CS:GO Pecahkan Rekor Jumlah Pemain, Tembus 1 Juta Orang

Counter-Strike: Global Offensive baru saja memecahkan rekor jumlah pemain terbanyak. Kali ini, jumlah concurrent players (pemain yang bermain pada waktu bersamaan) dari game FPS tersebut mencapai 1.023.229 orang. Padahal, pada bulan lalu, CS:GO baru saja menorehkan rekor jumlah pemain terbanyak dengan jumlah concurrent players mencapai 916.996 orang.

CS:GO diluncurkan pada 2012. Meski sempat mengalami masalah pada awal peluncurannya, CS:GO berhasil menyatukan komunitas Counter-Strike 1.6 dan Counter-Strike: Source, dua game yang menjadi pendahulunya. Salah satu alasannya, karena Valve telah mendukung game ini sejak peluncurannya. Sekarang, tujuh tahun sejak diluncurkan, CS:GO menjadi game paling populer di Steam, mengalahkan Dota 2.

Memang, jumlah pemain CS:GO menunjukkan tren naik sejak game tersebut bisa dimainkan dengan gratis pada Desember 2018. Menurut SteamCharts, dalam 30 hari terakhir, jumlah rata-rata pemain CS:GO mencapai 573.906 orang. Sementara itu, Dota 2 harus puas dengan posisinya sebagai game terpopuler kedua. Hari ini, pada puncaknya, jumlah concurrent players Dota 2 mencapai 701.632 orang. Meskipun begitu, popularitas CS:GO sekarang masih belum bisa mengalahkan popularitas Dota 2 ketika game MOBA itu ada pada puncak kejayaannya. Pada Februari 2016, jumlah concurrent players Dota 2 mencapai 1.291.328 orang.

Alasan lain mengapa jumlah pemain CS:GO bertambah pesat belakangan adalah karena virus Corona yang mewabah. Faktanya, secara keseluruhan jumlah pemain di platform Steam memang mengalami kenaikan. Pada puncaknya, jumlah concurrent players di Steam mencapai 20.313.476 orang. Kemungkinan, angka ini masih akan terus naik, mengingat beberapa negara baru memberlakukan karantina, meliburkan sekolah dan memberlakukan bekerja dari rumah untuk membatasi penyebaran virus Corona. Karena tak boleh keluar dari rumah, semakin banyak orang yang akan menghabiskan waktunya dengan bermain game.

Misalnya di Italia, yang memiliki lebih dari 17 ribu pasien virus Corona, perusahaan penyedia internet di sana mengaku bahwa trafik internet di jaringan mereka mengalami kenaikan yang signifikan. “Kami melaporkan, trafik internet untuk jaringan kabel kami mengalami kenaikan lebih dari 70 persen, game online seperti Fortnite memberikan kontribusi yang cukup besar atas kenaikan trafik ini,” kata CEO Telecom Italia, Luigi Gubitosi, menurut laporan Bloomberg.

Sumber: VPEsports, Dot Esports, Forbes

Discord Sempurnakan Fitur Live Streaming-nya Seiring Virus Corona Kian Mewabah

Belum lama ini, Google memutuskan untuk menggratiskan fitur-fitur berbayar Hangouts Meet sebagai dampak dari melonjaknya pemakaian layanan video conference tersebut semenjak virus corona mulai mewabah. Namun ternyata Hangouts bukan satu-satunya layanan yang semakin banyak digunakan pasca penyebaran wabah ini.

Adalah Discord yang juga melihat peningkatan jumlah pengguna secara cukup drastis. Discord memang diciptakan sebagai platform komunikasi di komunitas gaming, tapi pada praktiknya banyak juga pihak yang memanfaatkannya di luar konteks gaming, tidak terkecuali institusi pendidikan, yang melangsungkan kegiatan belajar-mengajarnya via fitur live streaming Discord.

Fitur bernama Go Live ini sebenarnya cukup terbatas, karena jumlah penonton di tiap sesi tidak bisa lebih dari 10 orang. Namun sebagai bentuk kepedulian Discord, mereka telah menambahkan kuota maksimal penonton menjadi 50 orang per sesi. Discord belum memastikan sampai kapan perubahan ini bakal mereka terapkan.

