Printyuk Jadi Pengejawantahan Digital Perusahaan Percetakan

Printyuk merupakan layanan berbasis web dan mobile yang diperuntukkan untuk menyederhanakan proses pencetakan. Layanan ini dikembangkan PT Ikrar Mandiriabadi, yang telah berpengalaman sekurangnya 30 tahun di bisnis percetakan. Platform Printyuk memungkinkan pengguna untuk memilih jenis cetakan yang akan dibuat, dan mengunggah desain sesuai dengan kebutuhannya.

Pengembangan Printyuk merupakan bagian dari transformasi digital yang dilakukan perusahaan, dengan harapan mampu membawa perusahaan bisa menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Selama ini Mandiriabadi baru bisa menjangkau konsumen di seputar Jabodetabek, harapannya Printyuk dapat menjangkau konsumen di seluruh Indonesia. Hal ini direalisasikan dengan menggandeng perusahaan logistik.

“Printyuk menyediakan layanan digital printing customized sesuai keinginan pembeli. Kami adalah satu-satunya di Indonesia yang menyajikan feature customized yang bisa di-view di apps dan web secara real-time. Layanan same-day services juga kami bubuhkan untuk memfasilitasi pengguna dengan kebutuhan cetak cepat,” ujar Rudy Swandana, Head of Sales Printyuk.

Selain mencetak, Printyuk juga menyediakan layanan desain. Sehingga pengguna yang dapat belum membawa desain, bisa melakukan permintaan langsung ke sistem aplikasi. Saat ini sudah ada setidaknya 300 varian produk yang dapat dicetak, mulai dari T-Shirt, Mug, Kartu Ucapan, Kartu Nama, Payung, Tas, Package, dan sebagainya.

Selain ditangani sendiri oleh Mandiriabadi, Printyuk juga menggandeng mitra bisnis pemilik percetakan untuk mengakomodasi pesanan yang masuk. Kemitraan yang telah dibangun masih di seputar Jabodetabek.

Beberapa tipe produk yang dapat dicetak di Printyuk
Beberapa tipe produk yang dapat dicetak di Printyuk

Memberikan keleluasaan desain oleh pengguna

Berdasarkan survei yang dilakukan Mindspace Research Agency, di tahun 2017 ini masih banyak kalangan yang butuh layanan percetakan, menepis pangsa pasar yang mulai meredup karena digitalisasi dan kepedulian terhadap hijaunya lingkungan. Mayoritas perkantoran masih membutuhkan produk cetak, ini menjadi pangsa pasar utama. Pasar kedua ialah kalangan di bidang pendidikan, seperti mahasiswa atau pelajar.

“Perbedaan kami dengan yang lain adalah dari segi service customized. Jika di tempat lain untuk desain dan penyesuaian harus mengandalkan komunikasi seperti email, telepon dan lain-lain. Sedangkan di Printyuk cukup dengan klik dan ikuti petunjuknya maka detail dan spesifikasi pemesanan dikelola. Dan satu lagi hanya kita yang bisa menyediakan layanan selesai dalam 3 jam,” ujar Rudy.

Printyuk didirikan Iwan Mulyana (CEO Ikrar Mandiriabadi), Bobby Gandasaputra, dan Irawan Kardarman selaku angel investor. Terkait fundraising, Printyuk sudah mendapatkan pendanaan awal dari angel investor, namun saat ini pihaknya tengah mencari pendanaan lanjutan untuk pengembangan dan ekspansi Printyuk di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Solusi SimpliDOTS Siap Bantu Perusahaan Distributor

Transformasi digital selalu mencari peluang bagi bisnis digital. Membantu para konsumen yang sebelumnya menggunakan cara-cara konvensional beralih ke penggunaan teknologi merupakan tujuan utama. Hal tersebut tampaknya yang sedang dilakukan SimpliDOTS, sebuah layanan berbasis cloud yang menyasar pengguna distributor dengan menawarkan solusi pengelolaan distributor mulai dari pembelian, penjualan, hutang piutang, monitoring posisi karyawan hingga Business Intelligence yang membantu membaca data-data yang ada di perusahaan.

