Lenovo Siapkan ThinkPad dan ThinkCentre M Baru Untuk Pelaku Bisnis Sampai Praktisi Edukasi

Terkenal berkat ekspansi ke lini smartphone, bisnis dan enterprise sebetulnya merupakan ranah spesialis Lenovo semenjak mereka mengakuisisi ThinkPad dan ThinkCentre dari IBM. ThinkPad terkenal karena tangguh, sedangkan ThinkCentre ialah andalan mereka di kelas desktop. Lima bulan memasuki 2016, Lenovo memutuskan buat membawa varian terbarunya ke Indonesia.

Dalam melakukannya, Lenovo memang tak tanggung-tanggung. Mereka menghadirkan tidak kurang dari 17 varian ke tanah air, disiapkan demi memenuhi kebutuhan kelas konsumen berbeda: pelaku bisnis, pekerja profesional, praktisi edukasi, golongan pelajar, sampai khalayak umum. Tentu saja, ThinkPad dan ThinkCentre meliputi bermacam-macam model, dari mulai ultrabook, notebook multimode, PC desktop tower, small-form factor, thin client, sampai all-in-one.

Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 9
Erry Rahmantyo dan Azis Wonosari di sesi Q&A.

Puluhan tahun setelah ThinkPad pertama kali diperkenalkan, Lenovo memutuskan tetap mengusung desain khas yang terinspirasi dari kotak makan Bento kreasi Richard Sapper. Track point bisa Anda langsung temukan di tengah-tengah keyboard, dan ia masih merupakan device tangguh. Di sejumlah tipe, Lenovo bahkan mengusung material serat karbon serta menerapkan struktur ‘integrated roll cage‘ buat melindungi komponen internal dari benturan dan goncangan; tak lupa pula membubuhkan pelat proteksi listrik statis di hard drive.

Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 3
Tiga prinsip yang Lenovo pegang dalam menciptakan produk.

Khususnya di keluarga Yoga, Lenovo memastikan notebook mengeluarkan lebih sedikit panas, sangat membantu khususnya jika Anda biasa menggunakan laptop di atas pangkuan. Lalu display dibuat agar dapat aktif lebih lama, demi mendukung kegiatan browsing ataupun membaca. Uniknya lagi, bagian LED di papan ketik bisa beradaptasi terhadap tingkat kecerahan ruang.

Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 5
Technical Consultant Manager Azis Wonosari dalam presentasi.

Produk ThinkPad baru yang diluncurkan ialah:

  • ThinkPad Yoga 260 dan 460, perangkat multi-mode, dilengkapi layar multi-touch, ‘stylus pintar’ Pen Pro, dan teknologi Lift’n’Lock – mulai dari Rp 17 juta dan Rp 18,9 juta.
  • ThinkPad E460. Laptop bisnis yang terjangkau, ringan dan tipis – Rp 9,8 juta.
  • ThinkPad X260, yaitu ultrabook 12,5-inci berbobot cuma 1,5kg – Rp 15,5 juta.
Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 4
Azis Wonosari menjelaskan penggunaan material serat karbon dan struktur roll cage di ThinkPad.
  • ThinkPad L460. Notebook yang dirancang agar memiliki performa layaknya PC desktop – Rp 10,6 juta.
  • ThinkPad T460, T460s, dan T460p. Ultrabook, menawarkan fungsionalitas dan portabilitas tinggi, baterainya diklaim dapat aktif sampai 16 jam – masing-masing Rp 16 juta, Rp 16,6 juta, Rp 21 juta.
Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 1
Erry Rahmantyo dan Azis Wonosari dengan deretan produk ThinkPad.
  • ThinkPad 13. Laptop 13,3-inci pertama Lenovo, lulus uji coba kelas militer, tahan kelembapan, temperatur dan iklim ekstrim, guncangan, debu sampai radiasi matahari – Rp 9 juta.
  • ThinkPad 11e. Ditargetkan bagi institusi pendidikan dan pelajar, mudah digunakan serta lulus sertifikasi militer seperti ThinkPad 13 – Rp 10,6 juta.
Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 10
Lenovo menyiapkan 10 device ThinkPad berbeda.

Untuk seri ThinkCentre sendiri, Lenovo fokus pada peningkatan keamanan baik secara software maupun hardware. Di sisi software, produsen menyiapkan sistem pemindai sidik jari, fitur USB Smart Protection yang dapat membedakan thumb drive dengan keyboard dan mouse USB, serta Lenovo Bluetooth Lock sebagai solusi pairing otomatis. Buat hardware-nya, ThinkCentre dibekali Kensington Lock, Touch Fingerprint Reader, serta kemudahan bongkar pasang hard disk.

Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 8
Azis di sesi presentasi ThinkCentre.

Variannya antara lain:

  • ThinkCentre M600 Tiny (thin client). PC desktop mungil bervolume satu-liter tanpa kipas – mulai Rp 5,5 juta.
  • ThinkCentre M700, M800, M900 tipe Tiny, small-form factor dan tower. M Series didesain sebagai PC desktop enterprise yang ringkas, bertenaga dan mudah dikelola. Mereka telah lulus tes militer dan mempunyai aksesori tambahan berupa Dust Shield buat meminimalisir akumulasi debu. Konektivitasnya luas demi mendukung produktivitas (enam USB 3.0, dua DisplayPort, LAN, audio, opsi VGA, sampai HDMI) – Rp 7,4 juta, Rp 5,6 juta dan Rp 10 juta.
Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 11
Sebetulnya, varian ThinkCentre tidak kalah banyak karena disajikan dalam wujud beragam: thin client, SFF dan tower standar.
  • ThinkCentre M700z (20-inci), M800z (22-inci), dan M900z (24-inci) All-in-One. Desktop hemat tempat ini memiliki wujud 40 persen lebih tipis dari generasi sebelumnya. Mempunyai layar sentuh dengan port DisplayPort combo in-and-out pertama di dunia, tersertifikasi MIL-SPEC – masing-masing Rp 8,6 juta, Rp 9,6 juta serta Rp 11,6 juta.
Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 12
Chip Intel-lah yang mentenagai ThinkCentre.

Selain uji coba level militer, beberapa hal Lenovo terapkan pada ThinkPad dan ThinkCentre demi memastikan kualitasnya tetap tinggi. Mereka memilih material premium seperti emas dan menggunakan solid capasitor agar lebih stabil dan awet. Perangkat-perangkat ini diramu supaya bertahan selama mungkin, dan hasilnya, tingkat reparasi kerusakan merosot drastis sejak 2013, dan menurun lebih jauh dari rata-rata setahun setelahnya.

Rangkaian produk ThinkPad dan ThinkCentre M di atas sudah tersedia di seluruh mitra distribusi Lenovo dan siap dipesan.

Lenovo ThinkPad dan ThinkCenter M 2
Erry Rahmantyo dan Azis Wonosari memamerkan PC thin client ThinkCentre tipe Tiny.

MSI Perkenalkan Notebook Gaming 17-Inci Bersenjata GTX 970M Tertipis di Bumi

Apapun fitur dan gimmick-nya, keseimbangan antara performa hardware ala PC desktop dan mobilitas menjadi aspek dasar dalam perancangan notebook gaming ideal. Baik perusahaan lokal maupun brand global, keluarga ultrabook gaming kini merupakan elemen krusial yang turut memperkuat jajaran produk mereka. Dan MSI baru saja meng-update lini tersebut.

Dideskripsikan sebagai ‘definisi baru notebook ramping’, Micro-Star International memperkenalkan MSI GS72 Stealth Pro. Ia adalah inkarnasi dari seri GS70, namun sang produsen Taiwan ini tak cuma menerapkan pembaruan pada hardware. Aspek desain turut memperoleh perhatian serius. Alhasil, GS72 Stealth Pro terhitung 9 persen lebih tipis dari GS70 serta jauh melampaui notebook-notebook kompetitor di kelasnya.

MSI GS72 02

Seperti para pendahulunya, penampilan GS72 Stealth Pro berkiblat pada rancangan mobil muscle, diimplementasikan berupa garis menonjol di bagian lid. Lalu chassis-nya diselimuti material logam brushed. MSI menjelaskan, GS72 ‘menyempurnakan gaya elegan dan stylish para pebisnis yang juga hobi ber-gaming‘. Jika Anda sangat teliti, GS72 Stealth Pro mungkin bukanlah laptop gaming paling tipis, tapi MSI mempunyai alasan atas klaim mereka.

MSI menyampaikan bahwa dengan ketebalan hanya 19,9-milimeter, tidak ada lagi laptop gaming 17,3-inci berkartu grafis Nvidia GeForce 970M yang lebih ramping dari GS72. Panel itu juga bukan display sembarangan, produsen mencantelkan layar 4K ber-kalibrasi warna 100% Adobe RGB dan standar NTCS 100%. Selain gamer, setup ini dipakai demi memanjakan para desainer grafis dan fotografer.

