Pendiri dan Tim Menjadi Salah Satu Pertimbangan Investor Saat Memutuskan Berinvestasi

Bagi founder (pendiri) atau co-founder startup yang masih mencari dana dari para investor, selain harus menyiapkan diri sebaik mungkin, mengetahui apa yang ada di kepala investor adalah hal paling wajib lainnya. Para investor tidak hanya memandang dari keuntungan atau pasar dari startup baru yang akan mereka berikan suntikan dana, orang-orang yang menjalankan startup tersebut juga memberikan pengaruh atas keputusan jadi tidaknya investasi diberikan.

Dalam rangkuman percakapan Product Hunt Live Chat yang dirangkum oleh Founder Product Hunt Ryan Hoover dalam sebuah tulisan di akun LinkedIn pribadinya, disebutkan bahwa banyak investor melihat startup dari siapa-siapa yang ada di baliknya.

Team, team, team, market, team,” ujar General Partner Upfront Ventures ketika ditanya untuk menyebutkan secara singkat tentang pertimbangannya saat memberikan investasi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Partner Venrock David Pakman. Menurutnya sebelum menentukan investasi di suatu startup ia berusaha keras untuk memastikan pendiri dan tim yang di belakangnya pantas dan berpotensi menjadi besar dalam beberapa tahun ke depan.

Beberapa karakteristik mendasar dari founder juga diperhitungkan oleh para investor. Seperti obsesinya, latar belakang pendidikan dan kemampuannya menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Soal latar belakang ini biasanya menjadi pertanyaan banyak orang. Seperti seberapa pentingnya founder memiliki latar belakang yang sama dengan solusi yang mereka tawarkan. Di jelaskan Partner First Round Capital, pengalaman founder di bidang yang sama dengan produk atau solusi yang ditawarkan tidak terlalu penting. Bahkan terkadang orang-orang yang berada di industri yang sama selama beberapa puluh tahun justru memiliki sudut pandang yang biasa dan cenderung tidak bisa mengambil peluang.

Berbeda dengan mereka yang berada di luar industri. Mereka punya sudut pandang sebagi orang awam dan tentu bisa mengidentifikasi kebutuhan yang pengguna lainnya inginkan. Amazon misalnya, tidak didirikan oleh orang yang berada di industri buku. Demikian juga AirBnB yang juga tidak didirikan oleh orang-orang dengan pengalaman di bidang hotel.

Pendiri yang tidak memiliki kemampuan teknis pun masih dipertimbangkan para investor. Founder 500 Startups Dave McClure menjelaskan tidak masalah jika founder startup tidak memiliki kemampuan teknis. Hanya saja mereka setidaknya memiliki satu atau lebih dari kemampuan dalam kategori membuat produk (desain visual atau kode), menjual produk, atau mengelola dan menumbuhkan tim. Dave juga melihat potensi pertumbuhan dan akuisisi pelanggan sebagai pertimbangan sebelum ia memutuskan untuk berinvestasi di salah satu startup.

Community’s Role for Startup Business

One of the success in building a startup is fulfilling the needs and demands of future users. However, most startup owners only rely on their own intuition to justify their reach. Will this be enough?

Startup itself is defined as a new business that hasn’t run for too long in a certain market. This company can be based on goods and/or services that will eventually reach the hands of it’s customers. The population that represents the customers holds 50% of the deciding factor towards the new venture’s success. So, it is safe to say that no matter how good the product or services of the startup is, without enough number of customers the startup will not be able to be deemed as a success. Therefore one question emerges, how can we create a startup with a lot of users in such a short time?

An aspiring startup has to prepare everything well, including it’s scope of user, by building community far before it’s launched. This community is needed so that the potential user are going to be able to have the time to understand what this particular startup offers, they also need this time to ‘fall in love’ with this particular startup before becoming regulars.

The involvement of potential users since the beginning would enable them to have a strong bonding with the product we offer. This sense of ownership will be build into the hearts of the users, making these potential users a priceless asset which can provide feedback for the improvement and betterment of the startup. There are a lot of ways on how to build and raise a community that would be ready to embrace and welcome the goods or services of a certain startup. However, this all starts with the owner’s self realization on the importance of building a community.

The early steps of the strategy could be by opening oneself to the people or a general population that is felt to have a certain interest on distributing or sharing the information of the product or services that this startup offers. These people would be called the power user; these power users are in the front guards on the spread of information of the start up and are a pull factor towards other new users. After this, the viral effect will just move on by itself.

Thus, with this, I hope you’re able to picture how important it is on preparing a community before a startup is put into launch. This is done so that when the start up is launched, there would already be some initial loyal users. Of course, this community has to always be watched and maintained. It isn’t easy to build and maintain an initial community. However, speaking strategically, a community is crucial on the birth of a startup. I hope this could be useful for everyone.


This guest post is written by Abang Edwin Syarif Agustin. It is initially published in his Medium page and has been republished under permission.

