Sering Menganotasi Dokumen? Tablet E-Ink Berukuran Masif dari Sony Ini Cocok Buat Anda

Sony ingin Anda, terutama para pengacara, peneliti universitas maupun profesi-profesi lain yang kerap menangani dokumen fisik, untuk meninggalkan kertas dan bolpen dan beralih ke Digital Paper. Ini bukan pertama kalinya Sony datang dengan inisiatif serupa, namun mereka kini punya perangkat baru yang lebih superior.

Dijuluki Sony DPT-RP1, ia merupakan tablet raksasa yang mengemas panel layar berteknologi e-ink, sama seperti yang dipakai Amazon Kindle dan lain sejenisnya. Layarnya memiliki bentang diagonal sepanjang 13,3 inci, sama persis seperti ukuran kertas A4, dengan resolusi 2200 x 1650 sehingga konten bakal terlihat amat tajam meski monokrom.

Bukan, tablet ini bukan untuk menggambar macam iPad Pro, melainkan untuk menganotasi dokumen dalam format PDF. Sony telah menyediakan aplikasi Digital Paper App untuk komputer sehingga pengguna bisa mengubah dokumen ataupun halaman website menjadi format PDF dengan mudah.

Dibanding pendahulunya, Sony DPT-RP1 lebih ringan, lebih tipis dan lebih kencang / Sony
Dibanding pendahulunya, Sony DPT-RP1 lebih ringan, lebih tipis dan lebih kencang / Sony

Sony mengklaim DPT-RP1 punya layar anti-selip, tidak licin sederhananya. Fitur ini dimaksudkan supaya anotasi menggunakan stylus pendampingnya bisa senyaman ketika memakai kertas dan bolpen, kurang lebih sama seperti yang ditawarkan perangkat sejenis bernama reMarkable.

Selain mengemas layar yang lebih superior daripada pendahulunya, DPT-RP1 juga memiliki bodi yang lebih ringan (349 gram) dan lebih tipis – kira-kira setebal tumpukan 30 lembar kertas. Performanya diyakini juga meningkat cukup signifikan.

Perangkat ini rencananya bakal dipasarkan di Jepang mulai bulan Juni mendatang dengan kisaran harga 80.000 yen, atau kurang lebih sekitar Rp 9,7 juta. Kalau Anda tidak perlu menganotasi PDF setiap harinya, saya kira lebih baik dana sebesar itu Anda alihkan ke tablet biasa saja.

Sumber: The Verge dan Sony.

Sony Xperia XA1 Tiba di Hong Kong, Hadirkan Kamera Handal 23MP

Sony Xperia XA1 diresmikan pertama kali pada bulan Februari lalu bersama dengan varian XA1 Ultra. Ini adalah seri smartphone yang akan mewakili Sony di ranah mobile khususnya kelas menengah. Dipoles dengan balutan warna hitam, putih, emas dan pink, Xperia XA1 akhirnya resmi dipasarkan di mana Hong Kong menjadi pijakan selanjutnya setelah sebelumnya dikabarkan menyambangi Malaysia sepekan lalu.

Di Hong Kong, Sony Xperia XA1 dijajakan di kisaran HK$ 2,498 dengan konfigurasi Dual dan empat pilihan warna seperti yang disebutkan di atas. Kehadiran ponsel di Hong Kong terbilang lebih cepat dari dugaan. Sebelumnya banyak pihak menduga ponsel pintar dual SIM dengan dukungan kamera 23MP ini akan menyambangi pasar pada bulan Juni mendatang.

Sony Xperia XA1

Perihal spesifikasinya, Xperia XA1 menonjol dalam hal kemampuan mengabadikan momen. Kamera utamanya mempunyai resolusi 23MP dengan sensor Exmor RS. Sedangkan di bagian depan menggunakan sensor 8MP Exmor RS dengan ukuran lensa 1/4 inci. Slot dual  SIM menjadi salah satu fitur unggulan di ponsel ini, yang kemudian disempurnakan oleh dukungan chipset MediaTek Helio P20 MT6757 dan RAM 3GB.