MSI GS72 04

Selain kartu grafis mobile dari Nvidia itu, MSI membenamkan hardware high-end dan fitur-fitur familier khas produk notebook gaming mereka. GS72 Stealth Pro dipersenjatai prosesor Intel Core i7-6700HQm, RAM DDR4 dua slot sampai 32GB, penyimpanan M.2 PCIe/SATA combo SSD plus hard drive 1TB, ditenagai baterai 6-cell. Di sana tersedia dua buah port USB 3.1, sepasang USB 3.0, HDMI 1.4, Mini DisplayPort 1.2, card reader, tanpa kehadiran optical disk drive.

Buat mendukung kinerja gaming, tersuguh keyboard dari SteelSeries dipadu app SteelSeries Engine. Kemudian untuk menjamin kelancaran kompetisi online, MSI mengusung Killer DoubleShot Pro dan Killer Shield. Pernak-pernik krusial lainnya meliputi chip audio DAC ESS Sabre Hi-Fi, speaker Dynaudio, software Nahimic Audio Enhancer, dan tidak lupa bundel SXplit Gamecaster Version 2.

MSI memang belum mengungkap harga GS72 Stealth Pro, namun Anda disajikan tiga opsi GPU (GTX 970M, 965M atau 960M) dan dua tipe panel (4K atau full-HD).

MSI GS72 03

Sumber: MSI.com.

Asus Kemas Skylake, USB-C dan DVD Writer Dalam Tubuh Ramping Notebook A456

Ambisi produsen menghadirkan generasi baru notebook yang lebih ringan dan tipis tanpa mengurangi performa hardware berujung pada lahirnya ultrabook. Desainnya mewakilkan perangkat komputasi era modern, tapi dengan berkurangnya volume dan luas permukaan device, muncul beberapa kendala: Sisi konektivitas jadi berkurang, belum lagi masalah temperatur.

Di awal tahun ini, Asus menawarkan solusi mereka terhadap hal-hal di atas dengan membawa A456 ke Indonesia. Ia merupakan notebook ultra-thin yang ditopang keleluasaan konektivitas. Key selling point dari A456 adalah adanya port USB type-C dan optical drive DVD writer meskipun notebook memiliki desain ramping, serta dukungan prosesor Intel Core generasi keenam ‘Skylake’.

Asus A456 02

Asus mengemas hardware dalam tubuh setebal 2,53-sentimeter. Di bagian punggung, Anda disuguhkan tampilan khas berupa permukaan logam berpola garis melingkar, berpangkal pada logo tepat di tengahnya. A456 mempunyai panel LED 16:9 14-inci beresolusi 1366×768, ditenagai chip Nvidia GeForce GT 930M 2GB VRAM dan GPU integrated Intel HD. Melihat pemilihan kartu grafisnya, gaming 3D bukanlah spesialisasi utama ultrabook ini.

Bagian keyboard mengusung desain chiclet, dipadu touchpad yang luas. Supaya Anda tetap merasa nyaman saat harus mengetik berjam-jam, Asus membubuhkan fitur Ice Cool di palm rest, menjaga suhu berada di antara 28 sampai 35 derajat Celcius – lebih rendah dibandingkan temperatur rata-rata tubuh manusia.

Asus A456 04

Asus merasa percaya diri bahwa Intel Core i5-6200U 2,3GHz di dalam mampu ‘menyajikan kinerja yang handal’, cocok buat menangani kebutuhan kerja standard di kantor atau penyuntingan video. Di sisi hiburan multimedia, Asus membekali ultrabook tersebut dengan speaker SonicMaster. Lalu lewat fitur Splendid, Anda bisa mengaktifkan mode Theater (alias efek sinematik) saat menggunakan A456 untuk menonton video.

Sang produsen membubuhkan memori RAM DDR3L 1600 sebesar 4GB yang dapat diperluas hingga maksimal 12GB, penyimpanan berbasis hard disk 5400rpm berkapasitas 500GB, serta baterai Li-polymer 38Whrs. Menurut Asus, jenis lithium polymer mempunyai daya tahan lebih tinggi dibanding Li-ion.

Asus A456 03

Selain ODD writer, A456 dilengkapi port USB Type-C sebagai langkah future proof, ditemani USB 3.0, USB 2.0, port LAN, HDMI, port VGA, Wi-Fi, dan Bluetooth 4.0.