Abang Edwin is online community management practitioner. You can contact him directly on Twitter and LinkedIn.

Lima Langkah Strategis Pemasaran Startup

Sudah banyak tips yang menyajikan informasi seputar cara membangun startup yang sukses, kiat ampuh menemukan ide-ide startup yang masuk akal dan lainnya. Kali ini DailySocial ingin berbagi bagaimana menerapkan strategi pemasaran yang benar ketika produk telah dibuat dan siap untuk dilempar kepada publik. Artikel ini dibuat berdasarkan kumpulan jawaban terbaik dari Quora.

1. Remarketing

Situs Digital Marketing Agency HeroSoftmedia menggambarkan definisi yang benar dari remarketing yaitu adalah suatu fitur advance di Google AdWords khususnya untuk Google Display Network. Bila digunakan dengan benar fitur ini sangat dahsyat untuk meningkatkan konversi penjualan. Karena fitur remarketing ini akan menampilkan iklan Google AdWords pada mereka yang pernah mengunjungi situs. Remarketing merupakan cara paling dasar yang wajib dilakukan untuk meningkatkan awareness, traffic dan pada akhirnya penjualan.

Salah satu cara yang juga bisa digunakan untuk strategi pemasaran adalah dengan meng-install Facebook custom audience pixel. Hal ini penting agar Anda bisa menargetkan konsumen yang telah mengetahui produk Anda melalui iklan di Facebook. Caranya pun terbilang mudah, Anda cukup mengunggah daftar email serta nomor ponsel sedikitnya 20 orang, kemudian secara otomatis custom audience akan mengirimkan iklan tersebut. Anda juga bisa menjangkau lebih banyak konsumen dengan cara memanfaatkan jumlah pengunjung yang melihat situs dan aplikasi mobile.

2. Email dan konten pemasaran

Konten pemasaran saat ini merupakan salah satu langkah mudah yang terbukti berhasil menjangkau lebih banyak konsumen, untuk itu pastikan ketika produk sudah siap diluncurkan, buatlah konten pemasaran yang masif dan edukatif. Tentukan seperti apa konten pemasaran yang tepat untuk produk Anda dan siapa pasar yang ingin di bidik.

Yang tidak kalah penting adalah pilihan atau opsi untuk masuk (opt-in) atau pilihan untuk keluar (opt-out) harus selalu ada di situs atau konten pemasaran dan email yang ada sebarkan. Jangan sampai konsumen merasa terganggu dan pada akhirnya menjadi antipati dengan produk Anda karena tidak lengkapnya kedua pilihan tersebut. Buatlah strategi yang benar dan cerdas pada saat melancarkan gerakan mengakuisisi pelanggan melalui email dan konten pemasaran.

3. Kegiatan offline (komunitas)

Saat ini sudah banyak komunitas yang secara khusus bisa Anda bidik sesuai dengan produk yang ditawarkan, untuk itu cobalah menggelar atau mengikuti ragam kegiatan offline yang ada. Kebanyakan konsumen yang berpotensi, investor partner hingga karyawan gemar untuk berkumpul atau menghabiskan ‘quality time’ di berbagai kegiatan.

Pastikan brand Anda sudah tampil di kegiatan tersebut, dari 10 konsumen baru yang berhasil Anda dapatkan paling tidak merupakan langkah positif yang bisa Anda raih selain mengandalkan testimoni atau komentar yang ada di situs.

4. Kompetisi online

Menggelar kompetisi atau kontes melalui media sosial juga salah satu strategi pemasaran yang bisa Anda lakukan secara berkala. Dengan melakukan kegiatan ini, dapat mengakuisisi lebih banyak pelanggan, menambah awarness brand Anda dan tentunya bisa mempromosikan produk dengan memberikan giveaway atau hadiah berupa produk yang Anda jual. Sangat direkomendasikan untuk semua startup mengadakan kegiatan ini secara rutin, yang terbukti berhasil dan mampu menambah jumlah konsumen lebih banyak.

5. Sentuhan manusia

Yang perlu diingat adalah untuk selalu menghadirkan layanan pelanggan lebih banyak menggunakan sentuhan manusia, artinya sah-sah saja jika sistem atau beberapa fitur mengandalkan sepenuhnya teknologi, namun untuk proses tertentu pastikan Anda menempatkan tim khusus pria dan wanita yang cukup cekatan dan handal membantu dan tentunya menjangkau konsumen Anda. Sentuhan manusia akan selalu diperlukan di startup saat ini dan masa mendatang.

3 Poin Penting Yang Harus Dilakukan Di Awal Pertumbuhan Startup

Salah satu kunci kesuksesan sebuah startup adalah menciptakan produk yang disukai dan digunakan oleh masyarakat secara rutin. Sebelum Anda memiliki produk yang tepat dan dapat bekerja dengan baik, sebaiknya tunda dulu untuk melakukan penggalangan dana, menambah jumlah pegawai dan hal-hal terkait lainnya.

