Google Partners with Ministry of Industry to Boost “SMEs Go Online” Program

Google shows its commitment to support SMEs go online by having a new partnership with Kemenperin (Ministry of Industry). The initiative was realized through “Sahabat Go Digital” program, a part of government’s Industrial Revolution 4.0 mission.

The program will begin in September 2018. Google team will give one-on-one training for three months to the select Kemperin’s SMEs. The objective is to expand the target market and reach overseas customers.

“Google is pleased with the government’s initiative to make digital skills as part of Indonesia 4.0. We expect Google to be the right partner for the government to support the realization of this initiative,” Putri Alam, Google Indonesia’s Head of Public Policy & Government Relations, said on Thursday (8/9).

Kemenperin have trained 2600 SMEs with five e-commerce companies for the SMEs Go Online program by July 2018. The ministry considers only 4% of the total SMEs are ready to enter the international market.

“We’re ready to further educate the 4% because the product has good quality and accepted in the market. The rest needs training, it requires support from other ministries and parties to develop together,” Gati Wibawaningsih, SMEs Director General for Ministry of Industry.

Previously, Google has made some similar partnerships with other parties from the government level to private companies. Since Google held the SME training program in 2015, until now, it has trained around 1 million SMEs.

Google trains SME owners through a combination of direct and digital, such as Gapura Digital and Womenwill. Gapura Digital has been running since last year and now being presented in 14 locations in 12 cities, including Jakarta, Bandung, Denpasar, Malang, Medan, Surabaya, and Makassar.

Classes begin every week, facilitating 40-50 participants. There are 11 modules with 3 hours duration each, the topic is to dig deeper into the digital trends, website creation, and SEO / SEM.

Moreover, Womenwill is women entrepreneurs community program, sharing insights and experiences to help them develop by technology. This program was launched last year and available in four cities include Bandung, Surabaya, Semarang, and Bali.

Tools from Google to SMEs

Alam added, by going online, the exposure level from SME players can reach four times compare to nothing. It’s seen from the customer’s background that is not only local but also international.

“Internet has helped all aspects of life. As for SME, it can help their business acquire new customers in global scale which usually happened to the big-scale companies.”

Google prepares three tools to support SMEs Go Online program. Starts from the Google My Business app, it can now be downloaded free for business players to manage their business existence online in Google Search and Google Maps.

Business players can provide verified business information, facilitate content promotion or special offers, reply to consumer’s reviews, and view real-time analytical data.

Therefore, using Primer, an education app for business players and marketers of the summarized marketing and business basics. They can learn 54 lessons in Indonesian, anytime and anywhere within only five minutes.

Lastly, testing the business site speed through Test My Site free portal from Google. In this business portal, people can see their site’s speed and step recommendations to improve its performance.

“If you can’t come to the class we offer, there are Google Business agents ready to help in providing guidance. There are hundreds [agents] ready to approach business players in 14 cities,” Veronica Utami, Google Indonesia’s Head of Marketing, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Bermitra dengan Kemenperin, Google Dorong Program UKM Go Online

Google menunjukkan komitmennya untuk dukung UKM ‘go online’ dengan menambah kemitraan baru bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Inisiatif tersebut direalisasikan lewat program “Sahabat Go Digital”, bagian dari misi Revolusi Industri 4.0 pemerintah.

Program Sahabat Go Digital akan dimulai pada September 2018 mendatang. Dalam program ini tim Google akan memberikan pelatihan 1-on-1 secara langsung selama tiga bulan kepada kelompok UMKM terpilih dari Kemenperin. Capaiannya untuk melebarkan target pasar yang lebih luas dan menjangkau pelanggan dari luar negeri.

“Google menyambut baik inisiatif pemerintah untuk menjadikan keterampilan digital sebagai bagian dari Indonesia 4.0. Kami berharap Google merupakan mitra yang tepat bagi pemerintah untuk mendukung terwujudnya inisiatif ini,” terang Head of Public Policy & Government Relations Google Indonesia Putri Alam, Kamis (9/8).

