PrivyID Secures Series A2 Funding from Telkomsel Mitra Inovasi

After being rumored to raise fresh funds, PrivyID, the digital identity service, announced Series A2 investment from Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). The number is still undisclosed but there will be collaboration and integration later.

Previously, PrivyID has secured Pre Series A funding led by MDI Ventures and Mandiri Capital Indonesia on Mid 2017. Gunung Sewu and Mahanusa Capital also involved in this round.

Strategic partnership

PrivyID’s CEO, Marshall Pribadi said to DailySocial, the collaboration is to involve PrivyID’s digital signature in the platform. TMI invests on PrivyID as the first step to build a platform that capable of moving the identity verification service market and to provide a more effective and integrated platform for consumers.

“We, besides getting an essential insight foundation, also gain necessary networks to carve our name in the industry board. Partnership with Telkomsel adds up to our optimism for financial inclusion and opens up a room for digital economy potential in Indonesia.

They did not mention further details on what technology or product to be developed by PrivyID with Telkomsel in it. However, he said that it will be the latest technology, such as AI-based liveness detection, facial recognition, infrastructure encryption and smart authentication gateway.

The service, under top security, can identify users through credit assessment algorithm combined with other methods, such as digital signature and verified identity, to process submission within minutes. The integration result will create an opportunity to accelerate financial inclusion in Indonesia.

“PrivyID’s product application program interface (API) technology and workflow allow an effective and efficient operational process for its users. The service has grown significantly, also to accelerate financial inclusion. The collaboration between PrivyID and Telkomsel’s assets and resources will produce various innovations in the industry within the next few years,” TMI’s CEO, Andi Kristianto said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

PrivyID Kantongi Pendanaan Seri A2 dari Telkomsel Mitra Inovasi

Setelah sebelumnya dikabarkan bakal menerima dana segar baru, penyediaan layanan identitas digital, PrivyID, mengumumkan perolehan investasi tahapan Seri A2 dari Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). Tidak disebutkan berapa nominal investasi yang digelontorkan, namun bentuk kerja sama dan integrasi nantinya juga akan dihadirkan oleh kedua belah pihak.

Sebelumnya PrivyID telah mengantongi pendanaan Pra-Seri A yang dipimpin oleh MDI Ventures dan Mandiri Capital Indonesia pada pertengahan tahun 2017 lalu. Gunung Sewu dan Mahanusa Capital juga terlibat dalam pendanaan ini.

Kerja sama strategis

Kepada DailySocial CEO PrivyID Marshall Pribadi mengungkapkan, kolaborasi tersebut nantinya akan melibatkan teknologi digital signature milik PrivyID ke dalam platform. Pendanaan TMI untuk PrivyID merupakan langkah awal dalam membangun platform yang dapat mengubah pasar layanan verifikasi identitas, dengan menghadirkan sarana yang efektif dan terintegrasi bagi konsumen.

“Selain mendapatkan fondasi pengetahuan yang esensial, kami juga memperoleh jejaring koneksi yang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan pijakan di industri. Dengan kerja sama bersama Telkomsel, kami semakin optimis dalam menjalankan misi mewujudkan inklusi keuangan dan membuka kunci potensi ekonomi digital di Indonesia.”

Tidak disebutkan lebih lanjut teknologi atau produk seperti apa yang bakal dihadirkan oleh PrivyID dengan Telkomsel di dalamnya. Namun Marshall memastikan, pihaknya akan menggunakan berbagai jenis teknologi terkini, seperti pengecekan dokumen berbasis AI, pendeteksi karakter kehidupan (livenes detection), pengenalan wajah (facial recognition), infrastruktur enkripsi dan jalur autentikasi terintegrasi (smart authentication gateway).

Dengan mengutamakan keamanan, layanan ini bisa mengidentifikasi pengguna melalui algoritma penilaian kredit yang dikombinasikan dengan metode lain seperti tanda tangan digital dan kartu identitas terverifikasi, untuk memproses pengguna hanya dalam hitungan menit. Hasil dari integrasi produk ini membuka peluang untuk mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia.

“Teknologi application program interface (API) dan workflow produk PrivyID menghadirkan proses operasional yang efektif dan efisien bagi penggunanya. Layanan PrivyID kini dalam posisi untuk tumbuh secara signifikan, yang sekaligus tentunya mengakselerasi inklusi keuangan. Kolaborasi PrivyID dengan produk, aset dan sumber daya dari Telkomsel, akan menghadirkan banyak pengembangan inovasi menarik di bidang ini dalam beberapa tahun ke depan,” kata CEO TMI, Andi Kristianto.

