Realme 6 dan 6 Pro Luncur: Snapdragon 720G dan Mediatek Helio G90T Bersaing!

Saat ini, dunia sedang dilanda wabah Covid-19 yang mengharuskan semua orang untuk berdiam diri di rumah. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat realme berhenti untuk mengeluarkan produk baru mereka. Realme pun pada tanggal 24 Maret 2020 meluncurkan realme 6 dan realme 6 Pro.

Realme 6 merupakan penerus dari realme 5 Pro. Sedangkan realme 6 Pro merupakan penerus dari realme XT. Uniknya, peluncuran kali ini dilaksanakan secara live streaming, jadi saya pun meliput langsung dengan menggunakan layanan Youtube.

realme 6 launch

Realme 6 ditenagai dengan Mediatek Helio G90T dan menggunakan kamera 64 MP. Dengan baterai besar 4300 mAh, realme 6 juga dapat mengisi dengan cepat berkat charger 30 watt. Uniknya, realme 6 juga memiliki layar dengan refresh rate 90 Hz!

Realme 6 Pro disematkan 6 kamera, 2 pada bagian depan dan 4 pada bagian belakang. Smartphone ini juga merupakan yang pertama di Indonesia yang menggunakan Snapdragon 720G. Dengan charger 30 watt, perangkat ini juga dapat diisi penuh dalam waktu satu jam saja. Dan tentu saja, layar dari smartphone yang satu ini memiliki refresh rate 90 Hz.

realme 6 & realme 6 Pro (1)

Kedua perangkat tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut

 

Realme 6 Pro Realme 6
Soc Qualcomm Snapdragon 720G Mediatek Helio G90T
CPU 2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 618 Mali-G76 MC4
RAM 8 GB 4/6 GB
Internal 128 GB 128 GB
Baterai 4300 mAh 4300 mAh
OS Android 10 Realme UI Android 10 Realme UI
Layar 6.6” FHD+ Gorilla Glass 5 6.5″ FHD+ Gorilla Glass 3

Realme 6 hadir dalam dua varian memori: 4GB+128GB dengan harga Rp3.299.000 dan 8GB+128GB dengan harga Rp3.699.000.  Realme 6 Pro hanya memiliki varian memori 8 + 128GB dengan harga Rp 4.499.000 dan tersedia dalam dua pilihan warna – Lightning Blue dan Lightning Red.

realme 6 & realme 6 Pro (2)

Harganya lebih mahal dari India!

Saya pun cukup bingung, karena biasanya realme menjual perangkat mereka dengan harga yang tidak terlalu jauh dari India. Namun, realme 6 Pro yang memiliki harga sekitar Rp. 3.700.000 di India, dijual pada harga hampir Rp. 4,5 juta. Mengapa?

Palson Yi selaku Direktur Pemasaran realme Indonesia mengatakan “Karena kita mempunyai range harga tersendiri dan Indonesia memiliki peraturan pajak serta bea masuk yang berbeda dengan negara lain. Dari spesifikasi sendiri kita juga dapat melihat bahwa dengan membawa spesfikasi seperti layar 90Hz yang biasanya hadir di produk flagship ke mid-range. Harga realme 6 Series sendiri dapat terbilang cukup kompetitif.”

Beliau juga mengatakan bahwa perubahan harga rupiah terhadap dolar tidak terlalu signifikan dalam mengubah harga tersebut. Jadi, hal tersebutlah yang memang membuat harga realme 6 Pro lebih mahal dari yang dikeluarkan di India.

realme 6 QnA

Selalu pakai GW1, Apakah akan pakai Sony IMX kembali?

Saya pun menanyakan apakah realme bakal selalu menggunakan ISOCELL GW1 yang memiliki resolusi 64 MP pada setiap perangkat mereka ke depannya.

Palson pun menjawab sebagai berikut, “Sebenarnya kita menggunakan sensor yang sama dengan realme X2 Pro. Kita berbicara dengan tim produk dan melihat feedback dari para pengguna. Sensor ini kami gunakan karena melihat image tuning yang dilakukan oleh Aaron Huey (Fotografer National Geographic) telah dimaksimalkan ke device mereka karena setiap sensor memiliki efek yang berbeda di setiap produk realme. Dan setiap prosesor mempunyai dampak yang berbeda tehadap sensor kamera.”

Lalu Felix Christian selaku Manajer Produk realme Indonesia pun juga menambahkan, “Saat ini kami selalu meminta pendapat dari pengguna kami mengenai apa yang market suka dan memonitor setiap komen di sosial media mengenai performance kamera kami. Untuk membuat keputusan seperti ini, kami selalu kembali ke pengguna untuk menciptakan performance terbaik. Dari realme kita tidak peduli dengan sensor kamera brand apa yang kami gunakan, tapi yang penting adalah pilihan yang kami berikan merupakan terbaik untuk perangkat realme di setiap unitnya.”

Disambut Corona, Ini Spesifikasi  Realme 6 dan Realme 6 Pro

Realme 6 dan Realme 6 Pro sudah hadir di Indonesia pada bulan Maret tahun ini. Realme 6 hadir dengan panel layar LCD berukuran 6.5 inci dengan resolusi Full HD+ refresh rate 90 Hz. Layar ini sendiri sudah dilengkapi dengan Gorilla Glass 3 yang berdesain punch hole pada kamera depannya.

Continue reading Disambut Corona, Ini Spesifikasi  Realme 6 dan Realme 6 Pro

[Review] Realme 6: Kamera 64 MP, Layar 90 Hz, SoC Mediatek G90T

Dua smartphone yang diluncurkan, yaitu realme 6 dan realme 6 Pro sudah hadir di Indonesia. Dan kali ini, giliran realme 6 yang akan saya kupas. Jika sebelumnya seri 6 Pro adalah penerus dari XT, maka realme 6 adalah penerus dari 5 Pro.  Jadi, para pengguna realme yang ingin melakukan upgrade bisa mengingat lini dari realme yang baru. Hal ini juga mengartikan bahwa harga dari realme 6 akan sama dengan 5 Pro, yaitu lebih tinggi dari realme 5.

Realme 6

Smartphone yang satu ini juga merupakan perangkat pertama realme yang menggunakan Mediatek Helio G90T. Cip ini sendiri digadang bisa mengalahkan Snapdragon 730G dan memanf sudah terbukti pada beberapa benchmark. Selain itu, realme juga sudah menyematkan layar dengan refresh rate 90Hz, sehingga membuatnya lebih menarik dari perangkat yang sekelas.

Realme 6 juga masih membawa kamera 64 MP yang sepertinya bakal ada di setiap perangkat flagship dan mainstream mereka. Kamera selfie dengan resolusi 16 MP juga sudah terpasang untuk mereka yang gemar mengambil swafoto. Dan karena menggunakan cip yang mumpuni, perangkat ini juga mampu diisi ulang dengan charger 30 watt.

Realme 6 memiliki spesifikasi sebagai berikut

Realme 6 Realme 6 Pro
SoC Mediatek Helio G90T Snapdragon 720G
CPU 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55  2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver 8nm
GPU Mali-G76 MC4  Adreno 618
RAM 4 / 8 GB  8 GB
Internal 128 GB  128 GB
Layar IPS 6,5 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 3  IPS 6,6 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 5
Dimensi 162.1 x 74.8 x 8.9 mm  163.8 x 75.8 x 8.9 mm
Bobot 191 gram  202 gram
Baterai 4300 mAh 4300 mAh
Kamera utama / depan 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Macro, 2 MP B/W / 16 MP 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 12 MP Telephoto, 2 MP Makro / 16 MP, 8 MP Wideangle
OS Android 10 dengan Realme UI  Android 10 dengan Realme UI

Dan berikut adalah hasil dari CPU-Z dan SensorBox

Dari informasi yang saya dapatkan, realme 6 nantinya akan dijual dengan varian RAM 4GB dan 8GB, dengan masing-masing penyimpanan internal 128 GB. Harganya pun akan masuk dalam rentang tiga jutaan. Hal itu dikarenakan realme memposisikan perangkat ini sebagai 64 MP Performance King in Rp. 3 Million.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan realme 6

Realme 6 - Unboxing

Desain

Dan sekali lagi, saya merasa refresh karena realme tidak lagi menggunakan model waterdrop pada perangkat terbarunya ini. Realme 6 pun menggunakan model punch hole pada sisi sebelah kiri atas. Bedanya dengan yang Pro, realme 6 hanya memiliki satu buah kamera pada bagian depannya.

