BMoney Perluas Produk Investasi Saham

PT Buka Investasi Bersama (BIB), perusahaan patungan antara Bukalapak dan Ashmore Asset Management Indonesia, memperluas produk investasi saham di dalam platform BMoney. Fitur saham tersebut hadir berkat kemitraan dengan PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia. Sebelumnya BMoney baru menyediakan produk investasi reksa dana dan obligasi.

Tak hanya sediakan fitur jual beli saham, kini BMoney juga mulai menggarap segmen nasabah premium dengan nama layanan BMoney Priviledge. Diklaim kolaborasi antar kedua perusahaan tersebut adalah pertama kalinya antara platform teknologi dengan perusahaan sekuritas di Indonesia.

Hal itu memungkinkan, lantaran BIB juga baru mengantongi izin sebagai MPPE (Mitra Pemasaran Perantara Pedagang Efek) level II dari OJK. Dalam ketentuan, MPPE adalah pihak yang menyediakan layanan pemasaran Perantara Pedagang Efek kepada nasabah dan/atau calon nasabah berdasarkan kontrak kerja sama.

“Dengan menggabungkan pengalaman dan expertise CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dengan ketangguhan platform teknologi BMoney dalam memfasilitasi kebutuhan investasi pada penggunanya, kami melihat kemitraan ini sebagai langkah yang strategis dalam mendorong habit investasi saham yang tepat dan aman di Indonesia,” ucap President Director PT CGS-CIMB Indonesia Lim Kim Siah saat konferensi pers peluncuran BMoney Saham di Jakarta, Selasa (16/5).

CEO BukaFinancial & Commerce Bukalapak Victor Lesmana menyampaikan, melalui kehadiran fitur Saham dan BMoney Priviledge, diharapkan dapat memberikan layanan yang inklusif bagi lebih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki berbagai kebutuhan investasi. “Hal ini juga bagian dari tujuan BMoney untuk membantu masyarakat dalam menemukan pilihan produk investasi yang aman dan sesuai kebutuhan mereka” kata Victor.

Turut hadir dalam peresmian tersebut, Director of Trading and Membership BEI Irvan Susandy. Ia mengapresiasi kolaborasi perdana antara perusahaan teknologi dengan sekuritas ini, dalam rangka mendongkrak jumlah investor ritel baru. Berdasarkan data BEI, sepanjang tahun lalu dari total investor sebanyak 50% di antaranya berasal dari investor ritel.

“Berdasarkan kemampuan dari value-nya [investor ritel] ini cukup besar. Walau agak melambat di 2023 karena mereka sudah mulai kembali ke aktivitas normal, tapi tetap tertinggi dari masa sebelum terjadi pandemi. Semoga momentum ini bisa terus di pelihara sehingga partisipasi investor ritel, institusi, dan asing tetap terjaga,” terangnya.

Fitur BMoney

COO PT Buka Investasi Bersama Dhinda Arisyiya menjelaskan, mengutip dari data BEI di 2022, tercatat jumlah investor dalam negeri di pasar modal Indonesia tumbuh secara signifikan mencapai 10 juta single investor identification (SID) dan jumlah investor saham sebanyak 4 juta SID yang terdaftar.

Mengacu pada data tersebut dan data internal BIB, disimpulkan bahwa terdapat ketertarikan yang tinggi terhadap investasi saham terutama dari kalangan non-investor dan potensi yang masih sangat besar dalam meningkatkan penetrasi investor saham di tanah air.

“Oleh karena itu, fitur transaksi saham pada BMoney kami rancang untuk mengakomodir kebutuhan pengguna dan meningkatkan habit investasi yang sehat bagi para pengguna dalam mencapai tujuan finansialnya,” terangnya.

Adapun untuk BMoney Privilege, pihaknya menyediakan kemudahan pengalaman investasi untuk membantu para investor dalam mengembangkan asetnya. Investor akan diberikan akses ke portofolio, real-time data insight, dan berita-berita terbaru seputar bursa saham, dukungan dari para tenaga pemasar, kesempatan untuk melebarkan jaringan, serta opsi-opsi investasi yang terdiri dari pilihan reksa dana dari beragam kelas aset.

Diklaim sejak BMoney dirilis pada 2020, telah melayani hampir satu juta investor dengan total dana kelolaan mencapai lebih dari Rp1 triliun. Dana kelolaan ini disebutkan tumbuh tiga kali lipat sepanjang 2022. Kemudian, dari data investor ternyata sekitar 60% datang dari kelompok usia produktif 20-45 tahun dan
40% dari total investor adalah investor pemula (first time investor).

