Siji Creates Digital Museum with Augmented Reality

Augmented Reality (AR) technology can be a medium to represent various objects visually. In Siji Studio, AR is used to digitize museum in making the content of history class more interesting.

Dimas Fuady, Siji Digital Solution’s Co-Founder & CEO, said that the development of digital museum using AR should be effective. In fact, nowadays, the museum’s artifacts are considered not “out of the box”, some even have inadequate guides.

“It’s a different situation when we visit museum abroad, in Singapore for instance. The display is quite mesmerizing, combining a good storytelling with technology and art installation,” he added.

However, this initiative is going independently by Siji team. We haven’t involved in any special partnership with the government. Siji has a direct partnership with museum’s proprietor which also get the annual subscription of Siji AR service.

“Museum Kebangkitan Nasional, Museum Perumusan Naskah Proklaasi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Nasional have implemented Siji AR product. It’s also worked as a virtual guide for visitors,” he explained.

Siji AR has been established since 2014. It’s when they’re under Telkom incubation program. Siji Studio is now Telkom’s strategic partner for digital product development, where Telkom also involved as Siji Studio’s shareholder.

It’s not only AR product development

Siji Studio also produces some IoT-based supporting technology solution, such as artificial intelligence platform, automation tools, and robotics. One of Siji portfolios is the first Toko Tanpa Awak (Shop without keepers) in Indonesia, has been operating since March 2018 on the 11th floor of Telkomsel Smart Office.

Siji also designed the Bank Tanpa Awak (Bank without clerk) in one of the red-plate institutions. The developing digital branch was designed for banking (create an account, card renewal, and customer service) will be fully assisted by a machine.

“Siji AR was dedicated as an alternative media for advertising. It was implemented in one of the auto magazines, but due to the lack of users, it was stopped. Lesson’s learned, we thought to penetrate further into the market, along with technical and business evaluation,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Siji Digitalkan Museum dengan Augmented Reality

Teknologi augmented reality (AR) dapat dijadikan alat untuk merepresentasikan beragam jenis objek secara visual. Di tangan Siji Studio, AR dimanfaatkan untuk mendigitalkan museum agar membuat konten belajar sejarah di dalamnya menjadi lebih seru.

Menurut pemaparan Dimas Fuady selaku Co-Founder & CEO Siji Digital Solution, pengembangan konten museum dengan AR dinilai akan efektif. Pasalnya kondisi saat ini penyajian artefak museum dinilai kurang “out of the box”, bahkan di beberapa tempat pemandunya kurang memadai.

“Situasi ini berbeda ketika kita berkunjung ke museum di luar negeri, katakanlah di Singapura. Di sana penyajiannya sangat menawan, mengombinasikan story telling yang bagus dengan teknologi dan instalasi seni,” ujar Dimas.

Sayangnya inisiatif ini masih dilakukan oleh tim Siji secara mandiri. Belum ada kemitraan khusus dengan pemerintah. Siji bekerja sama langsung dengan pengelola. Museum berlangganan layanan Siji AR yang dibayar secara tahunan.

“Museum Kebangkitan Nasional, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Sumpah Pemuda, Museum Nasional kini sudah mengimplementasikan produk Siji AR. Siji AR juga berfungsi sebagai virtual guide bagi pengunjung,” terang Dimas.

Siji AR sudah dikembangkan sejak tahun 2014 lalu. Ketika itu Siji Studio tengah dalam naungan program inkubasi Telkom. Hingga pada akhirnya setelah lulus, kini Siji Studio menjadi mitra strategis Telkom untuk pengembangan produk digital — Telkom juga memiliki kepemilikan saham di Siji Studio.

Tak hanya kembangkan produk AR

Siji Studio juga memproduksi beberapa teknologi penunjang  solusi berbasis IoT, seperti platform artificial intelligence, peralatan automation, dan robotika. Salah satu portofolio Siji adalah Toko Tanpa Awak pertama di Indonesia, sejak Maret 2018 sudah beroperasi di lantai 11 gedung Telkomsel Smart Office.

Siji juga mengarsiteki sistem Bank Tanpa Awak di salah satu institusi pelat merah. Digital branch yang dikembangkan didesain untuk layanan bank (buka rekening, ganti kartu ATM, layanan pengaduan dan pelanggan) bisa dilakukan sepenuhnya dengan mesin.

“Siji AR awalnya dedikasikan sebagai media alternatif untuk industri periklanan. Siji AR sempat diimplementasi di salah satu majalah otomotif, tapi memang secara pengguna masih sedikit sekali sehingga tidak diperpanjang. Dari situ kami berpikir untuk tidak melanjutkan penetrasi ke pasar, sambil melakukan evaluasi bisnis dan teknis,” tutup Dimas.

Telkom Digs for Acquisition of Gaming, E-Commerce, and Big Data Startups

PT Multimedia Nusantara or Metranet, Telkom’s subsidiary, intends to place an investment through major shares acquisition of startups engaged in gaming, e-commerce, and big data. The company is currently amidst the exploration stage in those three businesses.

Widi Nugroho, Metranet’s CEO, said those three are local and global companies but refuse to give further details.

“Yes, [we are to acquire] major shares in Startups [gaming, e-commerce, and big data]. Startups [to acquire] have shown a good financial performance in the past three years. Currently on progress [due diligence],” he told DailySocial in a short message.

Telkom already has Blanja.com in its e-commerce line as a joint venture with eBay. Still, he admitted this acquisition will extend Blanja.com position in Indonesia’s e-commerce industry.

“There are many E-commerce business models, such as Business-to-Consumer (B2C), Business-to-Business (B2B), and Business-to-Government (B2G). It can be a marketplace, vertical commerce, online store. In various forms, including back-end, platform, and so on. The ones we’ll purchase are to support Blanja.com,” he explained.

Chiefly, Metranet has finalized its first acquisition last August by taking over 30.4 percent shares in Cellum Global Zrt, a Hungary-based fintech company. Quoted from BeritaSatu, Telkom pours $6 million funding (around IDR 90 billion) in two stage of equity participation.

Metranet is currently focused on digital content business (gaming, music, and video), advertising, smart platform, and financial service (fintech). It goes along with Telkom’s commitment to dominate the digital business industry in Indonesia and Southeast Asia, in addition to connectivity business.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Telkom Jajaki Akuisisi Startup Games, E-commerce, dan Big Data

PT Multimedia Nusantara atau Metranet, anak usaha Telkom, berniat menyuntik investasi lewat pembelian mayoritas saham startup di bidang games, e-commerce, dan big data. Saat ini, perusahaan tengah melakukan penjajakan di ketiga kategori bisnis tersebut.

CEO Metranet Widi Nugroho mengatakan ketiga startup ini berasal dari dalam dan luar negeri, namun ia enggan menyebutkan detailnya.

“Ya, [kami ingin caplok] mayoritas saham startup [games, e-commerce, dan big data). Startup [yang akan diakuisisi] sudah menunjukkan performa finansial yang bagus dalam tiga tahun terakhir. Saat ini dalam proses [due diligence],” ungkap Widi dalam pesan singkat kepada DailySocial.

Sebetulnya, di lini e-commerce, Telkom sudah memiliki Blanja.com yang merupakan bentuk perusahaan patungan (joint venture) antara Telkom dengan eBay. Namun, Widi mengaku akuisisi ini akan memperkuat posisi Blanja.com di industri e-commerce Indonesia.

“Model bisnis e-commerce bermacam-macam, seperti Business-to-Consumer (B2C), Business-to-Business (B2B), dan Business-to-Goverment (B2G). Bisa marketplace, vertical commerce, online store. Ada yang bentuknya back-end, platform, dan sebagainya. Yang akan kami beli akan memperkuat Blanja.com,” jelas Widi.

