Tampilan Baru Spotify Permudah Akses ke Konten yang Sudah Familier dengan Pengguna

Spotify rupanya belum rampung mendesain ulang tampilan aplikasinya. Setelah tombol-tombol pengoperasian, kali ini giliran halaman utama alias home screen yang Spotify rombak. Perubahan tampilan ini sudah diterapkan untuk aplikasi Spotify di smartphone ataupun tablet.

Porsi teratas home screen kini dihuni oleh konten yang paling sering konsumen putar. Enam slot tersebut bisa berupa playlist, album, atau malah podcast. Ya, seperti yang kita tahu, Spotify belakangan semakin gencar mempromosikan podcast, dan tampilan baru ini pada dasarnya bisa dilihat sebagai salah satu upayanya untuk itu.

Satu hal yang cukup mencuri perhatian adalah tulisan “Good morning“. Spotify bilang bahwa rekomendasi konten yang disajikan bakal berganti menyesuaikan dengan jadwal. Jadi di siang atau malam hari, enam slot itu bisa diisi oleh konten yang berbeda, sesuai yang dipelajari oleh algoritma Spotify dari riwayat penggunaan tiap-tiap konsumen.

Desain baru ini dibuat supaya pengguna lebih mudah mengakses konten-konten yang sudah sangat familier dengan mereka. Kendati demikian, Spotify tetap tidak melupakan aspek discovery, sebab porsi bawah home screen masih menampilkan sejumlah rekomendasi konten yang baru buat masing-masing pengguna.

Saya pribadi merupakan pelanggan Spotify yang lebih sering memutar musik itu-itu saja, sehingga tampilan baru ini sangat cocok buat orang-orang seperti saya. Andai saya ingin mencari konten baru, Discover Weekly selalu menjadi andalan saya, dan playlist itu rupanya masih ikut bertengger di halaman utama. Good job, Spotify!

Sumber: Spotify.

Berkat Tampilan Baru, Aplikasi Spotify Jadi Lebih Mudah Digunakan

Spotify baru saja meluncurkan update untuk aplikasi iOS-nya. Update ini menghadirkan tampilan baru yang dapat dinikmati baik oleh pelanggan Spotify Free maupun Premium, dan kabar baiknya, interface anyar ini bukan sekadar lebih manis di mata.

Spotify juga merancang desainnya agar aplikasinya jadi lebih mudah dinavigasikan. Berhubung Spotify memang menyatukan konten musik sekaligus podcast, tidak heran apabila pengguna terkadang bisa merasa tersesat ketika sedang mengulik aplikasinya, dan tampilan baru ini setidaknya bisa sedikit membantu.

Hilang sudah tombol-tombol berlabel teks seperti sebelumnya (kecuali tombol Follow). Tombol “Shuffle Play” misalnya, kini sudah digantikan dengan icon yang jauh lebih mudah dikenali. Cukup tekan tombol berwarna hijau tersebut di mana pun Anda berada dalam aplikasi, maka kontennya akan langsung diputar.

Bagi pelanggan Spotify Premium, perubahan lain yang tak kalah mencolok adalah tombol download untuk mendengarkan konten secara offline. Fungsi tersebut kini bukan lagi berbentuk toggle, melainkan tombol dengan icon familier seperti yang terdapat pada segmen podcast Spotify.

Spotify juga bilang bahwa ada maksud tersendiri mengapa tombol play, download, dan like itu semuanya diposisikan di bagian tengah, yakni supaya pengguna lebih mudah mengaksesnya menggunakan satu tangan. Seiring bertambah besarnya ukuran layar smartphone, developer aplikasi juga harus memikirkan bagaimana menyajikan tampilan yang optimal dan mudah dioperasikan dengan satu tangan.

Aplikasi Spotify kini juga akan menampilkan album art di daftar lagu kecuali pada “Album” view. Deretan thumbnail ini dimaksudkan supaya pengguna bisa lebih mudah menemukan lagu-lagu yang familier dengannya. Lebih lanjut, icon hati juga akan muncul pada lagu yang sudah di-like oleh masing-masing pengguna.

Perubahan tampilannya memang tidak begitu drastis, tapi tetap krusial kalau tujuannya adalah untuk mempermudah penggunaan. Sayang sejauh ini belum ada informasi kapan versi Android-nya juga akan kebagian update tampilan yang sama.

Sumber: Spotify.