“Berangkat dari pertumbuhan ini, kami ingin memperluas layanan kami dalam memfasilitasi lebih banyak lagi kebutuhan investasi masyarakat,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Suksesi Bukalapak, Willix Halim Resmi Ditunjuk Jadi CEO

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) resmi menetapkan Willix Halim sebagai CEO Bukalapak, menggantikan Rachmat Kaimuddin yang mengundurkan diri pada akhir Desember 2021. Selain Willix, perusahaan juga mengumumkan penunjukan Victor Putra Lesmana dan Howard Nugraha Gani untuk masuk ke dalam jajaran direksi.

Dalam keterangan resminya, alasan penunjukan ini adalah baik Victor maupun Howard diyakini telah membawa pencapaian luar biasa bagi Bukalapak untuk memimpin digitalisasi UMKM di Indonesia. Adapun, Teddy Nuryanto Oetomo dan Natalia Firmansyah juga disebut akan tetap menjabat sebagai Direktur Bukalapak.

Hasil penunjukan Willix, Victor, dan Howard telah disetujui jajaran direksi, komisaris, dan pemegang saham Bukalapak dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

“Kami optimistis Willix Halim dapat meneruskan kepemimpinan Rachmat Kaimuddin dengan mengembangkan Bukalapak sebagai perusahaan publik yang kokoh secara finansial, berkembang secara berkelanjutan, dan membawa dampak signifikan bagi Indonesia,” tutur Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen Bukalapak Bambang Brodjonegoro.

Sebelumnya, Willix sempat ditunjuk sebagai CEO sementara karena Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri untuk melanjutkan kariernya mengabdi ke pemerintahan. Willix bergabung dengan Bukalapak sebagai Chief Operating Officer pada 2016. Ia berperan penting dalam perjalanan perusahaan menjadi unicorn dan berkontribusi terhadap pengembangan Mitra Bukalapak hingga menjadi pemimpin pasar O2O.

“Tahun ini, kami berharap dapat semakin memperkuat posisi Bukalapak sebagai perusahaan teknologi yang menyediakan berbagai vertikal kepada pengguna kami. Dengan dukungan dari berbagai pihak, saya yakin transformasi ini akan terus berjalan dengan baik dan mencapai tujuan utama kami, yaitu menciptakan ‘A Fair Economy For All‘,” ungkap Willix.

Agenda transformasi Bukalapak

Dengan kepemimpinan baru ini, publik bakal mengantisipasi sejumlah langkah strategis yang akan diambil oleh jajaran direksi baru Bukalapak mengingat ada sejumlah agenda besar menanti. Terutama pada navigasi di lini bisnis Mitra Bukalapak yang menjadi penyokong kinerja keuangan Bukalapak tahun lalu.

Kami merangkum sejumlah aksi korporasi dan agenda besar yang mungkin dapat terealisasi di tahun ini. Menjelang akhir 2021, Bukalapak mengubah alokasi dana IPO sebesar Rp21,9 triliun. Rinciannya, 33% dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, 34% untuk modal kerja anak usaha yang terdiri dari; Buka Mitra (15%), Buka Usaha (15%), serta Buka Investasi, Buka Pengadaan, Bukalapak, dan Five Jack masing-masing 1%.

Bukalapak memberikan alokasi baru sebesar 33% untuk pengembangan usaha perusahaan dan anak usaha, baik lewat skema pembelian saham dan/atau aset, dan/atau penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan termasuk joint venture, atau pelunasan fasilitas pinjaman yang digunakan untuk keperluan pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha baik sekarang maupun yang akan datang.

Mengawali awal tahun ini, Bukalapak menjadi salah satu penyerap right issue Allo Bank milik CT Corp dengan mengambil alih 11,49% saham. Layanan Allo Bank ditargetkan komersial tahun ini. “Bagi Bukalapak, melalui bisnis Mitra dan konektivitasnya dengan vertikal vertikal baru di pasar UMKM, kerja sama ini dapat mengembangkan penawarannya serta aksesibilitas kredit bagi para pelaku usaha di area rural,” kata Willix beberapa waktu lalu.

Hingga tahun lalu, Bukalapak tercatat telah melayani lebih dari 100 juta pengguna, memiliki sebanyak 6,7 juta pelapak dan 10,4 juta Mitra Bukalapak.

Tak lama berselang, pemilik CT Corp Chairul Tanjung bahkan mengumumkan akan membentuk perusahaan online grocery patungan (joint venture) melalui PT Trans Retail Indonesia bersama Bukalapak. Komposisi kepemilikan Trans Retail akan sebesar 55% dan Bukalapak sebesar 45%,

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Perluas Agregator Jasa Logistik “BukaSend” dalam Bentuk Keagenan

Bukalapak mengumumkan perluasan solusi jasa logistik BukaSend yang kini tersedia dalam bentuk keagenan di aplikasi Mitra Bukalapak. Sebelumnya, solusi ini hadir di aplikasi konsumer Bukalapak sejak 2019 untuk permudah pelapak mengirim barang ke pembeli dalam beberapa opsi.

