Mengembangkan Strategi Pemasaran untuk Bisnis

Pemasaran adalah hal penting bagi setiap bisnis di mana pun posisinya berada, baik di awal maupun yang sudah mapan atau yang berkelanjutan. Pemasaran selain membantu bisnis menjangkau para penggunanya juga berfungsi sebagai salah satu cara untuk membangun sebuah brand, termasuk mengkomunikasikan dan menyampaikan nilai-nilai yang dibawa produk ke para pelanggannya.

Berikut beberapa catatan untuk bisa tetap mengoptimalkan pemasaran di mana pun posisi bisnis berada.

Yang utama, mengenali pelanggan

Yang pertama dan paling utama dari strategi pemasaran dan mengembangkan bisnis adalah bagaimana mengenali pelanggan. Semua produk atau layanan tidak mungkin bisa sama, segmen pengguna mereka pasti bervariasi, mulai dari usia, lokasi, budaya, selera, hingga nilai yang ditawarkan pasti mengandung unsur pembeda. Tugas dari bisnis untuk mengoptimalkan pemasaran adalah mengenali target pengguna mereka dengan baik.

Ketika merancang sebuah strategi penasaran, sebelum menentukan kanal dan gimmick lain dalam proses pemasaran pertama dan yang utama adalah menentukan siapa yang menjadi target. Seperti lokasi, usia, dan hobi pengguna harus dipetakan. Selanjutnya cari tahu bagaimana menjangkau mereka, di situ nantinya keputusan kanal pemasaran paling efektif.

Kustomisasi rencana

Pemasaran adalah tentang bagaimana menarik perhatian di keramaian. Mencuri perhatian dengan hal-hal pembeda dari apa yang dilakukan oleh pesaing. Dengan demikian nilai-nilai yang ingin disampaikan dan penawaran-penawaran yang ingin ditunjukkan bisa tepat sasaran.

Untuk bisa memaksimalkan pemasaran ada baiknya untuk membuat beberapa jenis rencana. Mengetahui kanal favorit target pelanggan misalnya. Jika terdapat lebih dari satu kanal yang potensial untuk menjangkau pelanggan usahakan manfaatkan semuanya. Jika bentuk kampanye dirasa monoton, bisa dibuat beberapa variasi. Manfaatkan konten pemasaran, kerja sama, dan hal lain yang bisa menunjang kegiatan promosi.

Berkelanjutan

Pemasaran bukan sebuah hal yang bisa dilakukan sekali dua kali dalam proses menjalankan bisnis. Perlu proses yang berlanjut untuk mengokohkan posisi produk dalam pasar. Biasanya salah satu yang terpengaruh dari proses pemasaran yang berlanjut adalah harga. Harga yang harus dibayarkan oleh bisnis dan harga yang harus dibayarkan oleh pengguna.

Di sisi lain pemasaran tidak bisa berbuat banyak tanpa kualitas dan produk yang solutif. Jadi jauh sebelum merencanakan untuk menyusun strategi pemasaran yang berkelanjutan perlu dipastikan kualitas produk yang terbaik dan bisa memecahkan solusi, sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan.

Belajar Membangun Startup Sukses dari Mark Zuckerberg

Setelah 12 tahun meninggalkan kampus, Mark Zuckerberg menjadi tamu kehormatan saat acara kelulusan mahasiswa Universitas Harvard angkatan 2017. Dalam pidatonya di hadapan lulusan tahun 2017, Zuckerberg menyampaikan beberapa poin penting yang relevan terkait dengan teknologi hingga tren entrepreneur saat ini.

Kami merangkum beberapa poin penting yang bisa dicermati calon pelaku startup yang berniat untuk meluncurkan startup atau menjadi entrepreneur.

Temukan teman sejati

Salah satu cerita yang disampaikan Zuckerberg adalah bagaimana sulitnya ia menemukan teman baru di masa awal kuliah, namun beruntung ada satu orang yang bersedia untuk mengajak ngobrol hingga akhirnya mengerjakan proyek bersama. Temannya saat itu adalah Kang-Xing Jin yang hingga kini masih bersama Zuckerberg di Facebook.

Inti dari cerita yang ingin disampaikan oleh Zuckerberg adalah terkadang pertemanan di saat kuliah bisa berujung menjadi rekan bisnis yang loyal. Untuk itu cari tahu siapa saja teman saat kuliah yang cocok dan nantinya bisa diajak bekerja sama ketika Anda berniat membangun perusahaan suatu saat nanti.

Bangun bisnis untuk alasan yang tepat

Dalam pidatonya Zuckerberg juga kerap menyebutkan betapa pentingnya alasan yang tepat dan memiliki impact saat membangun bisnis. Sense of purpose menjadi hal yang wajib diterapkan saat Anda ingin membangun startup yang sukses. Bukan hanya memberikan manfaat untuk Anda namun juga orang banyak. Alasan utama atau purpose juga bisa menjadi motivasi ketika Anda mulai merasa kewalahan saat menjalankan bisnis. Menjadi hal yang penting bukan hanya menciptakan peluang dan potensi namun juga menemukan alasan yang tepat.