Yang disiarkan tidak harus sesi gaming, tapi bisa juga sesi mengajar / Discord
Yang disiarkan tidak harus sesi gaming, tapi bisa juga sesi mengajar / Discord

Sebagai informasi, Go Live merupakan fitur yang dapat diakses secara cuma-cuma oleh semua pengguna Discord – versi premiumnya hanya membuka opsi live streaming dengan resolusi di atas 720p. Siapapun bisa memulai sesi live streaming di laptop atau PC, lalu sisanya bisa menonton di perangkat desktop maupun mobile. Selagi tergabung, penonton bisa saling berinteraksi secara lisan (audio only).

Discord tidak lupa mengingatkan agar pengguna bisa maklum seandainya ada kendala teknis di server mereka seiring meningkatnya pemakaian fitur Go Live. Jadi jangan heran seandainya sesi live streaming tiba-tiba macet selama beberapa bulan ke depan.

Sumber: Discord dan Polygon.

Akibat Pandemi Virus Corona, E3 2020 Resmi Dibatalkan

Baru saja Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa virus corona (COVID-19) telah masuk ke kategori pandemi. Pandemi ialah istilah yang sangat serius: itu artinya penyakit menyebar cepat di banyak negara dalam waktu singkat, dan upaya untuk menangkal penyebarannya gagal. Kita tahu, dampak virus corona dapat dirasakan di mana-mana. Satu contoh kecilnya, penyakit ini menyebabkan dibatalkan banyak acara teknologi dan gaming.

Perhelatan raksasa terakhir yang resmi dibatalkan akibat kekhawatiran penyebaran virus corona adalah E3 2020, ajang yang dianggap banyak orang sebagai pameran gaming tahunan terbesar dan paling bergengsi di Bumi. Kabar ini diumumkan oleh Entertainment Software Association sendiri selaku pihak penyelenggara. Itu berarti, ini pertama kalinya dalam sejarah Electronic Entertainment Expo tidak digelar akibat wabah sejak acara tersebut dilangsungkan dari tahun 1995.

Kepada sejumlah media, ESA memberikan pernyataan mereka, “Setelah melakukan diskusi serius dengan para mitra terkait keamanan dan kesehatan semua orang yang berpartisipasi di industri ini – mulai dari fans, staf, serta partner – dengan berat hati kami memutuskan untuk membatalkan E3 2020, tadinya dijadwalkan buat diadakan pada tanggal 9 sampai 11 Juni di Los Angeles.”

“Menindaklanjuti meningkatnya penyebaran dan kekhawatiran massal terhadap virus COVID-19, kami merasa pembatalan merupakan jalan keluar terbaik di tengah fenomena global yang belum pernah terjadi ini,” jelas ESA. “Kami sangat kecewa tidak bisa mengadakan E3 untuk para fans dan segala pihak yang mendukungnya. Tapi menakar dari data-data terbaru, bagi kami ini adalah keputusan terbaik.”

Selain itu, ESA menjanjikan pengembalian biaya kepada tiap partisipan yang sudah membayar secara penuh dan saat ini penyelanggara sedang berkoordinasi bersama para mitra dalam mempersiapkan acara online. Setelah semua itu beres, ESA akan mengalihkan perhatian mereka untuk mempersiapkan E3 2021.

Kabar baiknya, peniadaan E3 2020 tidak mengurangi semangat sejumlah perusahaan gaming ternama untuk melakukan pengumuman. Setidaknya sudah ada beberapa nama yang mengonfirmasi event digital, misalnya Microsoft, Ubisoft, Devolver Digital, distributor Limited Run Games, serta Nintendo (walaupun perusahaan Jepang ini belum memberi tahu rencana mereka secara spesifik).

Lewat Twitter, executive vice-president of gaming Microsoft Phil Spencer menekankan pentingnya E3 bagi brand Xbox dan mereka tak bisa mengabaikannya begitu saja. Sebagai alternatifnya, Microsoft berjanji untuk melangsungkan presentasi online. Jadwal lengkapnya akan diungkap ‘beberapa minggu lagi’. Saya menduga, ada banyak informasi terkait console next-gen yang sudah Microsoft siapkan.

Agenda serupa juga disingkap oleh Ubisoft. Walaupun pembatalan E3 2020 memang mengecewakan, namun bagi publisher, kesehatan harus tetap jadi prioritas. Satu-satunya cara agar mereka tetap dapat menyampaikan berita terkait konten-konten anyar ialah melalui event digital. Detail mengenai program tersebut akan segera menyusul.

Via Gamespot. Sumber: E3Expo.com.