Dalam tips DailySocial berikut ini, yang berdasarkan pengalaman founder Crazy Egg dan KISSmetrics Hiten Shah, akan disampaikan poin-poin penting yang bisa dilakukan oleh Anda pendiri startup yang hingga kini masih belum menemukan formula yang tepat untuk menciptakan produk yang berkualitas dan disukai oleh konsumen.

Pendanaan sendiri dan product-market fit

Saat mulai membangun startup pertamanya Crazy Egg, Shah memilih untuk mengeluarkan modal pribadi untuk pendanaan operasional startup miliknya. Selain itu Shah juga secara fokus mencoba untuk membuat produk yang berguna dan tentunya dibutuhkan oleh masyarakat. Dibutuhkan waktu selama 6 bulan penuh hingga akhirnya Crazy Egg menemukan product-market fit yang tepat dan bisa berfungsi dengan baik. Tentunya akan menjadi hal yang sulit untuk menemukan product-market fit yang tepat ketika Anda harus berkompetisi dengan pemain lain yang mungkin memiliki model bisnis yang serupa. Penting untuk menemukan product-market fit di awal proses membangun startup, agar bisnis Anda dapat berjalan stabil dalam jangka panjang.

Hiten Shah mengatakan:

“Pelajaran penting yang kami alami saat membangun perusahaan adalah pentingnya untuk fokus kepada product market fit sebelum masuk ke fase pertumbuhan. Ketika waktunya telah tepat penggalangan dana hingga meningkatkan pertumbuhan bisnis akan terjadi secara sendirinya pada waktu yang tepat.”

Disiplin dan perbaikan

Kunci kesuksesan lain yang perlu selalu diciptakan adalah inovasi dan ide-ide kreatif. Untuk dapat menghasilkan produk yang baik dibutuhkan disiplin yang tinggi dan banyaknya perbaikan, terutama dengan makin sengitnya persaingan dan semakin “demanding”-nya konsumen saat ini.

Segera luncurkan produk Anda

Ketika semua proses telah Anda lalui dan terlihat menunjukkan arah yang positif, segera luncurkan produk Anda kepada pasar yang dibidik. Di lain pihak, upayakan untuk tetap fokus kepada feedback dan masukan dari para konsumen. Pastikan Anda dan tim selalu siap menangkap semua kesalahan dan segera melakukan perbaikan, terutama terkait masalah dan kendala yang kerap dihadapi oleh konsumen.

Sensasi Mendirikan Startup Sukses yang “Benar”

Menapaki jalan setapak di dunia startup untuk mengejar mimpi kesuksesan saat ini adalah hal yang lazim dilakukan para pendiri pemula. Sayangnya, tak semua pendiri tersebut juga memahami inti dari merintis sebuah perusahaan dari bawah. Bukan bermaksud menggurui, pengalaman dari co-founder Gusto Joshua Reeves yang terbit di The Macro mungkin bisa menjadi acuan tentang apa itu startup sukses yang benar.

Joshua Reeves adalah penduduk lokal Amerika yang lahir dan besar di San Fransisco. Pun begitu, kedua orang tua Joshua bukanlah penduduk lokal San Fransisco. Ayah Joshua berasal dari Pittsburgh dan Ibunya adalah orang yang harus belajar kembali bahasa Inggris karena berasal dari Bolivia.

Sebelum mendirikan layanan payroll Gusto, Joshua sempat mengenyam pendidikan di universitas setempat di bidang teknik elektro. Selain itu, ia juga pernah mendirikan sebuah perusahaan app publisher platform di tahun 2008. Meski berhasil meraih sukses dengan perusahaan tersebut, Joshua merasakan ada yang salah dengan kesuksesan tersebut.

Kewirausahaan dan pola pikir

/ Shutterstock

Salah satu faktor Joshua memilih untuk membangun startup adalah latar belakang orang tuanya yang merupakan imigran. Selain itu, latar belakang pendidikan yang diambilnya juga sedikit banyak mempengaruhi pola pikir dan filosofi Joshua terhadap startup.

Joshua mengatakan:

Ketika saya berpikir tentang kewirausahaan, saya menganggapnya sebagai sebuah pola pikir. Ini tidak selalu tentang membangun sebuah perusahaan. Ini tentang tidak bisa menerima cara hal-hal bekerja sekarang, dan bukannya memikirkan bagaimana itu bisa bekerja.”

“Saya pikir orang tua saya baik pindah ke tempat baru selalu inspirasi besar bagi saya. Orang yang pindah ke tempat baru bisa diartikan sama saja telah siap mengambil lebih banyak risiko. Pilihan tersebut, untuk membangun kehidupan baru di suatu tempat, harus didorong oleh keyakinan untuk mengubah sesuatu. […] Bagi saya, itu berarti memulai sebuah perusahaan,” lanjutnya.

Selain itu, latar belakang pendidikan Joshua di bidang teknik elektro juga mempengaruhi pembentukan filosofinya terhadap startup. Menurut Joshua, membangun startup tak ubahnya seperti pemrosesan sinyal, yaitu bagaimana mengubah yang kompleks menjadi sederhana.

