Tesla Ungkap Versi Baru Model S dan Model X dengan Interior yang Dirombak Total

Tesla Model S memang bukan mobil listrik pertama bikinan Tesla, akan tetapi sedan premium itulah yang berhasil melambungkan nama Tesla sampai ke titik ini. Meski sudah dipasarkan sejak tahun 2012, wujud luar dan dalamnya tidak begitu banyak berubah. Namun Tesla rupanya sudah menyiapkan kejutan secara diam-diam.

Mereka baru saja menyingkap versi anyar Model S yang siap mengaspal mulai bulan Maret, dengan sejumlah perombakan di eksterior, dapur pacu, sekaligus interiornya. Perubahan di tampilan luarnya memang tidak terlalu kentara jika tidak benar-benar diamati dan dibandingkan langsung dengan versi sebelumnya. Yang mungkin agak mencuri perhatian adalah klaim bahwa Model S merupakan mobil produksi yang paling aerodinamis yang ada sekarang.

Untuk dapur pacunya, Model S kini hadir dalam varian “Plaid” yang dibekali tiga buah motor elektrik dengan sistem penggerak empat roda. Total output daya yang dihasilkan bisa mencapai angka 1.020 tenaga kuda, dan akselerasi 0 – 100 km/jam mampu dicatatkan dalam waktu 1,99 detik saja. Kalau Anda menilai Model S sudah sangat kencang, maka varian barunya ini bakal lebih ngebut lagi.

Cepat sekaligus efisien sudah menjadi pegangan Tesla selama ini, dan varian anyar Model S ini pun tidak luput dari arahan tersebut. Varian termahalnya, “Plaid+” yang dihargai mulai $139.000, bisa menempuh jarak sejauh 836 km sebelum baterainya perlu diisi ulang. Bahkan varian termurahnya yang dibanderol mulai $79.990 pun sudah bisa menempuh jarak 663 km dalam sekali charge.

Interior baru dan kapabilitas gaming yang lebih mumpuni

Namun semua itu kalah menarik jika dibandingkan dengan perubahan yang Tesla terapkan pada interiornya. Nuansa kabin Model S versi anyar ini jauh lebih minimalis ketimbang sebelumnya. Memang tidak sampai sesimpel interior milik Model 3, tapi kita bisa melihat filosofi desain yang sama di sini.

Perubahan yang paling mencolok bisa dilihat pada layar dashboard-nya, yang kini diposisikan dalam orientasi landscape ketimbang portrait. Layar ini jauh lebih besar daripada iPad Pro sekalipun, dengan bentang diagonal 17 inci dan resolusi 2200 x 1330 pixel. Tidak seperti Model 3, Model S masih mempunyai satu layar ekstra di depan lingkar kemudinya.

Seperti yang bisa kita lihat, setirnya pun juga sudah diperbarui dengan bentuk yang menyerupai setir milik KITT, mobil canggih dari serial TV lawas Knight Rider. Tidak ada lagi tuas di sebelah kiri maupun kanannya, dan semua kontrolnya kini mengandalkan tombol-tombol pada setir.

Juga sangat menarik adalah penambahan layar 8 inci di kabin belakangnya. Mengingat Tesla memang menyediakan sejumlah video game pada sistem infotainment-nya, keputusan ini jelas tidak terdengar mengejutkan. Lalu, supaya penumpang di belakang bisa bermain dengan nyaman, Tesla pun memastikan bahwa sistemnya kompatibel dengan controller nirkabel.

Tesla Model S

Bicara soal game, ada satu pemandangan yang sangat menarik menurut saya. Coba Anda lihat baik-baik layar dashboard-nya, di situ terpampang jelas ada The Witcher 3 yang ditawarkan sebagai salah satu game-nya. Kedengarannya mungkin konyol, tapi apakah ini berarti penumpang Model S nantinya bisa memainkan salah satu RPG terbaik karya CD Projekt Red tersebut?

Baik Tesla maupun CD Projekt Red belum mau berkomentar soal ini, tapi saya yakin Tesla tidak sembarangan mencantumkan detail seperti ini kalau memang maksudnya hanya bercanda. Satu informasi penting yang Tesla beberkan adalah, sistem infotainment yang terintegrasi di kabin Model S ini punya daya komputasi sebesar 10 teraflop, setara dengan yang ditawarkan oleh console next-gen.