Jangan jual startup terlalu cepat

Saat Zuckerberg mulai mengembangkan Facebook, banyak perusahaan besar yang mulai melirik teknologi serta inovasi yang dimiliki Zuckerberg dan Facebook. Zuckerberg menolak untuk menjual bisnis yang telah ia bangun, demi tujuan yang lebih besar, yaitu menciptakan inovasi dan bermanfaat untuk orang banyak. Upaya Zuckerberg akhirnya mulai menunjukkan hasil dengan diluncurkannya fitur Newsfeed.

Jika Anda merasa yakin dengan produk atau layanan yang Anda miliki, coba pertahankan terlebih dahulu perusahaan dengan menghadirkan inovasi dan lihat hasilnya, sebelum Anda memutuskan untuk menjual startup.

Jangan takut membuat kesalahan

Sebelum Zuckerberg sukses membuat Facebook, ia telah meluncurkan beberapa produk yang tidak terlalu sukses. Tidak menjadi masalah ketika saat memulai startup Anda gagal dan harus mengulang atau menciptakan inovasi yang baru. Selama Anda terus belajar dari kesalahan dan bisa menemukan dengan tepat, produk atau layanan yang tepat dan bakal diminati oleh pasar.

The greatest successes come from having the freedom to fail – Mark Zuckerberg

Perluas wawasan dan terus belajar

Saat ini teknologi berubah dengan cepat, begitu juga dengan metode, informasi, dan hal-hal penting lainnya yang wajib Anda ketahui. Jangan pernah berhenti belajar, membuka wawasan, dan menggali informasi sebanyak-banyaknya, agar Anda bisa beradaptasi dengan tren dan perubahan teknologi. Pendidikan menjadi faktor pendukung yang wajib diperhatikan setiap saat, agar Anda bisa memiliki wawasan yang cukup untuk memulai usaha hingga menjalankan bisnis setiap hari.

Lima Cara Membuat Merek Lebih Mudah Dikenal

Citra merek seringkali menjadi acuan dasar bagi suatu perusahaan saat membangun hubungan emosional jangka panjang dengan konsumen loyalnya. Proses pembentukan citra merek pun butuh waktu yang panjang. Pasalnya, perlu cara dalam menjangkau calon konsumen dengan langkah yang paling efektif.

Artikel ini akan membahas lebih jauh langkah-langkah sederhana yang perlu Anda lakukan dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik, mengenai apa yang diinginkan konsumen dan bagaimana melampaui harapan mereka.

1. Fokus pada pengisahan cerita, bukan pada fitur produk

Tanpa cerita yang bagus, produk Anda tidak akan memiliki nilah inheren atau emosional bagi pelanggan. Terkadang, manusia itu lebih cepat memberi respons saat diberi cerita. Bila suatu merek memberi kesan mendalam bagi konsumen, maka hal tersebut akan berdampak pada perilaku belanja konsumen.

Dilaporkan oleh Psychology Today di 2013, ketika mereka mengevaluasi beberapa merek, disimpulkan bahwa konsumen menggunakan emosi perasaan dan pengalaman pribadi saat berbelanja, daripada informasi mengenai merek, fitur, dan faktanya.

Untuk membentuk suatu cerita yang baik, perlu di dukung oleh produk unggulan. Materi iklan yang sangat kreatif pun tidak dapat mengubah persepsi produk yang buruk.

2. Selalu menjadi diri sendiri

Agar suatu merek bisa bertahan lama, pesan yang perlu Anda sampaikan harus sesuai dengan posisi Anda sebagai perusahaan. Jangan selalu terpaku pada apa yang sedang menjadi tren pada saat itu. Sebagai gantinya, fokuskan pada pemecahan masalah untuk konsumen Anda.

Beberapa contoh merek yang terdengar tidak keren, namun memiliki citra yang kuat di antaranya software akuntansi Freshbooks, perusahaan alat rumah tangga General Electric, dan perusahaan tisu toilet Charmin.

Fokuslah pada apa yang bisa Anda lakukan, beri layanan terbaik, dan tawarkan pengalaman otentik bagi konsumen Anda.

3. Beri nilai tambah agar makin disukai konsumen

Ketika membentuk citra merek, sebaiknya konten yang Anda buat harus fokus pada hal yang dapat membangun hubungan dan membantu konsumen membuat keputusan yang tepat dan matang. Dengan begitu, ketika mereka memilih produk Anda itu karena produk Anda yang paling sesuai sesuai dengan kebutuhan. Hal ini akan berdampak pada hubungan yang lebih kuat dan tahan lama.