Sebelumnya Metranet sudah lebih dulu merampungkan akuisisi pertama pada Agustus lalu dengam mengambil alih 30,4 persen saham Cellum Global Zrt, perusahaan fintech asal Hungaria. Dikutip dari BeritaSatu, Telkom mengucurkan dana sebesar $6 juta (sekitar 90 miliar Rupiah) dalam dua tahap penyertaan saham.

Saat ini Metranet fokus terhadap pilar bisnis digital content (games, musik, dan video), advertising, smart platform, dan layanan jasa keuangan (fintech). Fokus bisnis ini sejalan dengan komitmen Telkom untuk menguasai bisnis digital di Indonesia dan Asia Tenggara, tak cuma melalui bisnis konektivitas.

Raih Satu Juta Pengguna, OONA Indonesia Tambah Konten Lokal dan Asing di Platform

Aplikasi mobile yang menghadirkan tayangan televisi dan video on demand (VOD) secara gratis, OONA, hari ini mengumumkan pencapaian setelah resmi meluncurkan aplikasi di Apps Store dan Play Store. Kepada media, CEO Metranet Widi Nugroho mengungkapkan, OONA saat ini sudah diunduh oleh satu juta orang dan sebanyak 75% adalah pengguna aktif per bulannya.

Untuk memperkaya konten yang ada di dalam platform, OONA mengklaim telah memiliki 150 channel tayangan televisi lokal dan asing serta sejumlah mitra pengiklan yang kebanyakan berasal dari FMCG. Mengedepankan konsep tayangan televisi dan VOD gratis kepada pengguna, OONA memiliki program rewards berupa tcoin yang diklaim cukup diminati pengguna OONA. Pilihan produk yang bisa ditukarkan dengan tcoin di antaranya adalah voucher dari Blanja, potongan harga di Zalora, voucher dari Ralali, Happyfresh, dan masih banyak lagi.

“Berbeda dengan layanan OTT dan VOD lainnya, OONA secara gratis memberikan kesempatan untuk pengguna menikmati tayangan dan memilih iklan yang diinginkan. Jika mereka tertarik bisa di lik kemudian dilihat iklannya, namun jika tidak tertarik, iklan yang muncul di atas bisa dihiraukan,” kata Widi.

Iklan yang diklik oleh pengguna kemudian akan menghasilkan koin yang dapat ditukarkan pengguna melalui merchant yang bergabung dengan OONA. Konsep seperti ini diklaim mampu menciptakan pilihan baru untuk pengguna, sementara brand dan advertiser bisa memanfaatkan peluang ini untuk beriklan. OONA juga dilengkapi dengan chatbot “Siskabot” dan programmatic advertising.

Incar dua juta pengguna hingga akhir tahun

Metranet memiliki kontrak selama tiga tahun dengan OONA. Targetnya hingga akhir tahun ini OONA bisa menambah jumlah pengguna hingga 2 juta orang.

“Bagi kami dari OONA, tentunya jika kerja sama ini menguntungkan akan kami teruskan. Teknologi yang kami miliki cukup membantu Telkom, dalam hal ini Mentranet, untuk menghadirkan konten yang menarik baik tayangan VOD maupun tayangan televisi,” kata Presiden Direktur OONA Indonesia Noerman Taufik.

Dalam waktu dekat OONA akan bekerja sama dengan Telkomsel menyediakan produk bundling VideoMax Telkomsel. OONA juga akan bekerja sama dengan produk Telkom Group lainnya seperti WIFI.ID.

“Diharapkan konsep OONA ini bisa memberikan alternatif bagi stasiun televisi untuk Go Digital, sementara untuk brand bisa menambah pilihan kegiatan pemasaran dengan beriklan di OONA,” kata Widi.

Application Information Will Show Up Here

Indigo Creative Nation Kukuhkan Sembilan Startup Baru yang Akan Dibina

Pada hari Rabu (29/08) lalu, Indigo Creative Nation –program inkubator/akselerator startup milik Telkom—telah menyelenggarakan Indigo Day ke-3. Dalam acara tersebut turut dikukuhkan 9 startup baru yang akan turut serta dalam program Indigo Batch I tahun 2018.

Berikut ini nama 9 startup yang berhasil masuk dalam program inkubasi Telkom kali ini:

  1. Cyber Army
  2. RUN IProbe
  3. Segain
  4. Mountable.id
  5. Sadora
  6. Cazh
  7. Edudok
  8. DNS Bersih
  9. Panenmart

Nama-nama di atas merupakan startup yang berada dalam tahapan beragam. Mulai dari Customer Validation (Problem/Solution Fit) dengan tantangan agar berhasil mengidentifikasi masalah yang dihadapi konsumen dan mengidentifikasi solusi yang dibutuhkannya. Hingga Product Validation (Product/Market Fit) yang  akan memvalidasi kecocokan produk/layanan terhadap pasar sehingga disukai oleh penggunanya.

Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom Group, David Bangun, dalam sambutan pembukaannya mengatakan, “Yang kita lakukan di Indigo itu, bagaimana bisa menginkubasi, me-nurture idea, men-scout talent, untuk nantinya menjadi manusia-manusia yang menghasilkan sesuatu yang benar-benar istimewa.”

Peran Indigo dalam proses inkubasi adalah memandu startup dari berbagai bidang industri melalui proses pemberian pendanaan, membukakan akses pasar, dan mentoring berkala secara intensif dalam rentang periode waktu tertentu.

Pada acara yang berlangsung di Telkom Landmark Tower tersebut, Indigo Creative Nation mengangkat tema besar “Kolaborasi dalam Bidang Inovasi Teknologi”. Melalui acara ini Telkom berharap bisa mendorong sinergi antara startup binaan mereka dengan anak perusahaan Telkom Group, dengan menjalin kolaborasi mutualisme yang saling menguntungkan, bersama para startup binaan mereka.

Kolaborasi dalam bidang inovasi teknologi ini memang potensial mengakselerasi bisnis seperti yang disebutkan Ongki Kurniawan (Executive Director Grab Indonesia) dalam sesi diskusi panel dengan Albert Lucius (Co-Founder & CEO Kudo).

“Ekosistem dunia startup itu sangat luas, dan kolaborasi bisa membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat, oleh karena itu kolaborasi ekosistem itu sangat penting apabila sebuah perusahaan ingin terus berevolusi dan survive,” tutur Ongki Kurniawan.

Kolaborasi dalam bidang inovasi teknologi ini juga ditegaskan oleh Ery Punta Hendraswara selaku Managing Director Indigo Creative Nation, “Indigo ini ingin membuka kolaborasi dan mempercepat perkembangan dunia digital nasional. Kombinasi antara startup dengan perusahaan-perusahaan besar dapat memberikan nilai lebih ke dalam industri.“

Ajang Indigo Day ke-3 kali ini juga menghadirkan lebih dari dua puluh startup binaan Telkom yang ditampilkan di area eksibisi maupun sesi pitching, baik dari program eksternal (Indigo) maupun program internal Telkom (Amoeba), seperti Qualitiva, Goto Sehat, Wakuliner, Peto, Tripal, Kofera, Amtiss, Sonar, Qontak, Nodeflux, Prime System, Bahaso, Qiscus, Nodeflux, Jasa Connect, Authentic Guards, Paket ID, dan Sonic Boom.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Indigo Day dari Indigo Creative Nation

Program Inkubator Telkom Akan Kembali Selenggarakan “Indigo Day”

Program inkubator dan akselerator startup milik Telkom, Indigo Creative Nation, akan kembali menyelenggarakan gelaran bertajuk “Indigo Day”. Acara tahunan yang akan diadakan untuk kali ketiga ini rencananya digelar pada 29 Agustus 2018 mendatang bertempat di Smart Auditorium, Telkom Landmark Tower.

Indigo Day memadukan kegiatan startup pitching, demo day, startup exhibition dan talkshow mengundang para pembicara setingkat C-level yang berasal dari kalangan startup unicorn, korporasi, venture capital dan pemerintah.

