Vainglory Hadir di Steam, Cross-Platform Masa Depan Esports MOBA?

Bicara soal gaming walau kedengarannya sederhana, namun kadang jadi rumit gara-gara banyaknya platform yang ditawarkan. Ada PC, konsol, dan mobile. Beberapa developer kadang meluncurkan game buatan mereka secara eksklusif pada platform tertentu; yang membuat gamers jadi tambah pusing memilih di mana mereka akan main. Tapi apa jadinya kalau ada game yang bisa dimainkan di segala platform?

Fortnite sudah mencoba melakukannya. Menjadi game Battle Royale yang bisa dimainkan di platform manapun berhasil membuat Fortnite jadi fenomena sosial sendiri di pasar barat sana. Mencoba meniru kesuksesan tersebut, salah satu dedengkot MOBA di mobile, Vainglory kini juga menjadi cross-platform dan resmi rilis di Steam pada hari ini (14 Februari 2019).

Sebelumnya, pengumuman tersebut sudah dilakukan oleh Super Evil Megacorp, lewat campaign yang disebut sebagai Vainglory X. Setelah beberapa saat melakukan pengujian lewat fase alpha build, kini akhirnya Vainglory mempublikasikan gamenya lewat platform Steam bersamaan dengan kehadiran update 4.0.

https://twitter.com/vainglory/status/1095791001623515139

Update 4.0 ini menghadirkan berbagai macam hal. Dari segi konten, ada hero baru bernama San Feng, berbagai skin untuk para hero, emote ping baru, dan lain sebagainya. Update konten lain yang juga dihadirkan adalah perubahan game mode, yang menghilangkan 3v3 casual, sehingga kini mode yang teredia adalah 5v5 casual & ranked, 3v3 ranked, rumble, dan blitz.

Kehadiran Vainglory pada platform Steam juga disertai dengan beberapa perubahan dari segi user interface untuk cross-platform. Beberapa perubahan ini dilakukan dengan fokus menciptakan tampilan menu yang nikmat dipandang bagi pemain di manapun platform tempat ia main. Dengan Vainglory kini hadir di Steam, pertanyaan berikutnya yang muncul adalah, bagaimana dengan esports Vainglory?

Selama ini belum pernah ada satu kali pun kompetisi esports yang diselenggarakan secara Cross-Platform. Vainglory sudah melakukannya, tapi hanya sebagai pertunjukkan saja atau yang biasa disebut sebagai showmatch. Kompetisi Fortnite saja tetap diadakan di PC meski game mereka sudah mendukung sistem cross-platform. Meski begitu, belum pernah dilakukan bukan berarti ide yang buruk untuk dilakukan.

Sumber
Vainglory yang bisa dimainkan dengan mouse dan keyboard di Samsung DEX adalah percobaan pertama SEMC untuk menciptakan MOBA antar platform. Sumber: Super Evil Megacorp Blog

Saya sempat membahas bagaimana Vainglory yang dulu merajai kini tertinggal jauh dari para juniornya. Pada artikel tersebut, saya menyatakan opini bagaimana Vainglory menang pada masanya karena langkah berani untuk mendobrak inovasi gaming pada platform mobile. Maka kehadiran cross-platform di Vainglory kini, yang mungkin adalah usaha Super Evil Megacorp pertahankan budaya inovasi, bisa jadi kunci kesuksesan mereka berikutnya.

Lalu bagaimana dari segi esports? Kalau boleh jujur, menurut saya tak ada banyak hal yang bisa ditawarkan dari program hiburan esports dengan ragam device PC, mobile, konsol. Kenapa? Karena porsi utama hiburan esports adalah tayangan in-game, bukan tayangan orang yang sedang memainkannya.

Namun, itu mungkin itu hanya opini kecil dari saya yang belum bisa melihat potensi bisnis esports dari sistem cross-platform ini. Mungkin bisa jadi, dengan sistem cross-platform, SEMC jadi bisa melakukan kerjasama dengan sponsor endemik yang lebih beragam, bisa menyandingkan sponsor pc gaming dan vendor smartphone.

Mungkin bisa jadi esports cross-platform menciptakan talent pool lebih besar. Jadi lebih banyak pemain, lebih banyak pro player, ekosistem esports Vainglory jadi lebih subur. Siapa yang tahu, kalau ternyata sistem cross-platform bakal jadi masa depan esports game MOBA.

Ubisoft Rombak Penyajian Rainbow Six Siege di Semua Edisi

Saat novel Rainbow Six dirilis lebih dari dua dekade silam, Tom Clancy mungkin tak pernah membayangkan kreasinya itu mencetus deretan permainan video ber-genre action. Ada belasan game Rainbow Six yang dirilis dalam rentang waktu 20 tahun – termasuk spin-off, sekuel dan expansion pack. Judul terakhirnya, Siege, dikenal sebagai salah satu game esports populer.

Kurang lebih dua setengah tahun setelah meluncur, Rainbow Six Siege berhasil menghimpun 40 juta pemain. Namun perjalanan yang ia lalui tidak selalu mulus. Saat baru dirilis, Siege dikritisi karena minimnya konten. Komunitasnya baru benar-benar tumbuh pesat sesudah Ubisoft menerapkan strategi ‘game sebagai layanan’ serta mengarahkan pengembangannya ke ranah esports. Rainbow Six Siege sendiri tidak asing dengan perubahan.