Fitur Sleep Timer Akhirnya Tersedia di Spotify Versi iOS

Bulan Mei lalu, Spotify merilis fitur Sleep Timer. Sepele namun sangat berguna, Sleep Timer memungkinkan musik untuk berhenti dengan sendirinya sesuai dengan durasi yang ditentukan. Namun sayang yang kebagian kala itu hanyalah pengguna perangkat Android saja.

Beruntung fitur yang sama akhirnya juga hadir di platform iOS lewat update terbaru Spotify. Cara kerjanya sama persis, dan tujuannya adalah supaya pengguna bisa berbaring sembari menikmati lagu-lagu favoritnya tanpa harus bingung untuk mengklik pause sesaat sebelum pengguna benar-benar tertidur.

Mengaktikan fitur ini pun sangat mudah. Setelah memutar lagu atau playlist seperti biasa, buka tampilan Now Playing, lalu klik icon tiga titik di ujung kanan atas. Pilih opsi “Sleep Timer”, lalu tentukan durasi yang diinginkan; antara 5 menit sampai 1 jam, atau sehabis lagu terakhir di album atau playlist yang sedang diputar.

Spotify sendiri punya koleksi playlist teman tidur yang cukup melimpah dan bervariasi, mulai dari musik klasik sampai bermacam suara ambient. Namun saya yakin tidak ada yang suka terbangun di tengah malam akibat musik yang justru menemaninya tidur tadi. Sleep Timer-lah solusinya.

Fitur ini sudah tersedia di versi terbaru aplikasi Spotify di iPhone maupun iPad. Update-nya sendiri mungkin tidak akan langsung muncul di semua perangkat pengguna secara serentak, jadi bagi yang belum mungkin bisa bersabar sedikit menanti versi terbarunya di App Store.

Sumber: SlashGear. Gambar header: Tyler Lastovich via Unsplash.

Setelah Sonos, Spotify Free Kini Juga Dapat Diakses Langsung Melalui Speaker Bikinan Amazon dan Bose

Baru seminggu yang lalu, konsumen Sonos menerima hadiah dalam bentuk akses langsung ke layanan Spotify Free. Jadi tanpa harus berlangganan Spotify Premium, pemilik speaker Sonos sudah bisa mengakses layanan streaming musik terpopuler tersebut, tapi tentu saja dengan sejumlah batasan yang memang Spotify terapkan untuk paket gratisannya.

Kabar baiknya, dukungan terhadap Spotify Free ini sekarang ikut meluas hingga merambah sejumlah speaker bikinan Bose maupun Amazon. Semuanya cukup dengan mengunduh dan meng-install firmware update terbaru untuk masing-masing speaker.

Di lineup Amazon, yang kebagian jatah bukan cuma keluarga smart speaker Echo saja, melainkan juga perangkat Fire TV. Untuk Bose, opsinya mencakup seri smart speaker beserta soundbar, tidak ketinggalan juga Bose Portable Home Speaker yang dirilis beberapa bulan lalu.

Bose smart speakers and soundbars

Semua perangkat di atas ini mengemas integrasi asisten virtual Alexa, dan kebetulan Spotify juga sudah kompatibel dengan Alexa sejak tahun lalu. Jadi selain menggunakan aplikasi Spotify di ponsel sebagai remote, konsumen juga dapat meminta bantuan Alexa guna mengakses pilihan playlist macam Discover Weekly atau Today’s Top Hits.

Timing peluncurannya boleh dibilang cukup pas. Menjelang musim liburan, konsumen umumnya banyak membeli gadget baru, termasuk halnya smart speaker, dan mereka yang selama ini enggan membeli karena tidak berlangganan Spotify Premium jadi punya pertimbangan baru berkat kehadiran dukungan Spotify Free.

Sumber: Spotify.

Spotify Siap Racikkan Playlist untuk Menemani Perjalanan Masing-Masing Konsumennya

Personalized playlist hasil racikan algoritma merupakan salah satu kekuatan utama Spotify dibandingkan layanan streaming musik lain. Spotify sadar betul akan hal ini, dan mereka tidak menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti. Yang terbaru, mereka meluncurkan playlist berjudul “Soundtrack your Ride” untuk menemani perjalanan konsumennya.

Playlist ini akan diracik berdasarkan sejumlah faktor di samping riwayat lagu-lagu yang pernah kita dengarkan di Spotify. Pertama-tama, konsumen diminta untuk mencantumkan titik berangkat dan titik tujuan di atas interface Google Maps guna mengalkulasikan durasi perjalanan.

Spotify Soundtrack your Ride

Setelahnya, konsumen dipersilakan menjawab lima pertanyaan: dengan siapa mereka berkendara, jenis mobil yang digunakan, seperti apa “drive vibe“-nya, dan dua pertanyaan terakhir seputar musik (genre musik favorit saat berkendara, dan lagu pilihan dari enam opsi yang disediakan).