Tidak semua konten yang Anda buat harus mengenai produk atau menghasilkan penjualan secara langsung. Anda perlu pahami perjalanan pengalaman konsumen Anda dan konten mana yang sesuai. Dengan strategi yang matang, Anda dapat mengembangkan pengalaman merek yang konsisten di semua saluran pemasaran, tentunya ini penting untuk pertumbuhan jangka panjang.

Jika Anda dapat memasarkan strategi pemasaran konten, berarti Anda telah menemukan cara yang hemat dalam rangka meningkatkan branding merek Anda.

4. Ambil sudut pandang konsumen sentris

Fokuslah pada jaringan yang relevan dengan target konsumen Anda dan mulailah lebih sosialis. Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya perusahaan Anda, ditemukan bahwa sekitar 67% konsumen di Amerika Serikat berharap dapat menghubungi merek Anda secara sosial.

Pelayanan pelanggan yang baik secara sosial sangat berkaitan dengan pertumbuhan bisnis. Sebuah laporan dari Aberdeen Group, bisnis dengan layanan pelanggan sosial mengalami pertumbuhan sekitar 7,5% dari tahun ke tahun. Dibandingkan dengan yang tidak menerapkan layanan sosial sekitar 2,9%.

Merek seperti Zappos telah membangun seluruh citra dan reputasi mereknya lewat strategi layanan sosial, hasilnya cukup luar biasa. Mereka mengerti bahwa pelanggan loyal 10 kali lebih berharga daripada pembeli pertama.

5. Buat jalur offline

Begitu banyak cara branding dengan jalur online, membuat perusahaan melupakan pentingnya menggabungkan pengalaman online dan offline. Untuk itu, sebaiknya Anda perlu datangi acara konferensi, temui orang-orang lokal di industri Anda, dan jadilah pembicara di depan umum. Ketiga kegiatan itu adalah cara terbaik untuk melacak visibilitas merek Anda dengan cepat.

Seperti yang dilakukan Jess Ekstrom, seorang CEO dan pembicara profesional, 90% pendapatannya berasal dari koneksi yang dibuat dari acara konferensi.

[Panduan Pemula] Cara Main Game di Facebook Messenger

Facebook Messenger belum lama ini menghadirkan fitur Instant Game, tool baru untuk Anda yang menggilai permainan di smartphone. Instant Game memuat banyak sekali pilihan game yang bisa dimainkan secara gratis tanpa harus memasang aplikasi mentahnya ke smartphone. Mau? Ayo, kita coba!

  • Buka Play Store dan update terlebih dahulu Facebook Messenger Anda. Setelah itu jalankan seperti biasa, nanti Anda akan menemukan sebuah menu baru di sebelah paling kanan. Menu dengan ikon game controller.

Screenshot_2017-05-27-11-01-11

  • Selanjutnya Anda akan menemukan sederet game dari pengembang yang berbeda. Silahkan pilih sesuai selera.

Screenshot_2017-05-27-11-18-02

  • Setelah dipilih, sistem akan memuat game terlebih dahulu. Tunggu sampai proses load mencapai 100%.

Screenshot_2017-05-27-10-59-01

  • Jika selesai, game akan secara instan berjalan di smartphone Anda.

Screenshot_2017-05-27-11-00-38

Untuk keluar dari game, sentuh tombol kembali sebanyak dua kali. Perlu juga saya sampaikan, bahwa di beberapa game, Anda tidak hanya bisa bermain sendiri tapi juga bersaing dengan teman Facebook Anda.

Belajar dari Enam Kesalahan Pemilik Startup yang Gagal

Belajar dari kesalahan pemilik startup saat membangun sebuah startup bisa menjadi pelajaran yang cukup membantu Anda calon pemilik startup. Sudah banyak startup yang muncul kemudian dalam waktu satu tahun berjalan, terpaksa harus gulung tikar, karena tidak mampu menjalankan bisnis. Salah satu alasan utama startup tidak bisa bertahan adalah, ide yang cukup ambisius, yaitu ingin menjadi the next big thing, pemilihan nama atau logo yang telalu cepat hingga latar belakang pemilik startup yang bukan seorang coder atau engineer.

Untuk merangkum semua kesalahan tersebut, artikel berikut ini akan memaparkan hal-hal yang wajib dihindari jika Anda berniat untuk membangun startup.

Hubungan dengan co-founder yang tidak harmonis

Saat ini sudah banyak pemilik startup yang memiliki co-founder dari kalangan keluarga terdekat hingga teman kuliah dan SMA. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki latar belakang yang tepat dan sesuai dengan startup yang ingin Anda bangun dan berisiko terjadinya konflik karena hubungan yang terlalu dekat. Idealnya seorang co-founder adalah mereka yang memiliki kemampuan atau skill yang tidak Anda miliki.

Misalnya Anda berasal dari kalangan teknologi (programmer, developer) carilah co-founder dari kalangan manajemen, pemasaran hingga bisnis yang menguasai bidang tersebut. Anda sebagai pemilik dan co-founder bisa saling melengkapi. Intinya pilih Co-founder untuk alasan yang tepat dan hindari dari kalangan teman hingga keluarga.

Terlalu cepat menentukan nama dan logo

Kebanyakan dari startup di masa awal kerap berganti model bisnis, layanan bahkan produk yang ada. Ketika pivot tidak dapat dihindarkan, tentunya akan lebih mudah dilakukan jika startup yang Anda bangun belum mencetak nama dan logo yang permanen. Tentukan dengan jelas terlebih dahulu model bisnis yang ada, rencana monetisasi, target pasar dan hal-hal terkait lainnya, sebelum Anda menentukan nama yang bersifat permanen.

Tidak melakukan validasi pasar

Hal yang satu ini nampaknya wajib dilakukan oleh startup di masa awal, yaitu validasi pasar. Tentunya sebelum Anda melakukan validasi, lakukan riset pasar sambil menentukan dengan tepat siapa target pasar yang diincar. Kemudian lakukan dialog secara langsung dengan target pasar Anda, jelaskan dan tawarkan produk yang ada. Jika memang ada konsumen atau calon pelanggan bersedia membayar produk yang bakal Anda jual, artinya produk atau layanan Anda telah tervalidasi, dan langkah selanjutnya bisa ditentukan.

Terlalu banyak fitur di situs dan aplikasi

Layanan atau produk yang ideal adalah yang berawal dari fitur yang sederhana terlebih dahulu. Ketika feedback telah didapatkan dan terdapat request atau demand tertentu dari target pasar untuk menambah fitur yang dibutuhkan, baru mulai buat fitur tersebut. Jangan hadirkan layanan atau produk yang terlalu banyak dan terkesan sophisticated, namun faktanya tidak terlalu dibutuhkan target pasar.

Terlalu fokus dengan kegiatan penggalangan dana

Kebanyakan pemilik startup terlalu fokus dengan kegiatan penggalangan dana di masa awal, sehingga menghambat proses pengembangan produk dan layanan. Idealnya jika Anda ingin mengawali bisnis yang sehat, manfaatkan uang pribadi terlebih dahulu untuk membuat prototipe dan tahap awal lainnya, sebelum melakukan penggalangan dana kepada investor. Kegiatan panjang dan melelahkan ini akan berisiko tidak jadinya produk atau layanan yang akan Anda hadirkan.

Tidak menghasilkan pendapatan sejak hari pertama

Kesalahan lain yang juga kerap dilakukan oleh pemilik startup adalah kebiasaan untuk memberikan promo gratis, harga diskon dan penawaran lainnya. Jika startup ingin berjalan stabil dan bertahan, Anda sebagai pemilik startup sudah harus bisa memikirkan sejak awal strategi monetisasi. Jangan menunggu terlalu lama kegiatan ‘membakar’ uang yang akan berisiko gagal hingga bangkrutnya startup.

Empat Persiapan Sebelum Memulai Startup

Mulai bisnis startup bukan perkara mudah, harus ada hal yang dipertimbangkan. Sudah banyak tulisan mengenai bagaimana dan apa yang harus dipersiapkan untuk memulai dan menjalankan bisnis startup. Berikut beberapa hal lain yang mungkin bisa melengkapi artikel-artikel terdahulu mengenai bagaimana memulai dan menjalankan bisnis startup.

Menjalin hubungan

Ketika menjalankan bisnis sudah menjadi rumusan utama kita harus tahu siapa konsumen kita. Selanjutnya yang tak kalah penting kita harus menjalin relasi, dengan semua yang terhubung dengan bisnis kita. Baik itu co founder, tim, konsumen, atau distributor. Hubungan-hubungan yang baik biasanya dimulai dari kesan pertama yang baik. Jika ingin menjalin hubungan yang baik dengan tim, jadilah pemimpin yang terbuka dan aktif berkomunikasi, jika ingin menjalin hubungan dengan pelanggan sediakan saluran komunikasinya, beri kesempatan mereka mengungkapkan apa yang mereka pikirkan. Cara-cara sederhana yang mungkin dilupakan.

Memiliki model bisnis yang solid

Pertanyaan pertama sebelum memulai dan menjalankan bisnis adalah apakah layanan atau produk benar-benar memberikan manfaat bagi penggunanya? Beberapa orang memulai startup karena terbawa suasanya atau tren yang terjadi. Terkadang mereka lupa satu hal yang paling mendasar dan paling penting, model bisnis. Sesuatu yang nantinya menentukan apakah bisnis bisa bertahan lama atau tidak.

Bisa memainkan banyak peran

Di dalam startup, utamanya bagi yang benar-benar baru tak jarang founder harus serba bisa untuk mengisi kekosongan tim yang ada. Bisa sebagai seorang analis bisnis, programmer, sales, marketing, desainer, atau bahkan lainnya. Tanggung jawab yang dipegang melebar ke beberapa posisi. Sesuatu yang wajar jika startup belum cukup dana untuk membangun sebuah tim. Kemampuan mengisi beberapa posisi ini perlu dimiliki oleh setiap pendiri startup.

Jika kesulitan, carilah co-founder yang serba bisa untuk bisa bahu membahu membangun. Jika pemasukan dan cash flow sudah dirasa aman mungkin bisa menambah satu atau dua orang untuk bergabung dengan tim untuk bisa membagi beban dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis.

Pengorbanan

Selalu ada pengorbanan di setiap sebuah kesuksesan. Jika Anda sudah bertekad untuk mendirikan dan menjalankan startup, coba pertimbangkan apa saja yang Anda korbankan. Bisa hanya berupa waktu, materi, hingga karier yang sudah mapan. Semua harus disadari, jika nanti di tengah perjalanan ketika Anda mulai lelah, daftar pengorbanan itu bisa dijadikan bahan bakar pelecut semangat.

8 Strategi Pemasaran Produk untuk Generasi Z

Penjual yang baik adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan konsumennya. Mereka paham apa konsumen inginkan, kapan konsumen menginginkannya, dan bagaimana menyampaikannya.

Untuk mengetahui seluruh hal tersebut, perlu pemahaman tingkat tinggi dengan melakukan berbagai studi. Seperti yang dilakukan oleh banyak brand besar pada akhir-akhir ini, mereka mulai beralih ke generasi Z sekadar untuk mendapatkan nasehat dan masukan.

Dua pemasar dari generasi Z tersohor seperti Connor Blakley (17) dan Deep Patel (18) disebut telah menjadi kontributor untuk perusahaan sekelas Fortune 500 selama bertahun-tahun. Keduanya mengerti bagaimana cara generasi Z berpikir dan bagaimana melibatkan membangun hubungan yang langgeng dengan orang-orang dari generasi tersebut.

Artikel ini akan membahas lebih jauh strategi promosi seperti apa saja yang perlu dilakukan untuk menyasar generasi Z sebagai konsumen Anda, berikut rangkumannya:

1. Kolaborasi dengan social influencer

Pertumbuhan orang-orang dari generasi Z itu dibantu karena kehadiran smartphone yang selalu ada dalam genggaman mereka. Karena itulah, mereka dapat menjalin hubungan yang sangat baik dengan para influencer di seluruh platform seperti YouTube, Snapchat, dan Instagram.

Pasalnya, para social influencer berhubungan cukup intens dengan para pengikutnya, menciptakan timbulnya hubungan emosional.

Perlu diketahui, social influencer kini dikategorikan sebagai sebuah profesi baru. Banyak brand yang mulai melirik orang-orang yang menekuni profesi tersebut dalam rangka mempromosikan produknya.

2. Jangan mengandalkan situs

Generasi Z itu tidak akan mencari tahu produk Anda lewat mesin pencari Google untuk berselancar di situs Anda. Mereka lebih menyukai berselancar di media sosial.

Perilaku ini mengindikasikan bahwa untuk meraih perhatian dari generasi Z, produk Anda perlu menemukan sebuah saluran di mana konsumen tersebut pergunakan. Kemungkinan besar, saluran informasi tersebut akan berada di tempat lain, di luar situs.

3. Kedepankan unsur visual

Perbedaan besar antara generasi Z dengan generasi sebelumnya adalah rentang perhatian yang lebih pendek. Artinya pemasar dan produk perlu membangun konten yang bisa dicerna konsumen dengan mudah dan cepat.

Visual berformat gif adalah adalah alat yang bagus untuk suatu produk dalam menyampaikan pesan mereka secara ringkat dan meninggalkan kesan yang kuat. Gif itu dapat mengemas kesan yang kuat dan dapat dikirim ke berbagai platform media untuk menemukan audiens mereka. Selain gif, format lainnya yang bisa digunakan adalah klip video berdurasi singkat.

4. Ikuti tren media sosial terbaru

Perilaku generasi Z yang dinamis, maka brand harus senantiasa menyesuaikan strategi dengan tren yang berlaku. Akan tetapi, pada dasarnya generasi Z itu menyukai merek yang dapat melibatkan mereka, memberikan pengalaman yang dapat dikaitkan dan dipersonalisasi lewat media sosial. Kemudian, merek yang menghargai kesetiaan mereka dan menjaga kepatuhan di semua saluran.