 

Penyebaran COVID-19 Belum Pengaruhi Iklim Investasi VC di Indonesia

Di tengah aktifnya rencana pembentukan dana kelolaan baru dan penggalangan dana dari Limited Partner (LP) dalam dan luar, sejumlah venture capital (VC) di Indonesia mengaku kemunculan kasus pertama virus Corona (COVID-19) belum terlalu mempengaruhi agenda investasinya saat ini.

Menurut Head of Investor Relations & Capital Raising MDI Ventures Kenneth Li, dampaknya belum akan terasa untuk iklim investasi dalam negeri. MDI Ventures tahun ini sedang menyiapkan dua dana kelolaan baru dan menggalang dana senilai Rp7 triliun.

Hanya saja, ungkap Kenneth, sejumlah aktivitas MDI Ventures di Singapura mulai diredam dan dikerjakan dari rumah (work from home).

“Tapi, fundraising dari global mungkin agak melambat karena akses untuk air travel mulai sulit. Untungnya, kami sudah mau close semua, jadi tidak terlalu berimbas untuk MDI Ventures,” ungkap Kenneth kepada DailySocial.

VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures Markus Liman Rahardja memiliki pandangan yang sama. Ia juga menilai bahwa penyebaran COVID-19 belum terlalu berimbas besar terhadap industri VC di Indonesia, melainkan bisnis yang berkaitan langsung dengan konsumen.

“Sebetulnya, yang hit hard bukan kami, tapi mereka yang bermain di B2C, seperti OTA dan hospitality. Nah, pengaruhnya jadi sedikit-banyak. Sedikit di kami karena meeting yang dijadwalkan terpaksa ditunda. Tapi, banyak di mereka [bisnis B2C],” tuturnya

Markus juga menyebut bahwa hingga saat ini belum ada proses yang terganggu dari pengajuan izin pembentukan entitas di Singapura untuk dana kelolaan baru BRI Ventures.

Sementara itu, Managing Partner IndoGen Capital Chandra Firmanto lebih mengkhawatirkan apabila masyarakat bereaksi berlebihan terhadap kasus COVID-19 di Indonesia. Pasalnya, hal tersebut dapat memperlambat berbagai aktivitas dan iklim investasi.

“Sebetulnya appetite dan dana [berinvestasi] itu ada. Itu yang paling penting. Tapi jadi tertunda saja karena closing bisa jadi lebih lambat dari target awal,” tuturnya.

Ancaman COVID-19 terhadap industri startup dunia

Sejumlah perusahaan global telah mengambil langkah signifikan untuk menghindari risiko penyebaran virus Corona yang lebih luas. Sebagaimana diwartakan CNN, JPMorgan Chase & Co meminta 1.000 karyawannya untuk bekerja dari rumah untuk mengetes bagaimana penyebarannya.

Perusahaan raksasa teknologi yang “bermukim” di Seattle, seperti Amazon, Facebook, Google, dan Microsoft juga melakukan hal yang sama kepada seluruh pekerjanya. Hal ini menyusul salah satu karyawan Facebook yang dinyatakan positif terfinfeksi virus Corona.

Keputusan-keputusan tersebut mendorong Google menggratiskan layanan Hangouts Meet premium. Kebijakan ini berlaku sejak pekan lalu hingga 1 Juli 2020. Google berharap hal ini dapat memudahkan setiap orang bekerja dari rumah.

Tak dapat dihindari, penyebaran COVID-19 di lebih dari 90 negara mulai memberikan efek domino terhadap aspek perekonomian dan bisnis di dunia. Salah satu sektor yang diprediksi terdampak adalah industri startup.

Dalam tulisannya yang dimuat di Mediumperusahaan VC raksasa Sequoia Capital memperingatkan bahwa penyebaran COVID-19 bakal memberikan efek turbulensi terhadap bisnis dan iklim investasi di industri startup dunia. Sequoia bahkan menyebut COVID-19 sebagai “The Black Swan di 2020”.

“Karena ada di sejumlah negara, kami menyadari lebih awal tentang efek corona terhadap bisnis global. Memang ada bisnis yang akan terdampak positif dengan hal ini, tapi sejumlah perusahaan mengalami kesulitan seiring dengan adanya penurunan aktivitas, penundaan meeting karena travel ban, dan imbas supply chain karena adanya lockdown di sejumlah pabrik di Tiongkok,” paparnya.