Dari situ Spotify akan meracikkan playlist dengan durasi yang sesuai seperti lama perjalanan konsumen. Variasi lagunya tentu didasari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas, meski saya cukup yakin Spotify telah membatasi katalognya sesuai dengan tema road trip untuk konteks ini.

Spotify Soundtrack your Ride

Meski terdengar menarik, Soundtrack your Ride punya dua kelemahan. Yang pertama, fitur ini sepertinya baru tersedia di Amerika Serikat saja, sebab saat saya mencoba mencantumkan lokasi di tanah air, tidak ada satu pun rekomendasi lokasi yang muncul.

Yang kedua, Soundtrack your Ride harus dibuat via browser, baik melalui perangkat desktop ataupun mobile. Sejauh ini belum ada opsi untuk membuatnya melalui aplikasi Spotify. Semoga saja saat fiturnya sudah merambah negara kita nanti, proses pembuatannya bisa langsung menggunakan aplikasi Spotify.

Sumber: The Verge.

Pemilik Speaker Sonos Kini Tak Harus Membayar Biaya Berlangganan Agar Bisa Streaming dari Spotify

Kabar gembira bagi para pengguna speaker bikinan Sonos. Setelah sekian lama dinanti, Sonos akhirnya secara resmi menghadirkan dukungan terhadap Spotify Free. Akses ke layanan streaming musik terbesar itu sebenarnya sudah sejak lama tersedia di platform Sonos, akan tetapi selama ini hanya terbatas untuk mereka yang sudah berlangganan Spotify Premium saja.

Sekarang, pemilik speaker Sonos tidak perlu membayar biaya berlangganan terlebih dulu untuk bisa menikmati suguhan Spotify langsung dari perangkatnya. Katalog musik yang dapat diakses pun lengkap dan tidak dibatasi, namun bedanya, Spotify Free akan memutarnya secara acak (shuffle) dan dengan interupsi iklan.

Anggap saja format Spotify Free mirip seperti radio. Yang dapat diakses secara on-demand hanyalah deretan playlist hasil kurasi otomatis seperti Discover Weekly, Release Radar, atau Daily Mix.

Ikea Symfonisk / Ikea
Ikea Symfonisk / Ikea

Keputusan menghadirkan dukungan Spotify Free ini merupakan langkah yang rasional, apalagi mengingat Sonos sekarang juga punya speaker portable bernama Move. Bukan cuma konsumen Move yang diuntungkan, melainkan juga mereka yang membeli Symfonisk, speaker hasil kerja sama Sonos dan Ikea yang dihargai amat terjangkau, terutama jika dibandingkan dengan portofolio produk Sonos selama ini.

Di sisi lain, keputusan ini juga berarti Sonos punya potensi untuk menggaet 135 juta konsumen baru. Angka tersebut adalah jumlah pengguna aktif Spotify Free dari total 248 juta pengguna setiap bulannya. Jadi wajar apabila Sonos tidak ingin melewatkan kesempatan emas tersebut.

Sumber: Variety.

Anchor Luncurkan Fitur Trailer untuk Membantu Kreator Mempromosikan Podcast-nya

Sejak awal kiprahnya, Anchor mempunyai misi untuk mempermudah proses kreasi podcast bagi semua orang. Mulai dari tahap perekaman sampai publikasi, platform bikinan Anchor memastikan semua itu mudah diakses bahkan oleh seseorang yang belum pernah sekali pun merilis podcast sebelumnya.

Misi ini rupanya terus mereka emban meski sudah diakuisisi sepenuhnya oleh Spotify. Mereka baru saja merilis fitur anyar bernama Trailer, dimaksudkan supaya kreator bisa membuat trailer untuk mempromosikan podcast-nya masing-masing.

Sebelum ini, pengguna Anchor sebenarnya sudah bisa memilih episode dari podcast-nya untuk dijadikan trailer. Fitur ini membawanya ke tingkat yang lebih tinggi lagi; pengguna dipersilakan membuat trailer terpisah yang menjelaskan secara singkat apa yang bisa diekspektasikan para pendengar dari podcast mereka, sebelum akhirnya membagikan trailer tersebut ke platform sosial.

Anchor Trailers

Trailer terpisah ini punya durasi maksimum 1 menit, cukup panjang untuk memperkenalkan diri sekaligus memberikan gambaran mengenai topik-topik yang menjadi pembahasan. Selesai merekam audionya, pengguna bisa memilih musik latar sebagai pelengkap, dan setelahnya trailer pun siap untuk dipublikasikan.