Application Information Will Show Up Here

Grand Final Dunia Games Golden Ticket 2019 Ajang Pembuktian tim Free Fire se-Indonesia

Setelah perjalanan kualifikasi panjang di hampir seluruh wilayah Indonesia, Dunia Games Golden Ticket (DGGT) akhirnya sudah hampir mencapai puncaknya. Diselenggarakan di Tennis Indoor Senayan, tanggal 28 September 2019 mendatang akan menjawab pertanyaan, siapa tim Free Fire terbaik yang berhak untuk turut bertanding di Free Fire Indonesia Masters 2019.

Kualifikasi dari DG Golden Ticket sendiri mencakup beberapa area. Ada area 1 (Sumatera), area 2 (Jabodetabek Jabar), area 3 (Jawa, NusRa, Bali), dan area 4 (Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan). Dari masing-masing area, hanya tiga tim terbaik saja yang bisa berlanjut ke babak Grand Final DG Golden Ticket, yang berarti akan ada 12 tim yang bertanding di Tennis Indoor Senayan nantinya.

Sumber: Dunia Games Official Media
Sumber: Dunia Games Official Media

Dari 12 tim yang lolos ke Jakarta, ada beberapa nama organisasi yang sudah cukup disegani di peta persaingan esports Indonesia. Ada nama-nama seperti Bigetron Esports, AURA Esports, BOOM Esports, dan Star8 Esports. Menariknya, DG Golden Ticket sendiri mencoba hadir dengan tidak hanya sekadar menghadirkan kompetisi saja.

Selain dari kompetisi sengit dari tim-tim terbaik se-Indonesia, DG Golden Ticket juga menghadirkan beberapa konten sampingan yang tak kalah menarik. Salah satunya ada kehadiran para cosplayer ternama. Tak main-main, para cosplayer yang hadir termasuk nama-nama besar seperti Lola Zieta, Punipun, KameAam dan lain sebagainya.

Tak lupa, para shoutcaster papan atas juga turut memeriahkan acara ini. DG Golden Ticket sendiri akan menghadirkan para caster dan host yang mungkin sudah Anda cukup kenal seperti, Oh Baby, Mochalatte, Janitra, Manggiskun, Skyla, dan juga Adji “Sven”.

Sumber: Dunia Games Official Media
Sumber: Dunia Games Official Media

Terakhir, gelaran ini jadi semakin lengkap karena juga menghadirkan penampilan dari salah satu band Rock Alternatif ternama di Indonesia, NTRL (atau sebelumnya dikenal dengan nama Netral).

Bagi Anda yang ingin menyaksikan keseruan aksi pertandingan tim Free Fire terbaik di Indonesia, dan menikmati sajian hiburan yang lengkap di Grand Final DGGT 2019, Anda dapat langsung melakukan registrasi pada laman resmi Dunia Games.

Memperebutkan total hadiah Rp300 juta, hanya akan ada satu tim, yaitu sang juara, yang akan bertanding di gelaran Free Fire Indonesia Master 2019. Siapakah tim yang mampu membuktikan dirinya adalah yang terbaik dan mengambil kejayaan tersebut? Anda juga dapat menyaksikan aksi pertandingan para tim tersebut secara online lewat Youtube Channel Dunia Games.

 

DStour #75 : Berkunjung ke “Smart Office” Telkomsel

Mengedepankan konsep smart office, kantor pusat Telkomsel didesain dengan gaya modern lengkap dengan fasilitas penunjang kenyamanan pegawai. Selain menyediakan studio olahraga dan pusat kebugaran, kantor ini juga dilengkapi auditorium dan kantin untuk pegawai.

Berikut liputan DStour selengkapnya yang dipandu dua pegawai milenial Telkomsel.

Telkomsel dan Pertamina Berkolaborasi, Implementasi Solusi IoT pada Truk Pengangkut BBM

Telkomsel resmi melakukan penandatanganan kerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga untuk menerapkan solusi FleetSight pada kendaraan operasional truk pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM).

Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Hartini mengungkapkan, kolaborasi ini adalah salah satu langkah perusahaan untuk menggenjot bisnis di segmen B2B melalui solusi berbasis teknologi, seperti IoT, big data, dan digital advertising.

“Ke depannya, kami akan menggaungkan bisnis B2B lewat mobile solution dengan mengintegrasikan ke nomor [SIM]. Cakupan jaringan 4G kami kan luas. [Solusi] ini tentu akan memudahkan akses,” ujar Emma di acara MoU dengan Pertamina Patra Niaga, Senin (2/9).

Sementara Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Nina Sulistyowati menyebutkan, penerapan FleetSight adalah bagian dari inovasi digital yang dilakukan untuk mencapai efisiensi dan produktivitas perusahaan.

“Banyak sekali kecelakaan kerja atau hal lain yang terjadi pada pendistribusian BBM. Makanya, lewat solusi ini dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan berkendara, termasuk menekan penipuan,” ujar Nina di sela-sela MoU ini.

Mewujudkan Smart Mobil Tangki (MT)

Dalam penjelasannya, GM Fleet Management Telkomsel Arief Teguh Hermawan mengatakan, solusi berbasis Internet of Things (IoT) ini akan diimplementasikan dalam tiga tahap. Tahap pertama, pemasangan FleetSight telah dilakukan di 1.800 armada dan siap beroperasi mulai September ini.

Sedangkan tahap kedua dan ketiga adalah peningkatan fitur FleetSight dengan mengintegrasikan sejumlah sensor tambahan dengan fungsi berbeda-beda, seperti mengidentifikasi parameter rem kendaraan dan kekentalan oli mesin.

Ia menyebut ada total 17 fitur FleetSight yang akan ditanamkan Telkomsel ke dalam moda transportasi distribusi BBM. Saat ini, sudah ada tiga yang telah beroperasi dan lima fitur yang masih dalam tahap pengembangan.

Sebetulnya, kata Arief, Fleetsight bukanlah solusi baru, melainkan solusi existing untuk segmen ritel yang diluncurkan sejak 2017. FleetSight dievolusi sejak tahun lalu sejalan dengan fokus baru Telkomsel di segmen B2B.

Big picture dari Fleetsight ini adalah [solusi] kendaraan karena kami sekarang fokus di B2B bukan di B2C. Setidaknya sekarang ada 4-6 juta kendaraan komersial, di mana adopsi [fleet management] masih di bawah 20 persen,” tuturnya.

Secara fungsi, solusi FleetSight dikembangkan untuk memonitor dan mengontrol armada kendaraan melalui perangkat berbasis satelit yang disematkan pada berbagai jenis sensor atau peralatan tambahan kendaraan.

FleetSight mampu merekam mobilitas kendaraan dan mengumpulkan informasi dalam bentuk insight dan data. Informasi ini akan diolah agar dapat memberikan peringatan secara real-time saat kendaraan melebihi kecepatan beroperasi atau melintasi rute yang bukan seharusnya.

“Kami sedang jajaki dengan beberapa sektor lain untuk implementasi solusi fleet management. Beberapa use case juga sudah disiapkan. Misalnya, monitoring genset untuk transportasi publik atau melacak pengiriman di sektor logistik,” tutup Arief.

Telkomsel Supports Bluebird in “Taksi IoT” Implementation

Telkomsel is now providing IoT for Bluebird e-taxi units. The collaboration marked by the agreement signing today (8/26).

Telkomsel’s President Director, Emma Sri Martini said, Telkomsel’s IoT implementation on Bluebird’s digital ecosystem is the realization of corporate commitment to support the government vision of Making Indonesia 4.0.

The company created IoT Control Center, a cloud-based solution that is claimed safe and secure to manage the IoT devices. IoT Control Center is capable to provide visibility and security of the company’s assets, maintain the quality, optimize the device performance and to predict costs spent.

IoT Control Center is said capable to tighten the IoT system overall through integrated devices in the Bluebird network. One is the Bluebird IoT to replace Fleety as fare-meter device and the current 2G based order receiver.

The IoT device will be supported by 4G LTE Telkomsel as a multi-functioned device attached to all types of Bluebird units. The features include fare-meter, consumer order, GPS tracking, contact with passenger and operator, also payment.

“The device is directly connected with the vehicle and capable to read data from its current condition, also send it to the Bluebird app system,” Martini said in the official release.