Realme 6 - Kanan

Realme 6 tetap menggunakan layar dengan jenis IPS. Bedanya dengan sang pendahulu, realme 6 menggunakan layar yang memiliki refresh rate 90 Hz, sehingga memiliki animasi yang lebih halus. Resolusinya juga meningkat menjadi 2400×1080 dengan pelindung yang sama, yaitu Gorilla Glass 3.

Bagian belakang dari realme 6 yang saya dapatkan memiliki warna Comet White. Sesuai dengan namanya, realme mengaku desain belakangnya terinspirasi dari komet yang membelah langit malam. Bahan case belakangnya terbuat dari plastik polikarbonat, sehingga warna yang terlihat menurut saya mirip dengan mutiara. Bahkan sekilas bagian belakangnya terlihat cukup mirip dengan realme XT.

Realme 6 - Kiri

Pada bagian yang sama terdapat empat buah kamera yang cukup menonjol. Namun, tidak terlihat adanya sensor sidik jari pada bagian ini. Realme 6 pun menggunakan desain yang sama dengan realme 6 Pro untuk urusan pemindaian sidik jari ini.

Pada bagian kanan dari perangkat ini ditemukan sebuah tombol power untuk menyalakan perangkat ini. Tombol itu pun ternyata juga berfungsi sebagai sensor sidik jari. Sensor sidik jarinya sendiri juga terasa cukup responsif, namun pengguna harus melakukan registrasi sidik jari yang pas. Hal tersebut dikarenakan dimensi sensornya cukup kecil.

Pada bagian kiri terdapat tombol volume naik dan turun. Selain itu pada bagian atasnya terdapat slot dua SIM dan satu microSD. Pada bagian bawahnya terdapat port audio 3,5 mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Realme 6 - Bagian Bawah

Realme 6 juga sudah menggunakan realme UI versi pertama. Penggunaan antar muka baru ini juga menandakan bahwa realme 6 sudah menggunakan sistem operasi Android Q. Realme UI sendiri juga menggunakan app drawer layaknya UI bawaan Android, sehingga membuat pengguna tidak bingung saat menggunakannya pertama kali.

Dengan hadirnya realme UI, hadir pulalah iklan pada aplikasi bawaan yang dibuat oleh dapur realme. Seperti pada browser bawaan, saya pun beberapa kali ditawarkan iklan. Untungnya, saya lebih suka menggunakan Chrome dibandingkan browser bawaan.

Realme 6 - Iklan
Contoh iklan pada realme 6 dan 6 Pro

Jika 6 Pro menggunakan Dolby, maka realme 6 menggunakan Real HD Sound. Real HD Sound merupakan hasil kerjasama antara realme dengan Dirac Research AB yang juga sudah dikenal di dunia suara. Secara default, Real HD akan menyala, membuat suaranya sedikit lebih kecil karena normalized.

Jaringan LTE

Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme 6 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme 6 menggunakan LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.

Kamera: Tetap kekeuh dengan ISOCELL GW1

Sama seperti perangkat realme sebelum-sebelumnya, seri 6 ini juga dilengkapi dengan kamera resolusi 64 MP. Apalagi kalau bukan Samsung ISOCELL GW1 yang menggunakan teknologi Tetracell. Pada kamera depan yang menggunakan desain in display, sensor yang digunakan adalah ISOCELL S5K3P9 dengan resolusi 16 MP.

Realme 6 - Kamera Depan

Rasanya, hampir tidak ada perbedaan antara gambar yang dihasilkan dari realme 6 dan 6 Pro. Karena keduanya menggunakan sensor yang sama, sehingga menghasilkan gambar yang mirip pula. Akan tetapi, fitur nightscape atau mode malam yang dimiliki realme 6 sepertinya menghasilkan lebih banyak noise dari 6 Pro. Apakah karena Image Processor yang digunakan berbeda atau ada konfigurasi lainnya yang berbeda, saya belum menemukan jawabannya.

Yang cukup terlihat berbeda adalah kamera depannya. Sepertinya sensor Samsung ISOCELL S5K3P9 memang tidak sebaik Sony IMX 471 yang digunakan pada 6 Pro. Gambarnya terlihat tidak setajam sang saudara, namun masih cukup baik untuk digunakan.

Dan kamera makro yang dimiliki oleh realme 6 pun memiliki kemampuan yang sama dalam mengambil gambar dengan saudara-saudaranya: kurang tajam. Hal ini pun membuat Anda yang ingin mengambil gambar makro harus ada dalam kondisi cahaya yang terang.

Realme 6 juga mendukung kamera wideangle yang bisa menangkap gambar lebih lebar. Sayang memang, kamera tersebut hanya memiliki resolusi 8 MP sehingga tidak sebaik kamera utamanya. Namun, hasil seperti ini masih bisa diandalkan untuk dicetak dengan ukuran 4R.

Pengujian

Mediatek Helio G90T dipilih untuk dipasangkan oleh realme pada perangkat seri 6 nya karena memiliki kinerja yang bagus. Bagi Anda yang belum tahu, huruf G merupakan tanda bahwa SoC yang satu ini memang diperuntukkan dalam bermain game. Dan semua yang bisa digunakan untuk bermain game, tentu saja kinerjanya akan lebih baik untuk melakukan editing dan bekerja.

Helio G90T menggunakan dua inti Cortex A76 dan enam inti Cortex A55. Cip ini sendiri pada dasarnya disiapkan oleh Mediatek untuk melawan Snapdragon 730G yang saat ini sudah digunakan pada perangkat dengan harga yang lebih tinggi.

Realme 6 merupakan penerus dari realme 5 Pro. Oleh karena itu, pada perbandingan kali ini, saya akan membandingkan antara cip dari realme 6, realme 5 Pro, serta Snapdragon 730G yang menjadi pesaing dari Mediatek G90T. Berikut adalah hasil benchmarking-nya

Seperti hasil yang diperlihatkan pada setiap benchmark, Anda yang nantinya memiliki perangkat ini sudah tidak perlu khawatir lagi jika ingin bermain game. Seharusnya, setiap game yang dijalankan tidak akan terasa lag sama sekali.

Hasil CPU yang diperlihatkan oleh GeekBench 4 dan 5 juga menunjukkan bahwa rendering video juga bisa diandalkan karena kinerjanya yang tinggi. Selain itu, jika dipakai untuk bekerja, PCMark menunjukkan bahwa kinerjanya bahkan mengungguli dua SoC sebelumnya.

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Pengujian berlangsung selama 13 jam 9 menit pada unit yang kami dapatkan dengan menggunakan mode 60 Hz. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji VOOC 4.0 dengan charger bawaan Realme 6. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu sekitar 1 jam dengan kondisi perangkat dinyalakan.

Verdict

Kelas mainstream memang terbagi ke dalam beberapa segmen. Hal itulah yang membuat perangkat pada kelas ini memiliki rentang harga yang cukup lebar. Realme 6 masuk ke dalam rentang harga tiga jutaan dan memiliki segudang fitur yang dimiliki oleh perangkat dengan harga yang lebih mahal.

Kinerja dari realme 6 memang merupakan salah satu daya tarik penjualannya. Dengan menggunakan Mediatek Helio G90T, smartphone ini mampu memainkan segala game yang ada pada Play Store. Selain itu, pengguna juga bakal dimanjakan dengan layar 90 Hz yang mulus untuk segala hiburan yang dijalankan pada realme 6.

Kamera 64 MP juga masih menjadi salah satu kunci penjualan dari realme 6. Hasil dari kameranya mungkin tidak sebaik sang pendahulu, yaitu realme 5 Pro, namun gambar yang ada sudah terlihat sangat baik. Realme juga bakal menambahkan fitur yang ada pada 6 Pro, yaitu UIS, sehingga kedepannya realme 6 bakal bisa pula diandalkan untuk merekam video.

Realme 6 dijual dengan harga Rp. 3.399.000 untuk varian 4GB dan Rp. 3.799.000 untuk varian 8 GB. Semuanya memiliki penyimpanan internal sebesar 128 GB. Harga ini memang mirip dengan sang pendahulunya. Dan melihat fitur serta kinerjanya, harga tersebut memang tidak terlihat mahal.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan Mediatek
  • Layar 90 Hz di harga tiga jutaan!
  • Desain punch hole yang segar
  • Responsif
  • Charger 30 Watt
  • Baterai tahan lama

Slacks

  • Yep, masih… belum ada NFC!
  • Iklan
  • Pada 90 Hz, konsumsi baterainya cukup boros

 

OPPO A91 Resmi Dijual di Indonesia, Harga Rp3.999.000

Setelah OPPO A31, OPPO kembali meluncurkan smartphone A series terbaru mereka di Indonesia. Adalah OPPO A91 yang dijual dengan harga Rp3.999.000 dalam warna stylish lightening black dan unicorn white.