5. Tetap mengutamakan kualitas

Meski generasi Z menyukai keringkasan, mereka tetap mencari kualitas. Tak hanya itu, mereka juga sadar dengan biaya dan bakal menghargainya saat melihatnya. Sebab pada akhirnya, generasi Z akan selalu berpihak pada produk dan konten yang berkualitas tinggi daripada sesuatu yang dianggap keren saja.

6. Gabungkan antara unsur offline dan online

Bagi generasi Z, tidak pemisah antara dunia offline dan online. Mereka beranggapan bahwa mereka hanya perlu berinteraksi dan membentuk hubungan secara pribadi dengan orang-orang yang mereka temui di dunia online.

Fenomena ini tidak terjadi pada orang saja, tapi juga brand dan perusahaan. Perusahaan akan selalu berusaha menjadi yang terdepan ketika berbicara membangun koneksi online yang kuat dengan pelanggan mereka. Tujuannya agar perusahaan bisa memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya.

7. Kenali pemicu daya beli

Menurut sebuah studi yang dilakukan Penn Schoen Berland, hampir setengah dari generasi Z mengatakan bahwa biaya adalah faktor penentu sebelum melakukan pembelian. Faktor kedua adalah apakah produk tersebut membantu mereka dalam mencapai tujuan tertentu. Kedua hal ini adalah penyimpangan penting dari standar pemasaran tradisional.

Generasi Z adalah pelanggan yang tangguh, namun akan sangat berharga jika Anda dapat meyakinkan mereka bahwa produk atau layanan Anda memiliki harga yang layak dan bernilai tinggi. Jika Anda dapat menyelesaikan tugas ini, Anda bisa mendapat pelanggan generasi Z dalam jangka panjang.

8. Tetap konsisten

Konsistensi adalah hal terpenting ketika Anda berinteraksi dengan konsumen dari generasi Z. Mereka tangguh dan keras kepala. Mereka juga tergolong pengingat yang baik atas seluruh interaksi yang telah mereka lakukan dengan berbagai brand dan perusahaan.

Bisa dikatakan hal ini baik dan buruk. Generasi Z akan memberi Anda hadiah jika produk Anda itu berharga. Namun mereka tidak akan pernah melupakan interaksi yang buruk, baik secara langsung atau online. Menciptakan interaksi yang berkualitas dan konsisten dengan generasi Z adalah hal penting untuk masuk ke kelompok konsumen yang sangat memberi berpengaruh saat ini.

Lima Tips Membangun Startup dari Y Combinator

Ada banyak cerita-cerita sukses startup yang dibagikan. Dari sana kita yang ingin menjalankan sebuah bisnis bisa mengambil beberapa teori atau mencoba mengulang langkah yang sama untuk mencapai kesuksesan yang sama. Berikut ini rangkuman mengenai kutipan-kutipan Y Combinator yang mungkin bisa memberikan wawasan atau pelengkap rencana Anda yang sedang mencari cara bagai mana memulai sebuah bisnis.

Buat sesuatu yang mudah untuk dibicarakan

Memberikan solusi dan populer. Dua kata yang coba diusahakan startup pada tahap awal. Bagi Anda yang sedang dalam tahap mencari masalah, atau menulis ide untuk bisnis bisa dicoba untuk mencari sesuatu solusi yang mudah menjadi buah bibir, tentu dalam arti yang positif. Sebuah solusi yang memicu semua orang membicarakan solusi Anda karena manfaat dan kemudahan yang ditawarkan.

Dapatkan pengguna secara manual

Banyak layanan pemasaran yang menawarkan solusi mudah untuk menawarkan produk atau solusi Anda kepada masyarakat. Namun jika Anda masih di tahap awal tidak ada salahnya untuk mencari pengguna secara manual dan konvensional. Temui orang yang ada di coffee shop, kedai, atau kerumunan. Perkenalkan aplikasi Anda. Cari tahu apakah apa yang Anda buat bisa diterima oleh mereka. Jika penolakan terjadi karena solusi Anda kurang menarik Anda sudah harus khawatir. Coba pikirkan ulang, coba desain ulang, dan temukan umpan balik jika pengguna pertama Anda menerima produk atau ide Anda.

Pahami apa yang sedang dikerjakan

Sebelum benar-benar mengeksekusi sebuah ide kita selalu punya gambaran besar mengenai ide tersebut. Semacam roadmap yang nantinya menghantarkan ke satu tujuan. Jika Anda sedang memulai ada baiknya  Anda tetap pada roadmap awal. Jika pun ada penyesuaian paling tidak tujuan tidak bergeser terlalu jauh. Hal ini penting untuk memastikan Anda untuk mengerjakan sesuatu yang jelas dan benar-benar dikonsep dari awal. Menghindari dari mengerjakan sesuatu yang tidak pasti.

