Huawei Resmikan Mate 30 Pro di Indonesia, Tanpa Google Mobile Service!

Perang ekonomi antara Amerika dan Tiongkok memang selalu membuahkan korban. Kali ini, yang menjadi korban adalah Huawei, di mana pemerintah Amerika melarang perusahaan di negaranya untuk berhubungan dengan Huawei. Imbasnya? Sistem operasi Android yang digunakan di sebagian besar smartphone pun menjadi tidak lengkap saat digunakan di perangkat Huawei.

Sistem operasi Android selalu saja digabungkan dengan Google Mobile Service (GMS). GMS ini sendiri merupakan serangkaian aplikasi dan API buatan Google yang membuat sistem operasi Android dapat berjalan dengan mulus seperti saat ini. Aplikasi tersebut seperti Chrome, Youtube, Map, Play Store, dan lain sebagainya.

Huawei Mate 30 Pro - Launch

Korban pertama dari smartphone dengan sistem operasi Android yang tidak dilengkapi dengan GMS adalah Huawei Mate 30 Pro (Baca Review-nya di sini). Pada tanggal 14 November 2019, Huawei resmi menjual perangkat Mate 30 Pro di Indonesia. Acara peluncurannya diadakan pada Ice Palace Lotte Shopping Avenue di Jakarta.

Untuk perangkat flagship, Huawei selalu memberikan pengalaman mengambil foto dan video dengan kameranya yang selalu diapresiasi oleh banyak pihak. Kali ini, Huawei menambahkan cukup banyak fitur pada sisi kameranya. Salah satunya adalah video slo-mo dengan 7680 fps, kamera dengan resolusi 40 MP, ISO yang mencapai 51.200, dan masih banyak lagi.

Huawei Mate 30 Pro

Dari sisi performa, Mate 30 Pro juga membawa cip terbaru dari HiSilicon, yaitu Kirin 990 yang digadang merupakan paling kencang dari Huawei. Spesifikasi lengkapnya adalah sebagai berikut

Huawei Mate 30 Pro
SoC HiSilicon Kirin 990
CPU 2×2.86 GHz Cortex-A76 + 2×2.09 GHz Cortex-A76 + 4×1.86 GHz Cortex-A55
GPU Mali-G76 MP16
RAM 8 GB
Internal 256 GB
Layar 6,53 inci OLED 2400 x 11176 Gorilla Glass 6
Dimensi 158.1 x 73.1 x 8.8 mm
Bobot 198 gram
Baterai 4500 mAh
Kamera 40MP, 40 MP Wide, 8 MP Tele, 3D depth, 32 MP selfie
OS Android Pie 9 EMUI non GMS

Huawei menjual Mate 30 Pro dengan sistem pre order. Dalam masa pre order ini, Huawei pun juga memberikan kelas untuk memberitahukan kepada para pembeli cara menggunakan perangkat mereka yang tidak memiliki GMS. Pihak Huawei pun mengklaim bahwa perangkat dengan harga Rp. 12.499.000 ini masih diminati oleh para pelanggannya.

Huawei Mate 30 Pro - Belakang

Tanpa GMS: Nasib Aplikasi?

Saat ditanyakan pada sesi tanya jawab eksklusif, saya tentu saja menitikberatkan pada pertanyaan seputar GMS. Hal tersebut karena GMS memastikan semua aplikasi untuk Android dapat berjalan pada sebuah smartphone. Dan hal tersebut meliputi aplikasi yang kita gunakan setiap harinya, termasuk aplikasi ojek daring.

Deputy Country Director Huawei Device Indonesia, Lo Khing Seng, mengatakan bahwa perangkat Huawei Mate 30 Pro menggunakan Huawei Mobile Service. HMS ini sendiri setiap hari dikembangkan dan Huawei juga mengambil langkah dengan mendekatkan diri kepada para developer aplikasi di Indonesia.

Huawei Mate 30 Pro - In Hand

Dengan menggunakan HMS, masih banyak aplikasi yang dapat dijalankan, namun memang tidak lengkap. Seperti misalnya aplikasi ojek daring yang masih bisa melakukan pemesanan, namun peta dengan posisi pengemudi ojek belum dapat berjalan. Huawei pun juga mengklaim bahwa beberapa aplikasi buatan Google seperti Chrome dan Map dapat dijalankan.

Beberapa aplikasi memang tidak bisa dijalankan, contohnya adalah Youtube. Namun, Youtube tersebut masih bisa dijalankan melalui Chrome. Dan masih banyak lagi produk Google yang dapat dijalankan melalui browser internet.

Saya juga menanyakan bagaimana dengan rooting dan side loading dari GMS. Pihak Huawei mengatakan bahwa segala hal yang membutuhkan rooting sudah pasti menghanguskan garansi. Akan tetapi, jika side loading tidak memerlukan akses root, maka mereka tidak bisa melarang para penggunanya untuk melakukan hal tersebut.

Contoh Hasil Kamera

Hasil kamera yang memukau memang membuat saya ingin mencoba Huawei Mate 30 Pro. Tentu saja, saya juga menunggu perangkat ini mampir ke meja pengujian Dailysocial agar bisa diuji lebih lanjut. Tanpa harus berlama lagi, berikut adalah contoh hasil foto dari Huawei Mate 30 Pro

Lalu bagaimana dengan video slo-mo dengan 7680 fps? Berikut adalah contohnya. Sayang memang, hasilnya tidak terlalu tajam karena kurangnya cahaya pada ruangan experience.

[Review] OPPO Reno2: Perekam Video dan Gimbal Dalam Sebuah Smartphone Kencang

OPPO memang merupakan salah satu vendor asal Tiongkok yang berani untuk mengeluarkan perangkat premium dan flagship mereka di Indonesia. Setelah meluncurkan Reno 10x Zoom yang memiliki kamera, yang menurut saya, memukau, OPPO kembali mengeluarkan perangkat baru bernama Reno2. Reno2 bukan penerus Reno 10x Zoom, namun penerus Reno pertama.

OPPO RENO2

OPPO pun sempat mengajak saya jalan-jalan menelusuri Bromo dan Batu. Anda dapat melihat perjalanan saya pada tautan berikut ini. Namun pada saat itu saya belum menceritakan seberapa kencang perangkat yang satu ini. Hanya keandalan kameranya yang sudah terbukti cukup mengguncangkan para perangkat yang ada di atas 10 juta rupiah.

OPPO Reno2 memiliki spesifikasi sebagai berikut

OPPO Reno2
SoC Snapdragon 730G
CPU 2×2.2 GHz Kryo 470 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 470 Silver
GPU Adreno 618
RAM 8 GB
Internal 256 GB
Layar 6,5 inci AMOLED 2400 x 1080 Gorilla Glass 6
Dimensi 160 x 74.3 x 9.5 mm
Bobot 189 gram
Baterai 4000 mAh
Kamera 48 MP/12MP, 13 MP Wide, 8 MP Macro, 2MP depth, 16 MP selfie
OS Android 9 Pie ColorOS 6.1

Untuk hasil CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Oleh karena kemampuan kameranya sudah saya bahas pada artikel jalan-jalan ke Bromo bersama OPPO, kali ini yang akan dibahas adalah desain serta kinerjanya. Hal ini dikarenakan hasil kameranya akan sama walaupun firmware baru sudah keluar yang hanya menambahkan Dark Mode saja.