Fitur-fitur yang ada di SimpliDOTS meliputi fitur Distribution Management yang diklaim bisa membantu bisnis mengelola mulai dari pemesanan, pengantaran sampai dengan penagihan yang dapat diakses melalui smartphone. Lengkap dengan kapabilitas sistem dashboard yang bisa membantu meringankan kinerja admin. Teknologi ini disiapkan untuk sales, driver dan kolektor dalam melayani pelanggan.

Selanjutnya adalah fitur Finance Management, sistem distribusi yang meliputi fitur hutang piutang, penagihan yang bisa dilakukan melalui aplikasi mobile dan juga pembayaran.

Fitur lainnya juga ada Inventory Management, sebuah fitur yang menyediakan pengelolaan stok barang dengan fitur-fitur seperti alokasi stok, mendukung pengelolaan lebih dari satu gudang canvassing system, stok produk yang bisa disimpan multi unit, dan juga kemampuan melihat pergerakan stok dengan detail dan akurat. Ada juga sistem Tracking and Route Management yang mampu mengelola rute kunjungan, pemantauan atau monitoring dari salesman maupun driver, termasuk menganalisisnya.

CEO SimpliDOTS Jowan Kosasih kepada DailySocial menjelaskan mereka secara spesifik menyasar perusahaan distributor.

“Target pengguna kita adalah perusahaan distributor yang memiliki banyak salesman, produk dan pelanggan terutama yang masih memakai cara manual atau sistem yang belum berbasis cloud. SimpliDOTS adalah layanan B2B jadi market kita lebih targetted ke perusahaan-perusahaan distributor, dan juga karena perusahaan distributor sendiri tahu bagaimana susahnya untuk menangani perusahaan tanpa sistem yang bagus. Jadi ini adalah niche market, yang artinya kita lebih mudah untuk masuk,” terang Jowan.

SimpliDOTS pertama kali dibangun pertengahan tahun 2016 dan mulai diluncurkan pada awal tahun 2017. Di usianya yang belum genap satu tahun ini SimpliDOTS sudah memiliki 9 perusahaan distributor yang berlokasi di Sumatera Utara, di wilayah tempat SimpliDOTS berasal. Untuk itu ekspansi ke pulau Jawa menjadi salah satu target SimpliDOTS dalam satu-dua tahun ke depan.

“Target kami untuk satu-dua tahun ke depan adalah, ekspansi terutama ke pulau Sumatera dan Jawa, membentuk tim Sales dan Support, fitur-fitur yang ada akan terus di-improve dan juga menambah fitur-fitur baru seperti accounting, sales target gamification, voice ordering, predictive analysis, dan kapabilitas machine learning, “ tutup Jowan.

Helptask dan Misi Tingkatkan Ekosistem Pertukangan di Indonesia

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi (LPJKP) tahun 2016, saat ini di Jakarta terdapat sekitar satu juta lebih tukang yang tidak memiliki pekerjaan yang layak dan terpaksa menganggur karena kurangnya akses pekerjaan. Berdasarkan laporan tersebut, Helptask mencoba menghadirkan layanan menyeluruh yang membutuhkan jasa tukang berkualitas.

Dukungan ekosistem “pertukangan”

Kepada DailySocial, Founder Helptask Hendra Sucipto mengungkapkan, selama delapan tahun berkiprah sebagai arsitek, Hendra menyadari minim sekali naungan yang mampu mendukung ekosistem pertukangan, mulai dari penanaman pengetahuan soft-skill sebagai tukang serta akses pekerjaan yang layak untuk tukang.

“Tidak heran, situasi konstruksi (terutama) di Jakarta saat ini seringkali diwarnai dengan situasi yang tidak sehat. Terlebih, banyak pemain konstruksi yang lebih mengutamakan profit sebanyak-banyaknya daripada mengutamakan kualitas.”

Sementara konsumen yang selama ini masih banyak memanfaatkan cara-cara tradisional untuk mendapatkan rekomendasi tukang, masih kesulitan memperoleh hasil yang memuaskan. Banyak tukang dengan latar belakang keahlian yang kurang jelas.

“Berawal dari titik inilah Helptask didirikan untuk menjadi sebuah jawaban atas permasalahan yang dihadapi, sekaligus menjadi naungan/ekosistem di mana solusi tersebut dapat ditemukan serta dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak (simbiosis mutualisme),” kata Hendra.

