Torchlight Frontiers Berubah Jadi Torchlight III, Siap Sajikan Gameplay ARPG yang Lebih Tradisional

Pembuatan Torchlight berawal dari keinginan mantan developer Diablo, Max Schaefer dan kawan-kawan sesama pengembang veteran menciptakan MMO. Saat itu, Runic Games yang baru mereka dirikan hanya diperkuat oleh belasan orang developer. Sebelum memulai proyek besar itu, Runic memutuskan untuk melakukan sedikit pemanasan, yaitu lewat pengerjaan game berskala kecil dengan formula action-RPG.

Torchlight memperoleh respons positif dari gamer dan mendorong penggarapan Torchlight II. Di tengah pengerjaan sekuel tersebut, studio diakuisisi oleh Perfect World Entertainment. Meski sukses secara komersial dan merangkul jutaan fans, Schaefer ternyata masih berambisi menciptakan MMO. Pada akhirnya, ia mengundurkan diri dari Runic dan mendirikan studio Echtra Games. Karena ditinggalkan begitu banyak staf inti, Runic Games akhirnya ditutup.

Proyek pertama Echtra Games ialah Torchlight Frontiers, permainan shared world yang dibangun berlandaskan franchise Torchlight. Selain berbasis MMORPG dan menyuguhkan gameplay hack and slash, Frontiers rencananya akan disajikan sebagai judul free-to-play seperti banyak permainan Perfect World lain. Namun arahan tersebut tiba-tiba dirombak total. Baru saja, developer mengumumkan transisi Torchlight Frontiers menjadi Torchlight III.

Bergantinya judul tentu saja menandai perubahan pada desain permainan. Torchlight III dihidangkan layaknya judul premium, dan developer berupaya mengembalikan game ke akarnya, membangunnya sebagai sekuel sejati dari Torchlight I dan II. Permainan akan dilepas di PC lebih dulu lewat Steam. Via platform tersebut, Echtra Games juga berencana buat melangsungkan uji coba beta – fase tes alpha-nya sendiri telah dilangsungkan sejak game masih bertajuk Frontiers.

Dengan begini, konten Torchlight III diracik secara lebih tradisional. Petualangan Anda dimulai di sebuah tempat bernama Imperial Outpost yang diserbu oleh gerombolan goblin. Pemain ditugaskan untuk menyelidiki dan menghentikan sumber serangan ini. Saat menciptakan karakter, Anda bisa memilih mode offline dan online. Anda dipersilakan bermain sendirian di mode offline, tapi juga dapat menggunakan karakter itu di multiplayer online.

Banyak elemen di Frontiers yang dibongkar. Sistem progres di Torchlight III dibuat lebih familier dan sederhana (tak lagi bersifat horisontal berdasarkan item), kemudian mayoritas zona dirancang secara ‘tertutup’ sehingga pengalaman bermain jadi lebih baik. Kita tetap bisa bertemu pemain lain di wilayah kota jika Anda memilih mode online. Selanjutnya, Echtra Games turut menghapus store in-game yang transaksinya menggunakan uang sungguhan.

Torchlight III dijadwalkan untuk meluncur di tahun ini, namun developer belum memberikan tanggal pastinya. Konten yang sudah ada di versi closed alpha; seperti fitur, item-item koleksi dan pilihan kelas tetap dipertahankan. Belakangan, panggung action-RPG kembali memanas karena selain Torchlight III, kita tahu Diablo IV dan Path of Exile II juga akan hadir.

Sumber: Torchlight3.com.

Ayo Dapatkan Harga Game Terbaik di Steam Lunar New Year Sale 2020

Satu dari banyak hal yang membuat Steam lebih unggul dibanding platform gaming lain adalah, untuk mendapatkan produk di harga terjangkau, kita tak perlu menunggu dilangsungkannya ajang sale musiman. Potongan harga bisa ditemukan tiap saat dan kadang dilakukan secara tiba-tiba, misalnya melalui program Midweek Madness atau di momen khusus seperti perayaan Tahun Baru Imlek.