Dengan perluasan sebagai keagenan, membuka kesempatan lebih luas kepada para pelaku UMKM untuk menjadi agen pengiriman barang untuk sejumlah jasa penyedia logistik di Tanah Air, seperti SiCepat Express, J&T Express, Lion Parcel, Ninja Xpress, Anteraja, dan Grab tanpa modal. Diklaim sejak hadir di aplikasi Mitra Bukalapak, jumlah agen BukaSend sudah mencapai lebih dari 12 ribu tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam konferensi pers virtual, Presiden Commerce & Fintech Bukalapak Victor Lesmana mengatakan, situasi pandemi telah mendorong perkembangan industri e-commerce sebagai sarana masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan itu, peran teknologi kian besar dalam membantu para pelaku industri logistik menjawab kebutuhan ini dengan lebih efisien.

“Namun seiring dengan meningkatnya penetrasi internet di Indoneia dan semakin pesatnya pengembangan infrastruktur oleh pemerintah, menyediakan titik-titik pengambilan barang offline dalam jumlah besar telah menjadi salah satu tantangan utama bagi pelaku bisnis logistik di Indonesia,” kata dia, Selasa (30/11).

Victor melanjutkan bahwa tantangan ini disebabkan oleh sulitnya membangun jaringan konektivitas di Indonesia. Meskipun terdapat 270 juta jiwa, Indonesia hanya memiliki 4.800 kantor pos dan kurang dari 30.000 kantor cabang bank dan kurang lebih 100.000 ATM, walaupun terdapat lebih dari 100 bank komersial. Karenanya, menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan, yang berkontribusi terhadap lebih dari ⅔ GDP Indonesia, menjadi sangat sulit.

Akan tetapi, tantangan tersebut bisa diselesaikan dengan memanfaatkan warung sebagai titik penghubung. Bukalapak memperkenalkan agen BukaSend untuk memperluas jaringan drop point logistik guna permudah pengambilan barang. Juga, memudahkan penjual online untuk menemukan delivery point untuk jasa kurir. para Mitra Bukalapak yang menjadi Agen BukaSend juga dapat meraih penghasilan tambahan dari layanan ini. Hal yang sama juga berlaku jika hanya menjadi agen BukaSend saja.

Manager E-Commerce Relation J&T Stevan Valentino menambahkan, dengan perkembangan yang terjadi bersama Mitra Bukalapak, J&T berhasil menghemat biaya pick-up dengan coverage yang lebih luas. Hal penting lainnya adalah pick-up service dari J&T semakin bisa dioptimalkan melalui kemitraan seperti ini.

Pick-up service ini tentunya menjadi solusi bagi para pengguna J&T agar bisa terus melakukan pengiriman barang dengan aman dan nyaman di tengah pandemi,” kata Stevan.

Victor menuturkan, proses untuk menjadi agen BukaSend tidak sulit, cukup mengunduh aplikasi Mitra Bukalapak. Kemudian, pilih menu Agen BukaSend dan isi data pengirim dan penerima, lalu mitra sudah bisa mengirimkan barang. Agen BukaSend dapat menikmati komisi bersaing, hingga 35% dari total biaya kirim dan beragam promo marketing lainnya.

Pengguna BukaSend juga dapat menikmati berbagai benefit lainnya, seperti terintegrasi dengan situs, aplikasi, dan API; jaminan pasti dijemput; real-time tracking; print thermal resi; keanggotaan, laporan komisi bulanan, dan lain sebagainya.

“Syarat menjadi agen BukaSend cukup punya aplikasi Mitra Bukalapak. Tidak terbatas juga karena tidak harus punya gudang, bisnis, bisa rumahan saja,” tutup Victor.

Solusi BukaSend ini tidak jauh berbeda dengan dengan solusi yang ditawarkan oleh Shipper. Sementara, Shipper, Anteraja, dan MrSpeedy juga bekerja sama dengan DANA untuk DANA Delivery buat kemudahan pengguna mengirim paket dengan jasa kurir last mile.

Potensi logistik

E-commerce merupakan motor ekonomi digital di Indonesia yang terus bertumbuh hingga saat ini. Berdasarkan riset e-Conomy SEA 2021 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, sektor e-commerce masih menjadi penggerak ekonomi digital dengan pertumbuhan 52% atau $53 miliar.

Di ranah regional, sektor ini terus disokong dengan investasi jumbo untuk mendukung industri e-commerce sebesar $2,5 miliar di semester pertama 2021 saja, termasuk investasi yang diterima oleh J&T Express. Sebanyak 28% dari populasi wilayah diperkirakan sekarang memiliki cakupan pengiriman hari yang sama (same-day).

e-Conomy SEA 2021
Application Information Will Show Up Here

Standard Chartered dan Bukalapak Hadirkan Layanan Perbankan Digital dalam Waktu Dekat

Standard Chartered Bank Indonesia dan Bukalapak resmi memperkenalkan aplikasi digital banking yang direncanakan meluncur ke publik dalam waktu dekat. Produk ini merupakan kelanjutan dari kemitraan strategis yang diteken keduanya pada awal 2021.