Bersama Megawindriati Mahawan dan Jeffri Tantoni, Hendra mulai membangun tim dan mengembangkan platform Helptask yang rencananya akan diluncurkan bulan Desember 2017 mendatang. Layanan Helptask di antaranya adalah menyediakan layanan AC, layanan plafon, layanan listrik, layanan air (berkaitan dengan plumbing), layanan cat, dan layanan rumah tangga.

“Membangun SDM bukan mengenai bersaing harga semurah-murahnya. Namun, lebih kepada membangun struktur yang sebenar-benarnya. Helper mendapatkan kemudahan dari segi waktu yang lebih fleksibel, mudah mendapatkan akses pekerjaan, dan memiliki standar operasional kerja yang jelas. Konsumen pun tahu jelas berapa anggaran yang harus dialokasikan,” kata Hendra.

Cara kerja

Tidak berbeda jauh dengan layanan “jasa” lainnya yang saat ini sudah banyak hadir di Indonesia, seperti Seekmi, Ahlijasa dan lainnya, cara kerja Helptask hampir serupa. Perbedaan yang diklaim Helptask terletak pada visi dan misinya, yaitu ingin membuat suatu gebrakan ekosistem baru dalam bidang pengelolaan sumber daya manusia.

“Memang jika dibandingkan antara Helptask dengan perusahaan jasa serupa lainnya, secara cover Helptask terlihat sama. Namun, secara sistem dan tujuan terdapat perbedaan,” kata Hendra.

Helptask tidak bekerja borongan melainkan lebih fokus kepada after sales service maintenance. Selain itu Helptask juga tidak bekerja sebagai pialang (perantara vendor dengan konsumen), melainkan menghubungkan konsumen secara langsung kepada helper tertentu yang menjadi mitra HELPTASK secara resmi.

“Dengan alasan tersebut kami ingin semua yang kami kerjakan memiliki standar operasional kerja (tidak asal kerja),” kata Hendra.

Dari sisi konsumen, Helptask memberikan harga jelas sesuai dengan harga yang berlaku, tidak perlu repot memilih karena helper yang menerima permintaan sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan melalui foto kondisi yang tertera. Bebas memilih hari dan jam, helper yang datang pun jelas dan terdata. Helptask juga memberlakukan sistem pantau helper, dari pekerjaan dimulai hingga selesai.

“Di samping itu, Helptask tidak menentukan helper mana yang akan datang, karena kita memberlakukan fair system. Jika helper bisa menyelesaikan permasalahan user, helper layak untuk menerima pekerjaan tersebut. Dan sebaliknya, helper pun layak menolak jika merasa ragu dapat menyelesaikan pekerjaan dari konsumen,” kata Hendra.

Dari sisi tukang / helper, tidak perlu repot bekerja berdasarkan tender. Helptask tidak menyarankan helper untuk saling bersaing harga yang dapat mengakibatkan helper mengorbankan sisi kualitas demi mendapatkan klien.

Masih boostrapping

Meskipun telah didirikan sejak tahun 2016, hingga kini Helptask masih menjalankan bisnis secara bootstrap dan enggan didanai investor. Tim Helptask tidak menganggap investasi dari investor adalah hal yang buruk, namun tim Helptask memilih untuk melakukan bootstrap agar lebih tertantang dalam meningkatkan kualitas perusahaan.

“Tentunya kami juga sangat berhati-hati mengenai investasi. Membicarakan Helptask berarti kita membicarakan mengenai tanggung jawab dalam membuka lapangan kerja dan kesejahteraan orang banyak, bukan kepentingan segelintir orang. Dengan bootstrap, kami lebih sejahtera dalam menentukan anggaran yang ingin kami prioritaskan untuk inovasi layanan serta membuat value bisnis semakin berkembang,” tutup Hendra.

SIKAD, Produk SaaS untuk Administrasi Sekolah

SIKAD (Sistem Akademik) merupakan sebuah produk berbasis SaaS yang dikembangkan untuk membantu manajemen pendidikan di sekolah. Layanan ini disuguhkan melalui paltform web, dengan harapan bisa diakses di mana pun dan melalui perangkat apa pun. Fungsi utama SIKAD ialah membantu proses administrasi di berbagai lini divisi di sekolah, mulai dari membantu guru dalam mengelola nilai, hingga membantu staf tata usaha untuk mengelola arus kas.