Asus A456 dijajakan seharga Rp 7,7 juta. Paket penjualan sudah termasuk OS Microsoft Windows 10 dan garansi selama dua tahun.

Razer Blade Stealth Ingin Jadi Ultrabook Sekaligus Desktop Gaming?

Melalui pengenalan Blade di 2013, Razer mempelopori persaingan bergengsi dalam kelas produk ultrabook gaming. Razer Blade memang tak selalu mampu mempertahankan predikat laptop gaming tertipis, beberapa kali gelarnya berhasil direbut oleh kompetitor. Namun ada hal istimewa yang dibawa oleh varian terbaru Blade.

Di Consumer Electronics Show 2016, Razer menyingkap ‘ultrabook mutakhir’ bernama Blade Stealth. Ia diramu untuk menjadi pewaris brand PC portable kebanggaan Razer, dengan desain familier, dan perpaduan fitur serta teknologi mumpuni. Blade Stealth merupakan mesin gaming sejati, tapi buat pertama kalinya, device tak lagi cuma diperuntukkan bagi gamer hardcore saja.

Razer Blade Stealth 03

Dari sisi desain, Blade Stealth meninggalkan tipe-tipe terdahulu jauh di belakang. Ia lebih tipis dan anggun. Tubuh notebook sangat ramping, hanya berketebalan 13,2mm dan memiliki bobot 1,25kg – terlihat serasi dengan panel 12,5-inci beresolusi tinggi di sana. Untuk chassis, Razer memanfaatkan material aluminium CNC yang umumnya digunakan buat merakit pesawat terbang.

Anda ditawarkan dua tipe display, yaitu QHD 2560×1440 234ppi atau UHD 3840×2160 352ppi. Keduanya mengusung jenis layar sentuh IGZO (Indium Gallium Zinc Oxide). Tingkat saturasi, kecerahan dan presisi warnanya sangat tinggi, dengan Adobe RGB di 100 persen. Artinya, Blade Stealth sangat pas buat para desainer grafis serta fotografer. Saat para profesional itu harus mobile, baterai dijanjikan sanggup tetap aktif hingga delapan jam.

Razer Blade Stealth 04

Razer tak repot-repot menjejalkan chip kartu grafis dedicated dalam Blade Stealth. Sang produsen dari San Diego itu ‘cuma’ membekalinya dengan prosesor dual-core Intel i7-6500U 2,5GHz, GPU HD Graphics 520, RAM 8GB, storage SSD 128/256/512GB, dan baterai 45W ber-power adapter USB-C. HD 520 memang cukup buat menjalankan permainan-permainan casual, namun bagaimana jika kita ingin menikmati The Witcher 3 atau Just Cause 3?

Razer Blade Stealth 02

Solusi Razer adalah Razer Core, sebuah docking yang bisa menyimpan kartu grafis discrete, baik milik Nvidia maupun AMD maksimal 375-watt. Core dilengkapi konektivitas tambahan (empat buah USB 3.0, Gigabit Ethernet, dan Thunderbolt 3 untuk tersambung ke PC), power supply 500-watt, serta sistem lighting Chroma.

Chroma juga terdapat di keyboard backlight Blade Stealth. Kita bisa mengkonfigurasi pola warnanya atau menyetel efek sinkronisasi ke permainan: Misalnya saat Anda tertembak ketika bermain Call of Duty, LED akan ikut menyala merah.

Untuk produk dalam keluarga Blade, harga Blade Stealth tergolong terjangkau. Ia dijajakan mulai dari US$ 1.000 sampai US$ 1.600 tergantung resolusi layar dan kapasitas storage. Untuk Core, Razer masih belum mengungkap harganya.

Razer Blade Stealth

Via CNET. Sumber: Razer Zone.

Asus Zenbook UX303UB Sajikan Performa Tinggi Dalam Desain Elegan

Perjalanan Asus Zenbook dimulai di tahun 2011, dan sesuai namanya, tim desainer betul-betul berkiblat pada filosofi zen. Zenbook terkenal akan perpaduan rancangan ultra-thin dengan spesifikasi papan atas, sengaja dipresentasikan sebagai device premium. Dan di momen penutupan tahun 2015, Asus memutuskan untuk memperkuat jajaran produk Zenbook di nusantara.