Kemitraan yang dimaksud adalah melakukan integrasi layanan banking-as-a-service (BaaS) nexus milik Standard Chartered Bank ke platform Bukalapak. Ada dua fokus area yang dibidik. Pertama, menghadirkan inovasi keuangan dan ecommerce melalui ekosistem Bukalapak. Kedua, mendorong inklusi keuangan kepada 100 juta pengguna dan 13,5 juta UKM di Bukalapak.

Dari kesepakatan tersebut, Bukalapak memperoleh investasi sebesar $200 juta atau setara 2,8 triliun rupiah dari Standard Chartered Bank yang akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi.

Dalam keterangan resminya, Cluster CEO Indonesia & ASEAN markets (Australia, Brunei, Filipina) Standard Chartered Andrew Chia mengatakan, Indonesia menjadi negara pertama peluncuran layanan Baas nexus di kawasan tersebut. “Indonesia memiliki posisi strategis dan menjadi pasar penting bagi Standard Chartered,” ungkapnya.

Sementara, Presiden BukaFinancial & Digital Victor Lesmana menambahkan, kolaborasi ini akan memudahkan Bukalapak untuk menjangkau segmen mass market dan UMKM di seluruh Indonesia. Demikian juga kalangan underbanked dan unbanked yang selama ini dinilai sulit mengakses layanan keuangan.

“Dengan teknologi sesuai kebutuhan dan sistem keamanan yang canggih, kami dapat menjembatani kesenjangan literasi keuangan,” papar Victor.

Sebelum ini, Standard Chartered juga menggandeng platform beauty commerce Sociolla untuk kerja sama serupa. Pihaknya mengimplementasikan nexus di Sociolla sehingga pengguna dapat mengakses layanan keuangan, seperti pembukaan rekening baru. Berdasarkan pemberitaan terakhir, layanan ini ditargetkan komersial pada akhir 2021.

Onboarding tanpa tatap muka

Layanan yang akan disuguhkan dalam layanan bank digital tersebut

Aplikasi digital banking ini ditargetkan akan tersedia di Google Play Store dan App Store dalam waktu dekat. Saat ini, perusahaan masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia (BI), tetapi sudah mengantongi lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kemudian, aplikasi ini juga memanfaatkan otomatisasi canggih dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada proses Know Your Client (KYC), yakni pengenalan biometri wajah dan validasi e-KTP. Dengan begitu, pengguna dapat melakukan onboarding sepenuhnya digital tanpa perlu verifikasi tatap muka di mana saja dan kapan saja.

Selain itu, perusahaan juga mengimplementasikan enkripsi kelas industri (TLS1.2) untuk mengamankan data sensitif serta menghindari upaya pengintaian data. Untuk menjamin validasi identitas nasabah yang sahih sebelum memberikan akses ke pemilik rekening dan aplikasi digital, pengguna diberikan autentikasi multi-faktor dengan soft token PIN.

BaaS melalui ekosistem digital

Sinergi dengan model ini memang bukan yang pertama di Indonesia. Sejumlah bank lain sudah melakukan kolaborasi dengan platform digital untuk menjangkau nasabah baru. Misalnya, BRI berkolaborasi dengan Grab, Tokopedia dengan BRI Ceria, dan Shopback dengan TMRW (UOB Bank).

Sebetulnya, sejumlah bank sudah menawarkan layanan pembukaan rekening online, tetapi kebanyakan masih melalui aplikasi mobile banking. Beberapa tahun terakhir sektor perbankan mulai mengubah pendekatan yang selama ini dilakukan secara konvensional. Ini menjadi salah satu upaya menjangkau segmen unbanked yang terkendala mengakses kantor cabang.

Sebagaimana diketahui, Bank-as-a-Service (BaaS) kini telah menjadi salah satu strategi kunci dalam konsep open banking. Modelnya memungkinkan bank digital dan pihak ketiga untuk terhubung dengan sistem bank secara langsung melalui API. Dengan begitu, kedua belah pihak dapat membangun layanan di atas infrastruktur penyedia sekaligus membuka peluang mengembangkan produk open banking lainnya.

Model ini juga mulai banyak diterapkan bank-bank di dunia karena dinilai lebih efisien. Dalam sekop global, mengutip laporan firma riset Oliver Wyman, pengimplementasian BaaS dapat menjangkau lebih banyak pengguna baru dan menekan biaya akuisisi pelanggan dari kisaran $100-$200 per pelanggan menjadi $5-$35.