Saat ini sudah ada banyak fitur yang diakomodasi oleh SIKAD, di antaranya fitur rapor digital, sistem pendaftaran siswa baru, layanan bimbingan konseling, administrasi tata usaha, sistem perpustakaan, hingga yang terbaru sistem penilaian kinerja guru. Salah satu komitmen yang ditekankan SIKAD bahwa sistemnya akan selalu diperbarui dengan peraturan yang ada. Hal ini mengingat aturan dalam dunia pendidikan — misalnya kurikulum — sangat dinamis.

SIKAD dikembangkan dua orang kakak beradik, Zainal Abidin dan Hasan Al Rasyid. Zainal sebelumnya merupakan seorang guru TIK di salah satu sekolah di Bogor. Sedangkan adiknya adalah seorang lulusan ITB yang tengah menyelesaikan studi doktoralnya di University of Kanazawa Japan. Saat ini SIKAD sedang dalam fundraising tahap seed stage. Selama tiga bulan terakhir, SIKAD baru saja mengikuti program GnB Accelerator.

Di dunia edukasi Indonesia tantangannya unik, mulai dari kepemilikan perangkat, akses internet, hingga SDM yang tersedia. Zainal menyadari betul tantangan tersebut.

“SIKAD memahami hambatan yang disebutkan. Apalagi SIKAD langsung digunakan oleh guru dan tenaga kependidikan yang dari segi latar belakang usia saja sudah sangat bervariasi. Itu pula yang menjadi dasar SIKAD dalam mengembangkan aplikasi, kami berusaha membuat aplikasi yang intuitif dengan proses penggunaan yang tidak terlalu sulit, menunjukkan bahwa teknologi tidak seharusnya mempersulit, dan menghasilkan keluaran yang akurat dan cepat dengan usaha minimal.”

Strategi pemasaran SIKAD tidak dijajakan langsung ke sekolah-sekolah, melainkan melalui Dinas Pendidikan di Kabupaten dan Kota. Apa yang ditawarkan SIKAD kepada target pasarnya ialah efektivitas. Harapannya dengan implementasi sistem digital ini, dinas dan sekolah di area tersebut akan lebih mudah menjalankan administrasi pendidikan. Pemerintah daerah dapat mengambil kebijakan apa pun dengan lebih akurat dan cepat.

“Kami memiliki bermacam jenis modul dan fitur, mulai dari PPDB Online, Sertifikasi, hingga sarana-prasarana yang akan sangat membantu Dinas Pendidikan dalam fungsi pengawasan dan pembinaannya,” lanjut Zainal.

Targetnya untuk waktu mendatang SIKAD ingin memfokuskan pada membangun kemitraan dengan jajaran dinas pemerintahan terkait di area yang lebih luas. Terutama untuk mendukung inisiatif kota pintar di bidang pendidikan.

Sinar Mas Group Dirikan Perusahaan P2P Lending Kedua, Dana Pinjaman Inklusif

Sinar Mas Multiartha (SMMA), perusahaan khusus di bidang keuangan di bawah Sinar Mas Grup, mendirikan kembali perusahaan patungan fintech yang bergerak di bisnis p2p lending dengan nama bendera PT Dana Pinjaman Inklusif (DPI).

Dalam keterbukaan informasi di BEI, SMMA bertindak sebagai pengendali saham DPI dengan menguasai 55% saham, sementara, Arthamas Solusindo menguasai 45% saham. Total penyertaan modal yang kucurkan kedua pemegang saham untuk mendirikan DPI sebesar Rp100 juta.

DPI adalah perusahaan fintech p2p lending kedua yang didirikan SMMA, setelah sebelumnya mendirikan PT Pasar Dana Pinjaman (Danamas).

“Kami buat perusahaan baru agar lebih fokus saja [menjalani masing-masing bisnis],” terang Direktur SMMA Kurniawan Udjaja kepada DailySocial, Kamis (23/11).

Menurut Kurniawan, baik Danamas maupun DPI akan sama-sama menyasar bisnis micro lending. Hanya saja titik perbedaannya terletak di sisi penerima pinjaman. Kalau Danamas yang bisa menerima pinjaman dibatasi sesuai kriteria tertentu, sementara DPI tidak ada batasan.

Untuk sementara, situs DPI belum tersedia secara resmi. Kurniawan mengaku saat ini DPI sedang mengajukan proses izin ke OJK beserta lembaga lainnya.

