LG Watch Sport dan Watch Style Resmi Diungkap

Setelah beberapa kali dirumorkan, LG akhirnya menyingkap smartwatch terbarunya. Bukan satu, tapi dua smartwatch sekaligus, yakni LG Watch Sport dan LG Watch Style. Keduanya sama-sama mengandalkan sistem operasi Android Wear 2.0 yang terbaru, sama seperti Casio WSD-F20 dan New Balance RunIQ yang sudah diumumkan lebih dulu.

Android Wear 2.0 menghadirkan sederet fitur baru buat kedua smartwatch ini. Yang paling utama adalah integrasi Google Assistant, dimana pengguna dapat membalas pesan, menetapkan reminder, meminta petunjuk arah, dan masih banyak lagi hanya dengan menahan tombol power atau mengucapkan “Ok Google”.

LG Watch Sport mengemas spesifikasi yang lebih unggul dari Watch Style / LG
LG Watch Sport mengemas spesifikasi yang lebih unggul dari Watch Style / LG

Beralih ke hardware, ada yang menarik dari kedua smartwatch ini. Kalau Anda melihat tombol tengah di sisi kanannya, tombol tersebut bisa diputar seperti jam tangan standar. Namun secara fungsi, cara kerjanya sangat mirip seperti digital crown milik Apple Watch, dimana pengguna dapat menggulirkan layar dengan memutar tombol tersebut.

Untuk LG Watch Sport, model ini memiliki bodi yang terbuat dari bahan stainless steel, dengan lapisan Gorilla Glass 3 pada bagian wajahnya dan strap berbahan polyurethane. Model ini diklaim tahan air dan debu dengan sertifikasi IP68, sedangkan Watch Style beda tipis dengan IP67.

LG Watch Style / LG
LG Watch Style / LG

Perbedaan lebih lanjut antara kedua smartwatch baru bisa diamati jika Anda membongkar isinya. Di sinilah Watch Sport terdengar lebih superior, dimana ia telah mengemas sebuah speaker, sensor laju jantung, barometer dan GPS, sedangkan keempat komponen ini absen di Watch Style. Lebih lanjut, Watch Sport juga mengusung konektivitas 4G LTE, plus NFC untuk Android Pay.

Kedua smartwatch ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100, storage sebesar 4 GB, serta dukungan wireless charging. Untuk RAM, Watch Sport sedikit lebih unggul dengan 768 MB, sedangkan Watch Style hanya 512 MB.

Sama seperti Watch Sport, LG Watch Style juga dilengkapi fitur wireless charging / LG
Sama seperti Watch Sport, LG Watch Style juga dilengkapi fitur wireless charging / LG

Watch Sport mengemas layar yang lebih besar, P-OLED 1,38 inci, dengan resolusi 480 x 480 pixel (348 ppi), sedangkan Watch Style yang secara dimensi lebih kecil dan lebih tipis harus puas dengan layar P-OLED 1,2 inci beresolusi 360 x 360 pixel (299 ppi). Perbedaan yang terakhir adalah baterai, dimana Watch Sport menyimpan baterai 430 mAh, sedangkan Watch Style cuma 240 mAh.

Harga untuk keduanya masih belum diungkap, namun LG berencana untuk memasarkannya mulai tanggal 10 Februari, diawali di AS lalu menyusul ke kawasan lain.

Sumber: LG via The Verge.

HTC Tidak Berniat Merilis Smartwatch

Dari sederet produsen smartphone kelas flagship, cuma HTC yang belum pernah merilis smartwatch. Kedekatannya dengan Under Armour memunculkan spekulasi bahwa HTC akan meluncurkan smartwatch hasil kerja sama dengan brand fitness tersebut. Well, sepertinya semua ini tidak akan terjadi.

Meski belakangan beredar sejumlah foto bocoran yang dengan jelas menampilkan sebuah smartwatch Android Wear dengan logo HTC dan UA di belakangnya, HTC sendiri telah mengonfirmasi bahwa mereka tidak akan merilis smartwatch, setidaknya dalam waktu dekat ini.