Asus berpendapat, agar mampu bersaing, sebuah produk harus mempunyai ciri khas dan keunggulan, serta menyuguhkan gebrakan baru. Dan bagi sang produsen PC dan barang elektronik asal Taiwan itu, Zenbook UX303UM merupakan perwakilan dari visi mereka. Tepatnya di tanggal 28 Desember kemarin, Asus resmi menghadirkan ultrabook premium berlayar 13,3-inci tersebut ke Indonesia.

Asus Zenbook UX303UB 05

Dilihat dari perspektif desain, Zenbook UX303UM tidak menawarkan lompatan jauh dibanding tipe sebelumnya. Bagi Asus, ultrabook ini adalah upaya penyempurnaan. Sekali lagi, Anda disajikan konstruksi logam aluminium, dikemas dalam tubuh yang lebih ramping. Dimensinya ialah 323x223x20mm, dan di bagian tertipis, tebalnya cuma 3mm.

Meskipun sebetulnya display 13,3-inci tidak memerlukan level resolusi terlalu tinggi, Asus ingin panel tersebut sanggup memberikan output visual prima. Mereka memilih monitor QHD+ 3200×1800-pixel 275ppi dengan tingkat kecerahan 300cd/m2. Asus menjamin, konten selalu nyaman untuk dilihat, kemudian gambar serta teks juga tampil tajam dan detail.

Asus Zenbook UX303UB 02

UX303 memanfaatkan panel IPS, tingkat color gamut-nya berada di 72% NTSC sehingga warna lebih akurat. Fitur Splendid juga hadir di sana, dan melalui mode eye care, mata Anda tetap terjaga dari kerusakan saat harus mengoperasikan PC di waktu yang lama.

Menilik hardware-nya, Zenbook UX303UM mungkin tidak dioptimalkan buat menangani software olah grafis berat ataupun permainan-permainan 3D terbaru, tetapi lebih dari cukup untuk menemani kita dalam beraktivitas sehari-hari. Asus membenamkan prosesor Intel Core i7-6500U, kartu grafis Nvidia GeForce GT 940M, memori RAM DDR3L 1600MHz 8GB, penyimpanan berbasis hard drive 1TB dan baterai polimer 3-cell 50Whrs.

Asus Zenbook UX303UB 04

Baterai tersebut dijanjikan sanggup aktif selama tujuh jam, namun sepertinya baru bisa tercapai berkat penggunaan SSD. Namun di daftar spesifikasi lembar rilis pers, Asus sama sekali tidak menyebutkannya. Kelengkapan lainnya meliputi tiga port USB 3.0, Wi-Fi 802.11ac, webcam bermodul CMOS 720p, serta fitur layar sentuh.

Asus Zenbook UX303UM ditawarkan di harga Rp 15,3 juta dalam tiga opsi warna: coklat muda, emas dan rose gold. Bundel pembelian sudah termasuk OS Windows 10 Home, sleeve, dan garansi global dua tahun.

HP Resmi Perkenalkan ZBook Studio

Meski pasar laptop tak menunjukkan pergerakan positif akibat serbuan tablet, tak lantas menahan HP yang kini menjadi HP Inc untuk melahirkan perangkat baru. Bertempat di New York City, HP Inc resmi memperkenalkan ZBook Studio, ultrabook 15,6 inci yang diklaim bakal jadi penantang serius MacBook Pro-nya Apple.

Di jajaran ultrabook HP sendiri varian ini adalah salah satu yang paling compact, sehingga lebih cocok untuk pengguna yang aktif. Dikutip dari PCWorld, ini adalah produk pertama HP Inc setelah dipecah menjadi dua entitas, HP Inc dan Hewlett-Packard Enterprise. Namun tentu bukan yang terakhir, akan ada sederet perangkat laptop dan tablet yang bakal dirilis oleh HP Inc.

Dalam hal performa, HP Inc menawarkan konfigurasi antara prosesor Intel Core i7 atau chipset Xeon. Di samping beberapa fitur seperti RAM 32GB, memori 2TB, Nvidia Quadro M1000M atau Intel HD Graphics 530.

ZBook Studio_2

Di bagian konektivitas ZBook Studio hampir punya segalanya, seperti port USB 3.0, HDMI 1.4, pembaca memori SDXC, port Thundebolt 3, WiFi a/b/g/b/ac 2×2 dan juga Bluetooth 4.0.

Dan demi memberikan hiburan terbaik bagi penggunanya, HP Inc membenamkan speaker Bang % Olufsen HD dan dual mikrofon. Dua sistem operasi ditawarkan, yakni Window 7 dan Windows 8.1. Meski tak disebutkan, namun sangat mungkin perangkat dapat di-upgrade ke OS Windows 10.