Blue Bird Group’s President Director, Noni Purnomo expected the latest solution to encourage corporates in accelerate work productivity and performance, in order to deliver additional value for customer service.

“We expect this collaboration to produce not only efficiency for Bluebird operation but also positive impact for Indonesia’s transportation industry through quality improvement for passengers, drivers and vehicles,” she added.

To date, Bluebird aims to distribute the IoT ecosystem to 10 thousand units by the end of 2019. Overall, it’s to reach 25 thousand units by the mid-year of 2020.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Dukungan Operator Telekomunikasi dalam Pengembangan IoT di Indonesia

Banyak alasan mengapa hingga saat ini pihak operator telekomunikasi sebagai mitra paling relevan untuk pengembangan IoT di Indonesia belum berjalan maksimal. Salah satunya masih sedikitnya data yang bisa dibagikan kepada pihak terkait untuk mengembangkan teknologi tersebut.

Dalam acara Asia IoT Business Platform 2019 di Jakarta hari ini (28/08), Director General Kominfo Ismail MT mengungkapkan, diperlukan dukungan dan keterlibatan operator telekomunikasi untuk bisa mempercepat pertumbuhan inovasi teknologi IoT saat ini. Bukan hanya dari sisi ide dan potensi, namun juga pengolahan data analitik yang sudah banyak dikumpulkan oleh pihak operator.

Menanggapi persoalan tersebut SVP – EGM Digital Service Telkom Indonesia Joddy Hernandy mengungkapkan, masih sedikitnya data yang dikumpulkan oleh operator  untuk pengembangan masih menjadi kendala. Meskipun saat ini data yang dimiliki oleh operator telekomunikasi sudah banyak dikumpulkan, namun belum bisa untuk menjadi sebuah sumber daya yang bisa dikembangkan oleh pemerintah hingga pihak terkait untuk membantu UKM.

Menurut Chief Business Officer Indosat Ooredoo Intan Abdams Katoppo, mengapa data masih sulit untuk dikumpulkan karena saat ini kebanyakan data yang disimpan di cloud computing services adalah milik asing dan tidak dimiliki oleh pihak lokal. Untuk itu ke depannya, pihak operator masih memiliki rencana dan roadmap untuk bisa mengolah data analisis untuk mendukung pengembangan IoT di Indonesia.

Kurangnya talenta digital

Persoalan lain yang juga dibahas dalam acara Asia IoT Business Platform 2019 adalah kurangnya talenta digital yang bisa mengembangkan inovasi dan produk IoT. Sementara dari sisi pihak operator, ketika data sudah dikumpulkan, mereka mengklaim masih kesulitan untuk mengolah data karena masih sedikitnya jumlah data scientist hingga data analyst yang berkualitas. Untuk itu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah agar bisa mencetak talenta digital yang relevan untuk bisa membantu pihak terkait mengembangkan teknologi IoT.

Salah satu upaya yang diklaim sudah dikembangkan oleh Indosat Ooredoo adalah menjalin kemitraan strategis dengan universitas hingga pencipta produk atau product maker untuk bisa berkolaborasi memanfaatkan sumber daya yang ada dalam hal pengolahan data hingga penerapan teknologi IoT pada khususnya.

Salah satu upaya yang bisa dimaksimalkan oleh pihak terkait adalah dengan menciptakan Co-Creation, artinya ada sebuah wadah yang bisa memayungi mereka yang memiliki ide hingga solusi yang relevan memanfaatkan IoT.

“Pesan saya buatlah sebuah produk IoT yang bisa memecahkan masalah yang banyak ditemui oleh masyarakat saat ini. Secara umum pemerintah sudah menciptakan berbagai infrastruktur yang bisa dimanfaatkan oleh pihak terkait untuk menerapkan IoT. Bukan hanya smart cities namun juga teknologi IoT yang bisa menjadi enabler pelaku UKM dan industri terkait lainnya,” kata Ismail.

Kondisi konektivitas saat ini

Secara umum saat ini koneksi yang masih banyak dimanfaatkan oleh operator untuk teknologi IoT adalah 4G. Untuk jaringan 5G sendiri yang diklaim bakal membantu teknologi IoT berkembang lebih baik belum bisa diterapkan karena berbagai persoalan dan hambatan yang ada. Namun demikian pihak Indosat Ooredoo dalam hal ini, berupaya untuk meningkatkan 4G Latency untuk bisa dimanfaatkan pihak terkait yang ingin mengembangkan teknologi IoT.