Sebagai gambaran, sebelumnya Kemenperin telah melatih 2600 IKM per Juli 2018 bersama lima perusahaan e-commerce untuk program UKM Go Online. Kementerian menilai dari total tersebut hanya 4% di antaranya yang siap untuk didorong ke pasar internasional lantaran dari segi produknya yang matang.

“Yang 4% itu kami siap bina lebih lanjut karena dari produknya sudah bagus dan telah diterima pasar. Sisanya perlu pelatihan, makanya butuh bantuan dari kementerian lain dan pihak lainnya untuk dikerjakan secara bersama-sama,” tambah Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih.

Sebelum bersama Kemenperin, Google sudah beberapa mengadakan kemitraan serupa dengan pihak lainnya baik dari level pemerintah hingga swasta. Sejak program pelatihan UKM ini diselenggarakan Google di 2015 hingga sekarang, diklaim telah melatih 1 juta UKM.

Google melatih para pemilik UKM lewat kombinasi antara pelatihan langsung dan digital seperti Gapura Digital dan Womenwill. Gapura Digital telah berjalan sejak tahun lalu dan kini telah hadir di 14 lokasi di 12 kota seperti Jakarta, Bandung, Denpasar, Malang, Medan, Surabaya hingga Makassar.

Kelas dibuka setiap pekan, menampung 40-50 peserta. Ada 11 modul dengan durasi masing-masing 3 jam, topiknya mengenal lebih dalam soal tren digital, membuat situs, hingga SEO/SEM.

Sementara, Womenwill adalah program komunitas pengusaha perempuan, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk bantu mereka tumbuh dengan teknologi. Program ini diluncurkan pada tahun lalu, sudah hadir di empat kota, yakni Bandung, Surabaya, Semarang dan Bali.

Alat dari Google untuk UKM

Putri melanjutkan menambahkan dengan go online, maka tingkat eksposur yang bisa didapat dari pebisnis UKM bisa mencapai 4 kali lipat dibandingkan dengan yang tidak sama sekali. Itu terlihat dari kedatangan pelanggan yang tidak hanya dari lingkungan sekitar saja, bahkan bisa datang dari luar negeri.

“Internet itu sudah bantu segala aspek hidup. Bagi UKM, bisa bantu usaha mereka mendapatkan pelanggan baru dari skala global yang tadinya hanya untuk perusahaan skala besar saja.”

Google menyiapkan tiga tools untuk dukung program UKM Go Online. Dimulai dari aplikasi Google Bisnisku (Google My Business) dapat diunduh secara gratis untuk para pebisnis dalam mengelola eksistensi bisnis mereka secara online di Google Penelusuran dan Google Maps.

Pebisnis dapat memberikan informasi bisnis yang terverifikasi, memuat konten promosi atau penawaran spesial, membalas ulasan dari konsumen, sampai melihat data analitik secara real time.

Kemudian, menggunakan Primer sebuah aplikasi edukasi untuk pebisnis dan pemasar tentang dasar-dasar pemasaran dan bisnis yang sudah diringkas. Mereka bisa belajar 54 pelajaran dalam Bahasa Indonesia, kapan saja dan di mana saja dengan durasi singkat hanya lima menit.

Terakhir, menguji kecepatan situs bisnis lewat portal gratis Test My Site dari Google. Dalam portal ini pebisnis bisa melihat kecepatan situs dan ada rekomendasi langkah-langkah untuk meningkatkan performa situsnya.

“Bila tidak bisa datang ke kelas yang kami adakan, sudah ada agen Google Bisnisku yang siap membantu memberikan pengarahan. Jumlahnya ada ratusan [agen] siap menghampiri pebisnis di 14 kota,” kata Head of Marketing Google Indonesia Veronica Utami.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Google App “Primer” Is Now Providing Content in Bahasa Indonesia

Google announces the latest update of a learning app “Prime” for Indonesian’s users. Currently, it has 54 content titled in Bahasa Indonesia, approximately within 5 minutes. It is done by the assumption that Primer was designed for mobile users. This app has launched in August 2017 and free to download in Android and iOS version.

“The updated version of Primer comes with the latest feature of skills, rewards, and curated methods. It’s designed to help users focus more on the ability they want to build or learn. Users will now get badges as the reward, that is expected to encourage them to learn harder,” Veronica Utami, Google Indonesia’s Head of Marketing, said.