Menyusul sejumlah laporan dari sumber terpercaya, Steam Lunar New Year Sale 2020 resmi dimulai di tanggal 23 Januari (atau tanggal 24 Januari pukul 1:00 pag WIB). Seperti biasa, pemangkasan harga diterapkan di hampir seluruh judul permainan. Program Steam sale spesial Imlek ini merupakan peluang berharga jika Anda sedang mengincar game blockbuster yang dibanderol terlalu mahal (misalnya Star Wars Jedi: Fallen Order) atau tak sengaja melewatkan Winter Sale 2019.

Steam Lunar New Year Sale 2020 1

Untuk memeriahkan program diskon, Valve juga kembali menerapkan sistem token melalui ‘Lunar Night Market’. Token diperoleh dengan melakukan transaksi (atau dari angpau yang Valve berikan selama empat hari). Anda akan memperoleh 107 token tiap pembelian konten seharga Rp 15 ribu, berlaku kelipatan. Token bisa ditukarkan dengan pernak-pernik bertema Imlek, misalnya stiker, efek chat room, tema profil, background beranimasi, hingga emoticon. Alternatifnya, token dapat digunakan buat membeli kupon diskon.

Steam Lunar New Year Sale dijadwalkan untuk berlangsung selama empat hari (hingga tanggal 28 Januari 2020 di Indonesia), sangat singkat dibanding sale musiman yang bisa sampai dua minggu. Jadi seandainya ada permainan yang Anda inginkan, segera cek lewat fitur search. Di laman utama Lunar New Year Sale, Steam menampilkan Featured Deals dan akan memperbaruinya tiap hari.

Steam Lunar New Year Sale 2020 3

Tak jauh dari sana, Anda dapat menemukan judul-judul rekomendasi Steam berdasarkan permainan yang di-follow atau sudah dimiliki sebelumnya. Selanjutnya, ada lebih banyak judul feature di bagian bawah, dan dilanjutkan oleh kolom Top Sellers yang diisi oleh game-game populer. Laman ditutup oleh bagian ‘Celebrating Year of the Rat’. Di sana, Valve meng-highlight segala macam permainan bertema tikus.

Steam Lunar New Year Sale 2020 2

Ini dia beberapa game esensial yang dijajakan di harga atraktif:

  • Ace Combat 7: Skies UnknownRp 275 ribu (dari Rp 550 ribu)
  • Age of Empires II: Definitive EditionRp 199 ribu (dari Rp 265 ribu)
  • Assassin’s Creed OdysseyRp 275 ribu (dari 690 ribu)
  • Dragon Ball FighterZRp 148 ribu (dari Rp 590 ribu)
  • Hitman 2Rp 264 ribu (dari Rp 800 ribu)
  • Red Dead Redemption IIRp 512 ribu (dari Rp 640 ribu)
  • Resident Evil 2Rp 165 ribu (dari Rp 500 ribu)
  • Sekiro: Shadows Die TwiceRp 474 ribu (dari Rp 730 ribu)
  • Shadow of the Tomb Raider: Definitive EditionRp 260 ribu (dari Rp 1,2 juta)
  • Sid Meier’s Civilization VIRp 150 ribu (dari Rp 600 ribu)
  • Star Wars Jedi: Fallen OrderRp 680 ribu (dari Rp 850 ribu)
  • Total War: Three KingdomsRp 406 ribu (dari Rp 541 ribu)
  • Watch Dogs 2Rp 172 ribu (dari Rp 690 ribu)

RDR2 dan Darksiders Genesis Jadi Game Terlaris di Steam Bulan Desember 2019

Selain menyederhanakan proses distribusi konten dan jadi jembatan yang menghubungkan gamer dengan developer, Steam juga merupakan tempat munculnya fenomena menarik di gaming – misalnya permainan indie yang kepopulerannya meledak tiba-tiba. Melacak judul-judul unik di Steam kini jadi lebih mudah karena Valve secara konsisten menyingkap game-game berprofit terbesar dalam sebulan atau setahun.