Tema besar Indigo Day batch ke-1 tahun 2018 ini akan mengusung tema “semangat kolaborasi dalam bidang inovasi teknologi”, diisi Ridzki Kramadibrata (Managing Director Grab Indonesia) dan Albert Lucius (Co-Founder & CEO of Kudo). Keduanya akan menjelaskan dampak kolaborasi inovasi teknologi kedua perusahaan yang digawanginya.

Mewakili PT Telkom Indonesia, David Bangun selaku Direktur Digital & Strategic Portfolio, akan berbagi seputar strategi korporasi dalam pengembangan digital business service untuk mendukung pertumbuhan portofolio bisnis Telkom Group.

Sementara Ery Punta Hendraswara, Managing Director Indigo Creative Nation, akan berbagi bagaimana program Indigo bisa menjadi salah satu program corporate innovation dalam pengembangan startup eksternal yang bertahan hingga tahun ke-5. Berikutnya Nicko Widjaja, CEO MDI Ventures, akan berbagi bagaimana strategi melakukan investasi terhadap startup tahap seri A ke atas yang inovasinya mendukung digital business service milik Telkom Group.

Sejak tahun 2013, Indigo Creative Nation telah menginkubasi 111 startup. Saat ini sekitar 37 startup telah menghasilkan secara komersial, bahkan 16 startup di antaranya telah mendapatkan pendanaan tambahan dari para investor dalam dan luar negeri. Ada juga beberapa startup yang telah berhasil menciptakan kolaborasi bernilai miliaran rupiah bersama Telkom Group seperti PrivyID, Kofera, dan Run System.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Indigo Day dari Indigo Creative Nation

Commonwealth Life and Telkom Launch a Digital Payment Based Insurance Product Named “Jiwa Sehat”

Telkom has officially signed the strategic partnership with Commonwealth Life Insurance. This partnership intends to produce digital payment based insurance products. The product initiative called “Jiwa Sehat” collaborates Commonwealth Life product line with TCASH‘s payment service.

By using telemarketing distribution channels, TCASH customers contacted by Commonwealth Life can buy Jiwa Sehat insurance products and make a cashless premium payment via TCASH. Elvis Liongosari, Commonwealth Life’s President Director explained that this digital era offers unlimited opportunities and this is one of the company’s strategies to maximize any potential available.

“Jiwa Sehat is an answer to public’s need of a secure health insurance and an easy cashless payment process via TCASH feature,” he said.

Aside from TCASH, Telkom Group takes some of its subsidiaries. First, PT Finnet Indonesia engaged in aggregator industry of bill payment as intermediary payment. The second is PT Infomedia Nusantara engaged in Business Process Management (BPM) and will act as telemarketing service provider in this case.

The marketing partnership utilizes the advance digital payment technology for customers to easily get insurance and make real-time premium payment, as well to support the insurance industry and digital payment in Indonesia.

“Telkom Group is ready to support the digitization of Indonesian insurance industry through the digital payment provision which moves along with the government policy to encourage cashless society creation while prioritizing easy and secure transaction,” Dian Rachmawan, Telkom’s Enterprise & Business Service Director, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Commonwealth Life dan Telkom Luncurkan “Jiwa Sehat”, Produk Asuransi Berbasis Pembayaran Digital

Telkom baru saja menandatangani kerja sama strategis dengan perusahaan asuransi Commonwealth Life. Kerja sama tersebut ditujukan untuk menghasilkan produk asuransi berbasis pembayaran digital. Inisiatif produk bernama “Jiwa Sehat” tersebut mengolaborasikan lini produk Commonwealth Life dengan keunggulan layanan pembayaran TCASH.

Dengan menggunakan jalur distribusi telemarketing, pelanggan TCASH yang dihubungi Commonwealth Life dapat membeli produk asuransi Jiwa Sehat dan melakukan pembayaran premi secara cashless melalui TCASH. Presiden Direktur Commonwealth Life Elvis Liongosari menjelaskan bahwa peluang di dunia digital masih sangat terbuka, dan ini merupakan salah satu cara perusahaan untuk memaksimalkan semua potensi yang ada.