Application Information Will Show Up Here

Gaet KliknClean, Bukalapak Kini Sediakan Layanan Jasa On-Demand

Bukalapak perluas layanan jasa on-demand lewat peresmian kerja sama dengan KliknClean yang sudah dimulai sejak awal tahun ini. Layanan jasa kebersihan kini menarik untuk digeluti mengingat masih berlangsungnya pandemi yang membuat orang meminimalisir kontak langsung dengan orang-orang divsekitarnya.

Presiden BukaFinancial & Digital Bukalapak Victor Lesmana mengatakan, kehadiran KliknClean di aplikasi Bukalapak diharapkan dapat memberikan kemudahan akses kepada masyarakat untuk lebih peduli akan kebersihan dan kesehatan.

“Sebagai perusahaan teknologi yang senantiasa mengembangkan fitur dan layanannya agar bisa terus menjadi solusi atas berbagai kebutuhan masyarakat Indonesia, ini adalah salah satu langkah kami untuk mewujudkan komitmen tersebut,” terangnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/2).

Co-Founder & CEO KliknClean Hendra Tjong turut menambahkan, perusahaan memberikan layanan kebersihan dengan tenaga kerja yang terlatih dan profesional kepada konsumen Bukalapak. “Dengan adanya layanan disinfektan dari KliknClean, semoga kita bisa menjawab tantangan masyarakat di masa pandemi ini dalam menekan penyebaran Covid-19,” kata dia.

Untuk sementara ini, jasa kebersihan termasuk disinfeksi tersedia di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya menyesuaikan dengan kehadiran KliknClean. Hendra menargetkan ke depannya lokasi akan diperluas.

KliknClean sendiri, sejauh ini punya 10 jenis layanan jasa kebersihan, mulai dari deep cleaning, vakum tungau, fogging disinfektan, setrika, service AC, poles lantai, hingga pest control. Konsumennya cukup beragam untuk area perumahan dan perkantoran.

Sebelumnya, JD.id juga sudah melirik potensi di layanan on-demand dengan merilis unit bisnis JD Life yang sebenarnya sudah dimulai sejak 2019 lalu. Di dalamnya mencakup 12 jenis layanan, seperti layanan pemasangan, perawatan, hingga pembersihan. Perusahaan bekerja sama dengan perusahaan tertentu sebagai penyuplai jasa, kendati identitas dari mitra ini tidak disebutkan.

Perluasan jenis layanan kebersihan yang diambil KliknClean menggambarkan betapa menjanjikannya segmen ini. Sebelum pandemi, layanan jasa on-demand seperti ini sebenarnya sudah banyak digeluti sejumlah startup. Di antaranya Seekmi, Help Indonesia, SuperHelper, Sejasa, dan lainnya. Di luar Jabodetabek banyak juga startup daerah yang coba mengembangkan layanan serupa untuk merangkul pasar lokal, seperti TukangBersih untuk area Bali.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Lengkapi Fitur BukaSend, Mudahkan Penjual Media Sosial Terhubung Solusi Logistik

Bukalapak mengembangkan fitur terbaru untuk BukaSend, layanan agregator logistik satu platform, untuk memudahkan penjual di media sosial terhubung dengan solusi logistik yang sudah tersedia di Bukalapak. Selama ini solusi logistik di sana masih terpecah belah, tidak selayaknya ketika mereka sudah menjadi merchant di platform marketplace seperti Bukalapak.

Director of Payment, Fintech, and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana menjelaskan, sejatinya fitur ini sudah dirilis sejak Agustus tahun lalu, namun ada banyak pengembangan agar tetap relevan dengan target penggunanya. Pada saat itu skalanya masih dalam tahap uji coba. Sekarang ada perbaikan dari sisi tampilan, tracking yang jauh lebih baik, dan mitra logistik yang jauh lebih banyak.

Sementara fitur yang terdahulu adalah memudahkan pelapak untuk pengiriman barang secara sekaligus dalam satu pintu. Mitra kurir yang dipilih akan mendatangi lokasi untuk mengambil paket tersebut dan memantau secara berkala posisi barang tersebut dalam fitur live tracking.

“Bedanya social commerce dengan e-commerce adalah logistik yang masih menjadi kendala. Saat ini berjualan di social media belum terlayani dengan baik, beda dengan di platform Bukalapak semuanya sudah dilayani dari pembayaran hingga logistik,” terangnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (29/9).

BukaSend tidak hanya menyasar penjual di media sosial, tapi juga kantor yang memiliki keperluan pengiriman barang, dan pengguna yang ingin membuka jasa agen pengiriman.

Selain kemudahan memilih jasa kurir, BukaSend menawarkan kemudahan lainnya, seperti penjemputan barang, pembayaran cashless, resi otomatis, dan penggunaan kapan saja dan di mana saja melalui multi platform (aplikasi, desktop, dan API), live tracking, dan coverage luas karena bermitra dengan Si Cepat, J&T Express, JNE, Lion Parcel, dan Ninja Express.

