Letsgo, Layanan “Ojek Online” Kota Jambi

Beberapa waktu lalu kami sempat menceritakan bagaimana DeliverKong, startup asal Jambi, berusaha meningkatkan bisnis lokal dengan menghadirkan solusi berbasis teknologi dengan pendekatan offline to online. Kali ini giliran Letsgo, sebuah startup yang juga berasal dari Jambi dengan beberapa jenis layanan yang mereka berikan.

Letsgo dari segi nama dan konsep mirip dengan layanan ride sharing yang ramai di kota-kota besar, Go-Jek. Hanya saja Hendrik, salah satu pihak manajemen Letsgo, menampik hal tersebut. Apa yang dilakukan Letsgo mulai dari nama hingga layanan tidak ada sangkut pautnya dengan Go-Jek.

Hendri menjelaskan Letsgo merupakan layanan transportasi ojek yang bisa diakses melalui aplikasi. Menjemput dan mengantarkan penumpang. Selain itu Letsgo juga melayani beberapa layanan lain seperti jasa pengantaran produk, dan jasa mekanik motor yang semuanya bisa diakses pengguna di Jambi melalui aplikasi Android maupun kontak melalui aplikasi pesan instan WhatsApp dan BBM.

Startup yang mulai pertama kali mengawali kiprahnya di Jambi per Juni 2016 ini tengah berusaha mengambil potensi pasar di Jambi dengan jajaran manajemen dan driver yang sekarang sudah mencapai 20 orang. Kecil memang jika dibandingkan dengan layanan ride sharing di Jakarta atau Bandung, tapi potensi untuk berkembang di Jambi masin tetap ada.

Untuk model bisnis, Hendrik menjelaskan Letsgo mendapatkan keuntungan berdasarkan transaksi yang terjadi. Sekitar 20% nilai dari transaksi akan masuk ke kantong Letsgo.

“Pihak Letsgo mendapatkan keuntungan berdasarkan dari transaksi yang terjadi, 20% dari nilai transaksi untuk perusahaan,” papar Hendrik.

Untuk jasa pengiriman di area Jambi sejauh ini Letsgo akan berhadapan langsung dengan DeliverKong yang memang dari awal fokus pada jasa pengiriman. Persaingan keduanya akan memberikan pemahaman edukasi yang lebih cepat dan merata ke lapisan masyarakat Jambi dan menumbuhkan pasar yang ada.

Application Information Will Show Up Here

Pembaruan TRAFI Perkaya Informasi “Real Time” Moda Transportasi di Jakarta

Aplikasi yang menyajikan informasi layanan transportasi di Jakarta TRAFI, baru-baru ini mengumumkan peluncuran fitur terbarunya yang memungkinkan pengguna mendapatkan informasi real-time kedatangan bus TransJakarta. Ini merupakan output kerja sama antara TRAFI dengan TransJakarta sebagai bagian dari peningkatan layanan smart city ibukota. Selain penambahan fitur tersebut, penyegaran tampilan aplikasi juga disuguhkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna yang lebih sederhana.

“Selain strategic partnership, selama satu tahun terakhir ini kami fokus dalam pengembangan produk, yaitu bagaimana membuat TRAFI menjadi highly localized. Walaupun masih terus dilakukan pengembangan, saat ini versi baru TRAFI hadir dengan interface dan tampilan baru yang lebih simple dan lebih mudah digunakan untuk meningkatkan experience pengguna TRAFI,” ujar Country Manager TRAFI Indonesia Dimas Dwilasetio.

Halaman Home Screen di aplikasi TRAFI
Halaman Home Screen di aplikasi TRAFI

Dari pembaruan terakhir, TRAFI memiliki 3 menu utama, yakni Home Screen, Routing dan Timetables. Pada Home Screen aplikasi, pengguna akan disajikan informasi seluruh moda transportasi yang telah terhubung. Saat ini layanan on-demand seperti Go-Jek, Uber dan Grab juga sudah terintegrasi, pengguna dapat langsung melakukan order melalui aplikasi TRAFI. Selanjutnya pada menu Routing, TRAFI telah mengembangkan sebuah routing engine yang meng-aggregate lebih banyak opsi hasil pencarian navigasi.