Hari ini, Valve mengumumkan daftar permainan Steam terlaris di bulan Desember 2019. Periode ini terbilang spesial karena di masa itu developer juga melangsungkan program Summer Sale terbesar dan terakhir di 2019. Dari sana, terungkaplah 20 judul dengan kombinasi yang tidak biasa: game-game blockbuster terkenal, perwakilan dari ranah indie dan early access, hingga permainan virtual reality bertema dewasa.

Ini dia 20 game Steam terlaris di bulan lalu. Seperti biasa, Valve tidak mengungkap besarnya pemasukan atau angka penjualan. Dan berbeda dari Best of 2019, tidak ada indikator tier penjualan (Platinum, Gold, Silver atau Bronze) di sini. Permainan di bawah saya urutkan berdasarkan abjad.

  • Ashen
  • Boneworks
  • Darksiders Genesis
  • Day of Dragons
  • DJMax Respect V
  • Dragon Quest Builders 2
  • Endless World Idle RPG
  • GTFO
  • Hades
  • Halo: The Master Chief Collection
  • Hurtworld
  • Last Year
  • Nancy Drew: Midnight in Salem
  • Nostos
  • Red Dead Redemption 2
  • Sayonara Wild Hearts
  • Transport Fever 2
  • Vampire: The Masquerade – Coteries of New York
  • VR Paradise
  • Winter Resort Simulator

Dan di bawah ini adalah lima permainan free-to-play dengan pendapatan terbesar di Desember 2019:

  • Endless World Idle RPG
  • Inferna
  • Ironsight
  • Paunch
  • Ylands

Selain menjabarkan judul terlaris di Steam, Valve menjelaskan bagaimana mereka juga suka menggali metadata tim developer pencipta permainan. Satu contohnya: game-game di atas merupakan hasil karya studio yang berasal dari 13 negara berbeda. Hal ini memperlihatkan beragamnya kreator konten Steam. Itu berarti masing-masing developer mempunyai pandangan dan pengalaman berbeda yang memengaruhi tema, unsur budaya dan mekanisme dari permainan.

Menariknya lagi, banyak dari developer ini yang ternyata baru melakukan debutnya di Steam (meski mereka bukanlah pemula di bidang pengembangan game). Bulan Desember kemarin juga menjadi momen dirilisnya sejumlah permainan di Steam setelah sebelumnya mereka tersedia secara eksklusif di Epic Games Store, contohnya Ashen, Hades dan Sayonara Wild Hearts. Versi Steam Red Dead Redemption 2 juga dilepas sebulan lebih lambat dari peluncurannya di Rockstar Games Launcher.

Sesudah Winter Sale 2019, kabarnya Valve akan kembali melangsungkan program diskon, kali ini digelar untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek 2020. Berdasarkan informasi dari SteamDB, Steam 2020 Lunar New Year Sale akan dimulai hari Jumat besok.

Jelang Perilisan Half-Life: Alyx, Seri Game Half-Life Digratiskan Sementara

Pengumuman Half-Life: Alyx dilakukan ketika gamer terlena dan tidak menyangka Valve akan memberi kesempatan lagi untuk kembali ke jagat Half-Life 12 tahun sesudah Half-Life 2: Episode Two dirilis. Namun Alyx bukanlah game biasa. Kontennya disajikan secara eksklusif lewat perangkat virtual reality namun tetap menjanjikan pengalaman gaming blockbuster dengan dunia permainan yang ekspansif dan siap dieksplorasi.

Setelah digarap secara rahasia selama bertahun-tahun, Half-Life: Alyx akhirnya siap buat meluncur di kuartal pertama tahun 2020. Dan bermaksud untuk menyegarkan kembali memori Anda terhadap petualangan (dan perjuangan membebaskan Bumi dari alien) yang dilakukan oleh tokoh protagonis Gordon Freeman, Valve secara sementara menggratiskan permainan-permainan Half-Life sebelumnya hingga saat Half-Life: Alyx dilepas nanti.