Telkomsel sendiri baru-baru ini telah meresmikan kerja sama strategis mereka dengan armada taksi listrik Bluebird (e-taxi). Implementasi IoT Telkomsel ke dalam ekosistem digital Bluebird merupakan perwujudan komitmen perseroan dalam mendukung visi Making Indonesia 4.0 dari pemerintah. IoT Control Center dianggap mampu memperkuat ekosistem IoT secara menyeluruh melalui berbagai perangkat yang saling terkoneksi di dalam jaringan Bluebird. Salah satunya IoT Bluebird yang akan menjadi solusi pengganti Fleety sebagai perangkat penghitung argo, serta penerima pesanan berbasis jaringan 2G yang selama ini dipakai armada Bluebird.

“Selain dengan Bluebird, nantinya Telkomsel juga akan menjalin kolaborasi untuk mengembangkan teknologi IoT dengan Pertamina. Untuk fase pertama fokus kami masih kepada SPBU yang dimiliki oleh Pertamina. Bentuknya seperti apa intinya adalah, mendigitalkan Pertamina memanfaatkan teknologi IoT,” kata Joddy.

Telkomsel Dukung Bluebird Implementasi “Taksi IoT”

Telkomsel menjadi penyedia IoT untuk armada taksi listrik Bluebird (e-taxi). Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) pada hari ini (26/8).

Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Martini mengatakan, implementasi IoT Telkomsel ke dalam ekosistem digital Bluebird merupakan perwujudan komitmen perseroan dalam mendukung visi Making Indonesia 4.0 dari pemerintah.

Perseroan menghadirkan IoT Control Center, solusi cloud-based yang diklaim aman dan terpercaya untuk melakukan manajemen perangkat IoT. IoT Control Center mampu memberikan visibilitas dan keamanan aset perusahaan, menjaga kualitas layanan, memastikan kinerja perangkat selalu optimal, serta memprediksi biaya pengeluaran.

IoT Control Center dianggap mampu memperkuat ekosistem IoT secara menyeluruh melalui berbagai perangkat yang saling terkoneksi di dalam jaringan Bluebird. Salah satunya IoT Bluebird yang akan menjadi solusi pengganti Fleety sebagai perangkat penghitung argo, serta penerima pesanan berbasis jaringan 2G yang salama ini dipakai armada Bluebird.

Perangkat IoT Bluebird akan didukung jaringan 4G LTE Telkomsel sebagai perangkat komputer multi-fungsi yang terpasang di semua tipe armada Bluebird. Fiturnya meliputi argo meter untuk taksi, pengiriman order penumpang, pelacakan posisi GPS, komunikasi dengan penumpang dan operator pusat, termasuk pembayaran.

“Perangkat ini juga terhubung langsung dengan kendaraan sehingga mampu membaca data-data vital dari kondisi kendaraan dan mengirimkannya langsung ke sistem aplikasi Bluebird,” tambah Emma dalam keterangan resmi.

Direktur Utama Blue Bird Group Noni Purnomo menambahkan dengan solusi baru ini diharapkan dapat membantu perseroan dalam mengakselerasikan produktivitas dan kinerja, sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam melayani pelanggan.

“Kami percaya bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan efisiensi di dalam operasional Bluebird, namun juga berdampak positif bagi industri transportasi di Indonesia melalui peningkatan kualitas layanan penumpang, pengemudi, dan kendaraan,” terang Noni.

Saat ini ekosistem IoT di armada taksi Bluebird ditargetkan dapat tersedia pada 10 ribu unit hingga akhir tahun 2019. Secara keseluruhan potensi armada yang dapat diterapkan mencapai 25 ribu unit. Angka tersebut akan dicapai hingga pertengahan tahun 2020.

Application Information Will Show Up Here

[Panduan Pemula] Cara Beli Paket Internet atau Nelpon Telkomsel dan IM3 via Aplikasi Android

Di era smartphone yang makin canggih, membeli paket data atau nelpon Telkomsel dan Indosat IM3 atau operator lainnya sudah semakin mudah. Semua operator lokal sudah memberikan akses mudahnya melalui aplikasi yang bisa diunduh di smartphone secara cuma-cuma.