Joshua menyampaikan:

“Hati dan jiwa dari sebuah startup itu memiliki banyak hal yang harus dilakukan dan mencari tahu beberapa yang paling penting.”

Belajar dari pengalaman dan menikmati setiap proses pebelajaran

shutterstock_148509110

Gusto yang dinahkodai oleh Joshua dan kawan-kawannya bukanlah startup pertama yang didirikannya. Tahun 2008 silam, Joshua pernah mendirikan perusahaan app publisher platform. Meski meraih sukses dan diakuisisi pada tahun 2010, Joshua merasa ada yang salah dengan itu.

Joshua menyampaikan, “Tapi, itu tidak terasa benar. Hari ini saya menyadari bahwa karena itu bisnis reaktif, bukan proaktif. Tujuan akhir kami tidak jelas. Kami hanya mengoptimalkan untuk membuat lebih banyak uang. Metrik utama kesuksesan kami adalah pendapatan. Tidak ada rasa. Apa dampak nyata pada dunia, atau mengapa ini penting?

“Jangan salah, dengan itu semua kami sangat beruntung dan itu adalah pengalaman hebat dalam banyak cara. Tetapi harusnya terasa lebih sukses. Jelas ada sesuatu yang hilang,” tambahnya.

Dari pengalaman tersebut, Joshua mencoba mengubah struktur hidupnya dan memaksa dirinya mengambil langkah mundur untuk evaluasi. Hasilnya terkatalisasi menjadi startup yang kini dinahkodai bersama kawan-kawannya, Gusto.

Joshua mengatakan:

“Untuk satu hal, saya menyadari bahwa startup yang baik ada untuk memperbaiki sesuatu. Masalah-masalah mendasar yang diperhatikan pendiri begitu dalam dan terobsesi untuk diperbaiki yang [sampai pada satu titik] harus memulai sebuah perusahaan untuk melakukannya. “

Yang perlu dicatat pendiri juga harus menikmati apa yang sedang dibangunnya. Seandainya si pendiri diminta menggambarkan apa yang dilakukan perusahaan hingga 10.000 kali pun, ia pasti tetap bersemangat.

Menjaga perusahaan untuk tumbuh dengan cepat

shutterstock_296302733

Melihat traksi dan dampak yang diberikan oleh Gusto, satu hal yang disadari oleh Joshua adalah menjaga kualitas. Termasuk ketika dirinya mempekerjakan tenaga baru. Toh pada akhirnya, Gusto harus mampu untuk tumbuh dengan cepat agar tetap kompetitif dan berkelanjutan.

Joshua mengatakan, “Ketika Anda mempekerjakan seseorang, biasanya Anda melakukannya dalam dua tahap. Pertama, umumnya berbicara tentang kehidupan, pekerjaan , gairah, motivasi, dan keterampilan. Kemudian tahap kedua lebih menyelam jauh ke dalam, bagaimana hal-hal akan bekerja dan melakukan uji kelayakan.”

“Kami tahu bahwa ketika kami menambahkan orang baru untuk tim, kami harus bekerja sangat keras untuk tetap memberikan cara yang sama, yang terbaik, yang kita bisa,” tambahnya.

Kiat Sukses Menjalin Relasi Bisnis Bagi Introvert

Menjalin relasi dalam dunia bisnis adalah salah satu kunci menuju kesuksesan, tetapi itu sering kali menjadi hal yang tabu bagi kaum introvert. Kaum introvert biasanya selalu merasa lelah bila menghabiskan waktu di ruangan yang penuh dengan orang asing, yaitu dalam acara networking. Pun begitu, menurut Pauline Ploquin, ada beberapa kiat yang dapat dilakukan oleh introvert agar bisa sukses dalam menjalin relasi bisnis.

Pauline Ploquin adalah seorang introvert. Namun, ia memiliki rekam jejak karier yang sukses dalam perjalanan hidupnya. Malah hampir semua karier yang pernah dilakukannya berhubungan erat dengan menciptakan ikatan strategis untuk bisnis. Kini Pauline sendiri sedang menikmati waktunya sebagai Chief Relationship Officer di Struck dan juga anggota jajaran direksi SoDA Speaks.

Lalu bagaimana Pauline melakukan itu semua, menciptakan hubungan strategis dalam bisnis meski dirinya seorang introvert? Setidaknya, ada 12 kiat khusus yang dilakukan oleh Pauline ketika dirinya akan mencoba menciptakan hubungan bisnis.

Sebelum pergi ke acara networking

Menjalin relasi bisnis untuk Introvert / Shutterstock

1. Santai. Ketika harus pergi ke acara networking bisnis, sebagai introvert, Anda harus sadar bahwa akan butuh waktu dalam menjalin hubungan. Jadi, ambil waktu Anda untuk santai dan tentukan tujuan seperti halnya yang dilakukan Pauline, yaitu untuk mengenal orang.