HP Inc juga menawarkan docking baru dengan port Thunderbolt 3 yang dinamai HP Zbook Dock yang dapat ditebus dengan harga $229. Sementara Zbook Studio sendiri dapat dibeli di kisaran $1,699 mulai Desember mendatang.

HP Inc juga memperkenalkan tiga perangkat baru lainnya, antara lain HP ZBook 15 G3, ZBook 17 G3 dan ZBook 15U.

HP ZBook 15 G3 dibekali RAM 64GB, memori 1TB dan bobot tingan. Sementara HP ZBook 17 G3 punya layar 17, 3 inci, ramping dan mempunyai kemampuan baterai yang diklaim 67% lebih baik. Terakhir, HP ZBook 15U dikemas dengan layar 15,6 inci yang dapat menjadi alternatif menarik karena banderolnya yang relatif terjangkau dibanding varian lainnya, yaitu hanya $1,099. Sayang harga dua varian lainnya belum dapat diketahui.

Sumber berita TechTimes dan HP.

[Review] Notebook Asus BU201LA

Hingga sekarang, perbincangan mengenai akhir era PC masih jadi perdebatan. Dari data analis, penjualan masih terlihat menurun. Namun pertanyaannya, apa saja variabel perhitungan mereka? Mengapa sampai kini produsen tidak ragu mengenalkan komponen, notebook gaming, mini PC, serta komputer spesialis profesional baru ketika ranah ini dinyatakan ‘sekarat’?

Asus BU201LA-DT021G ialah salah satu dari banyak ultrabook yang diperkenalkan paska periode peralihan besar tersebut. Ia mengambil wujud layaknya sebuah laptop, namun BU201LA mempunyai fungsi serta misi lebih jelas dibanding varian hiburan multimedia. Ia diracik khusus luar dan dalam untuk kebutuhan bisnis serta aktivitas produktif, turut ditandai dengan kehadiran brand Asuspro.

Selama tiga minggu saya mendapatkan kesempatan untuk menguji unit review Asus BU201LA, dan akhirnya siap sharing pengalamannya ke Anda semua. Asus selalu menuliskan moto sekaligus mantra mereka di hampir semua produk: in search of incredible. Ulasan ini diharapkan bisa menjadi jawaban soal apakah Asus berhasil menemukan ‘faktor luar biasa’ itu, atau malah tersesat dalam pencariannya.

Design, build quality, connectivity

Ingatkah Anda pada wujud konservatif notebook-notebook bisnis yang dilepas kurang-lebih satu dekade silam? Asus BU201LA tampaknya memegang setia rancangan lawas tersebut, ditambah sedikit bumbu ultra-thin ala ultrabook. Penilaian terharap penampilannya kembali pada minat dan preferensi Anda. BU201LA tidak istimewa, tapi saya pribadi menyukai presentasi ini. Ia simpel, seolah-olah memberikan kesan serius dan to-the-point.

Review Asus BU201LA 14

Review Asus BU201LA 13

Tubuh Asus BU201LA-DT021G merupakan perpaduan material aluminium dan plastik berwarna hitam. Sisi punggunggnya doff, dengan logo Asus berada di tengah. Ketika layar dibuka, komposisi hitam turut mengisi bingkai, papan ketik serta palm rest. Perbedaan hanya terdapat pada tekstur. Frame tersebut terbuat dari plastik – begitu pula panel bawah, tapi area keyboard sendiri memanfaatkan logam.

Review Asus BU201LA 01

Kualitas build-nya cukup baik. Sambungan antara bagian panel dan engsel di tubuhnya kokoh, dan terkadang Anda harus menggunakan kedua tangan saat menyesuaikan sudut layar – dapat terbuka seluas 180 derajat. Keseluruhan desain BU201LA sangat ringkas, dipadu bobot ringan di 1,3-kilogram dan ketebalan 2,1-sentimeter, mudah bagi saya untuk menyelipkan notebook di tas. Kekurangannya terletak pada ketiadaan akses langsung ke bagian dalam. Anda harus melepas baut serta mencongkel panel dengan obeng kecil secara hati-hati.

