Microsoft Umumkan Surface Pro 8, Surface Go 3, Surface Laptop Studio, dan Surface Duo 2

Menyambut perilisan Windows 11 yang sudah semakin dekat, Microsoft memperkenalkan sederet perangkat baru dari ekosistem Surface-nya. Sebagian besar adalah suksesor dari perangkat generasi sebelumnya, akan tetapi Microsoft juga memperkenalkan satu perangkat Surface yang benar-benar baru.

Total ada empat perangkat anyar yang Microsoft umumkan: Surface Pro 8, Surface Go 3, Surface Laptop Studio, dan Surface Duo 2. Langsung saja, mari kita bahas satu demi satu.

Surface Pro 8

Sesuai namanya, Surface Pro 8 merupakan penerus dari Surface Pro 7 yang dirilis dua tahun silam. Microsoft mengklaim performanya dua kali lebih kencang berkat penggunaan prosesor Intel generasi ke-11, akan tetapi konsumsi baterainya tetap irit dan bisa mencapai angka 16 jam pemakaian. Sebagai perangkat yang mengantongi sertifikasi Intel Evo, Surface Pro 8 juga dilengkapi sepasang port Thunderbolt 4.

Namun yang bakal terdengar lebih menarik justru adalah perubahan desain dan layarnya. Bezel-nya menipis dan layarnya membesar menjadi 13 inci, tapi ketajaman layarnya sama persis berkat resolusi 2880 x 1920. Yang lebih istimewa, panel layarnya sudah mengadopsi refresh rate 120 Hz.

Layarnya ini juga kompatibel dengan stylus baru bernama Surface Slim Pen 2. Saat sedang tidak digunakan, stylus-nya bisa disimpan dan dicas di dalam ceruk yang terdapat pada aksesori keyboard-nya. Pun demikian, semua aksesorinya ini opsional dan harus dibeli secara terpisah; paket penjualan Surface Pro 8 yang dihargai mulai $1.100 hanya mencakup tablet-nya saja.

Untuk mengakomodasi penggunaan selama pandemi, Microsoft tak lupa membekali Surface Pro 8 dengan kamera depan 5 megapiksel, sepasang mikrofon premium, speaker Dolby Atmos, dan kamera belakang 10 megapiksel yang juga bisa merekam video 4K.

Surface Go 3

Seperti pendahulunya, Surface Go 3 merupakan tablet termurah sekaligus terkecil yang Microsoft tawarkan, dengan banderol mulai $400 dan layar 10,5 inci. Ia tetap kompatibel dengan aksesori keyboard dan stylus, tapi sekali lagi semua itu sayangnya harus konsumen tebus secara terpisah.

Dari segi fisik, Surface Go 3 memang tidak menerima pembaruan apa-apa, akan tetapi jeroannya kini lebih bertenaga. Pada varian termahalnya, Surface Go 3 mengemas prosesor Intel Core i3 generasi ke-10, dan performanya diyakini 60% lebih gegas daripada pendahulunya yang ditenagai prosesor Intel Core m3.

Surface Laptop Studio

Inilah perangkat gres yang saya maksud. Tidak seperti kebanyakan perangkat di lini Surface, Surface Laptop Studio merupakan sebuah laptop tulen yang layarnya tidak bisa dicopot sama sekali. Sebagai gantinya, Microsoft membekalinya dengan engsel layar yang cukup unik.

Jadi saat perangkat dibuka, layarnya bisa ditarik ke arah pengguna sehingga menutupi keyboard, cocok untuk kegiatan-kegiatan seperti streaming video, gaming, atau mempresentasikan sesuatu. Dalam posisi ini, touchpad-nya tetap bisa digunakan seperti biasa.

Lalu dari posisi seperti tenda tadi, layarnya bisa didorong ke bawah hingga nyaris rata dengan keyboard. Posisi ini tentu sangat ideal untuk menggambar menggunakan stylus. Selesai menggambar, stylus-nya bisa ditempelkan secara magnetis ke celah di bagian dasar laptop.

Secara keseluruhan, perangkat ini mengingatkan saya pada Surface Studio, tapi yang wujudnya laptop ketimbang PC AIO.

Melihat skenario-skenario penggunaannya tadi, jelas sekali kalau Microsoft membidik kalangan kreator sebagai target pasar dari perangkat ini. Itulah mengapa spesifikasinya juga sangat mumpuni: prosesor Intel Core generasi ke-11 (Tiger Lake-H35), serta GPU Nvidia GeForce RTX 3050 Ti pada varian tertingginya. Di Amerika Serikat, Surface Laptop Studio dijual dengan harga mulai $1.600.

Surface Duo 2

Surface Duo yang dirilis tahun lalu bisa dibilang hadir di waktu yang kurang tepat; dunia baru saja familier dengan kategori perangkat foldable, dan spesifikasinya juga tergolong tua untuk standar 2020. Tahun ini, Microsoft setidaknya sudah bisa menjawab keluhan terkait spesifikasinya.

