Layanan mPOS Cashlez Rencanakan IPO Tahun 2020

Setelah mengantongi pendanaan Seri A bulan April tahun 2019 lalu, pengembang layanan mPOS (Mobile Point of Sales) terintegrasi dengan solusi pembayaran di Indonesia Cashlez berencana melakukan IPO. Masih dalam proses persiapan, Cashlez berharap bisa melakukan IPO pada 2020 mendatang. Kepada DailySocial, CEO Cashlez Teddy Tee mengungkapkan, nantinya IPO Cashlez masuk dalam papan pengembangan, bukan papan akselerasi yang disiapkan untuk perusahaan rintisan seperti Cashlez.

“Target yang ingin kami capai tahun 2020 mendatang salah satunya adalah rencana kami untuk IPO. Saat ini masih dalam tahapan persiapan agar bisa melancarkan rencana kami.”

Saat ini, Cashlez telah membantu lebih dari 6.000 merchant yang tersebar di seluruh Indonesia dengan wilayah ekspansi di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Bali, dan Medan. Sebagian besar kliennya adalah pemilik toko ritel, restoran, kafe, akomodasi, salon, hingga asuransi. Selain melayani pengguna di wilayah Jawa, saat ini Cashlez sudah berekspansi ke Bali, tepatnya pada akhir 2018 silam.

Menjalin kemitraan dengan Kredivo

Cashlez telah menjalin kerja sama strategis dengan startup pembiayaan Kredivo. Melalui kerja sama ini, merchant yang terdaftar di Cashlez dapat menerima pembayaran kredit digital yang disiapkan Kredivo. Kredivo sendiri memiliki hampir 1 juta pengguna aktif dan diklaim terus tumbuh 20% setiap bulannya.

“Kami melihat Kredivo sudah mulai banyak penggunanya dan cara untuk mendapatkan kreditnya cepat sekali. Jadi kami bekerja sama dengan mereka supaya merchant kami bisa menerima pembayaran tersebut,” kata Teddy.

Produk baru ini nantinya diharapkan memudahkan merchant meningkatkan AOV (average order value) dan omset bagi pelaku usaha sekaligus memudahkan pengguna melakukan pembayaran secara cicilan. Semua prosesnya bisa dilakukan langsung di aplikasi Cashlez.

“Ke depannya Cashlez juga memiliki rencana untuk menambah kemitraan dengan platform lainnya, seperti Akulaku dan Dana. Kemitraan tersebut sudah masuk dalam pipeline Cashlez akhir tahun 2019 ini. Sebagai agregator, sistem pembayaran e-payment Cashlez berupaya untuk membuka kemitraan lebih luas lagi dengan perbankan, operator e-payment dan lainnya,” kata Teddy.

Meluncurkan CashlezOne

Produk lainnya yang juga telah diluncurkan adalah CashlezOne. Resmi diterbitkan saat acara Indonesia Fintech Summit & Expo 2019, CashlezOne merupakan perpaduan dari fitur mPOS (mobile Point-of-Sale) gratis dan fitur penerimaan pembayaran kartu kredit/debit dan e-wallet dalam satu device yang diproduksi SUNMI untuk setiap pemilik usaha di Indonesia, baik enterprise maupun UKM.

Selain dapat menerima pembayaran nontunai dan aplikasi kasir di dalam CashlezOne tanpa smartphone, terdapat fitur reporting yang bisa mengetahui transaksi secara real-time, lokasi transaksi, cetak struk ataupun struk digital melalui e-mail dan SMS.

“Jadi CashlezOne itu sebenarnya hardware untuk memfasilitasi aplikasi kami dan juga untuk menggabungkan semua alat yang mungkin ada di meja kasir. Misalnya POS, cash register dan EDC dari berbagai bank/operator e-payment,” tutup Teddy.

Application Information Will Show Up Here

Cashlez Receives Series A Funding from Sumitomo Corporation

PT Cashlez Worldwide Indonesia (Cashlez) known as mPOS (Mobile Point of Sales) service developer integrated with Indonesia’s payment solution has secured Series A Funding led by Sumitomo Corporation. The previous investor, Mandiri Capital Indonesia also involved in this round.