Perangkat hanya dijual secara online, dimulai pada 24 Maret 2020 melalui e-commerce Shopee. Khusus hari ini, OPPO A91 bisa diperoleh dengan harga Rp3.699.000 dengan promo bundling kartu perdana Smartfren, free unlimited internet selama 3 bulan dan bonus kuota 360GB selama 2 tahun dengan mengaktifkannya melalui pengisian pulsa minimum Rp50.000 per bulannya.

Aspek unggulan utama pada OPPO A91 ialah kemampuan kameranya yang mengusung konfigurasi quad camera dengan kamera utama beresolusi 48MP. Kemudian ada 8MP dengan lensa ultra-wide angle, serta 2MP dengan macro yang memiliki jarak fokus minimal 3cm dan 2MP dengan lensa monokrom, serta tak lupa kamera depannya 16MP.

OPPO A91 Black White

Lini seri A telah dikenal sebagai perangkat smartphone yang hadir dengan mengkombinasikan teknologi dan tren terkini. Teknologi perangkat ini hadir melalui 48MP quad camera yang memberikan kebebasan sudut pandang dan memberikan kebebasan anak muda untuk berekspresi melalui konten media sosial. Sedangkan, tren terkini dapat dilihat melalui desain perangkat yang tipis dengan pilihan warna yang membuatnya tampil stylish” ujar Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia.

Fitur-fitur kamera yang diusung oleh OPPO A91 antara lain night portrait mode untuk foto dalam kondisi minim cahaya atau malam hari. Berikutnya, portrait HDR dengan efek bokeh pada latar belakang. Terus AI Video Beautification pada kamera depan dan belakang dan perekaman videonya sudah dilengkapi fitur Electronic Image Stabilization (EIS) guna meredam getaran.

Beralih pada desainnya, OPPO A91 mengusung AMOLED water-drop screen 6,4 inci FHD+ dalam aspek rasio 20:9 dan berlapis Gorilla Glass 5. Body-nya memang cukup tipis dengan ketebalan 7.9mm dan berat 172 gram, OPPO menyebut A91 lebih tipis 5 persen dan 9 persen lebih ringan dari generasi sebelumnya yakni A9 2020.

Selain itu, OPPO A91 sistem pemindaian sidik jari bawah layar atau hidden fingerprint unclock versi 3.0 yang ditingkatkan kecepatannya. Di mana respon untuk membuka layar hanya 0,32 detik, 45 persen lebih cepat dari generasi sebelumnya.

Adapun soal performa, OPPO A91 ditenagai chipset Mediatek Helio P70 ditunjang konfigurasi RAM 8GB dan storage 128GB. Tanki baterai 4000mAh juga didukung pengisian daya cepat 20W VOOC Flash Charge 3.0, memungkinkan pengguna untuk mengisi ulang daya 50 persen dalam 30 menit dan ini 26 persen lebih cepat dari VOOC generasi sebelumnya.

 

[Review] Realme 6 Pro: Smartphone Mainstream 6 Kamera Layar 90 Hz

Realme kembali memiliki sebuah smartphone yang memiliki nama realme 6 Pro. Ada satu cerita menarik saat saya mendapatkan produk yang satu ini. Pihak realme Indonesia (bagi yang belum tahu, huruf R pada realme sengaja ditulis kecil, sesuai dengan logo mereka) mengatakan bahwa realme 6 Pro bukanlah penerus dari 5 Pro, namun dari realme XT!

Realme 6 Pro merupakan smartphone pertama di dunia yang menggunakan SoC Snapdragon 720G. Selain itu, perangkat ini juga yang pertama menawarkan layar dengan refresh rate 90Hz di kelas mainstream. Yang masih sama adalah sensor 64 MP yang digunakan pada jajaran perangkat realme seri atas. Bedanya, kali ini realme 6 Pro disematkan fitur 20x zoom hybrid dan 119° Ultra wide angle. Total ada enam buah kamera pada perangkat ini.

Realme 6 Pro

Realme sekali lagi membuktikan kepada dunia bahwa untuk menghadirkan smartphone premium, tidak membutuhkan harga selangit yang mencapai dua digit juta. Hal ini juga tentu memberikan pesan kepada pesaingnya yang memiliki harga direntang yang sama bahwa realme memiliki produk yang sulit disaingi.

Realme 6 Pro memiliki spesifikasi sebagai berikut

Realme XT Realme 6 Pro
SoC Snapdragon 712 Snapdragon 720G
CPU 2×2.3 GHz Kryo 360 Gold + 6×1.7 GHz Kryo 360 Silver  2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver 8nm
GPU Adreno 616  Adreno 618
RAM 8 GB  8 GB
Internal 128 GB  128 GB
Layar Super Amoled 6,4 inch 2340×1080  IPS 6,6 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 5
Dimensi 158.7 x 75.2 x 8.6 mm  163.8 x 75.8 x 8.9 mm
Bobot 183 gram  202 gram
Baterai 4000 mAh 4300 mAh
Kamera utama / depan 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Macro, 2 MP Bokeh / 16 MP 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 12 MP Telephoto, 2 MP Makro / 16 MP, 8 MP Wideangle
OS Android 9 Pie dengan ColorOS 6  Android 10 dengan Realme UI

Untuk hasil pemindaian dengan CPU-Z dan SensorBox adalah sebagai berikut

Realme juga menghadirkan charger yang mendukung QuickCharge 30 Watt pada paket penjualannya. Namun satu hal yang masih cukup disayangkan, walaupun pihak realme selalu mengatakan bahwa belum perlu dihadirkan, adalah masih absennya NFC.

Unboxing

Seperti ini isi dari paket penjualan realme 6 Pro

Realme 6 Pro - Unboxing

Design

Kali ini, biarkan saya mengucapkan terima kasih kepada realme karena desainnya berbeda dengan berbagai perangkat mereka sebelumnya. Akhirnya desain water drop pada bagian depannya benar-benar di-drop! Sebagai gantinya, realme mengganti model punch hole pada bagian kiri atasnya.

Realme 6 Pro - Kamera Depan

Layar yang ada menggunakan teknologi IPS, bukan Super AMOLED seperti pendahulunya. Dengan resolusi 2400×1080, layar yang digunakan memiliki refresh rate 90Hz dan sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 5. Hal ini tentu saja sangat terasa pada saat melakukan perpindahan halaman pada homescreen serta app drawer. Sayangnya, saya belum menemukan game yang sudah mendukung layar 90 Hz dari realme 6 Pro ini.

Realme 6 Pro - Belakang

Bagian belakang dari realme 6 Pro terlihat cantik. Hal ini berkat teknologi cetak offset UV-Curving dibalik bahan kaca yang melindunginya yang terinspirasi dari kilat. Dan seperti biasa, bahan kaca selalu ramah terhadap minyak sidik jari. Oleh karena itu, gunakanlah back case bawaan dari paket penjualan realme 6 Pro.

Realme 6 Pro - Sisi Kiri

Pada bagian yang sama terdapat empat buah kamera yang cukup menonjol. Namun, tidak terlihat adanya sensor sidik jari pada bagian ini. Padahal, realme 6 Pro tidak mengusung in display fingerprint.

Pada bagian kanan dari perangkat ini ditemukan sebuah tombol power untuk menyalakan perangkat ini. Tombol itu pun ternyata juga berfungsi sebagai sensor sidik jari. Sensor sidik jarinya sendiri juga terasa cukup responsif, namun pengguna harus melakukan registrasi sidik jari yang pas. Hal tersebut dikarenakan dimensi sensornya cukup kecil.

Realme 6 Pro -Sisi Kanan

Pada bagian kiri terdapat tombol volume naik dan turun. Selain itu pada bagian atasnya terdapat slot dua SIM dan satu microSD. Pada bagian bawahnya terdapat port audio 3,5 mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Realme 6 Pro juga sudah menggunakan realme UI versi pertama. Penggunaan antar muka ini juga menandakan bahwa realme 6 Pro menggunakan sistem operasi Android Q. Realme UI sendiri juga menggunakan app drawer layaknya UI bawaan Android, sehingga membuat pengguna tidak bingung saat menggunakannya pertama kali.

Dengan hadirnya realme UI, hadir pulalah iklan pada aplikasi bawaan yang dibuat oleh dapur realme. Seperti pada browser bawaan, saya pun beberapa kali ditawarkan iklan. Untungnya, saya lebih suka menggunakan Chrome dibandingkan browser bawaan.