Sebagai referensi, PlayStation 5 tercatat mempunyai daya sebesar 10,28 teraflop, sedangkan Xbox Series sebesar 12 teraflop. Meski memang ini tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan, setidaknya ini bisa memberikan sedikit gambaran bahwa sistem bawaannya memang cukup kuat untuk menjalankan game sekelas The Witcher 3, yang bisa dibilang tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan game AAA yang dirilis dalam satu atau dua tahun terakhir.

Apakah gaming di dalam mobil merupakan masa depan industri otomotif, terutama jika melihat visi akan mobil yang bisa menyetir sendiri sepenuhnya (sehingga kita sebagai penumpang bisa memanfaatkan waktu selama perjalanan untuk bermain game)? Bisa jadi begitu. Kalau perlu bukti lain, coba lihat Sony: salah satu tujuan mereka menciptakan prototipe mobil elektrik adalah untuk bereksperimen dengan konsep “PlayStation untuk mobil”.

Demi menyuguhkan pengalaman hiburan yang terbaik, Tesla pun tidak lupa soal audio. Total ada 22 speaker yang tertanam di kabin Model S yang membentuk sebuah sistem audio berdaya 960 watt, dan Tesla juga melengkapi semuanya dengan teknologi active noise cancellation.

Buat yang lebih suka dengan model SUV ketimbang sedan, tentu mereka bisa memilih Model X yang dibangun di atas platform yang identik, dan yang kebetulan juga sudah diperbarui interiornya dengan arahan yang sama.

Mungkin bakal lucu kedengarannya jika ada yang mengulas kedua mobil ini, lalu menyebutnya sebagai mobil terbaik buat para gamer. Lucu untuk sekarang, tapi bisa saja bakal terdengar biasa di masa yang akan datang.

Sumber: Electrek.

Xiaopeng Xpeng G3 Adalah Titisan Tesla Model X Asal Tiongkok Berharga Terjangkau

Di mata banyak orang, Elon Musk sering dicap sebagai sosok yang kurang menyenangkan. Kendati demikian, industri teknologi banyak berhutang kepadanya, khususnya di bidang otomotif. Salah satunya adalah ketika Tesla memutuskan untuk membuka akses atas hak paten yang dimilikinya di tahun 2014.

Sejatinya sulit menunjuk pabrikan mana saja yang memanfaatkan paten yang dipegang Tesla dalam mengembangkan mobil elektriknya. Namun beberapa justru tidak sungkan mengungkap ke publik bahwa Tesla merupakan inspirasi terbesarnya. Salah satunya adalah Xiaopeng Motors, startup asal Tiongkok yang didirikan tidak lama setelah Tesla memublikasikan hak patennya itu tadi.

Xiaopeng Xpeng G3

Empat tahun berselang, Xiaopeng akhirnya secara resmi menyingkap mobil elektrik perdananya, Xpeng G3. Dari luar, wujudnya masih tidak terlalu mirip dengan Tesla Model X meski sama-sama berjenis SUV. Namun ketika masuk ke dalamnya, kemiripannya langsung terlihat.

Mulai dari dashboard yang minimalis, layar besar berorientasi vertikal di tengah, sampai tampilan pada panel instrumen digitalnya, semuanya nyaris identik seperti buatan Tesla. Bahkan kaca depan panoramik milik Xpeng G3 juga merupakan salah satu fitur yang diunggulkan Model X.

Xiaopeng Xpeng G3

Namun kemiripannya terhenti sampai di interior. Meskipun Xiaopeng menggunakan teknologi baterai yang nyaris sama seperti Tesla, efisiensi Xpeng G3 kalah jauh dari Model X: dua varian yang ditawarkannya diestimasikan mampu menempuh jarak 351 km dan 365 km dalam satu kali charge.

Performanya juga jauh dari kata mengesankan: akselerasi 0 – 50 km/jam (bukan 100 km/jam) ditempuh dalam waktu 3,8 detik. Output daya maksimumnya mencapai angka 145 kW, sedangkan torsinya di kisaran 300 Nm.