“Jika ada rekan bisnis yang tertarik dengan BukaSend, tanpa harus integrasi dengan Bukalapak, bisa pakai API di toko online-nya agar proses pengiriman pesanan jadi lebih mudah.”

Menurut Victor, solusi BukaSend ini sejalan dengan semangat perusahaan yang ingin membantu menciptakan perekonomian yang adil untuk semua orang di Indonesia. Bahwa semua masyarakat dapat meraih kesempatan yang sama demi hidup yang lebih baik.

“Karena itu, kami selalu berusaha agar semua layanan dan produk yang kami hadirkan bisa menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan untuk mewujudkan misi tersebut.”

Ditanya pula mengenai kemungkinan Bukalapak tertarik untuk masuk ke layanan pergudangan seperti yang sudah dilakukan oleh Shopee dan Tokopedia. Victor mengatakan kalau memang itu menjadi kebutuhan para pelapak, maka tidak menutup kemungkinan Bukalapak akan terjun ke sana.

“Kami terus mencari feedback dari UKM dan pelapak tentang kebutuhan yang belum terjawab sebab selama ini logistik masih menjadi masalah utama. Lalu kita ingin tetap gotong royong, tidak mengembangkannya sendiri.”

Solusi BukaSend ini tidak jauh berbeda dengan dengan solusi yang ditawarkan oleh Shipper. Sementara, Shipper sendiri baru bekerja sama dengan DANA untuk DANA Delivery buat kemudahan pengguna mengirim paket dengan jasa kurir last mile.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak and Bank Mandiri Added a New Initiative to Empower Small Shops as Financial Agents

The strategy to acquire small shops as financial agents is getting discovered by both corporations and startups. After BRI with Grab, Bukalapak collaborated with Bank Mandiri to realize the plan this year.

As reported by Reuters, Bukalapak and Mandiri will encourage the micro retailer segment by increasing the role of small shops as an officeless financial services agent. Both are developing a model for this collaboration.

By planting it as a financial agent, the small shops can help people without smartphones to access financial services, especially basic services such as opening saving account.

In contact with DailySocial, Bukalapak did not elaborate on further development plans of the financial services agent initiative with Mandiri. However, Bukalapak’s Director of Payment, Fintech and Virtual Products, Victor Lesmana, ensures that this cooperation is to empower Warung Mitra Bukalapak and utilize QRIS (Quick Response Indonesian Standard) for payment transactions.

The expectation is for Warung Mitra Bukalapak to become an ‘agent of change’ to open the way to financial inclusiveness. This is because SME still dominates 65% -70% of retail transactions in Indonesia. It means, its presence is expected to not only encourage economic prosperity but also help reduce economic inequality.

“This collaboration is to increase access to financial services, especially for the unbanked and underbanked population. The use of QRIS has placed Mandiri as the largest ATM network in Indonesia,” he said.

Furthermore, Victor said Warung Mitra Bukalapak now has access to the Kirim Uang feature. This feature allows shop owners to help people send money.

Meanwhile, since the early 2020, Bukalapak has launched several other features for Warung Mitra Bukalapak, Bayar Tempo, top-up e-money, and Jutawan to provide added value in revenue and capabilities. Since  July 2020, there are 5.5 million Warung Mitra Bukalapak around 189 cities and districts throughout Indonesia.

DailySocial tries to reach Mandiri regarding this matter, but there has been no further response.

Financial access to the unbanked

The initiative from Bukalapak and Mandiri, adds a series of partnerships and similar services provided by Grab and BRI. In this case, BRI through BRILink and Grab Indonesia through GrabKios utilizes QRIS for payment systems.

As of June 2020, there were 429 thousand customers who became BRILink agents, 13 thousand of whom had already used the QRIS system. While GrabKios, which has been present since 2014, has pocketed more than 2.8 million partners with networks spread across 505 cities and districts in Indonesia.

This indicates how the financial and digital industries look at small shops as an appropriate touch point to reach unbanked and underbanked people.

Aside from small shops, the banking sector has also aggressively collaborated with startups to expand access to financial services in recent years by making it a front-end platform. The targeted vertical business platforms range from ride-hailing, marketplaces to P2P lending.

BRI, for example, has partnered with Grab, Tokopedia, and Traveloka to open financial access, such as opening saving accounts and online lending. Recently, BRI opened a special channel for entirely digital-based saving account opening, including the KYC process.

In addition,  the financial industry is also anticipating the big plans for some banks to realize digital banks with new entities and branding. Despite the collaboration and products, banking and startup innovations want to support equal access to finance.