Minggu ini, developer memutuskan untuk merevisi penyajian permainan dalam rangka merayakan peluncuran season pass Year 4. Sebagai langkah awalnya, Ubisoft mengubah harga seluruh edisi game. Mulai sekarang, Rainbow Six Siege dapat Anda miliki dengan harga yang lebih muraht, baik jika Anda membeli edisi sandar maupun versi Ultimate. Berikut detailnya:

  • Edisi Standar menyuguhkan opsi 20 operator (karakter) dan akses ke seluruh mode game serta map. Versi ini ditawarkan di harga US$ 20, tapi khusus konsumen Indonesia, kita bisa membelinya cukup dengan mengeluarkan uang Rp 230 ribu.
  • Edisi Deluxe menyimpan konten versi standar ditambah opsi semua operator di update Year 1. Dibanderol US$ 30 (harga lokal Rp 345 ribu), bundel ini jauh lebih ekonomis ketimbang jika Anda membeli operatornya satu per satu.
  • Edisi Gold dibekali segala hal yang ada di Deluxe, dan Anda juga diberikan akses ‘VIP’ ke pilihan operator Year 4 ditambah bonus 600 R6 credit. Dapat Anda beli seharga US$ 60 atau Rp 690 ribu.
  • Edisi Ultimate disertai seluruh konten Gold, ditambah kebebasan memilih 44 operator yang dihidangkan oleh update Year 1 sampai Year 3, termasuk season pass Year 4. Tertarik? Siapkan modal sebesar US$ 100 (atau Rp 1,15 juta di Indonesia). Update Year 4 sendiri memperkenalkan delapan operator baru, dengan delapan item headgear dan seragam.

R6S 1

Selain membuat tiap edisi jadi lebih terjangkau, Ubisoft juga memangkas harga dari DLC yang mereka tawarkan. Kemudian seperti yang tertera di atas, 20 operator bisa langsung Anda mainkan begitu game dibeli. Masing-masing operator baru dapat Anda buka dengan mengeluarkan credit in-game antara 500 sampai 2.000, bisa Anda peroleh dari empat sampai sepuluh kali bertanding.

Kabar gembiranya lagi, seluruh edisi Rainbow Six Siege di Steam sedang mendapatkan diskon 50 persen, berlangsung hingga tanggal 19 Februari. Game dijajakan seharga mulai dari Rp 115 ribu saja.

PUBG Rebut Gelar Game Terbaik di The Steam Awards 2018

Dalam kiprahnya selama 15 tahun, Steam telah berevolusi dari sebuah layanan distribusi hingga menjadi platform gaming berfitur terlengkap. Kini, ia turut menyediakan software non-game, bisa berperan sebagai jejaring sosial, serta turut dilengkapi fitur kurasi yang mempersilakan pengguna mengikuti reviewer favorit mereka. Dan mulai tahun 2016, Valve terus melangsungkan The Steam Awards.

The Steam Awards adalah acara pemberian penghargaan bagi game-game terbaik pilihan user. Tapi berbeda dari event sejenis, para finalis di sana tak cuma merupakan permainan yang dirilis di tahun itu. Banyak dari judul di Steam Awards 2018 yang sebetulnya sudah meluncur di tahun sebelumnya, masuk lagi di daftar nominasi karena mereka terus mendapatkan update dan jadi favorit pengguna Steam.

Steam Awards kali ini membuktikan pada kita bahwa game ‘lawas’ pun bisa merebut gelar paling bergengsi di sana. Minggu lalu, Valve akhirnya mengungkap para pemenang ajang penghargaan tahunan di platform distribusi digital terbesar di Bumi itu, dan game yang mencetus demam battle royale, PlayerUnknown’s Battlegrounds berhasil menyabet titel Game of the Year 2018.

Daftar lengkapnya bisa Anda simak di bawah ini.

 

Game of the Year: PlayerUnknown’s Battlegrounds

Finalis: Monster Hunter: World, Kingdom Come: Deliverance, Hitman 2, Assassin’s Creed: Odyssey

 

VR Game of the Year: The Elder Scrolls V: Skyrim VR

Finalis: VR Chat, Beat Saber, Fallout 4 VR, Superhot VR

 

Labor of Love: Grand Theft Auto V

(Game-game yang terus mendapatkan konten baru meskipun sudah tersedia cukup lama.)

Finalis: No Man’s Sky, Path of Exile, Dota 2, Stardew Valley

 

Best Developer: CD Projekt Red

Finalis: Ubisoft, Bethesda, Rockstar Games, Digital Extremes, Square Enix, Capcom, Paradox Interactive, Bandai Namco, Klei

 

Best Environment: The Witcher 3: Wild Hunt

(Permainan dengan pemandangan terindah.)

Finalis: Subnautica, Shadow of the Tomb Raider, Far Cry 5, Dark Souls III

 

Better With Friends: Tom Clancy’s Rainbow Six Siege

(Judul-judul multiplayer terbaik)

Finalis: Payday 2, Dead by Daylight, CS: GO, Overcooked! 2

 

Best Alternate History: Assassin’s Creed Odyssey

(Deratan game di kategori ini dilatarbelakangi tema sejarah alternatif yang unik.)

Finalis: Wolfenstein II: The New Colossus, Hearts of Iron IV, Civilization VI, Fallout 4

 

Most Fun With a Machine: Rocket League

(Permainan-permainan terbaik yang mengedepankan tema mesin/robot.)

Finalis: Euro Truck Simulator, Nier: Automata, Factorio, Space Engineers

Berbeda dari ajang sebelumnya, kategori game The Steam Awards 2018 terlihat lebih normal. Tidak ada lagi nama-nama jenaka seperti ‘Mom’s Spaghetti’ atau ‘Whoooaaaaaaa, dude!’. Saya menduga, hal ini merupakan cara Valve menyederhakan list serta membuat ajang ini lebih serius, karena gelar ‘Best Environment’ jelas terasa lebih prestisius ketimbang ‘I’m Not Crying, There’s Something In My Eye’.

Kemenangan PUBG di The Steam Awards 2018 sangat menarik. Saat ini, PlayerUnknown’s Battlegrounds masih menjadi judul paling populer di Steam dengan total pemain aktif terbanyak. Namun kemungkinan besar, alasan mengapa game battle royale kreasi PUBG Corp. itu jadi jawara adalah absennya Fortnite di Steam. Di Golden Joystick Awards 2018 – event gaming yang juga bersandar pada vote – karya Epic Games itu membawa pulang titel Game of the Year.

Sumber: Steam.

Ikuti Jejak The Division 2, Metro Exodus Tersedia ‘Eksklusif’ di Epic Games Store

Walaupun Epic Games sempat menjelaskan bahwa platform distribusi digital barunya bukan dibuat sebagai pesaing Steam, persentase pembagian keuntungan yang besar untuk developer  mendorong mereka berbondong-bondong pindah ke layanan itu. Awalnya studio yang bermigrasi merupakan para pengembang independen, namun belakangan diikuti oleh publisher seperti Ubisoft.

Beberapa minggu lalu, perusahaan game Perancis itu mengumumkan keputusannya untuk memasarkan Tom Clancy’s The Division 2 secara eksklusif di Epic Games Store. Langkah ini ternyata diikuti pula oleh Deep Silver dalam memublikasikan sekuel kedua seri Metro garapan 4A Games, Metro Exodus. Peralihan storefront dilakukan secara mendadak oleh publisher Deep Silver, dan bisa kita pahami jika gamer meresponsnya secara negatif.

Usia Epic Games Store masih sangat belia (kurang dari dua bulan), dan berbicara soal fitur, layanan ini masih berada jauh di belakang Steam. Yang lebih membuat konsumen kesal adalah, awalnya Metro Exodus ditawarkan lewat Steam dan gerbang pre-order telah dibuka cukup lama. Tiba-tiba, game tidak lagi bisa dipesan di platform punya Valve itu, dan hanya dapat dibeli di Epic Games Store.

Di laman Steam Metro Exodus, Valve menjelaskan bahwa pemindahan game ke layanan lain ‘tidak adil’ buat konsumen. Namun di sisi positifnya, harga game mengalami penurunan dari US$ 60 di Steam menjadi US$ 50. Tapi jangan terlalu senang dulu. Steam sudah lama mendukung mata uang rupiah dan user di Indonesia dimanjakan oleh penyesuaian harga. Dengan mengusung dolar, harga game di Epic Games Store masih tergolong tinggi dan fluktuatif.

Metro Exodus ialah permainan shooter ketiga di seri Metro yang diadaptasi dari novel Dmitry Glukhovsky. Kisahnya kembali difokuskan pada petualangan Artyom di dunia pasca bencana, dengan gameplay yang lagi-lagi mengedepankan formula stealth, horor serta survival. Berbeda dari dua game sebelumnya, Anda tak cuma bisa menjelajahi lorong-lorong bawah tanah, tapi dipersilakan pula buat mengeksplorasi area permukaan secara lebih leluasa. Selain elemen sandbox, tim 4A Games turut menerapkan sejumlah fitur baru seperti sistem cuaca dinamis, perputaran siang dan malam, serta perubahan musim.

Waktu peluncuran Metro Exodus sendiri tidak berubah, yaitu tanggal 15 Februari 2019. Selain di PC via Epic Games Store, game tersedia pula buat PlayStation 4 dan Xbox One. Kabar gembiranya, kesepakatan ‘eksklusif di Epic Store’ antara Deep Silver dan pemilik layanan tidak berlangsung selamanya. Metro Exodus nantinya juga akan meluncur di Steam, pada tanggal 15 Februari 2020.

Uniknya lagi, mereka yang sudah melakukan pre-order di Steam tetap bisa menikmati permainan via platform itu…

Via PC Gamer.

Menyusul Yakuza 0, Yakuza Kiwami Juga Akan Hadir di PC

Melihat peluang untuk mendistribusikan game secara lebih luas, developer Jepang berbondong-bondong menyerbu Steam. Saat ini tersedia banyak sekali pilihan permainan Jepang bisa diakses lewat platform distribusi digital tersebut, dari mulai Bayonetta sampai Catherine Classic. Walaupun begitu, tak selamanya publisher atau pemegang IP dengan mudah melepas seluruh kreasinya di PC.

Salah satu franchise lawas yang bary melakukan pendaratan di Windows belum lama ini ialah Yakuza. Yakuza melakukan debutnya pada tahun 2005 di PlayStation 2, tetapi baru 12 tahun setelahnya versi port Yakuza 0 tersedia di Steam. Saat versi PC dari prekuel Yakuza itu disingkap tahun lalu, Sega juga mengungkap agenda peluncuran Yakuza Kiwami (remake dari Yakuza pertama) di Windows, namun baru di hari Senin kemarin tanggal pelepasannya ‘diketahui’.

Menariknya, Sega malah tidak melakukan pengumuman secara besar-besaran. Publisher bahkan tidak memublikasikan trailer baru. Laman Yakuza Kiwami tiba-tiba muncul di Steam, meski di sana belum ada tanggal peluncuran jelas serta daftar kebutuhan hardware. Sega hanya mencantumkan sejumlah screenshot, menuliskan dua paragraf sinopsis, plus satu paragraf lagi yang menjabarkan fitur-fitur baru secara singkat.

Tanggal rilis malah bersembunyi dalam animasi GIF bertajuk ‘Majimaaaa!’. Tentu saja Anda tidak bisa melihatnya langsung. Info hanya muncul sepersekian detik sebelum animasi diulang. Anda harus mengunduh GIF, kemudian memecahnya jadi gambar satu per satu, baru terungkap sebuah tanggal: 19 Februari 2019. Sega memang belum mengonfirmasi apapun, namun banyak orang yakin (termasuk saya) bahwa 19 Februari adalah momen tersedianya Yakuza Kiwami di PC.

Yakuza Kiwami tetap mengusung gameplay action-adventure yang dipadu elemen role-playing seperti versi orisinalnya. Dunia permainan disuguhkan secara terbuka, diadaptasi dari lokasi sesungguhnya, yaitu distrik Kabukichō di kota Tokyo. Game punya sejumlah kesamaan dengan permainan open world lain, tetapi Yakuza Kiwami difokuskan pada aksi pertarungan jarak dekat. Di sana Anda mengendalikan karakter Kazuma Kiryu dalam perspektif kamera orang ketiga.

Yakuza Kiwami PC 1

Edisi Kiwami ini turut dibekali fitur baru, salah satunya bernama Majima Everywhere. Lewat fitur ini, tokoh Goro Majima yang menjadi rival Kazuma akan muncul secara acak untuk menantang Anda, baik lewat pertarungan serta mini-game (misalnya permainan dart atau boling). Jika berhasil melewati tantangan ini, Kazuma berkesempatan untuk membuka kemampuan bertarung baru.

Di PC, Yakuza Kiwami dilengkapi berbagai upgrade terutama pada aspek grafis dan kontrol. Game siap menunjang resolusi 4K, rasio layar lebar, serta tanpa ada restriksi frame rate. Anda bisa menikmati permainan dengan menggunakan controller atau keyboard serta mouse, dan semua input-nya dapat dikustomisasi.

Via Polygon.

8 Pembaruan yang Valve Terapkan Pada Steam di 2019

Ada banyak hal yang Valve singkap terkait Steam di awal tahun ini. Kabarnya dalam sebulan, layanan distribusi digital ini telah berhasil menghimpun 90 juta user aktif, lalu Steam juga sempat diakses oleh 18,5 juta pengguna secara berbarengan. Diketahui pula bahwa tersedia lebih dari 30 ribu pilihan permainan di sana, belum termasuk software non-game dan DLC.

Tapi meski menjadi platform distribusi game terbesar di dunia, Valve tidak mau berdiam diri, apalagi setelah munculnya pesaing baru garapan Epic Games. Store mereka menawarkan pembagian keuntungan yang begitu menggoda, hingga membuat sejumlah developer bermigrasi. Tentu saja, Steam masih punya banyak keunggulan dibanding Epic Games Store, terutama pada kelengkapan fitur, jumlah konten, hingga jangkauan pasar.

Valve sendiri sudah menyiapkan tidak kurang dari delapan upgrade pada Steam demi memastikan layanan mereka lebih seksi di mata konsumen.

 

Kemudahan menemukan konten

Valve tengah mengembangkan sistem rekomendasi baru yang ditunjang oleh machine-learning. Gunanya adalah untuk mempertemukan user dengan game-game yang sesuai minatnya. Namun developer tak cuma fokus pada algoritma demi menyuguhkan solusi ‘discoverability‘ ini, mereka juga turut membangun lebih banyak sistem broadcasting serta kurasi dan secara terus menerus memperbaiki desain Steam store.

 

Steam China

Setelah sempat diblokir di Tiongkok (pengguna di sana tidak bisa mengakses forum, inventory dan sejumlah fitur lain), akhirnya Valve mendapatkan lampu hijau untuk memasukkan Steam di negara itu melalui kolaborasi bersama Perfect World. Valve berjanji akan mengungkap info lebih lengkapnya dalam waktu dekat.

 

Update library Steam

Versi baru Steam Library dibangun berdasarkan teknologi yang Valve gunakan untuk menggarap Steam Chat. Dengannya, developer mencoba menghadirkan sejumlah kapabilitas yang sudah lama diminta oleh pengguna.

 

Sistem event baru

Developer memperbarui sistem event di Steam Community sehingga memungkinkan kita untuk menandai aktivitas-aktivitas menarik yang berkaitan dengan game favorit, misalnya turnamen, video stream, atau tantangan mingguan.

 

Steam Chat

Fitur chat di Steam mendapaatkan perombakan besar-besaran di bulan Juli lalu, sehingga penggunaan jadi lebih menyenangkan dan juga mempermudah pengelolaan daftar teman. Kali ini, Steam Chat anyar akan dihadirkan di perangkat bergerak.

 

Steam TV

Valve tengah berupaya memperluas fungsi Steam TV agar ia tidak cuma berguna untuk menayangkan turnamen atau acara secara spesifik, sehingga dapat mendukung semua game.

 

Steam Trust

Teknologi di belakang Trusted Matchmaking di Counter-Strike: Global Offensive memperoleh pembaruan, serta diangkat menjadi fitur native Steam yang tersedia buat semua permainan. Itu berarti, pengguna bisa lebih mudah mengetahui apakah lawan bermain mereka itu seorang cheater atau bukan.

 

Program Steam PC Cafe

Developer berencana untuk mulai meluncurkan PC Cafe Program, supaya pemakaian Steam di warnet serta game center di mana pun Anda berada tetap nyaman dan aman.

Silakan kunjungi laman Steam jika Anda masih penasaran mengenai apa saja pencapaian platform distribusi ini di tahun lalu.

Gamer Rocket League di PS4 Kini Bisa Bermain Bersama Pemain di Xbox One dan Switch

Melihat perkembangan industri gaming di 2018, tak sulit menebak apa yang akan terjadi di tahun ini. Developer boleh jadi terus gencar menerapkan strategi ‘video game sebagai layanan’, lalu akan bertambah banyak pula permainan-permainan yang mendukung cross-platform play. Fitur di mode multiplayer ini memungkinkan gamer di platform berbeda untuk bermain bersama.

Namun ketika PC, Xbox One, Switch, sampai perangkat bergerak dengan gembira merangkul cross-play, Sony malah merasa keberatan. Alasannya bisa ditebak, dan sangat berkaitan dengan bisnisnya. Penolakan terhadap fitur ini direalisasikan lewat pemblokiran terhadap sejumlah permainan seperti Rocket League dan Minecraft. Tapi menyadari keputusan mereka itu telah menutup ‘pintu rezeki’, akhirnya dibukalah akses cross-platform play Fortnite di PlayStation 4.

Dan di bulan Januari ini, Sony Interactive Entertainment turut menghadirkan dukungan cross-play secara penuh di Rocket League. Lewat langkah ini, para gamer PlayStation 4 diperkenankan buat menikmati permainan sepak bola berbasis mobil itu bersama pemain di Xbox, Switch dan PC via Steam. Tim Psyonix sebetulnya sudah menyiapkan fitur ini sejak lama, yang mereka tunggu adalah lampu hijau dari sang pemilik platform.

Sebelumnya, para pemain Rocket League di PS4 hanya bisa ber-multiplayer bersama gamer PC. Berkat kehadiran ‘full cross-platform play‘, untuk pertama kalinya mereka bisa bertanding Rocket League melawan gamer Switch dan Xbox One. Perlu diketahui bahwa status cross-play di PlayStation 4 saat ini masih berada di tahap beta, jadi fitur-fiturnya masih belum terlalu lengkap. Buat sekarang, sistem matchmaking online masih bekerja secara acak, sudah diimplementasikan pada mode casual, kompetitif dan Extra Modes.

Menariknya lagi, cross-play juga tersedia untuk match privat walaupun Anda dan kawan punya console berbeda. Kita dipersilakan buat menciptakan pertandingan, atau bergabung ke match yang telah dibuat.

Cross-platform play terhidang secara otomatis. Namun jika Anda ingin memastikannya, silakan masuk ke main menu dalam game, buka Options, kemudian pastikan boks Cross-Platform Play di tab Gameplay tercentang.

“Pengumuman ini sangat penting bagi Psyonix karena kami mengerti bagaimana komunitas sudah lama menanti fitur cross-platform play secara penuh,” tutur vice president Psyonix Jeremy Dunham. “Semua ini tercapai karena Anda, penggemar berat Rocket League, serta berkat para mitra yang dermawan. Mewakilkan seluruh tim, kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme serta kegigihan Anda, untuk terus mendorong kami menghidangkan pengalaman bermain Rocket League yang lebih baik.”

Lewatkan Steam, Ubisoft Akan Rilis The Division 2 di Epic Games Store

Strategi bisnis agresif yang diterapkan Epic Games Store mulai menunjukkan dampak yang signifikan terhadap kelancaran bisnis Steam selaku pihak yang dominan. Epic baru saja mengumumkan bahwa Ubisoft bakal merilis salah satu game unggulannya untuk tahun ini, The Division 2, di Epic Games Store.