“Kita lagi proses izin ke OJK dan mengurus izin lainnya ke beberapa lembaga.”

Perkembangan Danamas

Danamas merupakan perusahaan fintech pertama yang mengantongi izin usaha dari OJK. Beberapa bulan lalu, Danamas mendapat suntikan dana segar dari perusahaan investasi dari Jepang Itouchu Corp senilai US$50 juta (atau senilai Rp666,4 miliar). Itouchu kini menguasai 30% saham Danamas.

Model bisnis Danamas ialah memberikan pinjaman modal kerja mulai dari Rp500 ribu dengan jangka waktu mulai dari 1 minggu sampai 1 tahun. Tenor yang ditawarkan disesuaikan dengan pendapatan pelaku usaha.

Untuk pemberi pinjaman, investasi bisa dimulai dengan besaran Rp500 ribu. Jangka waktu mulai dari 1 minggu hingga satu tahun, imbal hasil yang ditawarkan mulai dari 18% flat per tahun.

Berdasarkan kinerja Danamas hingga November 2017, perusahaan telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp353,34 miliar dan 76.767 jumlah pinjaman. Total investor yang bergabung ke platform Danamas mencapai 11.043 orang.

Layanan E-Commerce KlikTeknik Fokus Jajakan Alat Teknik dan Industri

Bisnis e-commerce masih terus dieksplorasi potensinya, salah satunya dengan menghadirkan layanan penjualan produk yang spesifik, seperti yang coba dihadirkan oleh KlikTeknik. KlikTeknik adalah layanan e-commerce yang menyediakan produk alat teknik dan industri. Portal ini ditargetkan kepada individu (B2C) maupun korporasi (B2B) dalam menemukan produk alat teknik dan perkakas di berbagai tipe industri dan bisnis, disediakan oleh supplier terpercaya.

“KlikTeknik menyediakan berbagai kebutuhan mesin, perkakas, hingga alat berat, khususnya untuk industri pertanian, perkayuan, bengkel, konstruksi, dan kebutuhan rumah,” ujar Founder & CEO KlikTeknik Steven Bernardi Koentono.

Dalam sistem penjualannya, KlikTeknik memiliki dua mekanisme. Pertama ialah menjual barang langsung dari gudang yang dimiliki — saat ini KlikTeknik juga masih mengoperasikan toko fisik karena peranannya dianggap masih penting dalam dunia belanja alat teknik dan industri. Sedangkan yang kedua KlikTeknik menghubungkan pelanggan dengan barang yang disediakan dan dikirim langsung oleh supplier/importir/agen yang telah bermitra.

Suksesi dari proses bisnis penjualan secara tradisional

KlikTeknik didirikan pada tahun 2015 oleh Steven Koentono. Perjalanan awalnya dimulai dari melanjutkan bisnis orang tua yang bergerak di bidang alat teknik dan industri di Jawa Tengah (toko offline). Sebelum memutuskan untuk membuat kanal online, Steven mengadakan survei ke konsumen, temuannya banyak konsumen di daerah (lain) kesulitan untuk menemukan sparepart yang mereka butuhkan dikarenakan keterbatasan stok di daerah mereka dan harga yang tidak transparan.

Sebelum benar-benar terjun mengelola situsnya sendiri, Steven mencoba berjualan sparepart di Tokopedia. Dan setelah stu bulan, ternyata respons pelanggan baik dan ia semakin mengerti bahwa memang terdapat masalah dan keterbatasan bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan sparepart yang spesifik di toko fisik.

“Saya mengembangkan KlikTeknik dengan tujuan untuk memberikan akses bagi konsumen untuk menemukan berbagai produk alat teknik dan industri dari berbagai agen/importir/principal dan memberikan kemudahan bagi konsumen untuk berbelanja dengan praktis melalui online,” imbuh Steven.

Salah satu laman situs e-commerce KlikTeknik
Salah satu laman situs e-commerce KlikTeknik

Saat ini per bulannya layanan pelanggan KlikTeknik telah menangani lebih dari 70,000 pelanggan dari kalangan bisnis maupun individu, dengan rata-rata jumlah transaksi sebanyak 500 transaksi. KlikTeknik.com juga telah dipercaya oleh PT KUBOTA Indonesia untuk menjadi sole distributor untuk pemasaran produk KUBOTA melalui online.