Xiaopeng Xpeng G3

Yang agak mengejutkan, Xiaopeng rupanya tidak lupa menyematkan sederet sensor guna mewujudkan fitur-fitur kemudi otomatis pada Xpeng G3. Bukan cuma itu, sosok yang ditunjuk menjadi pimpinan divisi autonomous-nya adalah Junli Gu, mantan petinggi tim machine learning Tesla yang ikut andil dalam mengembangkan sistem Autopilot-nya.

Semua ini bisa didapat oleh konsumen Tiongkok dengan harga yang sangat terjangkau: mulai 227.800 yuan, atau sekitar Rp 480 juta, sebelum subsidi pemerintah. Ya, di Tiongkok memang ada kebijakan subsidi bagi mereka yang membeli mobil elektrik, dan setelah subsidi, harga Xpeng G3 hanya berkisar 136.000 yuan, atau ± Rp 287 juta saja.

Xiaopeng Xpeng G3

Sumber: Electrek.

Tesla Diam-Diam Luncurkan Model S dan Model X 100D

Seperti pabrikan mobil pada umumnya, Tesla juga menawarkan berbagai konfigurasi untuk sedan dan SUV elektriknya, Model S dan Model X. Baru-baru ini, Tesla diam-diam rupanya telah menambahkan varian baru, yakni Model S 100D dan Model X 100D.

Sekadar mengingatkan, angka dan huruf yang mengikuti nama mobil Tesla merupakan indikasi spesifikasinya. Dalam kasus ini, “100” menandakan kapasitas baterai sebesar 100 kWh, sedangkan “D” menandakan adanya sepasang motor elektrik (dual motor).

Sebelum ini, Tesla sebenarnya sudah mempunyai Model S dan Model X P100D, dimana “P” merupakan singkatan dari “performance“, mengindikasikan performa tercepat dari semua varian yang ditawarkan. Dengan begitu, bisa kita simpulkan bahwa varian baru 100D ini merupakan versi yang sedikit lebih malu-malu soal performa, tapi sebagai gantinya, konsumsi dayanya lebih efisien.

Tesla Model X 100D dapat menempuh jarak 474 km dalam satu kali charge / Tesla
Tesla Model X 100D dapat menempuh jarak 474 km dalam satu kali charge / Tesla

Menurut Tesla sendiri, Model S 100D dapat menempuh jarak sejauh 539 km sebelum perlu di-charge kembali baterainya – 32 km lebih jauh dibanding S P100D yang sama-sama mengusung baterai 100 kWh, dan 66 km lebih jauh daripada S 90D.

Akselerasinya menurun drastis jika dibandingkan P100D, tapi saya pribadi lebih memilih efisiensi daya ketimbang kecepatan, apalagi mengingat akselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu 4,2 detik saja sudah sekelas mobil sport dan hanya terpaut sedikit dari mayoritas supercar.

Untuk Model X 100D, jarak tempuh maksimumnya adalah 474 km – 9 km lebih jauh dari X P100D dan 61 km lebih jauh dari X 90D. Sekali lagi akselerasinya menurun menjadi 4,8 detik, tapi coba Anda cari SUV lain yang larinya bisa sekencang ini – saya yakin Anda akan kesulitan.

Soal harga, Model S 100D dan Model X 100D hanya lebih mahal sedikit dari 90D, $3.000 tepatnya. Dibanding P100D, Model S 100D lebih murah $42.000, sedangkan Model X 100D lebih murah $37.000.

Bersamaan dengan itu, CEO Tesla, Elon Musk, mengungkapkan via Twitter bahwa Tesla akan merilis versi baru dari mobil-mobilnya setiap 12 sampai 18 bulan – bukan mobil baru, tapi yang dibekali komponen baru seperti misalnya hardware Autopilot yang lebih canggih dan sebagainya.

Di sini Tesla sejatinya berkaca pada industri laptop, dimana seringkali pabrikan merilis versi baru yang mengemas prosesor anyar dan sejumlah revisi kecil lainnya. Singkat cerita, kalau Anda memutuskan untuk membeli mobil buatan Tesla, siap-siap saja menerima kenyataan pahit bahwa mobil Anda bukan lagi yang terbaru hanya dalam setahun ke depan.

Sumber: Car & Driver.

Sistem Tesla Enhanced Autopilot Akan Dirilis Secara Bertahap Mulai Akhir Tahun Ini

Seperti yang sudah diberitakan, Tesla saat ini tengah sibuk melengkapi semua mobil yang mereka produksi dengan hardware Autopilot baru. Namun sebagai sebuah sistem, hardware tersebut tidak ada artinya tanpa dampingan software baru yang bisa memaksimalkan kapabilitasnya.