2. Rencana. Jangan berharap untuk untuk ‘menjual’ ketika pergi ke acara networking, tetapi Anda tetap harus punya target yang terukur untuk mengevaluasi tercapainya tujuan di acara. Ingat, waktu dan uang itu terbatas. Pauline sendiri sadar ketika dirinya punya rencana dan tujuan yang jelas tentang siapa yang ingin ditemui, maka dia bisa menjadi lebih efektif.

3. Pelajari atau kenali orang-orang yang akan datang sebelum tiba di acara. Miliki seorang target yang bisa membantu Anda di acara atau minta daftar hadir untuk melakukan riset sebelum ke acara. Mengetahui siapa saja yang akan ditemui dapat memberikan rasa keakraban pada invtrovert dan percayalah, itu akan sangat membantu ketika akhirnya Anda bertemu dengan mereka.

Ketika berada di acara networking

Menjalin relasi bisnis untuk Introvert / Shutterstock

4. Siapkan topik “ice breaker”. Punya topik yang dapat membuka percakapan penting bagi introvert, jadi siapkan satu atau dua potongan percakapan yang bisa bekerja bagi Anda. Pauline sering bertanya apakah mereka menikmati acara dan belajar hal menarik dari di sana?

5. Penasaran. Jangan langsung masuk topik bisnis ketika bertemu dengan orang-orang baru di acara, coba mulai untuk mengenal sebagai orang pertama. Pauline selalu memulai dari rasa ingin tahun murni untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi semua orang yang terlibat.

6. Jangan jadi terlalu pribadi. Mulai dari rasa ingin tahu sebagai orang pertama bukan berarti langsung ke topik pribadi seperti punya anak-anak atau hewan peliharaan. Pauline merekomendasikan untuk beralih ke percakapan bisnis sekitar 3-5 menit setelah memulai percakapan.

7. Masuki topik bisnis mereka. Salah satu pertanyaan favorit Pauline adalah mengenai masalah bisnis apa yang membuat lawan bicaranya terjaga di malam hari. Pertanyan tersebut sedikit banyak bisa memberikan wawasan tentang bagaimana Anda bisa membantu, langsung atau tidak langsung.

8. Minta dan beri kartu nama. Meski ini cara lama, tapi dapat menjamin Anda bisa tetap terhubung dengan koneksi baru Anda. Begitu juga sebaliknya.

9. Pergi di waktu yang tepat. Introvert biasanya memiliki “batas” ketika datang ke acara networking dan hanya dia yang tau sensasi ketika dirinya lelah atau “mencapai batas” tersebut. Jadi, disarankan oleh Pauline untuk bersikap baik pada diri sendiri dan pergi di saat sensasi itu fisik itu datang.

Setelah acara networking

Menjalin relasi bisnis untuk Introvert / Shutterstock

10. Isi ulang sumber daya. Sebagi introvert, Pauline tahu batas dirinya sendiri dan sadar bahwa dia akan perlu waktu untuk sendirian. Jadi, pastikan Anda juga meluangkan waktu untuk sendirian lagi sebanyak yang Anda bisa setelah acara networking. Ini bertujuan untuk mengisi ulang “sumber daya” Anda.

11. Tindak lanjuti. Follow-up atau tindak lanjuti apa yang sudah terjalin di acara. Tapi, buat tindak lanjut tersebut singkat, pribadi, dan langsung ke poin yang ingin dibicarakan. Menurut Paulne, cara terbaik adalah jika Anda menawarkan beberapa sumber daya yang bisa bantu atau terhubung dengan masalah bisnis mereka.

12. Tetap terhubung. Jangan berlebihan dalam follow-up melalui email. Cobalah terhubung melalui saluran lain seperti LinkedIn dan Twitter. Hubungi seperlunya saja, terutama bila melihat sesuatu yang relevan dengan topik yang Anda punya. Bila memungkinkan, menurut Pauline, makan siang dan minum kopi bersama adalah pilihan yang baik. Tapi sadari juga bahwa butuh komitmen untuk menemukan waktu yang tepat di kalender.

Tak mudah memang ketika Anda menjadi seorang introvert dan harus menjalin hubungan strategis untuk bisnis. Namun dengan campuran rasa ingin tahu, mau mendengarkan dan menyimak, menjadi diri sendiri, serta beberapa persiapan, terbukti hal itu bisa dilakukan.

Pelajaran Dari Tiga Investor Alumni Harvard untuk Membangun Startup

Dunia startup digital kini tengah menjadi candu bagi para pengejar mimpi, apalagi dengan segala gemerlap status yang ditawarkan. Tapi, berpetualang di dunia tersebut tidak sesederhana kelihatannya, perlu bekal yang banyak. Sebagai permulaan, Anda mungkin patut untuk mempertimbangkan tiga hal yang disampaikan oleh tiga investor alumni Harvard yang dituangkan Terrence Yang dalam tulisan di halaman Medium-nya.