Sequoia memperingatkan seluruh ekosistem startup dan turunannya untuk memikirkan ulang sejumlah aspek bisnisnya di sepanjang tahun ini. Beberapa aspek penting ini adalah pengelolaan dan pengeluaran modal, penggalangan dana, prediksi penjualan, penambahan karyawan, peningkatan produktivitas, hingga strategi marketing.

“Meskipun mungkin bisnis Anda belum akan terdampak langsung dari kasus ini, Anda perlu mengantisipasi bahwa konsumen bisa saja mengubah spending habit mereka,” menurut Sequioa.

Dampak Virus Corona, Google Gratiskan Fitur Berbayar Layanan Video Conference-nya, Hangouts Meet

Tanpa harus terkejut, Google baru-baru ini mengumumkan bahwa konferensi developer tahunan mereka, Google I/O, terpaksa dibatalkan tahun ini. Event tersebut seharusnya dijadwalkan berlangsung pada tanggal 12 – 14 Mei mendatang, tapi Google memutuskan untuk membatalkannya berdasarkan himbauan dari WHO dan sejumlah lembaga kesehatan lain terkait kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona.

Google I/O 2020 adalah satu dari sekian banyak event teknologi tahunan yang dengan terpaksa harus dibatalkan tahun ini. Mulai dari MWC (Mobile World Congress), F8 (konferensi developer Facebook), sampai GDC (Game Developers Conference) dan Geneva Motor Show pun batal diadakan tahun ini. Di ranah esports, ‘korbannya’ pun juga tidak kalah banyak.

Ya, kasus ini memang cukup serius dan tidak bisa disepelekan, namun itu juga bukan berarti kita harus berhenti beraktivitas. Idealnya, kegiatan bertatap muka harus dibatasi, dan alternatifnya kita bisa memanfaatkan layanan video conference. Kabar baiknya, Google baru saja memberikan pengumuman yang menarik terkait layanan mereka, Hangouts Meet.

Disebutkan bahwa semua fitur berbayar Hangouts Meet dapat dinikmati secara cuma-cuma oleh semua pengguna tanpa terkecuali, mulai pekan ini sampai 1 Juli mendatang. Fitur-fitur berbayar yang dimaksud di antaranya adalah kapasitas yang lebih besar (hingga 250 partisipan dalam satu sesi video conference), live streaming ke hadapan 100 ribu penonton, dan kemampuan untuk merekam dan menyimpan sesi video conference di Google Drive.

Google bilang keputusan mereka ini didasari oleh meningkatnya jumlah penggunaan Hangouts Meet belakangan ini. Di Hong Kong dan Vietnam misalnya, Google menyebut kegiatan belajar-mengajar di sekolah telah digantikan oleh sesi video conference di Hangouts Meet, dan inilah yang mendorong Google untuk menggratiskan fitur-fitur unggulan layanannya.

Sumber: Google via Engadget.

Karena Virus Corona, IEM Katowice 2020 Diselenggarakan Tanpa Penonton

Intel Extreme Masters (IEM) Katowice adalah salah satu turnamen esports tahunan paling populer. Pada 2018, jumlah pengunjung yang hadir untuk menonton turnamen tersebut secara langsung mencapai 169 ribu orang. Sementara pada 2019, jumlah penonton naik menjadi 174 ribu orang. Sayangnya, tahun ini, IEM Katowice 2020 harus digelar tanpa ada penonton. Alasannya karena Gubernur Provinsi Silesia, Jarosław Wieczorek mendadak membatalkan izin penyelenggaraan acara.

Dalam pernyataan resmi, pihak penyelenggara, ESL mengatakan bahwa alasan IEM Katowice tidak diselenggarakan di hadapan penonton adalah karena “situasi kesehatan global yang terus berubah”. Memang, virus Corona tidak disebutkan secara langsung, tapi, sejauh ini, telah ada banyak turnamen esports yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan karena kekhawatiran akan virus Corona. ESL menyebutkan, orang-orang yang sudah terlanjur membeli tiket IEM Katowice 2020 akan mendapatkan uang kembali. Kabar baiknya, turnamen Counter-Strike: Global Offensive dan StarCraft 2 ini masih akan dilangsungkan dan tetap disiarkan secara online.

IEM Katowice 2020 diselenggarakan tanpa penonton
Izin penyelenggaraan IEM Katowice 2020 mendadak dicabut oleh pemerintah.