Dan ingat, penulisan nama perangkat ini adalah OPPO Reno2 bukan Reno [spasi] 2.

Unboxing

Seperti inilah yang ditemukan didalam paket penjualan OPPO Reno2

OPPO RENO2 - Unboxing

Desain

Jika Anda sudah pernah melihat desain dari OPPO Reno 10x Zoom, mungkin akan sedikit menemukan perbedaannya dengan OPPO Reno2. Pada bagian belakangnya OPPO menggunakan bahan kaca kuat Gorilla Glass 5 yang sudah terbukti (oleh saya sendiri) bertahan jatuh pada ketinggian satu meter. Warna yang saya dapatkan bernama Sunset Pink.

OPPO RENO2 - Atas

Resolusi yang dimiliki oleh OPPO Reno2 sedikit lebih tinggi dari Reno 10x Zoom, yaitu 2400×1080. Layarnya memang terlihat lebih panjang karena memiliki rasio 20:9. Selain itu, OPPO juga sudah memasangkan Gorilla Glass terbaru dari Corning, yaitu versi ke 6, yang lebih tahan benturan lagi dari versi sebelumnya. Rasio layar berbanding badannya juga cukup besar, yaitu 93,1%.

Walaupun OPPO memiliki paten untuk macam-macam layar berponi, OPPO Reno2 tidak menggunakan paten tersebut. Layarnya dengan penuh menutupi hampir seluruh bagian depannya. Layar ini juga telah ditempelkan lapisan penahan goresan, sehingga pengguna tidak lagi harus membelinya secara terpisah. OPPO pun menggunakan kamera mekanik dengan resolusi 16 MP yang akan muncul pada bagian atasnya saat dibutuhkan.

OPPO RENO2 - Kiri

Pada bagian belakang OPPO Reno2 dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. NFC pun juga hadir pada Reno2. Untuk sensor sidik jarinya terletak di bawah layar dan memiliki tingkat respon yang sangat baik.

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (hybrid) serta tombol volume naik dan turun. Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan modul kamera mekanik. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.

OPPO RENO2 - Kanan

Sistem operasi yang digunakan oleh Reno2 adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan OPPO sendiri, yaitu ColorOS 6.1. Versi OPPO telah meniadakan app drawer, sehingga semua widget dan aplikasi akan hadir di homescreen.

OPPO RENO2 - Bawah

Jaringan LTE

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Reno2 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Reno2 menggunakan modem Snapdragon X15 dengan LTE Cat 15 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 800 Mbps.

Kamera

Untuk kamera, kami sudah menjelaskannya pada artikel Jelajah Jatim Park dan Bromo dengan Kamera Smartphone OPPO Reno2. Oleh karena itu, kami akan melompati bagian ini karena semua pengambilan gambar sudah saya lakukan di Bromo dan Jatim Park.

OPPO RENO2 - Kamera Depan

Kekuatan dari OPPO Reno2 memang terlihat jelas pada kameranya. Dengan menggunakan feature Ultra Steady Mode, sepertinya Anda tidak perlu lagi membeli sebuah Gimbal untuk melakukan pengambilan gambar. Saat dimatikan pun, OPPO masih dapat melakukan stabilisasi video dengan sangat baik.

Satu hal yang kami temukan pada saat menggunakan Ultra Steady Mode adalah kadang terdapat sebuah scene yang seperti “lompat” atau terpotong di awal penggunaan. Hal ini tentu bisa diantisipasi dengan memotong bagian tersebut. Mungkin hal ini dilakukan oleh OPPO untuk algoritma agar video dapat stabil dari goyangan.

Untuk kameranya, sepertinya OPPO berhasil membuat Reno2 memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan perangkat di atas 10 juta rupiah. Hasilnya benar-benar bagus dan rendah noise. Dan menurut saya, penggunaan kamera 8 MP untuk kebutuhan makro brilian, karena hasil gambarnya menjadi sangat tajam.

Untuk kamera selfie, mungkin saat mengambil gambar secara bersamaan, pengguna akan melihat bahwa orang yang ada di bagian belakang terlihat sedikit buram. Hal ini memang ciri khas dari penggunaan lensa yang ada pada OPPO. Jadi tergantung di mana fokus kameranya berada.

Pengujian

Perangkat yang satu ini menggunakan Snapdragon 730G yang merupakan perbaikan dari Snapdragon 730. Huruf G yang ada di bagian belakangnya adalah kependekan dari Gaming, sehingga kinerja untuk bermain game  sudah pasti lebih baik.

Pada pengujian kali ini, kami akan menguji dengan menggunakan aplikasi benchmark sintetis dan juga dengan game. Ada satu game yang saya gunakan, yaitu COD Mobile. Game ini saya set pada seting tertinggi dan dalam waktu tertentu kami hitung framerate-nya dengan menggunakan GameBench Pro (http://www.gamebench.net). Saya menguji dengan waktu sekitar 3 jam.

Saat bermain, saya tidak merasakan panas yang berlebih pada bagian belakangnya. Bahkan layarnya terasa sangat responsif sehingga sangat nyaman untuk digunakan. Tentunya, pengguna harus melakukan seting ulang pada tombol layarnya karena sering kali game yang ada menempatkannya terlalu pinggir.

Kali ini saya hadirkan kembali perangkat yang menggunakan cip G90T yang digadang untuk melawan SD730G. Selain itu, SD 845 juga saya hadirkan agar bisa membandingkan kinerjanya. Untuk hasil benchmark sintetisnya adalah sebagai berikut

Untuk hasil benchmark gamingnya adalah sebagai berikut

OPPO Reno2 - Benchmark CoD

Uji Baterai

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada ColorOS 6.1 ini.

Pengujian berlangsung selama 13 jam 30 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan dengan VOOC 3.0, pengisiannya hanya memakan sekitar 1:20 jam saja.

Verdict

Mungkin saat ini banyak konsumen yang bingung saat ingin memiliki perangkat dengan harga tujuh jutaan. Selain alternatifnya bisa dihitung dengan satu tangan, spesifikasi dan feature-nya juga terasa tanggung. Dan masalah inilah yang ternyata bisa dipecahkan oleh OPPO dengan meluncurkan Reno2.

OPPO RENO2 - Belakang

Reno2 menggunakan cip mainstream terkencang dari Qualcomm saat ini memang membuat kinerjanya secara keseluruhan terasa tanpa lag. Didukung dengan baterai yang berkapasitas besar, membuat penggunaannya lebih nyaman lagi. Saat baterai habis, VOOC mampu mengisi penuh baterainya kurang dari satu setengah jam.