“Ke depan kami berencana untuk mengembangkan aplikasi mobile untuk memudahkan konsumen dalam mengakses KlikTeknik.com dan berbelanja. Kami juga berencana untuk bekerja sama dengan payment provider, bank, ritel, dan agensi pemerintah seperti koperasi untuk memberikan layanan pembayaran yang praktis dan terpercaya yang dapat menjangkau lebih banyak konsumen,” pungkas Steven.

Aplikasi Plomo Tawarkan Metode Pemasaran Berbeda untuk Restoran dan Bar di Jakarta

Aplikasi Plomo saat ini menawarkan satu complimentary drink per hari di berbagai bar dan restoran terkemuka di Jakarta sebagai cara mereka untuk memanjakan penggunanya. Hal ini didasari riset internal yang dilakukan CEO Plomo Harry Pradipta mengenai sesuatu yang bisa dilakukan bar dan restoran untuk menarik pengunjung.

Dari riset tersebut bisa disimpulkan konsumen masih tertarik dengan metode konvensional, seperti iklan, promosi, ataupun mengadakan event.

“Namun, dari hal-hal tersebut, sulit bagi bar dan restoran untuk mengetahui secara pasti berapa cost yang dikeluarkan ataupun ROI untuk 1 orang pengunjung. Dan untuk hal-hal tersebut, semua cost umumnya perlu dikeluarkan di muka oleh para bar dan restoran, tanpa melihat dulu hasilnya,” jelas Harry.

Melalui Plomo, bar dan restoran bisa diklaim bisa mengatur pengeluaran pemasaran mereka dengan lebih efisien, termasuk mengukur akurasi biaya yang dikeluarkan serta ROI yang didapatkan dari tiap-tiap pengunjung. Selain itu Plomo juga disebut mengurangi risiko dari pengeluaran pemasaran bagi bar dan restoran, karena berbeda dengan channel pemasaran yang ada sebelumnya biaya untuk mendatangkan pengunjung hanya dikeluarkan setelah pengunjung hadir di bar atau restoran tersebut. Biaya yang dimaksud adalah biaya complimentary drink yang diberikan kepada pengunjung tersebut.

Sejauh ini Plomo telah bekerja sama dengan beberapa bar dan restoran terkemuka di daerah SCBD, Kuningan, Senayan, Thamrin, dan Kemang. Selanjutnya bakal ada lebih dari 20 bar dan restoran yang akan ditambahkan di sistem dan bekerja sama dengan Plomo.

Pemilihan minuman sebagai complimentary item disebut bukan tanpa alasan. Pemberian minuman ini dinilai bisa menjadi customer reward system yang bisa memikat pengguna.

“Ketika kami sering pergi ke sebuah bar atau restoran dan menjadi regular customer di sana, terkadang bartender memberikan kami minuman on the house. Hal tersebut sebenernya sebuah gesture yang sangat sederhana, tetapi masih sangat diapresiasi oleh customer. Kami melihat peluang bahwa hal ini dapat menjadi sebuah customer reward system yang sangat mengena sekaligus menjadi insentif yang sangat menarik bagi orang untuk datang dan mencoba bar dan restoran baru,” terang Harry.

Cara Plomo ini merupakan sebuah langkah untuk bisa menguntungkan dua pihak yang memanfaatkan Plomo, yakni pengguna yang mencari restoran atau bar dan restoran atau bar itu sendiri. Untuk pengguna yang coba memanfaatkan penawaran dari Plomo ini pengguna bisa langsung mengunjungi bar atau restoran yang bekerja sama dengan Plomo, kemudian membuka aplikasi Plomo dan memberitahukan kepada floor staf untuk pilihan complimentary drink yang ingin di-redeem.

Saat ini layanan dari Plomo masih tanpa dipungut biaya, namun ke depannya layanan Plomo akan dikenakan biaya untuk langganan bulanan.

“Sampai dengan saat ini, kami masih menghadirkan layanan secara gratis, karena kami masih dalam fase beta. Namun ke depannya, kami akan memberlakukan subscription fee bagi penggguna aplikasi Plomo. Jadi, secara sederhananya, Plomo bisa dikatakan adalah the Netflix for drinking out,” terang Harry.