Berbicara kepada Tbreak, Chialin Chang yang menjabat sebagai President of Smartphones and Connected Device di HTC mengungkapkan bahwa mereka belum berhasil merancang produk yang tepat untuk segmen smartwatch. Beliau pun berargumen bahwa pasar smartwatch pada dasarnya tidak sebesar smartphone, bahkan Apple yang bisa digolongkan memimpin pun mengalami penurunan dalam hal penjualan smartwatch.

Kemungkinan besar foto bocoran yang beredar tersebut adalah prototipe smartwatch yang sudah batal dilanjutkan sejak lama. HTC pada akhirnya lebih memilih untuk tetap berfokus pada segmen smartphone lewat U Ultra dan U Play.

Bicara soal smartphone, Chialin Chang sempat menyebutkan bahwa Google Assistant nantinya juga akan tersedia di handset buatannya. Google pada dasarnya ingin supaya asisten virtual-nya tersebut bisa menyebar, dan mereka bisa terus menyempurnakannya dengan data-data yang dikumpulkan dari penggunaan konsumen.

Sumber: Pocketnow dan Tbreak.

Tak Cuma Jualan Sepatu, New Balance Kini Punya Smartwatch Android Wear Sendiri

Pabrikan sepatu olahraga ternama New Balance akhirnya resmi menjejakkan kakinya ke ranah perangkat wearable. Di ajang CES 2017 pekan lalu, mereka memperkenalkan smartwatch perdananya yang bernama New Balance RunIQ.

RunIQ adalah salah satu dari smartwatch generasi terbaru yang menjalankan sistem operasi Android Wear 2.0, sama seperti Casio WSD-F20 yang juga diumumkan di CES 2017. Fisiknya pun tak jauh berbeda dari smartwatch Android Wear lain, mengandalkan layar AMOLED membulat 1,39 inci yang dikemas dalam bodi tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Kinerjanya ditopang oleh chipset buatan Intel, sedangkan sensor-sensor yang diusung mencakup GPS dan heart-rate monitor guna memastikan tracking yang komprehensif. RunIQ juga dibekali memory internal sebesar 4 GB serta dapat di-pair langsung dengan headphone atau earphone Bluetooth.

New Balance RunIQ saat disandingkan dengan earphone PaceIQ buatan Jabra / New Balance
New Balance RunIQ saat disandingkan dengan earphone PaceIQ buatan Jabra / New Balance

Fitur lain yang unik dari RunIQ adalah integrasi dengan aplikasi fitness Strava. Tidak kalah menarik adalah kolaborasi New Balance dan Jabra, dimana Jabra akan merilis sports earphone bernama PaceIQ yang dioptimalkan untuk RunIQ dan mengemas sebuah tombol khusus untuk mengaktifkan fitur audio coaching secara real-time.

Perihal baterai, RunIQ sanggup beroperasi selama 24 jam nonstop sebelum ia perlu di-charge kembali, atau 5 jam ketika GPS dan fitur heart-rate monitoring aktif. New Balance saat ini telah menerima pre-order RunIQ seharga $300, dan pemasarannya akan dimulai secara resmi pada 1 Februari mendatang.

Sumber: Wareable dan New Balance.

Casio WSD-F20 Adalah Smartwatch Pertama yang Mengusung Android Wear 2.0

Tahun kemarin, kita sudah melihat smartwatch Android Wear pertama buatan Casio yang diperkenalkan pada ajang CES 2016. Setahun berselang, Casio kembali mengambil panggung CES untuk mengungkap suksesornya, WSD-F20. Bukan sembarang smartwatch, Casio WSD-F20 merupakan salah satu smartwatch pertama yang mengusung sistem operasi Android Wear 2.0.

Secara fisik, WSD-F20 merupakan penyempurnaan dari pendahulunya. Penampilannya kini tampak lebih gagah dan menyerupai lini G-Shock yang legendaris. Wajahnya kini dilengkapi bezel protektif, dan tombol-tombol di sisi kanannya kini juga lebih terlindung dengan baik. Ini penting mengingat jam tangan pintar ini ditujukan untuk menjadi pendamping aktivitas outdoor.