Kamera yang dimiliki oleh Reno2 sudah tidak perlu lagi diragukan hasilnya. Jika Anda sudah memiliki Reno2, hilangkan saja pembelian gimbal dari daftar belanja karena Ultra Steady Mode sudah sangat mumpuni dalam menghilangkan guncangan saat mengambil video. Hal ini membuat sebuah kamera saku menjadi seperti teknologi kuno.

Harga Rp. 7.999.000 yang ditetapkan oleh OPPO untuk Reno2 memang membuat tidak semua orang bisa memilikinya. Namun, dengan kelengkapan yang ada membuat harga tersebut tidak terlihat terlalu mahal, kelengkapan yang bahkan ada pada perangkat belasan juta rupiah.

Sparks

  • Hasil kamera bagus
  • Hasil video bagus
  • Kinerja tinggi
  • Responsif
  • Ada NFC
  • Baterai besar
  • Layar Gorilla Glass 6

Slacks

  • Sedikit choppy pada saat menggunakan Ultra Steady Mode
  • Tidak dust dan water resistant

ASUS Zenfone 6 Meluncur Pekan Depan, Langsung Cicipi Android Q

Berselang sekitar setengah tahun sejak diumumkan perdana pada bulan Mei 2019, ASUS akhirnya bakal membawa Zenfone 6 ke Indonesia pekan depan – tepatnya pada tanggal 15 November. Saat ini ASUS belum mengungkap harga dari Zenfone 6, tapi yang pasti begitu Anda membelinya – Zenfone 6 bisa langsung di-update ke OS Android Q terbaru.

Ya, terhitung sejak 1 November Zenfone 6 sudah kebagian Android 10 lewat jalur OTA dan ASUS juga memastikan Zenfone 6 akan mendapatkan Android R. Selain itu, tampilan antarmuka ZenUI 6 kini sangat menyerupai stock Android.

Lebih jauh lagi, ASUS juga membenamkan manajemen memori cerdas dan optimalisasi Android framework. Sehingga Zenfone 6 mampu menangani tugas-tugas umum dan membuka aplikasi yang sering digunakan jauh lebih cepat.

Dapur pacu Zenfone 6 sendiri mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 855 dengan besaran RAM 6/8GB dan penyimpanan 128/256GB. Smartphone ini punya kapasitas baterai besar; 5.000 mAh lengkap dengan Quick Charge 4.0 18W.

Tentu saja, daya tarik utama Zenfone 6 ialah mekanisme Flip Camera-nya. Namun masih mengandalkan konfigurasi dual-camera, di mana kamera utamanya beresolusi tinggi 48MP disertai kamera sekunder 13MP dengan lensa wide-angle. Satu set kamera ini digunakan untuk mengambil foto maupun video depan dan belakang.

Melihat spesifikasi dan fitur yang ditawarkan, ASUS Zenfone 6 masih sangat layak ditunggu. Mungkin yang bakal menentukan ialah harga, kita tunggu saja tanggal 15 November nanti. Semoga saja, harganya masih bisa ditekan lebih terjangkau lagi.

Xiaomi Mi Note 10 Resmi Diluncurkan, Smartphone Pertama dengan Kamera 108 Megapixel

Tanpa harus berlama-lama, Xiaomi akhirnya resmi meluncurkan Mi Note 10 setelah menyingkap teaser-nya beberapa hari lalu, dan hanya selang satu hari setelah versi untuk pasar Tiongkok-nya (Mi CC9 Pro) dirilis. Sesuai ekspektasi, nilai jual utama ponsel ini terletak pada kameranya.

Sekadar mengingatkan, Mi Note 10 hadir membawa lima kamera belakang: kamera utama 108 megapixel dengan ukuran fisik sensor yang lebih besar daripada biasanya (1/1,33 inci), kamera telephoto 5 megapixel dengan 5x optical zoom, kamera wide-angle 20 megapixel, kamera portrait 12 megapixel, dan kamera macro 2 megapixel yang mampu mengunci fokus pada objek dengan jarak hingga sedekat 1,5 cm.

Seperti halnya mayoritas smartphone lain belakangan ini, Mi Note 10 turut dilengkapi fitur Night Mode. Menariknya, Xiaomi bilang fitur ini bekerja dengan menggabungkan beberapa foto dalam format RAW, bukan JPEG, yang secara teori dapat menghasilkan foto dengan detail dan dynamic range yang lebih baik.

Xiaomi Mi Note 10

Mi Note 10 mengemas notch kecil pada layarnya, dan itu menjadi rumah atas kamera selfie 32 megapixel f/2.0. Layarnya ini merupakan panel AMOLED 6,47 inci beresolusi 1080p, dan di baliknya bernaung sensor sidik jari generasi baru yang diklaim 88% lebih tipis ketimbang sebelumnya.

Dampak positif dari penggunaan sensor sidik jari baru itu adalah ruang kosong berlebih pada Mi Note 10, yang akhirnya dimanfaatkan Xiaomi untuk menjejalkan baterai berkapasitas masif: 5.260 mAh, lengkap dengan dukungan fast charging 30 W, tapi sayangnya tanpa dukungan wireless charging.

Xiaomi Mi Note 10

Urusan spesifikasi, Mi Note 10 memang belum masuk kategori flagship, namun itu bukan berarti kinerjanya otomatis loyo. Chipset yang digunakan adalah Qualcomm Snapdragon 730G yang berada di kelas menengah, ditemani oleh RAM 6 GB dan storage internal sebesar 128 GB (tanpa slot microSD).

Kalau itu dirasa kurang berpotensi, masih ada Mi Note 10 Pro yang identik namun mengemas RAM dan storage lebih besar, persisnya 8 GB dan 256 GB. Kamera 108 megapixel milik Mi Note 10 Pro juga sedikit berbeda karena didampingi oleh lensa 8P, bukan 7P seperti pada Mi Note 10 standar. Dugaan saya, lensa 8P maksudnya adalah lensa yang strukturnya terdiri dari delapan elemen.

Xiaomi berencana memasarkan Mi Note 10 dan Mi Note 10 Pro di negara-negara Eropa terlebih dulu. Di sana, Mi Note 10 dibanderol 549 euro (± Rp 8,5 juta), sedangkan Mi Note 10 Pro dihargai 649 euro (± Rp 10 juta).

Sumber: GSM Arena.

[Review] Xiaomi Redmi Note 8 Pro: Feature Flagship, Kinerja Premium, Harga Mainstream, dan Ada NFC

“Yah, pake Mediatek”… Mungkin hal itulah yang pertama kali diucapkan banyak orang mengenai smartphone Xiaomi Redmi Note 8 Pro ini. Padahal, tidak sedikit SoC yang juga menggunakan prosesor ARM Cortex dan GPU ARM Mali pada SoC-nya. Selain itu, tidak sedikit pula vendor yang menyediakan pendingin yang layak didalam sebuah smartphone.