Di kuartal pertama tahun 2015 ini, Universitas Harvard sempat mengadakan sebuah acara dengan tema “Founders & Funders Panel How to Start Your Startup and Get Funded”. Dalam acara tersebut, Terrence Yang bersama Mark Schwartz dan Gracye Cheng, ketiganya merupakan alumni Harvard, hadir sebagai narasumber dari sisi investor.

Mark Schwartz adalah alumni Harvard Business School dan juga pernah menjabat sebagai anggota board of director Starbucks. Gracye Cheng merupakan lulusan Fakultas Hukum Harvard, Partner Yang Ventures, dan pernah menjadi pengacara korporasi untuk Skadden Arps. Terrence Yang sendiri adalah lulusan Fakultas Hukum Harvard, pendiri & CEO Yang Ventures dan Precelerator.com, dan pernah menjadi investor dan anggota board of director Wikipedia.

Dalam acara yang dipenuhi 400 peserta, menurut Terrence, ada tiga pelajaran utama yang bisa dipetik dari sesi diskusi panelnya. Bagi para pendiri pemula, tiga pelajaran ini bisa jadi bahan pertimbangan sebelum mulai melangkah jauh di dunia startup digital.

Berikut adalah tiga tips dari ketiga investor tersebut:

Belajar cepat

Dalam dunia startup digital, belajar dan mampu menyerap dengan cepat adalah salah satu kunci untuk membangun bisnis yang berkelanjutan. Tingkat pembelajaran Anda lebih penting di sini dibanding dari mana Anda sebagai pendiri memulai semuanya. Pastikan Anda bukanlah orang paling pintar di ruangan dan selalu buat diri Anda dikelilingi oleh orang yang lebih berbakat.

Disampaikan Terrence, Mark menyebutkan bahwa Howard Schultz (CEO Starbucks) adalah seorang pembelajar super cepat. Howard memastikan ia tidak pernah menjadi orang terpandai di ruangan dan dirinya selalu berupaya untuk dikelilingi dengan mereka yang memiliki bakat yang luar biasa.

Ketahui siapa yang tepat menduduki posisi CEO

Ketika memulai startup, tak selamanya seorang founder dapat langsung menjadi CEO. Dalam kasus yang langka, investor juga akan mempertimbangkan seorang co-founder dengan karakter CEO yang lebih kuat untuk menjadi CEO. Pendiri belum tentu dapat menjadi CEO selamanya. Yang perlu dilakukan adalah dapat mempertahankan suara mayoritas dan membuktikan bahwa Anda memiliki materi CEO melalui pekerjaan yang dilakukan dengan baik.

Terrence menyampaikan bahwa banyak investor yang ingin seseorang yang “tampaknya seperti seorang CEO, dapat menjalankan bisnis sebagai seorang CEO, dan tidak memelukan banyak job training“. Pendiri yang mengerti bisnis akan dianggap jauh lebih efektif di penggalangan dana, merekrut telenta, mendapatkan umpan balik pengguna, atau menjual produk kepada pelanggan.

“Mungkin salah satu co-founder [yang paham] bisnis [dapat] memberikan jawaban yang lebih baik dan tampaknya jauh lebih tangguh sebagai CEO. Dan lain-lain,” paparnya.

Memiliki wawasan yang unik untuk memasuki peluang pasar yang besar

Akhir cerita, menurut Terrence, Anda boleh tertinggal dalam hal pendanaan bila Anda maju dalam hal pemikiran. Beberapa investor akan menekankan pada peluang pasar yang besar dan itu bisa berarti ada kerentanan dalam kompetisi. Pasar yang kecil bisa saja tumbuh dengan cepat suatu hari nanti begitu juga sebaliknya.

Untuk membuatnya lebih sederhana, keberhasilan layanan ojek berbasis aplikasi di Indonesia yang dapat memanfaatkan peluang pasar unik di tengah besarnya ukuran pasar adalah contoh yang tepat.

10 Tips Jitu untuk Calon Wirausahawan Baru

Dalam tips DailySocial kali ini, wirausahawan muda Lithuania, yang juga pendiri majalah online untuk pengusaha desain Despreneur Tomas Laurinavicius, merangkum 10 tips ampuh yang bisa diterapkan jika di tahun 2016 nanti Anda berencana untuk mendirikan startup atau berencana untuk merilis startup Anda.

Rangkuman tips ini merupakan hasil pengamatan Tomas selama ia menjadi freelancer dan bekerja di perusahaan ternama. Diharapkan tips yang dibagikan bisa membantu para Founder terhindar dari kesalahan dan tentunya bisa menghemat waktu dan uang.

Membangun tim yang solid

Ketika ide yang fantastis telah Anda temukan, hal selanjutnya yang mempengaruhi keberhasilan sebuah startup adalah tim yang solid. Lakukan proses perekrutan dengan tepat, cari tahu apa yang memotivasi tim Anda sehingga tercipta hubungan yang baik, bentuk tim yang mampu berkolaborasi dengan baik dan tentunya bisa memberikan kontribusi yang prima untuk kemajuan startup Anda.