Performa dan hasil jepretan Xperia XA1 dapat dinikmai melalui layar 5 inci dengan resolusi 720p. Sedangkan untuk urusan konektivitas, Sony membenamkan slot microSD, USB tipe C, dukungan NFC, Bluetooth 4.2 dan sejumlah sensor. Di belakang ada batera 2.300mAh yang disempurnakan oleh teknologi Quick Charging untuk pengisian daya super cepat.

Sumber berita Xperiablog dan gambar header Sonymobiles.

Xperia L1, Smartphone Android Murah Terbaru Sony dengan Kamera 13MP

Sony kembali meluncurkan varian baru untuk jajaran smartphone Android murahnya. Dinamai Sony Xperia L1, smartphone menawarkan sederet spesifikasi yang cukup menarik dengan banderol yang terjangkau. Sayang, Sony belum membeberkan seberapa terjangkaunya smartphone berbasis Android Nougat ini.

Sony Xperia L1 dibalut body ringan dengan dimensi 151 x 75 x 8,7mm. Ponsel menawarkan dukungan dual SIM yang membantu pengguna mengatur cara berkomunikasi. Dihadirkan dalam balutan warna hitam, putih dan pink, ponsel hadir dengan sudut tajam dan rancangan sisi depan yang datar. Secara keseluruhan, smartphone masih menawarkan tampang khas rancangan Xperia.

Di bagian terluar kita akan jumpai layar LCD 5,5 inci yang memancarkan kejernihan HD (720p). Saya tak terkejut mendapati chipset MediaTek ada di balik jantung utama perangkat. Chipset MT6737 empat inti diduetkan dengan grafis Mali-T720 bersama dengan komponen memori RAM seluas 2GB. Xperia L1 mempunyai ruang simpan 16GB yang terbilang cukup lega. Tapi jika dirasa belum cukup, Sony menyematkan pula slot MicroSD untuk melahap memori eksternal seluas 256GB.

Beralih ke kamera, Sony sebagai “rajanya” kamera tentu tak mau dianggap setengah hati. Di belakang mereka menyematkan sensor 13MP dengan aperture f/2.2. Sedangkan di depan dihuni kamera 5MP dengan aperture yang sama namun dengan lensa lebar 24mm untuk memuaskan hasrat berselfie ria penggunanya.

Dilengkapi jaringan 4G, Sony Xperia L1 akan memulai debut bersama dukungan baterai 2.620mAh dan juga modus STAMINA yang membantu penggunanya memperoleh efisiensi daya yang lebih optimal. Jika sesuai dengan rencana, Sony Xperia L1 akan dilepas ke Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika dan tentu saja Asia.

Sumber berita SonyMobile.

Sony Racik Teknologi Pengisian Daya Nirkabel Antar Perangkat

Teknologi pengisian daya nirkabel (wireless charging) bukanlah hal baru. Di tahun 2012, Nokia sudah membenamkan teknologi ini di seri Lumia yang menggunakan Qi wireless charging. Sejak saat itu, teknologi serupa terus berkembang di tangan pabrikan papan atas seperti Samsung, LG dan Google.

Tapi Sony tampaknya siap membawa teknologi pengisian daya nirkabel ke level baru. Belum lama ini perusahaan teknologi asal Jepang itu kedapatan mengajukan paten teknologi pengisian daya nirkabel dengan konsep baru. Dokumen paten tersebut menjelaskan cara kerja sebuah sistem antena yang memungkinkan perangkat, smartphone misalnya untuk mengirimkan daya dari stasiun pengisian daya nirkabel. Lebih jauh dijelaskan bahwa antena juga bisa mengirimkan tenaga listrik dari alat elektronik ke alat lainnya, misalnya dari satu ponsel ke ponsel lain.

wireless-charging-by-sony-e1489664304346

Saat tertanam dalam sebuah smartphone, teknologi memungkinkan perangkat memindai sebuah lokasi untuk menemukan hotspot pengisian daya. Cara kerjanya mirip dengan pencarian perangkat Bluetooth atau hotspot  tethering. Dan jika perangkat yang cocok dan mendukung ditemukan, seketika proses pengiriman listrik secara nirkabel akan dimulai untuk mengisi daya ponsel yang terhubung.