Xiaomi sadar akan hal ini. Oleh karena itu, mereka pun kembali menggunakan cip tercepat dari Mediatek dan digabung dengan pendingin yang mereka kenalkan dengan nama Liquid Cool. Hasilnya, panas yang timbul pada bagian badannya hanya terasa hangat saja.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro

Hal tersebut yang saya rasakan pada saat menggunakan Redmi Note 8 Pro yang baru saja diluncurkan oleh Xiaomi ini. Terus terang saja, saya sangat penasaran dengan kinerja Mediatek Helio G90T ini yang pada peluncurannya memiliki nilai Antutu 7.2.3 yang sama dengan Snapdragon 845. Namun, hasilnya bisa dilihat pada segmen pengujian kami di bawah.

Mediatek G90T sendiri oleh Mediatek merupakan seri terbaru yang terpisah dari P dan X (yang saat ini kelihatannya sedang “ogah” diteruskan). Mediatek mengatakan seri G yang berarti Gaming ditujukan untuk mereka yang gemar bermain game mobile. Dan hal tersebut berarti bahwa Redmi Note 8 Pro akan berjalan baik saat digunakan untuk bermain game.

Spesifikasi lengkap dari Xiaomi Redmi Note 8 Pro adalah sebagai berikut

Redmi Note 8 Redmi Note 8 Pro
SoC Snapdragon 665 Mediatek Helio G90T MT6785T
CPU 4×2.0 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260 2×2.05 GHz Cortex-A76 & 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 610 Mali G76 MC4
RAM 3/4/6 GB 6 GB
Internal 32/64/128 GB 64/128 GB
Layar 6,3 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5 6,53 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5
Dimensi 158.3 x 75.3 x 8.4 mm 161.4 x 76.4 x 8.8 mm
Bobot 190 gram 200 gram
Baterai 4000 mAh 4500 mAh
Kamera 48 MP/12MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 13 MP selfie 64 MP/16 MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 20 MP selfie
OS Android 9 Pie MIUI 10

Hasil dari CPU-Z dan SensorBox adalah sebagai berikut

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Xiaomi Redmi Note 8 Pro

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Unboxing

Desain

Biasanya, desain antara perangkat pro dan non pro dari Xiaomi kurang lebih sama. Namun, hal tersebut berbeda dengan Redmi Note 8 Pro. Pada bagian belakangnya diklaim oleh Xiaomi terbuat dari bahan kaca dengan Gorilla Glass 5. Yang baru dari perangkat ini adalah Xiaomi memperkuat keempat sisi lengkungan dari Redmi Note 8 Pro sehingga lebih tahan saat terjatuh. Untuk warna yang saya dapatkan, dinamakan Forest Green.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Atas

Resolusi layar yang dimiliki oleh Redmi Note 8 Pro sama dengan Redmi Note 8, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Sama seperti badan belakangnya, Redmi Note 8 Pro menggunakan layar dengan Gorilla Glass 5. GG5 sendiri sudah diklaim mampu bertahan terhadap benturan hingga 1 meter. Rasio layar berbanding badan dari Redmi Note 8 Pro juga lebih besar dari Redmi Note 8, yaitu sebesar 91,4%.

Layar bagian depan dari Redmi Note 8 Pro memiliki desain Dot Drop, yaitu poni kecil yang hanya memuat sebuah kamera dengan resolusi 20 MP. Hal ini tentu saja hanya menutupi sebagian kecil dari bar notifikasi pada Redmi Note 8 Pro. Akan tetapi, jika Anda tidak suka terhadap “notch“-nya, gunakan saja mode Dark Mode yang akan menghitamkan hampir semua layarnya dan membuat poni tidak terlihat.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Bawah

Xiaomi juga memperkenalkan WiFi X Antenna pada Redmi Note 8 Pro. Hal ini membuat antenna WiFi pada Redmi Note 8 Pro terpasang pada sisi kanan atas serta pada sisi kiri tengah. Hal ini membuat pengguna yang sedang bermain game kerap menutupi bagian antenna WiFi sehingga menurunkan penerimaan sinyalnya.

Pada bagian belakang Redmi Note 8 Pro dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Selain itu, terdapat juga sensor sidik jari di bawah dari kameranya. NFC pun juga hadir ada Redmi Note 8 Pro ini. Sepertinya, cip NFC terletak didekat sensor sidik jari. Jadi untuk memindai kartu uang elektronik, dekatkan saja pada sensor sidik jari tersebut.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Kiri

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat serta tombol volume naik dan turun. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (sayangnya hybrid). Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan sensor infra merah. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Sistem operasi yang digunakan oleh Redmi Note 8 Pro adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan Xiaomi sendiri, yaitu MIUI versi 10. MIUI dari awal sudah meniadakan app drawer sehingga semua icon dan widget akan tergabung pada homescreen-nya. Xiaomi pun akan mengeluarkan MIUI 11 untuk Redmi Note 8 Pro ini.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Kanan

Jaringan LTE

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Redmi Note 8 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 40(2300), dan 41(2500)  yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Redmi Note 8 Pro menggunakan modem dengan LTE Cat 12 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 600 Mbps.

Kamera

Xiaomi Redmi Note 8 Pro digadang sebagai perangkat pertama di Indonesia yang menggunakan kamera 64 MP. Sensor yang satu ini dibuat oleh Samsung dengan mengandalkan teknologi Tetracell, yaitu ISOCELL GW1. Untuk kamera depannya, Xiaomi menyematkan kamera 20 MP dengan sensor ISOCELL S5K3T1.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Kamera Belakang

Pada saat kondisi cahaya terang, kamera Redmi Note 8 Pro mampu mengambil gambar dengan sangat baik. Namun didalam ruangan, beberapa gambar yang diambil memperlihatkan penurunan ketajaman gambar serta mulai terlihatnya noise. Hal tersebut pun terjadi pada saat pengambilan gambar dengan mode malam. Oleh karena itu, pengguna harus dengan benar mengatur fokus mana yang diinginkan sehingga gambar yang baik akan bisa didapatkan.

Untuk hasil mode malam adalah sebagai berikut

Kamera selfie-nya pun juga sedikit “tricky“. Pengambilan gambar mengharuskan tangan untuk tidak bergoyang sedikit pun agar bisa mendapatkan hasil yang tajam. Selain itu, untuk menghindari noise yang berlebih, cahaya yang ada harus benar-benar pas. Saya sangat menyarankan untuk mengambil selfie dengan selalu menyalakan flash-nya yang menggunakan layar sebagai cahaya.

Untuk kamera makro yang memiliki resolusi 2 MP, hasilnya cukup baik. Walaupun resolusinya rendah, kameranya mampu mengambil detail yang cukup dan warna dengan cukup akurat.

Xiaomi pun memperkenalkan sebuah filter baru yang bisa mempercantik langit. Mereka menamakan “Sky Replacement“, yaitu akan mengubah langit di siang hari menjadi berbeda sesuai dengan keinginan.

