Z2 Play 1

Moto Z2 Play 10

Moto Mods yang betul-betul baru ialah Moto Gamepad. Fungsinya sama seperti aksesori controller untuk smartphone lain, namun ia terkoneksi langsung secara fisik ke Moto Z2 Play, bukan Bluetooth. Itu artinya, latency-nya sangat kecil dibanding wireless. Dan menariknya lagi, Moto Gamepad itu mengusung branding Lenovo Legion, dengan logo ala visor pasukan Romawi menyala merah di bagian belakangnya.

Moto Z2 Play 3

Moto Z2 Play 4

Ada indikasi cukup kuat, Moto Z2 Play akan tiba di Indonesia dalam waktu dekat. Lalu tim Motorola juga mengabarkan bahwa mereka punya rencana untuk menghadirkan semua Moto Mods tersebut ke tanah air. Moto Z2 Play telah mulai meluncur dibanderol di harga US$ 408, semoga saja harganya di Indonesia tidak terlalu jauh dari angka itu.

Moto Z2 Play 6

Moto Z2 Play 7

Selamat Jalan Project Ara, Mimpimu Tinggal Kenangan

Industri smartphone sedang berduka. Pasalnya, Project Ara sudah tinggal kenangan. Dilaporkan oleh Reuters dan telah dikonfirmasi oleh perwakilan Google kepada VentureBeat, Google yang bertanggung jawab atas Project Ara memutuskan untuk menghentikan pengembangan smartphone modular tersebut.

Menurut narasumber Reuters, penyebabnya adalah keputusan Google untuk ‘merampingkan’ divisi hardware-nya. Alasan lain, menurut seorang analis dari TECHnalysis Research, adalah tingginya ongkos produksi tiap-tiap komponen atau modul terpisah sehingga kemungkinan Google menghadapi kesulitan dalam merealisasikannya.

Meski tidak ada konfirmasi resmi, Google dikabarkan punya rencana untuk ‘mengoper’ pengembangan Project Ara menjadi produk komersial ke pihak lain dalam bentuk persetujuan lisensi. Seandainya benar, kemungkinan kita akan melihat semakin banyak smartphone dengan elemen modular ke depannya.

Dari mimpi kembali menjadi mimpi

Project Ara membuka harapan akan terwujudnya konsep smartphone modular / Google
Project Ara membuka harapan akan terwujudnya konsep smartphone modular / Google

Project Ara awalnya diperkenalkan di bulan Oktober 2013 oleh Motorola, yang pada saat itu masih belum dijual oleh Google ke Lenovo. Konsepnya terinspirasi oleh Lego, dimana smartphone terdiri dari beberapa modul yang bisa dilepas-pasang dengan mudah tanpa perlu melibatkan sekrup dan obeng.

Dari sudut pandang lain, Project Ara bisa dilihat sebagai realisasi PC rakitan di industri smartphone. Spontan banyak sekali konsumen tertarik, mengingat mereka tidak perlu membeli smartphone baru demi meng-upgrade atau memperbaiki satu bagiannya; misalnya kamera, speaker atau chipset.

Gaung Project Ara semakin lantang dengan keputusan Motorola untuk merancangnya mengikuti prinsip open hardware platform. Gampangnya, modul-modul Project Ara akan dikembangkan oleh pihak luar, bukan Motorola atau Google sendiri, demi menciptakan ekosistem modul yang luas dan bisa memenuhi selera konsumen yang beragam.

Hampir setahun berselang, tepatnya pada bulan Juli 2014, Google mengumumkan bahwa Project Ara sudah mulai memasuki tahap beta dan hendak dibagikan ke 100 penguji yang beruntung, setelah sebelumnya gagal mendemonstrasikan prototipe Project Ara di event Google I/O 2014 karena kendala teknis – perangkat hang dan tidak bisa di-boot.

Project Ara merupakan salah satu alasan di balik booming-nya smartphone semi-modular seperti LG G5 dan Moto Z / Google
Project Ara merupakan salah satu alasan di balik booming-nya smartphone semi-modular seperti LG G5 dan Moto Z / Google

Lompat ke awal tahun 2015, Google dengan bangga mengungkap inkarnasi terbaru Project Ara. Di titik tersebut, konsumen jadi semakin antusias melihat kesuksesan Google menyematkan konektivitas seluler pada smartphone Project Ara. Google pun memanfaatkan momentum tersebut dengan merilis video perkenalan Project Ara yang masih sangat berkenang hingga kini.

Dalam kesempatan yang sama, Google juga mengumumkan bahwa mereka hendak menguji smartphone Project Ara di Puerto Rico pada kuartal ketiga atau keempat tahun 2015. Sayang janji ini gagal dipenuhi, Google menundanya dengan alasan masih ada banyak iterasi yang harus disempurnakan.

Penundaan ini tentunya membuat banyak orang kecewa, tapi di bulan Mei kemarin, tepatnya pada ajang Google I/O 2016, Google memberikan pengumuman yang cukup menarik. Dengan tegas Google mengungkapkan bahwa smartphone Project Ara akan segera dirilis kepada para pengembang mulai musim gugur, sedangkan versi konsumennya pada tahun 2017. Lagi-lagi, pengumuman tersebut dibarengi oleh video yang amat menarik.

Tampilan smartphone Project Ara dalam video yang dirilis bersamaan dengan Google I/O 2016 / Google
Tampilan smartphone Project Ara dalam video yang dirilis bersamaan dengan Google I/O 2016 / Google

Sampai akhirnya kita tiba di bulan September ini, dimana seharusnya peluncuran Project Ara versi developer sudah begitu dekat seandainya semua berjalan tanpa kendala. Sayang mimpi akan sebuah smartphone modular ini harus kembali menjadi sebatas mimpi. Project Ara kini resmi tinggal kenangan.

Lalu bagaimana dengan nasib Motorola selaku penggagas orisinil Project Ara? Well, setidaknya mereka sudah mulai menerapkan konsep modular pada smartphone lewat lini Moto Z.

Sumber: 1, 2, 3. Sumber gambar: Google.

Smartphone Modular PuzzlePhone Akhirnya Punya Desain Final, Plus Kampanye di Indiegogo

Janji dirilis di tahun 2015 rupanya belum bisa ditepati oleh PuzzlePhone. Oh, Anda sudah lupa dengan perangkat ini? Well, ia merupakan salah satu smartphone modular yang diprediksi dapat bersaing dengan Google Project Ara. Continue reading Smartphone Modular PuzzlePhone Akhirnya Punya Desain Final, Plus Kampanye di Indiegogo

Casing Ini Dapat Mengubah Smartphone Anda Menjadi Smartphone Modular

Beberapa hari yang lalu, kita sempat membahas tentang manfaat yang bisa diambil dari sebuah casing selain menjadi pelindung bagi smartphone. Casing bernama Moscase adalah salah satu contoh yang menarik. Pasalnya, hanya dengan satu casing saja, Anda bisa menambahkan bermacam fungsi pada iPhone 6 Anda. Continue reading Casing Ini Dapat Mengubah Smartphone Anda Menjadi Smartphone Modular

Fonkraft, Jagoan Baru di Kancah Smartphone Modular

Google Project Ara belum dipasarkan secara global, namun pesaingnya sudah gencar mempromosikan diri. Sebut saja PuzzlePhone, yang rencananya akan segera diluncurkan tahun ini juga. Continue reading Fonkraft, Jagoan Baru di Kancah Smartphone Modular