“ESL menghargai keputusan pemerintah lokal. Sekarang kami tengah menghubungi semua pihak yang terdampak dari keputusan ini, baik pemilik tiket, tamu, dan media,” kata ESL dalam pernyataan resmi, seperti dikutip dari The Esports Observer. “Pemilik tiket akan mendapatkan uang kembali sepenuhnya. Turnamen IEM Katowice 2020 akan tetap diselenggarakan dan disiarkan seperti yang telah direncanakan. Hanya saja, tidak akan ada penonton yang hadir langsung. Kami meminta maaf untuk para fans dan para pemain.”

Sejauh ini, diketahui ada sekitar 82.758 orang yang terinfeksi virus Corona. Namun, seperti yang disebutkan oleh Win.gg, pemerintah Polandia mengonfirmasi bahwa belum ada satu pun orang yang terjangkit virus Corona di negara tersebut, walau telah ditemukan sejumlah orang yang terkena virus Corona di Eropa. Tidak heran jika pemerintah Polandia memutuskan untuk berhati-hati dalam rangkat memastikan virus Corona tidak menyebar di negara itu.

Industri game dan esports adalah salah satu industri yang terkena dampak virus Corona. Dalam sejumlah acara, seperti PAX East dan GDC 2020, terdapat beberapa perusahaan exhibitor yang mendadak mengundurkan diri karena khawatir akan virus Corona. Selain itu, juga ada beberapa turnamen atau pertandingan esports yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan, seperti turnamen League of Legends, Mid-Season Invitational 2020. Meskipun begitu, pemerintah Shanghai berjanji bahwa mereka akan berjuang untuk memastikan League of Legends World Championship tetap bisa diselenggarakan tanpa masalah.

Pemerintah Shanghai Ingin Pastikan Turnamen Esports Tetap Berjalan

Penyebaran virus Corona menyebabkan sejumlah turnamen esports ditunda, seperti WESG 2019 Asia Pacific CS:GO. Pada hari Rabu, 26 Februari 2020, pemerintah Shangai membuat pernyataan resmi, menyatakan bahwa mereka akan “berusaha sekuat tenaga” untuk memastikan turnamen esports besar yang akan diadakan di Tiongkok tetap bisa diselenggarakan. Salah satunya adalah League of Legends World Championship, yang akan diadakan di Shanghai Stadium sekitar bulan Oktober dan November 2020.

Dalam usahanya untuk memastikan turnamen esports berjalan lancar, pemerintah Shanghai menyarankan agar penyelenggara turnamen mengganti format turnamen offline menjadi online. Sejauh ini, diperkirakan ada lebih dari 400 pertandingan LAN yang terpengaruh oleh wabah virus Corona. Selain itu, pihak pemerintah juga mengatakan bahwa perusahaan esports yang mengalami kerugian akibat dampak dari virus Corona akan diprioritaskan untuk mendapatkan pendanaan dari pemerintah, menurut laporan VP Esports.

Tak berhenti sampai di situ, pemerintah Shanghai juga berjanji bahwa mereka akan berusaha keras untuk memastikan LWC 2020 tetap berjalan. Memang, LWC baru akan diadakan sekitar Oktober atau November, tapi wabah virus Corona telah menyebabkan berbagai turnamen esports ditunda atau bahkan dibatalkan. Jika wabah virus Corona belum dapat diatasi hingga musim gugur mendatang, maka ini mungkin akan menyebabkan masalah dalam penyelenggaraan LWC 2020.

Sejauh ini, di Tiongkok, telah ada 77 ribu orang yang terjangkit virus Korona. Untungnya, penyebaran virus Corona di Shanghai tidak terlalu parah. Meskipun memiliki populasi lebih dari 34 juta orang, hanya 335 orang yang telah terkonfirmasi terkena virus Corona di Shanghai. Kawasan yang terkena dampak terbesar akibat virus Corona adalah provinsi Hubei, yang menjadi tempat pertama virus Corona muncul. Per 25 Februari 2020, di Hubei, terdapat 65 ribu orang yang terjangkit virus Corona sementara jumlah korban meninggal mencapai lebih 2,5 ribu orang.

League of Legends bukan satu-satunya game esports yang terkena dampak virus Corona. Sebelum ini, Activision Blizzard juga memutuskan untuk memindahkan semua pertandingan Overwatch League di Tiongkok ke Korea Selatan. Namun, tampaknya, mereka juga harus membatalkan pertandingan di Korea Selatan karena virus Corona.