Tentu saja, yang perlu mendapat porsi sorotan lebih banyak adalah software-nya. Tidak hanya mengandalkan Android Wear 2.0, Casio juga telah mengintegrasikan sejumlah fitur yang menjadi unggulan lini Casio Pro-Trek, utamanya dengan aplikasi-aplikasi untuk membantu kegiatan memancing, bersepeda sekaligus hiking.

Casio WSD-F20 merupakan salah satu smartwatch pertama yang mengemas OS Android Wear 2.0 / Casio
Casio WSD-F20 merupakan salah satu smartwatch pertama yang mengemas OS Android Wear 2.0 / Casio

WSD-F20 juga mengusung fitur bertajuk Location Memory, yang berfungsi untuk menandai lokasi ketika pengguna sedang mengeksplorasi alam luar, sekaligus membacakan posisi mereka dengan satu tombol aktivasi. Fitur lain bernama Moment Setter berguna untuk memunculkan notifikasi di saat-saat yang telah ditetapkan, seperti misalnya ketika matahari terbenam atau sudah hampir mencapai puncak suatu gunung.

Casio belum menyebutkan kapan smartwatch ini bakal tersedia di pasaran dan berapa harganya. Kabar baiknya, pengguna WSD-F10 tidak akan dilupakan begitu saja, mereka akan menerima update Android Wear 2.0 mulai musim semi mendatang.

Sumber: Engadget.

Minat Konsumen Menurun, Motorola Berhenti Kembangkan Smartwatch

Awal tahun depan, besar kemungkinan akan ada sejumlah smartwatch baru yang diluncurkan, tepatnya tidak lama setelah Google merilis Android Wear 2.0 secara resmi. Pun demikian, Android Wear sepertinya bakal kehilangan salah satu pemain kuncinya, yaitu Motorola.

Moto 360 yang dirilis di tahun 2014 punya peran penting dalam perkembangan smartwatch, khususnya untuk platform Android Wear. Perangkat tersebut adalah smartwatch Android Wear pertama yang mengusung layar membulat, secara tidak langsung menjadi pelopor smartwatch dengan desain yang menyerupai jam tangan tradisional.

Setahun berikutnya, Moto 360 generasi kedua dirilis dengan pembaruan yang terbilang kurang signifikan. Namun sayang sepertinya kita tidak akan berjumpa dengan penerusnya, mengingat Lenovo baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah menekan tombol pause untuk pengembangan kategori produk smartwatch sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Keputusan ini didasari oleh minat konsumen yang terus menurun terhadap smartwatch. Hal ini juga bisa dilihat dari meningkatnya popularitas smartwatch hybrid yang pada dasarnya merupakan jam tangan tradisional dengan kemampuan tracking dan notifikasi.

Motorola sendiri menilai bahwa teknologi perangkat wearable yang ada sekarang kurang bisa memotivasi mereka untuk terus mengembangkannya tahun demi tahun. Ke depannya, masih ada kemungkinan bagi mereka untuk menciptakan smartwatch baru di saat teknologinya sudah semakin matang, tapi tidak ada yang tahu itu kapan dan sepertinya tidak dalam waktu dekat.

Sumber: The Verge.

Smartwatch Tag Heuer Connected Hadir dalam Varian Rose Gold Asli, Dibanderol $9.900

Hampir setahun berlalu sejak Tag Heuer mengungkap smartwatch perdananya. Popularitas dan penjualannya mungkin masih kalah jauh dibanding smartwatch Android Wear lain ataupun Apple Watch. Namun menjadi smartwatch terbaik memang bukan tujuan Tag Heuer Connected.

Lewat produk ini, Tag Heuer sebenarnya hanya ingin membuktikan kekuatan brand dan pandangan konsumen terhadap arloji buatan Swiss. Sederhananya, Tag Heuer Connected dirancang sebagai pancingan terhadap konsumen modern, sehingga akhirnya mereka bisa tertarik dengan jam tangan tradisional Tag Heuer dan segala kemewahan yang ditawarkannya.

Banderol harga $1.500 memang bukan untuk semua orang, tapi Tag Heuer rupanya menilai itu belum cukup bisa menggambarkan image premium yang selama ini ditonjolkan arloji Swiss. Untuk itu, mereka pun memperkenalkan varian baru Tag Heuer Connected yang terbuat dari emas asli, atau lebih tepatnya rose gold.

Harganya? $9.900, sebab Anda juga akan mendapati strap berbahan kulit asli. Spesifikasinya sendiri identik dengan varian standar, jadi biaya ekstra tersebut murni dialokasikan pada material super-premium yang diusungnya. Kasusnya sama seperti Apple Watch Edition, meski Apple tak lagi menawarkannya dalam bahan emas asli melainkan keramik.

Sama seperti varian standarnya, Tag Heuer Connected versi rose gold ini juga bisa ditukar dengan jam tangan mekanik yang berdesain sama persis setelah dua tahun digunakan. Inilah yang saya maksud dengan taktik memancing tadi: konsumen yang sebelumnya hanya tertarik dengan smartwatch akhirnya bisa tergoda dengan berbagai penawaran jam tangan mekanik Tag Heuer setelah dua tahun ditemani Connected.

Memang tidak ada yang bisa menjamin strategi Tag Heuer ini bakal berhasil. Saya pribadi berharap Tag Heuer bisa mengambil jalan lain, yakni melalui smartwatch hybrid macam yang ditawarkan Withings, Garmin maupun Misfit, yang sejatinya merupakan jam tangan analog dengan kemampuan tracking mendasar.

Dengan cara seperti ini, setidaknya Tag Heuer tidak perlu ‘berbohong’ bahwa maksud mereka sebenarnya adalah membuat konsumen tertarik dengan lini jam tangan analog atau mekaniknya, tapi di saat yang sama masih bisa memberikan fitur tracking yang makin hari makin dirasa esensial demi gaya hidup yang lebih sehat.

Sumber: Hodinkee.

Asus Umumkan ZenWatch 3 yang Lebih Stylish Sekaligus Berkinerja Lebih Baik

Selain Samsung Gear S3, IFA 2016 juga menjadi panggung debut untuk smartwatch terbaru Asus. ZenWatch 3 membawa perubahan yang cukup drastis dibanding kedua pendahulunya, dimana layarnya kini telah mengadopsi desain membulat ketimbang persegi.

Sepintas wujudnya terlihat mirip seperti Huawei Watch. Kendati demikian, ZenWatch 3 punya sejumlah elemen desain yang patut mendapat sorotan khusus. Utamanya adalah tebal bodi tahan air yang tidak sampai 1 cm – 9,95 mm tepatnya, bahkan lebih tipis ketimbang Apple Watch.

Sasisnya terbuat dari material stainless steel 316L yang diklaim Asus 82 persen lebih tangguh ketimbang baja biasa. Layarnya dilapisi kaca Gorilla Glass yang sedikit melengkung untuk memudahkan gesture swipe. Di sebelah kanan bezel super-tipisnya, terdapat tiga tombol pengoperasian – satu di antaranya bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan.

Spesifikasi Asus ZenWatch 3 meliputi layar AMOLED 1,39 inci beresolusi 400 x 400 pixel (287 ppi), chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100 yang secara spesifik dirancang untuk perangkat wearable, RAM 512 MB dan storage internal sebesar 4 GB.

Asus ZenWatch 3 juga akan hadir dalam varian rose gold / Asus
Asus ZenWatch 3 juga akan hadir dalam varian rose gold / Asus

Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 2 hari pemakaian, akan tetapi Asus tak lupa membekali ZenWatch 3 dengan teknologi HyperCharge yang bisa mengisi baterai hingga 60 persen kapasitas dalam waktu 15 menit saja. Charger-nya sendiri menempel pada sisi belakang smartwatch menggunakan magnet.

Bisa disambungkan ke perangkat Android maupun iOS, ZenWatch 3 menjalankan sistem operasi Android Wear – kemungkinan besar versi 2.0 yang Google umumkan bulan Mei lalu – didukung oleh deretan watch face kreasi Asus sendiri. Dari segi kinerja, Asus mengklaim ZenWatch 3 dapat memonitor jumlah langkah kaki dengan tingkat akurasi 95 persen.

Asus rencananya bakal memasarkan ZenWatch 3 mulai bulan Oktober mendatang seharga €229 atau sekitar Rp 3,4 juta. Terdapat tiga pilihan warna yang ditawarkan – gunmetal, silver dan rose gold – dan pengguna bisa memilih strap yang berbahan karet atau kulit.

Sumber: The Verge dan Asus.

Polar Luncurkan Smartwatch Android Wear Perdananya, M600

Polar, perusahaan yang bisa disebut sebagai pelopor perangkat portable heart-rate monitor, akhirnya tergoda juga untuk mencoba peruntungannya di pasar smartwatch Android Wear. Pabrikan asal Finlandia tersebut baru-baru ini mengungkap Polar M600, yang tidak lain merupakan smartwatch Android Wear perdananya.

Melihat desainnya, M600 memang tidak bisa dibilang sebagai smartwatch teranggun yang bisa Anda beli saat ini. Hal ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, mengingat fondasi Polar memang ada pada perangkat fitness yang fungsional ketimbang banyak gaya.

M600 mengemas layar sentuh 1,3 inci beresolusi 240 x 240 pixel yang dilapisi oleh kaca Gorilla Glass 3. Desainnya secara keseluruhan dibuat tangguh sekaligus tahan air hingga kedalaman 10 meter, ideal untuk dipakai beraktivitas dalam beragam kondisi – sekaligus di saat tidur berkat fitur sleep tracking. Di bawah layar, terdapat sebuah tombol khusus untuk mengakses fitur tracking secara cepat.

Di belakangnya, tertanam komponen istimewa yang menjadikannya sedikit berbeda dari smartwatch Android Wear lain, yaitu sensor laju jantung yang memanfaatkan enam LED sekaligus. Umumnya, smartwatch lain hanya mengandalkan satu atau dua LED saja. Hal ini pun menjadikan M600 lebih bisa diandalkan dalam memonitor laju jantung secara akurat.

Sensor laju jantung Polar M600 mengandalkan enam LED sekaligus ketimbang hanya satu atau dua / Polar
Sensor laju jantung Polar M600 mengandalkan enam LED sekaligus ketimbang hanya satu atau dua / Polar

Selebihnya, M600 tidak jauh berbeda dari smartwatch Android Wear lain. Ia bisa digunakan sebagai pemutar musik mandiri (tidak perlu tersambung smartphone) berkat memory internal sebesar 4 GB. Dirinya juga dibekali GPS dan fitur Smart Coaching andalan Polar.

Tidak kalah menarik adalah fitur Running Program pada aplikasi pendampingnya di smartphone. Dengan fitur ini, pengguna akan disuguhi program berlatih yang disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk event lari 5K, 10K atau bahkan maraton. Lebih lanjut, program berlatihnya juga akan diadaptasikan dengan progress pengguna masing-masing.

Baterainya diklaim bisa bertahan selama 2 hari nonstop ketika di-pair dengan ponsel Android. Spesifikasi lainnya mencakup prosesor dual-core 1,2 GHz, RAM 512 MB dan konektivitas Bluetooth 4.2 beserta Wi-Fi. Bobotnya tergolong ringan, hanya 63 gram saja.

Polar M600 rencananya akan dipasarkan seharga $330. Warna yang tersedia adalah hitam dan putih, lalu strap berwarna merah akan menyusul ke depannya.

Sumber: Polar.

Google Luncurkan MODE, Strap Smartwatch dengan Mekanisme Lepas-Pasang yang Sangat Mudah

Meski menawarkan opsi kustomisasi lewat strap yang bisa dilepas-pasang, nyatanya tiap-tiap smartwatch Android Wear punya mekanisme yang agak berbeda satu sama lain. Google pun mencoba menawarkan sebuah solusi universal yang bisa diaplikasikan pada mayoritas smartwatch Android Wear.

Bekerja sama dengan Hadley-Roma, mereka memperkenalkan MODE, sebuah lini aksesori (strap) untuk smartwatch Android Wear dengan konsep “snap-and-swap”. Konsep ini menarik karena apapun smartwatch Android Wear yang Anda pakai – selama ia kompatibel – mekanisme pelepasan dan pemasangan strap-nya sama persis.

MODE terdiri dari dua bagian. Yang pertama adalah sebuah batang kecil yang dipasangkan pada sisi atas dan bawah smartwatch. Batang tersebut menjadi cantolan untuk strap. Strap-nya sendiri dilengkapi mekanisme pengait yang bisa dikunci atau dilepas dengan satu klik saja.

Mekanisme lepas-pasang strap MODE pada smartwatch Android Wear / Google
Mekanisme lepas-pasang strap MODE pada smartwatch Android Wear / Google

MODE datang dalam empat pilihan ukuran: 16 mm, 18 mm, 20 mm dan 22 mm. Ia kompatibel dengan Moto 360 2nd Gen, Asus ZenWatch dan ZenWatch 2, Huawei Watch, LG Watch Urbane dan G Watch R, serta Samsung Gear Live. Menariknya, MODE juga diklaim kompatibel dengan arloji biasa.

Sayangnya sejauh ini MODE baru tersedia untuk pasar Amerika Serikat saja. Harganya berkisar antara $50 – $60, tergantung materialnya, apakah silikon atau kulit. Di saat yang sama, Google juga membuka kesempatan bagi brand luar yang tertarik menciptakan rancangan strap MODE versinya sendiri.

Sumber: Android Blog.

Dengan Face Maker, Anda Bisa Merancang Watch Face Langsung dari Smartwatch Android Wear

Dibanding Apple Watch, smartwatch Android Wear lebih unggul soal personalisasi berkat kebebasan menciptakan watch face kreasi sendiri. Selama ini, kita sudah bisa merancang watch face sendiri menggunakan aplikasi mobile atau desktop, namun developer Ustwo berpendapat harus ada cara yang lebih simpel.

Kalau Anda merasa tidak asing dengan nama Ustwo, mereka adalah developer di balik game fenomenal Monument Valley dan Land’s End. Reputasinya di bidang desain sudah tidak perlu diragukan lagi, dan hal itu kembali dibuktikan lewat aplikasi bernama Face Maker ini.

Face Maker adalah sebuah aplikasi Android Wear untuk merancang watch face kreasi Anda sendiri. Keunggulan utamanya adalah, pengguna bisa membuat rancangan langsung di smartwatch hanya dengan sejumlah sentuhan dan gesture swipe.

Ustwo Face Maker
Dua desain awal pada Face Maker yang bisa diulik lebih lanjut / Ustwo

Ustwo ingin memastikan bahwa watch face buatan pengguna tidak akan kelihatan jelek. Maka dari itu, mereka telah menyediakan sepasang desain awal bertajuk “Classic” dan “Trio”. Dari situ pengguna bisa mengopreknya lebih lanjut, mengganti jarum penunjuknya, jenis font yang dipakai, warna latar dan masih banyak lagi.

Secara total diperkirakan ada 2.800 kombinasi desain yang bisa diterapkan, dan Ustwo berjanji untuk menambah variasinya lebih lagi seiring berjalannya waktu. Tak hanya mengedepankan aspek estetika, Ustwo turut menjamin bahwa pengguna bisa memantau informasi yang ditampilkan dengan mudah pada watch face kreasinya masing-masing.

Face Maker kompatibel dengan seluruh smartwatch yang menjalankan sistem operasi Android Wear, mulai dari yang lawas sampai yang terbaru. Kalau tertarik, silakan unduh langsung aplikasinya secara cuma-cuma di Google Play.

Sumber: Ustwo via Wareable.