Menariknya, Anchor juga akan membuatkan video secara otomatis berdasarkan trailer tersebut. Videonya sendiri berisikan transkrip yang animated, namun saya menduga ini hanya berlaku untuk trailer yang audionya direkam dalam bahasa Inggris saja, setidaknya untuk sekarang.

Di saat yang sama, Anchor juga memanfaatkan trailer sebagai salah satu cara untuk menginspirasi mereka yang belum terlalu mengenal podcast. Deretan trailer yang sedang naik daun sudah Anchor kumpulkan menjadi satu playlist di Spotify.

Sumber: Anchor.

Hardware Perdana Spotify, Sebuah Aksesori Mobil Berbekal Smart Assistant, Resmi Diuji Coba

Apa kabar hardware perdana dari Spotify? Setelah cukup lama dirumorkan, Spotify akhirnya buka-bukaan soal itu. Mereka baru saja mengumumkan rencananya untuk menguji coba hardware pertamanya, yakni sejenis aksesori mobil berbekal integrasi smart assistant yang mereka juluki Car Thing.

Perangkat ini menancap ke mobil via colokan 12 volt, sama seperti charger, sedangkan sambungan Bluetooth menjadi perantaranya dengan head unit mobil sekaligus smartphone pengguna. Dari situ pengguna dapat mengoperasikannya via perintah suara, diawali dengan mantra “Hey, Spotify”.

Selain itu, perangkat juga dilengkapi empat buah tombol yang berfungsi untuk memberikan akses cepat ke playlist masing-masing pengguna. Terakhir, di sisi kirinya ada layar membulat sebagai indikator visual. Tentu saja perangkat ini hanya bisa digunakan oleh para pelanggan Spotify Premium.

Yang mungkin tidak sesuai harapan adalah tujuan dari program uji coba hardware ini. Spotify bilang bahwa perangkat ini mereka ciptakan untuk mempelajari kebiasaan para penggunanya dalam mendengarkan musik dan podcast. Fokus mereka adalah menjadi platform audio nomor satu, bukan menggarap hardware.

Spotify juga mengingatkan bahwa mereka belum berencana mengomersialkan produk ini. Intinya, perangkat ini bisa diproduksi secara massal, bisa juga tidak, semua tergantung pada hasil pengujian dan pertimbangan-pertimbangan Spotify nantinya. Namun kalau buat saya pribadi, menyeriusi bidang hardware sebenarnya juga bisa menjadi salah satu cara Spotify mengejar titel platform audio terbesar.

Lebih lanjut, Car Thing juga bukan satu-satunya hardware yang digarap Spotify. Mereka sendiri bilang ada kemungkinan mereka menciptakan perangkat serupa, tapi untuk konteks rumahan. Jadi jangan heran apabila ke depannya mereka mengumumkan program uji coba yang sama untuk perangkat bernama Voice Thing atau Home Thing.

Untuk sekarang, fokus mereka baru buat Car Thing. Program uji cobanya sendiri bakal dilaksanakan dalam beberapa minggu ke depan di Amerika Serikat bersama sekelompok kecil pengguna Spotify Premium yang terpilih.

Sumber: The Verge dan Spotify.

Spotify Jajal Paket Baru untuk Teman Sekamar atau Pasangan

Spotify sepertinya mengerti dilema yang dihadapi oleh pelanggan paket premiumnya yang terlanjur membeli paket Family Plan tetapi hanya memiliki dua anggota keluarga, atau mereka yang mengawatirkan soal harga jika membeli paket individu. Menurut laporan Engadget, bahwa Spotify kini sedang menguji paket Premium Duo yang secara khusus diperuntukkan bagi mereka pasangan muda, teman satu kost, atau keluarga yang jumlahnya hanya terdiri dari dua orang saja.

Paket berlangganan bebas iklan ini sudah barang tentu menawarkan harga yang lebih terjangkau. Dikutip dari Reddit via Engadget, Premium Duo ditawakan dengan harga €12,49 per bulan yang jika dibandingkan, harga ini berada di tengah-tengah antara paket langganan individu dan Family Plan, menjadi pilihan yang sempurna untuk pasangan atau teman sekamar.

Sayangnya, paket baru ini disebut masih dalam tahap penjajakan dan kawasan yang dipilih juga masih dalam skala yang relatif kecil, antara lain di Kolombia, Chili, Denmark, Irlandia, dan Polandia. Belum ada kepastikan apakah paket ini akan dirilis secara global, sehingga tetap ada kemungkinan paket ini tidak akan dibawa ke negara lain kemudian membunuhnya pelan-pelan.