According to Google, Temasek, Bain & Company report in October 2019, there were 92 million Indonesians in the unbanked segment (50.83%), followed by the banked segment at 42 million people (23.20%), and the underbanked segment 47 million (25.97%).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bukalapak dan Bank Mandiri Tambah Deretan Upaya Pemberdayaan Warung untuk Agen Keuangan

Strategi menggaet warung kelontong sebagai agen layanan keuangan semakin dilirik, baik korporasi maupun startup. Setelah BRI dan Grab, tahun ini Bukalapak berkolaborasi dengan Bank Mandiri untuk merealisasikan rencana tersebut.

Sebagaimana dikutip Reuters beberapa waktu lalu, Bukalapak dan Mandiri berupaya mendorong segmen micro retailer dengan meningkatkan peran warung melalui agen layanan keuangan tanpa kantor. Keduanya tengah melakukan pengembangan model kerja sama untuk kolaborasi ini.

Dengan memanfaatkannya sebagai agen keuangan, keberadaan warung dapat membantu masyarakat yang tidak memiliki smartphone untuk mengakses layanan keuangan, terutama layanan dasar seperti pembukaan rekening.

Dihubungi DailySocial, Bukalapak tidak merinci bagaimana rencana pengembangan agen layanan keuangan dengan Mandiri selanjutnya. Namun, Director of Payment, Fintech and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana memastikan bahwa kerja sama ini dapat memberdayakan Warung Mitra Bukalapak dan memanfaatkan QRIS (Quick Response Indonesian Standard) untuk transaksi pembayaran.

Pihaknya berharap Warung Mitra Bukalapak dapat menjadi ‘agen perubahan’ untuk membuka jalan menuju inklusivitas keuangan. Hal ini karena warung mendominasi sebanyak 65%-70% transaksi ritel di Indonesia. Artinya, keberadaan warung diharapkan tak hanya mendorong kemakmuran perekonomian, tetapi juga membantu mengurangi ketidaksetaraan ekonomi.

“Kerja sama ini untuk meningkatkan akses terhadap layanan keuangan, terutama yang belum punya akses ke perbankan, yaitu underbanked dan unbanked. Pemanfaatan QRIS menjadikan Mandiri sebagai bank dengan jaringan ATM terbesar di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Victor berujar bahwa saat ini Warung Mitra Bukalapak sudah bisa mengakses layanan Kirim Uang. Fitur ini memungkinkan pemilik warung untuk membantu masyarakat mengirim uang.

Adapun, sejak awal 2020, Bukalapak sudah meluncurkan beberapa fitur lainnya untuk Warung Mitra Bukalapak, yaitu Bayar Tempo, top up e- money, dan Jutawan untuk memberikan nilai tambah bagi pendapatan dan kapabilitas.  Hingga Juli 2020, terdapat sebesar 5,5 juta Warung Mitra Bukalapak yang tersebar di 189 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

DailySocial sudah menghubungi pihak Mandiri terkait hal ini, tetapi belum ada respons lebih lanjut.

Akses keuangan terhadap unbanked

Masuknya Bukalapak dan Mandiri, menambah deretan kemitraan dan layanan serupa yang dilakukan Grab dan BRI. Dalam hal ini, BRI melalui BRILink dan Grab Indonesia melalui GrabKios memanfaatkan QRIS untuk sistem pembayaran.

Hingga Juni 2020, terdapat 429 ribu nasabah yang menjadi agen BRILink, 13 ribu di antaranya sudah menggunakan sistem QRIS. Sementara GrabKios yang hadir sejak 2014, telah mengantongi lebih dari 2,8 juta mitra dengan jaringan yang tersebar di 505 kota dan kabupaten di Indonesia.

Ini menandakan bagaimana industri keuangan dan digital melihat warung sebagai touch point yang tepat untuk menjangkau masyarakat unbanked dan underbanked.

Selain warung, sektor perbankan juga semakin agresif menggandeng startup untuk memperluas akses layanan keuangan dalam beberapa tahun terakhir dengan menjadikannya sebagai front-end platfrom. Vertikal bisnis platform yang dibidik beragam, mulai dari ride hailing, marketplace, hingga P2P lending.

BRI, misalnya, sudah menggandeng Grab, Tokopedia, dan Traveloka untuk membuka akses keuangan, seperti pembukaan rekening dan online lending. Bahkan baru-baru ini, BRI membuka channel khusus untuk pembukaan rekening yang sepenuhnya dilakukan berbasis digital, termasuk proses KYC.

Tak hanya itu, industri keuangan juga sedang mengantisipasi rencana besar sejumlah bank untuk merealisasikan bank digital dengan entitas dan branding baru. Apapun kolaborasi dan produknya, inovasi perbankan dan startup ingin mendukung pemerataan akses keuangan.