Tentu saja Ubisoft juga bakal menjual game tersebut lewat platform-nya sendiri, akan tetapi yang mengejutkan, mereka tidak punya rencana untuk merilis The Division 2 di Steam berdasarkan penjelasan perwakilannya terhadap Polygon. Jelas sekali Ubisoft ingin mengambil untung sebesar mungkin dengan melewatkan Steam dan memilih Epic Games Store.

The Division 2 pun juga baru awal dari cerita utuhnya, sebab Ubisoft juga sudah punya rencana untuk merilis sejumlah game lain di Epic Games Store sepanjang tahun 2019. Pre-order The Division 2 saat ini sudah dimulai, akan tetapi game-nya baru akan meluncur secara resmi pada tanggal 15 Maret mendatang di PC, Xbox One dan PS4.

Kolaborasi Ubisoft dan Epic Games ini sejatinya mengindikasikan bahwa perubahan kebijakan distribusi yang diterapkan Steam belum lama ini masih kurang begitu efektif dalam menarik minat developer. Di Steam, developer dapat mengambil 80% keuntungan dari penjualan game-nya, tapi hanya ketika total penjualannya sudah mencapai angka $50 juta.

Bandingkan dengan Epic Games Store, yang dari awal sudah menerapkan sistem bagi hasil 88%/12% – lebih besar dan tanpa syarat. Di luar Steam, sebenarnya ada Discord Store yang mulai tahun ini menerapkan mekanisme bagi hasil 90%/10%, tapi sepertinya reputasi masih menjadi faktor yang tak kalah krusial, sehingga akhirnya Ubisoft memilih Epic Games Store.

Sumber: Epic Games.

Mulai Tahun Baru, Steam Tanggalkan Dukungan Untuk Windows XP dan Vista

Selain  kemudahan akses dan melimpahnya konten, satu aspek andalan dari Steam adalah kompatibilitas layananan distribusi digital ini ke berbagai sistem operasi. Mayoritas gamer PC mungkin menikmati hobinya via Microsoft Windows, namun Valve tetap mempersilakan pengguna Linux ataupun Mac untuk ber-gaming dari perangkat mereka. Steam bahkan tersedia pula di Android.

Meski lebih dari 60 persen user Steam telah beralih ke sistem operasi terbaru Microsoft, banyak dari mereka yang hingga kini tetap memanfaatkan platform versi lawas. Berdasarkan data survei hardware belum lama ini, 26 persen pengguna masih mengandalkan Windows 7 64-bit (walaupun jumlahnya menyusut perlahan-lahan). Dan terhitung di tanggal 1 Januari kemarin, Valve resmi menghentikan dukungan Steam terhadap dua OS Windows lawas, yakni XP dan Vista.

Mulai sekarang, Windows XP dan Vista tidak lagi jadi platform terbaik buat menjalankan Steam. Alasannya mungkin sudah bisa Anda tebak. Walaupun backward compatibility dan dukungan terhadap judul-judul permainan tua merupakan fitur andalan di PC, faktor keamanan menjadi kekhawatiran terbesar Valve. Valve tidak dapat membubuhkan teknologi-teknologi sekuriti teranyar jika harus berkutat menopang OS-OS lama.

Valve sempat menjelaskan bahwa versi baru Steam mengandalkan fitur-fitur terkini Google Chrome yang cuma tersedia di sistem operasi Windows 7 atau versi terbaru. Selain itu, OS tua juga menghambat pengembangan fitur-fitur gaming modern.

Terlepas dari ditanggalkannya dukungan buat Windows XP dan Vista, para user masih bisa menjalankan sejumlah permainan Steam. Tetapi, fungsi-fungsi di software client-nya jadi lebih terbatas. Sebagai contohnya, Steam Chat baru tidak ada di sana.

Valve menyampaikan, “Kami sangat menyarankan pengguna sistem operasi lama untuk segera beralih ke Windows yang lebih anyar agar dapat menggunakan fitur-fitur terkini Steam serta demi memastikan kemudahan akses ke game-game serta konten baru di masa yang akan datang.”

Menariknya, Valve boleh dikatakan sebagai salah satu penyedia platform hiburan yang paling terakhir menutup dukungan terhadap sistem operasi jadul. Blizzard telah melakukannya di tahun 2017 untuk Battle.net mereka. Namun mungkin berakhirnya dukungan Steam terhadap Windows XP dan Vista tak akan membuat banyak orang sedih. Dari total pengguna Steam, hanya ada 0,11 persen pemakai Windows XP dan jumlah terus merosot. User Windows Vista bahkan lebih sedikit lagi, angkanya tidak masuk dalam survei hardware.

Bagi gamer pada umumnya, hanya ada sedikit alasan buat tetap bertahan menggunakan Windows XP dan Vista karena hampir seluruh permainan modern – dengan daftar kebutuhan hardware paling rendah sekalipun – minimal menyarankan Windows 7…

Via Digital Trends.