Surface Duo 2 ditenagai oleh chipset Qualcomm Snapdragon 888, kemajuan pesat dibanding Snapdragon 855 yang digunakan pendahulunya, dan yang pada akhirnya mendatangkan kapabilitas 5G. Kapasitas RAM-nya naik menjadi 8 GB, sementara storage-nya tersedia dalam opsi 128 GB, 256 GB, dan 512 GB.

Seperti versi pertamanya, Surface Duo 2 mengusung sepasang layar AMOLED yang identik. Masing-masing kini memiliki ukuran yang lebih besar; 5,8 inci, dengan resolusi 1344 x 1892 dan refresh rate 90 Hz (adaptif). Kalau digabung, kedua layarnya memiliki panjang diagonal 8,3 inci. Lalu saat ditutup, porsi kecil layar di bagian engselnya dapat menampilkan informasi seperti notifikasi atau sisa baterai.

Dua layar yang bersebelahan ini jelas sangat ideal untuk menunjang produktivitas, namun Microsoft rupanya juga tidak segan mempromosikan Surface Duo 2 untuk keperluan gaming. Microsoft bilang ada sekitar 150 judul game Android yang telah dioptimalkan untuk Surface Duo 2, sehingga game beserta controller virtualnya bisa ditampilkan secara terpisah di kedua layarnya.

Sektor penting lain yang ikut diperbarui adalah kamera. Kalau versi pertamanya cuma punya satu kamera saja di atas layarnya, Surface Duo 2 punya kamera belakang yang proper. Bukan cuma satu, melainkan tiga sekaligus: kamera utama 12 megapiksel f/1.7 dengan OIS, kamera ultra-wide 16 megapiksel f/2.2, dan kamera telefoto 12 megapiksel f/2.4 dengan OIS. Di saat yang sama, Surface Duo 2 tetap punya kamera selfie 12 megapiksel.

Secara fisik, Surface Duo 2 sedikit lebih tebal dari versi pertamanya; 5,5 mm saat dibuka, 11 mm saat ditutup. Kabar baiknya, kapasitas baterainya naik drastis dari 3.577 mAh menjadi 4.449 mAh. Perangkat ini belum mendukung wireless charging, tapi setidaknya ia sudah punya NFC (yang absen di versi sebelumnya).

Di AS, harga Surface Duo 2 dipatok mulai $1.500, atau $100 lebih mahal daripada pendahulunya.

Sumber: Microsoft.

Generasi Kedua Laptop 2-in-1 Eve V Siap Meluncur Tahun Depan

Dirilis di tahun 2017, Eve V merupakan alternatif terhadap Surface Pro yang sangat menarik. Ia sangat kompetitif dari segi harga dan spesifikasi, dan proses pengembangannya pun menarik karena melibatkan komunitas pengguna secara langsung.

Menyambut tahun 2021 nanti, pengembangnya sudah menyiapkan Eve V generasi kedua yang telah disempurnakan. Sepintas desainnya memang nyaris tidak berubah, namun itu juga bukanlah hal buruk mengingat fisik Eve V generasi pertama sudah tergolong premium sekaligus elegan.

Kendati demikian, Eve V edisi 2021 ini masih membawa perubahan fisik yang cukup signifikan. Ukuran layarnya kini bertambah besar – 13,4 inci dibanding 12,3 inci – dan resolusinya pun ikut meningkat menjadi 3840 x 2400 pixel. Seperti yang bisa kita lihat dari resolusinya, aspect ratio panel IGZO LCD-nya ini berubah menjadi 16:10 mengikuti tren terkini, dan pengembangnya tak lupa menyertakan kaca Gorilla Glass Victus pada lapisan terluarnya.

Jeroannya pun juga sudah ikut disempurnakan, apalagi mengingat Intel memang baru meluncurkan prosesor laptop generasi ke-11 (Tiger Lake). Dua prosesor yang tersedia buat Eve V 2021 adalah Core i5-1135G7 dan Core i7-1165G7, masing-masing dengan GPU terintegrasi Intel Iris Xe.

Melengkapi spesifikasinya adalah pilihan RAM LPDDR4X berkapasitas 16 GB atau 32 GB, serta SSD tipe NVMe sebesar 512 GB atau 1 TB. Baterai yang tertanam tercatat mempunyai total daya sebesar 41,3 Wh.

Beralih ke samping kiri dan kanan perangkat, kita bakal menjumpai dua port Thunderbolt 4 (USB-C), satu port USB-C 3.2, slot microSD dan nano SIM, serta jack headphone 3,5 mm standar. Berbeda dari generasi pertamanya, Eve V 2021 tak lagi dibekali port USB standar.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Eve V 2021 bakal dipasarkan mulai kuartal ketiga tahun depan, dengan banderol mulai $1.399. Konfigurasi termahalnya, yang mengemas prosesor Core i7, RAM 32 GB, SSD 1 TB dan dukungan jaringan LTE dihargai $1.999. Kalau dibandingkan dengan generasi pertamanya, harganya memang bertambah mahal cukup drastis.

Sumber: Engadget.

Microsoft Luncurkan Surface Laptop 3, Surface Pro 7, Surface Pro X, dan Surface Earbuds

Awal Oktober tahun lalu, Microsoft merilis empat hardware baru sekaligus. Tahun ini jumlahnya bertambah menjadi enam, dan supaya lebih memudahkan para pembaca, saya akan membaginya menjadi dua artikel yang berbeda.

Untuk artikel ini, yang akan saya bahas adalah empat perangkat yang siap Microsoft jual menjelang musim liburan tahun ini. Mereka adalah Surface Laptop 3, Surface Pro 7, Surface Pro X, dan Surface Earbuds.

Surface Laptop 3

Surface Laptop 3

Laptop non-convertible generasi ketiga Microsoft ini datang dalam dua varian ukuran: 13,5 inci dan 15 inci. Keduanya tipis dan ringan seperti generasi sebelumnya, akan tetapi sekarang balutan Alcantara di sekitaran keyboard-nya tidak lagi menjadi standar. Sebagai gantinya, konsumen bisa memilih antara yang berlapis Alcantara atau yang serba aluminium seluruhnya.

Microsoft juga masih mempertahankan layar sentuh dengan aspect ratio 3:2 pada Surface Laptop 3. Memang ada perbedaan resolusi di antara dua varian ukuran ini, akan tetapi tingkat kepadatan pixel layarnya sama persis di angka 201 ppi, yang berarti gambar dan teks akan kelihatan sama tajamnya di kedua varian.

Surface Laptop 3

Yang sangat berbeda di antara keduanya adalah perihal spesifikasi dan performa. Surface Laptop 3 13,5″ datang membawa prosesor Intel Core i5 atau i7 generasi kesepuluh (Ice Lake), sedangkan Surface Laptop 3 15″ berbeda sendiri dengan prosesor AMD Ryzen 5 atau 7. Bukan sembarang Ryzen, Microsoft bahkan menyebutnya lengkap dengan embel-embel “Ryzen Surface Edition”.

Branding semacam itu menandakan bahwa Microsoft ikut memegang andil dalam proses pengembangannya. Microsoft bilang bahwa prosesor ini adalah yang tercepat di kelasnya. Kelas yang dimaksud di sini adalah laptop 15 inci dengan ketebalan maksimum 20 mm, dan yang menggunakan prosesor dengan TDP (thermal design power) 15 watt.

Fitur-fitur lain yang diunggulkan Surface Laptop 3 mencakup trackpad yang berukuran 20% lebih besar, fast charging (0 – 80% dalam sekitar satu jam), dan yang mungkin paling ditunggu-tunggu adalah kehadiran port USB-C di samping USB-A, apalagi mengingat generasi sebelumnya hadir tanpa port USB-C.

Berapa harganya? Mulai $999 untuk Surface Laptop 3 13,5″, atau mulai $1.199 untuk Surface Laptop 3 15″. Pilihan warnanya ada empat untuk varian 13,5 inci, sedangkan varian 15 incinya hanya kebagian dua opsi warna.

Surface Pro 7 dan Surface Pro X

Surface Pro 7 / Microsoft
Surface Pro 7 / Microsoft

Beralih ke segmen 2-in-1, Microsoft mengklaim Surface Pro 7 menawarkan performa dua kali lebih cepat berkat penggunaan prosesor Intel generasi kesepuluh, dengan pilihan mulai dari Core i3 sampai Core i7. Seperti halnya Surface Laptop 3, Surface Pro 7 pada akhirnya juga telah dilengkapi dengan port USB-C.

Surface Pro 7 masih mempertahankan layar sentuh 12,3 inci dengan resolusi 2736 x 1824 pixel (267 ppi). Yang dilakukan Microsoft sejatinya hanya sebatas penyegaran spesifikasi, dan itulah yang justru membuat saudaranya, Surface Pro X, jauh lebih menarik.

Surface Pro X / Microsoft
Surface Pro X / Microsoft

Secara fundamental, Surface Pro X sudah sangat berbeda. Ia merupakan perangkat yang ditenagai chipset berarsitektur ARM, bukan x86 seperti Surface Pro 7, dan ini berarti ia juga dikategorikan sebagai perangkat yang always on, always connected, tidak jauh berbeda dari smartphone atau tablet secara umum.

Otak dari Surface Pro X adalah chipset bernama Microsoft SQ1. Bikinan Microsoft sendiri? Ya, dengan bantuan dari Qualcomm, dan Microsoft pun mengklaim ini merupakan prosesor tercepat yang pernah Qualcomm buat untuk sebuah PC. Untuk pengolahan grafis misalnya, SQ1 diyakini mampu mengerahkan tenaga sebesar 2 teraflop.

Surface Pro X

Arsitektur ARM juga berarti SQ1 dilengkapi modem LTE terintegrasi, spesifiknya Snapdragon X24. Jadi untuk konsumen yang selalu mobile, Surface Pro X jelas merupakan pilihan yang lebih ideal ketimbang Surface Pro 7.

Fakta tersebut turut didukung oleh desain fisik Surface Pro X yang begitu ringkas. Tebalnya cuma 5,33 mm, dengan bobot sekitar 762 gram. Ukuran layarnya sedikit lebih besar di angka 13 inci (dengan pixel density yang sama persis). Namun berhubung bezel-nya amat tipis, dimensi keseluruhannya tidak berbeda jauh dari perangkat berlayar 12 inci.

Aksesori keyboard cover yang mendampingi Surface Pro X juga berbeda; ada ceruk kecil untuk menampung stylus saat sedang tidak dipakai. Stylus-nya pun berbeda dari yang biasa, dengan desain lebih tipis dan yang otomatis terisi ulang baterainya selagi menancap di dalam ceruk tersebut secara magnetis.

Untuk Surface Pro 7, Microsoft mematok harga mulai $749, sedangkan Surface Pro X cukup signifikan selisih harganya dengan banderol mulai $999.

Surface Earbuds

Surface Earbuds

Setelah Surface Headphones tahun lalu, Microsoft kembali meluncurkan produk portable audio dalam wujud Surface Earbuds. Perangkat ini sekaligus menjadi true wireless earphone pertama Microsoft, dan rupanya salah besar kalau kita menganggapnya sebatas “pesaing AirPods dengan integrasi Cortana”.

Menariknya, Microsoft justru mendeskripsikan Surface Earbuds sebagai perangkat yang esensial bagi para pengguna layanan Office berkat integrasi yang ditawarkannya. Contoh yang paling gampang, saat sedang mempresentasikan sesuatu selagi mengenakan Earbuds, pengguna dapat menampilkan transkrip maupun terjemahan dari apa yang tengah dibahasnya di layar secara real-time.

Masih seputar presentasi, pengguna juga dapat menavigasikan slide dengan mengusap sisi luar Earbuds yang dilengkapi panel sentuh. Untuk produk Office lainnya, semisal Word dan Outlook, pengguna juga bisa memakai Earbuds untuk mendikte apa yang hendak ditulisnya. Membacakan email juga termasuk salah satu fitur yang ditawarkan Earbuds.

Secara teknis, Surface Earbuds dibekali driver 13,6 mm dan dua buah mikrofon pada masing-masing earpiece-nya. Baterainya diklaim tahan sampai 8 jam pemakaian, sedangkan charging case-nya dapat menyuplai daya yang cukup untuk 16 jam pemakaian ekstra (total 24 jam). Microsoft juga bilang bahwa charging selama 10 menit sudah cukup untuk penggunaan selama satu jam.

Dengan banderol $249, harganya memang tergolong mahal jika dibandingkan dengan sebagian besar true wireless earphone yang tersedia di pasaran.

Microsoft Kabarnya Sedang Garap Laptop Dua Layar ‘Centaurus’, Didukung OS Windows Core

Anda mungkin sudah pernah melihat beragam penjelmaan PC laptop: untuk kerja atau gaming, desktop replacement atau ultrabook, serta varian eksperimental dengan layar tambahan atau tipe ber-touchpad raksasa sebagai pengganti keyboard. Dan di bulan April kemarin, informasi dari pengajuan paten memperlihatkan upaya Dell dalam menciptakan notebook berlayar ganda.

Kali ini, terdengar info mengenai pengembangan laptop dua layar yang dilakukan oleh Microsoft. Dilaporkan sejumlah narasumber pada situs Windows Central, kabarnya selama setahun ke belakang, Microsoft tengah menggarap perangkat Surface baru dengan codename Centaurus. Device ini rencananya akan menjadi produk 2-in-1 berpanel ganda pertama dari Microsoft, dirancang untuk alat pendukung produktivitas.

Seperti Surface Pro, Centaurus merupakan perangkat berstruktur convertible, memungkinkan kita menggunakannya sebagai laptop atau tablet. Namun dukungan dua panel juga memperluas potensi pemakaiannya. Contoh kecilnya, Centaurus dapat dijadikan buku digital serta menyuguhkan mode tablet yang lebih lebar. Dalam pengerjaannya, Microsoft berkolaborasi dengan Intel, dan kedua perusahaan mencoba memastikan agar perangkat bisa menjalankan aplikasi-aplikasi x86.

Informan turut menyampaikan bahwa Centaurus berjalan di sistem operasi Windows Core, yaitu versi baru dari Windows 10. Windows Core dirancang khusus buat perangkat-perangkat berlayar ganda, dimaksudkan untuk memaksimalkan pengalaman penggunaan serta mengoptimalkan manfaat yang disuguhkan dua panel. Selain itu, OS memastikan laptop beradaptasi lebih baik terhadap orientasi pemakaian.

Pengguna dipersilakan mengubah mode kapan pun mereka menginginkannya. Misalnya, ketika Centaurus berada di mode tablet, Anda bisa melipatnya jadi laptop dan Windows Core akan bertransformasi sehingga penyajian input dan UI menyerupai laptop tradisional, lengkap dengan keyboard dan trackpad digital, serta tampilan desktop plus taskbar yang familier.

Windows Core disiapkan agar mampu mengoperasikan software baru dan lama. Namun meski ia dapat menangani program Win32, Anda hanya bisa mengaksesnya dari Microsoft Store. Dalam beberapa tahun terakhir, sang produsen memang terus mengumpulkan app-app Win32 ke platform mereka itu.

Ada peluang Microsoft akan mengumumkan Surface ‘Centaurus’ di musim gugur 2019. Centaurus sendiri bukanlah satu-satunya perangkat dua layar yang tengah produsen kerjakan. Sejak berbulan-bulan silam, kita telah mendengar rumor soal Andromeda, disiapkan sebagai tablet atau boleh jadi smartphone. Narasumber mengabarkan bahwa keduanya masih jadi fokus Microsoft, dan Andromeda tengah dikembangkan secara internal. Namun untuk saat ini, Microsoft lebih memprioritaskan Centaurus.

Header: PC World.

Microsoft Luncurkan Surface Pro 6, Surface Laptop 2, Surface Studio 2, dan Surface Headphones

Microsoft baru saja meluncurkan empat perangkat Surface baru. Tiga di antaranya adalah generasi baru dari perangkat yang sudah ada – Surface Pro 6, Surface Laptop 2, dan Surface Studio 2 – sedangkan satu sisanya merupakan perangkat yang benar-benar baru, yakni Surface Headphones.

Tanpa berlama-lama, mari kita bahas keunggulan yang ditawarkan masing-masing perangkat.

Surface Pro 6 dan Surface Laptop 2

Surface Pro 6 / Microsoft
Surface Pro 6 / Microsoft

Entah kenapa, Microsoft kembali menyematkan embel-embel angka pada Surface Pro, setelah sebelumnya absen di generasi kelimanya. Terlepas dari itu, Surface Pro 6 masih mempertahankan desain elegan pendahulunya, dan itu semakin kental berkat adanya varian berwarna hitam matte.

Yang berubah banyak adalah dalamannya. Surface Pro 6 mengusung prosesor quad-core Intel generasi ke-8. Pilihannya ada dua: Core i5-8250U atau Core i7-8650U (varian Core m3 yang ‘lemah syahwat’ sudah tidak ditawarkan lagi). Menurut Microsoft, kinerjanya 67% lebih cepat daripada Surface Pro generasi kelima.

Pilihan RAM yang tersedia antara 8 atau 16 GB, sedangkan penyimpanan berbentuk SSD-nya ditawarkan dalam kapasitas 128, 256, 512 GB atau 1 TB. Kombinasi ini diyakini mampu menyuguhkan daya tahan baterai hingga 13,5 jam saat digunakan untuk menonton video.

Layar yang digunakan masih sama: 12,3 inci, dengan resolusi 2736 x 1824 pixel. Sebagai sebuah Surface Pro, ia tentu masih bisa digunakan layaknya tablet biasa tanpa ada keyboard yang menancap.

Surface Laptop 2 / Microsoft
Surface Laptop 2 / Microsoft

Beralih ke Surface Laptop 2, desainnya juga masih sama seperti generasi pertamanya yang dirilis pada bulan Mei tahun lalu. Pilihan warnanya juga masih ada empat, akan tetapi salah satunya kini berwarna hitam matte yang amat elegan seperti Surface Pro 6.

Spesifikasinya nyaris identik dengan Surface Pro 6, baik untuk prosesor, RAM maupun storage-nya. Daya tahan baterainya sedikit lebih awet di angka 14,5 jam, akan tetapi resolusi layar sentuh 13,5 incinya lebih rendah di angka 2256 x 1504 pixel.

Satu hal yang sangat menyebalkan dari kedua perangkat ini adalah tidak adanya port USB-C sama sekali. Seperti di generasi sebelumnya, Microsoft hanya menyematkan satu port USB biasa saja, membuatnya kurang layak disebut future-proof, apalagi untuk standar tahun 2018.

Terlepas dari itu, untuk Surface Pro 6 setidaknya harga awalnya sekarang sedikit lebih terjangkau: $899 (sebelumnya mulai $999). Surface Laptop 2 di sisi lain dibanderol sama persis seperti pendahulunya, yakni mulai $999.

Surface Studio 2

Surface Studio 2

Tidak terasa sudah hampir dua tahun sejak Microsoft mengungkap all-in-one PC perdananya. Selang dua tahun adalah waktu yang tepat untuk penyegaran spesifikasi, dan itulah yang Microsoft lakukan dengan Surface Studio 2.

Desainnya tidak berubah, demikian pula layar sentuh 28 incinya: masih beresolusi 4500 x 3000 pixel, akan tetapi tingkat kecerahannya diklaim naik 38%, dan kontrasnya juga naik 22%. Sama seperti sebelumnya, layar ini duduk di atas engsel unik yang memungkinkan manipulasi posisi yang amat fleksibel, serta kompatibel dengan aksesori Surface Pen maupun Surface Dial.

Surface Studio 2

Soal spesifikasi, Surface Studio 2 mengusung prosesor quad-core Intel Core i7-7820HQ (generasi ke-7, sayang bukan generasi ke-8 yang mengemas 6-core). Prosesor ini ditemani oleh RAM DDR4 berkapasitas 16 atau 32 GB, serta pilihan GPU Nvidia GeForce GTX 1060 6GB atau GTX 1070 8 GB.

Dibandingkan Surface Studio generasi pertama yang menggunakan GPU GTX 965M atau GTX 980M, Microsoft mengklaim kinerja grafis Surface Studio meningkat hingga 50%. Soal penyimpanan, Microsoft tak lagi menggunakan komponen bertipe hybrid, melainkan SSD murni dengan kapasitas 1 atau 2 TB.

Urusan konektivitas, setidaknya Surface Studio 2 masih memiliki satu port USB-C (generasi sebelumnya tidak punya sama sekali), meski ini tidak kompatibel dengan Thunderbolt 3. Sisanya, masih ada empat port USB biasa, slot SD card, gigabit ethernet dan headphone jack.

Microsoft berencana memasarkan Surface Studio 2 pada bulan November mendatang, dengan harga mulai $3.499 (RAM 16 GB, SSD 1 TB), hingga $4.799 (RAM 32 GB, SSD 2 TB).

Surface Headphones

Surface Headphones

Terakhir, ada Surface Headphones yang benar-benar gres – siapa yang menyangka Microsoft yang tadinya cuma membuat software kini juga memproduksi headphone? Perangkat ini masuk kategori headphone Bluetooth bertipe over-ear, dan penampilannya tampak minimalis sekaligus elegan, dengan warna abu-abu khas lini Surface.

Kinerjanya ditunjang oleh sepasang driver 40 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Namun yang menjadi nilai jual utama adalah ANC alias active noise cancelling, plus integrasi voice assistant Cortana. Untuk dua fitur ini, Microsoft telah membekali Surface Headphones dengan total 8 mikrofon.

Surface Headphones

Yang unik adalah mekanisme pengoperasiannya. Ketimbang menggunakan panel sentuh pada earcup seperti mayoritas headphone kekinian, Surface Headphones dilengkapi kenop yang bisa diputar pada kedua earcup-nya; sebelah kanan untuk mengatur volume, kiri untuk menyesuaikan intensitas pemblokiran suaranya.

Dalam satu kali pengisian, baterai Surface Headphones bisa bertahan sampai 15 jam dalam posisi ANC menyala terus. Charging-nya mengandalkan kabel USB-C, dan pengguna masih bisa menancapkan kabel audio 3,5 mm jika perlu.

Berdasarkan informasi yang diterima CNET, Microsoft menghabiskan waktu tiga tahun untuk mengembangkan Surface Headphones secara sembunyi-sembunyi. Perangkat rencananya akan dipasarkan menjelang musim liburan mendatang seharga $350.

Sumber: 1, 2, 3.

Kensington Luncurkan Docking Station Sekaligus Stand Unik untuk Surface Pro

Microsoft Surface Pro merupakan salah satu tablet yang paling fleksibel yang ada di pasaran saat ini. Ia ringkas, spesifikasinya mumpuni, dan sistem operasinya pun sama persis seperti yang terdapat pada PC desktop. Fleksibilitasnya tentu masih bisa ditingkatkan lagi, salah satunya dengan bantuan aksesori macam Surface Dock guna menghadirkan konektivitas ekstra yang melimpah.

Namun kalau Anda bersedia merogoh kocek lebih dalam lagi, Anda bisa melirik docking station Surface Pro garapan Kensington. Bukan si produsen flash disk itu (Kingston), melainkan Kensington yang banyak dikenal lewat sistem penguncian fisik laptop buatannya, seperti yang sering kita jumpai di toko-toko ritel.

Kensington SD7000 Dual 4K Surface Pro Docking Station

Yang unik dari produk bernama lengkap Kensington SD7000 Dual 4K Surface Pro Docking Station ini adalah, selain menambahkan konektivitas bagi sang tablet, ia juga merangkap tugas sebagai stand yang sangat fleksibel. Selagi terpasang, Surface Pro bisa dinaik-turunkan posisinya dengan mudah.

Hasilnya, Surface Pro secara tak langsung berubah menjadi Surface Studio versi mini, cocok untuk dipakai menggambar dengan angle yang hampir datar. Sisi kirinya pun turut dilengkapi magnet, sehingga stylus Surface Pen bisa ditempelkan dengan mudah saat sedang tidak dipakai.

Kensington SD7000 Dual 4K Surface Pro Docking Station

Deretan port-nya diposisikan di bagian belakang base-nya. Total ada empat port USB standar, satu port USB-C, Ethernet, DisplayPort, HDMI, jack headphone, dan tentu saja slot Kensington Lock. Perangkat ini sendiri menyambung ke tablet via Surface Connector.

Lalu mengapa harus ada kata “Dual” pada namanya? Ini merujuk pada kemampuannya untuk disambungkan ke dua monitor 4K sekaligus. Namun seperti yang saya bilang, semua itu harus ditebus dengan harga yang cukup mahal, tepatnya $300. Sayang jadwal pemasarannya masih belum diumumkan.

Sumber: The Verge dan PR Newswire.

Microsoft Luncurkan Surface Pro Versi LTE

Kombinasi yang apik antara portabilitas dan performa membuat Surface Pro tampak begitu menarik di mata kalangan profesional. Kendati demikian, di tahun 2017 ini, sepertinya masih ada yang kurang dari perangkat tersebut, yakni bagaimana penggunanya bisa terus online di mana saja tanpa harus mengandalkan Wi-Fi gratisan.

Namun seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, Microsoft akhirnya resmi mengungkap Surface Pro versi LTE Advanced. Perbedaan yang paling mencolok dari varian ini adalah kehadiran modem Qualcomm Snapdragon X16 yang mendukung 20 band LTE, sehingga konsumen yang membelinya bisa tersambung ke jaringan LTE di negara manapun.

Chipset LTE yang digunakan ini merupakan kategori 9 alias Cat 9, yang mendukung kecepatan download maksimum hingga 450 Mbps. Angka ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan modem Cat 6 yang ‘hanya’ mampu menembus kecepatan download 300 Mbps. Namun kembali lagi, semuanya tentu bergantung pada jaringan operator yang digunakan.

Microsoft Surface Pro with LTE Advanced

Desain dan layarnya masih sama persis seperti Surface Pro generasi kelima versi non-LTE, akan tetapi konfigurasinya agak berbeda. Varian termurahnya mengusung prosesor Core i5, RAM 4 GB dan penyimpanan berbasis SSD sebesar 128 GB; kemudian ada pula varian yang lebih mahal dengan RAM 8 GB dan SSD 256 GB.

Sayangnya Microsoft tidak merincikan informasi terkait daya tahan baterai Surface Pro versi LTE. Surface Pro non-LTE sendiri diklaim bisa bertahan selama 13,5 jam dalam satu kali charge. Kehadiran konektivitas LTE pastinya memiliki dampak pada konsumsi baterai, meski di titik ini kita belum bisa memastikan seberapa besar pengaruhnya.

Microsoft berencana memasarkan Surface Pro versi LTE ke kalangan pebisnis mulai 1 Desember mendatang, dengan banderol harga $1.149 dan $1.449 untuk masing-masing varian yang disebutkan di atas.

Sumber: The Verge dan Microsoft.

Eve V Adalah Kloningan Surface Pro dengan Spesifikasi dan Harga yang Lebih Menarik

Apa jadinya jika Surface Pro tidak dirancang oleh Microsoft, melainkan oleh sebuah startup asal Finlandia yang menerima masukan dari ribuan backer di Indiegogo? Jawabannya adalah Eve V, yang tidak lain merupakan kloningan Surface Pro, namun dengan spesifikasi dan harga yang lebih menarik.

Desainnya memang mirip, tapi saya yakin Anda bisa membedakan keduanya saat diposisikan bersebelahan sebab sisi-sisi Eve V lebih melengkung dan tidak selancip Surface Pro. Bodinya terbuat dari aluminium utuh, dengan tebal cuma 0,89 cm.

Terlepas dari dimensinya yang sangat ringkas itu, pengembangnya tak cuma berhasil menjejalkan spesifikasi yang mumpuni, tetapi juga konektivitas yang jauh lebih komplet ketimbang apa yang Microsoft lakukan. Tak hanya sepasang port USB standar, Eve V turut mengemas sepasang port USB-C – satu di antaranya kompatibel dengan Thunderbolt 3 – lalu ada juga jack audio 3,5 mm dan slot kartu microSD.

Eve V

Spesifikasinya sendiri meliputi prosesor Intel Core i7 seri Y generasi ketujuh, SSD 512 GB, dan RAM 16 GB DDR3 pada konfigurasi termahalnya. Layarnya cukup identik dengan Surface Pro: 12,3 inci IGZO LCD beresolusi 2736 x 1824 pixel, dengan tingkat kecerahan maksimum 450 nit, rasio kontras 1:1400 dan lapisan anti-reflektif.

Sebagai sebuah tablet, ia tentunya sangat ideal untuk keperluan multimedia. Untuk itu, pengembangnya telah menjejalkan total empat speaker beserta sebuah headphone amplifier. Bagaimana dengan baterainya? Kapasitas 48 Wh siap menemani Anda selama 10 – 12 jam; atau kalau menurut klaim pengembangnya, Anda bisa menonton seluruh episode Game of Thrones season keenam secara nonstop.

Eve V

Kemiripan Eve V dengan Surface Pro terus berlanjut hingga ke sektor peripheral. Keyboard-nya juga berlapis Alcantara, dan Eve V juga datang bersama sebuah stylus dengan spesifikasi yang identik seperti milik Surface Pro 4 – bukan yang terbaru – lengkap dengan dukungan Windows Ink. Yang unik dari Eve V, tombol power-nya merangkap tugas sebagai sensor sidik jari.

Sejauh ini Anda mungkin berpikiran bahwa Microsoft bakal menuntut pengembang Eve V, namun kenyataannya malah sebaliknya; Microsoft berencana untuk memamerkannya di booth mereka di Computex 2017. Fakta lain yang juga perlu diperhatikan adalah, Intel merupakan salah satu investor terbesar di balik Eve V, sehingga bisa dipastikan perangkat ini bakal berlanjut sampai ke tangan konsumen meski mengambil jalur crowdfunding.

Eve V

Crowdfunding? Ya, Eve V sempat menjalani kampanye di Indiegogo tahun lalu, dan berhasil mengumpulkan dana jauh melebihi target yang mereka tetapkan. Dalam beberapa minggu ke depan, mereka sudah siap untuk mulai mengirimkan Eve V ke para backer.

