Spotify Uji Fitur Supaya Konsumen Bisa Skip Ad Berkali-kali

Spotify, seperti yang kita tahu, menawarkan dua macam layanan kepada konsumennya: Free dan Premium. Sudah pasti jumlah konsumen layanan gratisannya lebih banyak daripada yang berbayar; saat ini tercatat ada lebih dari 101 juta pengguna Spotify Free dari total 180 juta pengguna aktif Spotify setiap bulannya.

Kendati demikian, Spotify bukan berarti tidak mendapat apa-apa dari konsumen yang enggan berlangganan. Tidak seperti Apple Music, Spotify bisa mempertahankan layanan gratisannya karena meraup untung dari pengiklan. Total pendapatannya dari iklan saat ini mencapai angka $158 juta, naik 20 persen dibanding tahun lalu.

Iklan ini disajikan setiap beberapa waktu sekali kepada konsumen, dan mereka harus mendengar atau menontonnya sampai habis sebelum bisa kembali menikmati alunan musik. Namun ke depannya skenario ini bisa berubah, sebab Spotify tengah menguji fitur baru bernama Active Media.

Active Media yang sedang diuji di pasar Australia ini memungkinkan konsumen Spotify Free untuk melewatkan iklan (skip ad) kapan saja dan sebanyak apapun mereka mau. Setelah di-skip, mereka bisa langsung lanjut mendengarkan musik kembali. Tidak ada paksaan bagi mereka untuk mendengarkan atau menonton iklan yang disuguhkan seperti kasusnya sekarang.

Spotify Free

Fitur ini jelas berisiko besar buat Spotify, sebab pendapatan iklan mereka pasti akan berkurang. Itu untuk jangka pendek, untuk jangka panjang justru bisa sebaliknya, sebab tujuan dari fitur ini adalah supaya Spotify bisa mempelajari perilaku pengguna, dan pada akhirnya menyajikan iklan yang lebih terpersonalisasi. Ibaratnya seperti fitur Discover Weekly, tapi untuk iklan.

Singkat cerita, seiring waktu Spotify bisa menyajikan iklan-iklan yang peluang didengarkan atau ditontonnya lebih besar, dan secara teori mereka pun bisa mematok tarif yang lebih tinggi ke para pengiklan. Namun supaya tidak ada yang dirugikan, pengiklan hanya perlu membayar untuk setiap iklan yang didengarkan atau ditonton sampai habis (yang di-skip tidak masuk hitungan).

Ini jelas merupakan kabar baik bagi konsumen Spotify Free, terutama mereka yang sering dibuat kesal oleh iklan, tapi masih enggan membayar biaya berlangganan. Nantinya mereka bisa mendengarkan atau menonton iklan yang mereka suka saja, tidak sama sekali pun juga tidak apa-apa. Semoga saja semuanya berjalan sesuai rencana, dan Spotify bisa segera meluncurkan fitur ini secara global.

Sumber: Ad Age.

Pengguna Berbayar Tembus 83 Juta, Spotify Kian Jauh dari Kejaran Apple Music

Spotify baru saja merilis laporan keuangan kedua pasca menjadi perusahaan publik. Dalam laporan tersebut Spotify mengungkapkan beberapa informasi penting salah satunya tentang mengenai jumlah pelanggan berbayarnya yang merangkak naik sehingga sepertinya kian sulit dikejar oleh Apple Music.

Sebagai layanan streaming musik, tentu Spotify mengandalkan pelanggan berbayar untuk terus membukukan profit. Nah, laporan terbaru menyebutkan bahwa kini pelanggan berbayar Spotify telah tembus angka 83 juta, naik dari 75 juta orang di kuartal sebelumnya. Angka ini tidak hanya menandai dominasinya di industri streaming musik, tapi juga sekali lagi menjauhkan diri dari kejaran Apple.

Spotify menyoroti pertumbuhan jumlah pelanggan berbayar yang paling signifikan disumbangkan oleh pasar negara berkembang, terutama Amerika Latin dan Asia Tenggara, di mana paket keluarga paling banyak dipilih. Sementara dari pertumbuhan tahun ke tahun, basis pelanggan berbayar Spotify meningkat sebesar 40 persen dari kuartal yang sama di tahun 2017.

table-1

Di periode laporan yang sama, Spotify memiliki 180 juta pengguna aktif bulanan termasuk pengguna yang masih bertahan di layanan gratis. Meskipun membukukan pertumbuhan yang cepat di seluruh dunia, neraca profit Spotify per kuartal belum bisa dibanggakan dikarenakan sampai saat ini perusahaan tampaknya masih fokus pada perluasan platform.