Game yang dapat Anda nikmati secara cuma-cuma terdiri dari Half-Life (versi engine Source tahun 2004), Half-Life 2 (2004), Episode One (2006), dan Episode Two (2007); plus sejumlah expansion pack: Opposing Force dan Blue Shift. Semuanya dapat diakses tanpa perlu membayar selama kurang lebih dua bulan. Itu artinya selain cocok buat menyegarkan ingatan gamer veteran, program ini bisa jadi kesempatan bagi para pendatang baru untuk mendalami dan memahami dunia Half-Life.

Sayangnya, Valve tidak menyertakan Black Mesa di program ini. Alasannya mungkin karena bukan mereka yang mengembangkannya. Black Mesa adalah remake Half-Life pertama yang dikerjakan oleh pihak ketiga. Developer-nya, Crowbar Collective, merekonstruksi hampir seluruh aset permainan serta menambahkan skenario baru, memastikan konten, visual dan penyajiannya sekelas dengan game-game shooter modern.

Lewat Steam, Valve menyampaikan, “Half-Life: Alyx mengusung latar belakang sebelum Half-Life 2 dan episode-episode setelahnya. Developer berkeyakinan bahwa permainan baru dapat dinikmati secara maksimal jika kita sudah memainkan game-game sebelumnya, terutama Half-Life 2 serta dua episode penerusnya. Untuk itu, kami ingin membuat akses [ke semesta Half-Life] lebih mudah bagi pemain.”

Half-Life: Alyx membutuhkan headset virtual reality agar dapat dimainkan. Kabar baiknya, tidak ada pembatasan model HMD. Game siap mendukung HTC Vive, Oculus Rift, Oculus Quest, perangkat Windows Mixed Reality, serta produk buatan Valve sendiri, Index. Alyx rencananya akan dilepas di bulan Maret 2020, disuguhkan sebagai ‘full game‘ dan dibanderol seharga US$ 54 dengan penyesuaian di kawasan tertentu, termasuk Indonesia.

Sedikit catatan: khusus bagi pemilik Valve Index, Half-Life: Alyx akan diberikan secara gratis. Valve juga sudah menyiapkan sejumlah bonus menarik lain seperti SteamVR Home dan konten Counter-Strike: Go bertema Half-Life, serta skin senjata alternatif.

Via The Verge, sumber: Steam.

Steam Akan Perbarui Sistem Penjualan Soundtrack Game pada Platform-nya

Steam boleh merevolusi cara kita membeli video game ketika dirilis pertama kali di tahun 2003, akan tetapi sejumlah fiturnya sudah terkesan kuno untuk standar sekarang. Ambil contoh fitur chat-nya, yang mengingatkan saya pada zaman kejayaan Yahoo Messenger, dan yang pada akhirnya sudah dirombak total dengan merujuk pada kesuksesan Discord.

Contoh lainnya adalah bagaimana Steam memperlakukan konten musik alias soundtrack pada platform-nya. Andai kita tertarik untuk membeli soundtrack dari sebuah game, kita harus lebih dulu membeli game-nya, sebab soundtrack-nya dijajakan sebagai salah satu DLC (downloadable content).

Karena dianggap DLC, soundtrack-nya pun tidak dapat diunduh secara terpisah, dan kita diwajibkan untuk mengunduh sekaligus meng-install game-nya terlebih dulu. Lebih parah lagi, cara mengakses soundtrack-nya hanya bisa dengan membuka tab DLC pada menu properties dari game terkait, atau dengan mencarinya di hard disk secara manual.

Ini sangat disayangkan mengingat ada banyak game yang soundtrack-nya begitu memukau – favorit saya adalah Cuphead dan Bioshock Infinite. Untungnya, Valve sudah siap membenahi dan meluncurkan sistem baru terkait penjualan soundtrack di platform-nya.