Yang menarik, paten ini pertama kali diajukan pada tahun 2014, menandakan bahwa Sony sudah lama memikirkan teknologi yang berpotensi mengubah banyak hal ini. Hanya saja, masih terlalu dini untuk mengharapkan kehadiran teknologi mutakhir ini di perangkat Sony keluaran terbaru. Bahkan mungkin juga belum untuk 2 tahun ke depan.

Sumber berita Softpedia dan header ilustrasi Whatafuture.

Siap-Siap Ucapkan Selamat Tinggal, Sony Akan Menghentikan Produksi PlayStation 3 di Jepang

PlayStation 3 memang bukanlah platform game terlaris Sony, dan juga bukan pemenang ‘perang console‘ generasi ke-7. Buat merilisnya, sang produsen berinvestasi sangat besar, kabarnya menanggung kerugian sampai US$ 300 per unitnya. Tapi lewat pengorbanan itu, Sony mencetak banyak pencapaian: PS3 ialah console pertama dengan Blu-ray dan terintegrasi ke PSN.

Setelah masuk ke era console generasi kedelapan kira-kira lima tahun silam dengan meluncurnya Nintendo Wii U, tak heran jika para produsen pelan-pelan mulai mengurangi dukungan mereka pada sistem last-gen. Dan setelah Nintendo Jepang menghentikan produksi Wii U di bulan November 2016, kali ini giliran PlayStation 3 yang mendapatkan perlakuan serupa.

Dilaporkan oleh Gematsu dari website PlayStation berbahasa Jepang, sang console maker mengungkapkan rencana untuk menyetop proses distribusi satu-satunya versi PlayStation 3 yang masih dibuat di negara itu, yakni model dengan penyimpanan 500GB. Sony belum menyampaikan kapan tepatnya keputusan tersebut berlaku, namun dari tweet toko retail game di wilayah Kurume, Fukuoka, penghentian kemungkinan akan mulai diterapkan di akhir bulan Maret 2017.

Eksistensi PlayStation 3 pertama kali disingkap dalam acara E3 2005, lalu disusul oleh peluncurannya di bulan November 2006. Console ini merupakan platform game tercanggih di eranya, bisa tersambung ke PlayStation Portable, dan selanjutnya PlayStation Vita. Tapi seperti console lain, penjualan di awal kelahirannya tidak begitu tinggi. PlayStation 3 kalah saing dari Wii yang lebih terjangkau, lalu Xbox 360 juga jadi penghalang karena dirilis lebih dulu.

Keterlambatan itu menyebabkan Sony kehilangan kesempatan untuk meluncurkan franchise-franchise game besar sebagai judul eksklusif – Grand Theft Auto dan Final Fantasy misalnya. Minimnya permainan di awal perilisan dan kurang hangatnya respons reviewer membuat proses adopsinya lambat. Selain itu, Sony kabarnya menanggung beban berat demi menghidangkan PS3 ke tangan Anda: ongkos produksinya mencapai US$ 805 (20GB) dan US$ 840 (60GB) untuk produk yang dijual masing-masing seharga US$ 400 dan US$ 600.

Namun pelan-pelan, Sony terus memperkecil jarak antara harga produksi dan penjualan. Lalu perjalanan PlayStation 3 semakin mulus setelah Sony memperkenalkan model Slim. Kurang dari 24 jam setelah diumumkan, PlayStation 3 Slim menempatkan posisi best-selling di Amazon selama 15 hari berturut-turut, memperoleh pujian dari media-media terkenal seperti PC World, CNET dan Tech Radar.