Kerugian operasional untuk kuartal ini tercatat sebesar EUR 90 juta ($105 juta), di mana dua pertiga di antaranya dikeluarkan untuk meloloskan diri ke lantai bursa di New York Stock Exchange awal tahun ini.

Sementara itu, Apple Music yang merupakan rival terbesar Spotify dilaporkan telah mengantongi 50 juta pengguna per bulan Mei 2018. Pengamat memperkirakan jumlah tersebut masih harus dibagi atas dua tier, masing-masing 8 juta untuk pengguna free trial, dan jumlah pelanggan berbayar sebanyak 42 juta.

Sumber berita Businesswire.

Yonder Music Umumkan Kembali Kehadirannya di Indonesia

Aplikasi streaming musik Yonder kembali hadir di Indonesia pasca penutupan layanannya selama hampir dua bulan. Yonder kini mencari mitra baru untuk mengembangkan layanannya tersebut.

VP dan Country Manager Yonder Asia Tenggara Jake Denney mengatakan kembalinya Yonder adalah komitmen nyata tim untuk menyeriusi potensi bisnis di Indonesia dan keinginan melanjutkan kerja sama dengan mitra lokalnya. Tak hanya dengan perusahaan telekomunikasi, namun juga dengan label rekaman dan musisi. Sebab, tanpa kehadiran mereka, menurut dia Yonder hanya menjadi aplikasi yang tidak cukup berguna, meski memiliki tampilan yang bagus dan intuitif.

“Kami meluncurkan kembali untuk membangun, dan membangun kembali kemitraan komersial di enam wilayah kami- termasuk Indonesia. Saat ini kami sedang mengeksplorasi semua peluang di pasar,” terang Denney kepada DailySocial, Kamis (7/6).

Pengumuman penutupan layanan yang dipilih Yonder, secara langsung berdampak pada kemitraan yang sudah dibangun perusahaan selama dua tahun belakangan harus pupus dan perlu dibangun kembali dari awal.

Kini aplikasi Yonder bisa diunduh dan diakses oleh semua pengguna smartphone dari provider manapun, tanpa iklan maupun dorongan untuk berlangganan. Sebelumnya Yonder hanya bisa dioperasikan lewat jaringan XL Axiata berkat kerja sama eksklusif yang dilakukan antar kedua perusahaan.

Kendati demikian, pihaknya sangat mengapresiasi seluruh usaha yang sudah dibangun sejak awal antara Yonder dengan XL Axiata, mulai dari manajemen level atas hingga level di bawahnya. Sangat jarang sekali menemui tim yang sangat berdedikasi untuk menyelesaikan sebuah misi.

Saat Denney ditunjuk untuk memimpin pasar Asia Tenggara setahun belakangan, Yonder mengklaim berhasil meningkatkan basis pengguna aktif dengan pertumbuhan lebih dari 500%. Hal ini dipicu kampanye komersial TVC hasil kolaborasi dengan sutradara kenamaan.

Dampak penutupan bisnis dan rencana ke depan

Tak hanya harus membangun kemitraan dari awal, kabar mendadak tersebut juga membuat tim lokal Yonder Indonesia juga dibubarkan. Kini pengelolaan bisnis Yonder untuk sementara ditangani tim inti Yonder yang berada di kantor pusatnya di New York. Mereka terdiri dari 10 orang dan dua orang bekerja remote.

Di samping itu, perasaan kecewa juga dilontarkan para pengguna Yonder. Banyak dari mereka yang mencurahkan perasaannya tersebut di laman media sosial Yonder. Selama hadir di Indonesia, Yonder rutin mengadakan lebih dari 40 konser berskala besar secara gratis berkapasitas 10 ribu sampai 20 ribu penonton. Mereka dapat melihat langsung artis favorit secara gratis.

“Persis 60 hari setelah kami live lagi, mayoritas pendengar kami ada di jaringan XL dan masih menyimpan aplikasi kami di ponsel mereka, berharap kami bisa come back. Kami lihat ada demand yang menginginkan kehadiran kami karena apa yang kami lakukan tidak dilakukan oleh pemain lain.”