“Jiwa Sehat merupakan jawaban untuk masyarakat yang membutuhkan kepastian perlindungan asuransi kesehatan dan menginginkan kemudahan dalam proses pembayaran cashless melalui fitur TCASH,” ujar Elvis.

Selain TCASH, TelkomGroup menggandeng sederet anak usahanya yang lain. Pertama yakni PT Finnet Indonesia yang bergerak di bidang aggregator pembayaran tagihan sebagai intermediary payment. Kemudian yang kedua PT Infomedia Nusantara yang bergerak di bidang Business Process Management (BPM), dalam hal ini berfungsi sebagai penyedia layanan telemarketing.

Kerja sama pemasaran ini memanfaatkan kemajuan teknologi digital payment agar pelanggan dapat dengan mudah mendapatkan perlindungan asuransi dan melakukan pembayaran premi asuransi secara real time, serta sekaligus mendukung kemajuan industri asuransi dan digital payment di Indonesia.

“TelkomGroup siap mendukung digitalisasi industri asuransi Indonesia melalui penyediaan layanan pembayaran secara digital yang tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong terbentuknya cashless society dengan tetap mengedepankan kemudahan dan keamanan bertransaksi,” ungkap Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan.

Application Information Will Show Up Here

5 Inovasi Startup Internet of Things di Indonesia yang Layak untuk Disimak

Tren Internet of Things di Indonesia bertumbuh sehat. Kendati pertumbuhan di sektor consumer masih belum begitu memuaskan, pemanfaatan di ranah industri tampak menunjukkan keseriusan. Efisiensi perputaran roda bisnis dalam tubuh perusahaan adalah satu alasan kuat yang mendasarinya.

Ditinjau secara umum, ekosistem IoT di Indonesia setidaknya telah unjuk gigi dengan beberapa jagoan inovasi yang berpotensi besar untuk menjadi lebih besar; inilah lima inisiasi di antaranya.

HARA

HARA adalah produk IoT yang dikembangkan untuk menangani permasalahan di sektor pertanian dan pangan. Produk dari Dattabot ini disiapkan untuk menanggulangi masalah potensi lahan, optimasi pertanian, dan mencegah pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Fitur utama dari produk berbasis blockchain ini antara lain ialah aplikasi smartphone untuk mengambil data, web-based analytic, dan prediksi hasil panen yang disertai rekomendasi untuk para petani (misalnya, pupuk seperti apa yang perlu digunakan). Blockchain yang terdesentralisasi dinilai dapat menciptakan dampak sosial. Dattabot memulai dari sektor pangan dan pertanian, berikutnya menjalar ke sektor lainnya yang paling berdampak bagi masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, transportasi dan hiburan.

Qlue

Salah satu cita-cita startup pengembang layanan yang menghubungkan antara pemerintah dengan masyarakat ini adalah ingin berinovasi mengembangkan produk smart city berbasis IoT, khususnya untuk diterapkan di wilayah perkotaan. Disampaikan oleh CEO Qlue Rama Raditya, bahwa saat ini sudah mulai terdesain beberapa inisiatif IoT untuk smart city, misalnya pengembangan traffic lamp yang terhubung ke sebuah command center, kotak sampah pintar, dan juga air pollution detector. Berbagai otomatisasi ini dinilai akan menjadi makin “viral” ketika smart city menjadi sebuah kebutuhan di perkotaan.

Spekun

Telkomsel bekerja sama dengan Banopolis mengembangkan bike sharing pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi NB-IoT lewat aplikasi Spekun. Bike sharing adalah sebuah konsep layanan peminjaman sepeda kepada publik dalam jangka waktu tertentu dari satu titik lokasi ke titik lokasi lainnya. Teknologi yang diterapkan pada ekosistem sepeda kuning (Spekun) di kampus UI Depok tersebut adalah peminjaman sepeda berbasis aplikasi smartphone, dengan didampingi penyediaan tiang atau dock parkir berbasis radio-frequency identification (RFID) sehingga sepeda hanya bisa diparkirkan pada dock parkir tersebut.