Investasi ke desain

Visual yang diterapkan dengan baik akan menjadi faktor 90% tentang bagaimana produk Anda akan diterima. Untuk itu investasikanlah tenaga, inovasi, dan tentunya dana yang Anda miliki dalam hal pembuatan desain. Seperti ditegaskan Steve Jobs, desain yang baik bukan hanya dilihat dari tampilan yang bagus dan kecanggihan yang ditawarkan, melainkan bagaimana desain itu bekerja dengan baik.

Menciptakan produk yang menjual

Pada dasarnya adalah bisnis merupakan konsep yang sederhana. Jika Anda bisa menawarkan solusi atas kendala yang dimiliki oleh konsumen, secara otomatis konsumen Anda akan rela mengeluarkan uang untuk membayar. Menjadi hal yang penting untuk mencari tahu dengan benar produk yang dibutuhkan konsumen.

Menjalani proses yang ada

Sebagian besar wirausahawan baru ingin melakukan dalam waktu cepat besar dan viral, Hal tersebut bisa berakibat buruk karena terkesan terlalu tergesa-gesa. Hormati proses yang ada, jalankan product-market fit, dan lakukan trial-and-error hingga menemukan formula yang tepat, fitur yang sesuai, dan layanan yang diinginkan oleh calon pelanggan Anda. Jika semua hal tersebut sudah Anda terapkan, ketika saatnya untuk scale up hal tersebut bisa Anda jalankan dengan lancar.

Membuat fitur yang sederhana dan berkualitas

Kesalahan lain yang kerap dilakukan oleh wirausahawan baru adalah membuat produk dengan fitur-fitur tambahan yang banyak jumlahnya. Hal ini baiknya dihindari karena idealnya adalah fitur yang sedikit jumlahnya namun berkualitas, jauh lebih menguntungkan, dan tentunya berpotensi untuk dijual. Yang perlu diingat adalah fokuskan kepada hal-hal yang detil namun memiliki kualitas yang prima.

Fokus ke pasar yang luas dengan pendekatan yang unik

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian konsumen adalah produk yang unik dengan target pasar yang luas. Contohnya adalah aplikasi akunting namun khusus untuk profesi tertentu, misalnya make up artist, perancang busana, dan lainnya. Produk Anda tetap bersifat umum namun target pasar yang dibidik lebih fokus dan tentunya unik.

Validasi

Produk yang baik adalah produk yang telah dilakukan uji coba kepada konsumen dan tentunya dapat diterima dengan baik. Lakukan validasi di awal proses pengembangan dan buktikan kepada publik bahwa produk Anda mampu untuk menuntaskan masalah dan memberikan solusi yang dibutuhkan oleh konsumen. Lebih baik melakukan investasi saat melakukan validasi serta memperbaiki kegagalan daripada berinvestasi di produk yang ada tanpa validasi namun tidak ada konsumen yang ingin menggunakan produk Anda.

Bersabar

Dibutuhkan setidaknya 3-5 tahun untuk melihat tanda-tanda kesuksesan dan produk yang Anda miliki. Dalam kurun waktu tersebut Anda sebagai Founder dituntut untuk mengembangkan produk, membentuk tim, mendengarkan feedback dari konsumen, menganalisis target pasar, melakukan penjualan dan pemasaran, melebarkan jaringan, melakukan pitching terhadap ide yang dimiliki, dan tentunya belajar dari kesalahan serta berusaha untuk memperbaikinya.

Menciptakan kultur perusahaan

Kultur perusahaan yang dinamis mempengaruhi kinerja dari tim yang tentunya mendukung kemajuan dari startup Anda. Untuk itu bangunlah kultur perusahaan yang ada sebaik mungkin, ciptakan nuansa kolaborasi dengan anggota tim Anda secara efektif dan fleksibel, dan bangunlah suasana kerja yang mendukung Anda dan tentunya anggota tim Anda setiap harinya.

Membuat produk untuk kepentingan orang banyak

Produk startup yang baik adalah produk yang mampu membantu kepentingan orang banyak serta membuat kehidupan dan tentunya lingkungan sekitar menikmati keuntungan serta efek yang dihasilkan. Untuk itu buatlah produk yang baik dan bermanfaat bukan hanya untuk Anda, melainkan juga lingkungan sekitar dan tentunya orang banyak.

Lebih Baik Membangun Startup atau Bekerja di Startup

Dalam artikel kali ini, DailySocial ingin mengupas secara jelas poin-poin penting dari beberapa pelaku startup. Sejauh mana kemampuan Anda untuk tampil sebagai pendiri startup, atau hanya cocok bekerja di startup. Poin-poin berikut ditulis Founder Atomic Squirell Yevgeniy Brikman dan telah berpengalaman bekerja sebagai software engineer di LinkedIn, TripAdvisor, Cisco Systems, dan Thomson Financial .