Dalam waktu dekat, pihaknya akan memperkenalkan sejumlah fitur baru dalam Yonder versi 3.0 merilis fitur terbaru. Namun Denney belum bersedia merinci apa saja di dalamnya. Kehadiran fitur tersebut diharapkan menjadi salah satu strategi baru Yonder untuk mendongkrak angka pengguna.

Yonder berkomitmen untuk terus melakukan kurasi konten dari daftar lagu, lagu populer, tanpa terganggu oleh iklan, dan tidak ada biaya langganan. Diklaim seluruh fitur tersebut yang sangat dikenal oleh para pengguna Yonder selama ini.

“Tak hanya itu kami akan memantapkan kemitraan komersial jangka panjang secepatnya, agar kami dapat kembali melakukan apa yang terbaik, memberikan solusi dan pengalaman musik terbaik bagi Indonesia,” tutup Denney.

Application Information Will Show Up Here

Spotify Hadirkan Sederet Fitur Baru untuk Manjakan Pelanggan Gratisannya

Sesuai yang diberitakan sebelumnya, pada tanggal 24 April kemarin Spotify menggelar event di kota New York, dan di sana mereka mengumumkan sesuatu yang cukup penting. Bukan device pemutar musik untuk mobil seperti yang santer dirumorkan, melainkan perombakan total sistem gratisan Spotify, yang menurut saya tidak kalah menarik.

Perubahan terbesarnya adalah, para pelanggan gratisan kini tidak dibatasi untuk memutar musik dalam mode shuffle. Syaratnya, musik yang diputar haruslah berasal dari 15 playlist terkurasi yang sudah Spotify sediakan, macam Discover Weekly, Daily Mix, Release Radar, maupun Today’s Top Hits.

Total ada sekitar 750 lagu di dalam deretan playlist tersebut, dan pengguna dibebaskan memutar lagu yang diinginkannya (on-demand). Di luar 15 playlist itu, musik masih akan disajikan dalam urutan yang acak, tapi tetap saja perubahan ini terasa signifikan mengingat sebelumnya pelanggan gratisan benar-benar tidak bisa memilih secara spesifik lagu yang hendak diputarnya.

Semua playlist ini akan terus diperbarui seiring pengguna menghabiskan waktunya di Spotify. Guna membantu menyempurnakan rekomendasi yang disuguhkan Spotify, pengguna bisa secara manual menentukan lagu yang disukai dan yang tidak diinginkannya.

Karena sistemnya sudah berubah, pengguna baru kini akan lebih dulu ditanyai selera musiknya oleh Spotify. Ini diperlukan demi meracik 15 playlist itu tadi, namun seperti yang saya bilang, isinya akan terus diperbarui, dan pengguna juga bisa memodifikasi seleranya seiring penggunaan.

Terakhir, Spotify juga memperkenalkan fitur Data Saver, yang diklaim mampu memangkas konsumsi data hingga 75 persen. Di samping itu, Spotify juga memastikan pengalaman streaming yang lebih optimal meski hanya menggunakan koneksi 3G.

Jelas sekali semua ini Spotify lakukan untuk menggandeng lebih banyak pelanggan. Data terbaru dari Spotify menunjukkan ada 90 juta pelanggan paket gratisan, dan 70 juta pelanggan paket Premium-nya. Pertanyaannya, bagaimana Spotify bisa meyakinkan para pelanggan gratisan ini untuk upgrade ke Premium kalau fitur-fitur barunya ini malah semakin memanjakan mereka?

Jawabannya adalah iklan. Iklan masih menjadi komponen utama dalam Spotify Free, dan iklan juga yang menjadi alasan Spotify bisa menawarkan layanannya secara cuma-cuma. Jadi kalau tidak mau sesi kencannya dirusak oleh iklan selagi mendengarkan lagu-lagu bernuansa romantis, upgrade ke Spotify Premium adalah satu-satunya opsi yang tersedia jika Anda tak mau beralih ke layanan streaming lain.

Sumber: Spotify dan TechCrunch.

Spotify Dikabarkan Sedang Bersiap Meluncurkan Device Perdananya: Pemutar Musik untuk Mobil

Banyak kejutan dari Spotify dalam seminggu terakhir ini. Pada tanggal 3 April 2018, Spotify secara resmi memasuki pasar saham melalui New York Stock Exchange. Menurut data yang didapat Reuters, valuasi perusahaan Spotify kini mencapai angka $26,5 miliar.