Review Asus BU201LA 09

Review Asus BU201LA 10

Ciri khas tema bisnis Asus BU201LA ditambah lagi melalui ketersediaan trackpoint tradisional di tengah-tengah tombol G, H dan B; serta pemindai sidik jari di sebelah kanan touchpad. Konektivitas fisiknya bisa Anda temukan di sisi samping, meliputi tiga port USB 3.0, VGA, Mini DisplayPort, jack audio 3,5-milimeter, port Gigabit Ethernet (LAN), beserta microSD. Ia siap menemani Anda bekerja di mana saja.

Review Asus BU201LA 11

Display

Layar IPS non-glossy seluas 12,5-inci beresolusi 1920×1080 di BU201LA ialah salah satu elemen unggulan pada laptop. Ia lebih cerah dibanding sejumlah notebook gaming (rata-rata di 396-nit berdasarkan riset di internet), fleksibel dalam pemakaian sehari-hari. Level warna hitam di panel lebih pekat, dan kontras juga tergolong tinggi. Walaupun laptop bukan diprioritaskan untuk hiburan, tidak ada yang dapat dikeluhkan sewaktu BU201LA digunakan menonton video.

Review Asus BU201LA 12

Suatu ketika, saya terpaksa membelakangi jendela saat mengetik, untungnya kombinasi lapisan non-glossy dan kecerahan BU201LA tidak menyebabkan mata cepat lelah atau tulisan jadi tak terlihat akibat pantulan. Tapi mungkin di era device touchscreen, ada kalanya kita menginginkan input sederhana, cukup dengan menyentuhkan ujung jari di display. Asus BU201LA tidak memilikinya.

Review Asus BU201LA 17

Keyboard, touchpad & SensePoint

Keyboard sendiri merupakan kejutan menyenangkan. Sekilas, papan ketik tampil standar, hingga saya perintahkan jari untuk mulai mengetik. Periferal utama ini lebih enak dipakai mengetik jika dikomparasi dengan notebook Asus RoG, namun sangat responsif terhadap sedikit tekanan. Saya menyukai suara yang keyboard keluarkan ketika ditekan, dan LED backlight putihnya akan menolong Anda saat hari mulai gelap.

Review Asus BU201LA 04

Penempatan trackpoint (dinamai SensePoint oleh Asus), touchpad dan ketiga tombol mouse didesain sedemikian rupa demi menyajikan keleluasaan apapun pose favorit Anda: jari tengah di trackpoint dan menggunakan jempol buat menekan tombol; atau secara umum melalui touchpad. Untuk sistem input terakhir ini, ukurannya cukup luas, dengan panjang diagonal 11-sentimeter.

Review Asus BU201LA 06

Touchpad ditaruh sejajar tombol spasi, hampir di tengah-tengah tubuh (sedikit ke kiri). Kursor mouse hampir tidak tergeser seandainya pangkal jempol Anda menempel di area touch, sehingga meminimalisir gangguan. Efek trackpoint sendiri lebih kuat dari touchpad, menghindari konflik input, dan kita bisa menggonta ganti posisi tangan sesuai keinginan.

Review Asus BU201LA 07

Fingerprint scanner

Kemampuan pemindai sidik jari merupakan komponen dari fitur keamanan Asus BU201LA lewat software Asus FingerPrint. Proteksinya sangat menyeluruh, tak cuma mengamankan log-in Windows, namun sampai pre-boot. Proses setup-nya sangat gampang, kurang dari lima menit. Saat aktif, ultrabook akan meminta kita swipe jari agar dapat masuk ke sistem operasi. Kekurangannya, Asus FingerPrint tidak bisa menyalakan PC.

Review Asus BU201LA 05

Review Asus BU201LA 19

OS, hardware & performance

Asus telah merilis beberapa varian BU201LA, dan sepertinya, unit review yang saya dapatkan adalah tipe lebih lama. Laptop berjalan di platform Windows 7 64-bit, dengan Windows Experience Index di 5.2. Lewat CPU-Z, diketahui bahwa laptop ini mengusung prosesor dual-core Intel Haswell Core i5-4210U 1,7Ghz, kartu grafis Intel HD Graphics 4400, dibantu RAM DDR3 4GB, serta penyimpanan berbasis hard drive 500GB.

Review Asus BU201LA 08

Anda mungkin dapat menebak, susunan hardware itu memang ditujukan untuk keperluan olah data ‘kantoran’, bukan gaming. Tapi seberapa jauh performanya? Selama beberapa hari terhitung sejak BU201LA dikeluarkan dari packaging, notebook ini mengalami masalah kinerja akut: respons sangat lambat ketika pindah tab Chrome, membuka aplikasi, serta menyimpan file. Saya berasumsi, hal ini disebabkan oleh update Windows otomatis (saat menggunakan pertama kali, OS belum ter-update), ditambah tidak adanya SSD.