Dibutuhkan waktu yang panjang dan berliku membangun startup

Satu hal yang pasti apa pun usaha yang akan dibangun membutuhkan waktu yang lama serta kendala yang kerap datang. Untuk itu pastikan secara moril dan materil Anda siap mengahadapi semua hal tersebut.

Sebagai pendiri startup adalah suatu keberuntungan jika Anda mampu membangun startup yang sukses, kemungkinan ini tentunya akan menjadi kecil serta dibutuhkan waktu setidaknya 7 hingga 8 tahun untuk dapat merasakan kesuksesan.

Exit strategy yang sukses bukanlah menjadi alasan yang bijak untuk membangun startup, demikian juga dengan impian untuk menjadi kaya secara instan. Sebagian besar kedua alasan tersebut menjadi sumber kegagalan dari startup.

Yang perlu diperhatikan adalah membangun sebuah startup tidak menjanjikan Anda menjadi kaya raya dalam waktu singkat. Kesuksesan juga sangat jarang dialami oleh startup karena membutuhkan waktu yang cukup lama.

Beberapa hal yang wajib Anda lakukan seperti yang diceritakan oleh pendiri startup lainnya nampaknya terlihat mudah untuk dilakukan, seperti mengejar product market fit, mencari tim yang solid hingga mengubah kebiasaan pengguna, untuk bisa melakukan semua tersebut bersamaan dengan memenuhi kebutuhan Anda sehari-hari pastinya akan menjadi tantangan terberat bagi seorang pendiri startup.

“Saya pikir hal yang paling sulit adalah bahwa fungsi keberhasilan sangat tidak stabil. Misalnya Anda mencoba selama berbulan-bulan untuk mencari tahu bagaimana caranya untuk mempercepat pertumbuhan pengguna, mencoba untuk memperkenalkan beberapa fitur yang Anda pikir akan membantu membuat metrik bergerak maju, tapi tidak ada yang benar-benar bekerja. Untuk beberapa saat produk Anda berjalan statis namun tiba-tiba keberhasilan bisa saja menghampiri,” kata Co-Founder Go Test It dan Rapportive Martin Kleppmann.

Ketidakstabilan dalam membangun startup yang nantinya menentukan seberapa kuat Anda sebagai pendiri dapat bertahan. Membangun startup penuh dengan ketidak pastian, Anda dituntut untuk bisa bergerak cepat tanpa adanya jaminan yang jelas, ketika arah sulit untuk ditentukan Anda pun dituntut untuk selalu bergerak karena ketika Anda memutuskan untuk istirahat atau berjalan lambat, pesaing lainnya telah menunggu untuk menggantikan posisi Anda.

Keuntungan bekerja di startup

Semakin menjamurnya startup semakin banyak pula tenaga-tenaga profesional yang dibutuhkan untuk membangun startup. Beberapa posisi yang makin tinggi demand-nya adalah engineer. Banyak di antara engineer tersebut yang berpindah dari startup yang satu dengan yang lainnya setelah sukses membangun startup, mendapatkan saham, dan sukses melewati exit strategy startup.

“Saat ini sektar 100 engineer yang bekerja di Facebook menghasilkan uang 99% lebih besar daripada entrepreneur di silicon valley, dengan jumlah saham yang mereka miliki dari Facebook,” kata Co-founder Facebook dan Asana Dustin Moskovitz.

Posisi seperti ini bisa Anda jalankan jika memang Anda merasa belum siap atau belum waktunya membangun startup. Belajar dari pengalaman, mengumpulkan uang serta informasi sebanyak-banyaknya bisa menjadi modal penting untuk kemudian membangun startup Anda sendiri.

Pilihlah startup yang telah sukses melakukan penggalangan dana atau mendapatkan investasi dengan nilai yang besar. Baiknya lagi adalah perusahaan yang berencana melakukan go public atau akan diakuisisi.

Startup yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan memiliki pendapatan yang signifikan merupakan tempat kerja ideal untuk Anda jika tertarik bekerja di startup. Perhatikan beberapa startup yang sedang melakukan pengalangan dana (lihat siapa saja investor dan VC), pertumbuhan bisnis, pola migrasi developer. Startup yang saat ini telah memenuhi kualifikasi tersebut diantaranya adalah, Uber, Airbnb, Square, Stripe, DropBox, Pinterest, PagerDuty, Slack, Zenefits, dan GitHub.

Tiga Hal yang Dapat Mempengaruhi Branding

Memasarkan sebuah produk bukanlah hal yang mudah. Branding yang tepat diperlukan untuk membentuk citra yang baik di mata pengguna dan calon pengguna. Arielle Jackson, seorang yang telah malang-melintang di dunia marketing dan telah berpengalaman di beberapa perusahaan, seperti Google, Facebook, dan lainnya memberikan beberapa tips untuk memaksimalkan branding dan marketing. Purpose, position, dan personality. Tiga hal yang dapat mempengaruhi branding produk Anda. Continue reading Tiga Hal yang Dapat Mempengaruhi Branding