“Kami secara rutin menjalankan sejumlah uji coba dan program untuk meningkatkan pengalaman pengguna kami, yang dapat membuka jalan bagi perubahan yang lebih luas pada produk kami atau hanya memberi kami pembelajaran penting.” Kata juru bicara Spotify kepada Engadget.

Dengan paket harga barunya ini, Spotify juga memberikan daftar putar baru yang dibuat secara otomatis bernama Duo Mix yang mirip dengan campuran Discovery Weekly yang cukup populer di Spotify.  Tetapi tentu pengguna punya kebebasan untuk membuat daftar putarnya sendiri di luar rekomendasi yang diberikan.

Informasi selengkapnya bisa diintip di situs resmi Spotify.

Sumber berita Engadget dan AndroidPolice.

Application Information Will Show Up Here

Dua Belum Cukup, Spotify Kembali Akuisisi Perusahaan Podcast

Ketika mengumumkan keberhasilannya meraup laba untuk pertama kali, Spotify mengatakan secara terang-terangan bakal lebih serius menggarap sektor podcast yang notabene masih berhubungan dengan hiburan telinga. Keseriusan mereka ditandai dengan akuisisi dua startup podcast dalam waktu yang berdekatan, Gimlet Media dan Anchor Februari lalu. Dengan ekspansi berani ini, tak mengherankan jika kemudian Spotify dianggap sebagai salah satu pemain podcast yang harus diperhitungkan terutama jika berkaca pada ekosistem mereka yang sudah solid di ranah hiburan suara.

Tapi “jajahan” Spotify belum usai. Setelah menjadi pemilik baru dari Gimlet Media dan Anchor, Spotify kembali mengumumkan geliat strategisnya dengan membeli startup podcast ketiga, Parcast bahkan belum lewat dua bulan sejak akuisisi terakhir.

Berbeda dari dua podcast yang diakuisisi sebelumnya, Parcast bergerak di ceruk konten yang berbau horor, misteri, fiksi ilmiah dan kejahatan. Dikutip dari Billboard, beberapa judul yang sangat dikenal oleh pendengar, antara lain Cults, Serial Killers, Hostage, Conspiracy Theories, Haunted Places, Historical Figures, Mythology, Survival, Crimes Of Passion, Extraterrestrial, Unsolved Murders, Unexplained Mysteries, Conspiracy Stories, dan Great Women Of Business.

Pihak Parcast mengatakan, akuisisi ini memberi mereka kesempatan dan sumber daya untuk berkembang, menjangkau lebih banyak pengguna dan membuka kemungkinan lain yang lebih lebar.

Sementara bagi Spotify, dukungan konten-konten baru dari Parcast akan membantu perusahaan mencapai tujuannya untuk “menjadi platform audio terkemuka dunia.”

Dari segi produksi, podcast akan membantu Spotify meningkatkan marjin laba karena biaya produksinya yang relatif terjangkau. Artinya, Spotify makin leluasa mengatur berapa keuntungan optimal yang bisa mereka terapkan dan memberi ruang gerak yang lebih bebas untuk mendorong bisnis di sektor yang lain, salah satunya membantu Spotify untuk lepas dari ketergantungan pada hak lisensi lagu yang tidak bisa dibilang murah. Sayang berapa mahar yang harus dirogoh oleh Spotify tidak disebutkan.

Parcast sendiri didirikan pada tahun 2016 dan sekarang memiliki dua studio dan 20 karyawan. Sejak dibentuk, Parcast secara konsisten fokus pada konten-konten bertemakan kejahatan dan misteri. Studio podcast mengatakan bahwa tujuh judul keluarannya pernah menghuni posisi tiga teratas di tangga lagu podcast kepunyaan Apple.

Secara keseluruhan, dalam jangka pendek memang bisnis dari Podcast masih belum bisa disebut sebagai bisnis yang mendatangkan banyak uang seperti halnya streaming musik. Di Amerika Serikat, iklan di sektor podcast hanya menghasilkan uang sebesar $314 juta di tahun 2017. Tetapi angka ini diproyeksikan bakal naik menjadi $1,6 miliar di tahun 2022. Jadi, ini adalah momentum yang tepat bagi Spotify dan mungkin bagi perusahaan streaming lainnya untuk mulai menyiapkan lahan. Sebelum lebih banyak pemain yang masuk dan pasar menjadi lebih kompetitif.

Sumber berita Techcrunch.