Investasi untuk membangun tim yang solid

Menjalankan dan mengembangkan startup tidak bisa sendirian. Membangun sebuah tim adalah salah satu cara untuk membagi beban dan tanggung jawab sekaligus mengakselerasi progres untuk segera mencapai tujuan. Untuk hal membangun tim tidak ada salahnya berinvestasi lebih di sana. Mencari orang-orang hebat sesuai keahlian yang dibutuhkan perlu investasi yang tidak sedikit.

Beri kesempatan ide untuk berkembang

Perubahan mungkin salah satu hal yang konstan dalam dunia bisnis. Ide luar biasanya berevolusi. Perpaduan dari ide sederhana yang kemudian berkembang dengan masukan dan solusi lain yang ditemukan dari cerita dan komentar dari pengguna. Atau dari pemikiran dan pendekatan lain yang dilakukan. Yang perlu digarisbawahi adalah berikan ruang ide untuk berkembang menjadi sesuatu yang lebih baik.

Pendekatan dalam Membangun dan Mengembangkan Produk Startup

Membangun dan mengembangkan sebuah produk memiliki cara dan pendekatan masing-masing. Sebuah produk bisa saja lahir dari pengelaman pribadi pendirinya atau dari pengalaman orang lain yang kemudian ditransformasikan menjadi sebuah ide  dan dieksekusi. Siklus pengembangannya bermacam-macam. Demikian juga dengan pengembangan ide menjadi sebuah produk.

Berikut beberapa pendekatan yang bisa dipakai untuk menemukan ide terbaik dan dieksekusi untuk bisa menghasilkan produk yang sesuai.

Membaca situasi

Kebanyakan orang tidak langsung mengungkapkan masalah yang mereka hadapi. Jika ingin mendapatkan masalah dan menghadirkan solusinya berusaha untuk lebih peka dalam membaca situasi dan masalah. Membaurlah dengan teman, keluarga, atau target pasar yang ingin disasar. Pahami apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Jalin komunikasi dan hadirlah di posisi mereka agar bisa merasakan pengalaman langsung.

Ringkas dan validasi

Jika sudah menemukan gambara besar mengenai solusi yang ingin ditawarkan usahakan segera buat validasi. Untuk proses validasi ini, usahakan sediakan versi minimum dari gambaran besar yang didapat. Ini semacam meringkas ide besar menjadi sebuah ide yang lebih sederhana untuk bisa dipastikan bisa diterima pasar atau tidak.

Lemparkan versi beta ke pasaran

Selanjutnya untuk bisa mencari tahu minat terhadap solusi atau produk yang ditawarkan cek ombak bisa dilakukan dengan menghadirkan versi beta ke pasaran. Jika tidak ada yang tertarik pastikan segera mengubah haluan untuk mencari produk yang lebih diterima. Jika mendapat sambutan positif, pastikan untuk meminta umpan balik untuk mendapatkan sudut pandang pasar yang bisa jadi pertimbangan pengembangan selanjutnya.

Evaluasi

Evaluasi adalah bahan pokok untuk menjadikan sebuah produk lebih baik. Terlepas dari itu evaluasi juga dilakukan untuk menentukan apakah produk bisa menghasilkan dari segi pengalaman atau pun finansial bagi bisnis. Produk pada umumnya diputuskan untuk dilanjutkan pengerjaannya jika mendapatkan penerimaan yang bagus dari pasar. Selain mengembangkan produk yang harus dilanjutkan adalah bagaimana menghasilkan pundi-pundi rupiah dari produk tersebut.

Strategi Optimasi di Toko Aplikasi untuk Perbesar Jumlah Unduhan

Sebuah produk aplikasi yang bagus saja tidak menjamin membawa bisnis startup melaju kencang, jika tidak diimbangi dengan strategi distribusi yang baik. Kondisi ini kerap kali terjadi, lantaran terlalu fokus dengan proses pengembangan produk dan terlalu percaya diri bahwa produk yang dihasilkan bagus sehingga pengguna akan datang dengan sendirinya. Nyatanya startup membutuhkan effort lebih untuk memperkenalkan karyanya kepada pengguna.

Mendapatkan pengguna memang menjadi tantangan seorang manajer produk pasca peluncuran produk aplikasi. Dari pengalaman beberapa startup pengembang aplikasi, sebanyak 90 persen unduhan berasal dari penelusuran di mobile marketplace. Salah satu solusi yang dapat dilakukan ialah membagi imbang fokus pengembangan dan distribusi produk. Beberapa startup yang memiliki sumber daya lebih dapat membuat tim khusus.

Faktanya 90 persen aplikasi gagal bukan karena produknya tidak bagus, melainkan strategi distribusi yang kurang efektif.

Dalam tulisannya, Chandan Mishra, seorang pemasar digital yang menggunakan strategi Growth Hacking, menuliskan beberapa praktik terbaik untuk mencapai jutaan unduhan pada aplikasi yang dikembangkannya. Menariknya Chandan tidak memilih kanal pemasaran untuk memperluas kanal distribusi, misalnya iklan premium atau media sosial. Yang dilakukan ialah memahami seluk-beluk App Store Optimization.