In general, there are some content coverages include business planning, brand building, website and social media development, marketing via email, sales, business management, digital marketing in general, and content development. Primer is now providing additional lessons developed by Womenwill related to opportunities for women entrepreneurs in Indonesia.

Primer app in Android / Google Indonesia
Primer app in Android / Google Indonesia

“Our purpose is to educate and encourage the public to learn by providing relevant content, easy to understand, and capable to facilitate public in developing business and acquiring new customers,” she added.

Google’s commitment to developing Indonesia’s talent is already mentioned at “Google for Indonesia” in 2016, the education-based approach has become the main focus. One by one, the vision is being developed for Indonesia’s internet users in general.

Regarding content distribution, Google Indonesia has formed an exclusive partnership with Dicoding. The content will be distributed using Dicoding platform. There are 125 modules, 35 videos, and 24 quizzes in Bahasa Indonesia discussing the initial step for development to the publication of Android app in Google Play.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi “Primer” Google Kini Berisi Konten Berbahasa Indonesia

Google mengumumkan pembaruan aplikasi pembelajaran “Primer” untuk pengguna di Indonesia. Disebutkan kini Primer telah memiliki 54 judul konten dalam Bahasa Indonesia. Rata-rata setiap materi disajikan dalam durasi singkat yang dapat diselesaikan dalam lima menit. Hal tersebut dilakukan dengan asumsi Primer didesain sebagai pembelajaran yang difokuskan untuk pengguna perangkat mobile. Aplikasi ini gratis untuk pengguna Android dan iOS, telah diluncurkan pertama sejak bulan Agustus 2017 lalu.

“Versi terkini dari Primer dilengkapi dengan fitur terbaru yaitu keterampilan, hadiah, dan metode belajar yang terkurasi. Ini didesain untuk membantu untuk lebih fokus terhadap kemampuan yang ingin mereka bangun atau pelajari. Pengguna sekarang akan mendapatkan badge sebagai reward mereka, yang diharapkan dapat mendorong mereka untuk terus belajar,” kata Head of Marketing Google Indonesia Veronica Utami.

Secara umum ada beberapa cakupan konten yang disediakan, meliputi pembahasan perencanaan bisnis, membangun merek dagang, pengembangan situs web dan media sosial, pemasaran via email, penjualan, manajemen bisnis, pemasaran digital secara umum, dan pengembangan konten. Aplikasi Primer kini juga dilengkapi pelajaran tambahan yang dikembangkan oleh program Womenwill, yakni seputar peluang wirausaha bagi perempuan di Indonesia.

Tampilan aplikasi Primer di Android / Google Indonesia
Tampilan aplikasi Primer di Android / Google Indonesia

“Tujuan kami adalah untuk mengedukasi dan mendorong masyarakat untuk belajar, dengan cara memberikan konten-konten yang relevan, mudah dipahami dan dapat membantu masyarakat Indonesia dalam membangun bisnis mereka dan mendapatkan pelanggan baru,” imbuh Veronica.

Komitmen Google untuk pengembangan talenta di Indonesia sebarnya memang sudah dicanangkan pada inisiatif “Google for Indonesia” yang diumumkan pada 2016 lalu, pendekatan berbasis pendidikan menjadi salah satu fokus. Satu demi satu visi tersebut kini terus dikembangkan untuk pengguna internet di Indonesia secara umum.

Soal distribusi konten belajar, sebelumnya Google Indonesia juga secara khusus menjalin kerja sama dengan Dicoding. Melalui platform yang dimiliki Dicoding, Google Indonesia mendistribusikan konten belajar khusus di bidang pengembangan aplikasi Android. Disediakan 125 modul, 35 video dan 24 kuis dalam bahasa Indonesia membahas tentang langkah awal pengembangan hingga publikasi aplikasi Android di Google Play.

Application Information Will Show Up Here

Bantu Promosikan Bisnis UKM, Google Indonesia Hadirkan Fitur “Website” di Google Business

Sejak meluncurkan Google Business dua tahun yang lalu, Google Indonesia mengklaim telah mengumpulkan sebanyak 700 ribu bisnis UKM di Indonesia yang terdaftar dan terverifikasi. Jumlah ini menandakan mulai tumbuhnya awareness adopsi teknologi dikalangan pelaku UKM.