Penghentian produksi PlayStation 3 di Jepang menandai akhir perjalanan dan dukungan Sony terhadap console ini di negara-negara lainnya.

PlayStation Now Akan Segera Sajikan Game-Game PlayStation 4

PlayStation Now ialah layanan cloud gaming yang disiapkan Sony sebagai solusi atas absennya kemampuan backward compatibility di console current-gen mereka. Sejak tersedia di bulan Januari 2014, PS Now menyuguhkan game-game PlayStation 3 untuk dimainkan di platform baru. Namun belakangan, tampaknya sang penyedia servis memutuskan untuk mengubah strategi.

Bulan lalu, Sony mengumumkan untuk menghentikan layanan PS Now di console PlayStation 3, PS Vita, PS TV dan televisi Sony Bravia; kini hanya bisa diakses dari console PlayStation 4 dan PC. Info ini terdengar buruk, namun ada satu titik cerah di arahan baru tersebut: nantinya PlayStation Now tak cuma menghidangkan judul-judul lawas saja, tapi juga akan menyajikan permainan-permainan PlayStation 4.

Lewat langkah ini, secara teknis tak akan ada lagi ‘game eksklusif’ PlayStation 4. Di-update secara berkala, semua judul di sana kabarnya dapat dinikmati tanpa perlu membelinya selama Anda jadi pelanggan PS Now. Fiturnya sendiri tak berbeda dari sebelumnya, di mana progres dan achievement Anda disimpan secara cloud, bisa diakses saat dimainkan di unit PlayStation 4 berbeda atau dilanjutkan di PC.

Untuk sekarang, Sony masih belum mengungkap seluruh detail mengenai implementasinya. Yang jelas, permainan-permainan PS4 itu akan menambah koleksi di library PS Now – kini terhitung ada 483 judul. Mereka punya agenda buat melangsungkan uji coba ‘privat’ game-game PS4 di PS Now dalam beberapa minggu lagi, dan jika Anda kebetulan merupakan pelanggan, jangan lupa cek inbox karena ada peluang Sony mengirimkan undangan.

Via blog PlayStation, Sony turut mengumumkan 10 permainan terpopuler di PlayStation Now bulan Februari 2017. Ini dia daftarnya:

  • Red Dead Redemption
  • Tekken Tag Tournament 2
  • Mortal Kombat
  • WWE 2K15
  • The Last of Us
  • Mafia II
  • Injustice: Gods Among Us
  • NBA 2K14
  • Sid Meier’s Civilization Revolution
  • Batman Arkham Origins

Jika Anda ingin mencoba layanan tersebut  namun masih ragu berkomitmen untuk mengeluarkan US$ 20 per bulan, Sony menyediakan program trial gratis selama satu minggu. Perlu diingat bahwa PlayStation Now baru tersedia resmi di negara-negara tertentu saja seperti Amerika, Inggris, Belgia dan Belanda. Lalu agar konten tersaji optimal, Anda disarankan mempunyai sambungan internet setidaknya 5-Mbps.

Selain paket langganan per bulan sebesar US$ 20, tersedia pula program rental (dalam waktu 4-jam, 7-hari, 30-hari dan 90-hari) serta langganan tiga bulan seharga US$ 45.

Sony Luncurkan Proyektor yang Sanggup Ubah Permukaan Datar Apapun Menjadi Tablet

Sony tampil cukup all out pada event MWC 2017. Tidak hanya membawa Xperia XZ Premium dan Xperia XZs, Sony turut memperkenalkan sebuah perangkat yang cukup nyeleneh nan inovatif. Xperia Touch namanya, dan ia secara teknis merupakan sebuah proyektor.

Namun label “Touch” mengindikasikan kalau ia bukan sembarang proyektor. Fungsi utama Touch pada dasarnya adalah mengubah permukaan datar apapun menjadi layar sentuh berukuran 23 inci, dimana pengguna dapat berinteraksi layaknya sedang menggunakan sebuah tablet Android raksasa.