Ini Dia Game-Game Terlaris di Steam Tahun 2018

Sejak Steam mempopulerkan metode distribusi digital, hilanglah pasar game PC bekas. Meski demikian, jasa Steam sangat banyak. Salah satu yang paling esensial adalah mendekatkan konsumen dengan developer dan komunitas. Selama game itu tersedia di sana, gamer dari seluruh penjuru dunia bisa mengaksesnya. Hal tersebut juga membantu ‘memperpanjang’ umur permainan.

Jadi jangan heran jika Anda melihat game yang sebetulnya sudah dirilis bertahun-tahun silam tetap menjadi judul dengan penjualan atau pemasukan tertinggi saat ini. Fenomena ini berkali-kali dibuktikan ketika Valve mengumumkan permainan-permainan terlaris di Steam. Sang penyedia layanan memang tidak pernah menyingkap angkanya secara spesifik, tapi mereka memberikan gambaran lewat rating Platinum, Gold, Siver dan Bronze.

Menariknya, game dengan pemasukan terbesar di tahun ini tidak terlalu berbeda dari data sementara yang Valve ungkap di bulan Juli kemarin. Simak detailnya di bawah ini.

 

Top Sellers

 

Platinum

  • Far Cry 5
  • Tom Clancy’s Rainbow Six Siege
  • Grand Theft Auto V
  • Dota 2
  • Assassin’s Creed Odyssey
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds
  • The Elder Scrolls Online
  • Warframe
  • Monster Hunter: World
  • Counter-Strike: Global Offensive
  • Rocket League
  • Sid’s Meier’s Civilization VI

 

Gold

  • Cities Skylines
  • Divinity: Original Sin II – Definitive Edition
  • Total War: Warhammer II
  • Assassin’s Creed Odyssey
  • Kingdom Come: Deliverance
  • Dead by Deadlight
  • Jurassic World Evolution
  • ARK: Survival Evolved
  • The Witcher 3: Wild Hunt
  • Stellaris

 

Silver

  • Subnautica
  • Euro Truck Simulator 2
  • Dying Light
  • Warhammer: Vermintide 2
  • Final Fantasy XV Windows Edition
  • Fallout 4
  • SCUM
  • Raft
  • Dragon Ball FighterZ
  • Frostpunk
  • No Man’s Sky
  • Shadow of the Tomb Raider
  • War Thunder
  • The Forest
  • Team Fortress 2
  • Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands

Daftar lengkap kategori Bronze bisa Anda lihat langsung di situs Steam. Saya tidak masukkan di sini karena jumlahnya sangat banyak.

 

Top New Releases

Kategori ini dibagi berdasarkan bulan.

 

Januari

  • Iconoclasts
  • My Time At Portia
  • Celeste
  • Trailmakers
  • SOS
  • Battle Royale Trailer
  • The Disappearing of Gensoko
  • Dragon Ball FighterZ
  • Granado Espada
  • Railway Empire
  • Staxel

 

Februari

  • We Were Here Too
  • Dynasty Warriors 9
  • Secret of Mana
  • Kingdom Come: Deliverance
  • Chrono Trigger
  • Deep Rock Galactic
  • Puyo Puyo Tetris
  • Metal Gear Survive
  • Eco
  • Fishing: Barents Sea
  • Rise of Industry
  • Dungreed
  • The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel II
  • Sword Art Online: Fatal Bullet
  • Cyberdimension Neptunia: 4 Goddesses Online
  • Desolate
  • Into the Breach
  • Battalion 1944
  • Farm Together
  • Hunt Showdown
  • Onmyoji
  • Freeman: Guerrilla Warfare

 

Maret

  • The Council
  • PixARK
  • Final Fantasy XV Windows Edition
  • Ni no Kuni II: Revenant Kingdom
  • Senran Kagura Peach Beach Splash
  • Attack on Titan 2
  • Out of the Park Baseball 19
  • Warhammer: Vermintide 2
  • Neverwinter Nights: Enhanced Edition
  • Surviving Mars
  • Darwin Project
  • Ghost of a Tale
  • Far Cry 5
  • Heroes of Hammerwatch
  • Devil May Cry HD Collection

 

April

  • Battletech
  • The Elder Scrolls V: Skyrim VR
  • Farm Manager 2018
  • VR Kanojo
  • Monster Prom

 

Mei

  • Bless Online
  • Total War Saga: Thrones of Britannia
  • Steins;Gate 0
  • Cultist Simulator
  • Pillars of Eternity II: Deadfire
  • Rules of Survival
  • Raft
  • Street Fighter 30th Anniversary Collection
  • Ancestors Legacy
  • House Flipper
  • Dark Souls Remastered
  • Wizard of Legend
  • Beat Saber
  • Albion Online
  • Paladins
  • FAR: Lone Sails
  • Agony

 

Juni

  • Totally Accurate Battlegrounds
  • Soul at Stake
  • Crash Bandicoot N.Sane Trilogy
  • The Crew 2
  • Vampyr
  • Bus Simulator 18
  • BlazBlue: Cross Tag Battle
  • Islands of Nyne: Battle Royale
  • Jurassic World Evolution
  • Budget Cuts