Google Business hari ini meluncurkan fitur terkini yang diharapkan bisa membantu lebih banyak pelaku UKM untuk mempromosikan bisnisnya secara luas, melalui fitur website di Google Business. Indonesia menjadi negara pertama yang bisa menikmati fitur website di Google Business.

“Dari penelitian yang kami lakukan saat ini sebanyak 49% bisnis ditemukan melalui situs, namun faktanya hanya sekitar 16% saja pelaku UKM yang memiliki situs resmi. Dengan alasan itulah fitur website di Google Business kami hadirkan kepada pelaku UKM di Indonesia,” kata Head of Marketing Google Indonesia, Veronika Utami kepada media hari ini (15/05).

Masih mahalnya pembuatan situs hingga terlalu sulit untuk dimengerti oleh pelaku UKM di Indonesia, menjadikan alasan utama mengapa penggunaan situs resmi masih minim dimanfaatkan. Dengan Google Business, pelaku UKM yang telah mendaftarkan bisnisnya dan telah terverifikasi, selanjutnya bisa menggunakan fitur website di Google Business hanya dengan 3 langkah mudah.

“Kami sengaja membuat fitur website menjadi sangat mudah digunakan di smartphone, agar pelaku UKM bisa langsung membuat situs bisnis yang ideal dan tentunya gratis,” kata Veronika.

Untuk pelaku UKM yang sebelumnya telah memiliki situs resmi, bisa menempatkan alamat situs dalam informasi bisnis di Google Business. Selanjutnya untuk pelaku UKM yang belum memiliki situs, bisa memanfaatkan fitur website di Google Business dengan 3 langkah mudah, yaitu create, edit dan publish.

“Alamat dari situs juga bisa disesuaikan dengan nama bisnis saat ini atau nama unik lainnya yang diminati oleh pelaku UKM. Selain itu terdapat pilihan untuk update secara otomatis, dan pilihan untuk beriklan langsung di Google Ads,” kata Veronika.

Gapura Digital di 10 kota

Kegiatan lainnya yang dipromosikan Google Indonesia dalam kesempatan tersebut adalah, gerakan Gapura Digital yang sebelumnya telah berlangsung di 6 kota di Indonesia dan telah menjangkau sebanyak 7 ribu UKM di Indonesia sejak diluncurkan tahun 2014 lalu.

Di tahun 2017 ini Google Indonesia akan menambah jumlah kota menjadi 10 kota, diantaranya adalah Medan, Pontianak, Semarang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar dan Makassar.

Kegiatan yang banyak diisi diantaranya dengan panduan dunia digital, tips website efektif, pendalaman SEO dan SEM, diharapkan bisa mendorong lebih banyak pelaku UKM di Indonesia untuk memanfaatkan teknologi untuk bisnis.

“Untuk pengajar sendiri kami sengaja menempatkan pakar serta akademisi dari masing-masing kota untuk memberikan pelatihan dan pengajaran kepada pelaku UKM di masing-masing kota,” kata Head of SMB Marketing Google Indonesia Fida Heyder.

Sentilan Rudiantara terkait masalah pajak Google Indonesia

Dalam sambutannya Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan, memberikan apresiasi yang positif kepada Google Indonesia, atas langkah agresifnya mendorong pelaku UKM di Indonesia menjadi lebih ‘melek’ kepada teknologi. Ditambahkan oleh Rudiantara diharapkan bukan hanya 10 kota besar di Indonesia yang disambangi oleh Google Indonesia, namun juga kota-kota lainnya yang masih sulit dijangkau di pelosok Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Rudiantara juga menyinggung masalah pajak Google yang hingga kini masih terhambat dan belum juga terselesaikan di Indonesia.

“Saya mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Google Indonesia atas semangatnya membantu pelaku UKM di Indonesia dalam hal pemanfaatan teknologi dalam bisnis sehari-hari. Namun demikian saya juga berharap Google bisa segera menyelesaikan masalah pajak yang hingga kini masih mandeg,” kata Rudiantara.