“We have certain pride to be the first startup in Indonesia that receives funding from Sumitomo Corporation. Along with this support, Cashlez will create more innovations to develop its products and services in order to realize our vision and mission to be the best non-cash payment agregator platform,” Teddy Tee, Cashlez’s CEO said in the funding release.

The latest fund is to expand network, product development and create new feature to facilitate users in running business and to add non-cash payment options in Indonesia.

Regarding the plan, Cashlez is soon to appoint a new management team to contribute in strategy monitoring and and corporate managemant. In addition, they’re expected to provide guidance to all executors for long term evaluation to all shareholders.

“”We’re glad to be Cashlez‘s shareholder. Indonesia is one of the most progressive country to reduce cash flow. We expect payment to take an important role in the future, such as MaaS (Mobility as a Service). Moreover, Cashlez provides mPOS terminal for customers and business players. We do hope Cashlez to be the first unicorn in the payment industry and we’re to keep looking for potential startup for investment,” Suitomo Corporate’s Assistant General Manager, Hajime Terazawa said.

Aside from Java, Cashlez has been expanding to Bali, in 2018. In total, they have 3000 merchants of various backgrounds, such as retails, restaurants, cafes, accommodation, salon, and insurance.

This year, Cashlez may keep making effort to add payment methods. The latest one is they’re reportedly to have partnered up with PT Visionet International to add Ovo’s as their payment options.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Cashlez Terima Pendanaan Seri A dari Sumitomo Corporation (UPDATED)

PT Cashlez Worldwide Indonesia (Cashlez) yang dikenal sebagai pengembang layanan mPOS (Mobile Point of Sales) terintegrasi dengan solusi pembayaran di Indonesia baru-baru ini mengumumkan telah mengamankan pendanaan Seri A yang dipimpim oleh Sumitomo Corporation. Investor sebelumnya Mandiri Capital Indonesia turut terlibat dalam pendanaan kali ini.

“Suatu kebanggan tersendiri bagi kami dapat menjadi startup pertama di Indonesia yang menerima pendanaan dari  Sumitomo Corporation. Melalui dukungan ini, Cashlez akan terus berinovasi dalam mengembangkan produk dan layananya guna mewujudkan visi dan misi kami menjadi platform agregatoor pembayaran non tunai bisnis terbaik,” terang CEO Cashlez Teddy Tee dalam rilis pendanaan yang kami dapatkan.

Pendanaan kali ini rencananya akan dimanfaatkan untuk memperluas jaringan, pengembangan produk dan menghadirkan layanan baru untuk memudahkan mitra usaha dalam berbisnis dan menambah pilihan pembayaran non tunai di Indonesia.

Dalam rangka mewujudkan rencana tersebut, pihak Cashlez juga akan menunjuk tim manajemen baru untuk bisa berkontribusi mengawasi arahan strategi dan tata kelola perusahaan. Selain itu harapannya manajemen baru juga dapat memberikan panduan menyeluruh kepada semua tim eksekutor untuk memberikan nilai berkelanjutan dalam jangka panjang kepada pemegang saham.

“Kami sangat senang dapat menjadi shareholder Cashlez. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat progressive dalam mengurangi penggunaan uang tunai. Kami yakin pembayaran akan menjadi bagian penting di masa yang agan datang seperti MaaS (Mobility as a Service). Dalam hal ini Cashlez menyediakan terminal mPOS yang akan memberikan manfaat kepada pemilik usaha dan customer. Kami berharap Cashlez akan menjadi unicorn pertama di industri pembayaran dan kami akan terus mencari startup berpotensi lainnya untuk investasi,” ungkap Asisstant General Manager Suitomo Corporation Hajime Terazawa.

Selain melayani pengguna di wilayah Jawa, saat ini Cashlez sudah berekspansi ke Bali, tepatnya pada akhir 2018 silam. Secara total mereka sudah memiliki 3000 mitra merchant dari berbagai latar belakang usaha, mulai dari toko ritel, restoran, kafe, akomodasi, salon, hingga asuransi.