Kemudian di tanggal 6 April, Spotify mulai menyebar undangan ke media, mengajak mereka untuk datang event yang bakal mereka helat di New York pada tanggal 24 April nanti. Spotify bilang bahwa mereka akan mengumumkan sesuatu di sana. Apakah yang dimaksud produk baru? Hardware mungkin? Bisa jadi, kalau menurut bocoran terbaru yang beredar.

Rumor mengenai hardware Spotify sebenarnya sudah berhembus di Reddit sejak Februari lalu. Pemicunya adalah notifikasi yang diterima beberapa pelanggan Spotify, yang menawarkan paket baru seharga $13 per bulan, sudah termasuk suatu device. Di atasnya, tampak gambar device ber-display yang menggantung di dashboard mobil.

Notifikasi penawaran yang diterima sejumlah pelanggan di bulan Februari lalu / Reddit
Notifikasi penawaran yang diterima sejumlah pelanggan di bulan Februari lalu / Reddit

Di tempat lain, ada pelanggan yang melaporkan bahwa tarifnya $15 per bulan, dan device tersebut bakal mengemas konektivitas 4G serta integrasi Alexa. Ini semakin memperkuat indikasi bahwa Spotify memang sedang menggarap hardware-nya sendiri, dan hardware tersebut berupa pemutar musik untuk mobil.

Masih perlu bukti lain? Baru beberapa hari yang lalu, Spotify mengumumkan hasil kolaborasinya dengan Cadillac, di mana para pemilik mobil Cadillac yang didukung dapat mengunduh aplikasi Spotify langsung di sistem infotainment bawaannya. Yang absen dari aplikasi itu adalah dukungan perintah suara, dan Spotify rupanya melihat fitur ini sebagai elemen penting, berdasarkan pernyataannya kepada The Verge.

Jadi yang masih tanda tanya besar sekarang adalah jadwal perilisan dari hardware Spotify itu. Maka dari itu, wajar apabila banyak yang beranggapan bahwa device tersebut bakal diumumkan pada tanggal 24 April mendatang. Namun tetap saja tidak ada yang berani menjamin kepastiannya.

Sumber: The Verge.

Paket Khusus Pelajar Apple Music Kini Sudah Tersedia di Indonesia

Sejak diluncurkan di pertengahan tahun 2015, Apple Music sudah berhasil menggaet sekitar 36 juta pelanggan berdasarkan laporan dari Wall Street Journal. Jumlahnya memang baru separuh pelanggan Spotify (70 juta), namun tetap terdengar impresif kalau melihat umur Apple Music yang belum tiga tahun.

Dalam laporan yang sama, WSJ juga bilang bahwa pertumbuhan pengguna Apple Music lebih cepat dibanding Spotify (5% vs 2% per bulan), setidaknya di Amerika Serikat. Secara global, kemungkinan pertumbuhannya bisa kian cepat lagi dengan hadirnya paket berlangganan khusus pelajar (perguruan tinggi).

Paket khusus mahasiswa dan mahasiswi ini sebenarnya sudah ada sejak pertengahan 2016, tapi kala itu baru di beberapa negara saja. Belum lama ini, chief editor iMore, Rene Ritchie, melaporkan via Twitter bahwa paket pelajar tersebut sudah merambah 79 negara baru, plus tiga lagi di akhir Februari nanti. Kabar ini juga telah dikonfirmasi oleh perwakilan Apple kepada Engadget.

Apple Music student discount

Beruntung Indonesia juga kebagian. Dengan paket pelajar ini, pelanggan hanya perlu membayar tarif Rp 29 ribu per bulannya selama 48 bulan ke depan – lebih murah Rp 20 ribu dari paket standarnya. Spotify di saat yang sama juga menawarkan paket khusus pelajar seharga Rp 25 ribu.

Bagaimana cara Apple tahu bahwa Anda benar-benar sedang kuliah di suatu perguruan tinggi? Apple memanfaatkan layanan bernama UNiDAYS untuk melakukan validasi. Dari pantauan saya, sudah ada cukup banyak perguruan tinggi tanah air yang terdaftar di UNiDAYS (calon pelanggan cukup memilih salah satu saat mendaftar), dan sistem akan memverifikasinya secara otomatis.