  

Menu Timetables menampilkan jadwal seluruh moda transportasi dari 500 rute untuk seluruh penjuru Jakarta. Moda transportasi yang terangkum di dalamnya termasuk TransJakarta, bus reguler, angkutan umum, KRL Commuter Line dan Shuttle bandara. Tampilan Timetables ini juga dilengkapi dengan peta untuk mengetahui posisi kendaraan secara real-time. Sedangkan untuk mengetahui halte atau stasiun terdekat, pengguna dapat mencarinya melalui fitur “nearby departure” dan “nearby stops”. TRAFI kini juga bisa dioperasikan dalam mode offline.

“Bentuk kerja sama TRAFI dengan TransJakarta saat ini berupa pengembangan sistem teknologi dan operasional. Sedangkan dengan Jakarta Smart City, kami bekerja sama perihal data sharing, yang berguna untuk menganalisis pola penggunaan transportasi umum di Jakarta guna pengembangan dan perencanaan kota yang lebih baik, demi mewujudkan konsep smart mobility,” lanjut Dimas.

Setelah peluncuran fitur terbaru ini, tahun 2017 TRAFI akan mulai fokus pada peningkatan pertumbuhan pengguna. Targetnya 1 juta pengguna aktif per bulan sampai tahun 2018. Inisiatif pemasaran dan kerja sama dengan beragam pihak akan menjadi manuver besar TRAFI di tahun ini, tak hanya dengan unsur pemerintahan, namun juga dengan startup dan korporasi lokal.

In the future, kami akan mengembangkan payment integration, AI development dan routing engine. Bahkan untuk routing nantinya our intelligent will know whether our users prefer TransJakarta over KRL, or Gojek over Uber, dan menampilkan hasil pencarian sesuai behaviour pengguna. We also have plan to integrate with realtime weather, for example TRAFI will not show walking/motorbike option during rain,” ujar Dimas menceritakan target pengembangan di tahun 2017.

Dimas juga menceritakan bahwa bisnis TRAFI secara global saat ini juga sedang gencar melakukan ekspansi ke negara berkembang. Selain di Indonesia TRAFI juga sedang fokus melakukan pengembangan di India. Dalam waktu dekat negara-negara lain di Asia Tenggara direncanakan akan menjadi tempat singgah selanjutnya.

Application Information Will Show Up Here

Hay Trans Ramaikan Persaingan Startup Transportasi On-Demand di Pontianak

Awal tahun ini menjadi babak baru bagi Ari Sandy dan dua orang rekannya, sebagai co-founder aplikasi pemesan layanan transportasi Hay Trans. Dirancang sejak awal tahun 2016, layanan Hay Trans didesain untuk menjadi “GO-JEK”-nya kota Pontianak. Menurut pemaparan Ari kepada DailySocial, tingginya angka kebutuhan transportasi publik oleh masyarakat menjadi salah satu hal yang melatar belakangi pembentukan Hay Trans. Di bawah bendera PT Hay Trans Pratama, 7 sub-layanan siap dijajakan kepada masyarakat Pontianak.

Layanan Hay Trans meliputi pemesanan mobil transportasi (Hay Taksi), pemesanan ojek (Hay Ojek), pemesanan travel menuju bandara (Hay Bandara), pemesanan kuliner (Hay Kuliner), pemesanan mobil sewa (Hay Carter), pemesanan jasa kurir antar (Hay Kurir) dan pemesanan ambulan gratis (Hay Ambulance). Berbagai layanan tersebut kini bisa diakses melalui situs resmi Hay Trans, aplikasi maupun melalui nomor telepon.

“Cakupan wilayah kami untuk saat ini hanya melayani seputar kota Pontianak, serta rute dari Pontianak ke Kabupaten Kubu Raya. Dalam operasionalnya kami menggunakan server Taxistartup yang sudah digunakan di 49 negara,” jelas Ari.

Memulai sebagai startup mandiri, saat ini Hay Trans memiliki 5 orang admin operasional, dengan jumlah armada dan sopir baru 40 unit. Sistem bagi hasil digunakan dalam proses bisnis, dengan pembagian 80% untuk pengemudi/pemilik kendaraan dan 20% untuk pihak Hay Trans. Namun demikian, Hay Trans berkomitmen untuk memberikan layanan real-time selama 24 jam.

Sebelumnya ada Tripy, MrJek dan beberapa pemain niche lain, sebagai startup asal Pontianak yang menyajikan layanan serupa. Ada juga Bujang Kurir, sebagai layanan on-demand yang memfokuskan pada pengantaran barang. Rata-rata motivasinya sama, mencoba memaksimalkan momentum dari kejayaan layanan on-demand, sementara pemain besar seperti GO-JEK belum mulai mengudara di area tersebut.

“Membuka layanan on-demand adalah sebuah peluang, ditambah mulai banyak masyarakat Pontianak yang melek teknologi. Hay Trans berkomitmen untuk transparan dari segi harga yang relatif lebih murah dibanding pesaing,” pungkas Ari.

Application Information Will Show Up Here

Sticar Mungkinkan Pemilik Kendaraan Jadi Tempat Iklan Berjalan

Model layanan digital berkembang begitu signifikan, seakan tak pernah ada batasan untuk berkreasi. Baru-baru ini mulai muncul ke permukaan sebuah layanan digital baru bernama Sticar. Sticar merupakan aplikasi yang menghubungkan pengiklan dengan pengendara mobil. Secara sederhana, pemilik mobil akan menjadikan mobilnya sebagai media publikasi iklan (car advertising) dan dipantau secara detail dari sistem aplikasi.

Saat ini Sticar sedang gencar mengajak Advertiser (pihak yang mengajukan iklan) dan Driver (pemilik mobil yang bersedia mengiklankan). Ketika sudah mencapai kesepakatan, konten pengiklan nantinya akan ditempelkan di mobil Driver sesuai levelnya, ada Windows (kaca mobil), Panel (pintu mobil) dan Full Body. Perhitungan penghasilan bagi Driver adalah per kilometer dikalikan dengan level iklan yang disepakati.

“Ide pengembangan Sticar muncul ketika kami ingin merevolusi cara baru dalam beriklan, dengan cara digital. Jika kita melihat model iklan yang saat ini ada, seperti billboard atau videotron yang kadang berisiko, Sticar hadir memberikan solusi untuk sistem yang lebih efektif, dengan menyajikan panel iklan yang bergerak,” ujar Founder dan CEO Sticar Gede Rio Darmawan kepada DailySocial.

Sticar sendiri dapat diakses dalam mode website dan aplikasi (saat ini yang dikembangkan baru untuk platform Android, ditargetkan akhir bulan November meluncur), guna melakukan pendaftaran dan mengakses sistem monitoring yang disajikan. Data real-time yang disajikan kepada pengiklan meliputi berapa Driver yang telah menempelkan iklan di mobilnya, berapa jauh perjalanan, serta berapa besar jumlah impression (pencapaian iklan). Dari situ pembiayaan juga akan dihitung secara dinamis per kilometer perjalanan.

Dashboard admin untuk analisis impression iklan oleh Advertiser / Sticar
Dashboard admin untuk analisis impression iklan oleh Advertiser / Sticar

GPS Tracker turut disematkan kepada Driver untuk melakukan pelacakan dan menghitung impression. Dari riset yang dilakukan Sticar, jika dibandingkan dengan mode pengiklanan konvensional, misalnya billboard, impression yang didapatkan cenderung lebih besar dan efektif ketika ikan tersebut bergerak. Terlebih jika melihat kondisi trafik di Jakarta, dengan rata-rata orang menghabiskan waktu 6 jam per hari di jalan.

Dari perhitungan kalkulasi yang disematkan dalam portal Sticar, dengan ukuran iklan paling kecil (Window), Driver akan mendapatkan Rp 50.000 untuk tiap perjalanan 100 kilometer, berlaku kelipatannya. Sedangkan untuk ukuran iklan full-body mencapai Rp 150.000 per perjalanan 100 kilometer. Cukup efektif dimanfaatkan oleh para pemilik mobil yang membutuhkan pemasukan tambahan, misalnya untuk mobil sewaan atau travel, dengan jam jalan yang cukup tinggi.

Memberikan impression yang lebih detail kepada Advertiser

Jika impression pada media konvensional seperti billboard dihitung dari jumlah rata-rata kendaraan yang melewati di depannya, sistem yang disajikan Sticar selangkah lebih maju. Menggunakan sistem GPS yang dihubungkan dengan sistem Bluetooth pada mobil, sistem tersebut akan memantau impression dengan lebih spesifik.

“Kami bekerja sama dengan Here Maps yang menghubungkan informasi terkait kondisi traffic population ke server kami di sekitar mobil dengan jarak 10 meter untuk menghasilkan jumlah impression,” jelas Rio.

Dengan kata lain, adanya sistem Bluetooth menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki rekanan Driver. Aplikasi Sticar juga terhubung penuh dengan mobil pengguna melalui OBD2 Bluetooth, mencatat ID mobil dengan baik. Sehingga ketika pengguna tidak menggunakan mobil terdaftar, maka sistem Sticar tidak akan mencatat adanya perjalanan.

Proses bisnis dan capaian yang ingin didapatkan

Sticar sendiri saat ini melenggangkan bisnis dengan sokongan seed funding dari dua investor, RnB Fund dan Oxdream, dengan pendanaan terakhir dibukukan pada akhir September ini. Sticar sedari awal sudah fokus pada revenue stream, yakni dengan pengambilan porsi 10% dari biaya transaksi dari Advertiser kepada Driver. Dengan proses bisnis yang jelas, mereka mengklaim bakal mendapatkan kepercayaan kliennya

“Target untuk tahun 2017 setidaknya ada 1.000 active Driver. Tidak hanya yang terdaftar, tapi yang benar-benar menjalankan campaign,” ujar Rio.

Saat mendiskusikan beberapa hal yang mungkin diisukan karena men-disrupt tatanan periklanan konvensional, Rio memberikan penjelasan bahwa pihaknya telah siap dari berbagai hal. Termasuk pemenuhan perpajakan dan privasi pengguna. Untuk perpajakan, ditekankan dari awal bahwa Sticar mengenakan pajak reklame (mobil branding) yang dibebankan kepada Advertiser.

Untuk jaminan privasi pengguna, pihaknya mengaku bahwa hanya Advertiser dan Sticar yang dapat mengakses data keberadaan pengguna. Itu pun hanya ketika pengguna menjalankan aplikasi dan menghubungkan dengan mobilnya. Ketika tidak sedang bekerja dengan Sticar, maka privasi pengguna dijamin perlindungannya.

TRAFI ingin Sajikan Solusi Pintar untuk Mobilitas Masyarakat Jakarta

Pada permasalahan tata kota, isu transportasi menjadi salah satu yang paling krusial, terlebih jika mengambil studi kasus kota seperti Jakarta. Hal tersebut yang ingin coba disasar oleh startup asal Lithuania, TRAFI. Menggunakan pendekatan berbasis digital, dengan mengumpulkan dan mengintegrasikan beragam informasi seputar transformasi publik, TRAFI mencoba memberikan sajian analisis yang relevan untuk masyarakat yang melakukan mobilitas di Jakarta.

Disampaikan oleh Country Manager TRAFI Indonesia Dimas Dwilasetio dalam pengenalannya dengan DailySocial, misi TRAFI adalah smartest urban mobility planner. TRAFI mengkombinasikan algoritma sains dengan informasi trafik lalu-lintas yang terhubung dengan data dan laporan pengguna. Akurasinya dinilai mampu mencapai 200% memberikan informasi yang pas bagi pengguna komuter di Jakarta.

Menurut Dimas, hal tersebut sesuai dengan kebutuhan warga ibukota. Umumnya kesulitan terbesar soal transportasi ialah memilih moda yang sesuai untuk bisa mencapai tujuan secara tepat waktu. Saat ini untuk melakukan perjalanan di ibukota pilihannya sudah semakin banyak, mulai dari transportasi umum konvensional hingga layanan on-demand. Polanya jika ingin mengetahui ketersediaan masing-masing layanan, pengguna harus membuka aplikasi berbeda dan melakukan analisis secara mandiri.

Permasalahan tersebut yang ingin dikelola TRAFI. Dengan aplikasi tunggal semua informasi tersebut disajikan. Estimasi pun ditampilkan untuk mendapatkan pilihan terbaik mencapai destinasi tujuan.

Hadir di Indonesia sekitar pertengahan tahun ini, TRAFI memperkenalkan dirinya sebagai sistem informasi real-time untuk pelacakan jadwal dan posisi transportasi umum di Jakarta, khususnya TransJakarta dan KRL Commuter Line. Aplikasi memberikan update jika terjadi keterlambatan jadwal atau kondisi perjalanan angkutan tersebut saat ini. Dengan data tersebut maka diharapkan pengguna dapat mengatur sebuah perencanaan mobilitasnya.

TRAFI didesain menjadi sebuah aplikasi yang dapat dimanfaatkan secara online dan offline. Beberapa fitur yang disematkan di antaranya pencarian rute, penjadwalan transportasi, peta pergerakan kendaraan real-time, informasi kendaraan yang datang di jadwal berikutnya, berita lalu lintas terkini, dan menu pelaporan untuk memberitahu TRAFI terkait kondisi pada rute transportasi oleh pengguna.

Dibutuhkan integrasi antar layanan untuk menciptakan smart urban solution

Kenyataannya permasalahan tata kota di ibukota tak sesederhana itu. Menciptakan pola tata kota pintar tak bisa dilakukan hanya dalam satu arah. Perlu adanya sebuah desain integrasi layanan yang menyeluruh. Permasalahan transportasi sendiri disebabkan (salah satunya) karena banyaknya pengguna jalan dengan berbagai kepentingan yang memilih memanfaatkan kendaraan pribadi, dengan dalih kelayakan, ketersediaan dan sebagainya. Apa yang disediakan TRAFI dapat menjadi salah satu pilihan aliran informasi.

Pengembangan solusi berbasis smart city yang mengatur berbagai hal, termasuk transportasi, tengah digencarkan di Jakarta. Masih sebatas menampung dan menganalisis informasi, tetapi arahnya menjurus pada pengaturan berkelanjutan tata kota yang lebih dinamis.

Ketika beragam layanan publik dapat tersatukan memberikan rujukan jelas seputar kondisi di masyarakat yang ada saat ini, maka strategi terbaik untuk tatanan kota pun bukan cuma isapan jempol saja. Di sini peran serta berbagai pihak perlu disinergikan.

Application Information Will Show Up Here

UberTRIP Meluncur di Bali, Manjakan Wisatawan Dapatkan Kendaraan untuk Travel Wisata

Siapa yang tidak kenal Bali, sebuah pulau wisata yang sangat digandrungi baik oleh wisatawan yang berasal dari Indonesia maupun luar negeri. Tingginya wisatawan yang keluar masuk ke Bali menjadi potensi untuk berbagai bisnis yang beroperasi di sana. Uber adalah salah satunya. Menyadari kebutuhan akan transportasi yang sangat tinggi di Bali, Uber meluncurkan UberTRIP. Layanan baru dari Uber ini memungkinkan pengguna memesan transportasi perjalanan Uber selama 5 sampai 10 jam (bisa dikatakan sebagai alternatif travel).

Layanan UberTRIP didesain baik untuk menghabiskan waktu selama transit di Bali, perjalanan bisnis atau perjalanan satu hari menjelajahi tempat-tempat wisata di Bali.

Dalam rilisnya Uber menyatakan bahwa UberTRIP diluncurkan dalam rangka untuk mengakomodasi kebutuhan wisatawan yang aktif menggunakan Uber di negara mereka berasal. Menurut perhitungan pihak Uber pada tahun 2016 di periode Juli hingga September tak kurang dari 74 negara telah memesan perjalanan untuk Uber di Indonesia. Di Bali sendiri 6 dari 10 pengguna Uber adalah wisatawan yang sedang berlibur di Bali.

image007image006

Pihak Uber juga menjelaskan kehadiran UberTRIP tidak hanya menguntungkan wisatawan tetapi juga memberikan dampak positif bagi pengelola wisata lokal. UberTRIP diharapkan mampu memenuhi kebutuhan keduanya.

“Kami memahami bahwa para wisatawan perlu fleksibilitas untuk memesan perjalanan yang lebih panjang agar mereka lebih leluasa menjelajahi tempat-tempat indah di pulau ini. Di saat yang bersamaan, kami juga melihat bahwa ada banyak usaha wisata dan rental lokal kecil dan menengah yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai Bali dan perlu akses untuk memperkenalkan usaha mereka tersebut untuk memperluas pangsa pasar,” tulis Uber dalam rilisnya.

Pihak Uber juga menjelaskan bahwa UberTRIP diluncurkan untuk menciptakan peluang mempertemukan kebutuhan kedua belah pihak (wisatawan dan usaha kecil menengah). Dengan Adanya UberTRIP wisatawan bisa melakukan perjalanan wisata di Bali seharian dengan cukup mudah. Ditentukan mulai dari perjalanan 5 hingga 10 jam UberTRIP dikenai tarif minimum Rp.300.000 untuk lima jam perjalanan, seterusnya dikenakan biaya perjalanan Rp. 1000/menit.

Application Information Will Show Up Here

UberMOTOR Ekspansi ke Bandung, Surabaya, dan Bali

UberMOTOR mengumumkan ketersediaan armadanya di Bandung, Surabaya, dan Bali. Langkah ini hanya berselang beberapa hari setelah Grab mengumumkan ketersediaan GrabBike dan GrabExpress di Bali. Go-Jek sendiri sudah cukup merajai di kota-kota tersebut dan kini mendapat tantangan baru di luar kawasan Jadetabek.

Sejauh ini belum ada data berapa banyak mitra pengemudi UberMOTOR secara nasional. Saya sendiri sempat melihat bagaimana UberMOTOR bergerilya ke kantong-kantong ojek pangkalan untuk merekrut mitra baru. Memang kalau dilihat di jalanan Jadetabek, jumlahnya masih kalah jauh jika Go-Jek dan GrabBike yang lebih dulu hadir. Langkahnya berekspansi ke Bandung, Surabaya, dan Bali diharapkan bisa membantu meningkatkan tingkat kompetisi di kota-kota lain.

UberMOTOR di Indonesia merupakan satu-satunya layanan Uber berbasis motor yang bertahan. Layanan serupa, dengan nama UberMOTO yang digelar di Thailand dan India, tak mampu bersaing dengan pemain lokal. Mengingat sebentar lagi Uber bakal menggelar layanan pemesanan makanan UberEATS, sebaiknya mereka sudah memiliki armada pengantaran yang cukup untuk bersaing dengan Go-Food.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Ulang Tahun Pertama, Deliveree Perluas Bisnis di Indonesia

Aplikasi antar jemput barang Deliveree bulan September ini merayakan ulang tahunnya yang pertama. Startup yang berbasis di Thailand ini mengklaim telah memiliki lebih dari 150 ribu pengguna yang telah mengunduh aplikasi Deliveree dan telah memiliki lebih dari 2 ribu pengemudi yang telah terdaftar dalam aplikasi Deliveree.

Menginjak tahun kedua, Deliveree berniat untuk melancarkan bisnisnya secara masif di Indonesia, yang merupakan pasar terbesar untuk Deliveree di Asia Tenggara. Hal tersebut ditegaskan oleh Senior Manager Deliveree Nattapak Atichartakarn.

“Dibandingkan dengan Thailand dan Filipina, Indonesia adalah pasar terbesar Deliveree. Karena itu, kami berkomitmen untuk terus membantu para pemilik usaha di Indonesia lewat layanan pengiriman barang yang terpercaya dengan harga terjangkau. Kami akan terus memantapkan teknologi kami dan bekerjasama dengan lebih banyak mitra pengemudi untuk menghadirkan pengalaman pengiriman terbaik, secara transparan dan efektif,” kata Nattapak.

Selain menambah jumlah armada menjadi lebih besar hingga kapasitas 4 ton, Deliveree juga berencana untuk melakukan ekspansi ke kota lainnya di Indonesia seperti Surabaya, Yogyakarta dan Denpasar. Hal tersebut terkait dengan strategi lokasi pengiriman jarak jauh atau long haul dan layanan Buyout feature (sewa armada harian / setengah hari).

Inovasi lainnya yang akan dikembangkan adalah menambahkan tracking COD dan POD (surat jalan) yang bisa dilakukan pelanggan langsung dari aplikasi, payment gateway, atau pembayaran dengan kartu kredit. Terakhir, fitur chatting di aplikasi yang bisa digunakan oleh pengemudi dengan pelanggan atau CS dan sebaliknya.

“Kami juga ingin membekali mitra pengemudi dengan skill tambahan untuk kebutuhan khusus dari pelanggan seperti pengiriman barang flammable, pemasangan barang (furnitur, perkakas rumah, dll), dan pengemasan barang,” kata Nattapak.

Menambah kemitraan dengan perusahaan

Selain inovasi dan tambahan layanan, Deliveree juga akan menambah jumlah kemitraan, di antaranya adalah bekerjasama dengan Ranch Market, Kerj asama dengan perusahaan telekomunikasi, auto shop, dan asuransi untuk memberikan manfaat tambahan bagi seluruh Mitra Pengemudi.

Dalam perjalanannya, semakin banyak pemilik usaha menggunakan Deliveree. Hal ini mengawali lahirnya Program Bisnis Deliveree dan penambahan armada yang bermanfaat bagi pemilik usaha dengan kapasitas berbeda, seperti sepeda motor, City Car, MPV, Van, Pickup, dan mobil Box. Deliveree juga menyediakan fitur bisnis seperti garansi kehilangan dan kerusakan barang, tagihan bulanan, pengiriman ke beberapa lokasi, dan tenaga tambahan, yang memudahkan proses pengiriman kepada pelanggan.

“Pemilik usaha memilih layanan kami karena mereka tidak perlu lagi berinvestasi untuk membeli kendaraan, membayar pegawai atau kontrak jangka panjang dengan biaya tinggi, agar keperluan pengiriman mereka terpenuhi. Deliveree menjadi solusi pengiriman bagi pemilik usaha lewat kemudahan memesan armada kapan saja, dengan harga terjangkau,” ujar Nattapak.

Meskipun telah memiliki peningkatan jumlah pengguna, mitra serta pengemudi yang bertambah dengan jumlah yang cukup signifikan, hingga kini Deliveree masih mengalami beberapa kendala yang kerap ditemui setiap harinya, diantaranya adalah kondisi jalan yang macet, pengembalian surat jalan yang menyerap banyak tenaga dan waktu dan waktu tunggu yang panjang bagi armada besar seperti truk, untuk melakukan loading /unloading. Diharapkan kedepannya dengan teknologi kendala tersebut bisa diatasi.

“Untuk 5 tahun ke depan kami berharap Deliveree bisa menjadi pilihan terdepan sebagai penyedia layanan logisik bagi para pelanggan di Indonesia,” tutup Nattapak.

Application Information Will Show Up Here

Ojesy Siap Tambah Layanan Shuttle Car untuk Siswi Sekolah

PT Ojesy Syari Indonesia (Ojesy), platform layanan transportasi khusus perempuan, siap menambah satu layanan baru sebagai langkah diversifikasi bisnis perusahaan, yakni antar jemput (shuttle service) siswi sekolah dengan memakai mobil. Pada tahap awal, Ojesy akan melakukan analisis pasar selama dua bulan di Surabaya dengan menyediakan 10 mobil berkapasitas 7 penumpang.

Reza Zamir, CEO Ojesy, mengatakan analisis pasar menurutnya penting dalam proses validasi pasar sebelum layanan tersebut benar-benar diaplikasikan.

Rencananya dalam satu komplek perumahan setiap orang tua melakukan pemesanan dengan sistem ride sharing. Pengemudi akan mengantar dan menjemput penumpang sesuai tujuan masing-masing.

Dari hasil survei sementara yang dilakukan Ojesy, ungkap Reza, secara rerata jarak antara rumah dengan sekolah sangat bergantung dari tingkatan pendidikannya.

Untuk tingkat SD jaraknya tidak jauh dari rumah, bisa kurang dari 5 kilometer, sementara SMP sedikit lebih jauh jarak SD, SMA biasanya jaraknya terjauh dari SD dan SMP. Untuk masalah penghitungan tarif, sambungnya, saat ini masih dikaji perusahaan. Begitu pula untuk mobil yang akan digunakan pengemudi nantinya.

Menurut Reza, ada dua opsi yang bisa dipakai. Pertama, melakukan kerja sama dengan pihak penyedia jasa penyewaan mobil atau menyewa mobil dari orang yang memiliki mobil namun jarang memakainya.

“Alasan kami menambah pelayanan ini karena hampir separuh dari konsumen kami adalah siswi sekolah. Hal ini juga memicu kami untuk lebih variatif dalam memberikan pelayanan untuk mereka. Dalam dua bulan ini kami masih analisis pasar, diharapkan setelah itu sudah bisa diterapkan secara nyata,” terang Reza.

Layanan baru Ojesy dengan konsep shuttle service sebelumnya telah dilakukan beberapa pemain startup transportasi, sebut saja ada UberPOOL, Ompreng, Karpul, dan Nebengers. Hanya saja, Ojesy lebih mengerucut sasaran bisnisnya untuk siswi sekolah saja.

Butuh dana segar

Untuk akselerasi bisnis Ojesy, Reza mengungkapkan saat ini pihaknya sedang membutuhkan dana segar baru. Dana tersebut menurut rencana akan digunakan untuk menambah armada pengemudi sehingga target pengguna sebanyak 9 juta perempuan di 22 kota, yang menjadi target konsumennya, bisa tercapai.