Via Twitter, CEO Tesla, Elon Musk, mengonfirmasi bahwa software update versi 8.1 akan datang sekitar tiga minggu ke depan. Update ini akan mengaktifkan sistem yang kini bertajuk Enhanced Autopilot tersebut, tapi secara berkala lewat pembaruan bulanan.

Lalu apa saja sebenarnya kelebihan yang ditawarkan Enhanced Autopilot ketimbang generasi pertamanya? Yang paling utama adalah fitur Autosteer+, dimana mobil dapat mengemudi dengan sendirinya secara lebih efisien berkat penambahan dua kamera ekstra di bagian depan, sanggup melintasi jalan yang lebih sempit dan kompleks daripada sebelumnya.

Fitur Summon pun nantinya akan berevolusi menjadi Smart Summon, dimana mobil bisa keluar-masuk garasi secara lebih fleksibel. Sebelumnya, mobil hanya bisa bergerak lurus, tapi dengan Smart Summon nanti mobil dapat keluar dari garasi, membelok dan menghindari rintangan jika diperlukan.

Sisi depan Tesla Model S dan Model X kini dibekali tiga kamera sehingga kinerja fitur Autosteer+ bisa lebih efisien / Tesla
Sisi depan Tesla Model S dan Model X kini dibekali tiga kamera sehingga kinerja fitur Autosteer+ bisa lebih efisien / Tesla

Kalau semuanya berjalan lancar dan izinnya keluar, di akhir tahun 2017 nanti Tesla akan meluncurkan sistem kemudi otomatis ‘murni’, sehingga mobil dapat berpindah dari titik A ke B tanpa campur tangan pengemudi sedikitpun. Yup, bahkan mengatasi perempatan rumit dengan lampu lalu lintas sekalipun.

Saat sistem ini sudah tersedia, pengemudi tinggal masuk ke mobilnya dan menginstruksikan ke mana tujuannya. Rute yang paling optimal akan dipilih secara otomatis, dan ketika sudah tiba di tujuan, pengemudi tinggal turun dan mobil akan memarkir dirinya sendiri di lahan yang tersedia.

Rencana jangka panjang yang dilakukan Tesla ini sejatinya cukup langka di industri otomotif. Tesla pada dasarnya memperlakukan mobilnya seperti smartphone yang terus bertambah pintar seiring menerima software update.

Sumber: Elektrek.

Fasilitas Supercharger Tak Lagi Bisa Dinikmati Pemilik Baru Mobil Tesla Secara Cuma-Cuma

Menjadi pemilik Tesla Model S atau Model X berarti Anda sudah move on dari SPBU. Sebagai gantinya, mobil Anda cas semalaman di garasi rumah, atau berkunjung ke fasilitas Tesla Supercharger ketika sedang dalam perjalanan jauh.

Selama empat tahun terakhir, Tesla sudah menyediakan lebih dari 4.600 Supercharger yang tersebar di Amerika Serikat, Eropa sampai ke Tiongkok maupun Jepang – Indonesia belum kebagian jatah. Konsumen pun selama ini sama sekali tidak dipungut biaya, akan tetapi situasinya akan berubah mulai tahun depan.

Demi terus memperbanyak jumlah fasilitas Supercharger, Tesla menetapkan kebijakan baru: bagi konsumen yang memesan mobil Tesla setelah 1 Januari 2017, Supercharger tak lagi bisa dinikmati secara cuma-cuma. Mereka hanya akan mendapat jatah gratis sebanyak 400 kWh (setara sekitar 1.600 kilometer) selama setahun.

Lebih dari itu, konsumen akan ditarik biaya kecil secara berkala. Pun demikian, Tesla menegaskan bahwa fasilitas Supercharger tidak akan mereka jadikan sarana mengambil untung; harga yang harus ditebus konsumen dipastikan lebih murah ketimbang biaya yang diperlukan untuk mengisi bahan bakar mobil tradisional dengan jarak tempuh yang sama.

Pemilik lawas atau yang sedang menunggu pesanan mobilnya tidak perlu khawatir, dengan catatan mobil akan dikirim sebelum tanggal 1 April 2017. Ini berarti semua pemilik Model 3 nantinya juga terkena imbas dari kebijakan baru Tesla, mengingat mobil tersebut baru akan diproduksi di pertengahan 2017.