Lalu memangnya seberapa terjangkau perangkat ini jika dibandingkan dengan Surface Pro? Well, Eve V juga dibanderol mulai $800, akan tetapi varian tersebut sudah mencakup RAM 8 GB, keyboard dan stylus; sedangkan Surface Pro di harga tersebut cuma mengemas RAM 4 GB saja dan tanpa keyboard ataupun stylus.

Sumber: MSPoweruser, The Verge dan Eve Tech.

Microsoft Ungkap Surface Pro Generasi Kelima

Saat Microsoft memperkenalkan Surface Laptop belum lama ini, banyak yang mengira mereka sudah menyerah dengan Surface Pro. Kenyataannya tidak, dalam event yang dihelat di Tiongkok, Microsoft mengungkap generasi kelima dari tablet dengan keyboard yang dapat dilepas-pasang tersebut.

Namanya kali ini hanya Surface Pro, tanpa embel-embel angka di belakangnya. Sepintas desainnya tidak berubah dibandingkan pendahulunya, Surface Pro 4, akan tetapi Microsoft mengaku telah menyempurnakannya sampai ke batas milimeter. Yang paling kelihatan, pinggir bodinya sekarang agak melengkung sehingga pastinya bakal terasa lebih nyaman di tangan.

Aspek ergonominya turut didukung oleh bobot dan tebal bodi yang menyusut, kini cuma 770 gram dan setebal 8,5 mm saja. Kendati demikian, performanya tetap tak bisa diremehkan. Microsoft bahkan mengklaim tablet terbarunya ini punya daya komputasi 2,5 kali lebih besar ketimbang Surface Pro 3, atau 1,7 kali lebih perkasa dibanding iPad Pro.

Engsel dan kickstand-nya telah diperbarui, kini bisa dimiringkan hingga hampir mendatar (165 derajat) / Microsoft
Engsel dan kickstand-nya telah diperbarui, kini bisa dimiringkan hingga hampir mendatar (165 derajat) / Microsoft

Microsoft menawarkan tiga pilihan prosesor kepada konsumen: Intel Core m3, Core i5 dan Core i7 generasi ketujuh, dengan opsi RAM maksimum 16 GB dan SSD 1 TB pada konfigurasi termahalnya. Varian Core m3 dan Core i5-nya mengadopsi desain fanless, alias tanpa kipas pendingin, sedangkan varian Core i7-nya diyakini tetap bisa bekerja dengan hening meski dilengkapi kipas pendingin.

Daya tahan baterainya pun tak kalah istimewa di kisaran 13,5 jam; 50% lebih awet ketimbang Surface Pro 4 dan 35% lebih hemat daya daripada iPad Pro. Sebagai pemanis, konsumen nantinya juga bisa memilih konfigurasi dengan konektivitas LTE Advanced.

Surface Pro generasi kelima lebih elegan, lebih nyaman digunakan, lebih perkasa dan lebih hemat daya / Microsoft
Surface Pro generasi kelima lebih elegan, lebih nyaman digunakan, lebih perkasa dan lebih hemat daya / Microsoft

Beralih ke layar, panel 12,3 incinya memiliki resolusi 2736 x 1824 pixel (267 ppi), namun Microsoft bilang bahwa peningkatannya ada pada reproduksi warna yang lebih vibrant sekaligus akurat. Layar ini sekarang juga bisa dimiringkan hingga hampir mendatar (165 derajat) berkat penerapan engsel baru serta kickstand yang lebih kokoh.

Dalam posisi miring seperti itu, Surface Pro sejatinya dapat menggantikan peran kertas dan bolpoin secara menyeluruh. Microsoft tak lupa menyertakan Surface Pen baru yang jauh lebih responsif dari sebelumnya, dengan 4.096 pressure point dan latency cuma sebesar 21 milidetik, plus bisa mendeteksi tingkat kemiringan.

Di sektor keyboard, Surface Pro rupanya juga mendapat perlakuan yang sama seperti Surface Laptop, yakni balutan material mewah Alcantara di sekujur papan ketiknya. Selain lembut dan mewah, Alcantara dipilih juga karena ketahanannya terhadap cipratan cairan.

Microsoft saat ini sudah menerima pre-order untuk Surface Pro dengan harga mulai $800 – $2.700 untuk konfigurasi termahalnya yang mencakup prosesor Core i7, RAM 16 GB dan SSD 1 TB. Pemasarannya sendiri akan berlangsung mulai 15 Juni mendatang.

Sumber: Microsoft.

Tantang Apple, Microsoft Rilis Surface Pro 4 dan Surface Book

Apa yang dikabarkan sebelumnya tidak meleset. Di kota New York semalam (6/10/2015), Microsoft secara resmi mengungkap lawan duel iPad Pro, yaitu Surface Pro 4. Uniknya, tidak ada Surface non-Pro yang menemani seperti biasanya. Yang ada malah sebuah perangkat yang benar-benar baru bernama Surface Book. Continue reading Tantang Apple, Microsoft Rilis Surface Pro 4 dan Surface Book