Dengan adanya aplikasi tersebut, konsumen tidak harus repot mengingat urutan kode USSD yang kerap kali berganti dari waktu ke waktu. Belum lagi informasi paketnya yang tidak lengkap berpotensi membuat pelanggan merasa di-PHP-in.

Cara Beli Paket Internet dan Nelpon Telkomsel di Aplikasi MyTelkomsel

  • Pertama, unduh dahulu aplikasi MyTelkomsel dari Google Play Store.
  • Daftarkan akun menggunakan nomor Telkomsel Anda.
  • Kemudian akses menu utamanya, lalu klik tombol Belanja.

Screenshot_20190806-113250_MyTelkomsel

  • Pilih paket internet.
  • Pili paket yang tersedia, mulai paket harian, mingguan hingga bulanan.

Screenshot_20190806-113259_MyTelkomsel

  • Pilih salah satu paket
  • dan tap tombol Beli.

Screenshot_20190806-113303_MyTelkomsel

  • Jika pulsa mencukupi, paket akan langsung diaktifkan.
  • Untuk pembelian paket nelpon, hampir sama. Tap tombol Belanja kemudian tap menu Telpon dan pilih paket yang tersedia.

Screenshot_20190806-113328_MyTelkomsel

  • Ada paket harian, mingguan dan bulanan.

Screenshot_20190806-113334_MyTelkomsel

  • Pilih paketnya dan tap tombol Beli.

Cara Beli Paket Internet dan Nelpon Indosat IM3 di Aplikasi MyIM3

  • Unduh dan install aplikasi MyIM3 dari Play Store.
  • Daftarkan akun menggunakan nomor Im3 Anda kemudian layanan siap dipergunakan.
  • Untuk membeli paket, tap tombol Beli/Buy lalu pilih menu Combo atau Internet.

Screenshot_20190806-113035_myIM3

  • Kemudian pili paket yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Screenshot_20190806-113103_myIM3

  • Terakhir, tap tombol Beli atau Buy.

Screenshot_20190806-113108_myIM3

  • Paket kemudian akan diaktifkan jika pulsa mencukupi.
  • Sedangkan untuk pembelian paket nelpon, hampir sama. Tap tombol Buy, kemudian pilih menu Call/SMS.

Screenshot_20190806-113218_myIM3

  • Pilih paket yang tersedia.

Screenshot_20190806-113224_myIM3

  • Kemudian terakhit tap tombol Buy atau Beli.

Screenshot_20190806-113230_myIM3

Paket akan langsung aktif jika pulsa mencukupi.

Telkomsel Partners with Google to Facilitate Corporate Device Setup

Telkomsel makes Google a strategic partner to adopt Android  Zero-touch Enrollment in Indonesia. It is part of the company’s commitment to increase B2B market.

Android Zero-touch Enrollment is Google’s solution to simplify the company’s device setup and deployment. It comes from Google business unit since 2015, Android Enterprises.

Telkomsel‘s SVP Enterprise Account Management, Dharma Simorangkir explained that most companies have difficulty in setting their inventory following the safety standard before being distributed to all employees.

The process could take as much as five months due to the massive amount of devices. Therefore, one by one should be installed with the developed software for security reason.

“Because of the long deployment process, most people prefer the conventional way. On the other hand, companies are aiming to increase employee’s productivity by providing working devices,” he said on Monday (7/15).

Using Google’s solution, the company can cut-off some time and make it into a five-minute job. Also supported by Telkomsel, the deployment process is available online and massive, for the device can automatically set under the company’s configuration and be used right away.

In this stage, the partnership between both companies starts from the device’s security. It is the main figure to guarantee all apps to be safely deployed to all devices.

In addition, big companies are getting aware of the device’s safety along with the current trend of mobile working.

“Various software was made for enterprise. When the time comes for deployment, many stakeholders questioning whether this is going to last or not, they afraid this will interfere with their business. Thus, we put the security step early. Furthermore, there will be more solutions to offer.”

Android Enterprise’s Regional Manager, Gerard Kennedy added, the Android Zero-touch Enrollment assure the device’s safety with encryption and multiple security systems that lighten IT support’s job in the company.

The service is to be used for various smartphone brands with Android OS to make it easier for the company to choose the device based on budget and requirements.

Dharma added, the solution is not only for big companies but also for SME players. They can adopt digital technology from this solution to cut the cost. Soon, Telkomsel is to release a solution for this business segment.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian