Data Menjadi Kunci untuk Meneropong Perilaku Konsumen di Masa Depan

Asia Tenggara sedang dan akan menjadi pasar yang menjanjikan bagi para pelaku ekonomi digital. Pengelolaan data dan kecerdasan buatan dinilai menjadi cara ampuh dalam menelusuri perilaku konsumen di masa depan.

Traveloka, Iflix, dan ViSenze berbagi pandangan dalam meneropong kondisi pasar di Asia Tenggara dari perspektif perilaku konsumen di acara Tech in Asia Conference 2019. Ketiganya kompak menjadikan data yang mereka miliki untuk mengikuti tren konsumen.

Head of Data Analytics Group Traveloka Doan Lingga bercerita bagaimana perusahaannya berkembang dari sekadar menjajakan layanan pemesanan hotel dan tiket pesawat hingga seperti sekarang ini — menawarkan banyak opsi bertajuk pengalaman perjalanan. Hal itu tak lepas dari pengumpulan data yang kemudian mereka olah untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Guna mengetahui perubahan perilaku konsumen di pasar, menurut Doan, keberadaan data menjadi kunci untuk memahaminya.

“Kumpulkan dulu semua data. Kalian tidak tahu apa manfaat data itu sampai waktunya tiba. Itu sebabnya kumpulkan dulu, track everything. Lagipula storage itu murah jadi jangan ragu mengumpulkan dulu,” ujar Doan.

Kendati begitu, Doan menambahkan penyedia layanan harus terbuka kepada konsumen tentang data yang mereka kumpulkan dan menjaga kerahasiaan data tersebut. Menurutnya keterbukaan itu patut dilakukan demi mengembangkan produk sesuai kebutuhan pasar.

Fitur PayLater menjadi salah satu contoh yang dirujuk oleh Doan. Seperti diketahui, saat ini makin banyak perusahaan teknologi yang menyediakan fitur bayar belakangan seperti Gojek hingga Ovo.

Untuk ke depannya, Doan memperkirakan bakal lebih banyak pelibatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam produk-produk yang dilempar ke masyarakat di masa depan. Hal ini diamini oleh Co-founder dan CEO ViSenze, Oliver Tan. ViSenze sendiri adalah solusi AI yang bergerak di industri ritel asal Singapura.

Oliver mengaku masih sulit menebak secara pasti tren perilaku konsumen dalam 2-3 tahun terakhir. Namun seperti halnya Doan, ia meyakini akan makin banyak jasa yang memakai teknologi AI.

“Jawaban saya untuk itu adalah AI kognitif. AI yang mungkin bahkan bisa lebih tahu kebutuhan seseorang daripada orang itu sendiri,” ucapnya.

Seperti dalam laporan Google & Temasek 2019, Asia Tenggara masih menjadi kawasan seksi bagi para pelaku ekonomi digital. Dalam laporan terbaru itu, ekonomi yang dimotori internet di kawasan Asia Tenggara mencapai US$100 miliar dan angka itu diprediksi terus meroket hingga US$300 miliar pada 2025.

Vietnam dan Indonesia menjadi poros utama pertumbuhan tersebut dengan tingkat pertumbuhan mencapai 40 persen per tahun.

BRI dan Traveloka Luncurkan Produk Kartu Kredit “PayLater Card”

Kemarin (26/9) Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Traveloka mengumumkan kerja sama strategis untuk peluncuran kartu kredit PayLater Card. Produk kolaborasi tersebut akan menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan akses terhadap produk finansial, termasuk proses aplikasi dan verifikasi yang hanya memerlukan waktu maksimal 1 hari – diakses melalui aplikasi Traveloka. Seremoni penandatanganan kerja sama diadakan di Singapura, turut hadir CFO Visa Asia Pasifik Andrew Tan.

Persetujuan atas pendaftaran dilakukan melalui proses penilaian kredit yang efisien, dikembangkan bersama tim BRI dan Traveloka. Menggunakan kartu tersebut, pengguna dapat membeli seluruh produk dan layanan Traveloka. Selain itu, pengguna juga dapat menggunakan PayLater Card untuk bertransaksi di merchant online dan offline di lebih dari 53 juta lokasi merchants di seluruh dunia yang menerima pembayaran dengan Visa.

“Kehadiran PayLater Card menawarkan skema baru pembayaran dan pengalaman unik kepada para pengguna semakin melengkapi layanan perbankan kami. Kerja sama cobranding ini juga sejalan dengan strategi pemasaran kartu kredit kami untuk meningkatkan customer base dan penetrasi pasar di segmen milenial. PayLater Card menandai era baru bisnis kartu kredit di Indonesia,” ujar Direktur Konsumer Bank BRI Handayani.

“Kami optimis dengan kerja sama ini kami mampu mencapai target 5 juta pengguna PayLater Card di tahun 2025, mengingat potensi pasar yang besar serta tingginya pertumbuhan penggunaan teknologi digital di Indonesia,” ujar President Group of Operations Traveloka Henry Hendrawan.

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Dikabarkan Tengah Cari Pendanaan Baru Senilai 7 Triliun Rupiah

Startup unicorn Traveloka dikabarkan tengah dalam diskusi untuk mendapatkan pendanaan baru. Nilai yang ditargetkan mencapai $500 juta (setara lebih dari 7 triliun Rupiah) dan akan membawa valuasi perusahaan di angka $4,5 miliar.

Kabar yang dilaporkan oleh WSJ tersebut turut memaparkan mengenai rencana Traveloka untuk meningkatkan ekspansi regional. Belum ada informasi mengenai calon investor yang akan berpartisipasi, dikatakan oleh sumber akan segera “ditutup” beberapa bulan mendatang.

Terakhir, berita tentang putaran pendanaan baru Traveloka tersiar di April 2019 lalu dalam private equity round, dipimpin oleh GIC (Government of Singapore Investment Corporation), konon nilainya $450 juta. Sehingga ada kemungkinan $500 juta tersebut bagian dari penutupan putaran ini.

Inisiatif fundraising Traveloka juga sudah tersiar sejak tahun lalu. Pada awalnya ditargetkan mendapatkan dana $400 juta.

Secara layanan, startup yang didirikan Ferry Unardy, Derianto Kusuma dan Albert Zhang tersebut memang sudah tersedia di beberapa negara. Selain Indonesia, ada Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia yang menjadi fokus pangsa pasar bagi mereka. Termasuk untuk layanan terbarunya Xperience yang akhir-akhir ini terlihat sangat digenjot penetrasinya.

Tidak hanya sekadar memfasilitasi layanan transportasi, kini perusahaan mulai ingin memaksimalkan pengalaman bepergian secara menyeluruh. Bulan lalu, Traveloka memimpin pendanaan seri B untuk PouchNATION. Aksi korporasi tersebut digadang-gadang sebagai salah satu strategi masuknya “disrupsi” di bisnis hiburan — kedua perusahaan akan mengintegrasikan platform.

Application Information Will Show Up Here

Survei Alvara: Gojek Unggul di Tiga Layanan Digital Menurut Milenial Indonesia

Lembaga riset Alvara Research Center menyebut Gojek, beserta dua layanannya Go-Food dan Go-Pay, sebagai pemimpin untuk tiga layanan digital menurut kalangan milenial Indonesia. Traveloka dan Lazada menjadi aplikasi yang unggul di kategori lain, yakni pemesanan tiket dan hotel, dan belanja online.

Alvara mendefinisikan aplikasi e-commerce sebagai produk dan jasa yang dijual dalam bentuk digital, sehingga layanan on-demand dan OTA dimasukkan dalam survei yang bertajuk dalam judul penelitian “Perilaku dan Preferensi Konsumen Milenial Indonesia terhadap Aplikasi E-Commerce 2019.”

CEO dan Founder Alvara Research Hassanudin Ali menerangkan Gojek memimpin tiga kategori lantaran ekosistemnya mencakup banyak layanan dan saling terintegrasi.

“Kalau pesaingnya [Grab], menggunakan provider lain [untuk layanan pendukung]. Gojek juga diuntungkan karena first mover advantage. Setiap pionir pasti dapat manfaat dari sisi pengguna,” terangnya, Selasa (9/7).

Sebagai aplikasi transportasi, 70,4% responden menyebut Gojek lebih banyak dipakai. Alasannya karena mudah digunakan, lebih cepat, dan termurah. Sementara Grab diasosiasikan dengan aplikasi termurah, promo banyak, dan mudah digunakan.

Gojek juga unggul untuk layanan pesan-antar makanan. Sebanyak 71,7% responden menggunakan Go-Food karena aspek kualitas layanan dan banyak pilihan menu. Sedangkan GrabFood lebih diasosiasikan dengan harga dan promo murah.

Layanan pembayaran Go-Pay paling banyak dipakai oleh milenial sebanyak 67,9% responden. Mereka menggunakan Go-Pay karena masuk dalam ekosistem Gojek, banyak promo, dan aman.

Untuk kategori aplikasi belanja online, Lazada (47,9%) jadi brand yang paling dikenal oleh responden. Disusul Shopee (32,2%), Tokopedia (15,4%), Bukalapak (14,4%), OLX, dan Blibli.

Terakhir, untuk aplikasi pemesanan tiket dan hotel, 79% responden memilih Traveloka karena menawarkan banyak promo, banyak promo, dan mudah digunakan. Disusul, Tiket.com dan KAI Access sebagai layanan yang dipilih responden karena aplikasinya mudah digunakan.

Ketua Bidang Ekonomi Digital dari idEA Bima Laga menuturkan hasil survei ini menggambarkan sebagian masyarakat Indonesia. Namun dari sini bisa terlihat bahwa Indonesia sudah terbentuk segmentasi pasarnya sehingga bisa menjadi parameter dalam menentukan strategi bisnis perusahaan.

Survei ini dilakukan kurang lebih selama 2,5 bulan, dari April sampai pertengahan Juni 2019, melalui survei tatap muka. Metode yang dipakai adalah cluster random sampling, analisa data dan penulisan laporan.

Total responden mencapai 1.204 orang dari Jabodetabek, Bali, Padang, Yogyakarta, dan Manado. Margin of error penelitian berada di kisaran 2,89%.

“Parameter yang kami ukur adalah brand awareness, perilaku dan kebiasaan konsumen, serta tingkat kepuasan pelanggan,” katanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan dan perilaku konsumen milenial dalam menggunakan aplikasi e-commerce, baik buatan lokal maupun asing.

Agak disayangkan, kesimpulan yang diambil Alvara melalui survei ini dinyatakan terlalu mendikotomi dengan memisahkan layanan digital buatan dalam negeri dan luar negeri. Memang pada kenyataannya, seluruh perusahaan ini lahir di Indonesia, namun dari segi kepemilikan sahamnya tidak berkata demikian.

Survei lainnya

Dari perspektif hasil survei yang lain, misalnya dari iPrice Group, mengungkapkan secara umum Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee menjadi aplikasi e-commerce paling banyak dikunjungi orang Indonesia hingga kuartal pertama 2019. Lazada, Blibli, dan JD.id menyusul secara berurut di posisi berikutnya.

iPrice menyebut Tokopedia dikunjungi oleh 137,2 juta MAU, sementara Bukalapak memiliki 115,25 juta MAU, dan Shopee 74,99 juta MAU. Temuan ini cukup kontras dengan hasil dari Alvara, tapi cukup wajar karena profil responden yang diambil Alvara lebih spesifik ke kalangan milenial.

DailySocial pun juga pernah menerbitkan hasil survei mengenai e-commerce di tahun lalu. Di situ disebutkan, Shopee (33,63%) menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan, disusul Tokopedia (28,18%), Lazada (14,3%), dan Bukalapak (17,5%).

Kendati banyak digunakan, tidak bisa diterjemahkan sebagai aplikasi dengan revenue tertinggi. Menurut App Annie, Tokopedia dinobatkan sebagai aplikasi paling banyak dipakai oleh pengguna, sementara Shopee adalah aplikasi yang paling banyak diunduh.

Dari sisi aplikasi pembayaran digital, Go-Pay mendominasi dengan 79,39%. Kemudian disusul Ovo (58,42%), T-Cash (kini LinkAja) 55,52%, dan Dana (34,18%).

Traveloka Leads Series B Funding for PouchNATION , a Singapore-Based Digitization Platform

PouchNATION today (6/26) announced the series B funding led by Traveloka with undisclosed value. SPH Ventures also involved in this round. The Singapore-based startup is developing digitization platform for various event, the leading product is NFC-based innovation for access.

“We’re very impressed with PouchNATION achievement in disrupting the entertainment industry. And we are proud to support the team to develop their products, especially to have synergy with Traveloka’s main business, as to provide end-to-end solutions related to travel and lifestyle,” Traveloka Xperience’s VP of Revenue & Growth, Sylvia Gunawan.

She also said that this investment is a part of company’s strategy to tighten its position as the discovery platform. Recently, Traveloka has been strongly introducing Xperience, a new channel allowing users to discover various events in the cities and countries. Including to sell the tickets online.

“The company demand business growth, from just providing events and venues to an entertainment platform that connects dozens of people in Asia with e-commerce, brands, and other players searching for visibility and exposure to their target market,” PouchNATION’s CEO, Ilya Kravtsov said.

In its debut in 2014, PouchNATION was developing an NFC-based bracelet that allows visitors to make cashless transactions. Along the route, they evolve into an all-in-one platform for event organizing through some products, such as PunchEvent, PunchVenue, and to be introduced PouchDigital; consist of a registration system, ticketing, security control, brand activation, data collecting and management, etc.

“We are very excited to launch a new vertical for new client segments which currently using the traditional system to manage places and events. By digitizing and collecting more consumer data, our mission is to create a very new user acquisition channel in the region,” PouchNATION’s COO, David Rapaport said.

Currently, PouchNATION system has been handling various events worth $5 million monthly transactions on average. The product distribution has reached Singapore, the Philippines, Indonesia, Malaysia, Vietnam, and Thailand market. In Indonesia, they’re operating under PT Easy Touch Group based in Jakarta.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Traveloka Pimpin Pendanaan Seri B PouchNATION, Platform Digitalisasi Acara Asal Singapura

PouchNATION hari ini (26/6) mengumumkan perolehan pendanaan seri B yang dipimpin oleh Traveloka dengan nilai yang tidak disebutkan. SPH Ventures turut terlibat dalam pendanaan ini. Produk yang dikembangkan oleh startup berbasis di Singapura tersebut adalah platform digitalisasi untuk berbagai keperluan event, yang paling menonjol ialah inovasi berbasis NFC untuk akses ke sebuah acara.

“Kami terkesan dengan kemajuan yang telah PouchNATION capai dalam mendisrupsi industri hiburan. Dan kami bangga mendukung tim mengembangkan produk mereka, terlebih untuk memanfaatkan sinergi dengan bisnis utama Traveloka, yakni memberikan solusi end-to-end terkait kebutuhan perjalanan dan gaya hidup,” ujar VP of Revenue & Growth Traveloka Xperience, Sylvia Gunawan.

Sylvia juga memaparkan, bahwa investasi ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat posisinya sebagai platform discovery. Beberapa waktu lalu Traveloka giat memperkenalkan Xperience, sebuah kanal baru yang memungkinkan pengguna menemukan berbagai acara dan hiburan di berbagai kota dan negara. Termasuk menjual tiket aksesnya secara online.

“Perusahaan berencana meningkatkan bisnis, dari hanya sebagai penyedia layanan untuk acara dan tempat, menjadi platform hiburan yang menghubungkan ratusan ribu pengunjung di seluruh Asia dengan e-commerce, brand, dan pemain lain yang ingin mendapatkan visibilitas dan eksposur ke target pelanggan mereka,” ujar CEO PouchNATION Ilya Kravtsov.

Pada awal berdiri di tahun 2014, PouchNATION mengembangkan gelang dengan sensor NFC yang memungkinkan pengunjung acara melakukan pembayaran tanpa uang tunai. Seiring perkembangannya, mereka berevolusi menjadi platform menyeluruh untuk penyelenggaraan acara melalui lini produk PunchEvent, PunchVenue dan segera hadir PouchDigital; meliputi penyedia sistem pendaftaran, tiket, kontrol akses keamanan, brand activation, pengumpulan dan pengelolaan data dll.

“Kami sangat bersemangat meluncurkan vertikal baru untuk membuka segmen klien baru yang saat ini masih menggunakan metode tradisional dalam mengelola tempat dan acara. Dengan digitalisasi dan mengumpulkan lebih banyak data konsumen, kami memiliki misi untuk menciptakan saluran akuisisi pengguna yang sangat baru di kawasan ini,” sambung COO PouchNATION David Rapaport.

Saat ini sistem PouchNATION menangani rata-rata $5 juta nilai transaksi bulanan dari beragam jenis acara. Persebaran produknya sudah meliputi pasar Singapura, Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Thailand. Di Indonesia, mereka bernaung di bawah PT Easy Touch Group yang berbasis di Jakarta.

Traveloka Xperience Resmi Tersedia di Tujuh Negara

Traveloka menegaskan sub brand “Traveloka Xperience” yang baru dirilis tersedia tak hanya di Indonesia, tapi juga termasuk juga enam negara lainnya termasuk Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia. Layanan Traveloka Xperience diposisikan head-to-head bersaing dengan pemain regional seperti Klook atau KKday.

“Seluruh pengguna Traveloka di Asia Tenggara dan Australia bisa akses Traveloka Xperience di perangkat mereka. Kalau mereka mau berkunjung ke Indonesia, bisa melihat experience apa saja yang tersedia dan langsung booking dengan mudah,” kata Public Relations Director Traveloka Sufintri Rahayu, Kamis (20/6).

Traveloka Xperience, sebelum dinamai Attraction & Recreation, adalah platform pemesanan beragam produk aktivitas, liburan, dan gaya hidup, meliputi 12 kategori seperti atraksi, bioskop, event, hiburan, spa & kecantikan, olahraga, transportasi lokal, sampai workshop.

Layanan ini diklaim memiliki lebih dari 16 ribu inventori dan menjalin kerja sama dengan 4 ribu mitra yang tersebar di 60 negara dengan enam pilihan bahasa untuk memudahkan pengguna.

Sufintri mengaku, pihaknya percaya diri akan menjadi pemain terdepan di tengah persaingan dengan para pemain regional.

Traveloka kini menjadi platform yang memiliki banyak segmen bisnis yang baik secara langsung atau tidak bersinggungan dengan dunia pariwisata. Menurutnya, hanya dengan satu aplikasi saja pengguna bisa mendapatkan apa yang mereka cari. Selebihnya, hal tersebut tidak bisa mereka dapatkan apabila menggunakan layanan lain.

“Boleh kita confidence [karena] kita punya apapun di Traveloka. Trip Advisor itu tidak bisa langsung bayar booking dari sana. Namun, kami tidak pernah melihat [apa yang dilakukan] kompetitor, karena cuma melihat apa yang konsumen butuhkan.”

Optimisme yang tinggi ini dilatarbelakangi fenomena pergeseran pola konsumsi ke arah leisure economy terjadi di hampir semua negara pada masyarakat kelas menengah, termasuk Indonesia. Mengacu pada kriteria Asia Development Bank (ADB), definisi kelas menengah itu adalah pengeluaran per-kapita per hari antara $2-20 per hari.

Populasi dengan kriteria tersebut di Indonesia tercatat mencapai 134 juta jiwa. BPS menyebut sejak 2015-2017, secara statistik rata-rata biaya hiburan (per kapita per bulan) naik 30,96%.

Menurut studi Haris Group, lebih dari 70 persen kaum milenial lebih memilih untuk menghabiskan pengeluaran mereka untuk sebuah ‘pengalaman’, ketimbang ‘benda’. Pergeseran pola konsumsi ini menjadi peluang bagi Traveloka dan menyeriusinya menjadi sub brand.

Ada tim khusus yang direkrut untuk menanganinya. Sejak akhir tahun lalu, perusahaan merekrut Christian Suwarna sebagai CEO Traveloka Xperience yang menangani seluruh lini tersebut di seluruh negara wilayah operasional Traveloka. Tim bagian lainnya seperti engineering, marketing, dan unsur pendukung lainnya juga turut direkrut secara khusus untuk perkuat Traveloka Xperience.

Christian menambahkan, industri aktivitas liburan dan gaya hidup ini sebelumnya benar-benar jauh dari digitalisasi. Padahal, industri ini menyimpan begitu banyak potensi yang sebenarnya bisa didapatkan tanpa pengguna harus bepergian jauh. Malah menurutnya, bagian terpenting dari melancong itu terletak di bagian aktivitas, bukan naik pesawat atau menginap di hotel mahal.

Tanpa menyebut secara rinci, dia mengklaim pertumbuhan jumlah pesanan Traveloka Xperience di momen Lebaran tahun ini saja naik tiga sampai empat kali lipat dibandingkan hari biasa.

Demi mitigasi risiko, perusahaan tidak membuka kesempatan untuk mitra tur yang datang dari perseorangan. Minimal mereka harus berbadan hukum PT atau CV. Lalu ada kurasi yang secara khusus dilakukan oleh tim demi memastikan keaslian layanan yang disediakan mitra.

Ada fitur rating dan ulasan dari para pengguna yang telah menggunakan jasa dari mitra tersebut. Semakin tinggi rating yang masuk, tentunya akan menambah keyakinan calon pengguna untuk melakukan booking.

“Kami menjadi pemain tercepat untuk mengembangkan Xperience. Hasilnya tercermin saat momen Lebaran berlangsung. Angka itu adalah hasil, tapi bukan itu yang kita tonjolkan. Misi kami ingin mendorong orang berburu momen penting,” ujarnya.

Application Information Will Show Up Here

 

Traveloka Launches Xperience, A Feature Providing Curated Travel Products and Activities

Being known as Activities and Recreation feature, Traveloka has currently launched its latest feature as the sub-brand called Xperience. The complete experience to explore and book various holiday activities and lifestyle. Starts from tickets for shows, tour, playground, beauty, cinema, karaoke, and sports.

The feature was introduced in early 2019. As an effort to expand coverage for products and services in lifestyle integrated into one application.

Traveloka’s Head of Experience Product Marketing, Terry Santoso said, Traveloka Xperience is presented with coral tone and unique interface for loyal customers. In addition to the specific search, Traveloka Xperience can also use the “Nearby” feature in Traveloka’s map that is integrated with Google Maps.

“We are now having 15 thousand products with 10 subcategories specifically made and curated by our team. In order to provide simple and various options for customers,” he added.

Regarding a spin-off from Traveloka’s ecosystem, Santoso said there will be no such thing. Currently, Traveloka has bee downloaded over 40 million with 35 million active users per month, available in 7 countries. Australia becomes the latest one to be a part of Traveloka since February 2019.

“Not only Indonesia, the focus includes providing specific products and services in our Southeast Asia business. In helping businessmen to promote to other countries, also to acquire more locals to access information and services they offered,” he said.

Supported by technology and customer service

xperience

Traveloka is currently developing QR Code feature for the new sub-brand to access events and attractions. For faster transaction, they claimed to provide a 5-second payment process, until the customer receives notification and success payment email.

“In the near future, we’ll develop faster technology, also useful for customers and business players. Not only to help then promote but also join the Xperience, we can help them expand,” Santoso said.

Traveloka Xperience is now focusing on products and services targeting customers (B2C). Regarding business products targeting B2B such as MICE (meeting, incentives, conferencing, exhibitions), he mentioned no plans for such market.

Using the current data analytics, Xperience also has a relevant recommendation for business players, also help them to prepare attractive products or travel packages for customers.

“Thus, we want to be the end-to-end platform for customers or travelers looking for a suitable holiday recommendation, information, and accommodation,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Resmikan Fitur Xperience, Hadirkan Produk Wisata dan Aktivitas Hiburan Terkurasi

Setelah sebelumnya dikenal dengan fitur Aktivitas dan Rekreasi, kini Traveloka meresmikan fitur terbaru yang diklaim merupakan sub brand dari Traveloka yaitu Xperience. Fitur lengkap yang mencakup layanan pencarian dan pemesanan beragam kategori aktivitas liburan dan gaya hidup. Mulai dari tiket pertunjukan, tur, taman bermain anak, kecantikan, bioskop, karaoke hingga kelas olahraga.

Fitur tersebut mulai diperkenalkan oleh Traveloka sejak awal tahun 2019. Sebagai upaya Traveloka melebarkan sayapnya dengan melengkapi produk dan layanan untuk kebutuhan hiburan dan gaya hidup yang terintegrasi dalam satu aplikasi.

Head of Experience Product Marketing Traveloka Terry Santoso mengungkapkan, Traveloka Xperience hadir dengan warna coral cerah dan tampilan berbeda untuk pengguna setia. Selain fitur pencarian khusus, Traveloka Xperience yang tersedia di aplikasi Traveloka, juga bisa dimanfaatkan dengan menempatkan posisi “Nearby” dalam peta Traveloka yang sudah terintegrasi dengan Google Maps.

“Saat ini kita memiliki sekitar 15 ribu produk dan 10 sub kategori yang dibuat secara khusus dan dikurasi dengan ketat oleh tim Traveloka. Demi memberikan kemudahan dan pilihan yang beragam untuk pengguna,” kata Terry.

Disinggung apakah pada akhirnya fitur Xperience ini akan melakukan spin off dan keluar dari ekosistem di dalam aplikasi Traveloka, Terry menegaskan tidak akan terjadi. Aplikasi Traveloka sendiri saat ini sudah diunduh lebih dari 40 juta kali dengan 35 juta pengguna aktif setiap bulannya dan telah tersedia di 7 negara. Australia menjadi negara terbaru yang kini sudah menjadi bagian dari Traveloka sejak bulan Febuari 2019.

“Fokus kita selain Indonesia tentunya ingin memberikan layanan dan produk secara khusus kepada pengguna di Asia Tenggara. Bukan hanya membantu pemilik usaha mempromosikan kepada negara lain, namun juga bisa mengakuisisi lebih banyak pengguna lokal untuk mengakses informasi hingga layanan yang mereka berikan,” kata terry.

Didukung teknologi dan layanan pelanggan

Salah satu fitur yang saat ini tengah dikembangkan oleh Traveloka Xperience adalah penggunaan QR Code untuk akses masuk ke tempat hiburan. Dengan cara ini diharapkan, pengguna Traveloka Xperience bisa lebih mudah masuk dengan akses yang cepat memanfaatkan smartphone.