 

Juli

  • The Swordsmen X
  • Warhammer 40,000: Gladius – Relics of War
  • Clicker Heroes
  • This is the Police 2
  • The Banner Saga 3
  • Rend

 

Agustus

  • Pro Evolution Soccer 2019
  • Yakuza 0
  • Naruto To Boruto: Shinobi Striker
  • The Universim
  • Two Point Hospital
  • Monster Hunter: World
  • Green Hell
  • Mist Survival
  • Shenmue I & II
  • Phantom Doctrine
  • Overcooked! 2
  • F1 2018
  • Strange Brigade
  • Graveyard Keeper
  • Death’s Gambit
  • Scum
  • Fate Seeker
  • Post Scriptum

 

September

  • Assetto Corsa Competizione
  • Star Control: Origins
  • The Scroll of Taiwu
  • Battlerite Royale
  • CrossCode
  • Pathfinder: Kingmaker
  • NBA 2K19
  • Shadow of the Tomb Raider
  • Life is Strange 2
  • Pummel Party
  • Breathedge
  • Valkyria Chronicles 4
  • Chinese Parents
  • Dragon Quest XI: Echoes of an Elusive Age – Digital Edition of Light

 

Oktober

  • Return of the Obra Dinn
  • My Hero One’s Justice
  • Assassin’s Creed Odyssey
  • The Jackbox Party Pack 5
  • Project Hospital
  • World War 3
  • Call of Cthulhu
  • Soulcalibur VI
  • Mega Man 11
  • Lethal League Blaze
  • Warriors Orochi 4
  • WWE 2K19

 

November

  • Warhammer 40,000: Mechanicus
  • Football Manager 2019 Touch
  • Hitman 2
  • Football Manager 2019
  • Farming Simulator 2019
  • Darksiders III
  • Sunset Overdrive
  • Thronebreaker: The Witcher Tales
  • Thief Simulator
  • Overkill’s The Walking Dead
  • Artifact
  • X4: Foundations

 

Desember

  • Just Cause 4
  • Atlas
  • Gujian 3
  • Kingdom Two Crowns
  • Mutant Year Zero: Road to Eden
  • Insurgency: Sandstorm

 

Top Selling VR Games

 

Platinum

  • Orbus VR
  • Superhot VR
  • Job Simulator
  • Arizona Sunshine
  • Beat Saber
  • The Elder Scrolls V: Skyrim VR
  • Pavlov VR
  • Hot Dogs, Horseshoes & Hand Grenades
  • Fallout 4 VR
  • GORN
  • Onward
  • VR Kanojo

 

Gold

  • Budget Cuts
  • Raw Data
  • Tilt Brush
  • Sprint Vector
  • Doom VFR
  • Stand Out: VR Battle Royale
  • Rick and Morty: Virtual Rick-ality
  • Sairento VR
  • I Expect You To Die
  • Zero Caliber VR
  • Virtual Desktop
  • Space Pirate Trainer

Silver

  • Dead Effect 2 VR
  • The Tales Principle VR
  • In Death
  • Moss
  • Audioshiled
  • L.A. Noire: The VR Case Files
  • Blade and Sorcery
  • Serious Sam 3 VR: BFE
  • VTOL VR
  • Serious Sam VR: The Last Hope
  • Fruit Ninja VR
  • Creed: Rise to Glory
  • OVRdrop
  • BOXVR
  • Duck Season
  • Richie’s Plank Experience

Game-game VR terlaris di ketegori Bronze juga sangat banyak. Jika penasaran, daftar lengkapnya bisa Anda lihat di tautan ini.

 

Top Early Access Graduates

Kategori early access ini tidak memiliki ‘tier‘ Bronze, hanya sampai Silver.

 

Platinum

  • Chinese Parents
  • Rust
  • Conan Exiles
  • Kenshi
  • The Forest
  • Wallpaper Engine
  • Subnautica
  • Northgard
  • RimWorld
  • Dead Cells
  • Bless Online
  • Warhammer 40,000: Inquisitor – Martyr

 

Gold

  • Ghost of a Tale
  • Lobotomy Corporation | Monster Management Simulation
  • Dusk
  • CrossCode
  • H1Z1
  • TerraTech
  • Earthfall
  • Farm Together
  • For The King
  • Pit People
  • We Happy Few
  • Wreckfest

 

Silver

  • Football, Tactics & Glory
  • Overload
  • Hot Lava
  • Judgement: Apocalypse Survival Simulation
  • Tangledeep
  • Jalopy – The Road Trip Driving Game
  • Liftoff: FPV Drone Racing
  • Dig or Die
  • Stonehearth
  • Mirror
  • Airships: Conquer the Skies
  • Sairento VR
  • Tower of Time
  • Ultimate Fishing Simulator
  • Genital Jousting
  • Dragon Cliff
  • Star Traders: Frontiers
  • Parkitect
  • Boundless
  • Forged Battalion
  • Exapunks
  • Laser League
  • Bud Spencer & Terence Hills – Slaps and Beans
  • Ben and Ed – Blood Party
  • Guts and Glory
  • Scythe: Digital Edition
  • Vagante

Sumber: Steam.