Realme 6 Pro - sisi bawah

Realme 6 Pro juga sudah dilengkapi dengan dual speaker. Selain itu, pada perangkat ini juga sudah disematkan Dolby Atmos. Suaranya memang sangat baik pada saat dipasangkan earphone.

Jaringan LTE

Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme 6 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme 6 Pro menggunakan LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.

Kamera: Powerful dengan enam sensor!

Sepertinya kamera dengan resolusi 64 MP yang diproduksi oleh Samsung, yaitu ISOCELL GW1, sudah menjadi standar pada smartphone premium realme. Sensor tersebut pula yang ada pada realme 6 Pro. Kamera depannya pun juga sama dengan sang pendahulu, yaitu Sony IMX 471.

Realme 6 Pro - Kamera

Setelah mencoba kamera belakangnya, saya tidak melihat adanya peningkatan kualitas gambar dari generasi sebelumnya. Hanya saja, fitur night mode yang ada pada realme 6 Pro dapat membuat gambar yang lebih baik dari sang pendahulunya. Hasilnya memang cukup baik dan dapat diandalkan pada segala kondisi.

Kamera depannya juga masih sama seperti dulu, dapat mengambil gambar dengan sangat baik. Pada saat mengambil gambar dengan cahaya yang cukup, kameranya dapat mengambil gambar dengan baik. Akan tetapi pada saat mengambil gambar dengan kamera wide-nya, gambarnya tidak sebaik kamera depan yang utama.

Kamera makro yang digunakan juga ternyata tidak terlalu jauh dengan pendahulunya, resolusi kecil dan tidak tajam. Dan sebagai saran, ambillah semua foto makro dengan perangkat yang satu ini pada saat cahaya yang terang agar bisa mendapatkan warna dan ketajaman yang cukup.

Lalu bagaimana dengan kamera Zoom yang dimiliki? Hasil pada zoom 2x memang bisa dikatakan bagus. Dan pada saat zoom 5x juga masih tertangkap detail yang cukup baik. Saat 10x dan 20x? Gunakan pada saat diperlukan saja.

Satu hal yang cukup menarik dibahas adalah mode tripod yang ada pada mode malam dari realme 6 Pro. Mode ini akan mengambil gambar dalam waktu 50 detik. Hasilnya? memang lebih baik dari mode malam biasa dan sangat berguna mengambil gambar pemandangan pada saat malam hari. Gambar di bawah ini dengan dedaunan yang lebih terang menggunakan mode tripod.

Pengujian

Gaung cip Snapdragon 720G memang cukup tinggi pada saat realme mengumumkan 6 Pro. Hal tersebut dikarenakan prosesor yang digunakan memiliki clock yang lebih tinggi dari 730G. Hal tersebut tentu saja cukup membuat banyak orang yang menggunakan cip 730G kecewa.

Snapdragon 720G sendiri menggunakan Kryo 465 Gold dan Silver yang berbasis Cortex A76. Oleh karena itu, chipset ini sendiri juga akan bersaing dengan para saudaranya, yaitu Snapdragon 712 yang digunakan pada realme XT dan Snapdragon 730G.

Perbandingan kali ini pun menghadirkan kedua cip tersebut. Sayangnya, karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menguji bermain game. Oleh karena itu, kali ini saya hanya menyajikan benchmark sintetis saja. Berikut adalah perbandingannya.

Ternyata memang, Snapdragon 720G bisa dikatakan kurang lebih sama dan bahkan pada beberapa pengujian lebih kencang dari 730G! Oleh karena itu, jika dengan 730G saja bermain game tidak dapat ditemukan lag, dengan 720G pun seharusnya seperti itu. Jadi? Realme 6 Pro pun dapat diandalkan untuk bekerja dan bermain game.

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Pengujian berlangsung selama 13 jam 59 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji VOOC 4.0 dengan charger bawaan Realme 6 Pro . Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu sekitar 1 jam dengan kondisi perangkat dinyalakan.

Verdict

Realme tidak ada lelah-lelahnya untuk memenuhi pasar dengan perangkatnya yang memiliki “rasa” premium. Setelah menantang para pesaingnya dengan realme XT, sekarang sang penerus pun juga kembali membuat perangkat flagship akan terasa mainstream. Sang penerus itu adalah realme 6 Pro.

Dengan menggunakan Snapdragon 720G untuk pertama kali di Indonesia, ternyata kinerjanya cukup membuat saya yang menggunakan Snapdragon 730G cukup iri. Hal tersebut karena kinerja antara keduanya terpaut sangat-sangat kecil dan bahkan SD 720G kadang lebih kencang dari 730G! Jika pada 730G saya mampu bermain game dengan lancar, seharusnya hal yang sama juga dirasakan pada 720G.

Kamera yang ada juga dapat diandalkan untuk mengambil momen setiap hari. Sayang memang, sepertinya tidak ada peningkatan yang cukup pada sisi hasil tangkapan gambarnya. Walaupun begitu, realme menambahkan fitur-fitur lainnya yang bisa diandalkan seperti video yang stabil, mode tripod, dan lain sebagainya.

Dengan varian yang saya dapatkan, yaitu 8 GB/ 128 GB, realme 6 Pro di India dilepas dengan harga Rp. 3,7 jutaan. Biasanya, harga di Indonesia tidak terlalu jauh dari harga tersebut. Namun mengingat harga dolar yang semakin naik, kemungkinan juga perangkat ini ada pada harga empat jutaan.  Edit: Realme 6 Pro di Indonesia dijual dengan harga Rp. 4.499.000. Harga tersebut ternyata tidak terlalu berhubungan dengan harga Dolar yang sedang meningkat. Namun dengan fitur yang ditawarkan tentu saja membuat harga tersebut menjadi cukup  terjangkau.

Sparks

  • Layar 90 Hz di harga empat jutaan!
  • SD 720G yang kencang
  • Desain baru yang tidak membosankan!
  • Hasil kamera utama yang bagus
  • Responsif
  • Daya tahan baterai yang lama disertai pengisian yang cepat!
  • Dolby Atmos
  • Ultra Image Stabilizer yang baik

Slacks

  • Sebelum diimplementasikan, saya akan selalu menulis ini pada sisi kekurangannya: NFC
  • Iklan!

[Review] ASUS Zenfone 6 Twilight Silver, Masih Recommended di 2020?

Belum lama ini ASUS telah merilis varian warna baru untuk Zenfone 6, bernama twilight silver. Sebelumnya, smartphone Android flagship ASUS ini tersedia dalam warna midnight black. Sebetulnya ASUS Zenfone 6 perdana dirilis pada bulan Mei 2019, namun tiba di Indonesia pada November 2019. Jadi, baru beredar di Tanah Air sekitar 4-5 bulan.

Dibanderol seharga Rp6.999.000, dengan aspek unggulan diantaranya flip camera, chipset Snapdragon 855, dan baterai besar 5.000 mAh lengkap dengan fast charging. Perangkat ini jelas masih sangat recommended di tahun 2020 dan berikut review ASUS Zenfone 6 selengkapnya. Sesi hands-on-nya bisa dilihat video di bawah ini:

Desain

Layar ASUS Zenfone 6
Layar ASUS Zenfone 6 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Klasik dan minimalis, dua kata ini menurut saya tepat untuk menggambarkan desain Zenfone 6. Bagian muka didominasi oleh layar 6,4 inci tanpa gangguan notch maupun punch hole, namun masih punya sensor fingerprint konvensional di punggungnya.

Panel yang digunakan masih berjenis IPS dengan resolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9. Mendukung color gamut DCI-P3 100 persen dan HDR10, serta diproteksi Corning Gorilla Glass 6.

Bezel sekeliling layarnya sangat tipis, namun ASUS berhasil menyematkan earpiece yang juga berfungsi ganda sebagai speaker sekunder dan LED notifikasi di bagian atas layar sebelah kanan. Dengan tingkat kecerahan maksimum 600 nit, membuat layarnya agak sulit dibaca di bawah sinar matahari langsung.

Flip camera ASUS Zenfone 6
Flip camera ASUS Zenfone 6 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Hal yang membuat smartphone ini sangat unik adalah mekenisme flip dual camera-nya. Di mana Zenfone 6 hanya punya satu set kamera dengan tugas ganda yakni bisa jadi kamera belakang dan depan. Modul kamera ini dikemas menggunakan material liquid metal untuk ketahanan yang baik.

Selain itu, perangkat ini memiliki satu tombol ekstra yang disebut smart key di sebelah kanan atas yang secara default berfungsi untuk memanggil Google Assistant. Fungsi tombol ini bisa disesuaikan sesuai kebutuhan, misalnya tekan sekali untuk mengubah sound mode, tekan dua kali untuk mengaktifkan flashlight, dan tahan untuk screenshot.