Mau diproyeksikan secara horizontal atau vertikal, konten bisa dinavigasikan menggunakan sentuhan. Rahasianya terletak pada perpaduan sensor infra-merah dan kamera 60 fps yang diberi tanggung jawab untuk mendeteksi dan mengenali pergerakan tangan beserta jari-jari pengguna secara real-time.

Xperia Touch sebelumnya bernama Xperia Projector, dipamerkan pertama kali pada event MWC 2016 / Sony
Xperia Touch sebelumnya bernama Xperia Projector, dipamerkan pertama kali pada event MWC 2016 / Sony

Semua aplikasi maupun game yang tersedia di Google Play Store dapat dijalankan oleh Xperia Touch, dan Sony bahkan telah membekalinya dengan kompatibilitas PlayStation 4 Remote Play. Lebih lanjut, Sony juga memastikan interface-nya dapat dipahami dengan jelas, baik di kondisi pencahayaan yang terang maupun redup.

Xperia Touch awalnya diperkenalkan sebagai sebuah perangkat eksperimental bernama Xperia Projector di event MWC tahun kemarin. Akan tetapi sekarang Sony sudah siap memasarkannya ke sejumlah negara terpilih mulai musim semi mendatang, dengan banderol harga €1499.

Xperia Ear “Open-style CONCEPT”

Selain Xperia Touch, Sony rupanya turut memamerkan generasi baru Xperia Ear, yang tidak lain merupakan headset bertenaga asisten virtual. Versi baru ini masih berupa prototipe, namun yang pantas disorot adalah pengaplikasian teknologi open-ear yang dikembangkan oleh divisi Sony Future Lab.

Sony Xperia Ear "Open-style CONCEPT" / Sony
Sony Xperia Ear “Open-style CONCEPT” / Sony

Teknologi ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk mendengarkan musik, notifikasi, sekaligus suara di sekitarnya secara bersamaan. Rahasianya terletak pada unit driver dan konduktor akustik yang bekerja bersama-sama untuk meneruskan suara langsung ke dalam kanal telinga.

Tentu saja Sony juga tidak lupa menyempurnakan asisten virtual yang menjadi otak di balik Xperia Ear. Sejumlah fitur telah disiapkan, seperti contohnya fitur Anytime Talk yang memudahkan pengguna untuk memulai percakapan grup secara real-time tanpa harus menelusuri daftar kontaknya terlebih dulu.

Sumber: Sony.

Sony Xperia XZ Premium dan Xperia XZs Tiba dengan Kamera Istimewa

Spekulasi terkait ponsel pintar terbaru Sony berakhir sudah menyusul diresmikannya sejumlah smartphone Xperia generasi terbaru, dua di antaranya yang paling menarik perhatian adalah Xperia XZ Premium dan Xperia XZs.

Sony Xperia XZ Premium tiba sebagai jagoan Sony di kelas premium yang ditandai dengan spesifikasinya yang menggunakan komponen-komponen terbaik. Di dapur pacu misalnya sudah mengadopsi chipset paling baru, Snapdragon 835 yang dipadukan dengan RAM 4GB. Ruang simpan yang dihadirkan dimulai dari 64GB, opsi lain diyakini juga akan tersedia plus dukungan microSD untuk memperluas penyimpanan.

Smartphone berbasis Android 7.1 Nougat yang mengemas layar 5,5 inci 4K ini dibekali kamera yang tak biasa. Wajar mengingat Sony adalah pemasok favorit untuk pabrikan-pabrikan perangkat kelas dunia. Mereka tentu tak mau perangkatnya punya kualitas kamera yang biasa. Di belakang ponsel menawarkan jepretan kamera beresolusi 19MP yang mampu mengabadikan video slow motion di 960fps dengan resolusi 720p. Kemudian di depan dapat dijumpai kamera selfie 13MP yang tampaknya bakal membuat Oppo ekstra waspada. Apalagi, ponsel ini juga dilengkapi kemampuan untuk diajak basah-basahan dan tahan terhadap terpaan debu. Ponsel ini dijadwalkan rilis pada bulan April dengan banderol mulai $799.

Turun satu tangga dari kelas Xperia XZ Premium, Sony juga mengumumkan varian yang lebih rendah bernama Xperia XZs yang mengemas layar 5,2 inci dengan resolusi full HD. Dan seperti varian premium di atas, layar di Xperia XZs juga menawarkan kombinasi teknologi TRILUMINOS Display for mobile, X-Reality for mobile picture engine dan Dynamic Contrast Enhancement.

Performa perangkat masih menggoda berkat hadirnya chipset papan atas Snapdragon 820 di bagian otak perangkat bersama RAM 4GB dan memori seluas 64GB. Kemampuan kamera belakang Xperia XZs juga tak kalah apik dengan konfigurasi yang sama seperti yang digunakan oleh varian XZ Premium, begitu juga untuk kamera di bagian depan.

Dijadwalkan rilis di bulan yang sama, smartphone berbasis Android 7.0 Nougat ini bakal dijual seharga $699. Tapi perlu dicatat, untuk varian ini tidak semua negara akan dilengkapi dengan sensor sidik jari di tombol power.

Sumber berita Sony.

Sony Punya Rencana Untuk Ciptakan Penerus PlayStation Vita yang Mirip Switch?

Merupakan console handheld tercanggih di awal pengenalannya, penjualan PlayStation Vita terpengaruh oleh meroketnya kepopularitasan smartphone sebagai platform permainan portable. Tapi meskipun jumlah penggunanya tidak begitu banyak, Vita secara mengejutkan terus memperoleh dukungan konten berkat kemunculan judul-judul independen.

Belum ada penjelasan detail dari Sony mengenai apa yang sedang disiapkan demi menjamin masa depan Vita, namun sang console maker asal Jepang itu tampaknya punya rencana untuk meramu penerus platform handheld mereka. Dilaporkan oleh pengguna forum NeoGAF ber-username Ponpo, Sony diketahui sempat mengajukan paten sebuah perangkat game portable baru.

Satu hal perlu digarisbawahi: meskipun info tersebut baru dipublikasi ke publik, pengajuannya sendiri telah dilakukan di tahun 2015. Hal paling menarik darinya adalah perangkat menyimpan sejumlah elemen Nintendo Switch – terutama pada bagian handle. Rancangannya juga mengingatkan saya pada tablet Razer Edge Pro Gaming. Tapi dengan arahan desain seperti ini, device jadi tidak se-elegan PS Vita standar.

PS Vita New 1

PS Vita New 2

Berdasarkan ilustrasi, perangkat mempunyai bagian layar yang diapit oleh dua handle gamepad. File paten tersebut memang tidak menyebutkan lebar panel-nya secara rinci, namun dengan mengomparasi besar tangan di gambar, ukurannya boleh jadi lebih lebar dari PS Vita (5-inci). Di area display, device mempunyai beberapa tombol pelengkap serta volume, port charging USB, speaker, mini HDMI, dan kemungkinan ada port audio.

PS Vita New 3

PS Vita New 6

Tentu saja yang membuat perangkat ini terlihat unik ialah komponen controller-nya. Bagian handle sangat menyerupai lekukan unit DualShock, dipadu tombol dan thumb stick familier. Ada directional pad di area tangan kiri dan action button di kanan, stik analog di samping layar, serta dua pasang trigger button di depan handle. Desain yang kurang ringkas di sana terbayarkan oleh tingginya aspek ergonomis.

PS Vita New 4

PS Vita New 5

Sayang selain dari ilustrasi, tidak ada info lagi yang bisa digali. Belum ada rincian mengenai spesifikasi, luas layar, konektivitas, kompatibilitas game serta apakah handle bisa dilepas atau tidak. Gambar tersebut juga tidak diiringi oleh penjelasan masing-masing kode.

Walaupun Sony masih belum menyerah, di tahun 2015 Shuhei Yoshida pernah bilang bahwa iklim handheld gaming masih belum sehat karena dominasi perangkat mobile.

Pengajuan paten sendiri tidak menjamin sang produsen akan membawa konsep ini ke tahap produksi. Dan jika Sony betul-betul memperkenalkannya secara resmi, sudah pasti khalayak akan mengomparasinya dengan Nintendo Swift. Semoga saja Sony tidak menamainya ‘PlayStation Shift’…

Sumber: Blog Esuteru.

Versi Baru Trilogi Crash Bandicoot Akan Hadir di PlayStation 4 Bulan Juni Nanti

Crash Bandicoot memang bukanlah game terbaik di zamannya, namun ia merupakan judul yang paling melekat di ingatan para gamer console. Dirilis lebih dari dua dekade silam, permainan kreasi Naughty Dog itu memperkenalkan tokoh protagonis jenaka bernama Crash, menyuguhkan gameplay mengasikkan bertempo cepat, dan didukung teknologi grafis terbaik di eranya.

Permainan ini menjadi salah satu franchise besar milik Sony, dan mengangkat Naughty Dog sebagai studio game papan atas. Namun setelah merilis dua sekuel (Crash Bandicoot 2: Cortex Strikes Back dan Crash Bandicoot 3: Warped) dan satu spin-off (Crash Team Racing), sang developer tidak terlihat punya rencana untuk mengunjungi kembali jagat Crash hingga diungkapnya kabar gembira di E3 2016 kemarin.

Crash Bandicoot N. Sane Trilogy 1

Di ajang pameran gaming tahunan terbesar di dunia itu, Sony mengumumkan agenda untuk menghadirkan trilogi Crash Bandicoot di PlayStation 4. Tentu saja agar layak dimainkan di platform current-gen, ada banyak update yang diimplementasikan, terutama di sisi grafis. Proses remaster tersebut diserahkan pada tim Vicarious Visions, developer di belakang seri Skylanders serta Guitar Hero, dan akan kembali dipublikasi oleh Activision.

Di PlayStation 4, versi baru Crash Bandicoot tidak disajikan secara terpisah, melainkan dibundel menjadi satu paket. Activision memberinya nama Crash Bandicoot N. Sane Trilogy. Vicarious Visions menekankan bahwa N. Sane Trilogy bukanlah merupakan remake, melainkan remaster karena tetap menggunakan level geometri orisinal dari Naughty Dog dan tidak mengerjakannya dari awal. Dari sana, mereka kemudian menambahkan elemen animasi dan audio baru.

Crash Bandicoot N. Sane Trilogy 2

Seperti dalam Crash Bandicoot, pemain akan dibawa melewati level dan berbagai tantangan untuk menghentikan rencana Dr. Neo Cortex menguasai dunia. Lagi-lagi, Crash akan menggunakan gerakan berputar dan melompat untuk mengalahkan lawan-lawan serta menghancurkan peti; dan Anda juga dapat memandunya mengumpulkan berbagai item seperti buah Wumpa, extra life, dan topeng Aku-Aku.

N. Sane Trilogy sendiri memperkenalkan fitur baru seperti checkpoint, menu pause, sistem save baik manual maupun otomatis, serta mode time trial. Game kabarnya siap menghidangkan resolusi 4K dipadu kualitas audio yang lebih baik.

Crash Bandicoot N. Sane Trilogy 3

Dan kemarin, pihak Activision menginformasikan bahwa Crash Bandicoot N. Sane Trilogy siap untuk dirilis pada pertengahan tahun ini, tepatnya pada tanggal 30 Juni 2017. Bundel 3-in-1 tersebut ditawarkan di harga yang relatif rendah, yaitu US$ 40. Anda bisa mengetahui lebih rinci mengenai update yang sudah disiapkan oleh developer dalam N. Sane Trilogy via blog Activision.