Merangkul Kewirausahaan Digital di Indonesia Digital Leader 2016

Ada satu hal yang perlu dimiliki oleh tiap entrepreneur dalam membangun bisnisnya, yaitu jiwa seorang pemimpin. Namun, jiwa kepemimpinan pun bisa dipupuk sejak muda dan ini yang coba dilakukan oleh Kudo melalui kompetisi Indonesia Digital Leader (IDL) 2016. Lewat IDL 2016 yang membidik kalangan mahasiswa, Kudo ingin mendorong para mahasiswa untuk merasakan secara langsung bagaimana menjalankan bisnis di perusahaan startup sembari meningkatkan leadership skill yang dimiliki.

Indonesia Digital Leader 2016 atau IDL 2016 adalah inisiatif bootcamp kepemimpinan pertama di Indonesia yang diprakasai oleh startup berbasis teknologi, Kudo, untuk merangkul digitalisasi lewat kewirausahaan digital. IDL sendiri akan melibatkan pesertanya yang berasal dari kalangan mahasiswa untuk menjadi aktif dalam kewirausahaan digital di Indonesia, bisa menjadi bagian dari gerakan digital, dan membuat dampak yang nyata ke masyarakat.

Melalui IDL, peserta juga diharapkan bisa membentuk jiwa entrepreneurship dan leadership skill mereka yang didapat dari pengalaman bekerja secara langsung di perusahaan startup dan proses mentoring dari para mentor berpengalaman. Beberapa mentor yang terlibat adalah CEO Kudo Indonesia Albert Lucius, Head of Marketing Google Indonesia Veronica Utami, dan CEO Wardour and Oxford Wempy Dycota Koto.

Mentor-mentor yang terlibat dalam ajang IDL 2016 / IDL
Mentor-mentor yang terlibat dalam ajang IDL 2016 / IDL

IDL 2016 sendiri sudah berlangsung sejak 15 Juli 2016 lalu dan kini sudah memasuki fase Business Case Study Competition. Di fase ini ada 30 tim terbaik yang telah berhasil melalui tahap seleksi pertama. Tiap tim terdiri dari tiga orang yang berasal dari satu universitas.

Fase Business Case Study Competition akan berlangsung hingga 27 Juli 2016 dan 30 tim terbaik yang ada di fase ini pun akan disaring kembali menjadi 10 tim yang akan diumukan pada 12 Agustus 2016. Kesepuluh finalis itulah yang nantinya berhak untuk maju ke tahap bootcamp di Jakarta. Setelah melalui fase Execution Challenge (28 Agustus-10 Desember 2016), Presentation and Winner Ceremony akan dilangsungkan pada 17-18 Desember 2016.

Total hadiah yang ditawarkan untuk para pemenang dalam kompetisi IDL 2016 yang digelar oleh Kudo ini jumlahnya mencapai Rp 150 juta. Di samping itu, masih ada kesempatan untuk membawa pulang grandprize berupa tiga Macbook Pro.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi tautan ini.

_
Disclosure: DailySocial adalah media partner Indonesia Digital Leader 2016

Google for Mobile Jadi Upaya Awal Melahirkan 100 Ribu Pengembang Mobile

Beberapa waktu silam, Google Indonesia mengumumkan komitmen untuk melatih 100.000 pengembang mobile Indonesia hingga tahun 2020. Komitmen itu digaungkan bersamaan dengan dibukanya pendaftaran gelombang kedua Google Launchpad Accelerator. Kemarin (31/3) Google mengambil langkah awal untuk merealisasikan komitmennya lewat workshop Google for Mobile yang berlangsung selama satu hari.

Head of Marketing Google Indonesia Veronica Utami dalam keterangannya menekankan bahwa sangat vital bagi Google untuk mendukung para pengembang mobile dari Indonesia, terutama dalam menawarkan akses praktik terbaik saat mengembangkan Android, mengingat Indonesia adalah salah satu pasar utama Android.

“Indonesia adalah negara mobile-first. Ponsel pintar tlah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesa dan pemandangan startup sangat cepat tumbuh dalam menciptakan aplikasi dan games guna memenuhi permintaan konsumen,” ujarnya.