Musik merupakan salah satu aspek paling berkenang dari BioShock Infinite / Steam
Musik merupakan salah satu aspek paling berkenang dari BioShock Infinite / Steam

Saat sudah diterapkan nanti, kita dapat membeli soundtrack sebuah game secara terpisah, tanpa harus membeli game-nya, demikian pula proses mengunduhnya yang juga bisa dilakukan secara terpisah. Usai membeli, konten musiknya bisa kita akses dan putar langsung dari seksi baru di Steam Library.

Juga berguna adalah opsi untuk menetapkan directory khusus yang akan menyatukan semua konten musik yang dibeli dari Steam, bukan dipisah-pisah ke subdirectory masing-masing game seperti kasusnya sekarang. Untuk kalangan developer, mereka dipersilakan menjual soundtrack meskipun game-nya tidak tersedia di Steam.

Secara default, konten musik yang dibeli dari Steam akan disimpan dalam format MP3 standar, akan tetapi konsumen juga bisa mengaktifkan opsi untuk mengunduh dalam format lossless (FLAC atau WAV) apabila tersedia. Selain tentu saja file musik itu sendiri, soundtrack yang dijual di Steam juga dapat mengemas konten ekstra macam album art dan liner notes.

Sumber: PC Gamer dan Steam.

Jumlah Pemain CS:GO Lebih Banyak dari Dota 2

Counter-Strike: Global Offensive kini lebih populer dari Dota 2. Hal ini terlihat dari jumlah rata-rata pemain CS:GO yang telah melampaui Dota 2. Pada puncaknya, jumlah pemain CS:GO pada Desember 2019 mencapai 767 ribu orang, sementara Dota 2 hanya mencapai 628 ribu orang, lapor PC Gamer. Tak hanya bulan lalu, jumlah pemain CS:GO telah melampaui Dota 2 selama empat bulan berturut-turut.

Sejak CS:GO menjadi game gratis pada Desember 2018, jumlah pemain dari game FPS tersebut memang menunjukkan tren naik. Jumlah pemain rata-rata CS:GO pada Desember 2019 mencapai 456 ribu orang, naik dari 426 ribu pada November 2019. Kenaikan jumlah pemain CS:GO beberapa bulan belakangan bertepatan dengan diluncurkannya update baru Shattered Web. Meskipun begitu, tahun 2019 memang tahun yang baik untuk CS:GO. Sepanjang tahun, jumlah pemain rata-rata CS:GO naik 61 ribu orang. Menurut Esports Observer, ini adalah kenaikan jumlah pemain terbesar sejak 2015.

Jumlah pemain CS:GO dalam beberapa bulan belakangan. | Sumber: Steam Charts
Jumlah pemain CS:GO dalam beberapa bulan belakangan. | Sumber: Steam Charts

Biasanya, jumlah pemain sebuah game akan menurun seiring dengan bertambah umur game tersebut. Tentu saja, ada beberapa pengecualian, seperti jumlah pemain The Witcher yang naik setelah game tersebut diadaptasi ke seri TV. Namun, CS:GO merupakan anomali. Jumlah pemain game tersebut masih mengalami kenaikan walau ia diluncurkan pada 2014. Begitu juga dengan dua game esports lain, League of Legends dan Dota 2. Selain jumlah pemain yang naik, jumlah turnamen esports CS:GO juga terus bertambah. Tak hanya itu, semakin banyak organisasi esports yang tertarik untuk membuat tim CS:GO, seperti OG, Evil Geniuses, 100 Thieves, dan Gen.G. Team Secret juga kembali membentuk tim CS:GO setelah vakum selama 2 tahun.

Menurut laporan Esports Earnings, CS:GO merupakan game esports dengan total hadiah turnamen terbesar kedua setelah Dota 2. Total hadiah esports dari turnamen CS:GO mencapai US$90,2 juta. Sebagai perbandingan, total hadiah turnamen Dota 2 mencapai US$291,7 juta. Kedua game itu dirilis oleh Valve Corporation.

Sekarang, jumlah pemain CS:GO memang lebih banyak dari Dota 2. Namun, jumlah pemain Dota 2 sempat naik menjadi satu juta orang pada Februari 2019. Sayangnya, sejak saat itu, jumlah pemain game MOBA tersebut terus mengalami penurunan. Jumlah pemain Dota 2 turun drastis pada Desember 2019, setelah update Outlanders dirilis. Tidak heran, mengingat update itu merombak gameplay Dota 2. Dot Esports melaporkan, jumlah rata-rata pemain Dota 2 saat ini mencapai titik terendah sejak 2014, ketika game itu belum lama diluncurkan. Komunitas Dota 2 percaya, alasannya adalah karena para pemain baru biasanya mendapatkan pengalaman bermain yang buruk ketika mereka mencoba untuk bermain.

Assemble With Care, Salah Satu Game Andalan Apple Arcade, Bakal Dirilis di PC

Di luar dugaan banyak orang, Apple Arcade berhasil menuai banyak pujian. Dalam kurun waktu tidak sampai dua bulan, layanan berlangganan itu sudah menyuguhkan 100 game yang berbeda, dan sebagian besar game-nya pun eksklusif – jangankan di Android, di App Store pun kita tidak akan menemukannya.

Kendati demikian, eksklusif dalam kamus Apple rupanya hanya mencakup segmen mobile saja, yang berarti pihak developer diperbolehkan merilis game-nya di platform console atau PC. Pada kenyataannya, beberapa game unggulan Apple Arcade sudah tersedia di tempat lain, salah satunya Sayonara Wild Hearts yang sudah bisa dimainkan di PS4, Nintendo Switch atau PC.

Judul andalan lain yang akan segera menyusul adalah Assemble With Care karya Ustwo Games. Lewat Twitter, pencipta seri Monument Valley ini mengumumkan bahwa mereka bakal merilis Assemble With Care di PC pada kuartal pertama 2020.

Assemble With Care

Assemble With Care merupakan game puzzle yang unik, yang mengisahkan seorang antique restorer bernama Maria dalam misinya menjadi ahli reparasi gadget dan beragam objek lainnya di sebuah kota bernama Bellariva.

Sesuai judulnya, kita harus membongkar berbagai macam barang, mencari tahu apa yang rusak, membetulkannya, lalu merakitnya kembali seperti semula. Developer Ustwo juga tidak melupakan pentingnya elemen narasi, itulah mengapa selalu ada cerita menarik di balik setiap objek yang diperbaiki.

Sumber: Engadget.

Steam Winter Sale 2019 Telah Dimulai, Ayo Kita Temukan Penawaran Game Terbaik

Steam sale selalu menjadi momen yang sangat dinanti oleh gamer PC. Program potongan harga game ini biasanya dilangsungkan cukup lama di tiap musim, dan belakangan, Valve mulai terbuka soal kapan mereka akan melaksanakannya. Winter Sale 2019 sendiri dijadwalkan untuk digelar pada tanggal 19 Desember (atau 20 Desember waktu Indonesia) dan semuanya berjalan sesuai jadwal.

Steam Winter Sale 2019 akan berlangsung selama kurang lebih dua minggu, berakhir di tanggal 2 Januari 2020 (3 Januari waktu Indonesia). Itu berarti ada banyak waktu untuk berbelanja game di harga lebih murah. Berdasarkan pengamatan singkat saya, Winter Sale 2019 menghidangkan diskon dari mulai 17 hingga 90 persen, diterapkan pada judul-judul baru, lama serta bundel franchise. Semuanya disuguhkan langsung di laman utama Steam.

Seperti sebelumnya, Steam sale kali ini juga mengangkat tema unik, bertajuk Steamville Holiday Market. Di sana, Valve menawarkan ‘Festivity Token’ yang bisa diperoleh dengan berbelanja permainan atau menyelesaikan Quest. Dari info tertulis, pembelian senilai Rp 1.000 akan memberikan Anda delapan buah token. Festivity Token nantinya dapat Anda tukarkan dengan beragam Chat Sticker, efek Chat Room unik, emoticon, profile background baru hingga badge bertema musim dingin.

Baiklah, ayo segera kita telusuri penawaran terbaik di Steam Winter Sale 2019.

Saat artikel ini ditulis, bagian atas Winter Sale 2019 meng-highlight tiga permainan: Fallout 4 (Rp 120 ribu), Destiny 2, dan Dark Souls III (Rp 147 ribu). Di bawahnya, Valve mengingatkan kita untuk ikut serta dalam voting The Steam Awards 2019, kemudian lanjut menampilkan permainan-permainan berdiskon. Melihat kebiasaan Valve, kemungkinan besar mereka akan mengubah susunan atau daftar game dengan judul baru setiap hari

Steam Winter Sale 2019 1

Selain permainan secara individual, potongan harga turut diterapkan pada franchise game. Jumlahnya cukup banyak, meliputi Star Wars, Call of Duty, Civilization, Resident Evil, Batman, Tom Clancy, Lego, Total War, Fallout, The Witcher, Tomb Raider, Assasssin’s Creed dan lain-lain.

Steam Winter Sale 2019 5

Turun lebih jauh ke bawah dan Anda akan menemukan daftar game terlaris – mayoritas ialah permainan kelas blockbuster. Ini dia beberapa judul yang mungkin menarik perhatian Anda:

  • Red Dead Redemption II – Rp 512 ribu
  • Sekiro: Shadows Die Twice – Rp 474 ribu
  • Monster Hunter: World – Rp 200 ribu
  • Star Wars Jedi: Fallen Order – Rp 705 ribu
  • Halo: The Master Chief Collection – Rp 170 ribu (harga normal)
  • Grand Theft Auto V – Rp 145 ribu
  • Planet Zoo – Rp 397 ribu
  • Total War: Warhammer II – Rp 184 ribu

Steam Winter Sale 2019 2

Selain itu, Valve juga tak lupa membagi game-game di Winter Sale 2019 ke dalam grup berbeda, misalnya permainan dengan diskon sampai 75 persen, atau judul-judul seharga di bawah Rp 90 ribu. Selanjutnya di area bawah page Steam, Valve mengkategorikan permainan berdasarkan genre seperti tactical, simulasi militer, petualangan, VR, misteri, JRPG, balapan serta city building.

Steam Winter Sale 2019 4

Alternatifnya, temukan permainan yang Anda inginkan langsung via fitur search. Selamat berlanja, tapi ingat jangan habiskan seluruh tabungan (atau bonus tahunan) Anda hanya untuk video game.

Pasar Gaming AMD Kian Kuat di Eropa dan Pengguna Steam

Pasca rilisnya microarchitecture Zen di 2017, AMD semakin ganas menunjukkan taringnya melawan dominasi Intel di pasaran. Sebelumnya, di akhir Q3 2019, AMD berhasil memperoleh market share sebesar 30%. Angka tadi mengagumkan karena menunjukkan pertumbuhan sebesar 70% dari 2017.

Sumber: CPU Benchmark
Sumber: CPU Benchmark

Lebih hebatnya lagi, menurut salah satu data dari penjual retail terbesar di Jerman, AMD berhasil mengalahkan penjualan Intel bahkan sebesar 4x lipat.

Sumber: Ingebor via Imgur
Sumber: Ingebor via Imgur

Cerita keperkasaan pertumbuhan pasar gaming AMD di akhir tahun ini masih belum berhenti. Sebuah survei independen dari European Hardware Association (EHA) menunjukkan peningkatan popularitas sebesar 50% dalam 2 tahun terakhir. Survey terakhir mereka yang melibatkan lebih dari 10 ribu responden menunjukkan bahwa 60% pengguna akan memilih AMD saat ingin membeli prosesor desktop mereka selanjutnya.

“AMD mendapatkan momentum besar dalam tiga tahun terakhir di segmen enthusiast,” kata Chairman EHA Koen Crijns. “Dengan CPU seri Ryzen, AMD berhasil menutup jarak performa yang besar, sembari menawarkan rasio harga/performa yang tinggi.”