Traveloka juga menyediakan akses masuk yang cepat, bekerja sama dengan beberapa tempat hiburan. Untuk mempercepat proses transaksi, Traveloka mengklaim proses pembayaran bisa dilakukan secara cepat hanya dalam waktu 5 detik saja, hingga email notifikasi dan bukti pembayaran diterima oleh pengguna.

“Ke depannya kita juga akan menghadirkan teknologi yang lebih cepat dan tentunya berguna untuk pengguna juga pemilik bisnis. Bukan hanya membantu pemilik usaha mempromosikan, tapi jika bergabung dengan Xperience, kami bisa membantu mereka meningkatkan usaha,” kata terry.

Saat ini Traveloka Xperience fokus kepada layanan dan produk yang menyasar konsumen (B2C). Terkait dengan produk bisnis yang menyasar B2B seperti MICE (meetings, incentives, conferencing, exhibitions), Terry menyebutkan belum berencana untuk menyasar segmen tersebut.

Memanfaatkan data analytics yang terkumpul, Xperience juga bisa memberikan rekomendasi yang relevan kepada pemilik usaha, sekaligus membantu mereka menyiapkan produk atau paket wisata yang menarik dan dibutuhkan oleh pengguna.

“Pada akhirnya kita ingin menjadi platform end-to-end bagi pengguna atau traveler yang mencari rekomendasi, informasi dan akomodasi wisata yang menarik sesuai dengan kebutuhan,” kata Terry.

Application Information Will Show Up Here

[Panduan Pemula] Cara Isi Ulang Pulsa dan Paket Data di Traveloka

Tidak melulu berurusan dengan penerbangan dan perjalanan, sekarang Traveloka juga sudah menyediakan produk pembelian isi ulang pulsa, paket data, PLN Prabayar bahkan BPJS. Produk ini bermanfaat sekali tidak hanya ketika Anda jauh dari rumah tapi juga bisa dijadikan alternatif saat tidak ke mana-mana.

Membeli pulsa isi ulang dan data di Traveloka tidak susah, tapi jika Anda belum pernah melakukannya, baca tuntas tutorial ini.

  • Jalankan aplikasi Traveloka terlebih dahulu, kemudian tap Semua Produk.

Screenshot_20190529-120655_Traveloka

  • Scroll ke bawah dan temukan kategori produk Pembayaran, Voucher & Isi ulang lalu pilih menu Pulsa dan Paket Internet.

Cara Isi Ulang Pulsa dan Paket Data di Traveloka

  • Tidak perlu memilih jenis operator, cukup langsung masukkan nomor ponsel Anda karena sistem akan secara otomatis mendeteksi operator dan nominal pulsa yang tersedia.

Cara Isi Ulang Pulsa dan Paket Data di Traveloka

  • Di jendela ini, Anda bisa melihat dua tab Pulsa dan Data, Pulsa untuk pengisian pulsa dan Data untuk pembelian paket internet.

Cara Isi Ulang Pulsa dan Paket Data di Traveloka

  • Anda tinggal menyentuh paket pulsa atau data yang ingin dibeli, kemudian mengonfirmasi sekali lagi bahwa data nomor dan paket yang Anda pilih sudah benar. Jika sudah yakin benar, tap tombol Lanjutkan.

Cara Isi Ulang Pulsa dan Paket Data di Traveloka

  • Tahap terakhir adalah melakukan pembayaran dengan metode yang menurut Anda paling mudah.

Cara Isi Ulang Pulsa dan Paket Data di Traveloka

Seperti di banyak layanan serupa, pulsa dan paket internet akan langsung dikirimkan setelah pembayaran terkonfirmasi. Konfirmasi pembayaran juga berlangsung secara otomatis, Anda tidak perlu melakukan konfirmasi melalui form ataupun email.

Sumber gambar header Facebook.com/traveloka.