Sejatinya kebijakan ini Tesla ambil juga untuk mengantisipasi banjir konsumen Model 3. Banderol harga $35.000 menjadikan mobil tersebut terjangkau banyak kalangan. Alhasil, Tesla harus gerak cepat menambah fasilitas Supercharger di berbagai titik supaya mereka tidak kewalahan.

Rincian biayanya baru akan diumumkan setidaknya sebelum pergantian tahun. Untuk sekarang, Tesla hanya bisa bilang bahwa tarifnya akan naik-turun dari waktu ke waktu, dan berbeda-beda di tiap lokasi berdasarkan tarif listrik di kawasan tersebut.

Sumber: Tesla.

Tesla Lengkapi Semua Mobil yang Sedang Diproduksi dengan Hardware Autopilot Baru

Di saat pabrikan mobil lain sedang sibuk menyiapkan mobil elektrik perdananya, Tesla yang sudah mencuri start bisa berfokus ke bidang lain yang tidak kalah penting perannya terhadap industri otomotif. Yup, apalagi kalau bukan teknologi kemudi otomatis?

Tesla sadar betapa pentingnya teknologi ini, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk membekali semua mobil yang tengah diproduksi – termasuk Model S, Model X dan Model 3 – dengan hardware yang diperlukan untuk menyanggupi eksekusi kemudi otomatis secara penuh, atau dengan kata lain, lebih komprehensif dari yang ditawarkan fitur Autopilot saat ini.

Perlengkapan tersebut mencakup 8 kamera 360 derajat dengan jangkauan pandang sejauh 250 meter, 12 sensor ultrasonik dengan kemampuan mendeteksi objek dua kali lebih baik dari sebelumnya, serta radar dengan kinerja yang lebih maksimal. Semuanya demi menyajikan ‘penglihatan’ di luar batas indera manusia sebagai pengemudi.

Tesla tidak lupa menyematkan sistem komputer baru yang memiliki performa 40 kali lebih cepat ketimbang sebelumnya. Bersamaan dengan itu, Tesla juga mengembangkan sistem neural network sendiri untuk mengolah semua data dari computer vision, sonar dan radar.

Perlu dicatat, semua fitur yang ditawarkan hardware baru ini tidak bisa langsung dinikmati begitu saja dalam waktu dekat. Tesla akan lebih dulu melakukan kalibrasi sistem melalui data-data yang dikumpulkan oleh mobil-mobil buatannya yang sudah ada dijalanan sekarang.

Hal ini dilakukan semata untuk alasan keselamatan pengemudi dan guna memastikan sistem bisa berjalan secara optimal. Saat semuanya sudah siap, lagi-lagi Tesla akan mendistribusikannya lewat software update. Di saat yang sama, Tesla juga berjanji untuk tidak melupakan konsumen loyalnya dan berkomitmen untuk terus menyempurnakan mobil-mobil lawas buatannya melalui software update.

Sumber: Tesla.

Tesla Tawarkan Uji Coba Fitur Autopilot Gratis Selama 30 Hari

Kabar gembira bagi para pemilik Tesla Model S dan Model X. Tesla Motors kini menawarkan uji coba gratis selama 30 hari bagi yang tertarik menjajal fitur Autopilot.

Bukannya fitur Autopilot ini membutuhkan hardware khusus? Benar, akan tetapi semua Tesla Model X dan setiap Model S yang dibuat setelah September 2014 sebenarnya sudah dilengkapi deretan sensor dan hardware lain yang diperlukan. Konsumen hanya perlu menambahkan $2.500 agar fitur Autopilot bisa langsung aktif saat mobil dikirim, atau $3.000 setelahnya.

Kini konsumen bisa lebih dulu mencoba secara cuma-cuma selama 30 hari. Uji coba ini mencakup semua fitur Autopilot, termasuk kemudi otomatis, perpindahan lajur otomatis, cruise control adaptif, sekaligus fitur Summon. Barulah setelah 30 hari, konsumen bisa membayar $3.000 kalau ingin terus menikmati fitur-fitur tersebut.