Cover belakang ASUS Zenfone 6
Cover belakang ASUS Zenfone 6 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Hadir dengan dimensi 159.1×75.4×9.2 mm, bobot 190 gram, dan kerangka dari aluminium, Zenfone 6 terasa penuh dan cukup premium di tangan. Berkat cover belakang berteknologi 3D-curved dan sudut yang agak membulat membuatnya nyaman digenggam.

Untuk kelengkapan atributnya, di sisi kanan terdapat tombol power, tombol volume, dan tombol pintar (smart key). SIM tray dengan dua slot nano SIM dan satu slot microSD di sisi kiri. Flip camera dan mikrofon sekunder di sisi atas dan sisi bawah terdapat jack audio 3,5mm, port USB Type-C, mikrofon utama, dan speaker.

Android 10 dengan ZenUI 6

ZenUI 6
ZenUI 6 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Begitu mengambil ASUS Zenfone 6, pengguna akan langsung mendapatkan update sistem operasi ke Android 10 dengan sentuhan ZenUI 6 yang telah dirombak besar-besaran. Antarmuka berjalan lebih ringan, bersih tanpa banyak bloatware, dan kini lebih simpel menyerupai pure Android.

Secara default, launcher ZenUI 6 terdiri dua lapis atau memiliki home screen dan app drawer. Serta, sudah dilengkapi dengan sistem navigasi berbasis gesture yang baru dan system color scheme dark atau dark mode.

Terkait kinerja dan daya tahan baterai, ASUS menyediakan beberapa tool seperti AI Boost bila Anda membutuhkan performa penuh. Kemudian ada mobile manager untuk mengontrol penggunaan RAM dan PowerMaster bagi yang ingin memperpanjang daya tahan baterai.

Selain mengandalkan sensor fingerprint yang terletak di punggung, Zenfone 6 tetap menyediakan metode face recognition. Namun cara kerjanya kurang praktis, pertama tekan tombol power untuk membangunkan smartphone, usap layar, dan kemudian kamera akan berputar untuk mengenali penggunanya.

Flip Camera

Kamera ASUS Zenfone 6
Kamera ASUS Zenfone 6 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

ASUS Zenfone 6 mengandalkan satu set kamera yang sayangnya masih terdiri dari dua kamera saja. Setup kamera ini akan berputar 180 derajat ke muka untuk menjalankan tugas sebagai kamera depan. Artinya tidak ada perbedaan kualitas, Anda akan mendapatkan foto selfie dan kualitas video kamera belakang saat nge-vlog karena menggunakan set kamera yang sama.

Kamera utamanya 48MP f/1.8 Quad Bayer menggunakan sensor Sony IMX586 dan kamera kedua 13MP f/2.4 dengan lensa wide angle 11mm. Secara default, pada mode photo kamera utama menghasilkan resolusi 12MP dengan ukuran per piksel lebh besar 1.6µm sehingga dapat diandalkan dalam berbagai kondisi cahaya.

Pada mode 12MP ini kita difasilitasi optical zoom 2x untuk mengubah perspektif, didukung fitur HDR++ untuk meningkatkan dynamic range, serta fitur beauty dan efek. Sementara, pada mode 48MP ukuran per piksel 0.8µm dan tanpa dukungan fasilitas yang saya sebutkan di atas. Idealnya digunakan dalam kondisi pencahayaan yang baik, misalnya saat landscape meski sayangnya tanpa dukungan format Raw.

Review-ASUS-Zenfone-6

Beberapa mode pengambilan gambar yang tersedia ada time lapse, slo-mo, motion tracking, video, photo, portrait, pano, night, dan Pro. Kabar baiknya, hampir semua fitur kamera yang ada tersedia baik saat menjadi kamera belakang maupun depan.

Review-ASUS-Zenfone-6

Lompat ke mode Pro, di sini kita bisa leluasa menyetel pengaturan layaknya menggunakan kamera mirrorless misalnya. Mulai dari meyesuaikan white balance (2750K-7500K), exposure compensation (-2 sampai 2+), ISO (25-3200), shutter speed (1/3200-32s), dan manual focus. Lengkap dengan bantuan fitur gradienter dan juga histogram, sayang tanpa opsi penyimpanan format Raw.

Sekarang beralih ke perekam videonya, dengan kamera utama Zenfone 6 mampu merekam video 4K 60fps dan 4K 30fps bila menggunakan kamera wide angle. Fitur video stabilization tetap bekerja di resolusi 4K dengan kompensasi crop.

Hal yang cukup menarik ialah mode motion tracking, di mana kita bisa mengunci subjek yang bergerak dan kamera akan berputar mengikutinya. Pada mode photo maupun video, kita juga bisa menggerakkan kamera secara manual dengan menggunakan tombol volume yang bisa digunakan untuk mengambil footage dengan gerakan yang mulus.

Berikut hasil foto ASUS Zenfone 6:

Hardware

Performa ASUS Zenfone 6
Performa ASUS Zenfone 6 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain keunikan flip camera, aspek performa yang super powerful menjadi daya tarik lainnya. Smartphone ini sudah ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 855 dan unit review ASUS Zenfone 6 yang saya gunakan varian RAM 6GB dengan penyimpanan 128GB.

Lewat konfigurasi ini, berbagai skenario penggunaan smartphone berat seperti kegiatan gaming, multitasking atau membuka banyak aplikasi sekaligus, hingga editing foto Raw dan video bisa ditangani dengan sangat baik. Saat butuh performa lebih, mode AI Boost bisa dinyalakan tapi dengan konsumsi daya lebih besar sebagai gantinya.

Kapasitas baterai Zenfone 6 sendiri terbilang besar; 5.000 mAh dan dilengkapi dengan fitur PowerMaster untuk memastikan daya tahan baterainya bisa lebih awet. Pengisian dayanya didukung fast charging dengan Quick Charge 4.0 18W dan sebagai informasi smartphone ini tidak mendukung wireless charging.

Verdict

Flip camera ASUS Zenfone 6
Flip camera ASUS Zenfone 6 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Mempertimbangkan semua fitur dan harganya, ASUS Zenfone 6 cocoknya buat siapa? Menurut saya buat kalian para pengguna smartphone kelas menengah yang ingin merasakan smartphone dengan performa flagship tanpa perlu mengeluarkan uang lebih. Bisa juga untuk kalian yang secara intens memanfaatkan kamera depan misalnya untuk vlogging atau live streaming dan ingin meningkatkan hasilnya.

Meski begitu perlu diingat bahwa Zenfone 6 tidak mengandung semua elemen kekinian yang ada pada tahun 2020. Sebut layar OLED, konfigurasi triple atau bahkan quad camera, dan belum mengadopsi sensor sidik jari di bawah layar. Bila Anda bisa menerima hal tersebut, Rp6.999.000 dengan chipset Snapdragon 855 dan mekanisme flip camera jelas masih sangat optimal untuk dijadikan daily driver di tahun 2020.

Sparks

  • Flip camera
  • SoC Snapdragon 855 yang powerful
  • Memori internal 128GB dan masih dapat diperluas
  • Harga relatif terjangkau
  • Jack audio 3,5mm
  • Warna baru twilight silver yang cantik
  • Video 4K 60fps
  • Tombol ekstra ‘smart key’

Slacks

  • Konfigurasi masih dual camera
  • Sensor fingerprint konvensional
  • Layar kurang cerah maksimum 600 nit
  • Body sedikit bongsor

Nokia Luncurkan Tiga Smartphone Baru dan Reinkarnasi Ponsel Klasik

Nokia hari ini resmi memperkenalkan smartphone 5G pertamanya, Nokia 8.3 5G. Dalam kesempatan yang sama, Nokia juga menyingkap tiga ponsel lain, yakni Nokia 5.3, Nokia 1.3, dan reinkarnasi modern Nokia 5310.

Nokia 8.3 bukanlah sebuah flagship, melainkan duduk di kategori menengah ke atas. Desainnya kelihatan modern berkat rancangan layar model hole-punch, tapi entah kenapa ia masih menyisakan sedikit bezel di atas. Layarnya sendiri tergolong masif, dengan bentang diagonal 6,81 inci dan resolusi 1080p.

Nokia 8.3 5G

Dukungan jaringan 5G diwujudkan oleh penggunaan chipset Qualcomm Snapdragon 765G, yang hadir bersama pilihan RAM 6 GB atau 8 GB, serta storage internal 64 atau 128 GB (plus slot microSD). Kapasitas baterainya cukup besar di angka 4.500 mAh, sedangkan sensor sidik jarinya telah ditanamkan ke tombol power-nya.

Nokia 8.3 mengandalkan empat kamera belakang: kamera utama 64 megapixel, ultra-wide 12 megapixel, macro 2 megapixel, dan depth sensor 2 megapixel. Kamera depannya punya resolusi 24 megapixel, dan Nokia tentu saja tidak lupa menggunakan komponen optik dari Zeiss untuk smartphone barunya ini.

Satu hal yang cukup menarik adalah penekanan Nokia terkait video. Bukan sebatas menawarkan perekaman dalam resolusi 4K, Nokia 8.3 disebut juga jago mengambil video di kondisi pencahayaan yang minimal berkat ukuran pixel individual yang besar (2,8 μm) pada sensor kameranya. Jika diperlukan, Nokia 8.3 juga bisa merekam video dalam format ‘mentah’ (log).

Selain itu, Nokia turut membanggakan sejumlah efek sinematik bawaan yang ditawarkan, semisal efek anamorphic. Di samping video, audio juga menjadi prioritas lain Nokia 8.3; perangkat diklaim mampu merekam suara dari segala sudut secara akurat dengan memanfaatkan teknologi yang sebelumnya dipakai di kamera 360 derajat Nokia Ozo.

Sistem operasi yang dijalankan sudah Android 10, dan Nokia menjanjikan update rutin sampai dua tahun ke depan mengingat perangkat ini tergabung dalam program Android One. Nokia 8.3 5G kabarnya akan dipasarkan secara global pada musim panas mendatang seharga 599 euro (6GB/64GB) dan 649 euro (8GB/128GB).

Nokia 5.3 dan Nokia 1.3

Nokia 5.3 / Nokia
Nokia 5.3 / HMD Global

Di segmen yang lebih terjangkau, ada Nokia 5.3 yang mengusung layar yang tidak kalah besar: 6,55 inci, dengan resolusi 720p. Resolusinya mungkin terdengar mengecewakan, akan tetapi ini berpengaruh langsung terhadap keunggulan Nokia 5.3 perihal baterai, yang diklaim tahan sampai 2 hari pemakaian.

Baterainya sendiri punya kapasitas 4.000 mAh, sedangkan chipset yang digunakan adalah Snapdragon 665, lengkap beserta pilihan RAM 3 GB, 4 GB, atau 6 GB, dan storage internal 64 GB. Nokia 8.3 rupanya juga mengemas empat kamera belakang, meski tentu saja beda kualitas: kamera utama 13 megapixel f/1.8, ultra-wide 5 megapixel, macro 2 megapixel, dan depth sensor 2 megapixel. Kamera selfie-nya sendiri beresolusi 8 megapixel.

Nokia 1.3 / Nokia
Nokia 1.3 / HMD Global

Di bawahnya lagi dan sudah masuk kategori budget phone, ada Nokia 1.3 yang merupakan smartphone Android Go. Meski begitu, kalau melihat spesifikasinya, posisinya masih sedikit di atas Nokia C2 yang juga baru dirilis. Yang paling utama, Nokia 1.3 ditenagai chipset Qualcomm QM215 dan RAM 1 GB.

Perangkat mengemas layar 5,7 inci beresolusi 720p, dan seperti yang bisa kita lihat, ada notch yang dihuni oleh kamera 5 megapixel. Kamera belakangnya sendiri cuma satu dengan resolusi 8 megapixel. Seperti Nokia C2, Nokia 1.3 turut mengemas baterai yang removable dengan kapasitas 3.000 mAh.

Kedua perangkat ini akan tersedia secara global mulai April mendatang. Nokia 5.3 dibanderol 189 euro untuk varian 4GB/64GB, sedangkan Nokia 1.3 dihargai 95 euro.

Nokia 5310

Nokia 5310

Dahulu bernama Nokia 5310 XpressMusic, reinkarnasi modernnya ini tetap mempertahankan tiga tombol musik berwarna merah, meski kini posisinya tak lagi persis di sebelah layar, melainkan di bagian samping perangkat. Maklum, sisi layarnya kini melengkung mengikuti bentuk bodi secara keseluruhan.

Masih bertema musik, Nokia 5310 mengunggulkan sepasang speaker yang menghadap ke depan. Layarnya sedikit lebih besar ketimbang versi klasiknya di angka 2,4 inci (resolusi 320 x 240), dan perangkat tetap dilengkapi satu kamera di belakangnya. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai bulan Maret ini juga seharga 39 euro.

*Sumber: HMD Global.

Samsung Luncurkan Galaxy M21, Smartphone 3 Jutaan dengan Kamera 48 Megapixel dan Baterai 6.000 mAh

Samsung meluncurkan smartphone baru di rentang harga 3 jutaan rupiah, yakni Galaxy M21. Sejauh ini baru tersedia di India, Galaxy M21 datang dengan spesifikasi yang cukup menarik, terutama jika dibandingkan dengan pendahulunya, Galaxy M20.

Yang paling utama, Galaxy M21 jauh lebih superior soal display. Bukan karena notch-nya yang kian meramping, melainkan karena panel layar yang digunakan. Galaxy M21 mengemas panel Super AMOLED 6,4 inci beresolusi 1080p, bukan lagi panel TFT seperti sebelumnya.

Performanya ditunjang oleh chipset Exynos 9611 dengan prosesor octa-core 2,3 GHz, serta kombinasi RAM/storage 4GB/64GB dan 6GB/128GB. Namun yang lebih mencuri perhatian mungkin adalah baterainya. Galaxy M21 dibekali baterai berkapasitas 6.000 mAh, 1.000 mAh lebih besar ketimbang pendahulunya, dan baterai ini mendukung charging 15 W via sambungan USB-C.

Samsung tak lupa menghadirkan pembaruan di sektor kamera. Jumlah kamera belakangnya kini bertambah satu dibanding M20: kamera utama 48 megapixel, ultra-wide 8 megapixel, dan depth sensor 5 megapixel. Kamera depannya sendiri mengandalkan modul 20 megapixel.

Kalau dikomparasi dengan Galaxy M31 yang meluncur lebih dulu bulan lalu, keduanya hanya berbeda perihal kamera. M31 datang membawa empat kamera belakang: 64 megapixel, ultra-wide 8 megapixel, macro 5 megapixel, dan depth sensor 5 megapixel. Kamera selfie-nya juga punya resolusi yang lebih tinggi di angka 32 megapixel. Selebihnya, dua ponsel ini cukup identik.

Di India, Samsung bakal memasarkan Galaxy M21 mulai akhir Maret ini juga. Varian 4GB/64GB ditawarkan seharga 13.499 rupee (± Rp 2,9 juta), sedangkan varian 6GB/128GB dihargai 15.499 rupee (± Rp 3,3 juta). Pilihan warna yang tersedia ada dua, yaitu biru dan hitam.

Sumber: GSM Arena dan Samsung India.

Resmi Dirilis, OPPO Reno3 Dibanderol 5 Jutaan di Indonesia

Setelah melalui rangkaian acara bertajuk “OPPO Reno3 Experience Tour“, OPPO akhirnya resmi menghadirkan Reno3 di Indonesia. Smartphone ini dijual dengan harga 5 jutaan dan menitikberatkan pada fitur-fitur kameranya. Sebut saja 48MP quad camera, 44MP ultra night selfie, 5x hybrid zoom, dan 108MP ultra clear image.

“Pengguna selalu kami tempatkan sebagai yang terdepan dalam pengembangan produk. Seperti pada Reno3, di mana kami selalu mengumpulkan feedback konsumen di Indonesia untuk membangun sebuah produk yang memiliki kemampuan fotografi sesuai dengan apa yang mereka gunakan dalam kesehariannya,” ujar Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia.

Fitur dan Spesifikasi OPPO Reno3

Reno3-2

Smartphone Android 10.0 dengan antarmuka ColorOS 7 ini mengusung layar Super AMOLED 6,4 inci beresolusi 1080×2400 piksel dalam aspek rasio 20:9. Bagi yang suka nonton film, Reno3 dilengkapi Netflix HD Certification. Sehinggai bisa menonton video dengan resolusi 1080p di aplikasi Netflix yang menjadi aplikasi bawaan di Reno3.

Reno3-4

Di pucuk layar dijumpai notch bergaya waterdrop guna menampung kamera depan 44MP f/2.45 dengan fitur ultra night selfie. Reno3 menanggalkan keunikan mekanisme rising camera seperti yang terdapat pada Reno2 F atau pivot rising camera pada Reno2 dan balik lagi menggunakan notch waterdrop seperti F11 yang sudah punah. Lalu, modul quad camera belakangnya juga tidak ditempatkan di bawah kaca tapi kembali ke pojok kiri atas seperti smartphone mainstream lainnya.

Kamera utamanya sendiri beresolusi 48MP dengan aperture f/1.8. Kamera kedua 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide angle yang juga menyuguhkan fitur ultra macro 3cm. Terus kamera ketiga 13MP f/2.4 yang bertanggung jawab atas fitur 5x hybrid zoom, dan satu lagi kamera 2MP f/2.4 dengan lensa monokrom.

Reno3-3

Lewat konfigurasi yang ada, kamera Reno3 mencakup banyak skenario penggunaan dalam berbagai kondisi pencahayaan. Dapat memenuhi kebutuhan fotografi dari yang sangat dekat, sudut pandang yang luas, normal, dan foto jarak jauh untuk membantu mendapatkan foto dengan angle dan komposisi terbaik.

Lalu, bagaimana Reno3 bisa menghasilkan foto beresolusi 108MP? Jadi, saat kita menggunakan fitur 108MP ultra clear image, Reno3 akan mengambil foto multi-frame. Lewat optical-flow sub-pixel registration, kamera dapat mencocokkan dan mengkalibrasi sub-pixel pada frame yang berbeda untuk menghasilkan gambar asli dengan pixel yang rendah dengan lebih banyak informasi.

Setelah itu, melalui sub-pixel interpolation, gambar asli dengan pixel yang rendah akan diubah menjadi gambar dengan resolusi tinggi. Tentu saja, untuk dapat memperoleh foto yang tajam dan detail dengan fitur 108MP ultra clear image pastikan kondisi cahaya ideal dan pegang kamera dengan stabil.

Selain kemampuan 5x hybrid zoom, Reno3 juga dapat sanggup memperbesar hingga 20x digital zoom. Menariknya, tak hanya bisa digunakan pada mode foto tapi juga pada mode video. Seperti Reno2, Reno3 juga fitur ultra steady video dan di versi 2.0 ini membawa dua mode yang berbeda.

Pada mode ultra steady video, OPPO memanfaatkan teknologi electronic image stabilization (EIS) yang dikembangkan dengan algoritma baru sehingga meningkatkan efek anti-shake, kemulusan hasil video, dan kualitas gambar yang ditingkatkan dengan frame rate tinggi 1080p 60fps pada mode ultra steady video dan 1080p 30fps pada mode ultra steady video pro.

OPPO juga membawa fitur video bokeh, video zoom, dan AI beauty mode untuk mendorong penggunanya dalam membuat konten video dengan mudah. Kemudahan ini ditambah dengan kehadiran Soloop, yang merupakan smart video editor bagi pengguna pemula untuk merekam kesehariannya melalui video.

Reno3-5

Semua kegiatan ber-smartphone digerakkan oleh chipset MediaTek Helio P90 dengan paduan RAM 8GB dan penyimpanan 128GB. Perangkat ini didukung dengan tiga slot kartu yang dapat memuat dua nano SIM Card dan slot microSD. Perangkat ini hadir dengan baterai 4025 mAh dengan fast charging VOOC Flash Charge 3.0 20W yang sanggup mengisi daya baterai hingga 50 persen dalam 30 menit.

Bagi yang tertarik dengan OPPO Reno3, Anda dapat mulai memesan pada periode 17-26 Maret 2020 dengan bonus berupa speaker bluetooth OASE S3 senilai 1 juta rupiah. Reno3 sendiri hadir dalam dua pilihan warna hitam dan putih. Perangkat ini djual dengan harga Rp5.499 juta dan OPPO juga memberikan banyak penawaran menarik dan keuntungan bagi konsumen.

Update: Ada perubahan harga untuk harga jual OPPO Reno3 dari harga sebelumnya 5.199.000 menjadi 5.499.000 rupiah pada tanggal 25 Maret 2019. Untuk artikel ini harganya telah diubah ke harga terbaru. 

[Review] Huawei Mate 30 Pro, Smartphone Kamera dengan OS Android Tanpa Google

Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone Android, namun tanpa Google Mobile Services. Artinya, tanpa aplikasi bawaan Google seperti YouTube, Chrome, Drive, Gmail, dan layanan Google lainnya – termasuk toko aplikasi Play Store.

Sebagai gantinya, Mate 30 Pro menggunakan Huawei Mobile Services dan menyediakan AppGallery sebagai toko aplikasinya. Namun, Anda tetap tidak akan menemukan aplikasi Google di sini dan tidak semua aplikasi di Play Store ada di AppGallery.

AppGallery
AppGallery | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Saya ambil contoh aplikasi populer yang sering digunakan seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, Lightroom, Netflix, Spotify, bahkan Gojek dan Grab pun tidak tersedia di AppGallery. Termasuk game-game populer seperti Mobile Legends: Bang Bang, PUBG, dan Call of Duty Mobile.

Ya, kita mungkin bisa mengunduh file APK-nya di website APK mirror misalnya. Namun, kita harus menginstal ulang aplikasi saat ada update aplikasi. Perlu dicatat juga, tanpa Google Mobile Services sejumlah aplikasi mungkin tidak berjalan optimal, beroperasi dengan beberapa keterbatasan, bahkan tidak bisa bekerja sama sekali.

Solusi lain, pengguna Mate 30 Pro bisa mengganti Huawei Mobile Services menjadi Google Mobile Services. Metodenya agak merepotkan bagi sebagian orang, serta mungkin ada resiko keamanan dan tersusup malware.

Kurang lebih itu yang harus kalian dipahami sebelum memutuskan untuk membeli Huawei Mate 30 Pro, konsekuensi berat tanpa dukungan Google. Desain cantik dengan layar melengkung, chipset yang super powerful, dan kemampuan kamera dengan label Leica menjadi beberapa daya tarik smartphone ini. Berikut review Huawei Mate 30 Pro selengkapnya.

Desain

Layar Huawei Mate 30 Pro
Layar Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Ada beberapa hal yang menonjol pada desain Huawei Mate 30 Pro, mulai dari layar yang melengkung, ukuran notch-nya, dan rakitan kamera belakangnya. Ya, layarnya tumpah ke samping 88 derajat sehingga saat smartphone diletakkan secara datar bezel samping tidak terlihat.

Layar dengan sisi lengkung ini membentang 6,53 inci, menggunakan panel OLED beresolusi 1176×2400 piksel (409 ppi) dalam rasio 18.5:9. Serta, mengemas DCI-P3 dan tampilan HDR10. Tak lupa, ada sensor NFC di body Mate 30 Pro.

Hanya menyisakan satu tombol power di sisi kanan dan Anda tidak akan menemukan tombol volume. Untuk menyesuaikan level suara, kita bisa mengetuk dua kali di atas tombol power dan mengusap ke atas ke bawah yang berlaku di sisi kiri juga. Selain untuk menyesuaikan volume, layar lengkung ini tidak aktif sehingga tak perlu takut kepencet saat memegang smartphone.

Menuju notch, area ini menampilkan kamera depan 32MP dengan aperture f/2.0, kamera TOF 3D yang digunakan untuk efek bokeh dan face recognitian, sensor proximity dan ambient light. Tak ada earpiece, suara dihantarkan lewat getaran di layar. Smartphone ini hanya punya satu speaker yang berada di sisi bawah bersama port USB Type-C, mikrofon, dan SIM Tray.

Unit yang saya review merupakan varian dual SIM dengan dua slot yang bersifat hybrid. Di mana slot kedua bisa dimanfaatkan untuk menyisipakan nano memori card. Lalu, di sisi atas terdapat mikrofon sekunder dan infra merah. Frame-nya sendiri terbuat dari alumunium, serta bagian depan belakang diproteksi oleh Gorilla Glass 6 dan body-nya tahan air dengan sertifikasi IP68.

Desain belakang Huawei Mate 30 Pro
Desain belakang Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beralih ke belakang, rakitan triple-camera belakangnya (empat bila kamera ToF 3D dihitung) sangat mencolok dengan bingkai bulat yang menonjol. Tak jauh dari kamera, ada dual-LED flash, light temperature sensor, dan label Leica dengan keterangan lensa VARIO-SUMMILUX-H 1:1.6-2.4/18-80 ASPH. Unit yang saya review berwarna space silver, opsi lain tersedia dalam warna classic black, emerald green, dan cosmic purple.

Layar dan Antarmuka

Huawei Mate 30 Pro masih merupakan smartphone Android dan berjalan di atas Android 10 dengan antarmuka EMUI 10. Namun tanpa dukungan Google Mobile Services, jadi jangan kaget bila Anda tak menjumpai satu pun aplikasi atau layanan Google termasuk Play Store, serta tidak bisa menginstal aplikasi dan game populer.

Secara default, antarmuka EMUI 10 bergaya home screen satu lapis dengan Huawei Assistant di sisi paling kiri dan mengadopsi sistem navigasi berbasis gesture. Misalnya usap sisi kanan atau kiri bagian bawah ke tengah untuk fungsi back, usap dari bawah ke atas sisi bawah untuk ke home screen, serta usap setengah dan tahan dari bawah ke atas sisi bawah untuk menampilkan task switcher.

Layar dengan sisi melengkung Mate 30 Pro menggunakan panel OLED berukuran 6.53 inci dengan resolusi 1176×2400 piksel dalam aspek rasio 18.4:9 yang menyuguhkan tingkat kerapatan 409ppi. Di pengaturan layar, terdapat menu Color & Eye Comfort yang berisi opsi natural tone, color mode & temperature, dan eye comfort termasuk di dalamnya fitur flicker reduction.

Untuk sistem keamanan, smartphone ini dilengkapi optical under-display fingerprint scanner. Selain untuk unlock device, bisa juga dimenfaatkan untuk mengunci file manager dan aplikasi. Terdapat juga metode face unlock dengan kamera ToF yang menggunakan 3D scanner yang jauh lebih aman dibanding sekedar mengandalkan kamera depan.

Kamera dengan Label Leica

Kamera Huawei Mate 30 Pro
Kamera Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Membawa label Leica dan ranking tinggi di DXOMark, kemampuan foto dan video memang menjadi daya tarik utama Huawei Mate 30 Pro. Smartphone ini mengusung konfigurasi triple camera dan pada mode foto Pro, di mana hasil jepretannya bisa disimpan dalam format Raw.

Menurut saya, dukungan Raw ini sangat penting untuk memaksimalkan potensi setup kamera yang ditawarkan oleh Mate 30 Pro. Kamera utamanya 40MP Quad Bayer 27mm dengan filter RYYB dan dilengkapi OIS. Sensornya berukuran 1/1.7″ dengan aperture f/1.6.

Kamera Huawei Mate 30 Pro
Kamera Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kamera kedua juga 40MP Quad Bayer dengan lensa ultra-wide 18mm dan yang menarik ialah ukuran sensor gambarnya terbilang terbesar di kelas smartphone yakni 1.54″ dengan aperture f/1.8. Secara default, hasil bidikannya berada di resolusi 10MP pada aspek rasio 4:3 dan tersedia juga opsi 40MP 4:3 di pengaturan kamera.

Kamera yang ketiga 8MP dengan lensa telephoto 80mm dengan OIS dan aperture f/2.4 yang menyuguhkan fasilitas 3x optical zoom dan hingga 30x digital zoom. Serta, kamera ekstra 3D ToF untuk efek bokeh dan meningkatkan autofocus-nya.

Untuk antarmuka aplikasi kameranya cukup fungsional dan saat memotret dalam posisi landscape, ada tombol rana ekstra di sisi atas sebelah kiri. Pada mode foto, sisi kiri terdapat akses ke pengaturan kamera, picture style, pengaturan flash, Master AI yang mampu mengenali dan mengatur ulang pengaturan kamera hingga 1.500 scene, serta scan shopping.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-9

Picture style atau efek yang tersedia adalah Leica standard, Leica vivid, Leica smooth, sentimental, impact, ND, valencia, blue, halo, nostalgia, dan dawn. Slider untuk beralih focal length dari wide sampai 30x zoom digital ada di sisi bawah.

Selain mode photo, mode utama lainnya dari yang paling kiri ada mode aperture, night, portrait, video, Pro, dan sisinya ada di ‘more‘. Ada mode monochrome, HDR, stickers, panorama, light painting, moving picture, dual-view, slow-mo, AR lens, time-lapse, dan documents.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-12

Pada mode foto Pro, pengguna Mate 30 Pro diberi sistem kontrol manual layaknya kamera digital. Kita bisa mengatur white balance (2.800-10.000K), mode AF (AF-C, AF-S, dan MF), exposure compensation, shutter speed (1/4000 – 30s), ISO dari 50-6.400, dan metering focus.

Masih di mode Pro, picture style yang bisa digunakan hanya ada tiga yaitu Leica standard, Leica vivid, dan Leica smooth. Lalu, di sini kita bisa menggunakan fungsi zoom secara leluasa – focal length yang tersedia hanya 1x, wide, dan 3x opctical zoom.

Tengok ke pengaturan resolusi kamera, ada opsi untuk menyimpan di format Raw. Kenapa ini penting? Karena foto dalam format ini mengandung semua informasi yang ditangkap oleh kamera, tidak ada yang dikurangi untuk fleksibilitas editing.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-10

Lalu, yang menggembirakan lagi adalah mode Pro juga tersedia di opsi perekam video. Kurang lebih sama, bedanya tidak ada opsi shutter speed dan kemampuan zoom bisa sampai 5x. Sementara, di mode video standar bisa menggunakan zoom sebanyak 10x, semua efek picture style bisa digunakan, termasuk mode beauty.

Kamera belakangnya ini sanggup merekam video hingga resolusi 4K pada 60fps dengan kamera utama dan ultra wide. Fitur video stabilization tetap aktif, meskipun tak ada opsi khusus untuk menyalakan dan mematikannya. Sedangkan, kamera depannya sebatas 1080p 30fps. Bagi yang suka bereksplorasi dengan fitur slow-mo, ada opsi 1080p pada 120fps, 240fps, hingga 960fps. Serta, 720p pada 1920fps atau 7680fps.

Review-Huawei-Mate-30-Pro-13

Satu lagi, Leica sendiri memang punya kamera yang hanya menggunakan sensor monochrome atau black & white dan masih digandrungi untuk menciptakan foto dengan nilai seni tinggi. Pada Mate 30 Pro, Huawei juga turut melengkapi mode foto monochrome-nya dengan sejumlah opsi dari mode normal, aperture, portrait, hingga mode Pro.

Berikut hasil foto dari Huawei Mate 30 Pro:

Hardware & Performa

Hasil AnTutu Huawei Mate 30 Pro
Hasil AnTutu Huawei Mate 30 Pro | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bertenaga chipset HiSilicon Kirin 990 yang dibuat pada proses fabrikasi 7nm, Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone dengan performa super powerful yang ada di pasaran saat ini. Di dalam SoC tersebut terdapat CPU octa-core dengan tiga cluster, terdiri dari 2×2.86 GHz Cortex-A76, 2×2.09 GHz Cortex-A76, dan 4×1.86 GHz Cortex-A55.

Pengolahan grafisnya mengandalkan GPU Mali-G76 MP16 (16 core) pada kecepatan 600MHz. Lengkap dengan sepasang dedicated neural processing unit (NPU) untuk menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan kecerdasan buatan.

Lalu, didukung pula RAM 8GB dan penyimpanan UFS 3.0 dengan kapasitas 128GB atau 256GB. Bila kurang, ruang simpan masih bisa diperluas lewat penggunaan standar memori milik Huawei yang disebut nano memory. Tangki baterainya sebesar 4.500 mAh yang mendukung pengisian cepat Huawei SuperCharge dengan adapter bawaan 40W dan 27W wireless charging.

Verdict

Android 10
Android 10 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone Android flagship tanpa dukungan Google dan ekosistem Android. Jadi, terus terang smartphone ini kurang cocok dijadikan sebagai daily driver utama orang Indonesia. Kecuali kalau Anda suka tantangan atau dijadikan sebagai smartphone kedua.

Ya, sebetulnya ada cara untuk mengganti Huawei Mobile Services menjadi Google Mobile Services sehingga mendukung Play Store dan menginstal aplikasi atau game dengan mudah. Namun, sekali lagi prosesnya repot dan keamanannya pun dipertanyakan.

Lalu harus diakui, Huawei Mate 30 Pro adalah smartphone kamera sejati dan sudah dijelaskan di atas kebolehannya. Namun, kebanyakan smartphone flagship kompetitor juga mengedepankan kemampuan kamera juga. Sebagai penutup, balik lagi ke poin pertama – apa kalian siap tanpa Google?

Sparks

  • Layar OLED dual-curved yang cantik
  • Punya fingerprint reader under display optical dan 3D face recognition
  • Body tahan air dengan sertifikasi IP68
  • Smartphone kamera, bawa label Leica dan dukungan format Raw
  • Rekaman 4K 60fps dengan video stabilization aktif
  • Chipset Kirin 990 yang powerful

Slacks

  • Smartphone Android 10, tapi tanpa Google Mobile Services
  • Ketersediaan aplikasi dan game di AppGalerry sangat terbatas
  • Rentan terjangkit malware bila menginstal APK aplikasi