Optimasi aplikasi di mobile marketplace

Optimasi aplikasi di mobile marketplace tidak bisa terjadi secara instan. Ada proses eksperimen ekstensif yang harus dilakukan. Setiap aplikasi memiliki ragam nilai yang unik, mulai dari karakteristik aplikasi, calon pengguna hingga proses bisnis yang ditawarkan. Dari sini didapat sebuah kata kunci, yakni melakukan percobaan secara terus-menerus hingga mencapai titik optimal dan mempertahankannya.

Setelah memahami kunci pertama, ada hal selanjutnya yang perlu dicamkan, yakni kecepatan dalam melakukan eksekusi. Jika banyak pendiri startup sukses mengatakan: “jika harus gagal, maka segeralah gagal supaya segera beralih ke percobaan berikutnya”, rasanya bukan hanya berlaku untuk eksekusi proses bisnis, namun termasuk proses distribusi aplikasi. Jadi kunci penting kedua ialah tentang seberapa cepat manajer produk bereksperimen dalam proses optimasi aplikasi di kanal mobile marketplace.

Membahas secara teknis, untuk melakukan optimasi aplikasi di mobile marketplace ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama adalah mengetahui bagaimana cara pengguna mencari aplikasi, lalu apa yang mereka cari, dalam hal ini misal aplikasi yang disajikan adalah aplikasi keuangan. Umumnya pengguna melakukan pencarian dengan kata kunci apa dan sebagainya. Menggeneralisasi aplikasi bukan cara yang tepat untuk optimasi. Fokus pada segmentasi pasar akan memberikan dampak pertumbuhan yang lebih cepat.

Memiliki deskripsi dan penyajian yang sesuai

Kedua, pada saat melakukan publikasi perhatikan deskripsi dan gambar yang ditampilkan. Deskripsi harus memiliki porsi yang tepat, terlalu panjang tidak efektif bagi pengguna, terlalu pendek akan berdampak buruk pada crawling di sistem pencarian. Namun dari praktik terbaik beberapa pengembang sukses, tiga baris pertama dalam deskripsi harus sudah mampu memberikan gambaran luas tentang aplikasi kepada pengguna. Deskripsi ini juga harus membubuhkan kata kunci yang tepat, kadang pencarian juga dilakukan pengguna melalui mesin pencari.

Sebanyak 40 persen pengguna mobile sering kali mencari secara “random” aplikasi di marketplace. Mereka secara tidak sengaja akan menemukan aplikasii, walaupun kadang hanya mencoba sesaat lalu menghapusnya. Setidaknya jika aplikasi sudah sampai di titik ini sudah mencapai optimasi yang baik pada mobile marketplace. Di sini kualitas aplikasi akan diuji. Jika aplikasi tersebut bagus dan sesuai kebutuhan pengguna, maka akan dilanjutkan, bahkan direkomendasikan. Pun demikian sebaliknya

Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah seputar estetika gambar yang disajikan sebagai gambaran umum dari aplikasi. Beberapa pengembang menilai ini lebih krusial untuk diprioritaskan ketimbang ikon aplikasi. Gambar yang ditampilkan harus berisi pesan yang menyiratkan tujuan aplikasi.

Seberapa berpengaruh rating dan tinjauan pengguna?

Semakin banyak aplikasi diunduh akan membawa aplikasi tersebut merangkak naik ke prioritas mobile marketplace. Jumlah unduhan dikatakan sebagai satu-satunya faktor terpenting untuk mendapatkan peringkat yang lebih tinggi dalam kategori aplikasi. Meskipun demikian, komentar positif terhadap aplikasi juga akan membantu.

Kendati tidak berpengaruh signifikan pada pergerakan peringkat aplikasi, tinjauan pengguna dalam rating dapat mematikan. Jika jumlah bintang kurang dari 4, maka orang akan ragu dengan aplikasi tersebut. Mempertahankan kepuasan pelanggan di sini menjadi kunci. Ulasan sama pentingnya dengan penilaian. Jika aplikasi itu baru, ia akan sangat bergantung pada ulasan untuk pertumbuhan.

Dapat disimpulkan bahwa optimasi aplikasi di marketplace melibatkan banyak komponen, baik komponen aplikasi secara teknis, komponen penyajian, komponen estetika, dan komponen penilaian dari pengguna. Mengkombinasikan penguatan empat hal tersebut adalah faktor yang paling penting untuk retensi aplikasi dan merupakan faktor kunci dalam unduhan aplikasi. Di sini pengembang benar-benar harus melakukan berbagai cara, karena tidak ada rumusan baku untuk setiap aplikasi yang berbeda.