Sebelumnya, dalam survey EHA yang sejenis di tahun 2018, hanya 40% yang memilih AMD. Sedangkan pada survey Mei 2019, hasilnya meningkat menjadi 50%.

Sumber: European Hardware Association
Sumber: European Hardware Association

“Kenaikan 50% ke 60% selama beberapa bulan terakhir disebabkan oleh peluncuran CPU Ryzen generasi ketiga. Ryzen seri 3000 tak hanya menawarkan performa yang lebih baik pada workload multi-threading tetapi juga pada aplikasi yang butuh thread sedikit seperti game PC.” Ujar Crijns.

Sentimen yang positif juga ditunjukkan oleh GPU AMD.

Crijns pun melanjutkan, “meski NVIDIA masih mendominasi segmen ini dan 72,8% dari technology enthusiast, early adopter, dan influencer yang membaca publikasi dari EHA masih memilih GeForce, peluncuran GPU AMD dengan harga yang agresif seperti RX 5700 dan 5700 XT memberikan dampak yang cukup signifikan. Pada bulan Mei 2019, kurang dari 19% pembaca memilih AMD. Sekarang, angka tersebut beranjak jadi 23%.”

Sumber: Steam
Sumber: Steam

Selain sentimen positif tadi, hasil yang sama terlihat juga dari Steam Hardware & Software Survey: November 2019. Menurut survey tersebut, pengguna AMD saat ini sudah mencapai angka 20% — lonjakan yang fantastis dibanding 2 tahun yang lalu. Pasalnya, pengguna prosesor AMD di Januari 2018 hanyalah 8%. Peningkatan drastis baru terlihat di bulan Juni 2018 saat angkanya mencapai 16%.

Sayangnya, tren yang sama tak terjadi untuk GPU mereka. Pengguna GPU AMD masih bertahan pada angka 15% dengan RX 580 dan 570 yang jadi GPU terlaris dari Radeon.

Red Dead Redemption 2 Siap Meluncur ke Steam pada 5 Desember

Peluncuran Red Dead Redemption 2 versi PC pada 5 November kemarin diwarnai oleh sejumlah kejutan. Yang paling utama adalah absennya Steam sebagai salah satu platform distribusi digital yang menawarkannya. Hingga kini tidak ada yang tahu pasti alasan Rockstar menunda perilisan RDR2 via Steam, tapi setidaknya mereka menepati janji bahwa RDR2 akan menyusul ke platform besutan Valve itu di bulan Desember.

Lebih tepatnya 5 Desember mendatang, berdasarkan pengumuman singkat Rockstar via Twitter. Harganya belum tercantum pada halaman Steam-nya, tapi kemungkinan besar konsumen tetap harus membayar penuh. Satu hal yang perlu dicatat, RDR2 versi PC memanfaatkan Rockstar Games Launcher meski Anda membelinya dari Epic Games Store maupun Humble Store, dan kemungkinan besar kasusnya akan sama persis di Steam.

Memang terkesan cukup ribet, tapi tren inilah yang harus diterima para gamer PC dengan hati besar. Rockstar bukan developer pertama yang mewajibkan pemain meng-install launcher-nya meski mereka membeli game-nya melalui Steam. Developer lain seperti Ubisoft atau Bethesda pun juga berperilaku sama.

Namun seandainya ada yang bertanya mengapa harus menunggu RDR2 muncul di Steam, saya mungkin akan menjawab karena kebijakan penyesuaian harga per region yang sudah diterapkan Steam sejak lama. Lebih lanjut, platform lain yang masih seumur jagung macam Epic Games Store juga terkendala soal metode pembayaran yang masih minim opsi.

Hal lain yang perlu disorot adalah, peluncuran RDR2 di Steam tidak akan menutupi fakta bahwa game ini masih dinodai sejumlah problem, terutama dari segi performa. Terlepas dari itu, gamer PC sudah menanti kehadirannya selama setahun lebih, dan saya yakin lambat laun kita bakal memakluminya selagi Rockstar terus membenahinya.

Sumber: Polygon.