Saat mencoba resolusi 16 MP dengan 64 MP pada obyek yang sama, saya cukup terkejut. Hal ini dikarenakan pada 16 MP, detail yang tertangkap terlihat lebih baik dari 64 MP nya, walaupun warnanya masih lebih akurat yang 64 MP. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini, di mana sebelah kiri adalah 16 MP dan sebelah kanan adalah 64 MP.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - 16vs64 MP

Pengujian

Xiaomi Redmi Note 8 Pro menggunakan chipset yang baru dari Mediatek, yaitu Helio G90T dengan dua inti prosesor kencang Cortex A76 berkecepatan 2,05 GHz. Enam inti lainnya adalah prosesor hemat daya Cortex A55 berkecepatan 2 GHz.

Pada pengujian kali ini, kami akan menguji dengan menggunakan aplikasi benchmark sintetis dan juga dengan game. Ada tiga game yang saya gunakan, yaitu COD Mobile, LifeAfter, dan PUBG Mobile. Ketiganya saya set pada seting tertinggi dan dalam waktu tertentu kami hitung framerate-nya dengan menggunakan GameBench Pro (http://www.gamebench.net). Anti Aliasing pun juga dinyalakan dalam pengujian kali ini.

Saat bermain game, hal unik yang terjadi adalah sensor panas menunjukkan bahwa CPU mengeluarkan panas 65 derajat celcius, namun panas yang terasa sangat tidak mengganggu. Hal ini tentu karena implementasi dari teknologi LiquidCool. Hasilnya memang hanya terasa sedikit hangat pada bagian belakangnya.

Kali ini saya hadirkan kembali Xiaomi Redmi Note 8 sebagai pembanding yang menggunakan Snapdragon 665. Dan karena cip G90T digadang untuk melawan SD730G, saya pun menghadirkan SoC tersebut untuk dibandingkan. Untuk hasil benchmark sintetisnya adalah sebagai berikut

Perlu diperhatikan pada Antutu, nilai yang Xiaomi berikan pada saat peluncurannya merupakan hasil dari Antutu 8. Oleh karena itu, saya hadirkan hasil dari Antutu 7 dan 8 agar dapat terlihat perbedaannya.

Untuk hasil benchmark gamingnya adalah sebagai berikut

Uji Baterai

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada MIUI 10 ini.

Pengujian berlangsung selama 12 jam 30 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan, pengisiannya hanya memakan sekitar satu setengah jam saja.

Verdict

Pada akhirnya, permintaan para konsumen kepada Xiaomi dipenuhi. Redmi Note 8 Pro saat ini sudah memiliki NFC yang saat ini di Indonesia selalu digunakan untuk mengisi uang elektronik. Selain itu, nantinya pengguna MRT dan Commuter Line juga bisa menggunakan NFC untuk membayar tiket masuk mereka.

Kinerja yang dimiliki oleh Redmi Note 8 Pro memang tidak perlu lagi dipertanyakan. Penggunaan Mediate Helio G90T memang sangat baik digunakan dalam bermain game. Hasil benchmark pun juga memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, Redmi Note 8 Pro memiliki kinerja yang lebih baik dari perangkat dengan Snapdragon 730G.

Kamera juga merupakan andalan Xiaomi pada Redmi Note 8 Pro. Hasil dari setiap kamera yang ada memang cukup baik. Namun, bagi pengguna yang jeli, maka noise sudah pasti akan terlihat pada beberapa bagian yang bahkan tidak ditemukan pada kamera Redmi Note 8 yang saya review beberapa saat yang lalu. Semoga saja Xiaomi bisa memperbaiki hasil fotonya pada firmware berikutnya.

Xiaomi menjual Redmi Note 8 Pro dengan varian 6/128 GB dengan harga Rp. 3.499.000 saja. Dengan harga tersebut serta feature yang digunakan tentu saja membuat Redmi Note 8 Pro sangat menarik untuk dimiliki. Sepertinya baru kali ini Xiaomi menelurkan perangkat dengan kinerja tinggi serta feature yang lengkap di Indonesia.

Namun bagi konsumen yang tidak memiliki dana tiga jutaan, tentu saja Redmi Note 8 cukup menarik untuk dimiliki.

Sparks

  • Harga cukup terjangkau
  • NFC!
  • Tidak panas berkat LiquidCool
  • Kinerja kencang
  • Baterai besar
  • Fast Charger bawaan mengisi dengan cepat
  • WiFi X

Slacks

  • Hasil kamera masih harus di tweak lagi, tidak jelek, namun noise cukup terlihat
  • Slot SIM hybrid
  • Iklan pada aplikasi resmi Xiaomi

 

 

PhoneBook Bisa Ubah Segala Macam Smartphone Jadi Laptop

Beberapa dekade lalu, mungkin kita akan sulit menjelaskan bahwa di masa depan akan ada perangkat kecil serbaguna yang mampu mengakses informasi dari mana saja, kapan pun kita menginginkannya. Saat ini, alat bernama smartphone tersebut sulit dilepaskan dari kehidupan sehari-hari manusia modern. Kita menggunakannya buat bekerja, berkomunikasi, serta menghibur diri.

Dahulu, banyak orang memprediksi bahwa smartphone dan tablet akan menggantikan peran PC tradisional. Nyatanya, mereka malah saling melengkapi. Saat ini laptop masih jadi perangkat penunjang kegiatan produktif utama, namun di situasi-situasi darurat, banyak pula pengguna yang tak keberatan untuk bekerja dengan smartphone. Dan pengalaman bekerja lewat smartphone bisa jadi lebih praktis berkat bantuan aksesori bernama PhoneBook.

PhoneBook adalah perangkat plug-and-play unik yang mampu mengubah smartphone menjadi notebook berlayar 15,6-inci. PhoneBook berperan sebagai ‘cangkang’ berwujud PC laptop. Untuk menggunakannya, kita hanya perlu menyambungkan ponsel pintar via kabel ke PhoneBook. Segala macam proses pengolahan data dilakukan sepenuhnya oleh CPU di smartphone, jadi performanya bergantung dari jenis ponsel yang Anda miliki.

Tim pengembang menjelaskan bahwa smartphone merupakan perangkat portable yang bertenaga. Dengannya, kita dapat melakukan banyak hal: chatting, browsing hingga bermain game. Meski begitu, jarang sekali orang memanfaatkannya buat mengetik berlembar-lembar laporan atau menonton film berdurasi dua jam lebih. Produktivitas dan pengalaman penggunaan smartphone umumnya dibatasi oleh kecilnya layar dan kurang efisiennya keyboard berbasis touchscreen.

PhoneBook dirancang untuk menampilkan konten di smartphone ke layar yang lebih lebar. Panel berjenis IPS di sana menyuguhkan resolusi full-HD dan bisa membaca sentuhan jari. Dan layaknya laptop, PhoneBook menyuguhkan keyboard full-size lengkap dengan numpad serta touchpad. Perangkat juga memiliki speaker, menyimpan baterai internal (berdaya tahan hingga delapan jam) yang akan men-charge smartphone ketika terkoneksi, serta dibekali port-port fisik penting seperti USB, audio, HDMI, USB type-C – memperkenankan kita menyambungkan mouse.

Tim Anyware menjelaskan bahwa PhoneBook mempunyai banyak keunggulan dibandingkan solusi yang ditawarkan kompetitor, terutama dari sisi kompatibilitas. Contohnya: Samsung DeX hanya mendukung beberapa smartphone saja, sedangkan PhoneBook siap merangkul hampir seluruh perangkat Android dan iOS (termasuk model baru semisal iPhone 11). Perlu dicatat bahwa PhoneBook belum dapat bekerja dengan smartphone ber-SOC MediaTek.

Lewat kampanye crowdfunding di situs Kickstarter, sang produsen asal Shenzhen berhasil mengumpulkan modal berkali-kali lipat dari target awal mereka. PhoneBook rencananya bakal didistribusikan di bulan Desember 2019, diprioritaskan ke para backer. Produk bisa dipesan sekarang seharga mulai dari US$ 170.

Inilah Smartphone Pertama dari Pembuat TikTok, Smartisan Jianguo Pro 3

Smartphone TikTok bukan lagi sebatas wacana. Bulan Juli kemarin, ByteDance selaku pembuat TikTok sempat mengumumkan rencananya untuk meluncurkan smartphone, dan sekarang ponsel tersebut sudah resmi diperkenalkan dengan nama Smartisan Jianguo Pro 3.

Ya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ponsel ini merupakan hasil kolaborasi antara ByteDance dan pabrikan asal Tiongkok bernama Smartisan. Menariknya, Jianguo Pro 3 mengemas spesifikasi kelas flagship terlepas dari gelarnya sebagai “smartphone TikTok”.

Smartisan Jianguo Pro 3

Kita mulai dari layarnya, yang menggunakan panel AMOLED 6,39 inci dengan resolusi 2340 x 1080 pixel. Status flagship-nya sendiri datang dari penggunaan chipset Qualcomm Snapdragon 855+. Untuk RAM dan storage, varian termahalnya hadir mengusung kapasitas masing-masing 12 GB LPDDR4x dan 256 GB UFS3.0.

Sebagai ponsel yang diciptakan untuk kalangan Gen Z, Jianguo Pro 3 jelas tampil memikat di sektor kamera. Total ada empat kamera di belakangnya: kamera utama 48 megapixel (Sony IMX586) f/1.75, kamera wide-angle 13 megapixel, kamera telephoto (2x optical zoom) 8 megapixel, dan kamera macro 5 megapixel. Kamera depannya pun juga menarik, 20 megapixel dengan dukungan fitur pixel binning.

Smartisan Jianguo Pro 3

Lalu apa yang membuat ponsel ini unik untuk platform TikTok? Integrasi penuh jawabannya. Cukup dengan satu swipe ke atas dari lock screen, pengguna langsung bisa membuka aplikasi TikTok. Lebih lanjut, pengguna juga dapat menyematkan filter maupun efek lainnya ke video dengan durasi berapapun.

Selebihnya, Jianguo Pro 3 tidak jauh berbeda dari ponsel flagship Tiongkok lain yang berharga terjangkau. Namun buat para pengguna loyal TikTok, dua kelebihan di atas tentu bisa sangat menarik perhatian, dan ini turut didukung oleh baterai Jianguo Pro 3 yang berkapasitas cukup oke di angka 4.000 mAh, lengkap beserta dukungan fast charging 18 W.

Smartisan Jianguo Pro 3

Di Tiongkok, Smartisan Jianguo Pro 3 bakal dipasarkan dalam tiga varian dengan kapasitas RAM dan storage yang berbeda. Rincian dan harganya adalah sebagai berikut:

  • RAM 8 GB dan storage 128 GB seharga 2.899 yuan (± Rp 5,8 juta)
  • RAM 8 GB dan storage 256 GB seharga 3.199 yuan (± Rp 6,4 juta)
  • RAM 12 GB dan storage 256 GB seharga 3.599 yuan (± Rp 7,2 juta)

Sumber: BGR dan Engadget.

 

Xiaomi Bersiap Luncurkan Mi Note 10 dengan Lima Kamera Belakang, Salah Satunya Beresolusi 108 Megapixel

Redmi Note 8 Pro adalah smartphone yang cukup langka. Ia merupakan salah satu ponsel pertama dengan kamera belakang beresolusi 64 megapixel, dan jumlah ponsel sejenis sejauh ini masih tergolong sedikit. Namun belum lama berselang, Xiaomi sudah bersiap untuk meluncurkan ponsel dengan kamera yang lebih ganas lagi.

Ponsel yang dimaksud adalah Mi Note 10, yang dijadwalkan meluncur pada tanggal 14 November nanti, dan yang sendirinya merupakan versi global dari Mi CC9 Pro yang akan hadir lebih dulu di Tiongkok. Melalui Twitter, Xiaomi menyingkap teaser terkait setup lima kamera belakang yang ada pada Mi Note 10.

Cukup mencengangkan mengetahui bahwa sensor utamanya memiliki resolusi 108 megapixel. Sensor tersebut adalah ISOCELL Bright HMX, sensor yang sama seperti yang terdapat pada Mi Mix Alpha, dan yang merupakan hasil kerja sama langsung antara Samsung dan Xiaomi.

Samsung ISOCELL Bright HMX

Empat sisanya adalah kamera telephoto (5x optical zoom) 5 megapixel, kamera portrait 12 megapixel, kamera ultra-wide 20 megapixel, dan kamera macro 2 megapixel. Di depan, ada kamera selfie beresolusi 32 megapixel kalau mengacu pada info yang didapat mengenai Mi CC9 Pro.

Seperti yang bisa kita lihat, tidak ada sensor sidik jari di panel belakangnya, mengindikasikan kalau sensor sidik jarinya berada di balik layar. Layarnya sendiri dirumorkan merupakan panel OLED 6,47 inci beresolusi 1080p.

Detail lebih lengkapnya masih harus menunggu beberapa hari lagi. Bocoran lain yang cukup mengesankan adalah seputar baterainya, yang disebut memiliki kapasitas 5.260 mAh.

Sumber: GSM Arena.

[Review] Xiaomi Redmi Note 8: Kinerja Oke, Kamera Andal, Harga Hancur!

“Huuuaaaaa…”, itulah yang saya dengar pada saat sang Country Director Xiaomi Indonesia yang baru, Alvin Tse, mengumumkan harga dari salah satu smartphone terbaru mereka, Redmi Note 8. Xiaomi pada saat peluncurannya di tanggal 17 Oktober 2019 lalu memang mengejutkan para hadirin yang ada. Hal tersebut karena dengan spesifikasi tinggi, Xiaomi bisa menjual perangkat ini dengan harga di bawah dua juta rupiah! Xiaomi juga menjuluki Redmi Note 8 dengan sebutan Superstar!

Xiaomi Redmi Note 8

Redmi Note 8 pun kali ini sudah hadir di meja pengujian tim Dailysocial. Saya pun langsung membuka dan melakukan sesi unboxing dari perangkat yang satu ini dan bisa Anda lihat pada tautan ini. Dan sesuai janji, perangkat Redmi Note 8 pun saya review kali ini.

Xiaomi Redmi Note 8 memiliki spesifikasi sebagai berikut

Redmi Note 8

Redmi Note 7

SoC

Snapdragon 665

Snapdragon 660

CPU

4×2.0 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260

GPU

Adreno 610

Adreno 512

RAM

3/4/6 GB

3/4/6 GB

Internal

32/64/128 GB

32/64/128 GB

Layar

6,3 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5

Dimensi

158.3 x 75.3 x 8.4 mm

159.2 x 75.2 x 8.1 mm

Bobot

190 gram

186 gram

Baterai

4000 mAh

Kamera

48 MP/12MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 13 MP selfie

48 MP / 12 MP, 5 MP depth, 13 MP selfie

OS

Android 9 Pie MIUI 10

Hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Dari bagian prosesor, sepertinya kedua SoC menggunakan frekuensi yang sama. Pembedanya ada pada GPU yang digunakan. Selain itu Redmi Note 8 juga memiliki bobot yang tipis lebih berat dari seri 7nya. UI yang digunakan juga masih sama, keduanya menggunakan MIUI 10.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Redmi Note 8

Xiaomi Redmi Note 8 - unboxing

Desain

Desain dari Redmi Note 8 hampir tidak ada bedanya dengan Redmi Note 7. Pada bagian belakangnya diklaim oleh Xiaomi terbuat dari bahan kaca dengan Gorilla Glass 5. Desainnya sendiri dinamakan holografik S-Curve. Warna yang saya dapatkan adalah Space Black.

Xiaomi Redmi Note 8 - Belakang

Resolusi layar yang dimiliki oleh Redmi Note 8 sama dengan Redmi Note 7, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Sama seperti badan belakangnya, Redmi Note 8 menggunakan layar dengan Gorilla Glass 5. GG5 sendiri sudah diklaim mampu bertahan terhadap benturan hingga 1 meter. Rasio layar berbanding badan dari Redmi Note 8 juga lebih besar dari Redmi Note 7, yaitu sebesar 90%.

Xiaomi Redmi Note 8 - Atas

Layar bagian depan dari Redmi Note 8 memiliki desain Dot Drop, yaitu poni kecil yang hanya memuat sebuah kamera dengan resolusi 13 MP. Hal ini tentu saja hanya menutupi sebagian kecil dari bar notifikasi pada Redmi Note 8. Akan tetapi, jika Anda tidak suka terhadap “notch“-nya, gunakan saja mode Dark Mode yang akan menghitamkan hampir semua layarnya dan membuat poni tidak terlihat.

Xiaomi Redmi Note 8 - Kanan

Pada bagian belakang Redmi Note 8 dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Bagian ini cukup menonjol sehingga cukup merisaukan saat smartphone ditaruh di atas meja dan tergeser, membuat kaca lensa dapat baret, walau menggunakan kaca Sapphire. Oleh karenanya, gunakan saja back case transparan bawaannya sehingga dapat membuat bagian kameranya tidak menonjol. Selain itu juga ditemukan sensor sidik jari yang cukup kecil namun responsif.

Xiaomi Redmi Note 8 - Kiri

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat serta tombol volume naik dan turun. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (bukan hybrid). Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan sensor infra merah. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Xiaomi Redmi Note 8 - Bawah

Sistem operasi yang digunakan oleh Redmi Note 8 adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan Xiaomi sendiri, yaitu MIUI versi 10. MIUI dari awal sudah meniadakan app drawer sehingga semua icon dan widget akan tergabung pada homescreen-nya.

Jaringan LTE

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Redmi Note 8 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900),  20(800), 38(2600), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Redmi Note 8  menggunakan modem X12 dengan LTE Cat 12 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 600 Mbps.

Kamera

Pada saat peluncurannya, Xiaomi berbicara banyak mengenai kamera dari Redmi Note 8. Tentu saja, hal ini menjadi salah satu daya tarik seseorang pada saat membeli sebuah kamera. Xiaomi kembali menggunakan sensor Samsung ISOCELL GM1 pada Redmi Note 8 yang memiliki resolusi hingga 48 MP menggunakan teknologi Tetracell.

Kamera utamanya memang mampu menangkap detail yang baik pada saat cahaya yang ada cukup. Sayangnya, pada saat malam hari dan menggunakan mode malam, hasilnya malah kurang baik. Ada beberapa bayangan yang tidak seharusnya ada dan juga noise yang cukup tinggi pada bagian gelap. Semoga Xiaomi bisa membenahi mode malamnya pada firmware berikutnya.

Untuk hasil night mode adalah sebagai berikut

 

Kamera selfienya menggunakan Omnivision OV13855 PureCell dengan resolusi 13 MP. Hasil tangkapan kamera yang satu ini bisa dikatakan cukup baik dan mampu mengambil detail dengan cukup baik.

Lalu bagaimana dengan kamera makro yang memiliki resolusi 2 MP? Ternyata hasilnya tidak mengecewakan walaupun memiliki resolusi yang kecil. Kameranya mampu memproduksi warna yang cukup baik dan terlihat tidak pudar. Walaupun hasilnya tidak terlalu tajam, namun tidak banyak detail yang hilang pada kamera ini.

Pengujian

Xiaomi Redmi Note 8 menggunakan cip Snapdragon 665 yang merupakan kembaran dari Snapdragon 660 dengan sedikit peningkatan. Snapdragon 655 sendiri masih menggunakan Kryo 260 yang berbasis Cortex A73.

Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan CoD Mobile. Sama seperti perangkat dengan layar yang lebar, pengguna masih harus menyesuaikan tombol yang ada karena secara default terletak dipinggir.

Dalam pengujian kali ini, saya membawa kembali SoC lama, SD 712 dan yang terbaru, SD 675. Tentu saja hal ini ditujukan untuk mengetahui seberapa baik SoC SD 665 dibandingkan kedua saudaranya tersebut

Uji Baterai

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada MIUI 10 ini.

Pengujian berlangsung selama 13 jam 20 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan, pengisiannya bisa memakan waktu sekitar dua setengah jam. Dengan menggunakan charger cepat, pengisiannya hanya memakan sekitar satu setengah jam saja.

Verdict

Akhirnya Xiaomi kembali menggetarkan pasar smartphone Indonesia dengan mengeluarkan Redmi Note 8. Bagaimana tidak, dengan spesifikasi yang cukup tinggi untuk sebuah smartphone mainstream, harganya masih masuk dalam perangkat entry level. Hal seperti inilah yang membuat Xiaomi menyebut Redme Note 8 Pro sebagai Superstar.