Laporan Google, Temasek, Bain & Company pada Oktober 2019 mencatat ada sebanyak 92 juta masyarakat Indonesia masuk ke dalam segmen unbanked (50,83%), diikuti dengan segmen banked sebanyak 42 juta jiwa (23,20%), dan segmen underbanked 47 juta (25,97%)

Application Information Will Show Up Here

HappyFresh Hadir di Aplikasi Bukalapak, Lengkapi Fitur “Online Groceries” [UPDATED]

Bukalapak menggaet HappyFresh untuk perilisan fitur baru online groceries yang sudah bisa diakses melalui aplikasi Bukalapak. Perilisan ini merupakan dalam rangka mendongkrak bisnis online groceries di Bukalapak yang meningkat semenjak pandemi Covid-19.

Sebelum hadir di aplikasi Bukalapak, layanan HappyFresh dapat diakses melalui Grab (untuk fitur Groceries) dan Line (untuk fitur LINE MAN) yang baru hadir di Thailand per awal tahun ini. Rencana tersebut sudah dipersiapkan perusahaan pada tahun lalu berdasarkan wawancara terakhir bersama DailySocial.

Dalam keterangan resmi, Bukalapak mencatat sejak awal Maret ini ada kenaikan transaksi bahan pokok hingga 3,5 kali lipat dari bulan sebelumnya. Hingga saat ini, kategori tersebut menjadi paling banyak dicari konsumen.

“Agar terus dapat memenuhi kebutuhan ini dengan baik, kami terdorong untuk terus mengembangkan produk dan layanan Bukalapak. Hal inilah yang melatarbelakangi kerja sama kami dengan HappyFresh, di mana seluruh pengguna kami sekarang dapat berbelanja di grocery stores pilihan mereka sambil tetap menjalankan protokol physical distancing,” ucap Director of Fintech, Payment, and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana, Senin (13/7).

Bukalapak sendiri sebelumnya merilis fitur online groceries berkonsep O2O BukaMart sejak tahun lalu. Sasaran tujuan dan pengguna dari layanan ini berbeda dengan Groceries HappyFresh. Secara terpisah, kepada DailySocial, Victor menerangkan BukaMart diinisiasi untuk menciptakan ekonomi yang adil untuk semua lapisan masyarakat melalui platform online.

BukaMart adalah fitur yang diluncurkan untuk menyediakan berbagai kebutuhan barang sehari-hari melalui kerjasama dengan sejumlah penyedia barang yang resmi dan terpercaya. BukaMart juga bekerjasama dengan warung Mitra Bukalapak untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Mitra BukaMart ini tersebar di beragam lokasi di kota besar dan kecil, di antaranya Balikpapan, Ngawi, Blitar, Madiun, Jember dan sebagainya. Produk yang dijual berasal dari penyuplai resmi dan dapat dikirim di hari yang sama dengan mitra kurir logistik.

Pengalaman berbelanja di HappyFresh melalui Bukalapak, tidak jauh berbeda dengan GrabFresh, misalnya. Di halaman utama, pengguna akan disuguhkan dengan supermarket yang terdekat dari lokasi mereka sebelum mulai berbelanja.

Di aplikasi HappyFresh sendiri, telah terintegrasi dengan Dana untuk pilihan metode pembayarannya. Mereka telah bekerja sama dengan lebih dari 150 supermarket dan toko-toko khusus yang tersebar di Jadetabek, Bandung, Surabaya, dan Malang. Di samping itu di tiap lokasi, HappyFresh memiliki tim internal diberi nama Personal Shoppers yang telah dilatih dan diantarkan oleh kurir sendiri.

“Kami senang dapat bermitra dengan Bukalapak [..] Pengguna Bukalapak sekarang dapat berbelanja bahan makanan dan kebutuhan sehari yang praktis dan aman, dengan tetap menjaga norma social distancing [..],” imbuh Managing Director HappyFresh Indonesia Filippo Candrini.

Industri paling “hijau”

Bisa dikatakan online groceries menjadi salah satu industri yang tumbuh paling “hijau” di tengah pandemi Covid-19. Oleh karenanya, industri ini menjadi ajang bagi perusahaan lain untuk melirik dan mencari peruntungan di sana dan meramaikan peta persaingan online groceries.

Dalam pantauan DailySocial, sejumlah perusahaan tersebut antara lain startup solusi iklan berjalan Ubiklan yang merilis UbiFresh; startup proptech Travelio masuk dengan TravelioMart; startup pemberdayaan UKM Titipku; startup logistik Deliveree; startup logistik last mile Paxel; hingga perusahaan penyedia ISP Greenet merilis NetBli.

Upaya dari startup di atas adalah bagian dari pilihan agar tetap relevan dengan situasi dengan keadaan agar perusahaan tetap hidup. Besar kemungkinan bisnis tersebut akan dilanjutkan karena saat new normal, kebutuhan belanja sehari-hari bakal tetap ada peminatnya.

 

*Update: Kami menambahkan penjelasan mengenai BukaMart

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here