Setelah proses update Windows rampung, BU201LA-DT021G beroperasi lebih lancar. Saya tidak menginstal banyak software, karena bagi saya laptop tersebut dioptimalkan buat mengetik dan mengolah dokumen Office. Maxon Cinebench R15, Unigine Valley dan Heaven ialah sedikit software yang saya manfaatkan untuk memperoleh data angka. Skornya adalah sebagai berikut:

Review Asus BU201LA 18

Lewat Cinebench, tes CPU memunculkan poin 242. i5-4210 berada tipis di atas i5-33170U (214), kurang dari separuh i7-3840QM. Buat OpenGL, GPU HD Graphics 4400-nya cuma bisa menyuguhkan 22,05fps.

Review Asus BU201LA 21

Kinerja gaming serta DirectX 11 tergolong rendah, diwakilkan oleh nilai dua software Unigine. Di Valley 1.0, skor terpantau di 244, rata-rata hanya 5,8fps (maksimal 9,2, minimal 3,6). Lalu via Heaven 4.0, ia menghasilkan poin 164 dengan rata-rata 6,5fps (maksimal 10,8, minimal 4,1).

Review Asus BU201LA 20

Ketika tidak bekerja, laptop mengonsumsi daya antara 3,7 sampai 9-Watt. Dan sewaktu tidak tersambung ke sumber listrik (dengan Wi-Fi aktif dan penyesuaian brightness layar), BU201LA-DT021G sanggup bertahan kira-kira tiga setengah jam – cukup buat menonton satu sampai dua film. Kabar baiknya, baterai sangat mudah dilepas dan diganti tanpa perlu mengoprek cover bawah.

Review Asus BU201LA 16

Review Asus BU201LA 15

Verdict

Hal yang paling saya sayangkan adalah, kendala rendahnya performa terasa menutupi deretan aspek positif di Asus BU201LA-DT021G: papan ketik nyaman, rancangan ringkas dan ringan, build quality handal (minus desain yang sedikit kaku) dan panel display bermutu. Jangan harap Anda dapat bermain Dota 2/CS:GO secara optimal di sela-sela waktu istirahat kerja.

Ketiadaan SSD sangat memengaruhi faktor tersebut, dan meng-upgrade RAM ke 8GB sangat direkomendasikan. Anda boleh mempertimbangkan membeli baterai tambahan, tentu saja sesudah mengeluarkan uang Rp 17,5 juta untuk satu unit Asus BU201LA-DT021G.

Dell XPS 15 Resmi Diluncurkan, Usung Layar 4K dan Spesifikasi Beringas

Bulan Februari kemarin, kita sempat dibuat kagum oleh Dell XPS 13. Yang membuat laptop tersebut begitu istimewa justru adalah fisiknya, dimana ia dinobatkan sebagai laptop berlayar 13,3 inci yang paling kecil sejagat. Semuanya dimungkinkan berkat bingkai layar yang super-tipis, sehingga Dell pun sanggup menanamkan layar lebih lebar dalam ruang yang terbatas. Continue reading Dell XPS 15 Resmi Diluncurkan, Usung Layar 4K dan Spesifikasi Beringas

Lebih Ringan dari MacBook Air, LG Gram Punya Spesifikasi Menjanjikan

Seperti yang sudah TRL laporkan, LG kemungkinan akan menghadirkan smartphone anyar pada tanggal 1 Oktober nanti. Namun sebelum kita disibukkan oleh itu, ada produk baru lain dari LG yang juga perlu disorot. Namanya LG Gram, dan ia merupakan sebuah laptop. Continue reading Lebih Ringan dari MacBook Air, LG Gram Punya Spesifikasi Menjanjikan

[Review] Ultrabook Gaming Asus Republic of Gamers G501JW

Umumnya gamer PC memilih satu dari dua cara untuk menikmati hobinya. Bagi kalangan antusias, merakit sistem sendiri memastikan mereka memperoleh performa tinggi di harga terbaik. Tapi konsumen yang menginginkan mobilitas sudah pasti akan melirik notebook, dan lewat brand Republic of Gamers, Asus bukanlah nama asing di ranah laptop spesialis gaming. Continue reading [Review] Ultrabook Gaming Asus Republic of Gamers G501JW