Tahun ini tampaknya Cashlez masih akan berupaya menambah pilihan pembayaran. Yang terbaru, mereka dikabarkan telah bekerja sama dengan PT Visionet Internasional untuk menambah layanan pembayaran Ovo ke dalam sistem.

Update : Kepada DailySocial pihak Cashlez menyatakan bahwa tahun ini mereka akan fokus pada ekspansi dan penetrasi pasar, utamanya ke kota-kota besar yang menjadi tujuan wisata. Tahun 2019 juga akan dilalui dengan membantun kolaborasi lebih banyak dnegan mitra pembayaran.

Cashlez juga akan mengoptimalkan digital marketing dan pengembangan “Cashlez Care” untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan.

 

Application Information Will Show Up Here

Cashlez Raih Pendanaan Seri A Senilai 26 Miliar Rupiah

Startup fintech Cashlez mengumumkan perolehan dana segar seri A sekitar US$2 juta (lebih dari 26 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Mandiri Capital Indonesia (MCI), diikuti Gan Kapital dan beberapa nama investor individual.

Cashlez adalah perusahaan teknologi pembayaran yang menciptakan sistem mPOS (mobile point of sales), telah berdiri sejak 2015. Cashlez memiliki produk card reader yang dapat menerima pembayaran menggunakan kartu debit, kredit, atau kartu debit berbasis aplikasi dengan menggunakan bluetooth.

Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro mengatakan teknologi EDC yang dihadirkan Cashlez diharapkan dapat membantu lembaga keuangan dalam meningkatkan efisiensi dengan memberikan solusi penerimaan pembayaran dengan kartu untuk konsumen B2B dan B2C.

Dari sisi Bank Mandiri, kehadiran Cashlez dapat membantu cakupan wilayah EDC yang dimiliki bank jadi lebih luas. Saat ini, Bank Mandiri baru memiliki 300 ribu EDC di seluruh Indonesia. Padahal, secara potensi ada banyak jutaan pengusaha UKM yang belum menghadirkan EDC dalam opsi pembayaran mereka.

Mengutip laporan Bank Indonesia dan LPPI di 2015, terdapat 56,54 juta UKM tersebar di seluruh Indonesia. Ditambah data KPMG di 2017, dari total populasi orang Indonesia sekitar 36% di antaranya sudah memiliki rekening bank, namun hanya 10% dari mereka yang menggunakan transaksi non tunai.

“Kami melihat tren di luar negeri, penggunaan EDC tradisional akan bergeser ke EDC yang sifatnya lebih handheld. Terlebih, untuk investasi EDC tradisional itu agak mahal dan kelemahannya juga butuh koneksi internet yang stabil,” kata Eddi, Rabu (12/7).

Dari perolehan dana segar ini, Cashlez akan membeli 4 ribu EDC dari luar negeri, ekspansi ke berbagai kota besar dan pariwisata, melakukan pemasaran digital, serta membuka kantor perwakilan.

“Tahun sebelumnya kami fokus ke pengembangan produk, sekarang kami fokus ke jualannya. Tujuannya agar semakin banyak yang menggunakan Cashlez,” terang CEO dan Co-Founder Cashlez Teddy Setiawan.

Cashlez berdiri tahun 2015 dan telah memiliki sekitar 1.000 merchant berlokasi di Pulau Jawa, Bali, Sulawesi, dan Sumatera. Sekitar 61% pengguna Cashlez datang dari ritel dan travel tourism. Cashlez juga telah memproses Rp15 miliar transaksi per bulannya. Ditargetkan sampai akhir tahun ini angka tersebut dapat meningkat jadi Rp50 miliar.

Agar penggunaan Cashlez makin luas, Teddy mengungkapkan saat ini EDC Cashlez sedang dalam tahap pengembangan agar dapat memroses kartu uang elektronik (e-money). Dia menargetkan teknologi tersebut dapat digunakan pada Agustus mendatang.