Notifikasi uji coba fitur Autopilot / kushari - Reddit
Notifikasi uji coba fitur Autopilot / kushari – Reddit

Kabar ini pertama beredar di Reddit, dimana seorang pemilik Tesla Model S mengunggah gambar yang menunjukkan notifikasi uji coba fitur Autopilot pada layar dashboard. Juru bicara Tesla Motors pun telah mengonfirmasinya kepada Road & Track.

Ini bukan pertama kalinya Tesla membuat kejutan lewat software. Jauh sebelum ini, mereka bahkan sempat mengirimkan software update untuk Tesla Model S P85D yang sanggup menambah kecepatan akselerasinya.

Sumber: Road & Track.

Setelah Autopilot, Tesla Model S Kini Bisa Keluar-Masuk Garasi Sendiri

Bulan Oktober kemarin, Tesla resmi meluncurkan fitur Autopilot ke sedan elektrik kebanggaannya, Model S. Fitur itu datang bersama software update, menjadi sebuah pertanda bahwa Tesla tak mungkin berhenti sampai di situ saja. Hardware-nya sudah memungkinkan, tinggal bagaimana Tesla bisa memaksimalkannya lewat software.

Hanya berselang sekitar tiga bulan, Tesla kembali merilis software update untuk Model S sekaligus Model X yang masih gres. Update versi 7.1 ini tentu saja bakal menyempurnakan kinerja fitur Autopilot yang sudah ada sebelumnya, tapi di saat yang sama juga menghadirkan sebuah fitur baru yang mereka sebut dengan istilah Summon.

Makna harafiah dari kata “summon” sendiri berarti “memanggil”. Ya, melalui update terbaru ini, pemilik Model S maupun Model X bisa memanggil mobil keluar dari dalam garasi dengan sendirinya. Yang perlu dilakukan pemilik mobil hanyalah mengakses aplikasi Tesla di smartphone, lalu menunggunya di luar.

Sebaliknya, sepulang dari tempat kerja, Anda tinggal menempatkan Model S atau Model X di depan garasi, dan mobil tersebut akan ‘mengurus’ dirinya sendiri: membuka pintu garasi, masuk ke dalam lalu mematikan mesinnya tanpa menunggu instruksi lebih lanjut. Fitur ini akan terasa begitu bermanfaat ketika garasi yang Anda punya tidak begitu lapang.

Tesla dengan tegas menyebutkan bahwa fitur Summon ini masih dalam tahap beta. Tujuannya sejauh ini hanyalah supaya pemilik Tesla Model S atau Model X bisa mencobanya terlebih dulu di kediaman masing-masing.

Di masa yang akan datang nanti, mobil Tesla yang dilengkapi hardware dan software lebih canggih bahkan bisa menjemput Anda dengan sendirinya, menyesuaikan dengan agenda harian yang Anda punya supaya ia bisa tiba tepat waktu.

Buat saya pribadi, tidak usah muluk-muluk: seandainya mobil bisa menjemput saya di depan lobi hotel dari area parkir dengan sendirinya, itu saja sudah terasa sangat memudahkan. Dan saya cukup optimis inilah misi selanjutnya yang ditarget Tesla dalam waktu dekat.

Sumber: Tesla.

Tesla Resmi Luncurkan SUV Elektrik Perdananya, Model X

Sepanjang kiprahnya, pabrikan otomotif Tesla Motors ingin membuktikan bahwa mobil listrik bisa masuk dalam kategori apa saja. Di kategori mobil sport, Tesla punya Roadster. Di kategori sedan, Tesla punya Model S, yang benar-benar revolusioner di segala aspek. Tapi Tesla belum mau berhanti, mereka kini punya mobil listrik di kategori SUV. Namanya Tesla Model X. Continue reading Tesla Resmi Luncurkan SUV Elektrik Perdananya, Model X

Audi E-Tron Quattro Concept, SUV Elektrik dengan Panel Surya Sebagai Atapnya

5 tahun yang lalu mungkin tidak ada yang menyangka kalau perusahaan asal Silicon Valley bisa menjadi ‘incaran’ industri otomotif. Kini pabrikan-pabrikan mobil ternama saling berlomba mencari cara untuk ‘mempecundangi’ Tesla. Salah satunya adalah Audi. Continue reading Audi E-Tron Quattro Concept, SUV Elektrik dengan Panel Surya Sebagai Atapnya