Selama setahun Ojesy berdiri, dana yang telah dikucurkan mencapai kurang dari 100 juta Rupiah. Ojesy sudah merambah ke 20 kota besar di Indonesia, seperti Makassar, Malang, Bandung, Surakarta, Semarang, Bogor, Jabodetabek, Sidoarjo, dan lainnya. Selain itu, jumlah order dia mengklaim sudah menyentuh angka 12 ribu.

“Budget kami selama setahun ini cukup tipis, tapi dengan itu kami sudah bisa jangkau ke 20 kota. Kami butuh kucuran dana segar agar kami bisa bergerak lebih cepat untuk menyentuh angka target 9 juta wanita dari hasil riset kami tersebut.”

Dia menambahkan, selama ini kebanyakan investor yang sudah menghampiri Ojesy belum benar-benar berkomitmen penuh sebab bisnis Ojesy beririsan dengan pesaing utamanya, yakni Go-Jek. Padahal semangat yang ditawarkan Ojesy berbeda. Mereka ingin menjadikan perempuan sebagai pahlawan bagi perempuan lainnya.

Sejauh ini, layanan transportasi online yang sama-sama secara khusus hanya menyasar perempuan sebagai pengemudi dan penggunanya hanyalah Ojesy dan LadyJEK yang didirikan pada Oktober 2015.

“Pendekatan kami untuk mendapatkan pengguna dan driver berbeda, karena kami memanfaatkan kekuatan dari komunitas wanita. Kami banyak masuk ke sana. Hal ini yang menjadikan dana tipis bisa sangat dimanfaatkan dengan baik. Namun, belum sepenuhnya para investor sepaham dengan semangat yang ingin kami deliver,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Armada Transportasi Berbasis Aplikasi Diperbolehkan Gunakan Pelat Hitam dan STNK Pribadi

Untuk memajukan industri startup perlu adanya peran serta pemerintah. Salah satu peranan pemerintah yang sangat ditunggu adalah produksi regulasi yang bisa mengatur industri dan melindunginya untuk berkembang, termasuk regulasi mengenai transportasi online atau yang berbasis aplikasi. Khusus untuk regulasi ini, tak hanya bisnis startup yang berharap aturan ini segera keluar, para pebisnis konvensional, dalam hal ini pengusaha taksi juga berharap aturan ini segera terbit.

Seperti diberitakan Kompas, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menegaskan bahwa angkutan berbasis aplikasi seperti Uber atau Grab diperbolehkan untuk memakai kendaraan berpelat nomor hitam atau pribadi, dengan syarat pengemudi harus tergabung dalam koperasi. Selain itu Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) juga tidak diwajibkan atas nama badan hukum.

Kabar tersebut bersumber pada pernyataan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram. Menurut Agus pernyataan mengenai STNK dan pelat hitam telah diterima sebagai kesimpulan rapat.

“Prinsip koperasi tegas menyebutkan pengguna adalah pemilik, dan pemilik adalah pengguna. Karena itu, pemilik taksi online yang tergabung dalam koperasi berarti juga pemilik koperasi, bukan pekerja,” jelas Agus seperti dikutip dari Kompas.

Agus lebih jauh menjelaskan bahwa aset yang dimiliki anggota koperasi yang digunakan sebagai alat produksi tidak beralih menjadi aset perusahaan. Berbeda dengan supir taksi konvensional yang merupakan pekerja dari perusahaan. Jadi jika taksi atau kendaraan yang digunakan adalah mobil milik anggota koperasi, maka harus tetap ber-STNK pribadi.

Alasan untuk memperbolehkan pelat hitam dan STNK pribadi ini adalah prinsip dasar dan model pengelolaan koperasi sebagai badan hukum. Koperasi punya tata cara yang berbeda dengan perseroan, sehingga perlakukan dalam kasus ini sedikit berbeda.

Kabar ini jelas berbeda dengan yang diutarakan Direktur Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto Iskandar beberapa waktu lalu. April silam, Pudji seperti diberitakan mengungkapkan bahwa selain izin operasional, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para perusahaan transportasi online, di antaranya adalah memiliki minimal lima kendaraan yang dibuktikan dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atas nama perusahaan, memiliki pool, adanya fasilitas perawatan, dan pengemudi dengan SIM umum.

Seharusnya pemerintah segera menerbitkan aturan pasti mengenai transportasi online ini. Kondisi ini, jika dibiarkan dalam ketidakjelasan, akan membuat pengusaha, mitra pengemudi, dan semua pihak yang terlibat dalam bisnis ini menjadi bingung dan membuat kondisi usaha tidak kondusif.