Application Information Will Show Up Here

Cashlez Kembangkan Aplikasi Point of Sales Outletz

Pengusaha UKM di Indonesia masih memerlukan berbagai solusi untuk meningkatkan penjualannya dari berbagai sisi, mulai dari penjualan online, pembayaran, hingga manajemennya. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Layanan pembayaran digital Cashlez meluncurkan sebuah aplikasi Offline to Online / Online to Offline (O2O) dan Point of Sales (POS) bernama Outletz.

Teddy Tee, Founder dan CEO Cashlez, menjelaskan Outletz adalah aplikasi yang terpisah dari Cashlez. Ada tujuan tersendiri, yakni ingin memfokuskan kepada penjualan Offline to Online / Online to Offline (O2O) bagi merchant UKM. Saat ini, dengan hadirnya berbagai macam online marketing dan marketplace membutuhkan hadirnya sistem pengaturan untuk inventory secara digital.

Sementara ini, seluruh proses pengecekan barang masih menggunakan cara tradisional. Padahal, penjualan online perlu dibarengi dengan sistem manajemen yang digital pula.

“Kami ingin buat aplikasi yang bisa me-manage semua permasalahan itu semua. Sebab semuanya akan jadi lebih efisien ketika UKM berjualan online di berbagai channel,” ujar Teddy kepada DailySocial, Rabu (14/9).

Outletz juga dapat membantu UKM untuk memonitor inventory, pesanan, proses order, sales report, dan sales dashboard. Tak sampai di situ, Outletz dapat digunakan untuk offline Point of Sales (POS), mengirimkan nota penjualan ke pembeli lewat email, dan pembayaran dengan kartu kredit dan debit dapat diterima secara online dan offline.

“Outletz itu seperti personal assistant untuk merchant UKM yang dapat mengintegrasikan penjualan offline to online dan menjadi front end, sementara Cashlez adalah sistem pembayarannya. Semuanya jadi terintegrasi.”

Saat ini aplikasi tersebut masih berbentuk beta testing, rencananya akan diluncurkan pada akhir September 2016. Ditargetkan sampai akhir tahun ini ada 2.000 UKM yang sudah terdaftar sebagai pengguna aplikasi Outletz.

Buat program member get member

Teddy melanjutkan, untuk mencapai target tersebut perusahaan menggunakan strategi pemasaran dengan membuat program member get member. Dengan harga bundling, merchant dapat menggunakan Cashlez dan Outletz selama dua tahun.

Lewat program ini, ada nilai tambah yang bisa didapat bila merchant berhasil menjadi referrer untuk pengusaha lainnya bergabung memakai Outletz. Mereka akan mendapatkan insentif dan menjadi pembimbing untuk merchant yang baru bergabung dengan memberikan edukasi.

“Tidak hanya edukasi mengenai pengenalan produk saja, tetapi lebih ke arah strategi marketingnya. Itu kan sesuatu yang tidak hanya sehari dua hari bisa dikuasai. Jadinya antar pengusaha akan menjadi edukator bagaimana meningkatkan penjualannya. Itu tujuan akhir kami, bukan sekedar berapa banyak merchant yang sudah memakai produk ini.”

Meski berbentuk aplikasi, rupanya Outletz tidak bisa diunduh secara gratis atau bisa ditemukan dalam smartphone, Android maupun iOS, karena ada beberapa customize tools yang hanya bisa diakses oleh merchant saja. Perusahaan mengklaim bisa menjamin keamanan data merchant dengan baik.

Dia berharap, untuk pengembangan ke depannya Cashlez akan terus berinovasi dalam memberikan solusi kemudahan layanan pembayaran dan menjawab segala kebutuhan dan permasalahan yang dirasa menghambat UKM untuk memajukan bisnisnya.

“Sebab ada tools yang bisa mengatur sistem orderan, inventory, sehingga ini bukan aplikasi biasa yang bisa diunduh secara gratis di Android atau iOS. Terlebih, ada orang yang menjadi pembimbing bisnis. Ini nilai tambah yang kami berikan. Sebab selama ini bila orang unduh aplikasi secara gratis, dia belajar sendiri mengenai penggunaannya,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here