[DSChoice] Doktersiaga and Talkabot are in Fundraising Stage

DailySocial continues to provide recommendations for investors regarding potential early-stage startups. This startup selection is based on several criteria. In the process, each nominee asked to submit extensive information about the team and the traction. The coverage will be limited, as an overview and public notice. The explanations are written directly by each founder.

Doktersiaga (Jakarta)

Vertical, Platform & Year of Founded: Healthtech, Web & Chatbot, 2015

Doktersiaga

Doktersiaga is a virtual health assistant app to help people get doctor’s schedule information in a fast time and can be accessed for 24 hours. Through the Doktersiaga web-app, users can also find the nearest hospital and make an appointment with a medical officer at the chosen location.

In 2018 there are at least 2820 hospitals in Indonesia. The founder’s ambitious target is to embrace up to 20%. They charge a subscription fee for the platform Rp3.5 million per month. Their business model is Software as a Service, leasing the systems (chatbot + machine learning) to hospitals/clinics/health-center. The service is applied through website and messaging applications such as WhatsApp, Facebook Messenger and others.

Tractions

Monthly Active Users Partners
12.000 users in the public website and chat apps integrated with the system 3 hospitals, 1 government office implemented the SaaS

 Planning

How much do you expect to raise? How much equity are you willing to give away for this round?
US$350.000 Max. 25%

The allocation plan after obtaining funding for OPEX (64%), CAPEX (5.5%), and marketing (30.5%).

Further details:

  • Founders: Fatah Iskandar Akbar, Fadrli Yahya Polosoro, Edi Alpino, and Nani Krisnawaty
  • Funding Round: Bootstrapping
  • Competitor: SehatQ, Alodokter, Periksa.id etc.

Talkabot (Bandung)

Vertical, Platform & Year of Founded: SMEs B2B, Web & Chatbot, 2017

Talkabot

Talkabot is a chatbot platform for SMEs that specializes in managing business investment systems. This service can be applied on websites or messaging applications, from WhatsApp, Instagram, Telegram and Line. Besides having an artificial intelligence-based feature for automatic replies, Talkabot also complements with an analytics dashboard to maximize business.

Their services are distributed in a subscription model based on the completeness of the features used. For WhatsApp and Instagram services, they charge special rates, because there are APIs that must be subscribed separately. Talkabot can also be integrated into various systems, such as WooCoomerce on WordPress.

Tractions

Monthly Active Users Partners
400.000 users in chat 400 platform subscribers

 Planning

How much do you expect to raise? How much equity are you willing to give away for this round?
US$500.000 Max. 20%

The funding will be allocated for marketing activities to scale the business & improve the performance & experience of the tool, so brands/businesses can use it as easy as possible.

Further details:

  • Founders: Distra Vantari and Eka Ginting
  • Funding Round: Seed Funding with undisclosed amount.
  • Competitor: Tokotalk, Bang Joni, Kata.ai etc.

Talkabot Hadirkan Layanan Chatbot yang Terintegrasi dengan Sistem Inventaris Bisnis

Talkabot merupakan startup pengembang layanan chatbot yang didesain untuk diintegrasikan dengan sistem inventaris organisasi atau bisnis. Dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI – artificial intelligence), Talkabot juga disuguhkan agar bisa memberikan balasan otomatis melayani aktivitas komunikasi antara konsumen dengan pemilik merchant.

Startup yang sudah berdiri sejak pertengahan tahun 2017 ini memiliki dua orang founder, yakni Distra Vantari dan Eka Ginting. Talkabot bermarkas di Bandung, namun demikian saat ini layanannya sudah banyak digunakan oleh pemilik brand dari Bandung dan Jakarta. Baru-baru ini pihaknya mengumumkan telah mendapatkan bantuan dana hibah dari program PPBT Kemenristekdikti 2018. Talkabot juga baru mendapatkan pendanaan dari angel investor.

“Talkabot tidak hanya membuat chatbot, tapi kami juga menyediakan omni-channel chat sehingga pebisnis dapat menjawab pertanyaan dari semua chat platform seperti Line, Facebook Messenger, Live Chat Website dan Whatsapp; di mana jika pengelola sedang tidak dapat menjawab dapat di-takeover oleh bot,” ujar Distra selaku Founder & CEO Talkabot.

Diintegrasikan dengan sistem inventaris bisnis, layanan Talkabot dapat memfasilitasi berbagai jenis transaksi, misalnya memberikan daftar barang jualan kepada pembeli. Juga untuk fungsi sebagai mesin pencari barang dan melakukan komparasi harga, melakukan pemesanan, hingga meletakkannya pesanan pada shopping cart milik brand.

“Talkabot dapat membuatkan chatbot yang dapat membantu menangani transaksi dari pencarian produk sampai pembayaran,” imbuh Distra.

Talkabot
Founder & CEO Talkabot Distra Vantari / Talkabot

Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 40 startup dan brand yang telah menggunakan layanan Talkabot untuk bisnisnya. Finansialku, brand busana milik Zaskia Adya Mecca, dan brand hijab milik Arina Prinsiska merupakan beberapa klien Talkabot saat ini.

Menurut Distra, banyak sekali bisnis yang kewalahan dalam menangani pertanyaan pelanggan, sehingga sering kali “slow response” dalam menjawab pertanyaan atau tidak menjawab sama sekali. Hal tersebut sangat tidak baik untuk perkembangan dan relasi bisnis dengan konsumen, dapat mengakibatkan kehilangan potensi penjualan. Solusi berbasis chatbot hadir mencoba menjembatani masalah tersebut.

“Target Talkabot tahun ini adalah membuat platform pembuat chatbot untuk kalangan non IT, sehingga semua orang dapat membuat chatbot dalam hitungan menit tanpa dasar coding sama sekali,” jelas Distra.

Talkabot bukan satu-satunya startup yang menghadirkan platform chatbot. Saat ini sudah ada beberapa layanan serupa di Indonesia. Sehingga selain kepintaran algoritma yang ditanamkan dalam chatbot, studi kasus yang ditawarkan akan turut menjadi faktor penting yang diperhatikan konsumen.