Application Information Will Show Up Here

Platform Edtech ZumiApp Permudah Komunikasi Guru, Orangtua, dan Murid

Untuk memudahkan komunikasi dan monitoring orang tua terhadap rekam jejak pendidikan sang anak, saat ini sudah banyak platform yang menghadirkan layanan tersebut. Salah satu startup lokal yang mulai menjajaki potensi tersebut adalah ZumiApp.

Kepada DailySocial, pendiri ZumiApps Hermine Carmen mengungkapkan, ZumiApp memudahkan komunikasi antara pengajar, orang tua, dan murid, khususnya untuk anak-anak yang masih memerlukan perhatian orangtua dan berusia di bawah 13 tahun.

“ZumiApp dapat digunakan oleh orang tua apabila sekolah, tempat les, atau tempat penitipan anak menggunakan ZumiApp. Sekolah, penitipan anak, tempat les dapat mendaftarkan tempat mereka di ZumiApp dan orang tua murid mereka dapat menggunakan ZumiApp setelah mereka mendaftarkan nomor telepon yang akan digunakan,” kata Hermine.

Selama ini platform komunikasi yang masih digunakan oleh orang tua adalah melalui messaging platform seperti WhatsApp, Line, hingga email. Cara ini menurut Hermine tidak efisien karena informasi yang didapatkan tidak terkumpul dalam satu platform seperti ZumiApp.

“Selain itu cara tersebut tidak bisa terlalu diandalkan karena kadang komunikasi tertulis bisa hilang. Komunikasi verbal kadang bisa lupa atau bila informasinya di-estafet informasinya bisa berubah. Komunikasi di email bisa terkubur oleh banyaknya informasi lain yang diterima oleh email pribadi atau email kerja,” kata Hermine.

Cara kerja ZumiApp

Saat ini ZumiApp telah memiliki enam klien yang terdaftar, di antaranya adalah children development center, international school, dan pre-school. Melalui smartphone, ZumiApp dilengkapi dengan fitur-fitur menarik seperti fitur untuk orangtua, Bulletin Sekolah, Berita Kelas Anak, Jadwal Anak, Chat Room antar guru dan orangtua, Galeri foto, update keseharian anak/murid (report), Alert untuk emergency.

“Sementara untuk guru bisa mendapatkan kemudahan untuk mengatur fitur orang tua tanpa perlu memiliki desktop semua dapat diakses melalui mobile phone, tambahan fitur guru seperti chat antar guru, berita antar guru, Pengaturan meeting guru,” kata Hermine.

Masih menjalankan bisnis secara boosttrapping, ZumiApp mengklaim masih dalam fase pertama, yaitu fase komunikasi antar guru dengan orang tua. Fase berikut adalah kemudahan murid berkomunikasi dengan aman dan termoderasi dengan guru, juga untuk mengakses perkembangannya di sekolah. Pengembangan ke depan diharapkan ZumiApp bisa juga dipakai mahasiswa dan kursus, seperti kursus Coding atau sekolah lanjutan (S2).

“Ada beberapa fase lagi yang akan dikembangkan secara bertahap. Jaminan kami bahwa aplikasi kami bisa digunakan di mobile dengan baik tanpa kendala-kendala yang menyulitkan pengguna,” tutup Hermine.

Sementara ini ZumiApp belum resmi meluncurkan aplikasinya (masih dalam bentuk invite only atau prototype di Expo) di Itunes ataupun PlayStore, dan akan resmi diluncurkan untuk umum di bulan Desember 2017 mendatang.

Flondr App is Ready to Become Local Business Directory

A key for today’s technological development is the easy access of information. This is a spirit carried by Flondr, a mobile application that seeks to provide information about interesting places in an easy one. Starting from the address, phone number, opening hours, and other information.

Flondr is currently in beta and continues to refine everything, includes excelling the app to keep the user experience. Flondr will be officially released in early 2018.

Flondr founder, Yoga Mandala, told DailySocial about his goal to build Flondr to help people in discovering news of commercial shops in Indonesia. One of the excellent features is an easy view, equipped with keyword and location-based search. In addition, the directory provides site address, social media accounts, BBM and WhatsApp number. In the future, Mandala promises many added features, such as redeem, promotions, and more.

Conceptually, Flondr works like an online directory. There will be information about places or commercial shops that hard to get in community. Flondr existence is to help community getting the location and to connect with the intended business.