Berhubung saya sudah lulus, saya tidak berkesempatan mencobanya. Terlepas dari itu, kehadiran paket pelajar ini semakin melengkapi fitur yang ditawarkan Apple Music di Indonesia. Yang masih belum ada sampai saat ini adalah paket tahunan yang tarifnya setara tarif standar selama 10 bulan.

Sumber: Engadget.

Spotify Uji Aplikasi Baru Bernama Stations

Ketika Anda memiliki sepuluh baju pesta, memilih mana yang harus dikenakan jelas jauh lebih sulit ketimbang ketika Anda hanya memiliki satu baju saja. Analogi ini saya pakai untuk menggambarkan problem yang dialami oleh konsumen layanan streaming musik: memilih lagu yang hendak diputar di tengah-tengah puluhan juta lagu lainnya telah menjadi tantangan tersendiri.

Sebagai pelanggan Spotify Premium, saya pribadi lebih sering memutar playlist terkurasi ketimbang melakukan pencarian lagu-lagu yang spesifik. Saya yakin tidak sedikit orang-orang yang kebiasaannya sama seperti saya, dan sepertinya ini yang menjadi alasan di balik kemunculan aplikasi baru dari Spotify bernama Stations.

Stations adalah aplikasi gratis untuk memutar deretan playlist terkurasi yang disediakan Spotify. Berbeda dari aplikasi utamanya, Anda tidak bisa melakukan pencarian di Stations; cukup scroll daftar playlist-nya, lalu putar salah satu yang diinginkan. Seiring penggunaan, aplikasi akan menerapkan personalisasi yang lebih mendalam.

Stations by Spotify

Cara kerjanya mirip seperti salah satu layanan streaming terpopuler di Amerika Serikat, yaitu Pandora. Pengguna Stations juga dapat memilih playlist mana saja yang muncul di aplikasi sekaligus menyembunyikan yang mereka tidak suka. Juga menarik adalah fitur instant playback, di mana lagu akan langsung diputar sesaat setelah aplikasi dibuka.

Yang cukup istimewa, Anda tidak harus menjadi pelanggan Spotify Premium untuk bisa mengakses seluruh konten yang tersedia di Stations, atau dengan kata lain, 100% gratis. Spotify benar-benar mendedikasikannya untuk semua orang tanpa terkecuali – meski sejauh ini aplikasinya baru tersedia di Android, dan baru kompatibel dengan sejumlah perangkat saja.

Aplikasi ini merupakan salah satu eksperimen yang tengah dilakukan Spotify. Hingga kini belum ada informasi apakah Spotify juga berencana merilisnya di iOS.

Sumber: Variety.

Application Information Will Show Up Here

Spotify Luncurkan Paket Berlangganan Tahunan dengan Potongan Harga

Tren streaming secara perlahan berhasil mengubah kebiasaan kita mengonsumsi konten multimedia. Kapasitas penyimpanan ekstra yang diwakili oleh kartu microSD kini telah digantikan perannya oleh kuota internet ekstra untuk streaming film maupun musik, bahkan sejumlah operator pun menyediakan paket khusus untuk streaming.

Bagi yang belum berlangganan layanan streaming musik, Spotify punya kejutan akhir tahun buat Anda. Layanan streaming musik asal Swedia itu baru saja meluncurkan paket berlangganan tahunan seharga Rp 499.000.

Sepintas kedengarannya mahal kalau harus membayar biaya sebesar ini di muka. Namun sebenarnya tarif ini lebih murah ketimbang kalau Anda berlangganan paket bulanan seharga Rp 49.990. Jadi hitungannya Anda cuma perlu membayar biaya berlangganan selama 10 bulan untuk mendapatkan akses Spotify Premium selama 12 bulan.

Paket berlangganan tahunan Spotify Premium

Langkah yang diambil Spotify ini jelas dimaksudkan untuk mengantisipasi laju Apple Music. Layanan streaming besutan Apple itu juga menawarkan paket berlangganan tahunan, tapi sejauh ini masih belum tersedia di Indonesia – harga yang dipatok sama persis dengan Spotify di pasar Amerika Serikat, yakni $99.

Ada dua catatan penting terkait paket tahunan Spotify ini. Yang pertama, paket ini tidak berlaku untuk yang sudah berlangganan Spotify Family. Kedua, Anda tak bisa membatalkan langganan kalau sudah lewat 14 hari sejak aktivasi paket tahunan ini. Jadi kalau Anda mau dana Anda kembali, pastikan Anda membatalkan langganan sebelum tenggang waktu tersebut.