Head of Business Development,SEA, IN& AU/NZ, Google Play Kunal Soni dalam acara Google for Mobile / DailySocial

Melalui workshop yang berlangsung selama satu hari ini, ratusan pengembang yang menjadi peserta mendapat kesempatan belajar dari para veteran industri terkait dan ahli produk Google. Peserta juga mendapatkan tips dan praktik terbaik mengenai bagaimana membuat produk yang berkualitas, berinteraksi dengan audiens, dan mengembangkan bisnis di platform mobile.

Beberapa tokoh yang hadir di antaranya yaitu, Head of Business Development Google Play Kunal Soni yang membaikan tips dan trik guna membantu para pengembang mencapai pengguna, dapat dikenal dan membangun bisnis yang sukses di Google Play.

Selain itu masih ada CEO dan founder Halfbrick Studio Shainiel Deo yang berbagi pengalaman kesuksesannya dalam melahirkan beberapa aplikasi populer seperti Fruit Ninja, Jetpack Joyride dan Monster Dash bersama perusahan yang dipimpinnya.

Diskusi mengenai strategi global untuk developer Indonesia oleh Anton Soeharyo (CEO and Co-Founder,Touchten Games),Agung Subagiyo (Co-Founder,Minimo) dan Calvin Kizana (CEO,Inovidea Manga) dengan David Yin (Business Development Manager, Google Play) sebagai moderator / DailySocial

Hadir pula CEO Touchten Games Anton Soeharyo, Co-Founder Minimo Agung Subagiyo, dan CEO Inovidea Manga Calvin Kizana yang berdiskusi mengenai strategi global untuk pengembang Indonesia. Diskusi ini, dimoderasi oleh Business Development Manager Google Play David Yin.

Sepanjang empat tahun ke depan, Google Indonesia berjanji para pengembang mobile Indonesia akan mendapatkan akses ke berbagai referensi untuk memulai keahlian Android  mereka. Ada tiga program yang akan digenjot oleh Google demi merealisasikan komitmen untuk melatih 100.000 pengembang mobile di Indonesia. Ketiga program tersebut adalah, kursus online Udacity, kemitraan melalui Universitas, dan program workshop Indonesia Android Kejar (Kelompok Belajar) di lima kota.

Workshop tersebut akan lebih intensif dan akan berlangsung di Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta untuk menjangkau sebanyak mungkin pengembang yang berpartisipasi.

Demi Mendorong Kreasi Konten Lokal, YouTube Luncurkan Broadcast Box

Belakangan ini, YouTube tampak sedang gencar mengompori khalayak Indonesia menciptakan dan mengunggah video. Minggu lalu, mereka mengadakan talkshow Content & Creativity: How Brands Can Win on YouTube, diikuti FanFest di hari Jumat, lalu sehari setelahnya mengumum-kan satu lagi program perdana demi mendorong pertumbuhan konten agar lebih pesat. Continue reading Demi Mendorong Kreasi Konten Lokal, YouTube Luncurkan Broadcast Box

Tips Menciptakan Video (dan Iklan) YouTube yang Disukai

Pernahkah Anda bermimpi untuk menjadi selebriti video online, mungkin sekelas Jenna Marbles atau PewDiePie? Beberapa orang bilang kreativitas ialah kunci utamanya, yang lain menyebutkan faktor seperti komedi, kolaborasi, sampai interaksi. Ternyata proses penggarapan tidak sesederhana teorinya, dan hal itu diakui sendiri oleh para pencipta konten profesional. Continue reading Tips Menciptakan Video (dan Iklan) YouTube yang Disukai

YouTube Singkap Kebiasaan Masyarakat Indonesia Menonton Video

Majunya teknologi merombak banyak aspek kehidupan masyarakat, dan evolusi beralih jadi revolusi dengan merakyatnya perangkat bergerak. Berkatnya, 90 juta penduduk Indonesia kini telah terkoneksi, dan rata-rata di antara mereka mengkonsumsi konten media secara berbeda. Penasaran apa saja yang berubah? YouTube baru saja mengungkap banyak info menarik. Continue reading YouTube Singkap Kebiasaan Masyarakat Indonesia Menonton Video