“We are confident as everyone needs daily directions, phone, and opening hours. Users are now forced to use a less reliable and inaccurate platform, because there is no other choice. Flondr wants to provide answers for society’s complaints by providing an easier platform with various interesting features,” Mandala said.

On the other hand, Flondr strives to help business places to be known to the public. Through Flondr, business or store can be promoted by offering promo codes or anything similar.

As a new service and app, Flondr’s objective is not easy. They must continue to improve quality while continue to boost users acquisition, for both general users and store or business users to survive and grow.

“In one year or two, Flondr plans an useful features addition such as promotional media and it is expected to be working with online company drivers like GO-JEK, Uber, or Grab. There will also be Flondr Pay to support society in buying products / services in Flondr application,” Mandala concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Jubelio Hadirkan Layanan Omni-Channel yang Terhubung dengan Sistem POS dan Akuntansi

Solusi berbasis omni-channel bisa dibilang menjadi kebutuhan banyak peritel online yang ada saat ini. Layanan omni-channel memungkinkan penjual online mengelola produk dan transaksi dari berbagai marketplace di satu dasbor. Melihat kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia, Jubelio hadir.

Jubelio didirikan tiga orang co-founder yang memiliki latar belakang pengembangan produk berbasis omni-channel, yakni Susandi Putra Nst (CEO), Luthfi Makhfudz (CTO), dan Arif Budiman (CFO). Diceritakan dalam wawancara dengan DailySocial, sebelumnya para co-founder pernah mengembangkan sistem serupa untuk salah satu ritailer di Inggris, waktu itu diberi domain www.romanoriginals.co.uk.

Anggota tim Jubelio / Jubelio
Anggota tim Jubelio / Jubelio

“Selain itu kami juga punya background di accounting (www.mobiz.co.id). Sehingga kami punya keyakinan dalam product development Jubelio. Dengan menggabungkan pengalaman kami di omni-channel dan accounting menjadi satu produk yang terintegrasi,” ujar Susandi.

Hadir di pasar yang sudah ramai, Jubelio tidak ingin menyajikan produk omni-channel yang biasa-biasa saja. Pihaknya ingin mengakomodasi kebutuhan transaksi secara menyeluruh, baik yang dilakukan secara online hingga offline di satu aplikasi. Sehingga selain layanan manajemen stok barang dan transaksi, Jubelio juga terintegrasi dengan sebuah layanan Point of Sale (POS), Accounting, dan Webstore. Yang saat ini juga tengah dikembangkan ialah integrasi layanan pelanggan secara terpusat.

Sistem kerja layanan Jubelio
Sistem kerja layanan Jubelio

“Kompetitor kami kebanyakan hanya menyediakan integrasi ke marketplace-nya, tapi terputus di POS dan Accounting. Kalaupun ada integrasi ke Accounting harus membeli paket terpisah yang tentunya jadi lebih mahal dan kurang ideal,” imbuh Susandi.

Saat ini sudah ada beberapa marketplace yang terintegrasi dengan sistem Jubelio, di antaranya Bukalapak, Lazada, elevenia, Shopee, Zalora, dan WooCommerce. Sedangkan untuk jasa kurir meliputi JNE, TIKI, dan POS Indonesia. Untuk memastikan integrasi berjalan baik, Jubelio melakukan komunikasi intens dengan teknis di masing-masing marketplace guna memastikan integrasi kami dengan mereka berjalan lancar.

“Tantangannya lebih ke diri kami sendiri. Bagaimana agar kami bisa membuat Jubelio, dari sisi kualitas produk dan service, bisa diterima oleh customer kami. Juga melihat para pemain omni-channel yang mulai bermunculan. Jubelio harus selalu berada di depan dari sisi teknologi dan kepuasan pelanggan. Itu tantangan terbesar kami,” ujar Susandi.

Saat ini Jubelio masih berjalan dengan pendanaan sendiri, alias bootstrapping. Namun Susandi mengatakan pihaknya terbuka untuk kerja sama strategis dan pendanaan dari semua pihak yang mau menyelaraskan visinya dengan Jubelio. Beberapa target ke depan, Jubelio masih akan menyelesaikan roadmap produk. Juga memperluas kerja sama integrasi dengan marketplace, kurir, hingga pihak perbankan untuk mendukung sistem pembayaran.