Sementara itu, selain memastikan turnamen esports masih berjalan, pemerintah Shanghai juga akan memudahkan proses birokrasi bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang esports dan game. Bagi publisher yang hendak meluncurkan game baru, pemerintah akan menyederhanakan proses aplikasi online untuk mendapatkan persetujuan pemerintah.

Sumber header: Nexus League of Legends

Tencent, Team Liquid dan Kepedulian Para Pelaku Esports Melawan Virus Corona

Pemerintah Tiongkok memutuskan untuk menutup akses kota Wuhan dan beberapa kota lain di Tiongkok. Penyebaran virus ini memang sedang menjadi perhatian dunia. Perusahaan industri game seperti Tencent dan organisasi esports memberikan perhatiannya untuk membantu melawan wabah tersebut.

Sumber: Facebook Tencent Games
Sumber: Facebook Tencent Games

Tencent memberikan pemberitahuan melalui website-nya, mereka turut berkontribusi secara finansial dan bantuan teknologi untuk melawan virus Corona. Tencent menyebutkan telah memberikan bantuan sebesar Rp58 miliar. Uang tersebut nantinya akan dipergunakan untuk penyediaan masker, disinfektan, pelindung mata,d membantu para tenaga medis yang menangani kasus virus Corona.

Melalui aplikasi WeChat, Tencent menyediakan fasilitas penunjuk klinik terdekat untuk para pasien. Sehingga mereka bisa dengan cepat ditangani oleh tenaga medis. WeChat juga berusaha memberikan informasi mengenai kabar terbaru perkembangan virus Corona.

Berkaitan keputusan pemerintah Tiongkok yang melarang warganya untuk keluar rumah, Tencent Education memberikan online services gratis untuk para anak-anak sekolah. Sehingga mereka tetap bisa belajar melalui kelas online yang disediakan oleh Tencent Education. Tencent Meeting juga akan digratiskan untuk membantu para perusahaan mengadakan pertemuan secara online. 

Beberapa organisasi esports juga mulai memberikan bantuan mereka untuk memberantas wabah virus Corona. Melalui akun Weibo-nya, Team Liquid mengumumkan telah memberikan bantuan uang puluhan juta Rupiah. Team Aster juga memberikan bantuan langsung ke Wuhan Charity Association sebesar 390 juta Rupiah. Pemain profesional League of Legends dari tim RNG yaitu Jian “Uzi” Zi-Hao juga memberikan bantuan berupa penyediaan 20 ribu masker yang akan dikirim ke rumah sakit di Yichang.

Semakin banyak acara pertandingan esports yang diundur

Sumber: Movistar Esports
Sumber: Movistar Esports

Semakin banyak gelaran esports yang terpaksa diundur karena serangan wabah tersebut. Setelah WESG Asia Pacific Final yang diundur kemarin oleh AliSports, sekarang Tencent juga mengundur acara final CrossFire Professional League dan CrossFire Mobile League. Sama seperti WESG, Tencent belum memutuskan sampai kapan acara tersebut akan diundur. TJSports penyelenggara League of Legends Pro League Tiongkok juga mengundur minggu kedua pertandingannya. Mereka menyebutkan, hal ini dilakukan untuk menghindari potensi penyebaran virus di penonton yang datang ke acara. Berkumpulnya banyak orang sebagai penonton memang akan meningkatkan potensi wabah tersebut untuk menyebar. Mengutip dari InvenGlobal, Riot Games Korea juga mengumumkan bahwa mereka akan meniadakan penonton langsung di studio ketika pertandingan LCK berjalan.

 

Para caster untuk League of Legends Pro League Tiongkok juga dikabarkan telah meninggalkan Tiongkok. Mereka tidak ingin mengambil resiko untuk tetap bertahan di sana. Beruntungnya, para tim caster tidak mengalami tanda-tanda terkena virus Corona dan bersedia untuk diperiksa kesehatannya ketika sampai di negara mereka masing-masing. Pelatih EDward Gaming yaitu Ming “ClearLove” Kai juga terjebak di kota Wuhan karena pemerintah Tiongkok telah menutup akses keluar masuk kota tersebut.

Wabah tersebut juga memberikan dampak ke industri esports. Memang sudah waktunya pihak-pihak dari industri esports mulai memberikan bantuan.