Xiaomi Redmi Note 8 - Extra

Kinerja yang dimiliki oleh smartphone ini dapat dibilang cukup kencang. Dengan Snapdragon 665, semua game yang ada di Google Play pun dapat dimainkan dengan baik, walaupun tidak semua bisa dimainkan dengan seting tertinggi. Selain itu, perangkat ini juga nyaman digunakan untuk melakukan editing gambar maupun video.

Kamera juga menjadi andalan dari perangkat yang satu ini. Kinerjanya mirip dengan sang pendahulu, Redmi Note 7. Sayang memang, mode malamnya masih kurang apik dalam mengambil gambar dengan tingkat lux rendah. Walaupun begitu, kamera lainnya masih cukup baik untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

Xiaomi menjual dengan harga Rp. 1.999.000 untuk 3/32GB, Rp. 2.199.000 untuk 4/64GB dan Rp. 2.799.000 untuk 6/128 GB. Untuk penjualan offline, harganya hanya terpaut lebih mahal Rp. 100.000 saja. Dengan harga seperti itu, membuat banyak perangkat pada level harga yang sama menjadi kurang menarik untuk dimiliki. Dan Xiaomi pun kali ini kembali menghancurkan harga pasar smartphone di Indonesia.

Yuk, kita lihat bagaimana perang harga pasar smartphone di Indonesia setelah Redmi Note 8 hadir. 😀

Sparks

  • Kinerja kencang
  • Hasil kamera utama, depan, dan makro baik
  • Responsif
  • Harga murah
  • Daya tahan baterai yang baik

Slacks

  • Night Mode butuh perbaikan
  • Tidak disertai dengan charger cepat, padahal mendukung Quick Charge 3.0

 

 

Fokus di Videografi, OPPO Reno2 Mulai Dijual

Dirilis pertama kali pada tanggal 8 Oktober 2019, OPPO pada tanggal 31 Oktober 2019 menggelar acara penjualan perdana untuk Reno2 di Promenade Lumina Atrium, Mall Central Park Jakarta. Sebelumnya Reno2 bisa dipesan secara pre-order dari tanggal 8 sampai 30 Oktober dengan harga Rp7.999.000.

Nah yang menarik dari Reno2 adalah pergeseran fokus OPPO dari fotografi ke videografi. Bisa dibilang Reno2 merupakan smartphone pertama OPPO yang ditujukan untuk para content creator.

PSX_20191101_130013

“Tantangan kami adalah merubah mindset dari kamera depan untuk selfie yang sudah melekat di brand OPPO, ke kamera belakang (fotografi), dan akhirnya ke video. Mulai dari sekarang OPPO akan concern pada videografi smartphone,” ujar PR Manager OPPO Indonesia Aryo Meidianto.

Sebagai ‘smartphone for videografer‘, setidaknya terdapat enam aspek unggulan dari Reno2. Seperti fitur 5X Hybrid Zoom yang bisa digunakan di mode foto maupun video, serta video bokeh yang tak hanya mengandalkan software tapi juga hardware NPU dedicated.

PSX_20191101_130023

Konfigurasi kameranya sendiri, Reno2 mengandalkan kamera utama 48MP dengan sensor Sony IMX586 (OIS). Kemudian ada 8MP dengan lensa wide-angle 116 derajat, 13MP dengan lensa telephoto, dan 2MP dengan lensa black & white.

Selanjutnya sistem stabilization yang disebut ‘ultra steady video‘, dengan fitur ini penonton kalian tidak akan kabur gara-gara pusing melihat video yang gerakannya kayak gempa bumi. Untuk meredam goncangan, Reno2 menggunakan sensor gyroscope dengan frekuensi 800Hz yang dua kali lebih besar dibanding yang ada di kebanyakan smartphone.

PSX_20191101_130036

Tidak hanya itu, Reno2 juga dibekali double anti shake dengan optical image stabilization (OIS) dan sekaligus electronic image stabilization (EIS). Sistem stabilization ini bisa digunakan pada resolusi 1080p 30/60fps, video 4K belum didukung fitur tersebut.

Kualitas suaranya juga didukung dengan fitur audio zoom dan audio focus. Setelah Anda merekam video, Anda bisa langsung mengedit video tersebut di smartphone menggunakan aplikasi smart video editor SOLOOP yang saat ini tersedia secara ekslusif di Reno2.

PSX_20191101_130018

Pada first sale event Reno2, OPPO juga menghadirkan seorang YouTuber traveling yakni Kevin Hendrawan yang sudah menggunakan Reno2 bahkan sebelum smartphone ini resmi diluncurkan. Menurutnya berkat fitur ultra steady video ini, tinggal bawa jalan dan langsung record – hasilnya sudah seperti menggunakan gimbal. Kevin juga menceritakan bagaimana pengamalannya menggunakan aplikasi SOLOOP.

Kalau konsepnya ialah editing di smartphone – yang biasa dilakukan adalah editing cepat. Laptop tentunya masih menjadi perangkat utama untuk mengedit video yang berat, tapi kalau yang ditargetkan ialah waktu – pakai SOLOOP bisa cepat-cepat upload. Yang jelas dengan smartphone ini, kita bisa langsung bikin konten dan tidak usah memperdulikan faktor teknis,” ungkap Kevin Hendrawan.

Hasil Penjualan OPPO Reno2

PSX_20191101_130027

Untuk penjualan Reno2, smartphone ini mendapatkan respon positif dari konsumen di Indonesia, terutama di kota Jakarta. Uniknya warna baru Luminous Black 3 kali lebih banyak dibandingkan dengan Sunset Pink yang memang disajikan untuk kaum hawa.

Jakarta dan Surabaya menjadi kota yang mengukir pemesanan terbanyak perangkat OPPO Reno2, memang target pasar perangkat Reno2 ini kebanyakan berada di kedua kota ini, yakni konten kreator,” tambah Aryo.

PSX_20191101_130115

Saya juga sempat mewawancarai salah satu pembeli pertama Reno2 pada first sale event Reno2 kemarin. Adalah Wicianto Zen atau panggil saja Anto, ia menggunakan smartphone OPPO F9 dan sebelumnya lagi menggunakan OPPO Find 7.

“Alasan saya membeli Reno2 ialah karena fitur fast charging dan NFC yang sempat hilang pada OPPO F9 kembali ada di Reno2. Selain itu, Reno2 juga sesuai dengan kebutuhan karena saya juga merupakan seorang fotografer wedding dan juga sekaligus bermain video,” ujar Anto.

Adapun untuk dapur pacunya Reno2 hadir dengan chipset Qualcom Snapdragon 730G, didukung RAM 8GB LPDDR4X dan penyimpanan internal UFS 2.1 sebesar 256GB. Perangkat ini juga dilengkapi dengan NFC dan Bluethooth 5.0. Reno2 memiliki baterai besar 4000 mAh yang dilengkapi dengan pengisian daya cepat, VOOC 3.0, perangkat dapat di isi penuh dalam waktu 80 menit.