Upaya Telkomsel menciptakan dalam menciptakan gebrakan tidak sebatas di Spekun saja; Telkomsel juga menunjukkan keseriusannya dengan menyelenggarakan program Telkomsel Innovation Center (TINC) dengan Forum IoT sebagai bagian dari payung besarnya, dan semua developer, startup, maupun orang-orang yang punya ketertarikan lebih di bidang IoT dapat secara gratis mengikuti kegiatan convention dan exhibition pada hari Kamis, 26 Juli 2018.

eFishery

eFishery adalah alat pemberi pakan ikan otomatis. Alat ini tidak hanya mengotomatisasi pemberian pakan secara terjadwal dengan dosis yang tepat, tetapi juga mencatat setiap pemberian pakan secara real-time. Pengguna dapat mengakses data pemberian pakan kapan pun dan di mana pun. Tidak ada lagi masalah over-feeding, pemberian pakan ikan yang tidak teratur atau pakan yang diselewengkan. Secara spesifik, eFishery berusaha membantu peternak ikan dan udang, karena biasanya pemberian makan ikan menguasai antara 50 hingga 80 persen biaya operasi peternakan ikan.

eFishery juga dikenal sebagai startup yang sering memenangkan berbagai kompetisi startup tingkat global. Bekerja sama dengan TINC, eFishery akan mengeksplorasi pemanfaatan modul NarrowBand IoT (NB-IoT) untuk konektivitas yang lebih efektif. Hal ini sejalan dengan ekspansi pasar dengan model bisnis yang lebih matang dan validasi pasar baru akan memanfaatkan kompetensi dan jaringan konsumen luas Telkomsel. Sedikit informasi, Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah juga akan mengisi kelas di TINC 2018 Forum IoT.

Nodeflux

Nodeflux adalah platform dengan kemampuan komputasi terdistribusi dan juga kemampuan menyebarkan “brain”, komputasi dan kecerdasan buatan secara scalable. Di sini “brain” yang dimaksud dapat digunakan untuk implementasi pada pengolahan seperti Big Data, IoT dan Machine Learning.

Memadukan antara teknologi Artificial Intelligence, Machine Learning dan Deep Learning di area Computer Vision, Nodeflux dianggap dapat diimplementasikan untuk beberapa sektor bisnis, seperti pemantauan persediaan barang di sektor retail dan pengelolaan sistem parkir pada bisnis properti.

Lima produk dan startup di atas adalah contoh karya unggulan kreator Indonesia di bidang IoT. Sejalan dengan ekosistem yang mulai terbentuk mendewasa dan masih banyak ruang yang bisa diisi dari aspek bisnis dan pemasaran, kreator IoT perlu lebih banyak menunjukkan tajinya dalam mengembangkan produk IoT.

Anda yang menyukai inovasi, teknologi, dan segala hal yang beririsan di antara keduanya, dapat mengikuti working class di TINC 2018 dengan insight dari pelaku industri teknologi dan IoT. Pemanfaatan platform IoT akan dipaparkan detail oleh dari pakar dari IBM dan Microsoft, dan implementasi bisnis IoT akan dijelaskan oleh Founder & CEO eFishery Gibran Huzaifah. Anda juga dapat mengikut kelas praktikal mengenai pengembangan produk di kelas Device Makers IoT.

TINC 2018 akan berlangsung di Balai Kartini, pada hari Kamis, 26 Juli 2018. Pendaftaran untuk setiap kelas gratis dan terbatas. Info mengenai kelas-kelas yang bisa diikuti dan cara mendaftar bisa diakses di dly.social/tinc2018.

Disclosure: DailySocial adalah media partner dari kegiatan Telkomsel Innovation Center IoT Forum 2018.