Kalau Anda selama ini mengharapkan adanya diskon untuk Spotify Premium, silakan langsung mendaftar paket tahunan ini di situs resminya. Penawaran ini hanya berlaku sampai 31 Desember 2017, jadi seperti yang saya bilang, ini memang kado akhir tahun dari Spotify.

Via: SlashGear.

Apple Music Kini Terintegrasi ke Facebook Messenger

Pengguna Facebook Messenger yang juga merupakan pelanggan Apple Music, Anda sekarang bisa saling berbagi lagu-lagu kesukaan dari layanan streaming tersebut tanpa perlu berpindah-pindah aplikasi. Facebook baru saja merilis chatbot Apple Music yang terintegrasi dengan platform Messenger. Sebelumnya, Spotify sudah lebih dulu hadir dengan integrasi serupa.

Kalau bot Spotify menawarkan kemudahan meracik playlist secara berkelompok, bot Apple Music lebih berfokus pada kemudahan menikmati konten yang dibagikan tanpa harus meninggalkan Messenger sama sekali. Ya, asalkan Anda sudah menjadi pelanggan Apple Music dan menggunakan perangkat iOS, lagu yang dibagikan bisa didengarkan sampai habis langsung dari Messenger.

Bagi non-pelanggan maupun yang menggunakan perangkat Android – Apple Music juga tersedia di Android – mereka tetap bisa mendengarkan preview berdurasi 30 detik. Bot Apple Music ini bisa dipakai dalam percakapan satu lawan satu maupun percakapan grup. Anda bahkan bisa berinteraksi dengannya melalui browser di perangkat desktop.

Apple Music chatbot in Messenger

Fitur lain yang tidak kalah menarik adalah mencari playlist menggunakan emoji. Semisal saya mengetikkan emoji orang bersepeda, bot Apple Music bakal menangkapnya dan langsung menyuguhkan deretan playlist untuk berolahraga.

Contoh lain: emoji pasangan laki-laki dan perempuan akan diterjemahkan menjadi playlist bertema romansa, sedangkan emoji kue ulang tahun akan memicu bot untuk menyajikan playlist untuk memeriahkan acara pesta. Sejauh yang saya coba, fitur ini berfungsi cukup baik.

Sumber: Facebook.

Spotify Luncurkan Aplikasi untuk iMessage

Tanpa mengumumkan secara resmi, Spotify diam-diam baru saja meluncurkan sebuah aplikasi khusus untuk iMessage. Seperti yang kita tahu, sejak iOS 10 iMessage telah dibekali app store mininya sendiri, dan kini Spotify akhirnya juga tersedia sebagai salah satu opsi yang bisa diunduh.

Secara mendasar, aplikasi iMessage Spotify ini punya fungsi yang mirip dengan extension-nya untuk Facebook Messenger, minus kemampuan untuk menciptakan playlist bersama pengguna lain. Yang diprioritaskan oleh Spotify di sini adalah memberikan kemudahan bagi pengguna perangkat iOS untuk saling berbagi lagu dari katalog milik layanan streaming musik tersebut.

Spotify iMessage app

Fungsi serupa sebenarnya juga sudah tersedia sejak lama pada aplikasi iMessage Apple Music. Namun yang membedakan, aplikasi milik Apple Music hanya memperbolehkan pengguna untuk membagikan beberapa lagu terakhir yang mereka putar saja, sedangkan aplikasi milik Spotify memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian lagu secara menyeluruh dan membagikan pilihannya.

Perbedaan selanjutnya terkait pada integrasi Apple Music pada iOS yang jelas lebih mendalam, sebab sang penerima pesan dapat langsung memutar lagu yang dibagikan lawan bicaranya tanpa perlu meninggalkan iMessage sama sekali – dengan catatan ia juga merupakan pelanggan Apple Music.

Untuk aplikasi iMessage Spotify ini, yang dibagikan hanya sebatas preview berdurasi 30 detik, akan tetapi dengan satu tap saja sang penerima pesan bisa langsung memutar versi penuhnya di aplikasi Spotify sendiri. Terlepas dari itu, ini jelas merupakan cara yang lebih praktis untuk berbagi lagu ketimbang melalui opsi sharing pada aplikasi Spotify.

Sumber: TechCrunch dan MacRumors.